Anda di halaman 1dari 83

Kisah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Friday, August 10, 2007


Peristiwa Isra’ Mi’raj

Bismillahirrahmanirrahim
Berikut ini merupakan kisah perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad yang ditulis berdasarkan
beberapa hadis dan riwayat para penulis Islam. Tulisan ini juga memuat tempat-tempat yang
dikunjungi ketika Isra’ Mi’raj tersebut.

Peristiwa Isra’ Mi’raj

Pendahuluan

Isra’ Mi’raj berasal dari dua kata yaitu: Isra’ dan Mi’raj. Isra’ berarti perjalanan malam
(perjalanan dari Masjidil Haram ke masjidil Aqsa) dan Mi’raj berarti naik ke langit. Peristiwa
Isra’ Mi’raj ini merupakan suatu peristiwa yang sangat penting bagi umat Islam karena dalam
peristiwa ini didapat perintah untuk melakukan sholat yang diwajibkan bagi seluruh umat Islam.

Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M, 3 tahun sebelum hijrah. Nabi
Muhammad SAW saat itu berusia 51 tahun. Peristiwa luar biasa ini terjadi mulai dari lepas
tengah malam sampai menjelang waktu subuh waktu Mekah.

Sebelum peristiwa itu terjadi, Rasulullah mengalami keadaan duka cita yang sangat mendalam.
Beliau ditinggal oleh istrinya tercinta, Khadijah. Lalu beliau juga ditinggal oleh pamannya
sendiri, Abu Thalib, yang sangat melindungi Nabi Muhammad. Karena ditinggalkan kedua orang
yang sangat disayangi tersebut membuat beliau sangat berduka cita. Karena itu Allah SWT
menghibur Nabi Muhammad dengan memperjalankan beliau, sampai kepada langit untuk
bertemu dengan Allah SWT.

posted by Nanang @ 11:30 AM

Awal Perjalanan

Pada suatu malam tanggal 27 Rajab, Allah S.W.T memberikan wahyu kepada Malaikat Jibril
a.s., "Janganlah engkau (Jibril) bertasbih pada malam ini dan engkau 'Izrail jangan engkau
mencabut nyawa pada malam ini."
Malaikat Jibril a.s. bertanya, " Ya Allah, apakah kiamat telah sampai?"
Allah S.W.T berfirman, maksudnya, "Tidak, wahai Jibril. Tetapi pergilah engkau ke Syurga dan
ambillah buraq dan terus pergi kepada Muhammad dengan buraq itu."
Kemudian Jibril pun pergi ke syurga tempat dimana buraq berada. Kemudian dia menemukan 40
juta buraq di taman syurga. Setiap buraq memiliki mahkota di keningnya bertuliskan kata-kata,
“Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad utusan Allah.” Di antara buraq itu, Jibril melihat
pada seekor buraq yang memisahkan diri sendirian seraya menangis bercucuran air matanya.
Jibril menghampiri buraq itu lalu bertanya, "Mengapa engkau menangis, ya buraq?"
Berkata buraq, "Ya Jibril, sesungguhnya aku telah mendengar nama Muhammad sejak 40 ribu
tahun yang lalu, maka pemilik nama itu telah tertanam dalam hatiku dan aku sesudah itu menjadi
rindu kepadanya dan aku tidak mau makan dan minum lagi. Aku laksana dibakar oleh api
kerinduan."
Berkata Jibril a.s., "Aku akan menyampaikan engkau kepada orang yang engkau rindukan itu."
Kemudian Jibril a.s. memakaikan pelana dan kekang kepada buraq itu untuk dibawa kepada Nabi
Muhammad S.A.W.
***

Pada malam itu Nabi Muhammad SAW. sedang berbaring di antara dua orang yaitu paman
beliau, Hamzah dan sepupu beliau, Ja'far bin Abi Thalib yang sedang tidur di dekat Kabah, tiba-
tiba datang kepada beliau 3 orang lelaki yang ternyata adalah malaikat Jibril dan Mika'il beserta
seorang malaikat lain. Ketika itu Muhammad terbangun oleh suara yang memanggilnya, "Hai
orang yang sedang tidur, bangunlah!" Dan ia pun terbangun, di hadapannya sudah berdiri
Malaikat Jibril.
Jibril memerintahkan malaikat lain mengangkat Rasulullah ke suatu tempat. Kemudian ketiga
malaikat tersebut membawa Nabi Muhammad saw. ke sumur Zamzam, lalu mereka
menelentangkan beliau. Kemudian Jibril membelah badan beliau mulai dari tenggorokan sampai
ke bawah perut beliau. Lalu Jibril berkata kepada Mikail: "Bawakan kepadaku satu baskom air
zamzam agar aku dapat membersihkan hati beliau. Jibril mengoperasi dada beliau, kemudian
mengeluarkan hati beliau dan membasuhnya tiga kali serta membuang ketul hitam ('alaqah) yaitu
tempat syaitan membisikkan waswasnya dari hati beliau; kemudian mereka meletakkannya
kembali di tempat asal. Mikail tiga kali membawakan baskom berisi air zamzam kepada Jibril.
Kemudian didatangkan sebuah baskom emas yang penuh dengan hikmah dan keimanan dan
dituangkan habis ke dada Nabi saw; dan dada beliau dipenuhi dengan kesabaran, ilmu,
keyakinan dan keislaman; kemudian ditutup kembali dan di antara kedua belikat beliau distempel
dengan stempel kenabian. Semua proses itu tidak menimbulkan sakit sedikit pun kepada Nabi.
Setelah selesai, Nabi diminta agar berwudlu.

Masjidil Haram tempat awal perjalanan

Kemudian didatangkan seekor buraq yang telah diberi pelana dan kendali. Buraq itu adalah
binatang yang putih, panjang, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari baghal (baghal:
hewan peranakkan dari kuda dan keledai). Buroq memiliki empat kaki. Buraq ini dapat meloncat
sejauh batas pandangannya; kedua telinganya selalu bergerak. Jika menaiki gunung kedua kaki
belakangnya memanjang dan jika menuruni jurang kedua kaki depannya memanjang. Dia
mempunyai dua sayap pada kedua pahanya yang dapat membantu dan memperkuat
kecepatannya. Ketika Nabi SAW mula-mula hendak menunggang Buraq, buroq bertingkah liar
sehingga menyulitkan Nabi Muhammad SAW. untuk menaikinya. Kemudian Jibril meletakkan
tangannya pada leher buraq seraya berkata: "Adakah engkau tidak malu wahai buraq?; demi
Allah, tidak ada seorang makhlukpun yang menaikimu yang lebih mulia menurut Allah dari pada
beliau, maka malulah si buraq, lalu berbaring dan tenang sehingga Nabi SAW. dapat
menaikinya.
***

Peristiwa Isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa

Nabi Muhammad merasa bahagia pada waktu itu karena beliau dapat mengendarai buraq. Jibril
memegang tali kekang sementara Mikail memegang pelana. Israfil memegang kain pelana.
Buraq bergerak di angkasa dalam sekejap mata. Tidak berapa lama Nabi menunggang Buraq,
sampailah beliau dan Jibril ke suatu tempat yang banyak pohon kurmanya. Jibril berkata, “ Ya
Muhammad, turun dan berdoalah kepada Allah di tempat ini. Nabi disuruh oleh Jibril agar
melaksanakan shalat sunnah 2 rakaat. Kepada Nabi, Malaikat Jibril menjelaskan, "Tahukah
engkau bahwa engkau shalat di Thaibah (Madinah) dan disitulah engkau kelak berhijrah".
Kemudian perjalanan dilanjutkan. Di suatu tempat Jibril menyuruh Nabi SAW turun untuk shalat
sunnah 2 rakaat. "Inilah Thuur Sina, tempat Musa bercakap-cakap langsung dengan Tuhannya"
kata Jibril. Perjalanan dilanjutkan kembali dan untuk ketiga kalinya Jibril memerintahkan untuk
berhenti disuatu tempat dan menyuruh melakukan shalat sunnah 2 rakaat lagi. Setelah selesai
sholat berkatalah Jibril kepada Nabi saw., "Tahukah engkau dimana engkau sholat kali ini?"
Engkau sholat di Baitul Lahm, tempat Isa a.s. dilahirkan".
***

