Di bulan Rajab yang mulia ini kita bertemu dengan sebuah momen yang
agung, yaitu peringatan Isra’ dan Mi’raj. Allah swt, berfirman:
ُسْبٰح َن اَّلِذ ْٓي َاْس ٰر ى ِبَع ْبِدٖه َلْياًل ّم َِن اْلَم ْس ِج ِد اْلَح َر اِم ِاَلى اْلَم ْس ِج ِد اَاْلْقَص ا اَّلِذ ْي ٰب َر ْك َنا َح ْو َلٗه ِلُنِرَيٗه ِم ْن ٰا ٰي ِتَنۗا ِاَّنٗه ُهَو الَّس ِم ْيُع
)١ :اْلَبِص ْيُر (اإلسراء
Mu’jizat Isra’ telah tetap dengan nash Al-Qur`an, hadits-hadits yang shahih
dan ijma’. Oleh karena itu, kita wajib mengimaninya. Perjalanan Isra’ terjadi
dengan roh dan jasad Nabi.
Hal itu bukanlah sesuatu yang sulit bagi Allah, karena Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu. Oleh karenanya, para ulama menegaskan: Barangsiapa yang
mengingkari mukjizat Isra’, berarti ia telah mendustakan Al-Qur’an dan
barangsiapa mendustakan Al-Qur’an maka ia tidak lagi tergolong sebagai
bagian dari kaum muslimin.
Perjalanan Isra’ dimulai dari rumah Ummu Hani’ binti Abu Thalib sebagaimana
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Anas bin Malik ra, ia berkata:
Abu Dzarr menyampaikan hadits bahwa
Rasulullah bersabda:
Artinya: Atap rumahku dibuka, ketika itu aku di Makkah, Jibril turun dan
membelah dadaku, lalu membasuhnya dengan air zamzam, kemudian ia
datang membawa bejana emas yang penuh dengan hikmah dan iman, maka
ia menuangkannya di dadaku, kemudian menutup dadaku kembali (HR
Muslim).
Al-Baihaqi meriwayatkan dari sahabat Syaddad bin Aus ra, ia berkata: Kami
bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana engkau diperjalankan Isra’? Nabi
menceritakan:
“Aku melakukan shalat malam bersama para sahabatku di Makkah, lalu Jibril
mendatangiku dengan binatang putih, postur tubuhnya lebih besar dari
keledai dan lebih kecil dari baghl (peranakan kuda dan keledai), maka Jibril
berkata: ‘Naiklah!’ Namun Buraq bergoyang kegirangan saat aku
mendekatinya. Lalu Jibril memutar Buraq dengan memegang telinganya dan
menaikkanku ke atas punggungnya, sehingga akhirnya binatang tersebut
berangkat membawa kami. Kakinya melangkah sejauh pandangan matanya,
hingga kami sampai ke suatu daerah yang penuh dengan pohon kurma, lalu
Jibril menurunkanku seraya berkata: ‘Laksanakanlah shalat di tempat ini!’ aku
pun melaksanakan shalat di tempat tersebut. Kemudian kami naik ke atas
Buraq lagi dan Jibril berkata: ‘Tahukah engkau di mana engkau tadi
melakukan shalat?’ Aku menjawab: ‘Allah-lah yang Maha Mengetahui.’ Jibril
berkata: ‘Engkau tadi melakukan shalat di Yatsrib, di Thaybah (yang di
kemudian hari disebut Madinah).’
Nabi bercerita:
Di antaranya, ketika beliau melewati kuburan tukang sisir putri Fir’aun, beliau
mencium bau wangi yang muncul dari kuburan perempuan muslimah yang
shalihah tersebut, perempuan yang Allah berikan kepadanya dan kepada
anak-anaknya karunia mati syahid.
Dalam kisahnya, bahwa suatu hari perempuan ini tengah menyisir rambut
putri Fir’aun. Lalu jatuhlah sisir dari tangannya. Ia lalu berucap: “Bismillah
(dengan menyebut nama Tuhan Allah).” Putri Fir’aun bertanya kepadanya:
“Apakah kamu memiliki tuhan selain ayahku?” Tukang sisir itu menjawab:
“Iya, Tuhanku dan Tuhan ayahmu adalah Allah.”
Namun tukang sisir tidak surut sedikit pun untuk mempertahankan imannya.
Hingga tibalah giliran anaknya yang masih menyusu untuk dilempar. Tiba-tiba
anak itu berbicara kepada ibunya. Allah menjadikannya bisa bicara. Anak itu
berkata: “Wahai Ibuku, bersabarlah karena siksa akhirat lebih pedih dari siksa
dunia. Janganlah engkau gentar dan mundur selangkah pun, sesungguhnya
engkau berada dalam kebenaran.”
Mampukah kita di masa sekarang ini meraih puncak kesabaran seperti ini? Di
masa yang penuh godaan ini, mampukah kita mempertahankan kebenaran
yang kita yakini? Seberapa kuat kita mampu memegangteguh nilai-nilai
kebenaran yang diajarkan Baginda Rasulullah saw? Di masa yang penuh
dengan fitnah ini, bisakah kita meneladani Masyithah (tukang sisir putri
Fir’aun)?
Nabi juga melihat sekumpulan orang yang retak dan pecah kepalanya,
kemudian kembali seperti semula. Jibril berkata: “Mereka adalah orang-orang
yang enggan dan malas menunaikan kewajiban shalat.”
ِإَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم، َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه، َأُقْو ُل َقْو ِلْي ٰهَذ ا َو َأْسَتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم.