.
.
.
Diantara kita mungkin ada yang bertanya apkah Islam merupakan agam pertama yang
menyuruh menyembelih hewan kurban? Jawabannya ternyata tidak. Menurut catatan
para ahli antropologi, sejak zaman paleolithic dulu praktek mengorbankan hewan itu
sudah ada. Di masyarakat primitif di Asia, Afrika, dan Australia telah ditemukan oleh
para antropolog akan adanya praktek kurban. Dalam agama shinto kuno di Jepang
terdapat praktek kurban yang dilakukan pada waktu-waktu pergantian musim tanam
yang diperuntukan bagi orang-orang yang sudah mati. Di Cina, para raja di zaman dulu
melaksanakan kurban yang diperuntukkan bagi langit dan bumi. Di mesopotamia,
Yunani, bahkan dalam masyarakat penganut perjanjian lampun dikenal adanya istilah
kurban hewan.
Dalam sejarah kurban umat manusia mereka memiliki tujuan yang beraneka ragam, ada
yang meyakini kurban sebagai suap (bribe) kepada Tuhan/dewa mereka, ada yang
dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian makhluk halus agar tidak berbuat jahat
kepada manusia, dan ada pula kurban yang merupakan perlambang untuk mempererat
kembali pertalian antara beberapa suku atau kelompok orang.
Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia
Tujuan kurban dalam Islam bukan diperuntukkan sebagai suap terhadap Tuhan, bukan
pula sebagai magic atau penolak bala, akan tetapi tujuan kurban dalam Islam adalah:
1.
Sebagai realisasi ketaatan dan ketaqwaan seseorang kepada Allah swt. Sebagaimana
yang dijelaskan oleh Allah swt dalam surat al-Hajj ayat: 37
Daging-daging itu sekali-kali tidak dapa mencapai (keridlaan) Allah dan tidak
(pula) darahnya, tetapi yang mencapainya hanyalah taqwa di antara kalian.
Demikianlah Allah menundukkannya untuk kamu, supaya kamu mengagungkan
Allah atas hidayah-Nya kepadamu, dan berilah kabar gembira kepada orang-orang
yang berbuat baik. {QS. Al-Hajj : 37}
Dalam surat Al Hajj ayat 27 dan 28 Allah berfirman:
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan
datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang
datang dari segenap penjuru yang jauh, Supaya mereka menyaksikan berbagai
manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang
Telah ditentukan atas rezki yang Allah Telah berikan kepada mereka berupa
binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi)
berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.
2.
Menanamkan rasa solidaritas sosial, agar diantara sesama muslim senantiasa saling
berempati satu sama lainnya, dan belajar untuk tidak hanya memikirkan
kepentingan diri sendiri tetapi juga memikirkan kepentiangan orang sebagaimana
firman Allah dalam surat Al Hasr ayat 9:
Dan mereka mengutamakan atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam
kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang
orang yang beruntung.
Dalam surat Al Hajj ayat 28:
Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk
dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.
Dalam surat Al Hajj ayat 36:
Dan Telah kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah,
kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama
Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan Telah terikat).
Kemudian apabila Telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri
makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak memintaminta) dan orang yang meminta. Demikianlah kami Telah menundukkan untuaunta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur.
3.
Sebagai syiar agama Allah, sebagaimana firmanNya dalam surat Al Hajj ayat 36:
Dan Telah kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah,
kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya.
Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
Kaum muslimin yang berbahagia
Jadi, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, kedua-duanya kita rayakan antara lain juga
berkaitan dengan kehadiran Al Quran, antara turun ayat pertama dan turun ayat
terakhir. Ini berarti bahwa hari raya dalam Islam itu adalah juga pernyataan komitmen
Ar Rujuu ilal Quran (kembali kepada Al Quran) dan menjunjung tinggi nilai3
nilainya.Dengan Idul Adha kita menandai turun ayat Al Quran yang terakhir, yang
berarti juga menyatakan komitmen untuk memahami semua ayat Al Quran yang turun
sebelumnya. Satu hal yang kiranya perlu diingatkan disini bahwa sering orang merasa
telah selesai tugasnya apabila ia telah selesai membaca Al Quran, karena dengan begitu
ia beranggapan bahwa telah mendapatkan pahala yang banyak. Padahal anggapan itu
keliru. Dengan selesai atau berakhirnya kita membaca Al Quran, bukan berarti tugas
kita sudah selesai, justru tugas kita baru dimulai, yaitu bagaimana mengamalkan isi ayat
yang kita baca supaya menjadi tata aturan dan tata nilai hidup kita di dunia. Karena
Rasul Bersabda:
Aku tinggalkan bagimu dua perkara, jika kamu berpegang teguh pada keduanya
(niscaya) kamu tidak akan tersesat selama-lamanya.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Kaum muslimin yang berbahagia
Akhirnya pada hari yang berbahagia ini marilah kita memanjatkan doa, dengan khusyu
dan penuh rasa ikhlas.
.
.
"Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak
mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orangorang yang merugi"
Ya Allah Ya Tuhan kami ampunilah segala kesalahan kami, dan kesalahan kedua orang
tua kami yang telah mendidik kami sejak kami kecil.
Ya Allah Ya Tuhan kami tunjukilah kami jalan yang benar agar kami dapat
mengikutinya, dan perlihatkanlah kepada jalan yang salah agar kami dapat
menghindarinya.
Ya Allah Ya Tuhan kami, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan jauhkanlah kami
beserta anak cucu kami dari menyembah berhala.