Perjalanan diteruskan lagi. Dalam perjalanan ke Baitul Maqdis, Nabi diperlihatkan dengan
berbagai pemandangan simbolik. Setiap kali melihatnya, Jibril menerangkan hakikat sebenarnya
peristiwa tersebut.
Tiba-tiba Nabi Muhammad saw. melihat Jin Ifrit yang membuntuti beliau dengan membawa
obor. Setiap kali beliau menoleh, beliau melihatnya menyebabkan mata Rasulullah sentiasa
berpaling ke arahnya. Kemudian malaikat Jibril berkata, "Adakah engkau mau aku ajarkan
kalimat untuk menghalau Ifrit itu?" Nabi saw. bersabda, "Baik!".
Lalu malaikat Jibril berkata, "Ucapkan: Aku berlindung dengan wajah Allah Yang Maha Mulia
dan dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna yang tidak ada orang yang baik dan tidak pula
orang yang durhaka dapat melampauinya, dari kejahatan apa saja yang turun dari langit dan dari
kejahatan apa saja yang naik ke langit; dari kejahatan apa saja yang masuk ke dalam bumi dan
dari kejahatan apa saja yang keluar dari bumi; dari fitnah-fitnah di waktu malam hari dan di
waktu siang hari; dari bencana-bencana dari malam hari dan siang hari, kecuali bencana yang
datang dengan kebaikan, wahai Dzat Yang Maha Penyayang!
Setelah Nabi Muhammad saw. membaca doa tersebut, maka jin Ifrit yang membuntuti beliau
jatuh tersungkur dan obornya padam.
Kemudian Nabi melihat kaum yang menanam tanaman pada suatu hari dan pada hari itu pula
tanaman tersebut dapat dipanen. Dan setiap kali dipanen, buahnya kembali lagi seperti semua.
Setelah ditanyakan kepada malaikat Jibril beliau mendapat jawaban bahwa apa yang beliau lihat
itu adalah gambaran dari orang-orang yang berjuang untuk membela agama Allah. Amal baik
mereka dilipatkan gandakan sampai 700 kali.
Nabi Muhammad saw. mencium bau harum. Setelah ditanyakan kepada malaikat Jibril tentang
bau apakah yang tercium oleh Nabi Muhammad saw. tersebut; beliau mendapat jawaban bahwa
bau tersebut adalah bau dari Masyithah beserta suami dan kedua anaknya yang dibunuh oleh raja
Fir'aun dari Mesir yang mengaku sebagai Tuhan, karena mempertahankan imannya dan
mengingkari ketuhanan Fir'aun.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang membentur-benturkan kepala mereka pada batu
sehingga kepala mereka itu pecah. Dan setiap kali kepala mereka pecah, maka pulih kembali,
lalu mereka benturkan kembali. Pekerjaan tersebut mereka lakukan terus-menerus tanpa berhenti.
Nabi Muhammad saw. mendapat jawaban dari malaikat Jibril atas pertanyaan beliau, bahwa
perbuatan tersebut adalah gambaran dari siksaan yang akan diberikan di hari kiamat kepada
orang-orang yang malas melakukan shalat wajib dan sering mengakhirkan dari waktunya.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang pergi berombongan seperti kawanan unta dan
kambing yang pergi ke tempat penggembalaan dalam keadaan telanjang. Hanya kemaluan dan
dubur mereka saja yang tertutup dengan secarik kain. Mereka makan kayu berduri yang sangat
busuk baunya (kayu dlari'), buah zaqqum (buah tetumbuhan yang sangat pahit) dan bara serta
batu-batu dari neraka Jahannam. Malaikat Jibril menerangkan bahwa kaum tersebut adalah
gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang tidak mau membayar zakat, baik zakat wajib
maupun zakat sunnat. Allah swt. sama sekali tidak menganiaya mereka; tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang menghadapi dua potong daging. Yang sepotong
daging yang telah masak dalam sebuah kendil, sedang yang sepotong lagi daging mentah yang
busuk. Kaum tersebut melahap daging mentah yang busuk serta meninggalkan daging yang telah
masak. Kaum tersebut adalah gambaran dari ummat Nabi yang telah mempunyai isteri yang halal
dan baik, tetapi mereka mendatangi pelacur dan tidur bersama pelacur sampai pagi; dan
gambaran dari para wanita yang telah mempunyai suami yang halal dan baik, tetapi mereka
mendatangi laki-laki hidung belang dan tidur bersamanya sampai pagi.
Nabi Muhammad saw. melihat kayu yang melintang di tengah jalan, sehingga tidak ada pakaian
atau lainnya yang melewatinya, kecuali kayu tersebut menyobekkannya. Keadaan tersebut adalah
sebagai gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang suka duduk-duduk di jalanan
sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas. Setelah menjawab pertanyaan Nabi Muhammad
saw. malaikat Jibril membaca ayat Al Qur'an yang tersebut dalam surat Al A'raf ayat 86 yang
antara lain berbunyi sebagai berikut: Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan
menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah ....
Nabi Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang berenang di sungai darah dengan menelan
batu. Ini adalah gambaran dari orang yang memakan riba.
Nabi Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang mengumpulkan kayu bakar. Laki-laki
tersebut tidak kuat membawanya; akan tetapi jumlah kayu bakar tesebut tidak dikurangi,
melainkan ditambahi. Ini adalah gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang memangku
tugas atau jabatan rangkap. Dia tidak mampu menunaikan amanat-amanat dari tugas-tugas dan
jabatan-jabatan tersebut, akan tetapi masih mau menerima tugas dan jabatan lainnya.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang mengguntingi lidah dan bibir mereka dengan gunting
besi. Setiap kali lidah dan bibir mereka digunting, maka lidah dan bibir tersebut kembali seperti
sedia kala. Mereka melakukan hal tersebut terus menerus tanpa berhenti. Ini adalah ibarat dari
tukang-tukang khutbah yang menimbulkan fitnah, yaitu tukang-tukang khutbah dari ummat Nabi
Muhammad saw. yang meng-khutbahkan apa yang mereka sendiri tidak melakukannya.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang mempunyai kuku-kuku dari logam. Mereka
mencakari muka dan dada mereka dengan kuku tersebut. Ini adalah ibarat orang-orang yang
senang menggunjing orang lain dan melecehkan kehormatan orang lain.
Nabi Muhammad saw. melihat sapi jantan yang besar keluar dari lubang yang kecil. Sapi
tersebut ingin masuk kembali ke dalam lubang tempat ia keluar, akan tetapi tidak dapat. Ini
adalah ibarat dari orang yang mengucapkan omongan yang besar, kemudian dia menyesalinya,
tetapi tidak dapat menarik kembali omongan tersebut.
Nabi Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kanan: "Wahai Muhammad, pandanglah
aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak menjawab, kemudian malaikat
Jibril menerangkan kepada Nabi Muhammad saw.: "Panggilan tadi adalah panggilan dari orang-
orang Yahudi. Jika engkau memenuhi panggilan tersebut, niscaya banyaklah di kalangan umat
engkau yang menjadi Yahudi.
Nabi Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kiri: "Wahai Muhammad, pandanglah
aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak menjawab, kemudian malaikat
Jibril berkata kepada beliau: "Panggilan tadi adalah panggilan dari orang-orang Nasrani dan jika
engkau menjawab seruan itu tadi, wahai Muhammad, niscaya banyaklah di kalangan umat
engkau yang menjadi Nasrani."
Nabi Muhammad saw. melihat wanita yang terbuka kedua lengan bawahnya dan memakai segala
macam perhiasan. Wanita tersebut berkata: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan
meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak menolehnya. Setelah Nabi Muhammad saw.
bertanya kepada malaikat Jibril tentang siapakah wanita tersebut, maka malaikat Jibril
menjawab: "Itulah dunia!; jika engkau memenuhi panggilannya, niscaya ummat engkau lebih
mementingkan dunia dari pada akhirat.
Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang tua yang mengajak beliau untuk menyimpang
dari jalan yang akan dilaluinya sambil berkata: "Kemari Muhammad !". Malaikat Jibril berkata:
"Terus lurus Muhammad !". Nabi Muhammad saw. bersabda kepada Jibril: "Siapakah dia ?".
Jibril menjawab: "Dia adalah Iblis, musuh Allah, yang menginginkan agar engkau cenderung
kepadanya!".
Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang wanita tua di pinggir jalan memanggil Nabi
saw.: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !!". Malaikat Jibril
berkata bahwa wanita tua itu adalah gambaran dari umur dunia yang tidak lagi tersisa kecuali
seperti sisa umur dari wanita tua tersebut.
***

Selepas menyaksikan berbagai pemandangan simbolik itu, akhirnya sampailah mereka di Baitul
Maqdis. Kemudian Nabi mengikatkan buraq itu sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para
Nabi. Nabi Muhammad kemudian memasuki puing-puing kuil Sulaiman. Di sana telah menanti
satu jemaah. Beliau menemukan kuil itu penuh dengan malaikat yang menantikannya. Lalu juga
dilihatnya arwah para Nabi sejak nabi Adam as. sampai dengan nabi Isa as.. Nabi Muhammad
bertanya kepada Jibril siapa mereka.
Jibril menjawab, “Mereka adalah saudaramu diantara para nabi dan malaikat ini adalah para
pemimpin seluruh malaikat di surga.” Jibril kemudian berkata, “Ya, Muhammad, orang paling
mulia dalam pandangan Allah, memimpin sholat.” Oleh Jibril Nabi Muhammad dikedepankan
untuk menjadi Imam untuk shalat berjamaah. Nabi kemudian menjadi imam sholat berjamaah
sebanyak dua rakaat. Seluruh nabi dan malaikat mengikutinya.
Setelah selesai sholat bersama para Nabi, Beliau keluar dari Masjidil Aqsha, kemudian Nabi
s.a.w. berkata kepada Jibril: Wahai Jibril aku merasa haus. Kemudian beliau didatangi dengan
semangkuk arak dan semangkuk susu oleh Jibril a.s. Nabi Muhammad memilih susu. Lalu Jibril
a.s berkata: “Engkau telah memilih fitrah.” "Benar, engkau telah memilih air susu adalah
lambang kesucian dan seandainya engkau mengambil minuman keras niscaya akan tersesatlah
engkau dan umat engkau."

Peristiwa Mi’raj

Setelah menunaikan ibadah di Baitul Maqdis kemudian didatangkan sebuah tangga syurga yang
lalu dipancangkan di atas batu. Batu pijakan Nabi Muhammad s.a.w saat akan mi'raj itu disebut
Shakhrah al-Muqaddasah (batu yang disucikan). Nabi Muhammad belum pernah melihat sesuatu
yang lebih indah daripada tangga yang dilihatnya itu. Tangga Mi'raj itu dibuat dari emas dan
perak berlapis mutiara. Tangga itu menjulang dari Baitul Maqdis ke langit dunia. Di sebelah
kanannya ada 400 ribu malaikat, disebelah kirinya juga 400 ribu malaikat, di depannya seribu
malaikat dan di belakangnya juga seribu malaikat.
Malaikat jibril menaikkan Nabi ke tangga. Jarak antar anak tangga sejauh perjalanan empat
puluh tahun. Perjalanan mi'raj mula-mula memasuki langit dunia. Ketika naik ke langit Nabi
Muhammad melihat keindahan yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Jibril membawa Nabi
hingga tiba di depan pintu langit yang disebut pintu Hafadzah (pintu langit dunia). Di pintu itu
ada malaikat penjaga yang disebut Isma’il. Dia memiliki 12.000 pembantu dan setiap pembantu
memiliki 12.000 pesuruh.

Langit pertama
Jibril a.s meminta agar dibukakan pintu, kedengaran suara bertanya: Siapakah engkau?
Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Nabi
Muhammad saw. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah Nabi Muhammad s.a.w telah diutuskan? Jibril
a.s menjawab: Ya, Beliau telah diutuskan. Lalu Ismail membuka gerbang surga dan Nabi
Muhammad bertukar salam dan saling mendoakan. Malaikat Isma'il berkata,dikatakan "Selamat
datang wahai anak yang soleh dan nabi yang soleh."
Ketika memasuki langit pertama, Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan malaikat-malaikat
yang menyambutnya. Malaikat-malaikat itu menyambutnya dengan tersenyum sambil membaca
doa-doa, tetapi ada malaikat yang turut berdoa tetapi sama sekali tidak tersenyum, wajahnya
tampak memberengut. Nabi Muhammad s.a.w bertanya pada Jibril tentang malaikat yang tidak
tersenyum itu. Jibril menjawab: “Jika saja dia pernah tersenyum kepada orang sebelum kamu
atau sesudah kamu , maka dia akan tersenyum kepadamu. Namun dia tidak pernah tersenyum,
dia adalah Malik, malaikat penjaga neraka.”
Nabi Muhammad s.a.w berkata kepada Jibril, “Tidakkah dapat kamu minta kepadanya untuk
menunjukkan neraka kepadaku? Jibril mengatakan, “Baik, wahai malaikat tunjukkan neraka
kepada Muhammad!” Kemudian malaikat itu membuka penutupnya, maka terlihat api neraka
yang bergejolak sampai Nabi mengira api itu akan menelan apa saja. Nabi Muhammad s.a.w
berkata kepada Jibril, “Wahai Jibril, perintahkan mengembalikan ke tempatnya. Maka Jibril pun
menyuruhnya untuk menutupnya. Malaikat penjaga neraka itu berkata, “Padamlah”. Maka
kembalilah tutup itu ke tempat semula.
Setelah itu Nabi Muhammad s.a.w melihat seorang sedang menghadapi ruh-ruh manusia.
Apabila kepadanya dihadapkan ruh yang baik ia gembira dan berkata : "Ruh yang baik keluar
dari jasad yang baik".
Apabila dihadapkan kepadanya ruh yang jahat, wajahnya memberangus sambil berucap : "Cis !
Ruh jahat keluar dari jasad yang jahat.
Nabi bertanya kepada Jibril ;"Siapakah orang itu hai Jibril?".
Ia menjawab : "Dia Adam ayah engkau. Semua ruh anak cucunya akan melewati dia.
Ketika Nabi Muhammad saw bertemu dengan Nabi Adam a.s, Beliau disambut serta Nabi Adam
a.s, mendoakannya dengan doa kebaikan.

Selanjutnya nabi Muhammad s.a.w melihat orang-orang bermoncong seperti moncong unta,
tangan mereka memegang segumpal api seperti batu-batu, lalu dilemparkan ke dalam mulut
mereka dan keluar dari dubur. Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapa mereka itu, Jibril?".
"Mereka yang memakan harta anak-anak yatim secara tidak sah," jawab Jibril.
Kemudian beliau melihat orang-orang dengan perut yang sangat besar. Nabi belum pernah
melihat orang-orang seperti itu kecuali dari keluarga Fir'aun. Mereka berjalan seperti unta yang
kena penyakit dalam kepalanya, ketika dibawa ke dalam api. Mereka diinjak-injak tak dapat
beranjak dari tempat mereka. Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapa mereka itu, Jibril?".
"Mereka itu tukang-tukang riba," jawabnya.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w melihat orang-orang, di hadapan mereka ada daging yang
gemuk dan baik, di samping ada daging yang buruk dan busuk. Mereka makan daging yang
buruk dan busuk itu dan meninggalkan yang gemuk dan baik. Nabi Muhammad s.a.w bertanya:
"Siapakah mereka itu, Jibril"? "Mereka orang-orang yang meninggalkan wanita yang dihalalkan
Tuhan dan mencari wanita yang diharamkan," jawabnya.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w melihat wanita-wanita yang digantungkan pada buah dadanya.
Lalu Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapa mereka itu, Jibril?" "Mereka itu wanita yang
memasukkan laki-laki lain bukan dari keluarga mereka.
Kemudian perjalanan diteruskan, naiklah Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril ke langit kedua.

Langit kedua
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w naik hingga ke langit kedua.Dia minta
dibukakan maka ditanya:"Siapa engkau?" "Jibril."jawabnya."Siapa yang bersamamu?"
"Muhammad."Jawabnya lagi. "Apakah dia juga rasul?" "Benar. "jawab Jibril. Dikatakan:
"Selamat datang wahai sebaik-baiknya yang datang."
Kemudian dibukakan. Ketika itu Nabi melihat Yahya dan Isa, di mana Jibril
memperkenalkan:"Inilah Yahya dan Isa."
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w memberi salam. Dan mereka membalas salam seraya
berkata:"Selamat datang wahai saudara yang baik dan nabi yang baik."
Kemudian naiklah Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril ke langit yang ke tiga.

Langit ketiga
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w naik ke langit ketiga. Dia minta dibukakan.
Maka ditanya: "Siapa itu?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?" "Muhammad." "Apakah dia
seorang rasul juga?" "Benar." "Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang."
Kemudian pintu langit itu dibuka. Di langit yang ketiga, Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan
laki-laki yang wajahnya bagai bulan purnama. Nabi bertanya kepada Jibril, “Siapakah itu wahai
Jibril?” Jibril menjawab, “ Ini adalah saudaramu Yusuf bin Ya’qub. Dia memberi salam
kepadanya dan Nabi Muhammad s.a.w juga. Yusuf membalas, lalu berkata:"Selamat datang
wahai saudara yang soleh dan nabi yang soleh."
Selanjutnya Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke empat.
Langit keempat
Kemudian Jibril membawa Nabi naik sampai ke langit keempat. Kemudian dia minta dibukakan
dan ditanya:"Siapakah itu?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?"
"Muhammad." "Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar." "Selamat datang wahai sebaik-baik
yang datang."
Lalu dibukakan dan setelah Nabi Muhammad s.a.w melihat Idris. Jibril memperkenalkan:"Inilah
Idris." Kami lalu memberi salam dan dia menjawab sambil mengucapkan:"Selamat datang wahai
saudara yang soleh dan nabi yang soleh."
Perjalananpun di teruskan, Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril terus.

Langit kelima
Kemudian Jibril membawa Muhammad s.a.w naik ke langit kelima. Dia minta dibukakan lalu
ditanya:"Siapakah itu?" "Jibril." "Siapakah itu?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?"
"Muhammad." "Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar."
"Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang." Kemudian dibukakan.. Di langit yang kelima,
Nabi Muhammad s.a.w menjumpai seorang kakek yang rambutnya putih. Jenggotnya putih dan
tebal. Nabi Muhammad s.a.w bertanya ke Jibril, “ Siapakah dia wahai Jibril?” Jibril menjawab,”
Ini adalah orang yang sangat dicintai kaumnya, yaitu Harun bin Imran.
Seterusnya Nabi s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke enam.

Langit keenam
Kemudian Jibril membawa Nabi ke langit keenam. Dia minta dibukakan dan ditanya:"Siapakah
di situ?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?" "Muhammad."
"Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar." "Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang."
Kemudian pintu dibuka. Di langit ke enam ini Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi
Musa a.s.. Beliau seorang lelaki yang tinggi kurus dan berambut ikal. Nabi bertanya kepada
Jibril, “Siapakah dia wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Dia adalah saudaramu, Musa bin Imran’.”
Nabi Muhammad s.a.w memberi salam kepadanya. Beliau segera menjawab: Selamat datang
wahai saudara dan nabiku yang soleh.
Ketika Nabi Muhammad s.a.w dan Jibril hendak melanjutkan perjalanan, Musa menangis.
Ditanyakan kepadanya:"Mengapa engkau menangis?" Dia berkata:"Aku menangis karena
seseorang telah diutuskan sesudahku dan ternyata umatnya yang masuk syurga lebih banyak
daripada umatku."
Seterusnya Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke tujuh.

Langit ketujuh
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w . naik ke langit ketujuh.Dia minta dibukakan
dan ditanya:"Siapakah di situ?" "Jibril," jawabnya. "Siapa pula yang bersamamu?"
"Muhammad." "Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar." "Selamat datang wahai sebaik-baik
yang datang." Kemudian dibukakan.
Ketika berada di langit ke tujuh Nabi Muhammad s.a.w melihat seorang pria yang wajahnya
mirip dengannya sedang bersandar di Baitul Makmur dihadapi oleh beberapa kaumnya. Pada
Baitul Makmur setiap hari masuk tujuh puluh ribu malaikat. Nabi Muhammad s.a.w belum
pernah melihat pria yang mirip dengannya. Nabi Muhammad s.a.w bertanya kepada Jibril siapa
pria itu, ia menjawab : "Dia ayah anda Ibrahim". Mereka memberi salam kepadanya dan dia
membalas salam sambil berkata:"Selamat datang wahai anak yang soleh dan nabi yang soleh."
Kepada Nabi Muhammad saw, nabi Ibrahim a.s. bersabda, "Engkau akan berjumpa dengan Allah
pada malam ini. Umatmu adalah akhir umat dan terlalu dha'if, maka berdoalah untuk umatmu.
Nabi Ibrahim berpesan: "Anjurkan umatmu memperbanyakkan tanaman di syurga. Nabi
Muhammad s.a.w bertanya apakah tanamannya, jawabnya Ucapkanlah "Subhanallah
Walhamdulillah walailaha illallahu Allahu akbar, wala haula wala quwatailla billah."
Langit ketujuh adalah tempat orang-orang yang adil, dengan malaikat yang lebih besar dari bumi
ini seluruhnya. Ia mempunyai tujuh puluh ribu kepala, tiap kepala tujuh puluh ribu mulut, tiap
mulut tujuh puluh ribu lidah, tiap lidah dapat berbicara dalam tujuh puluh ribu bahasa, tiap
bahasa dengan tujuh puluh ribu dialek. Semua itu memuja dan memuji serta mengkuduskan
Tuhan.
Setelah melihat beberapa peristiwa lain yang ajaib. Nabi Muhammad s.a.w dan Jibril masuk ke
dalam Baitul Makmur dan sholat.
Kemudian Jibril membawa Nabi ke surga. Di Surga Nabi Muhammad s.a.w melihat dan
mendengar sesuatu yang tidak pernah didengarnya di bumi. Surga itu sangat indah. Di dalam
surga terdapat kubah dari mutiara dan tanahnya beraroma kesturi. Tanah dan lumpur surga
terbuat dari zafaran, berupa tepung putih beraroma kesturi dan sangat bersih. Cahaya surga itu
berwarna putih, bersinar terang, aromanya semerbak. Disana terdapat gedung megah dan sungai-
sungai yang mengalir. Ada istri-istri yang cantik jelita, perhiasan-perhiasan yang banyak,
tanaman-tanaman, berbagai macam kesenangan dan kenikmatan di tempat yang tinggi.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. melihat sebuah sungai susu yang tidak berubah rasanya,
sebuah sungai arak yang lezat dan sebuah sungai madu yang jernih. Nabi Muhammad s.a.w juga
melihat telaga Al-Kausar. Kemudian Nabi Muhammad Saw. keluar dari surga.
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w meneruskan perjalanan naik ke Sidratul
Muntaha. Sidratul Muntaha ditutup dengan warna yang tidak diketahui Nabi Muhammad s.a.w.
Di situ ada sebuah pohon yang daunnya seperti telinga gajah dan buahnya sebesar tempayan. Di
Sidratul Mutaha ini Nabi Muhammad s.a.w dapat melihat rupa Malaikat Jibril yang asli kedua
kalinya setelah sebelumnya melihat rupa Jibril yang asli ketika menerima wahyu yang pertama di
Gua Hira. Jibril berkata:"Inilah Sidratul Muntaha." Di situ juga ada empat sungai. Dua sungai di
dalam dan dua sungai lagi di luar. Nabi bertanya: "Dua sungai apakah ini, wahai Jibril?" Dia
menjawab:"Adapun dua yang di dalam itu adalah sungai di syurga. Sedangkan dua yang nampak
jelas ini adalah sungai Nil dan Furat."
Nabi Muhammad s.a.w melihat pemandangan yang sangat indah di tempat itu, tidak seorang pun
dapat melukiskan keindahannya. Nabi Muhammad s.a.w telah melihat sebagian dari tanda-tanda
kebesaran Allah SWT.

Di Sidratul Muntaha ini terdengarlah suara yang berseru kepada beliau, “Wahai Muhammad
SAW, masuklah.” Nabi Muhammad s.a.w kemudian diangkat melewati Sidratul Muntaha dan
ditutupi awan. Jibril tertinggal.
Nabi Muhammad SAW berseru kepada Jibril, “Ikutlah bersamaku.” Jibril berkata, "Engkau dan
Tuhan engkau saja." Nabi Muhammad s.a.w. berkata lagi, "Adakah di sini sahabat hendak
meninggalkan sahabatnya?"
Jibril menjawab, “Inilah saja tempatku, jika aku melintasi kawasan ini niscaya aku akan terbakar
dengan cahaya.” Malaikat Jibril tidak mampu melintasi lebih tinggi lagi. Hanya orang yang
diizinkan oleh Allah SWT yang dapat melintasi sidratul muntaha. Nabi Muhammad adalah orang
yang diangkat derajatnya sehingga dapat melintasi lebih tinggi lagi untuk bertemu dengan Allah
SWT.

Nabi Muhammad saw melanjutkan perjalanan tanpa ditemani malaikat Jibril. Nabi Muhammad
s.a.w kemudian melalui 70.000 hijab daripada nur hingga sampai ke Mustawa, tempat Kalam
menulis, yakni Kalam catatan di Luh Mahfuz. Di situ Nabi Muhammad s.a.w. melihat seorang
lelaki yang ghaib dalam Nur Arasy. Bertanya Nabi Muhammad s.a.w: "Siapa ini? Adakah
malaikat?""Tidak," jawab lelaki itu."Adakah nabi?" tanya Nabi Muhammad s.a.w lagi."Tidak.
Sesungguhnya aku adalah seorang lelaki yang hidup di dunia, basah dengan menyebut nama
Allah yakni berzikir dan hatiku senantiasa terpaut kepada masjid dan aku juga tidak memaki
kedua ibu bapakku."

Nabi kemudian tiba di hadapan Arsy (singgasana Allah). Nabi Muhammad s.a.w melihat 'Arsy
Allah yang dijunjung di atas kepala para Malaikat. Nabi Muhammad s.a.w dapat menyaksikan
Allah SWT dengan mata kepalanya. Tiada seorang pun daripada nabi atau mursalin melihat
Allah sebelum ini. Sebaik Nabi Muhammad s.a.w melihat Allah, lantas beliau terus sujud
menyembah-Nya.
Berfirman Allah: "Wahai Muhammad." Jawab Nabi Muhammad s.a.w: "Labbaika." Firman
Allah lagi: Angkatkan kepalamu, mohonlah apa yang engkau hendak Aku berikan kepadamu."
Nabi Muhammad s.a.w pun mengangkat kepalanya sambil berkata: Ya, Rabb. Engkau telah
ambil Ibrahim sebagai Khalil dan Engkau berikan dia kerajaan yang besar. Engkau berkata-kata
dengan Musa. Engkau berikan Dawud kerajaan yang besar dan dapat melembutkan besi. Engkau
kurniakan kerajaan kepada Sulaiman yang tidak Engkau kurniakan kepada sesiapa pun dan
memudahkan Sulaiman menguasai jin, manusia, syaitan dan angin. Engkau ajarkan 'Isa Taurat
dan Injil. Dengan izin-Mu, dia dapat menyembuhkan orang buta, orang sufaq dan menghidupkan
orang mati. Engkau lindungi dia dan ibunya daripada syaitan.
Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku angkatkan engkau sebagai Habib (kekasih) dan Aku
utuskan engkau untuk manusia seluruhnya supaya mengabarkan berita gembira dan memberi
peringatan.
Aku luaskan dadamu dan Aku buangkan daripadamu dosamu dan Aku angkatkan untukmu
zikirmu. Aku jadikan umatmu sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia dan Aku
jadikan umatmu itu sederhana. Dan Aku jadikan umatmu orang yang pertama dan orang yang
terakhir dan Aku jadikan umatmu itu tiada sah khutbah dan solat hingga mereka itu berikrar
bahwa engkau hamba-Ku dan pesuruh-Ku.
"Dan Aku jadikan daripada umatmu beberapa kaum yang mana hati mereka berpaut dalam hati
mereka. Aku telah jadikan engkau Nabi yang mula-mula diciptakan dan Nabi yang terakhir
dibangkitkan, dan Aku jadikan engkau orang yang mula-mula dibicarakan pada Hari Kiamat.
"Dan Aku berikan engkau tujuh ayat yang diulang-ulang bacaannya dalam sholat yaitu surah al-
Fatihah, yang tidak aku kurniakan kepada sesiapa sebelummu. Aku berikan engkau penutup
surah al-Baqarah, harta yang bernilai di bawah Arasy, ia tiada Aku beri kepada nabi sebelummu.
"Dan Aku berikan engkau dengan delapan saham berharga yaitu Islam, hijrah; sedekah;
menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar; dijadikan engkau pembuka dan penutup;
diberikan engkau panji-panji kepujian, maka Adam dan lainnya berada di bawah panji-panji
engkau. Dan sesungguhnya pada hari Aku menjadikan tujuh petala langit dan bumi.
"Aku fardukan ke atasmu dan umatmu 50 waktu sholat, maka dirikanlah ia."
Selesai bermunajat kepada Allah, Nabi Muhammad s.a.w pun kembali mendapatkan Jibril. Lalu
Jibril pun memimpin tangan Nabi untuk turun. Kemudian Nabi Muhammad s.a.w dibawa
menemui nabi Ibrahim a.s.
Sesudah itu Nabi Muhammad s.a.w turun ke tempat Musa a.s.. Musa bertanya"Apakah yang
telah diwajibkan Tuhanmu kepada umatmu? Nabi Muhammad s.a.w menjawab, “Sesungguhnya
Allah memfardukan ke atasku serta umatku dengan 50 waktu sholat sehari semalam.”. kata
Musa, 'Kembalilah kepada Tuhan mu, mintalah keringanan, karena umatmu tidak sanggup
melakukannya. Aku sendiri telah mencoba terhadap bani israil"
“Sesungguhnya Bani Israel yang gagah tidak mampu melakukan amalan yang lebih sedikit
daripada itu, sedangkan umatmu lemah tubuhnya, lemah hatinya, mana mungkin mereka mampu
melaksanakan tugas seberat itu.”
Selepas mendengar kata-kata Musa itu, Nabi Muhammad s.a.w pun memandang Jibril. Jibril
mengisyaratkan supaya Nabi Muhammad s.a.w kembali ke Sidratul Muntaha untuk menemui
Allah untuk diringankan apa yang telah difardukan.
Nabi Muhammad s.a.w kemudian kembali kepada Allah lalu beliau sujud kepada Allah dengan
berkata: "Wahai Tuhanku, ringankan terhadap umatku apa yang diperintahkan-Mu.
Sesungguhnya umatku adalah terlalu daif."
Firman Allah: "Sesungguhnya telah Ku-kurangkan untuk umatmu itu lima waktu sholat." Sholat
yang tadinya diwajibkan 50 kali sehari itu dikurangi menjadi 45 kali saja.
Nabi Muhammad s.a.w kemudian kembali menemui Nabi Musa. Nabi Muhammad s.a.w berkata
kepada Nabi Musa, "Sesungguhnya Allah sudah mengurangkan untukku lima waktu solat."
kata Musa, "umatmu tidak sanggup menunaikannya sebanyak itu, karena itu kembalilah kepada
Tuhanmu mintalah keringanan". Nabi kemudian berulang-ulang pulang pergi antara Tuhan
dengan Musa. Sehingga akhirnya Allah swt berfirman" Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku
fardukan hanyalah lima waktu sehari semalam. Setiap sholat fardu diganjarkan dengan sepuluh
ganjaran. Oleh yang demikian, berarti lima waktu sholat fardu sama dengan lima puluh sholat
fardu. Begitu juga siapa yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya,
niscaya akan dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh
kebaikan baginya. Sebaliknya siapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak
melakukannya, niscaya tidak sesuatu pun dicatat baginya. Seandainya dia melakukannya, maka
dicatat sebagai satu kejahatan baginya.

Setelah mendapatkan keringanan dari Allah SWT lalu nabi kembali ke tempat Musa dan
diceritakan kepadanya apa yang telah difirmankan Tuhan itu.
Berkata Musa: “Kembalilah kamu kepada Tuhanmu wahai Muhammad, mohonlah keringanan
sekali lagi dan sesungguhnya umatmu tiada kuasa untuk melaksanakannya."
Jawab Nabi Muhammad: “Sesungguhnya aku telah berulang alik kepada Tuhanku beberapa kali
hingga aku merasa malu terhadap Tuhanku dan tetap aku laksanakan perintah-Nya ini."
Tatkala itu, terdengar seruan: "Telah Aku laksanakan yang Aku fardukan dan Aku ringankan
untuk hamba-Ku."
Berkata Musa: "Turunlah engkau wahai Muhammad dengan nama Allah."

