Anda di halaman 1dari 69

Peristiwa Isra Miraj

Bismillahirrahmanirrahim
Berikut ini merupakan kisah perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad yang ditulis
berdasarkan beberapa hadis dan riwayat para penulis Islam. Tulisan ini juga
memuat tempat-tempat yang dikunjungi ketika Isra Miraj tersebut.
Peristiwa Isra Miraj
Pendahuluan
Isra Miraj berasal dari dua kata yaitu: Isra dan Miraj. Isra berarti perjalanan
malam (perjalanan dari Masjidil Haram ke masjidil Aqsa) dan Miraj berarti naik ke
langit. Peristiwa Isra Miraj ini merupakan suatu peristiwa yang sangat penting bagi
umat Islam karena dalam peristiwa ini didapat perintah untuk melakukan sholat
yang diwajibkan bagi seluruh umat Islam.
Peristiwa Isra Miraj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M, 3 tahun sebelum
hijrah. Nabi Muhammad SAW saat itu berusia 51 tahun. Peristiwa luar biasa ini
terjadi mulai dari lepas tengah malam sampai menjelang waktu subuh waktu
Mekah.
Sebelum peristiwa itu terjadi, Rasulullah mengalami keadaan duka cita yang sangat
mendalam. Beliau ditinggal oleh istrinya tercinta, Khadijah. Lalu beliau juga
ditinggal oleh pamannya sendiri, Abu Thalib, yang sangat melindungi Nabi
Muhammad. Karena ditinggalkan kedua orang yang sangat disayangi tersebut
membuat beliau sangat berduka cita. Karena itu Allah SWT menghibur Nabi
Muhammad dengan memperjalankan beliau, sampai kepada langit untuk bertemu
dengan Allah SWT.
posted by Nanang @ 11:30 AM
Awal Perjalanan
Pada suatu malam tanggal 27 Rajab, Allah S.W.T memberikan wahyu kepada
Malaikat Jibril a.s., "Janganlah engkau (Jibril) bertasbih pada malam ini dan engkau
'Izrail jangan engkau mencabut nyawa pada malam ini."
Malaikat Jibril a.s. bertanya, " Ya Allah, apakah kiamat telah sampai?"
Allah S.W.T berfirman, maksudnya, "Tidak, wahai Jibril. Tetapi pergilah engkau ke
Syurga dan ambillah buraq dan terus pergi kepada Muhammad dengan buraq itu."
Kemudian Jibril pun pergi ke syurga tempat dimana buraq berada. Kemudian dia
menemukan 40 juta buraq di taman syurga. Setiap buraq memiliki mahkota di
keningnya bertuliskan kata-kata, Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad utusan

Allah. Di antara buraq itu, Jibril melihat pada seekor buraq yang memisahkan diri
sendirian seraya menangis bercucuran air matanya. Jibril menghampiri buraq itu
lalu bertanya, "Mengapa engkau menangis, ya buraq?"
Berkata buraq, "Ya Jibril, sesungguhnya aku telah mendengar nama Muhammad
sejak 40 ribu tahun yang lalu, maka pemilik nama itu telah tertanam dalam hatiku
dan aku sesudah itu menjadi rindu kepadanya dan aku tidak mau makan dan
minum lagi. Aku laksana dibakar oleh api kerinduan."
Berkata Jibril a.s., "Aku akan menyampaikan engkau kepada orang yang engkau
rindukan itu."
Kemudian Jibril a.s. memakaikan pelana dan kekang kepada buraq itu untuk dibawa
kepada Nabi Muhammad S.A.W.
***
Pada malam itu Nabi Muhammad SAW. sedang berbaring di antara dua orang yaitu
paman beliau, Hamzah dan sepupu beliau, Ja'far bin Abi Thalib yang sedang tidur di
dekat Kabah, tiba-tiba datang kepada beliau 3 orang lelaki yang ternyata adalah
malaikat Jibril dan Mika'il beserta seorang malaikat lain. Ketika itu Muhammad
terbangun oleh suara yang memanggilnya, "Hai orang yang sedang tidur,
bangunlah!" Dan ia pun terbangun, di hadapannya sudah berdiri Malaikat Jibril.
Jibril memerintahkan malaikat lain mengangkat Rasulullah ke suatu tempat.
Kemudian ketiga malaikat tersebut membawa Nabi Muhammad saw. ke sumur
Zamzam, lalu mereka menelentangkan beliau. Kemudian Jibril membelah badan
beliau mulai dari tenggorokan sampai ke bawah perut beliau. Lalu Jibril berkata
kepada Mikail: "Bawakan kepadaku satu baskom air zamzam agar aku dapat
membersihkan hati beliau. Jibril mengoperasi dada beliau, kemudian mengeluarkan
hati beliau dan membasuhnya tiga kali serta membuang ketul hitam ('alaqah) yaitu
tempat syaitan membisikkan waswasnya dari hati beliau; kemudian mereka
meletakkannya kembali di tempat asal. Mikail tiga kali membawakan baskom berisi
air zamzam kepada Jibril. Kemudian didatangkan sebuah baskom emas yang penuh
dengan hikmah dan keimanan dan dituangkan habis ke dada Nabi saw; dan dada
beliau dipenuhi dengan kesabaran, ilmu, keyakinan dan keislaman; kemudian
ditutup kembali dan di antara kedua belikat beliau distempel dengan stempel
kenabian. Semua proses itu tidak menimbulkan sakit sedikit pun kepada Nabi.
Setelah selesai, Nabi diminta agar berwudlu.

Masjidil Haram tempat awal perjalanan


Kemudian didatangkan seekor buraq yang telah diberi pelana dan kendali. Buraq itu

adalah binatang yang putih, panjang, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari
baghal (baghal: hewan peranakkan dari kuda dan keledai). Buroq memiliki empat
kaki. Buraq ini dapat meloncat sejauh batas pandangannya; kedua telinganya selalu
bergerak. Jika menaiki gunung kedua kaki belakangnya memanjang dan jika
menuruni jurang kedua kaki depannya memanjang. Dia mempunyai dua sayap pada
kedua pahanya yang dapat membantu dan memperkuat kecepatannya. Ketika Nabi
SAW mula-mula hendak menunggang Buraq, buroq bertingkah liar sehingga
menyulitkan Nabi Muhammad SAW. untuk menaikinya. Kemudian Jibril meletakkan
tangannya pada leher buraq seraya berkata: "Adakah engkau tidak malu wahai
buraq?; demi Allah, tidak ada seorang makhlukpun yang menaikimu yang lebih
mulia menurut Allah dari pada beliau, maka malulah si buraq, lalu berbaring dan
tenang sehingga Nabi SAW. dapat menaikinya.
***
Peristiwa Isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa
Nabi Muhammad merasa bahagia pada waktu itu karena beliau dapat mengendarai
buraq. Jibril memegang tali kekang sementara Mikail memegang pelana. Israfil
memegang kain pelana. Buraq bergerak di angkasa dalam sekejap mata. Tidak
berapa lama Nabi menunggang Buraq, sampailah beliau dan Jibril ke suatu tempat
yang banyak pohon kurmanya. Jibril berkata, Ya Muhammad, turun dan berdoalah
kepada Allah di tempat ini. Nabi disuruh oleh Jibril agar melaksanakan shalat
sunnah 2 rakaat. Kepada Nabi, Malaikat Jibril menjelaskan, "Tahukah engkau bahwa
engkau shalat di Thaibah (Madinah) dan disitulah engkau kelak berhijrah".
Kemudian perjalanan dilanjutkan. Di suatu tempat Jibril menyuruh Nabi SAW turun
untuk shalat sunnah 2 rakaat. "Inilah Thuur Sina, tempat Musa bercakap-cakap
langsung dengan Tuhannya" kata Jibril. Perjalanan dilanjutkan kembali dan untuk
ketiga kalinya Jibril memerintahkan untuk berhenti disuatu tempat dan menyuruh
melakukan shalat sunnah 2 rakaat lagi. Setelah selesai sholat berkatalah Jibril
kepada Nabi saw., "Tahukah engkau dimana engkau sholat kali ini?" Engkau sholat
di Baitul Lahm, tempat Isa a.s. dilahirkan".
***
Perjalanan diteruskan lagi. Dalam perjalanan ke Baitul Maqdis, Nabi diperlihatkan
dengan berbagai pemandangan simbolik. Setiap kali melihatnya, Jibril menerangkan
hakikat sebenarnya peristiwa tersebut.
Tiba-tiba Nabi Muhammad saw. melihat Jin Ifrit yang membuntuti beliau dengan
membawa obor. Setiap kali beliau menoleh, beliau melihatnya menyebabkan mata
Rasulullah sentiasa berpaling ke arahnya. Kemudian malaikat Jibril berkata, "Adakah
engkau mau aku ajarkan kalimat untuk menghalau Ifrit itu?" Nabi saw. bersabda,
"Baik!".
Lalu malaikat Jibril berkata, "Ucapkan: Aku berlindung dengan wajah Allah Yang
Maha Mulia dan dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna yang tidak ada orang

yang baik dan tidak pula orang yang durhaka dapat melampauinya, dari kejahatan
apa saja yang turun dari langit dan dari kejahatan apa saja yang naik ke langit; dari
kejahatan apa saja yang masuk ke dalam bumi dan dari kejahatan apa saja yang
keluar dari bumi; dari fitnah-fitnah di waktu malam hari dan di waktu siang hari; dari
bencana-bencana dari malam hari dan siang hari, kecuali bencana yang datang
dengan kebaikan, wahai Dzat Yang Maha Penyayang!
Setelah Nabi Muhammad saw. membaca doa tersebut, maka jin Ifrit yang
membuntuti beliau jatuh tersungkur dan obornya padam.
Kemudian Nabi melihat kaum yang menanam tanaman pada suatu hari dan pada
hari itu pula tanaman tersebut dapat dipanen. Dan setiap kali dipanen, buahnya
kembali lagi seperti semua. Setelah ditanyakan kepada malaikat Jibril beliau
mendapat jawaban bahwa apa yang beliau lihat itu adalah gambaran dari orangorang yang berjuang untuk membela agama Allah. Amal baik mereka dilipatkan
gandakan sampai 700 kali.
Nabi Muhammad saw. mencium bau harum. Setelah ditanyakan kepada malaikat
Jibril tentang bau apakah yang tercium oleh Nabi Muhammad saw. tersebut; beliau
mendapat jawaban bahwa bau tersebut adalah bau dari Masyithah beserta suami
dan kedua anaknya yang dibunuh oleh raja Fir'aun dari Mesir yang mengaku
sebagai Tuhan, karena mempertahankan imannya dan mengingkari ketuhanan
Fir'aun.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang membentur-benturkan kepala mereka
pada batu sehingga kepala mereka itu pecah. Dan setiap kali kepala mereka pecah,
maka pulih kembali, lalu mereka benturkan kembali. Pekerjaan tersebut mereka
lakukan terus-menerus tanpa berhenti. Nabi Muhammad saw. mendapat jawaban
dari malaikat Jibril atas pertanyaan beliau, bahwa perbuatan tersebut adalah
gambaran dari siksaan yang akan diberikan di hari kiamat kepada orang-orang yang
malas melakukan shalat wajib dan sering mengakhirkan dari waktunya.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang pergi berombongan seperti kawanan unta
dan kambing yang pergi ke tempat penggembalaan dalam keadaan telanjang.
Hanya kemaluan dan dubur mereka saja yang tertutup dengan secarik kain. Mereka
makan kayu berduri yang sangat busuk baunya (kayu dlari'), buah zaqqum (buah
tetumbuhan yang sangat pahit) dan bara serta batu-batu dari neraka Jahannam.
Malaikat Jibril menerangkan bahwa kaum tersebut adalah gambaran dari ummat
Nabi Muhammad saw. yang tidak mau membayar zakat, baik zakat wajib maupun
zakat sunnat. Allah swt. sama sekali tidak menganiaya mereka; tetapi merekalah
yang menganiaya diri mereka sendiri.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang menghadapi dua potong daging. Yang
sepotong daging yang telah masak dalam sebuah kendil, sedang yang sepotong lagi
daging mentah yang busuk. Kaum tersebut melahap daging mentah yang busuk
serta meninggalkan daging yang telah masak. Kaum tersebut adalah gambaran dari
ummat Nabi yang telah mempunyai isteri yang halal dan baik, tetapi mereka
mendatangi pelacur dan tidur bersama pelacur sampai pagi; dan gambaran dari
para wanita yang telah mempunyai suami yang halal dan baik, tetapi mereka

mendatangi laki-laki hidung belang dan tidur bersamanya sampai pagi.


Nabi Muhammad saw. melihat kayu yang melintang di tengah jalan, sehingga tidak
ada pakaian atau lainnya yang melewatinya, kecuali kayu tersebut
menyobekkannya. Keadaan tersebut adalah sebagai gambaran dari ummat Nabi
Muhammad saw. yang suka duduk-duduk di jalanan sehingga mengganggu
kelancaran lalu lintas. Setelah menjawab pertanyaan Nabi Muhammad saw.
malaikat Jibril membaca ayat Al Qur'an yang tersebut dalam surat Al A'raf ayat 86
yang antara lain berbunyi sebagai berikut: Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap
jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari
jalan Allah ....
Nabi Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang berenang di sungai darah
dengan menelan batu. Ini adalah gambaran dari orang yang memakan riba.
Nabi Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang mengumpulkan kayu bakar. Lakilaki tersebut tidak kuat membawanya; akan tetapi jumlah kayu bakar tesebut tidak
dikurangi, melainkan ditambahi. Ini adalah gambaran dari ummat Nabi Muhammad
saw. yang memangku tugas atau jabatan rangkap. Dia tidak mampu menunaikan
amanat-amanat dari tugas-tugas dan jabatan-jabatan tersebut, akan tetapi masih
mau menerima tugas dan jabatan lainnya.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang mengguntingi lidah dan bibir mereka
dengan gunting besi. Setiap kali lidah dan bibir mereka digunting, maka lidah dan
bibir tersebut kembali seperti sedia kala. Mereka melakukan hal tersebut terus
menerus tanpa berhenti. Ini adalah ibarat dari tukang-tukang khutbah yang
menimbulkan fitnah, yaitu tukang-tukang khutbah dari ummat Nabi Muhammad
saw. yang meng-khutbahkan apa yang mereka sendiri tidak melakukannya.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang mempunyai kuku-kuku dari logam.
Mereka mencakari muka dan dada mereka dengan kuku tersebut. Ini adalah ibarat
orang-orang yang senang menggunjing orang lain dan melecehkan kehormatan
orang lain.
Nabi Muhammad saw. melihat sapi jantan yang besar keluar dari lubang yang kecil.
Sapi tersebut ingin masuk kembali ke dalam lubang tempat ia keluar, akan tetapi
tidak dapat. Ini adalah ibarat dari orang yang mengucapkan omongan yang besar,
kemudian dia menyesalinya, tetapi tidak dapat menarik kembali omongan tersebut.
Nabi Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kanan: "Wahai Muhammad,
pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak
menjawab, kemudian malaikat Jibril menerangkan kepada Nabi Muhammad saw.:
"Panggilan tadi adalah panggilan dari orang-orang Yahudi. Jika engkau memenuhi
panggilan tersebut, niscaya banyaklah di kalangan umat engkau yang menjadi
Yahudi.
Nabi Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kiri: "Wahai Muhammad,
pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak
menjawab, kemudian malaikat Jibril berkata kepada beliau: "Panggilan tadi adalah
panggilan dari orang-orang Nasrani dan jika engkau menjawab seruan itu tadi,
wahai Muhammad, niscaya banyaklah di kalangan umat engkau yang menjadi

Nasrani."
Nabi Muhammad saw. melihat wanita yang terbuka kedua lengan bawahnya dan
memakai segala macam perhiasan. Wanita tersebut berkata: "Wahai Muhammad,
pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak
menolehnya. Setelah Nabi Muhammad saw. bertanya kepada malaikat Jibril tentang
siapakah wanita tersebut, maka malaikat Jibril menjawab: "Itulah dunia!; jika
engkau memenuhi panggilannya, niscaya ummat engkau lebih mementingkan
dunia dari pada akhirat.
Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang tua yang mengajak beliau untuk
menyimpang dari jalan yang akan dilaluinya sambil berkata: "Kemari Muhammad !".
Malaikat Jibril berkata: "Terus lurus Muhammad !". Nabi Muhammad saw. bersabda
kepada Jibril: "Siapakah dia ?". Jibril menjawab: "Dia adalah Iblis, musuh Allah, yang
menginginkan agar engkau cenderung kepadanya!".
Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang wanita tua di pinggir jalan
memanggil Nabi saw.: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta
kepadamu !!". Malaikat Jibril berkata bahwa wanita tua itu adalah gambaran dari
umur dunia yang tidak lagi tersisa kecuali seperti sisa umur dari wanita tua
tersebut.
***
Selepas menyaksikan berbagai pemandangan simbolik itu, akhirnya sampailah
mereka di Baitul Maqdis. Kemudian Nabi mengikatkan buraq itu sebagaimana yang
biasa dilakukan oleh para Nabi. Nabi Muhammad kemudian memasuki puing-puing
kuil Sulaiman. Di sana telah menanti satu jemaah. Beliau menemukan kuil itu penuh
dengan malaikat yang menantikannya. Lalu juga dilihatnya arwah para Nabi sejak
nabi Adam as. sampai dengan nabi Isa as.. Nabi Muhammad bertanya kepada Jibril
siapa mereka.
Jibril menjawab, Mereka adalah saudaramu diantara para nabi dan malaikat ini
adalah para pemimpin seluruh malaikat di surga. Jibril kemudian berkata, Ya,
Muhammad, orang paling mulia dalam pandangan Allah, memimpin sholat. Oleh
Jibril Nabi Muhammad dikedepankan untuk menjadi Imam untuk shalat berjamaah.
Nabi kemudian menjadi imam sholat berjamaah sebanyak dua rakaat. Seluruh nabi
dan malaikat mengikutinya.
Setelah selesai sholat bersama para Nabi, Beliau keluar dari Masjidil Aqsha,
kemudian Nabi s.a.w. berkata kepada Jibril: Wahai Jibril aku merasa haus. Kemudian
beliau didatangi dengan semangkuk arak dan semangkuk susu oleh Jibril a.s. Nabi
Muhammad memilih susu. Lalu Jibril a.s berkata: Engkau telah memilih fitrah.
"Benar, engkau telah memilih air susu adalah lambang kesucian dan seandainya
engkau mengambil minuman keras niscaya akan tersesatlah engkau dan umat
engkau."

Peristiwa Miraj

Setelah menunaikan ibadah di Baitul Maqdis kemudian didatangkan sebuah tangga


syurga yang lalu dipancangkan di atas batu. Batu pijakan Nabi Muhammad s.a.w
saat akan mi'raj itu disebut Shakhrah al-Muqaddasah (batu yang disucikan). Nabi
Muhammad belum pernah melihat sesuatu yang lebih indah daripada tangga yang
dilihatnya itu. Tangga Mi'raj itu dibuat dari emas dan perak berlapis mutiara. Tangga
itu menjulang dari Baitul Maqdis ke langit dunia. Di sebelah kanannya ada 400 ribu
malaikat, disebelah kirinya juga 400 ribu malaikat, di depannya seribu malaikat dan
di belakangnya juga seribu malaikat.
Malaikat jibril menaikkan Nabi ke tangga. Jarak antar anak tangga sejauh perjalanan
empat puluh tahun. Perjalanan mi'raj mula-mula memasuki langit dunia. Ketika naik
ke langit Nabi Muhammad melihat keindahan yang belum pernah dia lihat
sebelumnya. Jibril membawa Nabi hingga tiba di depan pintu langit yang disebut
pintu Hafadzah (pintu langit dunia). Di pintu itu ada malaikat penjaga yang disebut
Ismail. Dia memiliki 12.000 pembantu dan setiap pembantu memiliki 12.000
pesuruh.

Langit pertama
Jibril a.s meminta agar dibukakan pintu, kedengaran suara bertanya: Siapakah
engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s
menjawab: Nabi Muhammad saw. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah Nabi Muhammad
s.a.w telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, Beliau telah diutuskan. Lalu Ismail
membuka gerbang surga dan Nabi Muhammad bertukar salam dan saling
mendoakan. Malaikat Isma'il berkata,dikatakan "Selamat datang wahai anak yang
soleh dan nabi yang soleh."
Ketika memasuki langit pertama, Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan malaikatmalaikat yang menyambutnya. Malaikat-malaikat itu menyambutnya dengan
tersenyum sambil membaca doa-doa, tetapi ada malaikat yang turut berdoa tetapi
sama sekali tidak tersenyum, wajahnya tampak memberengut. Nabi Muhammad
s.a.w bertanya pada Jibril tentang malaikat yang tidak tersenyum itu. Jibril
menjawab: Jika saja dia pernah tersenyum kepada orang sebelum kamu atau
sesudah kamu , maka dia akan tersenyum kepadamu. Namun dia tidak pernah
tersenyum, dia adalah Malik, malaikat penjaga neraka.
Nabi Muhammad s.a.w berkata kepada Jibril, Tidakkah dapat kamu minta
kepadanya untuk menunjukkan neraka kepadaku? Jibril mengatakan, Baik, wahai
malaikat tunjukkan neraka kepada Muhammad! Kemudian malaikat itu membuka
penutupnya, maka terlihat api neraka yang bergejolak sampai Nabi mengira api itu
akan menelan apa saja. Nabi Muhammad s.a.w berkata kepada Jibril, Wahai Jibril,
perintahkan mengembalikan ke tempatnya. Maka Jibril pun menyuruhnya untuk
menutupnya. Malaikat penjaga neraka itu berkata, Padamlah. Maka kembalilah
tutup itu ke tempat semula.
Setelah itu Nabi Muhammad s.a.w melihat seorang sedang menghadapi ruh-ruh

manusia. Apabila kepadanya dihadapkan ruh yang baik ia gembira dan berkata :
"Ruh yang baik keluar dari jasad yang baik".
Apabila dihadapkan kepadanya ruh yang jahat, wajahnya memberangus sambil
berucap : "Cis ! Ruh jahat keluar dari jasad yang jahat.
Nabi bertanya kepada Jibril ;"Siapakah orang itu hai Jibril?".
Ia menjawab : "Dia Adam ayah engkau. Semua ruh anak cucunya akan melewati
dia.
Ketika Nabi Muhammad saw bertemu dengan Nabi Adam a.s, Beliau disambut serta
Nabi Adam a.s, mendoakannya dengan doa kebaikan.
Selanjutnya nabi Muhammad s.a.w melihat orang-orang bermoncong seperti
moncong unta, tangan mereka memegang segumpal api seperti batu-batu, lalu
dilemparkan ke dalam mulut mereka dan keluar dari dubur. Nabi Muhammad s.a.w
bertanya: "Siapa mereka itu, Jibril?". "Mereka yang memakan harta anak-anak yatim
secara tidak sah," jawab Jibril.
Kemudian beliau melihat orang-orang dengan perut yang sangat besar. Nabi belum
pernah melihat orang-orang seperti itu kecuali dari keluarga Fir'aun. Mereka
berjalan seperti unta yang kena penyakit dalam kepalanya, ketika dibawa ke dalam
api. Mereka diinjak-injak tak dapat beranjak dari tempat mereka. Nabi Muhammad
s.a.w bertanya: "Siapa mereka itu, Jibril?". "Mereka itu tukang-tukang riba,"
jawabnya.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w melihat orang-orang, di hadapan mereka ada
daging yang gemuk dan baik, di samping ada daging yang buruk dan busuk. Mereka
makan daging yang buruk dan busuk itu dan meninggalkan yang gemuk dan baik.
Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapakah mereka itu, Jibril"? "Mereka orang-orang
yang meninggalkan wanita yang dihalalkan Tuhan dan mencari wanita yang
diharamkan," jawabnya.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w melihat wanita-wanita yang digantungkan pada
buah dadanya. Lalu Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapa mereka itu, Jibril?"
"Mereka itu wanita yang memasukkan laki-laki lain bukan dari keluarga mereka.
Kemudian perjalanan diteruskan, naiklah Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril ke
langit kedua.

Langit kedua
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w naik hingga ke langit kedua.Dia
minta dibukakan maka ditanya:"Siapa engkau?" "Jibril."jawabnya."Siapa yang
bersamamu?" "Muhammad."Jawabnya lagi. "Apakah dia juga rasul?" "Benar. "jawab
Jibril. Dikatakan: "Selamat datang wahai sebaik-baiknya yang datang."
Kemudian dibukakan. Ketika itu Nabi melihat Yahya dan Isa, di mana Jibril
memperkenalkan:"Inilah Yahya dan Isa."
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w memberi salam. Dan mereka membalas salam
seraya berkata:"Selamat datang wahai saudara yang baik dan nabi yang baik."

Kemudian naiklah Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril ke langit yang ke tiga.
Langit ketiga
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w naik ke langit ketiga. Dia minta
dibukakan. Maka ditanya: "Siapa itu?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?"
"Muhammad." "Apakah dia seorang rasul juga?" "Benar." "Selamat datang wahai
sebaik-baik yang datang."
Kemudian pintu langit itu dibuka. Di langit yang ketiga, Nabi Muhammad s.a.w
bertemu dengan laki-laki yang wajahnya bagai bulan purnama. Nabi bertanya
kepada Jibril, Siapakah itu wahai Jibril? Jibril menjawab, Ini adalah saudaramu
Yusuf bin Yaqub. Dia memberi salam kepadanya dan Nabi Muhammad s.a.w juga.
Yusuf membalas, lalu berkata:"Selamat datang wahai saudara yang soleh dan nabi
yang soleh."
Selanjutnya Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke empat.
Langit keempat
Kemudian Jibril membawa Nabi naik sampai ke langit keempat. Kemudian dia minta
dibukakan dan ditanya:"Siapakah itu?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?"
"Muhammad." "Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar." "Selamat datang wahai
sebaik-baik yang datang."
Lalu dibukakan dan setelah Nabi Muhammad s.a.w melihat Idris. Jibril
memperkenalkan:"Inilah Idris." Kami lalu memberi salam dan dia menjawab sambil
mengucapkan:"Selamat datang wahai saudara yang soleh dan nabi yang soleh."
Perjalananpun di teruskan, Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril terus.
Langit kelima
Kemudian Jibril membawa Muhammad s.a.w naik ke langit kelima. Dia minta
dibukakan lalu ditanya:"Siapakah itu?" "Jibril." "Siapakah itu?" "Jibril." "Siapa pula
yang bersamamu?" "Muhammad." "Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar."
"Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang." Kemudian dibukakan.. Di langit
yang kelima, Nabi Muhammad s.a.w menjumpai seorang kakek yang rambutnya
putih. Jenggotnya putih dan tebal. Nabi Muhammad s.a.w bertanya ke Jibril,
Siapakah dia wahai Jibril? Jibril menjawab, Ini adalah orang yang sangat dicintai
kaumnya, yaitu Harun bin Imran.
Seterusnya Nabi s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke enam.

Langit keenam
Kemudian Jibril membawa Nabi ke langit keenam. Dia minta dibukakan dan
ditanya:"Siapakah di situ?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?" "Muhammad."
"Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar." "Selamat datang wahai sebaik-baik yang
datang." Kemudian pintu dibuka. Di langit ke enam ini Nabi Muhammad s.a.w
bertemu dengan Nabi Musa a.s.. Beliau seorang lelaki yang tinggi kurus dan

berambut ikal. Nabi bertanya kepada Jibril, Siapakah dia wahai Jibril? Jibril
menjawab, Dia adalah saudaramu, Musa bin Imran. Nabi Muhammad s.a.w
memberi salam kepadanya. Beliau segera menjawab: Selamat datang wahai
saudara dan nabiku yang soleh.
Ketika Nabi Muhammad s.a.w dan Jibril hendak melanjutkan perjalanan, Musa
menangis. Ditanyakan kepadanya:"Mengapa engkau menangis?" Dia berkata:"Aku
menangis karena seseorang telah diutuskan sesudahku dan ternyata umatnya yang
masuk syurga lebih banyak daripada umatku."
Seterusnya Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke tujuh.
Langit ketujuh
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w . naik ke langit ketujuh.Dia minta
dibukakan dan ditanya:"Siapakah di situ?" "Jibril," jawabnya. "Siapa pula yang
bersamamu?"
"Muhammad." "Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar." "Selamat datang wahai
sebaik-baik yang datang." Kemudian dibukakan.
Ketika berada di langit ke tujuh Nabi Muhammad s.a.w melihat seorang pria yang
wajahnya mirip dengannya sedang bersandar di Baitul Makmur dihadapi oleh
beberapa kaumnya. Pada Baitul Makmur setiap hari masuk tujuh puluh ribu
malaikat. Nabi Muhammad s.a.w belum pernah melihat pria yang mirip dengannya.
Nabi Muhammad s.a.w bertanya kepada Jibril siapa pria itu, ia menjawab : "Dia ayah
anda Ibrahim". Mereka memberi salam kepadanya dan dia membalas salam sambil
berkata:"Selamat datang wahai anak yang soleh dan nabi yang soleh."
Kepada Nabi Muhammad saw, nabi Ibrahim a.s. bersabda, "Engkau akan berjumpa
dengan Allah pada malam ini. Umatmu adalah akhir umat dan terlalu dha'if, maka
berdoalah untuk umatmu. Nabi Ibrahim berpesan: "Anjurkan umatmu
memperbanyakkan tanaman di syurga. Nabi Muhammad s.a.w bertanya apakah
tanamannya, jawabnya Ucapkanlah "Subhanallah Walhamdulillah walailaha illallahu
Allahu akbar, wala haula wala quwatailla billah."
Langit ketujuh adalah tempat orang-orang yang adil, dengan malaikat yang lebih
besar dari bumi ini seluruhnya. Ia mempunyai tujuh puluh ribu kepala, tiap kepala
tujuh puluh ribu mulut, tiap mulut tujuh puluh ribu lidah, tiap lidah dapat berbicara
dalam tujuh puluh ribu bahasa, tiap bahasa dengan tujuh puluh ribu dialek. Semua
itu memuja dan memuji serta mengkuduskan Tuhan.
Setelah melihat beberapa peristiwa lain yang ajaib. Nabi Muhammad s.a.w dan Jibril
masuk ke dalam Baitul Makmur dan sholat.
Kemudian Jibril membawa Nabi ke surga. Di Surga Nabi Muhammad s.a.w melihat
dan mendengar sesuatu yang tidak pernah didengarnya di bumi. Surga itu sangat
indah. Di dalam surga terdapat kubah dari mutiara dan tanahnya beraroma kesturi.
Tanah dan lumpur surga terbuat dari zafaran, berupa tepung putih beraroma kesturi
dan sangat bersih. Cahaya surga itu berwarna putih, bersinar terang, aromanya
semerbak. Disana terdapat gedung megah dan sungai-sungai yang mengalir. Ada
istri-istri yang cantik jelita, perhiasan-perhiasan yang banyak, tanaman-tanaman,

berbagai macam kesenangan dan kenikmatan di tempat yang tinggi.


Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. melihat sebuah sungai susu yang tidak berubah
rasanya, sebuah sungai arak yang lezat dan sebuah sungai madu yang jernih. Nabi
Muhammad s.a.w juga melihat telaga Al-Kausar. Kemudian Nabi Muhammad Saw.
keluar dari surga.
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w meneruskan perjalanan naik ke
Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha ditutup dengan warna yang tidak diketahui Nabi
Muhammad s.a.w. Di situ ada sebuah pohon yang daunnya seperti telinga gajah dan
buahnya sebesar tempayan. Di Sidratul Mutaha ini Nabi Muhammad s.a.w dapat
melihat rupa Malaikat Jibril yang asli kedua kalinya setelah sebelumnya melihat
rupa Jibril yang asli ketika menerima wahyu yang pertama di Gua Hira. Jibril
berkata:"Inilah Sidratul Muntaha." Di situ juga ada empat sungai. Dua sungai di
dalam dan dua sungai lagi di luar. Nabi bertanya: "Dua sungai apakah ini, wahai
Jibril?" Dia menjawab:"Adapun dua yang di dalam itu adalah sungai di syurga.
Sedangkan dua yang nampak jelas ini adalah sungai Nil dan Furat."
Nabi Muhammad s.a.w melihat pemandangan yang sangat indah di tempat itu,
tidak seorang pun dapat melukiskan keindahannya. Nabi Muhammad s.a.w telah
melihat sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT.
Di Sidratul Muntaha ini terdengarlah suara yang berseru kepada beliau, Wahai
Muhammad SAW, masuklah. Nabi Muhammad s.a.w kemudian diangkat melewati
Sidratul Muntaha dan ditutupi awan. Jibril tertinggal.
Nabi Muhammad SAW berseru kepada Jibril, Ikutlah bersamaku. Jibril berkata,
"Engkau dan Tuhan engkau saja." Nabi Muhammad s.a.w. berkata lagi, "Adakah di
sini sahabat hendak meninggalkan sahabatnya?"
Jibril menjawab, Inilah saja tempatku, jika aku melintasi kawasan ini niscaya aku
akan terbakar dengan cahaya. Malaikat Jibril tidak mampu melintasi lebih tinggi
lagi. Hanya orang yang diizinkan oleh Allah SWT yang dapat melintasi sidratul
muntaha. Nabi Muhammad adalah orang yang diangkat derajatnya sehingga dapat
melintasi lebih tinggi lagi untuk bertemu dengan Allah SWT.
Nabi Muhammad saw melanjutkan perjalanan tanpa ditemani malaikat Jibril. Nabi
Muhammad s.a.w kemudian melalui 70.000 hijab daripada nur hingga sampai ke
Mustawa, tempat Kalam menulis, yakni Kalam catatan di Luh Mahfuz. Di situ Nabi
Muhammad s.a.w. melihat seorang lelaki yang ghaib dalam Nur Arasy. Bertanya
Nabi Muhammad s.a.w: "Siapa ini? Adakah malaikat?""Tidak," jawab lelaki
itu."Adakah nabi?" tanya Nabi Muhammad s.a.w lagi."Tidak. Sesungguhnya aku
adalah seorang lelaki yang hidup di dunia, basah dengan menyebut nama Allah
yakni berzikir dan hatiku senantiasa terpaut kepada masjid dan aku juga tidak
memaki kedua ibu bapakku."
Nabi kemudian tiba di hadapan Arsy (singgasana Allah). Nabi Muhammad s.a.w
melihat 'Arsy Allah yang dijunjung di atas kepala para Malaikat. Nabi Muhammad

s.a.w dapat menyaksikan Allah SWT dengan mata kepalanya. Tiada seorang pun
daripada nabi atau mursalin melihat Allah sebelum ini. Sebaik Nabi Muhammad
s.a.w melihat Allah, lantas beliau terus sujud menyembah-Nya.
Berfirman Allah: "Wahai Muhammad." Jawab Nabi Muhammad s.a.w: "Labbaika."
Firman Allah lagi: Angkatkan kepalamu, mohonlah apa yang engkau hendak Aku
berikan kepadamu."
Nabi Muhammad s.a.w pun mengangkat kepalanya sambil berkata: Ya, Rabb.
Engkau telah ambil Ibrahim sebagai Khalil dan Engkau berikan dia kerajaan yang
besar. Engkau berkata-kata dengan Musa. Engkau berikan Dawud kerajaan yang
besar dan dapat melembutkan besi. Engkau kurniakan kerajaan kepada Sulaiman
yang tidak Engkau kurniakan kepada sesiapa pun dan memudahkan Sulaiman
menguasai jin, manusia, syaitan dan angin. Engkau ajarkan 'Isa Taurat dan Injil.
Dengan izin-Mu, dia dapat menyembuhkan orang buta, orang sufaq dan
menghidupkan orang mati. Engkau lindungi dia dan ibunya daripada syaitan.
Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku angkatkan engkau sebagai Habib (kekasih) dan
Aku utuskan engkau untuk manusia seluruhnya supaya mengabarkan berita
gembira dan memberi peringatan.
Aku luaskan dadamu dan Aku buangkan daripadamu dosamu dan Aku angkatkan
untukmu zikirmu. Aku jadikan umatmu sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk
manusia dan Aku jadikan umatmu itu sederhana. Dan Aku jadikan umatmu orang
yang pertama dan orang yang terakhir dan Aku jadikan umatmu itu tiada sah
khutbah dan solat hingga mereka itu berikrar bahwa engkau hamba-Ku dan
pesuruh-Ku.
"Dan Aku jadikan daripada umatmu beberapa kaum yang mana hati mereka
berpaut dalam hati mereka. Aku telah jadikan engkau Nabi yang mula-mula
diciptakan dan Nabi yang terakhir dibangkitkan, dan Aku jadikan engkau orang yang
mula-mula dibicarakan pada Hari Kiamat.
"Dan Aku berikan engkau tujuh ayat yang diulang-ulang bacaannya dalam sholat
yaitu surah al-Fatihah, yang tidak aku kurniakan kepada sesiapa sebelummu. Aku
berikan engkau penutup surah al-Baqarah, harta yang bernilai di bawah Arasy, ia
tiada Aku beri kepada nabi sebelummu.
"Dan Aku berikan engkau dengan delapan saham berharga yaitu Islam, hijrah;
sedekah; menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar; dijadikan engkau
pembuka dan penutup; diberikan engkau panji-panji kepujian, maka Adam dan
lainnya berada di bawah panji-panji engkau. Dan sesungguhnya pada hari Aku
menjadikan tujuh petala langit dan bumi.
"Aku fardukan ke atasmu dan umatmu 50 waktu sholat, maka dirikanlah ia."
Selesai bermunajat kepada Allah, Nabi Muhammad s.a.w pun kembali mendapatkan
Jibril. Lalu Jibril pun memimpin tangan Nabi untuk turun. Kemudian Nabi Muhammad
s.a.w dibawa menemui nabi Ibrahim a.s.
Sesudah itu Nabi Muhammad s.a.w turun ke tempat Musa a.s.. Musa
bertanya"Apakah yang telah diwajibkan Tuhanmu kepada umatmu? Nabi

Muhammad s.a.w menjawab, Sesungguhnya Allah memfardukan ke atasku serta


umatku dengan 50 waktu sholat sehari semalam.. kata Musa, 'Kembalilah kepada
Tuhan mu, mintalah keringanan, karena umatmu tidak sanggup melakukannya. Aku
sendiri telah mencoba terhadap bani israil"
Sesungguhnya Bani Israel yang gagah tidak mampu melakukan amalan yang lebih
sedikit daripada itu, sedangkan umatmu lemah tubuhnya, lemah hatinya, mana
mungkin mereka mampu melaksanakan tugas seberat itu.
Selepas mendengar kata-kata Musa itu, Nabi Muhammad s.a.w pun memandang
Jibril. Jibril mengisyaratkan supaya Nabi Muhammad s.a.w kembali ke Sidratul
Muntaha untuk menemui Allah untuk diringankan apa yang telah difardukan.
Nabi Muhammad s.a.w kemudian kembali kepada Allah lalu beliau sujud kepada
Allah dengan berkata: "Wahai Tuhanku, ringankan terhadap umatku apa yang
diperintahkan-Mu. Sesungguhnya umatku adalah terlalu daif."
Firman Allah: "Sesungguhnya telah Ku-kurangkan untuk umatmu itu lima waktu
sholat." Sholat yang tadinya diwajibkan 50 kali sehari itu dikurangi menjadi 45 kali
saja.
Nabi Muhammad s.a.w kemudian kembali menemui Nabi Musa. Nabi Muhammad
s.a.w berkata kepada Nabi Musa, "Sesungguhnya Allah sudah mengurangkan
untukku lima waktu solat."
kata Musa, "umatmu tidak sanggup menunaikannya sebanyak itu, karena itu
kembalilah kepada Tuhanmu mintalah keringanan". Nabi kemudian berulang-ulang
pulang pergi antara Tuhan dengan Musa. Sehingga akhirnya Allah swt berfirman"
Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku fardukan hanyalah lima waktu sehari
semalam. Setiap sholat fardu diganjarkan dengan sepuluh ganjaran. Oleh yang
demikian, berarti lima waktu sholat fardu sama dengan lima puluh sholat fardu.
Begitu juga siapa yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak
melakukanya, niscaya akan dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia
melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya siapa yang
berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak melakukannya, niscaya tidak
sesuatu pun dicatat baginya. Seandainya dia melakukannya, maka dicatat sebagai
satu kejahatan baginya.
Setelah mendapatkan keringanan dari Allah SWT lalu nabi kembali ke tempat Musa
dan diceritakan kepadanya apa yang telah difirmankan Tuhan itu.
Berkata Musa: Kembalilah kamu kepada Tuhanmu wahai Muhammad, mohonlah
keringanan sekali lagi dan sesungguhnya umatmu tiada kuasa untuk
melaksanakannya."
Jawab Nabi Muhammad: Sesungguhnya aku telah berulang alik kepada Tuhanku
beberapa kali hingga aku merasa malu terhadap Tuhanku dan tetap aku laksanakan
perintah-Nya ini."
Tatkala itu, terdengar seruan: "Telah Aku laksanakan yang Aku fardukan dan Aku
ringankan untuk hamba-Ku."
Berkata Musa: "Turunlah engkau wahai Muhammad dengan nama Allah."

