Anda di halaman 1dari 4

Ma’asyiral Muslimin rahimukumullah,

Di bulan Rajab yang mulia ini kita bertemu dengan sebuah momen yang
agung, yaitu peringatan Isra’ dan Mi’raj. Allah swt, berfirman:

‫ُسْبٰح َن اَّلِذ ْٓي َاْس ٰر ى ِبَع ْبِدٖه َلْياًل ّم َِن اْلَم ْس ِج ِد اْلَح َر اِم ِاَلى اْلَم ْس ِج ِد اَاْلْقَص ا اَّلِذ ْي ٰب َر ْك َنا َح ْو َلٗه ِلُنِرَيٗه ِم ْن ٰا ٰي ِتَنۗا ِاَّنٗه ُهَو الَّس ِم ْيُع‬
)١ :‫اْلَبِص ْيُر (اإلسراء‬

Artinya: Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu


malam dari al-Masjidil Haram ke al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kekuasaan) kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat
(QS al-Isra’: 1).

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Mu’jizat Isra’ telah tetap dengan nash Al-Qur`an, hadits-hadits yang shahih
dan ijma’. Oleh karena itu, kita wajib mengimaninya. Perjalanan Isra’ terjadi
dengan roh dan jasad Nabi.

Hal itu bukanlah sesuatu yang sulit bagi Allah, karena Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu. Oleh karenanya, para ulama menegaskan: Barangsiapa yang
mengingkari mukjizat Isra’, berarti ia telah mendustakan Al-Qur’an dan
barangsiapa mendustakan Al-Qur’an maka ia tidak lagi tergolong sebagai
bagian dari kaum muslimin.

Ma’asyiral Muslimin rahimukumullah,

Perjalanan Isra’ dimulai dari rumah Ummu Hani’ binti Abu Thalib sebagaimana
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Anas bin Malik ra, ia berkata:
Abu Dzarr menyampaikan hadits bahwa

Rasulullah bersabda:

Artinya: Atap rumahku dibuka, ketika itu aku di Makkah, Jibril turun dan
membelah dadaku, lalu membasuhnya dengan air zamzam, kemudian ia
datang membawa bejana emas yang penuh dengan hikmah dan iman, maka
ia menuangkannya di dadaku, kemudian menutup dadaku kembali (HR
Muslim).

Al-Baihaqi meriwayatkan dari sahabat Syaddad bin Aus ra, ia berkata: Kami
bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana engkau diperjalankan Isra’? Nabi
menceritakan:
“Aku melakukan shalat malam bersama para sahabatku di Makkah, lalu Jibril
mendatangiku dengan binatang putih, postur tubuhnya lebih besar dari
keledai dan lebih kecil dari baghl (peranakan kuda dan keledai), maka Jibril
berkata: ‘Naiklah!’ Namun Buraq bergoyang kegirangan saat aku
mendekatinya. Lalu Jibril memutar Buraq dengan memegang telinganya dan
menaikkanku ke atas punggungnya, sehingga akhirnya binatang tersebut
berangkat membawa kami. Kakinya melangkah sejauh pandangan matanya,
hingga kami sampai ke suatu daerah yang penuh dengan pohon kurma, lalu
Jibril menurunkanku seraya berkata: ‘Laksanakanlah shalat di tempat ini!’ aku
pun melaksanakan shalat di tempat tersebut. Kemudian kami naik ke atas
Buraq lagi dan Jibril berkata: ‘Tahukah engkau di mana engkau tadi
melakukan shalat?’ Aku menjawab: ‘Allah-lah yang Maha Mengetahui.’ Jibril
berkata: ‘Engkau tadi melakukan shalat di Yatsrib, di Thaybah (yang di
kemudian hari disebut Madinah).’

Demikianlah, Nabi di malam itu berpindah dari satu tempat ke tempat


berikutnya dengan mengendarai Buraq, dan ditemani oleh malaikat Jibril. Nabi
melakukan shalat di bukit Thur Saina (Tursina), tempat diperdengarkannya
kalam Allah kepada Nabi Musa as, kemudian di Bait Lahm (Betlehem), tempat
‘Isa al-Masih bin Maryam as dilahirkan.

Nabi bercerita:

“Kemudian Jibril kembali membawaku hingga kami memasuki kota Baitul


Maqdis dari pintu Yamani. Jibril pun mendatangi arah kiblat al-Masjidil Aqsha
dan mengikat Buraq di sana. Lalu kami memasuki al-Masjidil Aqsha dari pintu
yang terkena cahaya matahari dan bulan. Kemudian aku melakukan shalat di
salah satu tempat di masjid tersebut.”

Ma’asyiral Muslimin rahimukumullah,

Peringatan Isra’ adalah peringatan yang agung, yang menyegarkan ingatan


kita tentang sejarah hidup makhluk Allah yang paling agung, pemimpin
makhluk seluruhnya yang menjelaskan hakikat kebenaran dan
menampakkannya, pemilik mukjizat-mukjizat yang luar biasa nan
menakjubkan, penghulu para nabi, Nabi agung Muhammad saw.