Apabila sampai di Langit Dunia, tiba-tiba Rasulullah melihat debu dan asap serta terdengar suara
berisik. Bertanyalah Nabi Muhammad s.a.w kepada Jibril ada apa gerangannya.
Menurut Jibril, itulah syaitan yang menutup mata manusia (anak Adam) hingga mereka tidak
mampu berfikir apa yang ada dalam alam malakut langit dan bumi. Dan jika tidak dilakukan
begitu niscaya manusia dapat melihat keajaiban-keajaibannya.”
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w kembali dengan tangga itu ke bumi. Nabi Muhammad s.a.w
dan Jibril sampai di Baitulmaqdis. Buraqpun dilepaskan dari ikatannya. Dengan buroq itu Nabi
kembali ke Mekah pada malam yang sama.
Dalam perjalanan itu, Nabi melintasi beberapa unta milik orang Quraisy yang datang dari Syam.
Diantaranya ada seekor unta yang mempunyai dua karung di atas badannya. Karung itu berwarna
putih dan hitam.
Ketika Nabi Muhammad s.a.w kebetulan menuju ke arahnya, terkejutlah unta tersebut dan lari
berkeliling-keliling hingga salah seekor daripadanya patah kaki, jatuh lalu ditinggalkan di situ
oleh pemiliknya.
Dalam perjalanan itu juga, terlihat oleh Nabi Muhammad s.a.w sekelompok unta dan salah
seekor daripadanya tersesat. Nabi Muhammad s.a.w kemudian menuntunnya sehingga kembali
dalam kelompoknya.
Nabi Muhammad s.a.w pun memberi salam kepada mereka dan mereka mengenali suara
Rasulullah, tetapi ada juga yang tidak percaya. Kemudian Nabi mengambil mangkuk berisi air
dan meminumnya.
Pada waktu Nabi Muhammad s.a.w akan berpisah dengan Jibril pada Subuh Isra' di Dzi Thuwa,
suatu tempat dipinggir kota Mekkah, Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Ya Jibril, kaumku akan
mendustakan aku". Jibril menjawab: "Abu Bakar akan membenarkan engkau dan dialah Ash
Shiddiq."
Setelah Nabi Muhammad s.a.w turun dari buroq, maka terangkatlah Buraq ke langit dan terus ke
syurga.

Setelah Isra’ Mi’raj

Nabi Muhammad SAW baru saja kembali dari perjalanan Isra' Mi'raj, orang yang ditemui
pertama kali oleh Nabi saw adalah Ummu Hani' (panggilan Hindun binti Abu Thalib), sepupu
beliau.
Pada waktu sebelum fajar Nabi saw membangunkannya. Sesudah melakukan shalat bersama-
sama, beliau berkata: Wahai ummu Hani’ sungguh aku telah shalat isya akhir di lembah ini
seperti yang engkau lihat, kemudian aku datang ke Baitul Maqdis dan shalat di dalamnya,
kemudian aku mengerjakan shalat subuh bersama kalian sekarang seperti yang kalian lihat.”
Nabi Muhammad saw bercerita tentang pengalamannya selama isra' mi'raj, Ummu Hani
mendengarkan dengan seksama. Meskipun cerita-cerita yang didengarnya sama sekali di luar
logika, Ummu Hani' tetap berkata, "Aku percaya akan ceritamu wahai Muhammad. Tapi setelah
ini, apa yang hendak kau lakukan?"
"Aku akan menceritakan pada Abu Jahal dan pada semua penduduk Mekah", jawab Nabi
Muhammad saw.
“Wahai Nabi Allah jangan ceritakan peristiwa ini kepada manusia, sebab nanti mereka
mendustakanmu dan menyakitimu”. Kata Ummu Hani'. Nabi saw bersabda’ “Demi Allah aku
pasti menceritakan peristiwa ini kepada mereka.

***

Pada waktu itu, datanglah Abu Jahal, lantas bertanya: "Apakah kamu ingin memberitakan
sesuatu?"
"Ya," jawab Nabi Muhammad.
"Apakah itu?" tanya Abu Jahal lagi.
Nabi Muhammad menjawab: "Aku telah diperjalankan pada malam tadi ke Baitulmaqdis.
"Apa? Kamu diperjalankan ke Baitulmaqdis dalam tempo satu malam? Apakah engkau mau aku
kabarkan berita ini kepada kaummu?"
"Bahkan aku akan kabarkan apa yang aku kabarkan kepadamu ini."
Abu Jahal pun menyeru dengan suara lantang: "Wahai Bani Kaab dan Bani Lua', berhimpunlah
kamu semua kepadaku."
Setelah berkumpul semua orang, berkatalah Abu Jahal kepada Nabi Muhammad : "Kabarkanlah
kepada kaummu seperti yang engkau kabarkan kepadaku, wahai Muhammad."
Nabi Muhammad kemudian menceritakan peristiwa Isra’ Mi’raj itu ke penduduk Mekah.
Berkatalah Rasulullah : "Bahawasanya aku telah diperjalankan pada malam tadi."
"Ke mana?" tanya kaumnya.
"Ke Baitulmaqdis," jawab Nabi Muhammad
"Apa! Kamu melakukan perjalanan dalam waktu yang sesingkat itu?" tanya mereka lagi.
"Ya," jawab Nabi Muhammad
Orang-orang Quraisy kemudian menanyakan tentang bagaimana Baitul maqdis itu secara
terperinci. Orang-orang Quraisy sibuk bertanya tentang perjalanan Nabi dalam peristiwa israk
itu. Mereka bertanya berbagai perkara mengenai Baitulmuqaddis yang kurang jelas pada ingatan
Nabi. Hal itu menyulitkan Nabi karena dengan perjalanan yang secepat itu tentunya sulit untuk
merinci tentang Baitul Maqdis. Nabi Muhammad kemudian berdiri di Hijr Ismail. Allah
kemudian memperlihatkan kepada beliau dari jauh sehingga Nabi mampu melihatnya. Kemudian
beliau memberitahukan kepada mereka tentang tiang-tiangnya dari apa yang dilihatnya itu.
Walau bagaimana sekalipun bentuk pertanyaan yang diajukan kepadanya, Nabi tetap dapat
menceritakan kepada mereka
Walaupun nabi sudah bercerita demikian tetapi mereka masih tidak mempercayai dengan
perjalanan ke Baitul Maqdis yang secepat itu. Hal tersebut kemudian menimbulkan kesangsian
juga pada beberapa orang pengikutnya. Tidak sedikit mereka yang sudah Islam itu kemudian
berbalik murtad. Mereka yang masih menyangsikan hal ini lalu mendatangi Abu Bakr dan
keterangan yang diberikan Muhammad itu dijadikan bahan pembicaraan.
"Kalian berdusta," kata Abu Bakr.
"Sungguh," kata mereka. "Dia di mesjid sedang berbicara dengan banyak orang."
"Dan kalaupun itu yang dikatakannya," kata Abu Bakr lagi, "tentu dia bicara yang sebenarnya.
Dia mengatakan kepadaku, bahwa ada berita dari Tuhan, dari langit ke bumi, pada waktu malam
atau siang, aku percaya. Ini lebih lagi dari yang kamu herankan."
Abu Bakar kemudian menemui Nabi Muhammad dan langsung bertanya ;" Ya Rosulullah
benarkah anda mengatakan kepada orang banyak , bahwa anda datang dari Baitul Maqdis
semalam ?"
Beliau menjawab ;"Ya benar !". " Ya Rosulullah, cobalah sebutkan kepadaku bagaimana Baitul
Maqdis itu, aku sudah pernah pergi ke sana ", kata Abu Bakar, Seketika itu gambaran Baitul
Maqdis tampak jelas di depan mata Nabi s.a.w, hingga beliau dapat menyebutkan bagian-bagian
dari bangunan masjid tersebut.
"Anda sungguh tidak berdusta ya Rosulullah ! Aku bersaksi anda benar-benar utusan
Allah!"Tiap Abu Bakar mendengar bagian-bagian Baitul Maqdis disebut ia mengucapkan
berulang-ulang kepada Nabi Muhammad : Anda benar...anda benar...". Sejak itu Abu Bakar
diberi gelar dengan "AshShiddiq" yang berarti amat membenarkan.
Walaupun demikian banyak dari mereka masih kurang percaya , sehingga mereka masih
meminta bukti dari Rosulullah, seperti diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Ummu Hani binti Abu
Thalib. Beliau, Rosulullah s.a.w. berkata :
" Tadi malam aku melewati kafilah Bani Fulan di sebuah lembah.
Binatang yang kutunggangi mengejutkan mereka sehingga ada seekor di antara unta mereka
melesat jauh ketika itu aku sedang menuju Syam.
Sampai di Dhajran dan aku melewati satu kafilah lagi dan aku minum ketika mereka sedang tidur
nyenyak. Sekarang mereka berada di tikungan jalan Ta'nim.
Yang paling depan unta coklat tua dan berponok dua , hitam dan ada yang belang-belang.
Lalu mereka beramai-ramai ke jalan tikungan Ta'nim, dan ternyata kafilah tersebut baru tiba
dengan unta yang disebutkan beliau.
Dan mereka bertanya tentang kejadian semalam, ternyata sama persis seperti apa yang
diceritakan Nabi Muhammad s.a.w. Rasul Allah.

posted by Nanang @ 1:56 AM

Nama-nama yang berhubungan dengan Isra’ Mi’raj

a. Malaikat
Malaikat berasal dari kata malakah yang berarti "mengutus" atau "perutusan/risalah". Allah swt.
menciptakan malaikat dari nur (cahaya), sebagaimana Dia menciptakan Nabi Adam a.s. dari
tanah liat, juga sebagaimana menciptakan jin dari api. Allah Taala menciptakan malaikat lebih
dahulu daripada manusia. Tabiat malaikat ialah secara sempurna berbakti kepada Allah, tunduk
dan patuh pada kekuasaan dan keagungan-Nya, melaksanakan semua perintah-Nya dan mereka
pun ikut mengatur alam semesta menurut kehendak dan iradah Allah Taala.

Allah Taala menciptakan malaikat berupa makhluk yang bersayap dan di antaranya ada yang
bersayap dua buah, tiga buah, empat buah dan ada pula yang lebih dari itu. Semua ini
menunjukkan nilai dan perbedaan pangkat di sisi Allah Taala, juga tentang kekuasaannya cepat
atau lambatnya dalam berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Sesuai Firman Allah dalam Al Qur’an:


Segenap puji bagi Allah, Maha Pencipta langit dan bumi, yang membuat malaikat sebagai
utusan-utusan yang mempunyai sayap-sayap, ada yang dua, tiga atau empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu. (Q.S. Fathir:1).

Beberapa malaikat yang pernah diceritakan diantaranya yaitu: Jibril bertugas membawa wahyu
kepada para Nabi dan Rasul, Izrail bertugas sebagai pencabut nyawa, Mungkar dan Nakir selaku
dua malaikat yang melakukan menanyakan di dalam kubur, Israfil berfungsi sebagai peniup
sangkakala pada hari kiamat, Mikail bertugas memberikan hujan dan pengatur rezeki, Raqib dan
'Atid selaku dua malaikat pencatat amal manusia, Ridwan sebagai penjaga syurga, Malik sebagai
penjaga neraka dan Hamalatul 'Arsy sebagai malaikat yang membawa 'Arsy Tuhan di hari
kiamat.
Malaikat Jibril merupakan malaikat yang mengantar Nabi Muhammad Saw. dalam perjalanan
Isra’ Mi’raj. Nabi dapat melihat bentuk asli Jibril hanya dua kali saja yaitu ketika menerima
wahyu pertama dan ketika di Sidratul Muntaha waktu mi’raj. Bentuk Malaikat Jibril
digambarkan memiliki 600 sayap yang menutup ufuk dan tubuhnya sangat besar terlihat seperti
memenuhi antara bumi dan langit. Malaikat Jibril juga disebut sebagai Ruh suci atau ruh kudus.