Apabila sampai di Langit Dunia, tiba-tiba Rasulullah melihat debu dan asap serta
terdengar suara berisik. Bertanyalah Nabi Muhammad s.a.w kepada Jibril ada apa
gerangannya.
Menurut Jibril, itulah syaitan yang menutup mata manusia (anak Adam) hingga
mereka tidak mampu berfikir apa yang ada dalam alam malakut langit dan bumi.
Dan jika tidak dilakukan begitu niscaya manusia dapat melihat keajaibankeajaibannya.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w kembali dengan tangga itu ke bumi. Nabi
Muhammad s.a.w dan Jibril sampai di Baitulmaqdis. Buraqpun dilepaskan dari
ikatannya. Dengan buroq itu Nabi kembali ke Mekah pada malam yang sama.
Dalam perjalanan itu, Nabi melintasi beberapa unta milik orang Quraisy yang
datang dari Syam. Diantaranya ada seekor unta yang mempunyai dua karung di
atas badannya. Karung itu berwarna putih dan hitam.
Ketika Nabi Muhammad s.a.w kebetulan menuju ke arahnya, terkejutlah unta
tersebut dan lari berkeliling-keliling hingga salah seekor daripadanya patah kaki,
jatuh lalu ditinggalkan di situ oleh pemiliknya.
Dalam perjalanan itu juga, terlihat oleh Nabi Muhammad s.a.w sekelompok unta
dan salah seekor daripadanya tersesat. Nabi Muhammad s.a.w kemudian
menuntunnya sehingga kembali dalam kelompoknya.
Nabi Muhammad s.a.w pun memberi salam kepada mereka dan mereka mengenali
suara Rasulullah, tetapi ada juga yang tidak percaya. Kemudian Nabi mengambil
mangkuk berisi air dan meminumnya.
Pada waktu Nabi Muhammad s.a.w akan berpisah dengan Jibril pada Subuh Isra' di
Dzi Thuwa, suatu tempat dipinggir kota Mekkah, Nabi Muhammad s.a.w bersabda:
"Ya Jibril, kaumku akan mendustakan aku". Jibril menjawab: "Abu Bakar akan
membenarkan engkau dan dialah Ash Shiddiq."
Setelah Nabi Muhammad s.a.w turun dari buroq, maka terangkatlah Buraq ke langit
dan terus ke syurga.
Setelah Isra Miraj
Nabi Muhammad SAW baru saja kembali dari perjalanan Isra' Mi'raj, orang yang
ditemui pertama kali oleh Nabi saw adalah Ummu Hani' (panggilan Hindun binti Abu
Thalib), sepupu beliau.
Pada waktu sebelum fajar Nabi saw membangunkannya. Sesudah melakukan shalat
bersama-sama, beliau berkata: Wahai ummu Hani sungguh aku telah shalat isya
akhir di lembah ini seperti yang engkau lihat, kemudian aku datang ke Baitul Maqdis
dan shalat di dalamnya, kemudian aku mengerjakan shalat subuh bersama kalian
sekarang seperti yang kalian lihat.
Nabi Muhammad saw bercerita tentang pengalamannya selama isra' mi'raj, Ummu
Hani mendengarkan dengan seksama. Meskipun cerita-cerita yang didengarnya
sama sekali di luar logika, Ummu Hani' tetap berkata, "Aku percaya akan ceritamu

wahai Muhammad. Tapi setelah ini, apa yang hendak kau lakukan?"
"Aku akan menceritakan pada Abu Jahal dan pada semua penduduk Mekah", jawab
Nabi Muhammad saw.
Wahai Nabi Allah jangan ceritakan peristiwa ini kepada manusia, sebab nanti
mereka mendustakanmu dan menyakitimu. Kata Ummu Hani'. Nabi saw bersabda
Demi Allah aku pasti menceritakan peristiwa ini kepada mereka.
***
Pada waktu itu, datanglah Abu Jahal, lantas bertanya: "Apakah kamu ingin
memberitakan sesuatu?"
"Ya," jawab Nabi Muhammad.
"Apakah itu?" tanya Abu Jahal lagi.
Nabi Muhammad menjawab: "Aku telah diperjalankan pada malam tadi ke
Baitulmaqdis.
"Apa? Kamu diperjalankan ke Baitulmaqdis dalam tempo satu malam? Apakah
engkau mau aku kabarkan berita ini kepada kaummu?"
"Bahkan aku akan kabarkan apa yang aku kabarkan kepadamu ini."
Abu Jahal pun menyeru dengan suara lantang: "Wahai Bani Kaab dan Bani Lua',
berhimpunlah kamu semua kepadaku."
Setelah berkumpul semua orang, berkatalah Abu Jahal kepada Nabi Muhammad :
"Kabarkanlah kepada kaummu seperti yang engkau kabarkan kepadaku, wahai
Muhammad."
Nabi Muhammad kemudian menceritakan peristiwa Isra Miraj itu ke penduduk
Mekah.
Berkatalah Rasulullah : "Bahawasanya aku telah diperjalankan pada malam tadi."
"Ke mana?" tanya kaumnya.
"Ke Baitulmaqdis," jawab Nabi Muhammad
"Apa! Kamu melakukan perjalanan dalam waktu yang sesingkat itu?" tanya mereka
lagi.
"Ya," jawab Nabi Muhammad
Orang-orang Quraisy kemudian menanyakan tentang bagaimana Baitul maqdis itu
secara terperinci. Orang-orang Quraisy sibuk bertanya tentang perjalanan Nabi
dalam peristiwa israk itu. Mereka bertanya berbagai perkara mengenai
Baitulmuqaddis yang kurang jelas pada ingatan Nabi. Hal itu menyulitkan Nabi
karena dengan perjalanan yang secepat itu tentunya sulit untuk merinci tentang
Baitul Maqdis. Nabi Muhammad kemudian berdiri di Hijr Ismail. Allah kemudian
memperlihatkan kepada beliau dari jauh sehingga Nabi mampu melihatnya.
Kemudian beliau memberitahukan kepada mereka tentang tiang-tiangnya dari apa
yang dilihatnya itu. Walau bagaimana sekalipun bentuk pertanyaan yang diajukan
kepadanya, Nabi tetap dapat menceritakan kepada mereka
Walaupun nabi sudah bercerita demikian tetapi mereka masih tidak mempercayai
dengan perjalanan ke Baitul Maqdis yang secepat itu. Hal tersebut kemudian

menimbulkan kesangsian juga pada beberapa orang pengikutnya. Tidak sedikit


mereka yang sudah Islam itu kemudian berbalik murtad. Mereka yang masih
menyangsikan hal ini lalu mendatangi Abu Bakr dan keterangan yang diberikan
Muhammad itu dijadikan bahan pembicaraan.
"Kalian berdusta," kata Abu Bakr.
"Sungguh," kata mereka. "Dia di mesjid sedang berbicara dengan banyak orang."
"Dan kalaupun itu yang dikatakannya," kata Abu Bakr lagi, "tentu dia bicara yang
sebenarnya. Dia mengatakan kepadaku, bahwa ada berita dari Tuhan, dari langit ke
bumi, pada waktu malam atau siang, aku percaya. Ini lebih lagi dari yang kamu
herankan."
Abu Bakar kemudian menemui Nabi Muhammad dan langsung bertanya ;" Ya
Rosulullah benarkah anda mengatakan kepada orang banyak , bahwa anda datang
dari Baitul Maqdis semalam ?"
Beliau menjawab ;"Ya benar !". " Ya Rosulullah, cobalah sebutkan kepadaku
bagaimana Baitul Maqdis itu, aku sudah pernah pergi ke sana ", kata Abu Bakar,
Seketika itu gambaran Baitul Maqdis tampak jelas di depan mata Nabi s.a.w, hingga
beliau dapat menyebutkan bagian-bagian dari bangunan masjid tersebut.
"Anda sungguh tidak berdusta ya Rosulullah ! Aku bersaksi anda benar-benar
utusan Allah!"Tiap Abu Bakar mendengar bagian-bagian Baitul Maqdis disebut ia
mengucapkan berulang-ulang kepada Nabi Muhammad : Anda benar...anda
benar...". Sejak itu Abu Bakar diberi gelar dengan "AshShiddiq" yang berarti amat
membenarkan.
Walaupun demikian banyak dari mereka masih kurang percaya , sehingga mereka
masih meminta bukti dari Rosulullah, seperti diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari
Ummu Hani binti Abu Thalib. Beliau, Rosulullah s.a.w. berkata :
" Tadi malam aku melewati kafilah Bani Fulan di sebuah lembah.
Binatang yang kutunggangi mengejutkan mereka sehingga ada seekor di antara
unta mereka melesat jauh ketika itu aku sedang menuju Syam.
Sampai di Dhajran dan aku melewati satu kafilah lagi dan aku minum ketika mereka
sedang tidur nyenyak. Sekarang mereka berada di tikungan jalan Ta'nim.
Yang paling depan unta coklat tua dan berponok dua , hitam dan ada yang belangbelang.
Lalu mereka beramai-ramai ke jalan tikungan Ta'nim, dan ternyata kafilah tersebut
baru tiba dengan unta yang disebutkan beliau.
Dan mereka bertanya tentang kejadian semalam, ternyata sama persis seperti apa
yang diceritakan Nabi Muhammad s.a.w. Rasul Allah.
posted by Nanang @ 1:56 AM
Nama-nama yang berhubungan dengan Isra Miraj
a. Malaikat

Malaikat berasal dari kata malakah yang berarti "mengutus" atau


"perutusan/risalah". Allah swt. menciptakan malaikat dari nur (cahaya),
sebagaimana Dia menciptakan Nabi Adam a.s. dari tanah liat, juga sebagaimana
menciptakan jin dari api. Allah Taala menciptakan malaikat lebih dahulu daripada
manusia. Tabiat malaikat ialah secara sempurna berbakti kepada Allah, tunduk dan
patuh pada kekuasaan dan keagungan-Nya, melaksanakan semua perintah-Nya dan
mereka pun ikut mengatur alam semesta menurut kehendak dan iradah Allah
Taala.
Allah Taala menciptakan malaikat berupa makhluk yang bersayap dan di antaranya
ada yang bersayap dua buah, tiga buah, empat buah dan ada pula yang lebih dari
itu. Semua ini menunjukkan nilai dan perbedaan pangkat di sisi Allah Taala, juga
tentang kekuasaannya cepat atau lambatnya dalam berpindah dari satu tempat ke
tempat lain.
Sesuai Firman Allah dalam Al Quran:
Segenap puji bagi Allah, Maha Pencipta langit dan bumi, yang membuat malaikat
sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap-sayap, ada yang dua, tiga atau
empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya,
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. Fathir:1).
Beberapa malaikat yang pernah diceritakan diantaranya yaitu: Jibril bertugas
membawa wahyu kepada para Nabi dan Rasul, Izrail bertugas sebagai pencabut
nyawa, Mungkar dan Nakir selaku dua malaikat yang melakukan menanyakan di
dalam kubur, Israfil berfungsi sebagai peniup sangkakala pada hari kiamat, Mikail
bertugas memberikan hujan dan pengatur rezeki, Raqib dan 'Atid selaku dua
malaikat pencatat amal manusia, Ridwan sebagai penjaga syurga, Malik sebagai
penjaga neraka dan Hamalatul 'Arsy sebagai malaikat yang membawa 'Arsy Tuhan
di hari kiamat.
Malaikat Jibril merupakan malaikat yang mengantar Nabi Muhammad Saw. dalam
perjalanan Isra Miraj. Nabi dapat melihat bentuk asli Jibril hanya dua kali saja yaitu
ketika menerima wahyu pertama dan ketika di Sidratul Muntaha waktu miraj.
Bentuk Malaikat Jibril digambarkan memiliki 600 sayap yang menutup ufuk dan
tubuhnya sangat besar terlihat seperti memenuhi antara bumi dan langit. Malaikat
Jibril juga disebut sebagai Ruh suci atau ruh kudus.
Manusia pada umumnya tidak dapat melihat malaikat. Tetapi malaikat dalam
beberapa peristiwa dapat menyerupai manusia sehingga manusia dapat melihat
malaikat yang menyerupai manusia itu.
b. Buraq
Buraq itu adalah binatang yang putih, panjang, lebih besar dari keledai tetapi lebih

kecil dari baghal. Buraq ini dapat meloncat sejauh batas pandangannya; kedua
telinganya selalu bergerak. Jika menaiki gunung kedua kaki belakangnya
memanjang dan jika menuruni jurang kedua kaki depannya memanjang. Dia
mempunyai dua sayap pada kedua pahanya yang dapat membantu dan
memperkuat kecepatannya. Buraq mempunyai empat kaki. Satu langkah ke satu
langkah kakinya adalah seumpama sekelip mata memandang. Ada orang yang
berusaha menyesatkan dengan menyebutkan bahwa buroq berkepala seorang
wanita padahal tidak pernah ada hadis yang menyatakan hal tersebut.
Nabi-nabi sebelumnya juga pernah menaiki buraq. Sa'id bin Musayyab dan lainnya
berkata bahwa buraq adalah kendaraan Nabi Ibrahim yang beliau naiki dari
negerinya menuju Baitul Haram. Nabi Muhammad juga akan menungangi Buroq
ketika pada hari kebangkitan nanti.
c. Masyithah
Ketika dalam perjalanan ke Baitul Maqdis Nabi mencium bau harum. Ternyata bau
harum itu adalah bau Masyithah beserta suami dan kedua anaknya yang dibunuh
oleh raja Fir'aun dari Mesir yang mengaku sebagai Tuhan, karena mempertahankan
imannya dan mengingkari ketuhanan Fir'aun..
Masyithah adalah tukang menata rambut dari anak perempuan Fir'aun. Pada suatu
hari, ketika Masyithah sedang menyisir rambut anak perempuan raja Fir'aun,
sisirnya jatuh dan Masyithah mengucapkan:
Dengan nama Allah, rugi si Fir'aun.
Mendengar ucapan Masyithah tersebut, maka terjadilah dialog antara anak
perempuan
Fir'aun dengan Masyithah sebagai berikut:
Anak Fir'aun: "Apakah engkau mempunyai Tuhan selain ayahku ?"
Masyithah: "Ya!"
Anak Fir'aun: "Apakah engkau berani pernyataanmu ini saya beritahukan kepada
ayahku?"
Masyithah: "Berani!"
Setelah anak Fir'aun memberitahukan kepada ayahnya tentang pernyataan
Masyithah, maka Masyithah pun dipanggil oleh Fir'aun, lalu terjadi dialog sebagai
berikut:
Fir'aun: "Apakah engkau mempunyai Tuhan selain aku ?".
Masyithah: "Ya, Tuhanku dan Tuhan tuan adalah Allah !".
Mendengar jawaban tersebut Fir'aun pun menyuruh agar suami dan kedua anak
Masyithah dihadapkan kepadanya. Setelah mereka menghadap, Fir'aun membujuk
Masyithah beserta suaminya agar keduanya meninggalakan agamanya (agama
tauhid) dan mengakui Fir'aun sebagai Tuhan. Setelah bujuk rayu Fir'aun ditolak oleh
keduanya, maka Fir'aun berkata kepada keduanya:
"Jika kalian berdua menolak permintaanku, maka aku akan membunuh kalian

berdua beserta anak-anak kalian!".


Masyithah menjawab: "Terserah, mana tindakan yang baik menurut tuan terhadap
kami. Dan jika tuan membunuh kami, kami minta agar kami sekeluarga dikubur
dalam satu rumah!".
Fir'aun berkata: "Baik, permintaanmu akan kami kabulkan!" Kemudian Fir'aun
memerintahkan untuk menyiapkan sebuah wajan besar penuh dengan minyak.
Setelah wajan tersebut dipanaskan dan medidih, anak Masyithah yang besar
dimasukkan lebih dahulu, sedang Masyithah beserta suaminya dan anaknya yang
masih berumur tujuh bulan disuruh menyaksikan, dengan harapan agar Masyithah
berubah pendiriannya. Kemudian suami Masyithah mendapat giliran yang kedua.
Setelah giliran sampai pada Masyithah dan anaknya yang masih menetek, tiba-tiba
anak Masyithah yang masih menetek berkata dengan fasih kepada ibunya:
"Janganlah ibu ragu-ragu untuk mati membela kebenaran; masuklah ke dalam
wajan!". Kemudian Masyithahpun dilemparkan ke dalam wajan tersebut beserta
anaknya.
posted by Nanang @ 1:50 AM
THURSDAY, MARCH 01, 2007
Nama-nama tempat sekitar Isramiraj
Beberapa tempat yang disebut dalam peristiwa Isra Miraj:
a. Masjidil Haram

Pengertian "masjidil" bukanlah nama untuk


sebuah bangunan utuh melainkan sebuah tempat untuk bersujud. Masjidil Haram
adalah tempat yang terdapat di dalamnya bangunan ka'bah, Maqam ibrahim, Hajar
Aswad, Hijir Ismail (Hateem), Sumur Zam-Zam dan tempat Sai antara bukit Safa dan
Marwa. Masjidil Haram terletak di kota Mekah. Pada zaman dahulu masjidil haram
adalah berupa tanah lapang dengan kabah di tengahnya dengan rumah-rumah
penduduk di sekitarnya. Kemudian penguasa-penguasa muslim di daerah itu

mengadakan perluasan dan membangun bangunan yang mengelilingi kabah seperti


yang kita lihat sekarang.

Bagian-bagian dari Masjidil haram diantaranya, yaitu:


Kabah

Kabah merupakan rumah ibadah pertama di muka bumi yang berbentuk persegi
empat. Kabah sebenarnya sudah ada sebelum manusia turun ke bumi. Allah SWT
memerintahkan kepada malaikat agar membangun tempat bertawaf seperti baitul
makmur yang ada di langit. Baitul makmur merupakan tempat bertawaf para
malaikat di langit. Dengan dibangunnya Kabah di bumi, maka malaikat-malaikat di
bumi ber-Thawaf (mengelilingi) Kabah ini, sama dengan mengelilingi Baitul
Makmur. Ritual Thawaf ini adalah sebuah ibadah yang dilakukan Malaikat (sama
dengan Thawafnya umat islam ketika berhaji) yaitu suatu upaya dari para malaikat
untuk mengharapkan rahmad dan maghfirah Allah.
Para malaikat sambil mengelilingi Ka'bah (di bumi) maupun Baitul Makmur yang di
langit sambil berdoa memohon kepada Allah agar senantiasa dijauhkan dari hal-hal
yang dapat menimbulkan kemurkaan-Nya. Saat nabi Adam turun ke bumi, Allah
SWT telah meletakkan kubah di tempat dimana Kabah sekarang berada agar kubah
ini dijadikan tempat bertawaf oleh Nabi Adam. Diriwayatkan dari Rasulullah saw.
bahwa beliau bersabda, "Allah Taala telah mengutus Jibril a.s. kepada Adam dan
Hawa, (Allah berfirman), " Kalian berdua bangunlah bagi-Ku sebuah rumah "
Kemudian Jibril menunjukkan tempatnya. Adam menggali dan Hawa memindahkan

tanahnya, sehingga sampai kepada air terdengar suara dari bawah, "Hati-hati wahai
Adam."Ketika Adam sedang membangunnya, Allah berfirman kepadanya agar dia
bertawaf di rumah itu dan dikatakan, "Kamu adalah manusia pertama dan ini adalah
rumah pertama yang dibangun. Dalam AlQuran juga ada firman Allah yang
membenarkan bahwa kabah adalah rumah ibadah pertama yang dibangun di bumi.
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah
yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia
. (QS. Ali Imran : 96).
Di bangunan Ka'bah itu pulalah, Nabi Adam mengumpulkan seluruh anak-anaknya
untuk persidangan, perkawinan dan penentuan hak untuk Qabil dan Habil, sebagai
putra pertama dan kedua dari seluruh anak-anak Nabi Adam. Setelah wafatnya
Adam as. anak-anaknya membangun Kabah dengan tanah dan batu. Disebutkan
bahwa yang membangunnya adalah nabi Syits as. Setelah itu Kabah terus ada dan
terjaga sampai datang topan dan banjir di zaman Nabi Nuh a.s. lalu tenggelam dan
hilang tempatnya. Bangunan kabah tetap hilang hingga datang masa Nabi Ibrahim
as bersama anak dan istrinya ke lembah gersang tanpa air yang ternyata disitulah
pondasi kabah dan bangunannya pernah berdiri. Lalu Allah SWT memerintahkan
Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail untuk mendirikan kembali kabah di atas bekas
pondasinya dahulu.