Di malam yang agung tersebut, Allah memperlihatkan keutamaan dan


kemuliaan Sayyidina Muhammad saw di atas semua nabi dan rasul. Allah
mengumpulkan untuk Nabi kita Muhammad saw, semua nabi dan rasul di
Baitul Maqdis. Lalu Nabi Muhammad melaksanakan shalat sebagai imam bagi
mereka semua.
Dalam perjalanan Isra’, Nabi Muhammad saw, melihat banyak sekali
keajaiban-keajaiban yang mengandung hikmah dan pelajaran bagi kita
semua.

Di antaranya, ketika beliau melewati kuburan tukang sisir putri Fir’aun, beliau
mencium bau wangi yang muncul dari kuburan perempuan muslimah yang
shalihah tersebut, perempuan yang Allah berikan kepadanya dan kepada
anak-anaknya karunia mati syahid.

Dalam kisahnya, bahwa suatu hari perempuan ini tengah menyisir rambut
putri Fir’aun. Lalu jatuhlah sisir dari tangannya. Ia lalu berucap: “Bismillah
(dengan menyebut nama Tuhan Allah).” Putri Fir’aun bertanya kepadanya:
“Apakah kamu memiliki tuhan selain ayahku?” Tukang sisir itu menjawab:
“Iya, Tuhanku dan Tuhan ayahmu adalah Allah.”

Putri Fir’aun kemudian memberitahukan hal itu kepada ayahnya. Fir’aun


lantas meminta tukang sisir itu untuk meninggalkan agamanya. Akan tetapi
tukang sisir menolak. Fir’aun lalu memanaskan air di suatu wadah besar yang
diisi minyak hingga mendidih. Kemudian ia memerintahkan para algojonya
untuk melemparkan anak-anak tukang sisir itu satu persatu ke air panas
tersebut, sehingga daging mereka meleleh dan lepas dari tulangnya.

Namun tukang sisir tidak surut sedikit pun untuk mempertahankan imannya.
Hingga tibalah giliran anaknya yang masih menyusu untuk dilempar. Tiba-tiba
anak itu berbicara kepada ibunya. Allah menjadikannya bisa bicara. Anak itu
berkata: “Wahai Ibuku, bersabarlah karena siksa akhirat lebih pedih dari siksa
dunia. Janganlah engkau gentar dan mundur selangkah pun, sesungguhnya
engkau berada dalam kebenaran.”

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Mampukah kita di masa sekarang ini meraih puncak kesabaran seperti ini? Di
masa yang penuh godaan ini, mampukah kita mempertahankan kebenaran
yang kita yakini? Seberapa kuat kita mampu memegangteguh nilai-nilai
kebenaran yang diajarkan Baginda Rasulullah saw? Di masa yang penuh
dengan fitnah ini, bisakah kita meneladani Masyithah (tukang sisir putri
Fir’aun)?

Marilah kita berintrospeksi, menanyai diri sendiri. Apakah kita telah


mengerjakan apa yang Allah wajibkan kepada kita? Apakah kita telah
menjauhi segala hal yang Allah haramkan? Apakah kita telah melaksanakan
shalat pada waktunya? Apakah kita telah membayar zakat yang diwajibkan
atas kita?
Rasulullah dalam perjalanan Isra’nya juga melihat orang-orang yang
menyebar seperti binatang-binatang ternak, aurat mereka hanya tertutup
dengan kain-kain kecil. Jibril berkata kepada Rasulullah: “Mereka adalah
orang-orang yang tidak menunaikan zakat.”

Nabi juga melihat sekumpulan orang yang retak dan pecah kepalanya,
kemudian kembali seperti semula. Jibril berkata: “Mereka adalah orang-orang
yang enggan dan malas menunaikan kewajiban shalat.”

Rasulullah juga melihat orang-orang yang memperebutkan daging busuk dan


mengabaikan daging bagus yang sudah terpotong-potong. Jibril berkata:
“Mereka adalah orang-orang dari umatmu yang meninggalkan sesuatu yang
halal, dan lebih memilih sesuatu yang haram dan keji, lalu memakannya.
Mereka adalah para pezina.” Rasulullah juga melihat orang-orang yang
meminum nanah yang keluar dari para pezina. Jibril berkata: “Mereka adalah
para peminum khamr yang diharamkan oleh Allah di dunia.”

Inilah sebagian keajaiban yang Allah perlihatkan kepada Baginda Nabi


Muhammad saw, dalam perjalanan Isra’. Mudah-mudahan kita dapat memetik
hikmah dan pelajaran darinya.

‫ ِإَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬،‫ َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫َأُقْو ُل َقْو ِلْي ٰهَذ ا َو َأْسَتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬.

Anda mungkin juga menyukai