Manusia pada umumnya tidak dapat melihat malaikat. Tetapi malaikat dalam beberapa peristiwa
dapat menyerupai manusia sehingga manusia dapat melihat malaikat yang menyerupai manusia
itu.

b. Buraq
Buraq itu adalah binatang yang putih, panjang, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari
baghal. Buraq ini dapat meloncat sejauh batas pandangannya; kedua telinganya selalu bergerak.
Jika menaiki gunung kedua kaki belakangnya memanjang dan jika menuruni jurang kedua kaki
depannya memanjang. Dia mempunyai dua sayap pada kedua pahanya yang dapat membantu
dan memperkuat kecepatannya. Buraq mempunyai empat kaki. Satu langkah ke satu langkah
kakinya adalah seumpama sekelip mata memandang. Ada orang yang berusaha menyesatkan
dengan menyebutkan bahwa buroq berkepala seorang wanita padahal tidak pernah ada hadis
yang menyatakan hal tersebut.

Nabi-nabi sebelumnya juga pernah menaiki buraq. Sa'id bin Musayyab dan lainnya berkata
bahwa buraq adalah kendaraan Nabi Ibrahim yang beliau naiki dari negerinya menuju Baitul
Haram. Nabi Muhammad juga akan menungangi Buroq ketika pada hari kebangkitan nanti.

c. Masyithah
Ketika dalam perjalanan ke Baitul Maqdis Nabi mencium bau harum. Ternyata bau harum itu
adalah bau Masyithah beserta suami dan kedua anaknya yang dibunuh oleh raja Fir'aun dari
Mesir yang mengaku sebagai Tuhan, karena mempertahankan imannya dan mengingkari
ketuhanan Fir'aun..

Masyithah adalah tukang menata rambut dari anak perempuan Fir'aun. Pada suatu hari, ketika
Masyithah sedang menyisir rambut anak perempuan raja Fir'aun, sisirnya jatuh dan Masyithah
mengucapkan:
Dengan nama Allah, rugi si Fir'aun.
Mendengar ucapan Masyithah tersebut, maka terjadilah dialog antara anak perempuan
Fir'aun dengan Masyithah sebagai berikut:
Anak Fir'aun: "Apakah engkau mempunyai Tuhan selain ayahku ?"
Masyithah: "Ya!"
Anak Fir'aun: "Apakah engkau berani pernyataanmu ini saya beritahukan kepada ayahku?"
Masyithah: "Berani!"
Setelah anak Fir'aun memberitahukan kepada ayahnya tentang pernyataan Masyithah, maka
Masyithah pun dipanggil oleh Fir'aun, lalu terjadi dialog sebagai berikut:
Fir'aun: "Apakah engkau mempunyai Tuhan selain aku ?".
Masyithah: "Ya, Tuhanku dan Tuhan tuan adalah Allah !".
Mendengar jawaban tersebut Fir'aun pun menyuruh agar suami dan kedua anak Masyithah
dihadapkan kepadanya. Setelah mereka menghadap, Fir'aun membujuk Masyithah beserta
suaminya agar keduanya meninggalakan agamanya (agama tauhid) dan mengakui Fir'aun sebagai
Tuhan. Setelah bujuk rayu Fir'aun ditolak oleh keduanya, maka Fir'aun berkata kepada
keduanya:
"Jika kalian berdua menolak permintaanku, maka aku akan membunuh kalian berdua beserta
anak-anak kalian!".
Masyithah menjawab: "Terserah, mana tindakan yang baik menurut tuan terhadap kami. Dan jika
tuan membunuh kami, kami minta agar kami sekeluarga dikubur dalam satu rumah!".
Fir'aun berkata: "Baik, permintaanmu akan kami kabulkan!" Kemudian Fir'aun memerintahkan
untuk menyiapkan sebuah wajan besar penuh dengan minyak. Setelah wajan tersebut dipanaskan
dan medidih, anak Masyithah yang besar dimasukkan lebih dahulu, sedang Masyithah beserta
suaminya dan anaknya yang masih berumur tujuh bulan disuruh menyaksikan, dengan harapan
agar Masyithah berubah pendiriannya. Kemudian suami Masyithah mendapat giliran yang kedua.
Setelah giliran sampai pada Masyithah dan anaknya yang masih menetek, tiba-tiba anak
Masyithah yang masih menetek berkata dengan fasih kepada ibunya: "Janganlah ibu ragu-ragu
untuk mati membela kebenaran; masuklah ke dalam wajan!". Kemudian Masyithahpun
dilemparkan ke dalam wajan tersebut beserta anaknya.

posted by Nanang @ 1:50 AM

Thursday, March 01, 2007


Nama-nama tempat sekitar Isra’miraj

Beberapa tempat yang disebut dalam peristiwa Isra’ Mi’raj:

a. Masjidil Haram

Pengertian "masjidil" bukanlah nama untuk sebuah bangunan


utuh melainkan sebuah tempat untuk bersujud. Masjidil Haram adalah tempat yang terdapat di
dalamnya bangunan ka'bah, Maqam ibrahim, Hajar Aswad, Hijir Ismail (Hateem), Sumur Zam-Zam dan
tempat Sai antara bukit Safa dan Marwa. Masjidil Haram terletak di kota Mekah. Pada zaman dahulu
masjidil haram adalah berupa tanah lapang dengan kabah di tengahnya dengan rumah-rumah penduduk
di sekitarnya. Kemudian penguasa-penguasa muslim di daerah itu mengadakan perluasan dan
membangun bangunan yang mengelilingi kabah seperti yang kita lihat sekarang.
Bagian-bagian dari Masjidil haram diantaranya, yaitu:

Kabah

Kabah merupakan rumah ibadah pertama di muka bumi yang berbentuk persegi empat. Kabah
sebenarnya sudah ada sebelum manusia turun ke bumi. Allah SWT memerintahkan kepada malaikat
agar membangun tempat bertawaf seperti baitul makmur yang ada di langit. Baitul makmur merupakan
tempat bertawaf para malaikat di langit. Dengan dibangunnya Ka’bah di bumi, maka malaikat-malaikat
di bumi ber-Thawaf (mengelilingi) Ka’bah ini, sama dengan mengelilingi Baitul Makmur. Ritual Thawaf
ini adalah sebuah ibadah yang dilakukan Malaikat (sama dengan Thawafnya umat islam ketika berhaji)
yaitu suatu upaya dari para malaikat untuk mengharapkan rahmad dan maghfirah Allah.

Para malaikat sambil mengelilingi Ka'bah (di bumi) maupun Baitul Makmur yang di langit sambil berdoa
memohon kepada Allah agar senantiasa dijauhkan dari hal-hal yang dapat menimbulkan kemurkaan-
Nya. Saat nabi Adam turun ke bumi, Allah SWT telah meletakkan kubah di tempat dimana Kabah
sekarang berada agar kubah ini dijadikan tempat bertawaf oleh Nabi Adam. Diriwayatkan dari
Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda, "Allah Taala telah mengutus Jibril a.s. kepada Adam dan Hawa,
(Allah berfirman), " Kalian berdua bangunlah bagi-Ku sebuah rumah " Kemudian Jibril menunjukkan
tempatnya. Adam menggali dan Hawa memindahkan tanahnya, sehingga sampai kepada air terdengar
suara dari bawah, "Hati-hati wahai Adam." Ketika Adam sedang membangunnya, Allah berfirman
kepadanya agar dia bertawaf di rumah itu dan dikatakan, "Kamu adalah manusia pertama dan ini
adalah rumah pertama yang dibangun. Dalam AlQur’an juga ada firman Allah yang membenarkan bahwa
kabah adalah rumah ibadah pertama yang dibangun di bumi. Sesungguhnya rumah yang mula-mula
dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk
bagi semua manusia . (QS. Ali Imran : 96).

Di bangunan Ka'bah itu pulalah, Nabi Adam mengumpulkan seluruh anak-anaknya untuk persidangan,
perkawinan dan penentuan hak untuk Qabil dan Habil, sebagai putra pertama dan kedua dari seluruh
anak-anak Nabi Adam. Setelah wafatnya Adam as. anak-anaknya membangun Kabah dengan tanah dan
batu. Disebutkan bahwa yang membangunnya adalah nabi Syits as. Setelah itu Kabah terus ada dan
terjaga sampai datang topan dan banjir di zaman Nabi Nuh a.s. lalu tenggelam dan hilang tempatnya.
Bangunan kabah tetap hilang hingga datang masa Nabi Ibrahim as bersama anak dan istrinya ke lembah
gersang tanpa air yang ternyata disitulah pondasi kabah dan bangunannya pernah berdiri. Lalu Allah
SWT memerintahkan Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail untuk mendirikan kembali kabah di atas bekas
pondasinya dahulu.

Menurut riwayat dari Tsa'labi, bahwasanya ketika


Allah Ta'ala memerintahkan nabi Ibrahim as. agar membangun kabah, Allah memperlihatkan padanya
awan yang berwarna putih yang membentuk persegi-empat sebagaimana bentuk rumah, lalu Allah
berfirman: "Wahai Ibrahim bahwa bangunan kabah itu sebagaimana bentuk awan putih itu. Menurut
riwayat Al-Waqdi bahwasanya ketika nabi ibrahim sedang menggali buat pondasi ka'bah, beliau
menemukan sebuah batu pualam hijau dan pada batu itu ada tulisan hanya 4 barisan.(Wallahu a'lam),
lalu Allah berfirman kepada ibrahim as. agar mendatangkan batu-batuan buat bangunan ka'bah dari 5
gunung, yaitu: Gunung Thursina, Gunung Thurzita, Gunung Labanan, Gunung Joudi, Gunung Hira. Agar
kelak pada hari kiamat nanti gunung-gunung tersebut dapat memberatkan timbangan jamaah haji.
Setelah dikumpulkannya batu-batuan dari gunung-gunung tersebut Ibrahim mulai membangun ka'bah.