Menurut riwayat dari Tsa'labi, bahwasanya


ketika Allah Ta'ala memerintahkan nabi Ibrahim as. agar membangun kabah, Allah
memperlihatkan padanya awan yang berwarna putih yang membentuk persegiempat sebagaimana bentuk rumah, lalu Allah berfirman: "Wahai Ibrahim bahwa
bangunan kabah itu sebagaimana bentuk awan putih itu. Menurut riwayat Al-Waqdi
bahwasanya ketika nabi ibrahim sedang menggali buat pondasi ka'bah, beliau
menemukan sebuah batu pualam hijau dan pada batu itu ada tulisan hanya 4
barisan.(Wallahu a'lam), lalu Allah berfirman kepada ibrahim as. agar
mendatangkan batu-batuan buat bangunan ka'bah dari 5 gunung, yaitu: Gunung

Thursina, Gunung Thurzita, Gunung Labanan, Gunung Joudi, Gunung Hira. Agar
kelak pada hari kiamat nanti gunung-gunung tersebut dapat memberatkan
timbangan jamaah haji. Setelah dikumpulkannya batu-batuan dari gunung-gunung
tersebut Ibrahim mulai membangun ka'bah.
Ismail mengaduk pasir dengan semennya pada batu-batuan itu, lalu beliau
melanjutkan dan membangun ka'bah hingga pada ketinggiannya. Lebar ukuran
Kabah dibuat oleh Ibrahim adalah seperti berikut: " Dinding Timur adalah 48 kaki
dan 6 inci " Dinding Hatim adalah 33 kaki " Dinding antara Hajar Aswad dan sudut
Yamani adalah 30 kaki " Dinding Barat adalah 46.5 kaki.
Dalam sejarahnya setelah pembangunannya oleh Nabi Ibrahim, kabah pernah
mengalami kehancuran akibat perang maupun bencana alam sehingga
pembangunan ulang bangunan kabah juga dilakukan oleh suku-suku Arab yang
merupakan keturunan Nabi Ismail yang berdiam di Mekah tersebut. Sehingga
urutan pembangunan kabah yaitu: Generasi pertama dilakukan oleh Malaikat
generasi ke-2 oleh Nabi Adam, Syist Bin Adam sebagai generasi ke-3. Generasi ke-4
Kabah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Kemudian pembangunan
dilakukan oleh Suku Amaliqah dilanjutkan Suku Jurhum dan selanjutnya dilakukan
oleh Qushai Bin Kilab. Generasi ke-8 dilakukan oleh abdul Muthalib dan dilanjutkan
oleh generasi ke-9 oleh Quraisy. Pada generasi ke-10 kabah mengalami beberapa
renovasi yang dilakukan oleh umat dari Nabi Muhammad saw.
Ada juga peristiwa menarik seputar kabah yaitu ketika pada tahun kelahiran Nabi
Muhammad saw. Waktu itu kabah pernah hendak dihancurkan oleh pasukan gajah
yang dipimpin oleh Abrahah dari Yaman. Allah SWT kemudian melindungi kabah
dengan mengirimkan burung-burung Ababil yang melemparkan batu Sijil yaitu batu
dari neraka yang amat panas untuk memusnahkan Abrahah beserta pasukannya.
Tahun peristiwa tersebut disebut tahun gajah yang pada tahun itu juga merupakan
tahun kelahiran dari Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad saw.
Kabah juga sempat dikotori oleh orang-orang Musyrik Mekah yang menempatkan
berhala-berhala sebagai sesembahan selain kepada Allah. Setelah penaklukkan
Mekah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dan pengikutnya kemudian berhalaberhala tersebut dihancurkan. Kini kabah telah menjadi kiblat sholat dan juga
tempat thawaf.
Di masa Nabi Muhammad, awalnya perintah shalat itu ke baitul Maqdis di Palestina.
Namun Rasulullah SAW berusaha untuk tetap shalat menghadap ke kabah. Caranya
adalah dengan mengambil posisi di sebelah selatan kabah. Dengan menghadap ke
utara, maka selain menghadap Baitul Maqdis di Palestina, beliau juga tetap
menghadap kabah. Namun ketika beliau dan para sahabat hijrah ke Madinah, maka
menghadap ke dua tempat yang berlawanan arah menjadi mustahil. Dan Rasulullah

SAW sering menengadahkan wajah ke langit berharap turunnya wahyu untuk


menghadapkan shalat ke kabah. Hingga turunlah ayat berikut : Sungguh Kami
melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan
kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan
dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya
orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil
Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa
yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah : 144). Dan adalah kepunyaan Allah Timur
dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah Wajah Allah - (Qs. 2 alBaqarah : 115)
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk mengalihkan kiblatnya dari
Baitul Maqdis ke kabah di Mekah. Hingga sekarang umat Islam tetap menjadikan
kabah sebagai kiblatnya.
Maqam Nabi Ibrahim a.s.

Maqam Nabi Ibrahim a.s. adalah sebuah batu tempat berpijak


Nabi Ibrahim a.s. ketika beliau meninggikan bangunan Kabah dari pondasinya. Nabi
Ismail a.s. meletakkannya agar Nabi Ibrahim a.s. dapat naik lebih tinggi di atas batu
tersebut. Jadi pengertian maqam disini bukan makam yang berarti kuburan. Batu ini
diturunkan oleh Allah dari Syurga bersama-sama dengan Hajarul Aswad. Dari
Abdullah Bin Amir Bin Ash mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Rukun
(Hajar Aswad) dan Maqom adalah dua batu Ruby dari surga yang dihilangkan
cahayanya oleh Allah. (HR. At-Turmudzi).
Ketika nabi Ibrahim membangun kabah, beliau berpijak pada batu itu yang
kemudian batu pijakan itu mengangkat nabi ibrahim naik ke atas untuk menata
batu bangunan ka'bah dan jika nabi ibrahim ingin turun , maka batu pijakan itupun
turun ke bawah, kemudian beliau menyambut batu yang telah di semen oleh nabi
ismail dari tangan ismail hingga beliau menyusun dan menata ka'bah hingga pada
puncak bangunan.

Riwayat dari Anas bin Malik ra. berkata: bahwasanya telah kulihat bekas pijakan
kaki Ibrahim as. pada batu itu membekas hingga membentuk telapak kakinya. Dan
bentuk lekukan jari itupun sekarang sudah tidak begitu jelas lagi karena terlampau
banyak orang yang menyentuhnya baik siang dan malam. Sekarang batu ini sudah
ditutupi dengan perak. Pada batu ini dapat terlihat bekas kedua telapak kaki Nabi
Ibrahim yang panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan dalamnya 10 cm.
Hajar Aswad

Hajar Aswad merupakan batu hitam yang


diletakkan di salah satu sudut kabah. Menurut sejarahnya, Hajarul Aswad
diturunkan oleh Allah dari langit. Batu itu mula-mula berwarna seperti permata
putih, lebih putih dari salju, tetapi lama-kelamaan menjadi hitam sebab dosa
manusia. Kalau tidak karena sentuhan tersebut niscaya cahayanya menerangi
antara timur dan barat. Ini diterangkan dari hadis Rasulullah Sallallahu 'alaihi
wasallam yang bermaksud: Dari Ibnu Abbas r.a. katanya, Rasulullah bersabda :"
Hajarul Aswad diturunkan dari syurga dan berwarna lebih putih dari susu. Dosadosa manusia (anak Adam) menyebabkannya menjadi hitam " . Riwayat Ahmad dan
Turmizi.
Hajar Aswad diberikan kepada Adam sebagai bagian dari kabah yang dibangunnya
sebagai rumah ibadah pertama di muka bumi. Bangunan ini kemudian lenyap ketika
banjir Nabi Nuh. Menurut riwayat Al-Kusai bahwasanya: ketika nabi ibrahim
membangun kabah, terdengar oleh beliau seruan dari jabal Abi Qubais (Gunung Abi
Qubais atau gunung kubais) dan berbunyi : "Wahai Ibrahim, bersamaku ada titipan
buatmu, dan ambillah titipan itu". Lalu nabi Ibrahim pun mendekati gunung Abi
Qubais, tiba-tiba gunung itupun membelah dan mengeluarkan sebuah batu hitam,
karena pada waktu itu nabi Nuh as. ketika keluar dari bahteranya setelah badai
topan, beliau menitipkan batu itu pada gunung Abi Qubais, oleh karena itu Allah
memerintahkan agar Jabal Qubais menerima sebagai titipan. Dan batu itu ialah:
"Hajar Aswad"
Selanjutnya setelah masa Ibrahim wafat, Hajar Aswad juga sempat menghilang

ketika Bani Bakar bin Abdi Manaf bin Kinanah bin Ghaisyan bin Khaza'ah mengusir
keturunan Jurhum dari Mekah, Amr bin Harits bin Madhadh Al Jurhumi keluar
membawa dua patung emas kepala rusa dan Hajar Aswad dan dipendam di sumur
Zamzam seterusnya mereka berangkat menuju Yaman. Pemendaman Hajar Aswad
di dalam sumur Kabah tidak bertahan lama karena seorang wanita dari Khaza`ah
memberitahukan kepada kaumnya bahwa dia melihat orang Jurhum memendam
Hajar Aswad di sumur Zamzam. Kemudian mereka meletakkan Hajar Aswad kembali
ke tempatnya. Hal ini terjadi sebelum pembangunan oleh Qushay bin Kilab.
Ketika ada banjir menimpa kabah, Kabah mengalami kerusakan dan dindingnya
retak sehingga kabah perlu dibangun kembali. Tugas ini dibagikan antara empat
kaum suku Quraish. Rasulullah turut membantu pembangunan kembali kabah.
Setelah dinding-dindingnya telah selesai dibangun, tiba waktunya batu hajar aswad
diletakkan kembali di tempatnya semula di dinding Timur Kabah. Terjadi
perselisihan di antara mereka untuk menentukan siapa yang mendapat kehormatan
meletakkan batu Hajar Aswad itu. Ketika perselisihan itu hampir menjadi
pertengkaran, Abu Umayyah, penduduk tertua Makkah, menentukan agar lelaki
pertama yang memasuki pagar masjid pagi keesokkannya lah yang akan
memutuskan permasalahan ini. Lelaki itu ialah Rasulullah. Penduduk Mekah
bergembira. "Ia adalah al-Amin. Ia adalah Muhammad," ucap mereka.
Muhammad menghampiri mereka lalu mereka memintanya supaya memutuskan
perkara itu. Muhammad setuju. Muhammad menyarankan agar batu hitam itu
ditaruh di atas sehelai kain, setiap ujung kain dipegang oleh seorang pemimpin
suku. Kain itu diangkat ke tempat batu itu hendak diletakkan. Muhammad kemudian
mengambil batu itu dan meletakkannya di tempatnya di dinding Kabah.
Hajar Aswad pernah pecah akibat perbuatan para perusak. Hajar Aswad kemudian
disatukan kembali. Perekatan tersebut dilakukan setelah diadakan penelitian oleh
para ahli untuk menentukan bahan khusus yang digunakan untuk merekat batu
pecahan Hajar Aswad yaitu berupa bahan kimia yang dicampur dengan minyak
misik dan ambar.
Hijir Ismail
Hijr Ismail arti harfiahnya adalah pangkuan Ismail. Di sanalah Ismail putra Ibrahim,
pembangun Ka'bah ini pernah berada dalam pangkuan Ibunya yang bernama
Hajar.Ketika Nabi Ibrahim a.s. membangun Kabah, tingginya hanya sembilan hasta
yaitu sepertiga tinggi sekarang. Begitu juga beliau mendirikan bangunan Kabah di
atas fondasi ditambah enam hasta yang sekarang masuk Hijir Ismail. Ketika
pembangunan dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s. lima hasta ini masuk bagian dari
Kabah.

Hijir Ismail yang dulu dengan yang sekarang dapat dibedakan dengan mudah sekali,
yaitu bahwa tembok yang lurus pada Hijir Ismail sekarang, yang sejajar menghadap
ke arah Utara Kabah adalah masuk bagian Kabah yang dahulu dibangun Nabi
Ibrahim a.s. Tempat yang dinamakan Hijir Ismail sekarang telah dibangun pagar
batu berlingkar. Tingginya 1 1/2 meter. Letaknya berdampingan dengan Kaabah di
sebelah utara. Dahulunya Hijr Ismail termasuk dalam bagian bangunan kabah yang
dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s. Tetapi setelah kabah yang
dibangun oleh mereka hancur, bangsa Quraisy membangun Kabah kembali, mereka
mengurangi dinding Kabah bagian Utara ke Selatan seluas enam hasta dan
menjadikannya bagian dari Hijir Ismail.
Berdasarkan kepada sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam, sebahagian dari
Hijir Ismail itu adalah termasuk dalam Kabah. Ini diriwayatkan oleh Abu Daud dari
'Aisyah r.a. 'Aisyah r.a. berkata; "Aku sangat ingin memasuki Kabah untuk
melakukan sholat di dalamnya. Rasulullah s.a.w. memegang tanganku dan
memasukkan aku ke dalam Hijir Ismail sambil berkata " Sholatlah kamu di Hijir jika
kamu hendak masuk ke dalam Kabah karena kaum engkau (orang Quraisy) telah
meninggalkan bagian ini di luar semasa mereka membangun kembali Kabah".
Disunatkan bagi tiap-tiap orang yang telah mengerjakan tawaf, sholat sunat dan
berdoa di Makam Ibrahim, sholat sunat pula dua rakaat di Hijir Ismail. Hijir Ismail itu
pada mulanya cuma merupakan pagar batu yang sederhana saja. Kemudian para
Khalifah, Sultan dan Raja-raja yang berkuasa telah memecahkan dan membangun
kembali pagar batu itu dengan batu marmer.
b. Thaibah (Madinah)

Negeri Taibah ini pada masa-masa lalu di zaman para


Nabi terdahulu adalah merupakan sumber segala ilmu pengetahuan. Akhirnya
orang menyebut negeri ini dengan nama Tai`bah yang diartikan sebagai Negeri
Sumber Segala Pengetahuan. Negeri Taibah ini sebenarnya adalah kota Madinah.
Kota Madinah pada masa sebelum perkembangan Islam juga dikenal dengan nama
Yastrib. Kota ini kemudian menjadi tempat hijrah para muslim dan menjadi tempat
pusat perkembangan Islam yang penting. Nabi juga membangun tempat tinggalnya
di Medinah dan juga Mesjid yang dibangun di sebelah rumahnya. Mesjid itu
bernama Mesjid Nabawi. Ketika wafat, Nabi dimakamkan di dalam rumahnya
tersebut. Sekarang Mesjid Nabawi telah diperluas sehingga makam Nabi

Muhammad sekarang termasuk di dalam Mesjid Nabawi itu.


c. Thursina (Gunung Sinai)

Thursina (Gunung Sinai) adalah sebuah gunung yang


terletak di Semenanjung Sinai di Mesir. Tinggi gunung ini adalah 2.285 meter.
Gunung ini juga dikenal dengan nama Jabal Musa. Gunung ini merupakan tempat
dimana Nabi Musa a.s. bercakap-cakap langsung dengan Tuhannya. Dari tempat ini
juga Nabi Musa mendapatkan dua log batu dan Tauratnya dari Allah SWT.

d. Baitul Laham (Betlehem)

Betlehem adalah sebuah kota yang terletak di Palestina


sekarang. Kota ini merupakan tempat kelahiran Nabi Isa a.s. Konstantin Agung pada
330 M kemudian membangun Gereja Kelahiran, di tengah Betlehem di atas sebuah
gua yang disebut Holy Crypt, yang dipercaya orang Kristen sebagai tempat Nabi Isa
a.s. dilahirkan. Ini merupakan gereja Kristen tertua di dunia.

e. Masjidil Aqsa
Kata al-aqsha mengandung dua arti. Secara harfiah ia berarti "jauh", maksudnya
jauh dari Masjid AI-Haram. Arti makna-wiyahnya menurut sebagian ulama "bebas
dari segala jenis kotoran, karena masjid ini tempat turun malaikat dan wahyu serta

kiblat para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.


Masjidil Aqsha terletak di Baitul Maqdis (Yerusalem). Sekarang di tempat ini telah
terdapat bangunan masjid Aqsa dan Mesjid Kubatus Shakhrah (Kubah Batu/Dome of
the Rock). Persekitaran kedua masjid ini dikenali sebagai Al-Haram al-Sharif dan ia
menjadi tempat suci ketiga bagi umat Islam. Jadi yang disebut oleh Nabi
Muhammad sebagai masjidil Aqsa tidaklah harus sebuah bangunan. Bangunan
masjid Aqsa yang ada sekarang ini baru dibangun setelah Nabi Muhammad wafat.
Masjidil Aqso merupakan tempat dimana bait Allah pernah dibangun disitu oleh
Nabi-nabi terdahulu. Ketika Nabi mengadakan Isra Miraj tempat tersebut sudah
menjadi puing-puing. Kaum muslimin kemudian membangunnya kembali menjadi
tempat ibadah kepada Allah seperti fungsinya semula. Mesjid Al-Aqsa merupakan
kiblat umat Muslim yang pertama sebelum umat muslim mengalihkan kiblatnya ke
Ka'bah yang ada di dalam Masjidil Haram
Menurut riwayat, Masjidil Al-Aqsha dibangun oleh Nabi Adam a.s setelah beliau
membangun Masjidil Al-Haram. Dengan demikian Masjidil Al-Aqsha adalah masjid
kedua yang dibangun di muka bumi. Masjid itu rusak dan runtuh dimakan waktu,
kemudian dibangun kembali oleh Nabi Ya'qub a.s, 40 tahun setelah Kabah dibangun
kembali oleh kakeknya, Nabi Ibrahim a.s. Nabi Daud a.s membangun ulang masjid
itu dan disempurnakan oleh putranya, Nabi Sulaiman a.s. Orang Yahudi menyebut
tempat yang dibangun Nabi Sulaiman itu sebagai Kuil Sulaiman (Haikal Sulaiman).

Kuil Sulaiman dibangun oleh Nabi Sulaiman a.s sebagai


tempat ibadah untuk menyembah Allah SWT. Kuil Sulaiman diyakini sebagai tempat
ibadah bani Israil yang dibangun tahun 960 sebelum masehi. Dalam sejarahnya kuil
ini kemudian dimusnahkan oleh Nebukadnezzar dari Babilonia pada tahun 586 SM.
Oleh Nebukadnezar bangsa Yahudi digiring ke Babilonia untuk dijadikan budak.

Setelah kekalahan bangsa Babilonia dari bangsa Persia yang dipimpin oleh Cyrus,
bangsa Yahudi dapat kembali ke Jerusalem dan mendirikan Kuil Sulaiman untuk
kedua kalinya. Selanjutnya untuk Kedua kalinya kuil ini dimusnahkan oleh
Kekaisaran Romawi pada tahun 70 Masehi. Titus, seorang jenderal Romawi,
menyerang Jerusalem, menghancurleburkan isi kota termasuk Haikal Kedua dan
mengusir bangsa Yahudi agar lenyap dari kawasan itu. Bangsa Yahudi mengungsi ke
seluruh penjuru dunia.
Saat ini, hanya "Tembok sebelah Barat" yang diduga sisa dari bangunan kuil yang
masih berdiri, oleh orang Yahudi tempat ini dinamakan "Tembok Ratapan/Wailing
Wall". Kota ini kemudian dikuasai oleh Romawi sampai beberapa waktu yang lama.
Setelah Pemerintah Romawi Constantine memeluk agama Nasrani (312). Orangorang Roma Kristen membangun gereja-gereja di Yerusalem, dan menjadikannya
sebagai sebuah kota Nasrani. Romawi kemudian mengalami perpecahan menjadi
Romawi Barat dengan pusatnya di kota Roma dan Romawi Timur dengan pusatnya
di Konstantinople. Romawi Timur ini lebih dikenal sebagai Bizantium. Baitul Maqdis
atau Yerusalem berada dalam kekuasaan Bizantium. Daerah ini juga pernah menjadi
bagian Kerajaan Persia selama masa yang singkat karena Bizantium kembali
berhasil merebutnya.
Pada tahun 638 Masehi, selepas beberapa tahun wafatnya Nabi Muhammad s.a.w.,
tentara Islam mengepung Baitul maqdis dan menaklukkannya tanpa pertumpahan
darah. Penaklukkan ini dipimpin oleh Umar Bin Khattab, khalifah kedua
Islam.Khalifah Umar memasuki Yerusalem dengan mengendarai seekor unta putih,
dikawal oleh pemuka kota tersebut, Uskup Yunani Sofronius.
Sang Khalifah meminta supaya dibawa ke tempat Masjidil Aqsa dengan ditemani
beratus-ratus orang Islam. Khalifah Saidina Umar mendapati tempat itu dipenuhi
dengan debu dan sampah. Saidina Umar memerintahkan supaya tempat itu
dibersihkan dengan segera. Di sana ia berlutut dan berdoa di tempat teman
sekaligus nabinya Muhammad melakukan perjalanan malamnya. Di tempat
sujudnya Nabi Muhammad waktu Isra Miraj tersebut kemudian didirikan sebuah
masjid dari kayu. Mesjid ini dinamakan masjid Aqso.
Khalifah Umar kemudian melakukan sholat di tempat yang langsung berhadapan
dengan gereja Holy Sepulchre. Di bekas tempat sholat Khalifah Umar ini kemudian
didirikan Mesjid Umar. Tempat terjadinya peristiwa miraj Nabi Muhammad SAW ini
kemudian dibangun beberapa bangunan penting seperti Mesjid Aqso dan Kubah
Batu yang termasuk dalam bagian komplek Mesjid Al-Aqsha.