Ismail mengaduk pasir dengan semennya pada batu-batuan itu, lalu beliau melanjutkan dan
membangun ka'bah hingga pada ketinggiannya. Lebar ukuran Kabah dibuat oleh Ibrahim adalah seperti
berikut: " Dinding Timur adalah 48 kaki dan 6 inci " Dinding Hatim adalah 33 kaki " Dinding antara Hajar
Aswad dan sudut Yamani adalah 30 kaki " Dinding Barat adalah 46.5 kaki.

Dalam sejarahnya setelah pembangunannya oleh Nabi Ibrahim, kabah pernah mengalami kehancuran
akibat perang maupun bencana alam sehingga pembangunan ulang bangunan kabah juga dilakukan oleh
suku-suku Arab yang merupakan keturunan Nabi Ismail yang berdiam di Mekah tersebut. Sehingga
urutan pembangunan kabah yaitu: Generasi pertama dilakukan oleh Malaikat generasi ke-2 oleh Nabi
Adam, Syist Bin Adam sebagai generasi ke-3. Generasi ke-4 Kabah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan
putranya Ismail. Kemudian pembangunan dilakukan oleh Suku Amaliqah dilanjutkan Suku Jurhum dan
selanjutnya dilakukan oleh Qushai Bin Kilab. Generasi ke-8 dilakukan oleh abdul Muthalib dan
dilanjutkan oleh generasi ke-9 oleh Quraisy. Pada generasi ke-10 kabah mengalami beberapa renovasi
yang dilakukan oleh umat dari Nabi Muhammad saw.

Ada juga peristiwa menarik seputar kabah yaitu ketika pada tahun kelahiran Nabi Muhammad saw.
Waktu itu kabah pernah hendak dihancurkan oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah dari
Yaman. Allah SWT kemudian melindungi kabah dengan mengirimkan burung-burung Ababil yang
melemparkan batu Sijil yaitu batu dari neraka yang amat panas untuk memusnahkan Abrahah beserta
pasukannya. Tahun peristiwa tersebut disebut tahun gajah yang pada tahun itu juga merupakan tahun
kelahiran dari Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad saw.

Kabah juga sempat dikotori oleh orang-orang Musyrik Mekah yang menempatkan berhala-berhala
sebagai sesembahan selain kepada Allah. Setelah penaklukkan Mekah yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad dan pengikutnya kemudian berhala-berhala tersebut dihancurkan. Kini kabah telah menjadi
kiblat sholat dan juga tempat thawaf.

Di masa Nabi Muhammad, awalnya perintah shalat itu ke baitul Maqdis di Palestina. Namun Rasulullah
SAW berusaha untuk tetap shalat menghadap ke kabah. Caranya adalah dengan mengambil posisi di
sebelah selatan kabah. Dengan menghadap ke utara, maka selain menghadap Baitul Maqdis di
Palestina, beliau juga tetap menghadap kabah. Namun ketika beliau dan para sahabat hijrah ke
Madinah, maka menghadap ke dua tempat yang berlawanan arah menjadi mustahil. Dan Rasulullah SAW
sering menengadahkan wajah ke langit berharap turunnya wahyu untuk menghadapkan shalat ke kabah.
Hingga turunlah ayat berikut : Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh
Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.
Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang
diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari
Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah : 144).
Dan adalah kepunyaan Allah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah Wajah
Allah - (Qs. 2 al-Baqarah : 115)

Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk mengalihkan kiblatnya dari Baitul Maqdis ke kabah
di Mekah. Hingga sekarang umat Islam tetap menjadikan kabah sebagai kiblatnya.

Maqam Nabi Ibrahim a.s.

Maqam Nabi Ibrahim a.s. adalah sebuah batu tempat berpijak Nabi Ibrahim a.s.
ketika beliau meninggikan bangunan Kabah dari pondasinya. Nabi Ismail a.s. meletakkannya agar Nabi
Ibrahim a.s. dapat naik lebih tinggi di atas batu tersebut. Jadi pengertian maqam disini bukan makam
yang berarti kuburan. Batu ini diturunkan oleh Allah dari Syurga bersama-sama dengan Hajarul Aswad.
Dari Abdullah Bin Amir Bin Ash mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Rukun (Hajar Aswad) dan
Maqom adalah dua batu Ruby dari surga yang dihilangkan cahayanya oleh Allah. (HR. At-Turmudzi).

Ketika nabi Ibrahim membangun kabah, beliau berpijak pada batu itu yang kemudian batu pijakan itu
mengangkat nabi ibrahim naik ke atas untuk menata batu bangunan ka'bah dan jika nabi ibrahim ingin
turun , maka batu pijakan itupun turun ke bawah, kemudian beliau menyambut batu yang telah di
semen oleh nabi ismail dari tangan ismail hingga beliau menyusun dan menata ka'bah hingga pada
puncak bangunan.

Riwayat dari Anas bin Malik ra. berkata: bahwasanya telah kulihat bekas pijakan kaki Ibrahim as. pada
batu itu membekas hingga membentuk telapak kakinya. Dan bentuk lekukan jari itupun sekarang sudah
tidak begitu jelas lagi karena terlampau banyak orang yang menyentuhnya baik siang dan malam.
Sekarang batu ini sudah ditutupi dengan perak. Pada batu ini dapat terlihat bekas kedua telapak kaki
Nabi Ibrahim yang panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan dalamnya 10 cm.

Hajar Aswad
Hajar Aswad merupakan batu hitam yang diletakkan di
salah satu sudut kabah. Menurut sejarahnya, Hajarul Aswad diturunkan oleh Allah dari langit. Batu itu
mula-mula berwarna seperti permata putih, lebih putih dari salju, tetapi lama-kelamaan menjadi hitam
sebab dosa manusia. Kalau tidak karena sentuhan tersebut niscaya cahayanya menerangi antara timur
dan barat. Ini diterangkan dari hadis Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam yang bermaksud: Dari Ibnu
Abbas r.a. katanya, Rasulullah bersabda :" Hajarul Aswad diturunkan dari syurga dan berwarna lebih
putih dari susu. Dosa-dosa manusia (anak Adam) menyebabkannya menjadi hitam " . Riwayat Ahmad
dan Turmizi.

Hajar Aswad diberikan kepada Adam sebagai bagian dari kabah yang dibangunnya sebagai rumah ibadah
pertama di muka bumi. Bangunan ini kemudian lenyap ketika banjir Nabi Nuh. Menurut riwayat Al-Kusai
bahwasanya: ketika nabi ibrahim membangun kabah, terdengar oleh beliau seruan dari jabal Abi Qubais
(Gunung Abi Qubais atau gunung kubais) dan berbunyi : "Wahai Ibrahim, bersamaku ada titipan buatmu,
dan ambillah titipan itu". Lalu nabi Ibrahim pun mendekati gunung Abi Qubais, tiba-tiba gunung itupun
membelah dan mengeluarkan sebuah batu hitam, karena pada waktu itu nabi Nuh as. ketika keluar dari
bahteranya setelah badai topan, beliau menitipkan batu itu pada gunung Abi Qubais, oleh karena itu
Allah memerintahkan agar Jabal Qubais menerima sebagai titipan. Dan batu itu ialah: "Hajar Aswad"

Selanjutnya setelah masa Ibrahim wafat, Hajar Aswad juga sempat menghilang ketika Bani Bakar bin
Abdi Manaf bin Kinanah bin Ghaisyan bin Khaza'ah mengusir keturunan Jurhum dari Mekah, Amr bin
Harits bin Madhadh Al Jurhumi keluar membawa dua patung emas kepala rusa dan Hajar Aswad dan
dipendam di sumur Zamzam seterusnya mereka berangkat menuju Yaman. Pemendaman Hajar Aswad di
dalam sumur Kabah tidak bertahan lama karena seorang wanita dari Khaza`ah memberitahukan kepada
kaumnya bahwa dia melihat orang Jurhum memendam Hajar Aswad di sumur Zamzam. Kemudian
mereka meletakkan Hajar Aswad kembali ke tempatnya. Hal ini terjadi sebelum pembangunan oleh
Qushay bin Kilab.

Ketika ada banjir menimpa kabah, Kabah mengalami kerusakan dan dindingnya retak sehingga kabah
perlu dibangun kembali. Tugas ini dibagikan antara empat kaum suku Quraish. Rasulullah turut
membantu pembangunan kembali kabah. Setelah dinding-dindingnya telah selesai dibangun, tiba
waktunya batu hajar aswad diletakkan kembali di tempatnya semula di dinding Timur Kabah. Terjadi
perselisihan di antara mereka untuk menentukan siapa yang mendapat kehormatan meletakkan batu
Hajar Aswad itu. Ketika perselisihan itu hampir menjadi pertengkaran, Abu Umayyah, penduduk tertua
Makkah, menentukan agar lelaki pertama yang memasuki pagar masjid pagi keesokkannya lah yang
akan memutuskan permasalahan ini. Lelaki itu ialah Rasulullah. Penduduk Mekah bergembira. "Ia
adalah al-Amin. Ia adalah Muhammad," ucap mereka.

Muhammad menghampiri mereka lalu mereka memintanya supaya memutuskan perkara itu. Muhammad
setuju. Muhammad menyarankan agar batu hitam itu ditaruh di atas sehelai kain, setiap ujung kain
dipegang oleh seorang pemimpin suku. Kain itu diangkat ke tempat batu itu hendak diletakkan.
Muhammad kemudian mengambil batu itu dan meletakkannya di tempatnya di dinding Kabah.

Hajar Aswad pernah pecah akibat perbuatan para perusak. Hajar Aswad kemudian disatukan kembali.
Perekatan tersebut dilakukan setelah diadakan penelitian oleh para ahli untuk menentukan bahan
khusus yang digunakan untuk merekat batu pecahan Hajar Aswad yaitu berupa bahan kimia yang
dicampur dengan minyak misik dan ambar.

Hijir Ismail

Hijr Ismail arti harfiahnya adalah pangkuan Ismail. Di sanalah Ismail putra Ibrahim, pembangun Ka'bah
ini pernah berada dalam pangkuan Ibunya yang bernama Hajar. Ketika Nabi Ibrahim a.s. membangun
Kabah, tingginya hanya sembilan hasta yaitu sepertiga tinggi sekarang. Begitu juga beliau mendirikan
bangunan Kabah di atas fondasi ditambah enam hasta yang sekarang masuk Hijir Ismail. Ketika
pembangunan dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s. lima hasta ini masuk bagian dari Kabah.