Kompleks Masjid AI-Aqsha ini lazim disebut Haram al-Syarif, atau Haram al-Quds
(Tanah Haram yang Suci). Kompleks itu berbentuk persegi panjang dengan luas 285
x 470 meter, sekelilingnya dipagari tembok. Beberapa bangunan penting dalam
komplek Masjidil Aqso diantaranya yaitu:
Mesjid Aqso

Merupakan tempat sujudnya Nabi Muhammad ketika


melakukan Isra miraj. Pertama kali didirikan oleh Khalifah Umar bin Khatab setelah
berhasil menaklukkan Baitul Maqdis. Mesjid Aqso itu dibangun dengan
membangunnya dari kayu.Berulangkali para Khalifah dinasti Islam melakukan
perbaikan dan pembaruan masjid Aqsha. Pada tahun 691 (72 H), Khalifah Abdul
Malik bin Marwan dari dinasti Umayyah, selain merehab dan merenovasi Masjid AlAqsha dengan kubah berwarna hijau, ia juga mendirikan sebuah bangunan
berbentuk kubah untuk melindungi batu tempat pijakan Rasulullah SAW saat beliau
akan dimi'rajkan.
Mesjid Kubatus Shakhrah

Bangunan ini terletak tak jauh (sekitar 100 meter)


di sebelah utara Masjid AI-Aqsha, yang kemudian disebut Masjid Qubbah AlShakhrah (Qubbatush-Sha-khrah, artinya Kubah Batu, Inggris: Dome of the Rock).
Kubahnya berwarna kuning keemasan.
Mesjid Kubatus Shakhrah yang terdapat dalam komplek masjidil Aqsho, merupakan
bangunan unik dalam dunia arsitektur Islam. Dinamakan dengan Kubatus Shakhrah
(kubah batu besar) adalah sebagai peringatan untuk sebuah batu besar yang
menjadi landasan naiknya Rasulullah saw. dalam perjalanan mikraj ke langit.
Mesjid ini mengalami beberapa kali renovasi, pada tahun 1554 M, dihiasi dengan
mosaik dan keramik Turki. Di tengah-tengah Masjid Qubbah Al-Shakhrah (Dome of
the Rock), terdapat sebuah batu gunung (Arab : shakhrah) berukuran kurang lebih
13,8 x 17 meter, yang seolah-olah tergantung di udara. Di bawahnya terdapat gua
berbentuk kubus berukuran 4,5 x 4,5 x 1,5 meter. Di bagian atas terdapat lubang
besar bergaris tengah 1 meter. Di dalam ruangan itu terdapat sebuah mimbar dan
orang dapat masuk ke dalamnya melalui sebuah pintu dengan menuruni sebuah
tangga.
Menurut sebagian ulama, kesucian shakhrah itu sama dengan kesucian Hajar Aswad
(batu hitam) di Ka'bah yang selalu dicium oleh jamaah haji/umrah saat tawaf; kedua
batu itu sama-sama berasal dari surga. Itu sebabnya, batu pijakan Nabi Muhammad
SAW saat akan mi'raj itu disebut Shakhrah al-Muqaddasah (batu yang
disucikan).Meskipun bangunan Masjid Qubbah Al-Shakhrah disebut masjid, peziarah
tidak dianjurkan melaksanakan shalat di dalamnya karena bangunan itu didirikan
semata-mata untuk mengabadikan peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW,
bukan untuk tempat shalat.
f. Langit

Langit (samaa' atau samawat) di dalam Al-Qur'an berarti segala


yang ada di atas kita, yang berarti pula angkasa luar, yang berisi galaksi, bintang,
planet, batuan, debu, dan gas yang bertebaran.
"Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya jaraknya 500 tahun, dan
diantara setiap langit jaraknya 500 tahun; antara langit yang ketujuh dengan kursi
jaraknya 500 tahun; dan antara kursi dan samudra air jaraknya 500 tahun; sedang
'Arsy berada di atas samudra air itu; dan Allah berada di atas 'Arsy tersebut, tidak
tersembunyi bagi Allah sesuatu apapun dari perbuatan kamu sekalian."
(Diriwayatkan oleh Ibnu Mahdi dari Hamad bin Salamah, dari 'Ashim, dari Zirr, dari
'Abdullah ibnu Mas'ud)"Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan
bumi?" Kami menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda:
"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan antara satu langit ke
langit lainnya jaraknya perjalanan 500 tahun, sedang ketebalan masing-masing
langit adalah perjalanan 500 tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada
samudra, dan antara dasar samudra itu dengan permukaannya seperti jarak antara
langit dengan bumi. Allah Ta'ala di atas itu semua dan tidak tersembunyi bagi-Nya
sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan Adam." (HR Abu Dawud dan Ahli
Hadits lainnya)
g. Baitul Makmur
Ketika di langit ke tujuh Nabi Muhammad melihat Baitul Makmur. Baitul Makmur
adalah tempat para malaikat bertawaf. Di langit terdapat sebuah bangunan yang
juga mirip Ka'bah namanya Baitul Makmur, setiap hari Malaikat yang Thawaf
(mengelilingi Baitul Makmur) sekitar 70.000 (wallahu alam). Diriwayatkan karena
sangat banyaknya jumlah malaikat di langit itu, maka mereka hanya dapat Thawaf
sekali dalam seumur hidupnya.
Ada sebuah kisah yang menceritakan tentang awal dibuatnya Baitul Makmur yaitu
ketika Allah akan menciptakan manusia dan menjadikannya khalifah di muka bumi.
"Dan ketika Tuhanmu berkata pada para malaikat, sesungguhnya aku menjadikan
khalifah di muka bumi." Para malaikat bertanya, "Apakah Allah akan menjadikan
manusia yang justru akan merusak bumi dan suka mengalirkan darah, padahal kami
selalu memahasucikan dan memuji-Mu?" Allah SWT berfirman, "Aku lebih
mengetahui tentang sesuatu yang tidak kamu ketahui."
Para Malaikat menyangka bahwa yang mereka katakan adalah sanggahan terhadap

Tuhan dan bahwa perkataan mereka telah membuat Tuhan marah sehingga mereka
berlindung di bawah Arsy sambil menadahkan kepala dan menunjuk dengan jarijarinya, merendahkan diri dan menangis memohon ampun dari murka Allah. Para
Malaikat tawaf di sekeliling Arsy cukup lama dan Allah melihat mereka lalu turunlah
rahmat-Nya kepada mereka dan diciptakanlah di bawah Arsy sebuah rumah yang
disebut Baitul Makmur.
Allah berfirman kepada para Malaikat, "Tawaflah di rumah ini dan tinggalkan Arsy",
maka para Malaikatpun tawaf di rumah ini, tujuh puluh ribu malaikat satu hari satu
malam, mereka tidak pernah kembali lagi kepada-Nya. Karena jumlah malaikat di
langit itu sangat banyak, maka mereka hanya dapat Thawaf sekali dalam seumur
hidupnya. (Jumlah manusia yang tidak sebanyak malaikat pun juga menyebabkan
pemerintah Arab saudi membatasi jumlah jamaah haji untuk berthawaf di kabah).
Kemudian Allah mengutus malaikat-malaikat ke bumi seraya berfirman kepada
mereka, "Bangunlah untuk-Ku sebuah rumah di bumi seperti ini (Baitul Makmur)."
Maka Allah memerintahkan kepada makhluk-Nya di bumi untuk tawaf di rumah
tersebut sebagaimana penghuni langit tawaf di Baitul Makmur. Para malaikat itu
bertawaf di sekeliling kabah itu hingga datangnya nabi Adam dan istrinya Hawwa di
wilayah itu.
h. Sidratul Muntaha
Sidratul muntaha secara harfiah berarti 'tumbuhan sidrah yang tak terlampaui',
suatu perlambang batas yang tak seorang manusia atau makhluk lainnya bisa
mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu hal-hal yang lebih jauh dari batas
itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur'an dan hadits yang menerangkan apa, di
mana, dan bagaimana sidratul muntaha itu.
i. Arsy
'Arsy adalah bentuk mashdar dari kata kerja 'arasya - ya'risyu - 'arsyan yang berarti
"bangunan", "singgasana", "istana" atau "tahta". Di dalam al-Quran, kata 'arsy dan
kata yang seasal dengan itu disebut 33 kali. Kata 'arsy mempunyai banyak makna,
tetapi pada umumnya yang dimaksudkan adalah "singgasana" atau "tahta Tuhan".
Arsy adalah singgasana Allah tempat Allah bersemayam. Keterangan ini ada pada
Al Quran: Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy. (QS. Thaha :
5)Arsy terletak di tempat tertinggi. Arsy merupakan atap Firdaus, sedangkan Firdaus
adalah surga yang paling tinggi.
Arsy ini sangat luas lebih luas dari langit dan bumi. Langit yang luas ini jika
dibandingkan dengan luas arsy sama dengan perbandingan di antara luas sebuah

kubah dan luas padang sahara. Abu asy-Syaikh juga meriwayatkan hadis dari asySyabi yang menerangkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Arsy itu terbuat dari
batu permata yakut merah. Kemudian, satu malaikat memandang kepada arsy
dengan segala keagungan yang dimilikinya". Lalu, Allah Swt. berfirman kepada
malaikat tersebut, "Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau memiliki kekuatan
yang sebanding dengan kekuatan 7.000 malaikat. Malaikat itu dianugerahi 70.000
sayap. Kemudian, Allah menyuruh malaikat itu terbang. Malaikat itu pun terbang
dengan kekuatan dan sayap yang diberikan Allah ke arah mana saja yang
dikehendaki Allah. Sesudah itu, malaikat tersebut berhenti dan memandang ke arah
arsy . Akan tetapi, ia merasakan seolah-olah ia tidak beranjak sedikitpun dari
tempatnya terbang semula. Hal ini memperlihatkan betapa besar dan luasnya arsy
Allah itu."
Itulah beberapa tempat yang dikunjungi dalam perjalanan Isra' Mi'raj Nabi
Muhammad Saw.
posted by Nanang @ 7:22 AM
Meneliti tentang Isra Miraj
a. Perjalanan Fisik atau non fisik
Perjalanan Isra Miraj merupakan perjalanan yang sangat ajaib sehingga ada
beberapa orang yang menganggap perjalanan itu merupakan perjalanan dengan
ruh saja. Bahkan ada yang menganggap hal itu hanya merupakan mimpi saja.
Keyakinan ini didasarkan pada hadis berikut: Ibn Ishak berkata bahwa Ya'kub bin
Utbah bin al-Mughirah bin al-Akhnas berkata kepadaku jika Muawiyah bin Abu
Sufyan ditanya tentang peristiwa isra' Rasulullah s.a.w maka ia berkata: "sungguh
mimpi-mimpi dari Allah adalah benar" (Ibn Hisham, 2002, hlm.361). Ini adalah salah
satu contoh pandangan awal dalam sejarah Islam bahwa peristiwa ini mengikut satu
pandangan berlaku tidak secara jasad tetapi secara roh saja.
Kalau kita teliti mengenai hadis tersebut, pernyataan Nabi Muhammad
kemungkinan adalah merupakan sindiran terhadap orang-orang yang percaya
bahwa Nabi melakukan Isra Miraj dalam mimpi saja. Nabi bersabda: sungguh
mimpi-mimpi dari Allah adalah benar. Pernyataan ini bukan berarti bahwa Nabi
Muhammad melakukan perjalanan itu dalam mimpi tetapi menegaskan bahwa
walaupun itu benar hanya mimpi tapi mimpi dari Allah adalah nyata dan pastinya
benar-benar terjadi.
Nabi Muhammad juga tidak pernah menyatakan bahwa peristiwa Isra Miraj
merupakan mimpi saja atau hanya perjalanan ruh saja. Banyak bukti yang
menunjukkan bahwa perjalanan Isra Miraj tersebut merupakan perjalanan fisik.
Bukti pertama adalah peristiwa pembedahan yang dilakukan malaikat terhadap diri

Nabi Muhammad. Pembedahan itu merupakan persiapan terhadap fisik Nabi


Muhammad untuk melakukan perjalanan. Bukti lainnya yaitu adalah digunakannya
buraq sebagai alat transportasi. Kalau hanya Ruh yang melakukan perjalanan tentu
tidak membutuhkan hewan Buraq untuk melakukan perjalanan tersebut. Dan Buraq
ini juga disebutkan diikat di tembok Buraq yang memang nyata adanya. Batu
pijakkan miraj juga benar-benar ada dan kini dapat dilihat di dalam Mesjid Kubah
batu. Bukti lainnya yaitu ketika dalam perjalanan pulang dari Isra Miraj Nabi
menyatakan bahwa ia melihat rombongan kafilah yang membawa unta. Bukti fisik
itu didapati ketika ternyata benar bahwa unta itu terkejut ketika melihat buraq. Dan
bukti fisik lainnya yaitu ketika didapati bahwa air minum para kafilah itu berkurang
karena ternyata Nabi Muhammad telah meminumnya. Karena itu sebagai seorang
yang beriman maka kita harus percaya bahwa peristiwa Isra miraj ini adalah
benar-benar terjadi dengan fisik dan bukan sekedar ruh saja.
b. Langit yang berlapis-lapis
Lapisan-lapisan yang melukiskan tempat kedudukan benda-benda langit sama
sekali tidak dikenal dalam astronomi karena pengetahuan manusia tentang langit
memang sangatlah terbatas. Kiranya ada dua Firman-Nya tentang tujuh lapisan
langit, yang sekaligus menyinggung pemahaman penafsiran "lapisan langit
pertama" (langit terendah). Kita teliti ayat kelima dalam QS. Al-Mulk ayat 5 yang
isinya: "Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintangbintang itu sebagai alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa
neraka yang menyala-nyala".
Pernyataan Allah dengan "menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang"
juga dinyatakan lagi dalam QS. Fushshilat ayat 12 : "Lalu Dia menjadikan tujuh
langit dalam dua hari, dan kepada tiap-tiap langit itu diwahyukan tugas-tugas
mereka. Kami hiasi langit terendah dengan bintang-bintang gemerlapan dan Kami
pelihara dengan baik. Demikian ketetapan Allah Yang Maha Perkasa dan Maha
Mengetahui". Allah menginformasikan di dalam Al Qur'an bahwa langit itu ada tujuh
tingkat. Langit yang pertama adalah langit yang dihuni oleh manusia dan makhlukmakhluk seperti binatang, tumbuhan dan benda-benda mati, yang terdapat di
planet Bumi. Ditambah lagi, segala benda langit yang mengisinya. Itu semua adalah
makhluk di langit pertama. Langit pertama itu di dalam istilah agama disebut
sebagai 'Langit Dunia'.

Allah telah memberikan gambaran yang menarik di dalam Al Qur'an, tentang langit
Dunia itu: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaikbaiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS.
Fushshilat (41): 12) Artinya, seluruh ruang angkasa yang berisi triliunan bintang,
matahari, galaksi, nebula, meteor, dan segala benda langit termasuk Bumi itu, oleh
Allah disebut sebagai langit Dunia. Kata 'Dunia' memiliki arti 'dekat'. Jadi, maknanya
menjadi langit yang dekat.
Tiap langit itu dijaga oleh malaikat supaya jangan ada setan-setan yang bisa naik ke
atas atau ada jin yang mencoba mendengarkan rahasia-rahasia langit. Pengetahuan
manusia sampai saat ini hanya terbatas pada langit yang dunia saja sedangkan
mengenai langit yang lainnya kita belum mengetahuinya dengan jelas.
b. Pintu langit
Bila kita membaca kisah perjalanan Nabi Muhammad ke langit maka kita akan
penasaran dengan penyebutan istilah pintu langit yang merupakan pintu untuk
menuju ke lapisan langit berikutnya. Pertanyaan kita apakah yang disebut pintu
langit itu?... Apakah langit itu berpintu jika ada dimanakah pintu itu berada?...
Apakah di luar angkasa itu terdapat sebuah obyek yang disebut pintu langit.
Mungkin ini adalah sebuah keanehan bagi kita tetapi ilmu manusia memang belum
menemukan apa itu pintu langit. Tetapi walau kita tidak pernah tahu pintu langit itu
seperti apa tapi kita tahu bahwa banyak obyek di luar angkasa yang sangat ganjil
dan aneh yang belum diketahui rahasianya. Salah satunya adalah lubang
hitam. Apakah lubang hitam ini merupakan pintu langit?.... Walaupun mungkin
bukan tapi tidak ada salahnya kalau kita sedikit mengetahui tentang lubang hitam
ini.
Istilah lubang hitam pertama kali diangkat oleh fisikawan AS bernama John
Archibald Wheeler pada tahun 1968. Lubang hitam ini dapat menarik benda-benda
di sekitarnya termasuk cahaya tetapi cahaya itu tidak tembus ke baliknya. Seolaholah langit ini berlubang. Penelitian menunjukkan adanya sebuah lubang hitam di
jantung Bima Sakti. Ada kemungkinan bahwa di jantung setiap galaksi terdapat
lubang hitam. Pencarian lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang
mendukungnya memang masih terus dilakukan para ahli, seiring makin majunya
teknologi dan ilmu pengetahuan.
Mungkin perkiraan bahwa lubang hitam adalah pintu langit adalah terlalu
berlebihan tapi bisa menjadi salah satu bahan pemikiran bagi kita bahwa ada

banyak keajaiban di semesta ini seperti halnya lubang hitam sehingga baik itu pintu
langit, lapisan langit dan perjalanan Isra miraj adalah merupakan salah satu
keajaiban yang memang benar-benar ada. Hal ini tentunya dapat menambah
keimanan kita bahwa apa yang diceritakan oleh rasulullah sebenarnya adalah nyata
hanya saja ilmu kita belum sampai ke sana.
c. Perintah Sholat
Sebenarnya ibadah shalat telah ada sebelum perintah shalat diwajibkan setelah
peristiwa Isra Miraj. Shalat juga dilakukan oleh nabi-nabi sebelum Nabi
Muhammad.
Tentang shalat. Shalat dalam bentuk seperti yang kita laksanakan selama ini
disyariatkan setelah Nabi Muhammad SAW ber-Isra' Mi'raj. Tetapi sebelum peristiwa
itu, Nabi Muhamamad SAW pun melakukan shalat, namun tidak dengan bentuk
sebagaimana seperti yang kita lakukan sekarang ini. Sholat adalah syariat dari
masa ke masa, namun antara Nabi yang satu dengan yang lain ada perbedaan
bentuk dan cara. Dan dari hasil Isra Mi'raj itulah, sholat dalam 5 waktu diwajibkan
atas kita.
Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, telah diperintahkan untuk melakukan shalat. "Dan
(ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi
manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat
shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail:"Bersihkanlah rumahku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku', dan yang sujud". (QS.
2:125) Nabi Ibrahim AS berdoa, supaya Allah SWT menjadikan anak-anak keturunan
Ibrahim AS sebagai orang yang selalu melakukan shalat, "Ya Tuhanku, jadikanlah
aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami,
perkenankan do'aku. (QS. 14:40).
Pada kisah lain, tentang Nabi Zakariya AS, disebutkan ;"Kemudian Malaikat (Jibril)
memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab
(katanya):"Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang
puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi
ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan
orang-orang saleh". (QS. 3:39). Kepada Nabi Musa AS, Allah SWT berfirman "Dan
Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya:"Ambillah olehmu berdua beberapa
buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu
rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu shalat serta
gembirakanlah orang-orang yang beriman". (QS. 10:87) Pada zaman Bani Israel
pun, Allah SWT telah memerintahkan Bani Israel untuk melakukan shalat. Lihat,
misalnya, Al-Baqarah ayat 83, "Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari
Bani Israil (yaitu):"Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah

kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta
ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah
zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada
kamu, dan kamu selalu berpaling". (QS. 2:83). Tentang Bani Israel lagi "Dan
sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami
angkat di antara mereka orang pemimpin dan Allah berfirman :"Sesungguhnya Aku
beserta kamu, seseungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat
serta menunaikan zakat seta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu
mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjamkan yang baik sesungguhnya Aku
akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Ku-masukkan
kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang
kafir diantaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus"
(QS. 5:12)
Dari berbagai ayat di atas, perlu kita ketahui bahwa ibadah shalat memang sudah
ada sejak dulu. Hanya, tata caranya saja yang [mungkin] berbeda. Suatu hari,
dalam kisah masuk Islamnya sayyidina Ali RA, Ali melihat Nabi SAW shalat bersama
Sayyidah Khadijah RA. Saat itu pertama kali Ali RA tahu adanya agama baru, Islam.
Masih banyak kisah-kisah yang menampakkan Nabi SAW melakukan shalat sebelum
Isra' dan Mi'raj.
Berikut diterangkan asal-usul bagaimana setiap sholat mulai dikerjakan.
Subuh:
Manusia pertama yang mengerjakan solat subuh ialah Nabi Adam a.s. yaitu ketika
baginda keluar dari syurga lalu diturunkan ke bumi. Perkara pertama yang
dilihatnya ialah kegelapan dan baginda berasa takut yang amat sangat. Apabila
fajar subuh telah keluar, Nabi Adam a.s. pun bersembahyang dua rakaat.
Rakaat pertama: Tanda bersyukur karena baginda terlepas dari kegelapan malam.
Rakaat kedua: Tanda bersyukur karena siang telah menjelma.
Zohor:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Zohor ialah Nabi Ibrahim a.s. yaitu
tatkala Allah SWT telah memerintahkan padanya agar menyembelih anaknya Nabi
Ismail a.s.. Seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari, lalu sujudlah Nabi
Ibrahim sebanyak empat rakaat.
Rakaat pertama: Tanda bersyukur bagi penebusan.
Rakaat kedua: Tanda bersyukur karena dibukakan dukacitanya dan juga anaknya.
Rakaat ketiga: Tanda bersyukur dan memohon akan keridhaan Allah SWT.
Rakaat keempat: Tanda bersyukur karena korbannya digantikan dengan tebusan
kibas.
Ashar:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Asar ialah Nabi Yunus a.s. tatkala baginda

dikeluarkan oleh Allah SWT dari perut ikan Nun. Ikan Nun telah memuntahkan Nabi
Yunus di tepi pantai, sedang ketika itu telah masuk waktu Asar. Maka bersyukurlah
Nabi Yunus lalu bersembahyang empat rakaat kerana baginda telah diselamatkan
oleh Allah SWT daripada 4 kegelapan iaitu:
Rakaat pertama: Kelam dengan kesalahan.
Rakaat kedua: Kelam dengan air laut.
Rakaat ketiga: Kelam dengan malam.
Rakaat keempat: Kelam dengan perut ikan Nun.
Maghrib:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Maghrib ialah Nabi Isa a.s. yaitu ketika
beliau dikeluarkan oleh Allah SWT dari kejahilan dan kebodohan kaumnya, sedang
waktu itu telah terbenamnya matahari. Bersyukur Nabi Isa, lalu bersembahyang
tiga rakaat karena diselamatkan dari kejahilan tersebut yaitu:
Rakaat pertama: Untuk menafikan ketuhanan selain daripada Allah yang Maha Esa.
Rakaat kedua: Untuk menafikan tuduhan dan juga tohmahan ke atas ibunya Siti
Mariam yang telah dituduh melakukan perbuatan sumbang.
Rakaat ketiga: Untuk meyakinkan kaumnya bahwa Tuhan itu hanya satu yaitu Allah
SWT semata-mata, tiada dua atau tiganya.
Isya:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Isya ialah Nabi Musa a.s.. Pada ketika itu,
Nabi Musa telah tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam
dadanya penuh dengan perasaan dukacita. Allah SWT menghilangkan semua
perasaan dukacitanya itu pada waktu Isyak yang akhir. Lalu sembahyanglah Nabi
Musa empat rakaat sebagai tanda bersyukur.
Rakaat pertama: Tanda dukacita terhadap isterinya.
Rakaat kedua: Tanda dukacita terhadap saudaranya Nabi Harun.
Rakaat ketiga: Tanda dukacita terhadap Firaun.
Rakaat keempat: Tanda dukacita terhadap anak Firaun
Pada Isra' Mi'raj, Allah memberikan perintah sholat wajib. Dan sholat Subuh adalah
sholat yang pertama kali diperintahkan. Karena peristiwa Isra' Mi'raj sendiri terjadi
pada saat malam hari. Subuhnya Rasulullah sudah tiba kembali di tempat semula.
Mungkin ini juga hikmah bagi kita semua, karena sholat Subuh adalah sholat yang
sulit untuk dilaksanakan, di mana pada saat itu banyak manusia yang masih
terlelap dalam tidurnya. Sebelum diperintahkannya sholat wajib 5 waktu ini,
Rasulullah melaksanakan sholat sebagaimana Nabi Ibrahim.

Kesempurnaan Iman - Mencintai Allah dan Rasul Lebih dari apapun

Islam adalah agama yang mendasari ajarannya dengan realitas, bukan agama yang
didasarkan pada khayalan dan ilusi. Ia tidak menafikan adanya perasaan saling
mencintai antar manusia, sebab itu adalah fitrah manusia. Secara naluri kita
mencintai suami, istri, keluarga, harta dan tempat tinggal. Itu manusiawi dan sama
sekali tidak salah.
Akan tetapi tidak sepatutnya sesuatu yang bersifat duniawi ini lebih ia cenderungi
dan cintai dibanding ALLAH dan Rasul-Nya. Jika ia lebih mencintainya, berarti tidak
sempurna imannya. Ia harus berusaha menyempurnakannya.
Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari
Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orangorang yang fasik. (QS. 9:24)
Mencintai ALLAH dan Rasul-Nya melebihi dari segalanya adalah jalan menuju
keselamatan yang hakiki. ALLAH, Dialah yang paling berhak untuk dicintai, yang
lebih patut menjadi labuhan hati dibandingkan orang tua, anak, bahkan diri sendiri.
Inilah maqom tertinggi berbagai tingkatan cinta bagi para pencari cinta.
MERUGILAH ORANG YANG MENCINTAI LAINNYA LEBIH DARI CINTA PADA ALLAH &
RASUL-NYA
"Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang
berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah dan tidak patut bagi
mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri rasul. yang demikian itu
ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan
Allah, dan tidak menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang
kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan
dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh.
Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat
baik." (QS.9:120)
Saat seorang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hari kiamat, beliau
menjawab dengan sebuah pertanyaan, Apa yang sudah kau persiapkan untuknya?
Orang itu menjawab, Tidak ada lain kecuali bahwa saya mencintai ALLAH dan
Rasul-Nya. Rasulullah bersabda : Engkau beserta orang yang engkau cintai. (HR.
Bukhari Muslim)
Allah Azza wa Jalla berfirman dalam Quran surat ke 49 Hujuraat: 7-8

"Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti


kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan,
tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan
itu INDAH di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang
lurus." (QS. 49:7-8)
Sebagai karunia dan nikmat dari Allah. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
Sungguh cinta kita kepada kedua orang tua, keluarga dan dunia tidak boleh
melebihi cinta kita kepada Rasul-Nya, yaitu nabi Muhammad SAW. Dari Anas ra., dia
berkata bahwa Nabi bersabda :
TIDAK BERIMAN salah seorang dari kalian sehingga aku lebih dicintai daripada
orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia. (HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak berarti kita menyepelekan perasaan cinta pada dunia, keluarga dan
orangtua.Tapi tidak boleh lebih mencintai dibanding cinta kepada Allah SWT dan
Nabi. Karena Allah adalah Tuhan pencipta kita dan Nabi Muhammad adalah
seseorang yang telah di utus Allah di jalan yang lurus. Sementara orang tua dan
keluarga kita adalah manusia biasa yang tentu mungkin tidak sempurna dan punya
salah. Kita bisa di bimbing maupun membimbing mereka, tapi tidak untuk berserah
diri sepenuhnya karena Allah lah yang paling berkuasa atas segalanya, menentukan
hidup kita dan menyelamatkan kita dari takdir buruk di kehidupan dunia akhirat.
"Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteriisterinya adalah ibu-ibu mereka. Dan orang-orang yang mempunyai hubungan
darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) di dalam kitab Allah daripada
orang-orang mukmim dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu berbuat
baik[*] kepada saudara-saudaramu. Adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam
kitab." (QS.33:6)
[*]Berwasiat yang tidak lebih dari sepertiga harta.
Kecintaan kita pada Rasulullah itu mengikuti kecintaan kita pada ALLAH SWT. Dan
ini merupakan buah kecintaan kita kepada-Nya. Saat Rasulullah Muhammad SAW
tiba di madinah, orang-orang yahudi menghampirinya seraya pura-pura bersin di
hadapan beliau, kemudian mereka berkata: Kami mencintai Allah, tapi kami tidak
akan mengikutimu.
Allah Azza wa Jalla mendustakan kecintaan mereka, sekaligus membantah
pengakuan mereka dengan firman-NYA:
Katakanlah: Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu. QS.3 Ali Imran:31

Jika seorang mempunyai kekasih, tentu ia akan berusaha menjadi seperti apa yang
diinginkan dambaannya itu. Maka tak jarang kita melihat seorang yang tadinya
brutal menjadi baik, yang tadinya
nakal menjadi saleh, yang tadinya hura-hura menjadi bersahaja. Kecintaan pada
Allah ialah terbukti dari ketaatannya menjalankan perintah & menjauhi larangan
tanpa paksaan, ia terbukti pula dari
pengorbanannya pada Islam, baik berupa tenaga, fikiran, waktu, harta, jiwa, raga
dan bahkan nyawa.
Bangun pagi yang dipikirkan ialah umat & Islam.
Akan tidur yang dipikirkan ialah bagaimana Islam dapat bangkit..
Saat ada waktu luang yang dipikirkan ialah permasalahan umat.
Ingin sekali semua orang beriman & berislam secara kaffah.
Ingin sekali semua orang selamat dari neraka.
Sedih melihat kanan kirinya diadzab gempa karena bermaksiat.
Sendu melihat saudaranya Islam keturunan belum shaleh / shaliha.
Pilu menyaksikan saudara lain murtad menjadi kafir.
Saat akan tidur pun dia niatkan sebagai istirahat untuk menghimpun.
kembali tenaga dalam berjuang dijalan-NYA
"Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin." (QS. 9:
128)
Saking cinta pada kita, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
Setiap Nabi diberi doa yang pasti akan dikabulkan oleh Allah, namun aku
menyimpan doa itu agar dihari kiamat dapat kugunakan untuk menyelamatkan
umatku. HR. Muslim
Jika ingin, Rasulullah Muhammad SAW dapat meminta doa yang membuatnya tenar
dan terhebat diantara para Nabi, namun beliau tidak melakukannya, beliau
Rasulullah Muhammad SAW menyimpannya untuk kita dihari akhir nanti.
Nabi saw telah menjadikan kecintaan sebagai syarat iman. Seseorang bertanya
kepada Rasulullah Muhammad SAW:
Ya Rasulallah, apa iman itu?
Rasulullah Muhammad SAW menjawab, Allah dan Rasul-Nya lebih kamu cintai
daripada apa pun selain keduanya.
Dalam hadits yang lain, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Anas bin
Malik: ''Tidak beriman kamu sebelum Allah dan Rasul-Nya lebih kamu cintai dari
siapa pun selain mereka.

Kemudian dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Tidak
beriman kamu sebelum aku (Rasulullah) lebih dicintai dari keluarganya, hartanya,
dan seluruh umat manusia.
Hadis di atas menjelaskan surat Al-Taubah ayat 24:
Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari
Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusanNYA danAllah tidak memberi petunjuk pada orang-orang
yang fasik."
Sumber cinta pertama adalah Allah, kemudian kita mencintai siapa saja yang
dicintai Allah, termasuk rasul-Nya, dan mencintai apa yang dicintai oleh pencinta
Allah, termasuk para sahabat & ahlul bait.
Karena itu, doa yang biasa kita baca adalah: Ya Allah, kumohonkan kepada-Mu
cinta`Mu dan mencintai orang-orang yang mencintai`Mu, dan mencintai setiap amal
yang membawa kami ke
dekat`Mu...
Dan pula diriwayatkan dalam Hadits bukhari, saat Rasulullah Muhammad SAW
mengajarkan KEHARUSAN mencintai ALLAH & Rasul-NYA:
Maka Umar bin Khatab r.a. berkata:
Wahai Rasulullah! Demi Allah! Engkau lebih aku cintai daripada Hartaku,
keluargaku dan orang tuaku, kecuali dari diriku sendiri.
(Umar lebih mencintai dirinya sendiri dibanding Rasul) Rasulullah Muhammad SAW
menjawab: Tidak! Wahai Umar, bahkan aku harus lebih engkau cintai daripada
dirimu sendiri.
Umar berkata: Jika begitu, Demi Allah! Engkau akan lebih aku cintai daripada diriku
sendiri wahai Rasulullah! Sejak sekarang,imanmu telah sempurna wahai umar!
Tegas Rasulullah Muhammad SAW. HR. Bukhari 6485, HR. Ahmad 22125
Dengan cinta Allah & Rasul melebihi segalanya, kita tidak menjadi benci pada orang
tua, anak, suami/istri, keluarga atau lainnya. Justru dengan cinta Allah & Rasul,
maka kita diwajibkan untuk
menghormati orang tua, meski orang tua kita masih belum juga mendapat hidayah
Allah untuk menerima Islam.
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika
salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya

Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka Perkataan yang mulia[*]. (QS. 17: 23)
[*] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi
mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada
itu.
Dengan cinta Allah & Rasul melebihi segalanya, Justru Allah mewajibkan kita
menyayangi anak, istri, dan seluruh muslimin muslimah dimuka bumi, menghormati
hak tetangga meski mereka kafir, mengenal seluruh manusia di berbagai belahan
bumi dan sebagainya.
Wallahu Alam..
Semoga Bermanfaat untuk meningkatkan iman kita pada Allah dan RasulNya..
Aamiin.
Sumber : islamterbuktibenar.net


{ } .






Jadilah kamu di dunia seakan-akan orang yang asing atau orang yang
melewati jalan!

Dicintai Allah
28 Oktober 2010 oleh mutiarazuhud

Ketika Allah taala mencintai mereka.


Allah taala berfirman yang artinya,
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati.
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.
Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan\} di akhirat. Tidak
ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang
besar. ( QS Yunus [10]:62-64 )
Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallhu alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya Allah Taala berfirman: barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka sungguh! Aku
telah mengumumkan perang terhadapnya.

Dan tidaklah seorang hamba bertaqarrub (mendekatkan diri dengan beribadah) kepada-Ku dengan
sesuatu, yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Ku-wajibkan kepadanya, dan senantiasalah
hamba-Ku (konsisten) bertaqarrub kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya;
Bila Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang digunakannya untuk
mendengar, dan penglihatannya yang digunakannya untuk melihat dan tangannya yang digunakannya
untuk memukul dan kakinya yang digunakannya untuk berjalan; jika dia meminta kepada-Ku niscaya
Aku akan memberikannya, dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku niscaya Aku akan
melindunginya. (H.R.al-Bukhriy)
Innallha Tala Qla ; Sesungguhnya Allah Taala berfirman
ini merupakan salah satu redaksi Hadts Qudsiy
man d l waliyyan ; barangsiapa yang memusuhi wali-Ku
Terdapat variasi lafazh, diantaranya: man dz l waliyyan ; man ahna l waliyyan faqad brazan
bi al-Muhrabah .
Kata al-Waliy diambil dari kata al-Muwlh , makna asalnya adalah al-Qurb (dekat) sedangkan
makna asal kata al-Mudh ( kata benda dari kata kerja d ) adalah al-Bud (jauh);
Jadi, kata al-Waliy artinya orang yang dekat kepada Allah.
Dalam hadits tersebut diuraikan kriteria wali Allah yakni:
Hamba yang bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan ibadah yang telah
diwajibkan/disyariatkan oleh Allah taala (ibadah mahdah/ketaatan) diikuti dengan selalu menjalankan
ibadah sunnah atau amal sholeh (ibadah ghairu mahdah/kebaikan) sehingga mendapatkan
kecintaanNya
Bertaqarrub, mendekatkan diri kepada Allah taala dengan cara menjadi orang beriman dan beramal
sholeh
Allah taala berfirman, yang artinya:
Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yangmendekatkan kamu kepada
Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal (saleh),
mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka
kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam syurga) (QS Saba
[34]:37 )

Tidak cukuplah menjadi orang beriman dapat dikatakan sebagai wali Allah, karena menjadi orang
beriman merupakan sebuah keharusan baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa. Tentang
orang-orang beriman silahkan baca tulisan
padahttps://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/10/27/orang-orang-beriman/
Allah taala berfirman, yang artinya:
Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan
sendiri ataupun terpaksa (QS Ar Rad [13]:15 )
Tidak cukup dengan menjalankan ibadah ketaatan atau ibadah yang disyariatkan atau ibadah yang
diwajibkan (ibadah mahdah) dapat menghantarkan kita menjadi wali Allah, haruslah ditambah dengan
amal sholeh untuk mendapatkan keridhoan dan kecintaan Allah taala
Mereka yang termasuk wali Allah adalah mereka yang beriman dan mengerjakan amal saleh atas
kesadaran sendiri dan atas petunjuk dan pertolongan/karunia Allah taala. Tentang amal saleh
silahkan baca tulisan padahttps://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/10/27/amal-sholeh/
Allah juga berfirman memberitakan tentang penduduk surga:..Dan mereka berkata: segala puji bagi
Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini, dan kami sekali-kali tidak akan mendapat
petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.. (QS Al-Araaf:43).
Firman Allah taala:...Sekiranya kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya, niscaya tidak
ada seorangpun dari kamu yang bersih (dari perbuatan keji dan mungkar) selama-lamanya,
tetapi Allah membersihkan siapa saja yang dikehendaki (QS An-Nuur:21)
Firman Allah yang artinya,
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka)
akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.
Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling
baik. (QS Shaad [38]:46-47)
Syekh Abu al-Abbas r.a mengatakan bahwa kata sufi dinisbatkan kepada perbuatan Allah pada
manusia. Maksudnya, shafahu Allah, yakni Allah menyucikannya sehingga ia menjadi seorang sufi.
Dari situlah kata sufi berasal.

Lebih lanjut Syekh Abu al Abbas r.a. mengatakan bahwa kata sufi (al-shufi) terbentuk dari empat
huruf: shad, waw, fa, dan ya.
Huruf shad berarti shabruhu (kebesarannya), shidquhu (kejujuran), dan shafauhu(kesuciannya)
Huruf waw berarti wajduhu (kerinduannya), wudduhu (cintanya), dan wafauhu(kesetiaannya)
Huruf fa berarti fadquhu (kehilangannya), faqruhu (kepapaannya), dan fanauhu(kefanaannya).
Huruf ya adalah huruf nisbat.
Apabila semua sifat itu telah sempurna pada diri seseorang, ia layak untuk menghadap ke hadirat
Tuhannya.
Kaum sufi telah menyerahkan kendali mereka pada Allah. Mereka mempersembahkan diri mereka di
hadapanNya. Mereka tidak mau membela diri karena malu terhadap rububiyah-Nya dan merasa cukup
dengan sifat qayyum-Nya. Karenanya, Allah memberi mereka sesuatu yang lebih daripada apa
yang mereka berikan untuk diri mereka sendiri.
Sebagaimana firman Allah yang artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya
akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan. (QS An Nahl [16]:97 )
Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka
dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang
mereka kerjakan. (QS Al Ankabut [29]:7 )
Salah satu ibadah sunnah atau amal sholeh yang dijalankan oleh kaum sufi sehingga Allah taala
mencintai mereka adalah berlaku zuhud dan selalu mengingat Allah (dzikrullah)
Dari Abul Abbas Sahl bin Saad As-Saidy radliyallahu anhu, ia berkata: Datang seorang laki-laki
kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan berkata: Wahai Rasulullah! Tunjukkan kepadaku
suatu amalan yang jika aku beramal dengannya aku dicintai oleh Allah dan dicintai manusia. Maka
Rasulullah menjawab: Zuhudlah kamu di dunia niscaya Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah

terhadap apa yang ada pada manusia niscaya mereka akan mencintaimu. (Hadist shahih
diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lainnya).
Abu Yazid al Busthami mengatakan: Para wali Allah merupakan pengantin-pengantin di bumi-Nya dan
takkan dapat melihat para pengantin itu melainkan ahlinya. Mereka itu terkurung pada sisi-Nya di
dalam hijab (dinding penutup) kegembiraan dan takkan dapat melihat kepada mereka seorangpun di
dunia ini maupun diakhirat, yakni tiada dapat mengetahui rahasia mereka.
Al Khaffaz telah berkata: Apabila Allah berkehendak untuk menjadikan hamba-Nya seorang wali,
niscaya dibukakan baginya pintu dzikir. Apabila ia telah merasa lezat dengan dzikir itu, maka
dibukakan pula atasnya pintu pendekatan. Kemudian ditinggikan martabat-Nya kepada majelis-majelis
kegembiraan. Lalu ia didudukkan di atas kursi keimanan untuk disingkapkan (dibukakan) daripadanya
hijab (tabir penutup) dan dimasukkannya ia ke pintu gerbang ke-Esaan serta diungkapkan baginya
garis-garis ke-Maha Agungan Allah. Pada saat penglihatannya tertuju kepada ke-Maha Agungan serta
kebesaran-Nya, niscaya ia akan tinggal tanpa dirinya dan akan menjadi fana (lenyap) untuk tiba
menuju pemeliharaan (penjagaan) Allah, agar terlepas dari segala pengakuan dirinya. Baru kemudian
ia pun menjadi seorang wali.
Al Quthub Abdul Abbas al Mursi, menegaskan dalam kitab yang ditulis oleh muridnya, Lathaiful Minan,
karya Ibnu Athaillah as Sakandari, Waliyullah itu diliput ilmu dan makrifat-makrifat, sedangkan
wilayah hakekat senantiasa disaksikan oleh mata hatinya, sehingga ketika ia memberikan nasehat
seakan-akan apa yang dikatakan seperti identik dengan idzin Allah. Dan harus dipahami, bagi siapa
yang diidzinkan Allah untuk meraih ibarat yang diucapkan, pasti akan memberikan kebaikan kepada
semua makhluk, sementara isyarat-isyaratnya menjadi riasan indah bagi jiwa-jiwa makhluk itu.
Dasar utama perkara wali itu, kata Abul Abbas, Adalah merasa cukup bersama Allah, menerima ilmuNya dan mendapatkan pertolongan melalui musyahadah kepada-Nya. Allah Taala berfirman: Barang
siapa bertawakkal kepada Allah, maka Dia-lah yang mencukupinya. (QS. ath Thalaq : 3). Bukankah
Allah telah mencukupi hambanya? (az Zumar : 36). Bukankah ia tahu, bahwa sesungguhnya Allah
itu Maha Tahu? (QS. al Alaq : 14). Apakah kamu tidak cukup dengan Tuhanmu, bahwa
sesungguhnya Dia itu menyaksikan segala sesuatu ? (QS. Fushshilat : 53)
Wali-wali itu merupakan orang-orang yang akan meneruskan hidup suci dari Nabi, orang-orang yang
mujahadah, orang-orang yang menjaga waktu ibadat, yang rebut-merebut mengerjakan taat, yang

tidak ingin lagi merasakan kelezatan lahir, kenikmatan panca indera, mengikuti jejak Nabi, mencontoh
perbuatan Muhajirin dan Anshar, lari ke gunung dan gua untuk beribadat, melatih hati dan matanya
untuk melihat Tuhan, merekalah yang berhak dinamakan Atqiya, Akhfiya, Ghuraba, Nujaba, dan lainlain nama-nama sanjungan yang indah yang dipersembahkan kepada mereka.
Diceritakan lebih lanjut dalam kitab-kitab sufi, bahwa wali-wali itu merupakan qutub-qutub atau
khalifah-khalifah Nabi yang tidak ada putus-putusnya terdapat di atas permukaan bumi ini. Mereka
meningkat kepada kedudukannya yang mulia itu sesudah mengetahui hakekat syariat, sesudah
memahami rahasia kodrat Tuhan, sesudah tidak makan melainkan apa yang diusahakan dengan
tenaganya sendiri, sesudah tumbuh dan jiwanya suci, tidak memerlukan lagi hidup duniawi, tetapi
semata-mata menunjukkan perjalanannya menemui wajah Tuhan.
Di antara para wali terdapat wali-wali Allah yang pangkatnya sangat digandrungi oleh para Nabi dan
para Syuhada pada hari kiamat seperti hadits Rasulullah Saw :
Sesungguhnya ada di antara hamba Allah (manusia) yang mereka itu bukanlah para Nabi dan bukan
pula para Syuhada. Mereka dirindukan oleh para Nabi dan Syuhada pada hari kiamat karena
kedudukan (pangkat) mereka di sisi Allah Swt seorang dari shahabatnya berkata, siapa gerangan
mereka itu wahai Rasulullah? Semoga kita dapat mencintai mereka.
Nabi Saw menjawab dengan sabdanya: Mereka adalah suatu kaum yang saling berkasih sayang
dengan anugerah Allah bukan karena ada hubungan kekeluargaan dan bukan karena harta benda,
wajah-wajah mereka memancarkan cahaya dan mereka berdiri di atas mimbar-mimbar dari cahaya.
Tiada mereka merasa takut seperti manusia merasakannya dan tiada mereka berduka cita apabila
para manusia berduka cita. (HR. an Nasai dan Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya)
Kemudian Rasul membacakan firman Allah Swt:
Ingatlah, sesungguhnya para wali Allah tiada ketakutan pada diri mereka dan tiada pula mereka
berduka cita. (QS. Yunus : 62).
Allah taala juga berfirman, yang artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS Al Baqarah [2]:277 )
Pernah Rasulullah Saw ditanya tentang siapa para wali Allah itu? Beliau menjawab: Mereka itulah
pribadi-pribadi yang apabila dilihat orang, niscaya Allah Swt disebut bersama (nama)-Nya. Mereka

terbebas (terselamatkan) dari fitnah dan cobaan dan terhindar dari malapetaka. Nabi bersabda :


Sesungguhnya bagi Allah ada orang-orang yang baik (yang tidak pernah menonjolkan diri di antara
para hamba-Nya yang dipelihara dalam kasih sayang dan dihidupkan di dalam afiat (sehat yang
sempurna). Apabila mereka diwafatkan, niscaya dimasukkan kedalam surganya. Mereka terkena
fitnah atau ujian, sehingga mereka seperti berjalan di sebagian malam yang gelap, sedang mereka
selamat daripadanya.
Jadi, seorang Wali akan mengalami hinaan dan makian sebagaimana yang dialami oleh Para Nabi dan
itu tidak akan menyurutkan langkah mereka untuk berdakwah membesarkan Nama Tuhan.
Allah taala berfirman, yang artinya:
kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan
mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan
mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali (QS Asy Syu-ara [26]:227 )
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah
akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih saying(QS Maryam [19]:96 )
Allah SWT berfirman:
kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun
mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras
terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang
yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah
Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Maidah: 54)
Diriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda:
Demi Allah, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Belum sempurna keimanan kalian
hingga kalian saling mencintai. Apakah tidak perlu aku tunjukkan pada satu perkara, jika kalian
melakukannya maka niscaya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian! (HR.
Muslim).
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh benar-benar akan Kami
masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang yang saleh(QS Al Ankabut [29]:9 )

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi nimat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang
mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS An Nisaa
[4]:69 )
Cintailah yang di bumi maka yang di langit akan mencintaimu
Semoga Allah SWT berkenan mempertemukan kita dengan Kekasih-Nya di muka bumi agar kita bisa
mencintai kekasih-Nya dengan demikian maka Allah SWT pasti mencintai kita.
Amin Ya Rabbal Alamin

SESAMA MUSLIM ADALAH SAUDARA


Assalamu alaikum Wr Wb
Sesungguhnya orang Islam adalah saudaranya orang islam lainnya, meskipun kita tidak saling mengenal
sebelumnya.
Begitu kita masuk Islam, maka mereka semua adalah saudara kita, saudara sejati, saudara di dunia maupun
di akhirat nanti.
Mari kita perhatikan dalil-dalil dari Alquran dan Hadis dibawah ini:
1.Rosululloh SAW bersabda di Hadis Bukhori:
Perumpamaan orang Islam yang saling mengasihi dan mencintai satu sama lain adalah ibarat satu tubuh,
Jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasa sakit dan tidak bisa tidur

2.Sabda Rosululloh SAW di Bukhori:


Tidak lah sempurna iman seseorang dari kalian,sehingga dia mencintai saudaranya(sesama islam)
sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri
3.Rosululloh SAW bersabda di Bukhori:
Seorang muslim adalah saudara bagi sesama muslim lainnya.
Tidak boleh menganiaya ataupun. Membiarkan dianiaya. Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya

maka Alloh akan memenuhi kebutuhan nya.


Barang siapa membebaskan kesusahan nya,maka Alloh akan membebaskan kesusahan nya di hari kiamat.
Barang siapa menutupi aib nya, maka Alloh akan menutupi aib nya dihari kiamat
4.Rosululoh SAW bersabda di Tirmidhi:
Senyum mu untuk saudaramu adalah shodaqoh bagimu
5.Rosululloh SAW bersabda di Bukhori:
Barang siapa memutus hubungan dengan saudaranya selama setahun, maka dia seperti membunuh nya
6.Rosululloh SAW bersabda di Abu Dawud:
Tidak halal bagi seorang muslim memutuskan hubungan dengan saudaranya sesama muslim lebih dari 3
hari,dan jika meninggal maka dia masuk neraka
7.Sabda Rosululloh SAW di Bukhori:
Tidak halal bagi laki-laki memutuskan hubungan lebih dari 3 malam. Saling berpapasan, tapi yang ini
memalingkan muka dan yang itu juga membuang muka. Yang terbaik diantara keduanya yaitu yang
memulai salam
8.Rosululloh SAW bersabda di Muslim:
Orang iman dengan orang iman yang lain adalah seperti sebuah bangunan.
Satu sama lain saling memperkuat
9.Rosululloh SAW bersabda di Muslim:
Antara orang iman janganlah saling hasud, saling mencari kesalahan, saling marah dan saling
membelakangi
10.Rosululloh SAW bersabda di Muslim:
Setiap muslim terhadap muslim lain nya adalah haram darah nya, hartanya(tidak boleh di curi),dan
kehormatan nya (tidak boleh di caci, dirusak kehormatannya)
11.Firman Alloh di khujorot:12

Hai orang iman,jauhilah berburuk sangka.sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. Dan janganlah
kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Janganlah sebagian kalian menggunjing pada sebagian yang lain.
Dari semua firman Alloh dan sabda rosululloh SAW diatas, jelaslah bahwa kita orang islam adalah satu
saudara.
Saudara sejati, saudara seiman, saudara sehidup semati, saudara di dunia dan saudara di akhirat kelak.
Namanya saudara, berarti kita harus saling mengasihi, saling mencintai,saling memperhatikan, saling
bertegur sapa, saling mengunjungi, saling membantu, saling tolong menolong, dan seterusnya persis seperti
kita bersikap pada saudara sekandung. Pada adik,pada kakak, pada paman,pada keponakan, bahkan pada
orang tua kita.
Kalau dengan saudara sekandung ,lazim nya kita tiada merasa berat untuk menolong apabila mereka ada
kesusahan, ada musibah, ada kebutuhan.
Jika saudara sekandung kita kekurangan uang, kita dengan senang hati memberi uang atau minimal
meminjami nya.
Jika mereka ada keperluan ataupun masalah, kita serta merta membantunya agar lepas dari masalah,
Bahkan sampai-sampai andaikan kita berdagang sesuatu barang,kemudian saudara sekandung kita
berminat membelinya, kita serta merta memberikan nya cuma-cuma, atau rela dibayar harga pokok nya
saja tanpa ambil untung, atau minimal kita memberikan diskon yang cukup besar untuk saudara kandung
kita !
Itulah hubungan yang alami dan benar antara sesama saudara sekandung.
Dan persis seperti itulah hubungan kita antara sesama saudara muslim.
Seperti itu, dan seharusnya memang seperti itu .
Tapi, sudah kah kita mempraktikkan nya???
Faktanya:
Masih banyak diantara kita yang belum bisa mempraktikkan nya secara utuh dan benar.
Bayangkan saja, kita ngaku muslim sejati. Hampir setiap hari kita ngaji,belajar ilmu agama, belajar Alquran
dan Hadis, mendengarkan nasihat, tausiah dari ustad-ustad dan bapak-bapak kyai.
Tapi, kenapa sikap kita kepada teman-teman sesama muslim masih jauh dari ajaran Alquran dan Hadis yang
kita kaji hampir setiap hari???

Jika kita pedagang,kita sama sekali tidak memberikan diskon pada mereka,padahal mereka kan saudara?
Jika mereka minta tolong,kita enggan menolongnya,padahal mereka kan saudara?
Jika mereka tidak punya uang, kita enggan memberiny atau minimal meminjaminya.padahal mereka kan
saudara?
Jika mereka dapat musibah,kita enggan membantunya, atau kita mau membantu jika diberi upah.padahal
mereka kan saudara?
Jika mereka butuh tumpangan, kita enggan memberi tumpangan pada mereka.ataumau memberi
tumpangan asal ada uangnya,asal kita dapat untung. Padahal kan kita saudara?
DIMANA PERSAUDARAAN ITU???
DIMANA SAUDARA SEKANDUNG???
MASIH MUSLIM KAH KITA???
JELAS, KITA JAUH DARI MUSLIM YANG DIMAKSUD OLEH ROSULULLOH SAW:
1.Orang islam terhadap orang islam seperti tubuh yang satu.jika salah satu anggota badan sakit, maka
semua badan akan merasa ikut sakitndan tidak bisa tidur
2.Orang iman dengan orang iman yang lain itu seperti sebuah bangunan,dimana bagian yang lain saling
memperkuat
3.Tidak sempurna iman seseorang sehingga dia mencintai saudara iman nya seperti dia mencintai pada
dirinya sendiri
JUGA MASIH JAUH DARI KRITERIA SEORANG IMAN SEPERTI DI FIRMANKAN ALLOH:
Sesungguhnya orang-orang iman itu adalah BERSAUDARA
LALU BAGAIMANA DG KITA???
SUDAH MUSLIMKAH KITA,SEPERTI SABDA ROSUL DAN ALLOH???
Jika belum,mulailah sekarang memuslimkan diri kita. Ok?
Alhamdulillah jazakumullohu khoiro

Ustadz Muslim alfarizi


Konsultasi Alquran dan Hadis
Sms 087875806619
Insaalloh dibalas(sabar antri)

****____LUASNYA NERAKA____****







Bismilahirrohmannirrohiim
Rasyid Arraqosy dari Annas bin Malik .r.a . berkata:
"" JIBRIL datang pada Nabi Muhammad. s.a.w. Pada waktu
yang tidak biasa datang malam dalam keadaan berubah
mukanya, maka ditanya oleh Nabi Muhammad.s.a.w. :
"" Mengapa aku melihat kau berubah muka..??''
jawabnya:
"" Ya Muhammad , aku datang kepadamu disaat Allah
menyuruh supaya di kobarkan penyalaan api neraka,maka
tidak layak bagi yang mengetahui neraka jahannam itu
benar, & siksa kubur itu benar, & siksa Allah itu untuk
bersuka-suka sebelum ia merasa aman pada_Nya.""
Lalu Nabi Muhammad .s.a.w. bersabda:
"" Yaa Jibril jelaskan kepadaku sifat jahanam.""
Jawabnya:

"" Ya ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan


seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan
seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun
sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam
nyala dan balanya.
Demi Allah yang mengutus engkau dengan Haq, andai
kata terbuka selobang jarum saja, niscaya akan dapat
membakar penduduk dunia semuanya karena panasnya.
Demi Allah yang mengutus engkau dengan Haq, Andaikan
satu baju ahli neraka itu digantung diantara langit dan
bumi, niscaya akan mati semua penduuk bumi karena
panas dan basinya.
Demi Allah yang mengutus engkau dengan Haq, Andaikan
satu pergelangan dari rantai yang di sebutkan dalam Alqur'an itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair
sampai kebawah bumi yang ketujuh.
Demi Allah yang mengutus engkau dengan Haq, Andaikata
orang yang di ujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar
orang-orang yang di ujung timur, karena sangat panasnya.
Jahanam itu sangat dalam dan perhiasannya besi, dan
minumannya air panas campur nanah, dan pakaiannya
potongan-potongan apai, Api neraka itu ada tujuh pintu,
dan tiap-tiap pintu ada bagiannya tertentu dari laki-laki
dan perempuan."""
Nabi Muhammad.s.a.w. bertanya:
"" Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah

kami.. ?? ""
Jawabnya:
"" Tidak tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari
lainnya, dan jarak dari pintu kepintu, jarak perjalanannnya
70.000 th, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70x ganda
(not kefahaman: yaitu yang lebih bawah lebih panas).""
Tanya Rasulullah. s.a.w :
"" Siapakah masing-masing Penduduk pintu..??""
Jawabnya:
"" Pintu yang terbawah untuk orang-orang munafik, dan
orang kafir yang di turunkan dari Mu'zizat dari Nabi
Isa.a.s. serta keluara Fir'aun. namanya Al - Hawiyyah.
Pintu yang ke dua tempat orang-orang Musyrikin,
bernama Jahim.
Pintu ketiga tempat orang shobi'i bernama Saqar.
Pintu ke empat di tempati Iblis dan pengikutnya dari kaum
majusi, bernama Ladha.
Pintu ke lima orang-orang Yahudi . bernama Huthomah.
Pintu keenam tempat orang-orang Nasara , bernama Sa'er.
Kemudian Jibril diam,segan pada Rasulullah,s.a.w.
sehingga ditanya,:

"" Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke


tujuh..??""
Jawabnya:
""Di dalamnya.. orang-orang yang berdosa besar dari
umatmu, yang sampai mati belum sempat bertobat.
"bernama Jahannam"
Maka Rasulullah Jatuh pingsan ketika mendengar
keterangan itu,sehingga Jibril meletakkan kepala rasul
diatas pangkuannya,sehingga sadar kembali,dan sesudah
sadar Nabi muhammada .s.a.w. bersabda :
"" Yaa Jibril sungguh besar kerisauanku, apakah ada dari
umatku yang akan masuk kedalam Neraka.??''
Jawabnya:
"" ya.. orang-orang yang berdosa besar dari umatmu,""
Kemudian Rasulullah menagis,Jibril juga
Menagis,kemudian rasul Masuk ke dalam rumahnya, dan
tidak keluar kecuali untuk sembahyang.selalu menangis
dan minta kesalamatan untuk kaumnya kepada AllahSWT.
{dipetik dari kitab"" Peringatan bagi yang Lalai""}.
Dari Hadist Qutsi. ,,
Bagaimana kamu masih bisa melakukan maksiat,
sedangkan kamu tak mampu bertahan dari panasnya terik
matahari Ku. tahukan kamu bahwa neraka janam ku itu :

Neraka janam itu mempunyai 7 tingkat,


Setiap tingkat mempunyai 70.000 daerah,
Setiap daerah mempunyai 70.000 kampung,
Setiap kampung mempunyai 70.000 rumah,
Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik,
Setiap bilik mempunyai 70.000 kotak,
Setiap kotak mempunyai 70.000 pohon Zarqum,
Setiap pohon Zarqum mempunyai 70.000 ekor ular,
Dimulut setiap ular yang panjang 7 hasta mengandung
lautan racun yang hitam pekat.
Juga setiap pohon Zarqum mempunyai 70.000 rantai,
Setiap rantai di seret oleh 70.000 Malaikat.
( Semoga dapat menimbulkan keinsyafan bagi kita
semua....
Aaaaamiiin.. Aaamiin..Aaamiin,, Yaa Robbal Aaalaaamiin. )

Ulama sebab perselisihan


Jihad membunuh muslim

Akhir yang baik


30 Juni 2013 oleh mutiarazuhud
Cara untuk mendapatkan akhir yang baik

Firman Allah taala yang artinya, Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini
hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu
serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanamtanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan
ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu. (QS al Hadid [57] : 20)

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya
akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (QS Al-Ankabut [29] : 64)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Untuk apa dunia itu! Hubungan saya dengan
dunia seperti pengendara yang mampir sejenak di bawah pohon, kemudian pergi dan
meninggalkannya. (HR At-Tirmidzi)
Pada hakikatnya, mereka menjadi Wahabi atau Syiah telah ditulis oleh Allah Qadirun bi
Qudratihi (Allah Berkuasa dengan Kekuasaan-Nya), Allah Muridun bi Iradatihi (Allah
Berkehendak dengan Kehendak-Nya) pada Lauhul Mahfudz jauh sebelum mereka lahir.
Apapun peran yang ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla bagi mereka menjadi cobaan bagi
mayoritas kaum muslim (as-sawad al azham) yang mengikuti para ulama yang sholeh yang
mengikuti imam mazhab yang empat sehingga kitapun dalam menghadapi mereka sebaiknya
dengan sikap dan perbuatan yang dicintaiNya pula
Allah Azza wa Jalla telah menetapkan siapa-siapa yang akan masuk surga dan siapa yang masuk
neraka jauh sebelum manusia itu lahir.
Telah menceritakan kepada kami Utsman telah menceritakan kepada saya Jarir dari Manshur
dari Saad bin Ubaidah dari Abu Abdurrahman dari Ali radliallahu anhu berkata,: Kami
pernah berada di dekat kuburan Baqi Al Ghorqad yang kemudian Nabi
Shallallahualaihiwasallam mendatangi kami, lalu Beliau duduk maka kami pun ikut duduk dekat
Beliau. Beliau membawa sebuah tongkat kecil yang dengan tongkat itu Beliau memukul-mukul
permukaan tanah dan mengorek-ngoreknya seraya berkata,: Tidak ada seorangpun dari kalian
dan juga tidak satupun jiwa yang bernafas melainkan telah ditentukan tempatnya di surga atau di
neraka dan melainkan sudah ditentukan jalan sengsaranya atau bahagianya. Kemudian ada
seorang yang berkata,: Wahai Rasulullah, dengan begitu apakah kita tidak pasrah saja menunggu
apa yang sudah ditentukan buat kita dan kita tidak perlu beramal?. Karena barangsiapa diantara
kita yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka pasti dia sampai kepada amalan
orang yang berbahagia, sebaliknya siapa diantara kita yang telah ditentukan sebagai orang yang
sengsara maka pasti dia akan sampai kepada amalan orang yang sengsara. Maka Beliau
bersabda: (Tidak begitu). Akan tetapi siapa yang telah ditetapkan sebagai orang yang berbahagia,
dia akan dimudahkan untuk beramal amalan orang yang berbahagia dan sebaliknya orang yang
telah ditetapkan sebagai orang yang akan sengsara maka dia pasti akan dimudahkan beramal
amalan orang yang sengsara. Kemudian Beliau membaca firman Allah Subhanahu Wa Taala QS
Al Lail [92]:5-6 Faammaa man athaa wattaqqa wa shaddaqa bil husnaa yang artinya: Adapun
orang yang memberikan dan bertakwa serta membenarkan kebaikan (HR Bukhari 1274)
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Jarir
dari Manshur dari Abu Wa`il dari Abdullah radliallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi
wasallam beliau bersabda: Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan
kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku
jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan
mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan

sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang
pendusta. (HR Bukhari 5629)
Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Syubah telah
menceritakan kepada kami Al Amasy aku mendengar Zaid bin Wahb aku mendengar Abdullah
bin Masud radliyallahuanhu, telah menceritakan kepada kami Rasulullah
Shallallahualaihiwasallam yang beliau adalah seorang yang jujur menyampaikan, dan berita
yang disampaikan kepadanya adalah benar, bahwa penciptaan salah seorang diantara kalian
dihimpun dalam perut ibunya selama empat puluh hari, atau empat puluh malam, kemudian
menjadi segumpal darah dalam empat puluh hari berikutnya, kemudian menjadi segumpal daging
dalam empat puluh hari berikutnya, kemudian Allah mengutus malaikat kepadanya dan
memerintahkan untuk menetapkan empat kalimat (empat hal); tentang rejekinya, ajalnya,
amalnya, sengsara ataukah bahagia. Kemudian Allah meniupkan ruh padanya, sungguh ada salah
seorang diantara kalian yang melakukan amalan-amalan penghuni surga hingga tak ada jarak
antara dia dan surga selain sehasta, namun kemudian takdir telah mendahului dia, lantas ia pun
melakukan amalan penghuni neraka dan akhirnya masuk neraka. Dan sungguh ada salah seorang
diantara kalian yang melakukan amalan penghuni neraka, hingga tak ada jarak antara dia dan
neraka selain sehasta, namun kemudian takdir mendahuluinya, lantas ia pun mengamalkan
amalan penghuni surga sehingga ia memasukinya. (HR Bukhari 6900)
Jadi, Allah Qadirun bi Qudratihi (Allah Berkuasa dengan Kekuasaan-Nya), Allah Muridun bi
Iradatihi (Allah Berkehendak dengan Kehendak-Nya) telah menuliskan pada Lauhul Mahfudz
segala seluruh skenario atau catatan kejadian di alam semesta termasuk siapa yang bahagia dan
siapa yang sengsara, siapa yang masuk surga dan siapa yang masuk neraka.
Kita pernah tahu riwayat seorang wanita yang pada akhirnya masuk neraka karena kejahatannya
yakni mengurung seekor kucing hingga mati kelaparan
Telah menceritakan kepada kami Ismail berkata, telah menceritakan kepadaku Malik dari Nafi
dari Abdullah bin Umar radliallahu anhuma bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda: Ada seorang wanita disiksa disebabkan mengurung seekor kucing hingga mati
kelaparan lalu wanita itupun masuk neraka. Nafi berkata; Beliau berkata: Sungguh Allah Maha
Mengetahui bahwa kamu tidak memberinya makan dan minum ketika engkau mengurungnya
dan tidak membiarkannya berkeliaran sehingga dia dapat memakan serangga tanah. (HR Bukhari
192)
Kita pernah tahu pula riwayat seorang wanita yang tidak baik namun pada akhirnya masuk surga
karena kebaikannya yakni memberi minum seekor anjing
Telah bercerita kepada kami Al Hasan bin ash-Shobbah telah bercerita kepada kami Ishaq Al
Azraq telah bercerita kepada kami Auf dari Al Hasan dan Ibnu Sirin dari Abu Hurairah
radliallahu anhu dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Ada seorang wanita
pezina yang diampuni dosanya disebabkan (memberi minum seekor anjing). Ketika dia berjalan
ada seekor anjing dekat sebuah sumur yang sedang menjulurkan lidahnya dalam kondisi hampir
mati kehausan. Wanita itu segera melepas sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya

kemudian dia mengambil air dari sumur itu. Karena perbuatannya itulah maka dia diampuni
dosanya.
Oleh karenanya dikatakan lebih baik mantan penjahat daripada mantan ustadz atau lebih baik
mantan orang jahat daripada mantan orang baik karena yang diperlukan adalah akhir yang baik.
Tiada seorangpun mengetahui bagaimana keadaan akhir yang akan dialami sehingga tidak dapat
sombong dengan keadaan pada saat ini dan tidak boleh pula sombong dengan merendahkan
keadaan orang lain pada saat ini.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda , Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya
terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan. kesombongan adalah menolak kebenaran dan
meremehkan manusia (HR. Muslim)
Rasulullah bersabda: Kesombongan adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh orang
lain. (Shahih, HR. Muslim no. 91 dari hadits Abdullah bin Masud)
Dalam sebuah hadits qudsi , Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda , Allah berfirman,
Keagungan adalah sarungKu dan kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa merebutnya
(dari Aku) maka Aku menyiksanya. (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Kemuliaan adalah sarung-Nya dan
kesombongan adalah selendang-Nya. Barang siapa menentang-Ku, maka Aku akan
mengadzabnya. (HR Muslim)
Seorang lelaki bertanya pada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam Musllim yang bagaimana
yang paling baik? Ketika orang lain tidak (terancam) disakiti oleh tangan dan lisannya Jawab
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Rasulullah shallallahu aliahi wasallam bersabda Tiada lurus iman seorang hamba sehingga lurus
hatinya, dan tiada lurus hatinya sehingga lurus lidahnya. (HR. Ahmad)
Sayyidina Umar ra menasehatkan, Jangan pernah tertipu oleh teriakan seseorang (dakwah
bersuara / bernada keras). Tapi akuilah orang yang menyampaikan amanah dan tidak menyakiti
orang lain dengan tangan dan lidahnya
Sayyidina Umar ra juga menasehatkan Orang yang tidak memiliki tiga perkara berikut, berarti
imannya belum bermanfaat. Tiga perkara tersebut adalah santun ketika mengingatkan orang lain;
wara yang menjauhkannya dari hal-hal yang haram / terlarang; dan akhlak mulia dalam
bermasyarakat (bergaul).
Sayyidina Ali bin Abu Thalib karamallahu wajhu berkata, Saya heran terhadap orang yang
sombong. Padahal dia berasal dari air yang hina dan akan menjadi bangkai. Sombong dapat
menghalangi tambahan nikmat. Orang yang menyombongkan diri sendiri, akalnya sudah rusak.
Rakus, sombong dan dengki merupakan kendaraan menuju lembah yang dipenuhi dosa.

Habib Ali Al Jifri mengingatkan bahwa sebaiknya janganlah mencela orang yang salah paham
atau mencela orang yang sesat namun celalah (luruskan) kesalahpahaman atau kesesatannya
***** awal kutipan *****
Maka tidak dibenarkan bagimu untuk menghina seseorang. Hinakanlah maksiat tapi jangan kaum
menghina pelaku maksiat. Hinakanlah kufur tapi jangan kau menghina orang kafir karena dzat
yang dihinakan pada kafir itu adalah hakikat kekufurannya.
Apakah hakikat kekufuran itu ? yaitu orang yang mati dalam keadaan kufur tetapi selagi dia
hidup maka dia tidak boleh dihina karena sesungguhnya kita tidak mengetahui bagaimana dia
akan mati maka kita tidak dibenarkan menghina seseorangpun dari makhluk Allah
Ada tiga jenis bentuk pandangan, sehingga kita tidak mendholimi hati ini (maksudnya adalah
pandangan yang tidak boleh kita lakukan)
1. Melihat kepada aurot (yakni apa yang diingini nafsu) dengan pandangan Nafsu
2. Melihat dunia dengan pandangan pengagungan (Ainu al tadhim)
3. Melihat makhluk Allah dengan pandangan penghinaan (Ainu Al tahqir)
Tiga pandangan ini mudah mudahan kita dijauhkan dari padanya , kita berlidung dari tiga
perkara ini dengan pandangan yang akan memberikan pancaran pada hati ini, sedangkan
pandangan yang dapat memberikan pancaran pada hati ini adalah :
1. pandangan yang dibenarkan Allah Azza Wajalla untuk dilihat dengan pandangan tafakkur
(Ainu Al tafakkur)
2. pandangan kepada orang tua ,kepada ulama ,kepada saudara saudara muslim dengan
pandangan kasih sayang / cinta Ainu Almahabbah
3. pandangan kepada pelaku maksiat dengan pandangan belas kasihan (Ainu Al syafaqoh)
4. pandangan kepada orang yang taat dengan pandangan memuliakan (Ainu Al-ijlal)
***** akhir kutipan *****
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menyampaikan petunjukNya bahwa walau
bagaimanapun Allah Azza wa Jalla telah menuliskan keadaan akhir bagi setiap manusia namun
Allah Azza Wa Jalla telah berjanji maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang
mudah (QS Al Lail [92):7) yakni bagi orang yang memberikan (shodaqqoh) dan bertakwa serta
membenarkan kebaikan (QS Al Lail [92):5-6)
Shoddaqoh banyak sekali macamnya tidak terbatas dalam bentuk harta
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma` Adl Dlubai Telah
menceritakan kepada kami Mahdi bin Maimun Telah menceritakan kepada kami Washil maula
Abu Uyainah, dari Yahya bin Uqail dari Yahya bin Yamar dari Abul Aswad Ad Dili dari Abu
Dzar bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam bertanya kepada
beliau, Wahai Rosulullah, orang-orang kaya dapat memperoleh pahala yang lebih banyak.
Mereka shalat seperti kami shalat, puasa seperti kami puasa dan bersedekah dengan sisa harta

mereka. Maka beliau pun bersabda: Bukankah Allah telah menjadikan berbagai macam cara
kepada kalian untuk bersedekah? Setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat takbir
adalah sedekah, setiap kalimat tahmid adalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah sedekah, amar
maruf nahi munkar adalah sedekah, bahkan pada kemaluan seorang dari kalian pun terdapat
sedekah. Mereka bertanya, Wahai Rasulullah, jika salah seorang diantara kami menyalurkan
nafsu syahwatnya, apakah akan mendapatkan pahala? beliau menjawab: Bagaimana sekiranya
kalian meletakkannya pada sesuatu yang haram, bukankah kalian berdosa? Begitu pun
sebaliknya, bila kalian meletakkannya pada tempat yang halal, maka kalian akan mendapatkan
pahala. (HR Muslim 1674)
Abu Hurairah radliallahu anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam Bersabda,
Setiap ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari selama matahari masih terbit. Engkau
mendamaikan dua orang (yang berselisih) adalah sedekah,menolong seseorang dengan
membantunya menaiki kendaraan atau mengangkatkan barangnya ke atas kendaraan adalah
sedekah,kata-kata yang baik adalah sedekah,setiap langkah kaki yang kau ayunkan untuk shalat
adalah sedekah,dan engkau menyingkirkan aral dari jalan adalah juga sedekah. (Diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Ibnu Hibban, disebutkan: Senyummu dihadapan saudaramu adalah shadaqah.
Menyingkirkan batu, duri, dan tulang dari jalan manusia adalah shadaqah. Petunjukmu kepada
seseorang yang tersesat di jalan juga shadaqah.. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya (al-Ihsan:474,
529)
Namun segala amal kebaikan akan bermanfaat di akhirat kelak bagi orang yang bertakwa dan
membenarkan kebaikan artinya tidak berlaku bagi orang kafir
Imam Jalaluddin as Suyuti dalam tafsir Jalalain ketika mentafsirkan QS Al Lail [92]:5-6 makna
yang terkandung di dalam lafaz la ilaha illallah (tiada Tuhan selain Allah) dengan kata lain
kebaikan di jalan Allah yang dilakukannya dan bertakwa kepadaNya, yang dijalankannya itu
tiada lain berangkat dari keimanannya kepada kalimat la ilaha illallah.
Orang kafirlah yang segala amal atau perbuatan di dunia tidak mendapatkan manfaat diakhirat
kelak.
Firman Allahtaala yang artinya,
Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang
ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang.Mereka tidak dapat mengambil
manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah
kesesatan yang jauh. (QS Ibrahim[14]:18 )
Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang
disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak
mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya(ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah

memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat
perhitungan-Nya (QS AnNuur [24]:39 )
Sedangkan orang-orang mukmin akan mendapatkan balasan baik di dunia maupun di akhirat
kecuali yang dilakukannya karena riya
Imam Ahmad meriwayatkan dari hadits Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:


Sesungguhnya Allah tidak menzalimi kebaikan seorang mukmin, ganjarannya diberikan di
dunia dan dibalas di akhirat. Adapun orang kafir, semua kebaikan-kebaikannya diberikan
balasannya di dunia sehingga apabila di akhirat tidak ada lagi balasan kebaikan yang akan
diberikan kepadanya.
Para ulama yang sholeh terdahulu mengklasifikasikan ibadah ke dalam dua jenis yakni ibadah
mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah
Landasan klasifikasi adalah
Ibadah mahdhah = KA + SS , Karena Allah + Sesuai Syariat
Ibadah ghairu mahdhah = BB + KA , Berbuat Baik + Karena Allah
Ibadah mahdhah atau ibadah bersifat khusus (khas, khashashah) adalah segala perkara yang telah
diwajibkanNya meliputi menjalankan apa yang telah diwajibkanNya jika ditinggalkan berdosa
dan menjauhi apa yang telah dilarangNya atau diharamkanNya jika dilanggar berdosa.
Tatacaranya harus berpola kepada apa yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam sehingga perkara baru (bidah) dalam ibadah mahdhah adalah terlarang.
Dalam Ibadah Mahdah berlaku kaidah ushul fiqih Al aslu fil ibaadari at tahrim ( hukum asal
ibadah adalah haram ) atau Al aslu fil ibaadaati al khatri illa binassin (hukum asal dalam ibadah
adalah haram kecuali ada nash yang mensyariatkannya)
Ibadah ghairu mahdhah atau ibadah bersifat umum (Amm, ammah ) adalah segala perkara yang
diizinkanNya atau dibolehkanNya meliputi segala amal kebaikan yakni segala perkara yang jika
dikerjakan mendapatkan kebaikan (pahala) dan jika ditinggalkan tidak berdosa.
Ibadah ghairu mahdhah meliputi muamalah, kebiasaan atau adat.
Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasulullah sehingga perkara baru (bidah)
dalam ibadah ghairu mahdhah diperbolehkan.

Dalam ibadah ghairu mahdhah berlaku kaidah usul fiqih wal ashlu fi aadaatinal ibaahati hatta
yajii u sooriful ibahah yang artinya dan hukum asal dalam kebiasaan atau adat adalah boleh
saja sampai ada dalil yang memalingkan dari hukum asal atau sampai ada dalil yang melarang
atau mengharamkannya.
Dalam sebuah hadit qudsi, Rasulullah bersabda Allah berfirman, hamba-Ku tidak bisa
mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku
wajibkan (ibadah mahdhah), jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan
amal kebaikan (ibadah ghairu mahdah) maka Aku mencintai dia . (HR Bukhari 6021)
Jadi ibadah mahdhah tujuannya sebagai bukti ketaatan kepada Allah taala yakni menjalankan
apa yang telah diwajibkanNya yakni menjalankan kewajibanNya dan menjauhi laranganNya
yang dilakukan atas dasar ketentuanNya sedangkan ibadah ghairu mahdhah tujuannya untuk
mendekatkan diri kepada Allah yang dilakukan atas dasar kesadaran sendiri untuk meraih ridho
Allah taala.
Nasehat Syaikh Ibnu Athoillah, Seandainya Anda tidak dapat sampai (berjumpa) kehadhirat
Allah, sebelum Anda menghapuskan dosa-dosa kejahatan dan noda-noda keangkuhan yang
melekat pada diri anda, tentulah anda tidak mungkin sampai kepada-Nya selamanya. Tetapi
apabila Allah menghendaki agar anda dapat berjumpa denganNya, maka Allah akan menutupi
sifat-sifatmu dengan sifat-sifat Kemahasucian-Nya , kekuranganmu dengan KemahasempurnaanNya. Allah Taala menerima engkau dengan apa yang Dia (Allah) karuniakan kepadamu, bukan
karena amal perbuatanmu sendiri yang engkau hadapkan kepada-Nya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda dalam sebuah hadits, Lan yadhula
ahadukumul jannata bi amalihi. Seseorang tidak akan masuk surga karena amalnya sematamata.
Kemudian salah seorang bertanya, Wa laa anta yaa Rasuulallaahi? Tidak pula engkau ya
Rasulullah?
Lalu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, Wa laa anaa illa an yataghamada
niiyallaahu bi rahmatihi. Tidak juga aku, melainkan Allah mengkaruniai aku dengan rahmatNya
Firman Allah taala yang artinya,
Sekiranya kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya, niscaya tidak ada seorangpun
dari kamu yang bersih (dari perbuatan keji dan mungkar) selama-lamanya, tetapi Allah
membersihkan siapa saja yang dikehendaki (QS An-Nuur:21)
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka)
akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan
sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling
baik. (QS Shaad [38]:46-47)

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
taqwa di antara kamu (QS Al Hujuraat [49]:13)
Tunjukilah kami jalan yang lurus , (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nimat
kepada mereka (QS Al Fatihah [1]:6-7)
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi nimat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang
yang mati syahid, dan orang-orang sholeh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya . (QS
An Nisaa [4]: 69)
Lalu bagaimana kita dapat mengetahui bahwa sikap atau perbuatan kita tersebut adalah sebuah
kebaikan yang akan meraih ridho Allah taala?
Ada dua cara untuk mengetahui bahwa sikap atau perbuatan kita tersebut adalah sebuah kebaikan
yang akan meraih ridho Allah taala yakni
1. Melalui hati berdasarkan ilham dari Allah Azza wa Jalla
2. Melalui petunjukNya (Al Quran)
1. Melalui hati berdasarkan ilham dari Allah Azza wa Jalla
Firman Allah taala yang artinya
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (pilihan haq atau bathil) (QS Al Balad
[90]:10 )
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (QS As Syams
[91]:8 )
Wabishah bin Mabad r.a. berkata: Saya datang kepada Rasulullah Saw., beliau bersabda,
Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebaikan? Saya menjawab, Benar.Beliau
bersabda, Mintalah fatwa kepada hatimu sendiri. Kebaikan adalah apa-apa yang
menenteramkan jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa-apa yang mengusik jiwa dan
meragukan hati, meskipun orang-orang memberi fatwa yang mem-benarkanmu. Ini adalah
hadits yang kami riwayatkan dari dua imam, yaitu Imam Ahmad bin Hambal dan Imam AdDarami dengan sanad hasan
Selengkapnya, silahkan baca tulisan pada
http://mutiarazuhud.wordpress.com/2013/06/05/pilihlah-yang-haq/
2. Melalui petunjukNya (Al Quran)
Kebaikan diketahui dan dijalani mengikuti para penunjuk yang membimbing untuk dapat
memahami petunjukNya (Al Quran)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Barangsiapa menguraikan Al Quran dengan


akal pikirannya sendiri dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan. (HR.
Ahmad)
Firman Allah taala yang artinya
Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (QS.
Al Baqarah [2]: 2)
Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman. (QS. An Naml [27]:77)
Memang Al Quran adalah kitab dalam bahasa arab yang jelas (QS Asy Syuara [26]: 195).
namun pemahamannya haruslah dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten (ahlinya).
Allah taala berfirman yang artinya
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang
mengetahui (QS Fush shilat [41]:3)
Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.
[QS. an-Nahl : 43]
Al Quran adalah kitab petunjuk namun kaum muslim membutuhkan seorang penunjuk.
Al Quran tidak akan dipahami dengan benar tanpa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
sebagai seorang penunjuk
Firman Allah taala yang artinya Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau
Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami,
membawa kebenaran. (QS Al Araf [7]:43)
Secara berjenjang, penunjuk para Sahabat adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Penunjuk para Tabiin adalah para Sahabat. penunjuk para Tabiut Tabiin adalah para Tabiin
dan penunjuk kaum muslim sampai akhir zaman adalah Imam Mazhab yang empat
Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengadu kepada Tuhan: Aku akan
meninggalkan dunia ini, Aku akan meninggalkan umatku. Siapakah yang akan menuntun mereka
setelahku? Bagaimana nasib mereka sesudahku?
Allah taala lalu menurunkan firman-Nya :
walaqad atainaaka saban mina almatsaanii wal quraana alazhiima

Kami telah mengaruniakanmu Assabul-matsani dan al-Quran yang agung. (QS Al Hijr
[15]:87)
Assabul-matsani dan al-Quran, dua pegangan yang menyelamatkan kita dari kesesatan, dua
perkara yang telah membuat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tenang meninggalkan umat.
Al Quran kita telah mengetahuinya lalu apakah yang dimaksud dengan Assabul-matsani ?
Saban minal-matsani terdiri dari tiga kata; Saban, Min dan al-Matsani. Saban berarti tujuh.
Min berarti dari. Sementara al-Matsani adalah bentuk jama dari Matsna yang artinya dua-dua.
Dengan demikian maka Matsani berarti empat-empat (berkelompok-kelompok, setiap kelompok
terdiri dari empat).
Dalam sebuah hadits Rasul menyebutkan bahwa Assabul-matsani itu adalah surat Fatihah. Itu
benar, namun yang dimaksud oleh hadits tersebut adalah bahwasanya Assabul-matsani (tujuh
kelompok) itu telah diisyaratkan oleh salah satu ayat dalam surat Fatihah, tepatnya pada firmanNya yang artinya Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang
Engkau karuniai nikmat. (QS Al Fatihah [1]:6-7)
Mereka itulah Assbaul-matsani, sebagaimana firman Allah yang artinya, Orang-orang yang
dikaruniai nikmat oleh Allah adalah: Para nabi, para shiddiqin, para syuhada dan orang-orang
shalih, mereka itulah sebaik-baik teman. (QS An Nisaa [4]: 69)
Mereka itulah Assabul-matsani yakni orang-orang yang telah dikaruniai nikmat oleh Allah taala
sehingga berada pada jalan yang lurus dan menjadi seorang penunjuk yang patut untuk diikuti
dalam memahami kitab petunjuk (Al Quran) sehingga menyelamatkan kita dari kesesatan serta
menghantarkan kita mencapai kebahagian dunia dan akhirat.

Anda mungkin juga menyukai