Hijir Ismail yang dulu dengan yang sekarang dapat dibedakan dengan mudah sekali, yaitu bahwa
tembok yang lurus pada Hijir Ismail sekarang, yang sejajar menghadap ke arah Utara Kabah adalah
masuk bagian Kabah yang dahulu dibangun Nabi Ibrahim a.s. Tempat yang dinamakan Hijir Ismail
sekarang telah dibangun pagar batu berlingkar. Tingginya 1 1/2 meter. Letaknya berdampingan dengan
Kaabah di sebelah utara. Dahulunya Hijr Ismail termasuk dalam bagian bangunan kabah yang dibangun
oleh Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s. Tetapi setelah kabah yang dibangun oleh mereka hancur,
bangsa Quraisy membangun Kabah kembali, mereka mengurangi dinding Kabah bagian Utara ke Selatan
seluas enam hasta dan menjadikannya bagian dari Hijir Ismail.

Berdasarkan kepada sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam, sebahagian dari Hijir Ismail itu adalah
termasuk dalam Kabah. Ini diriwayatkan oleh Abu Daud dari 'Aisyah r.a. 'Aisyah r.a. berkata; "Aku
sangat ingin memasuki Kabah untuk melakukan sholat di dalamnya. Rasulullah s.a.w. memegang
tanganku dan memasukkan aku ke dalam Hijir Ismail sambil berkata " Sholatlah kamu di Hijir jika kamu
hendak masuk ke dalam Kabah karena kaum engkau (orang Quraisy) telah meninggalkan bagian ini di
luar semasa mereka membangun kembali Kabah".

Disunatkan bagi tiap-tiap orang yang telah mengerjakan tawaf, sholat sunat dan berdoa di Makam
Ibrahim, sholat sunat pula dua rakaat di Hijir Ismail. Hijir Ismail itu pada mulanya cuma merupakan
pagar batu yang sederhana saja. Kemudian para Khalifah, Sultan dan Raja-raja yang berkuasa telah
memecahkan dan membangun kembali pagar batu itu dengan batu marmer.

b. Thaibah (Madinah)

Negeri Taibah ini pada masa-masa lalu di zaman para Nabi terdahulu
adalah merupakan sumber segala ilmu pengetahuan. Akhirnya orang menyebut negeri ini dengan nama
Tai`bah yang diartikan sebagai Negeri Sumber Segala Pengetahuan. Negeri Taibah ini sebenarnya
adalah kota Madinah.

Kota Madinah pada masa sebelum perkembangan Islam juga dikenal dengan nama Yastrib. Kota ini
kemudian menjadi tempat hijrah para muslim dan menjadi tempat pusat perkembangan Islam yang
penting. Nabi juga membangun tempat tinggalnya di Medinah dan juga Mesjid yang dibangun di sebelah
rumahnya. Mesjid itu bernama Mesjid Nabawi. Ketika wafat, Nabi dimakamkan di dalam rumahnya
tersebut. Sekarang Mesjid Nabawi telah diperluas sehingga makam Nabi Muhammad sekarang termasuk
di dalam Mesjid Nabawi itu.

c. Thursina (Gunung Sinai)


Thursina (Gunung Sinai) adalah sebuah gunung yang terletak di
Semenanjung Sinai di Mesir. Tinggi gunung ini adalah 2.285 meter. Gunung ini juga dikenal dengan
nama Jabal Musa. Gunung ini merupakan tempat dimana Nabi Musa a.s. bercakap-cakap langsung
dengan Tuhannya. Dari tempat ini juga Nabi Musa mendapatkan dua log batu dan Tauratnya dari Allah
SWT.

d. Baitul Laham (Betlehem)

Betlehem adalah sebuah kota yang terletak di Palestina sekarang.


Kota ini merupakan tempat kelahiran Nabi Isa a.s. Konstantin Agung pada 330 M kemudian membangun
Gereja Kelahiran, di tengah Betlehem di atas sebuah gua yang disebut Holy Crypt, yang dipercaya
orang Kristen sebagai tempat Nabi Isa a.s. dilahirkan. Ini merupakan gereja Kristen tertua di dunia.

e. Masjidil Aqsa

Kata al-aqsha mengandung dua arti. Secara harfiah ia berarti "jauh", maksudnya jauh dari Masjid AI-
Haram. Arti makna-wiyahnya menurut sebagian ulama "bebas dari segala jenis kotoran, karena masjid
ini tempat turun malaikat dan wahyu serta kiblat para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.

Masjidil Aqsha terletak di Baitul Maqdis (Yerusalem). Sekarang di tempat ini telah terdapat bangunan
masjid Aqsa dan Mesjid Kubatus Shakhrah (Kubah Batu/Dome of the Rock). Persekitaran kedua masjid
ini dikenali sebagai Al-Haram al-Sharif dan ia menjadi tempat suci ketiga bagi umat Islam. Jadi yang
disebut oleh Nabi Muhammad sebagai masjidil Aqsa tidaklah harus sebuah bangunan. Bangunan masjid
Aqsa yang ada sekarang ini baru dibangun setelah Nabi Muhammad wafat.

Masjidil Aqso merupakan tempat dimana bait Allah pernah dibangun disitu oleh Nabi-nabi terdahulu.
Ketika Nabi mengadakan Isra’ Mi’raj tempat tersebut sudah menjadi puing-puing. Kaum muslimin
kemudian membangunnya kembali menjadi tempat ibadah kepada Allah seperti fungsinya semula.
Mesjid Al-Aqsa merupakan kiblat umat Muslim yang pertama sebelum umat muslim mengalihkan
kiblatnya ke Ka'bah yang ada di dalam Masjidil Haram

Menurut riwayat, Masjidil Al-Aqsha dibangun oleh Nabi Adam a.s setelah beliau membangun Masjidil Al-
Haram. Dengan demikian Masjidil Al-Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun di muka bumi. Masjid
itu rusak dan runtuh dimakan waktu, kemudian dibangun kembali oleh Nabi Ya'qub a.s, 40 tahun
setelah Kabah dibangun kembali oleh kakeknya, Nabi Ibrahim a.s. Nabi Daud a.s membangun ulang
masjid itu dan disempurnakan oleh putranya, Nabi Sulaiman a.s. Orang Yahudi menyebut tempat yang
dibangun Nabi Sulaiman itu sebagai Kuil Sulaiman (Haikal Sulaiman).

Kuil Sulaiman dibangun oleh Nabi Sulaiman a.s sebagai tempat ibadah
untuk menyembah Allah SWT. Kuil Sulaiman diyakini sebagai tempat ibadah bani Israil yang dibangun
tahun 960 sebelum masehi. Dalam sejarahnya kuil ini kemudian dimusnahkan oleh Nebukadnezzar dari
Babilonia pada tahun 586 SM. Oleh Nebukadnezar bangsa Yahudi digiring ke Babilonia untuk dijadikan
budak.

Setelah kekalahan bangsa Babilonia dari bangsa Persia yang dipimpin oleh Cyrus, bangsa Yahudi dapat
kembali ke Jerusalem dan mendirikan Kuil Sulaiman untuk kedua kalinya. Selanjutnya untuk Kedua
kalinya kuil ini dimusnahkan oleh Kekaisaran Romawi pada tahun 70 Masehi. Titus, seorang jenderal
Romawi, menyerang Jerusalem, menghancurleburkan isi kota termasuk Haikal Kedua dan mengusir
bangsa Yahudi agar lenyap dari kawasan itu. Bangsa Yahudi mengungsi ke seluruh penjuru dunia.

Saat ini, hanya "Tembok sebelah Barat" yang diduga sisa dari bangunan kuil yang masih berdiri, oleh
orang Yahudi tempat ini dinamakan "Tembok Ratapan/Wailing Wall". Kota ini kemudian dikuasai oleh
Romawi sampai beberapa waktu yang lama.

Setelah Pemerintah Romawi Constantine memeluk agama Nasrani (312). Orang-orang Roma Kristen
membangun gereja-gereja di Yerusalem, dan menjadikannya sebagai sebuah kota Nasrani. Romawi
kemudian mengalami perpecahan menjadi Romawi Barat dengan pusatnya di kota Roma dan Romawi
Timur dengan pusatnya di Konstantinople. Romawi Timur ini lebih dikenal sebagai Bizantium. Baitul
Maqdis atau Yerusalem berada dalam kekuasaan Bizantium. Daerah ini juga pernah menjadi bagian
Kerajaan Persia selama masa yang singkat karena Bizantium kembali berhasil merebutnya.

Pada tahun 638 Masehi, selepas beberapa tahun wafatnya Nabi Muhammad s.a.w., tentara Islam
mengepung Baitul maqdis dan menaklukkannya tanpa pertumpahan darah. Penaklukkan ini dipimpin
oleh Umar Bin Khattab, khalifah kedua Islam. Khalifah Umar memasuki Yerusalem dengan mengendarai
seekor unta putih, dikawal oleh pemuka kota tersebut, Uskup Yunani Sofronius.

Sang Khalifah meminta supaya dibawa ke tempat Masjidil Aqsa dengan ditemani beratus-ratus orang
Islam. Khalifah Saidina Umar mendapati tempat itu dipenuhi dengan debu dan sampah. Saidina Umar
memerintahkan supaya tempat itu dibersihkan dengan segera. Di sana ia berlutut dan berdoa di tempat
teman sekaligus nabinya Muhammad melakukan perjalanan malamnya. Di tempat sujudnya Nabi
Muhammad waktu Isra’ Mi’raj tersebut kemudian didirikan sebuah masjid dari kayu. Mesjid ini
dinamakan masjid Aqso.

Khalifah Umar kemudian melakukan sholat di tempat yang langsung berhadapan dengan gereja Holy
Sepulchre. Di bekas tempat sholat Khalifah Umar ini kemudian didirikan Mesjid Umar. Tempat
terjadinya peristiwa mi’raj Nabi Muhammad SAW ini kemudian dibangun beberapa bangunan penting
seperti Mesjid Aqso dan Kubah Batu yang termasuk dalam bagian komplek Mesjid Al-Aqsha.

Kompleks Masjid AI-Aqsha ini lazim disebut Haram al-Syarif, atau Haram al-Quds (Tanah Haram yang
Suci). Kompleks itu berbentuk persegi panjang dengan luas 285 x 470 meter, sekelilingnya dipagari
tembok. Beberapa bangunan penting dalam komplek Masjidil Aqso diantaranya yaitu:

Mesjid Aqso

Merupakan tempat sujudnya Nabi Muhammad ketika melakukan Isra’


mi’raj. Pertama kali didirikan oleh Khalifah Umar bin Khatab setelah berhasil menaklukkan Baitul
Maqdis. Mesjid Aqso itu dibangun dengan membangunnya dari kayu. Berulangkali para Khalifah dinasti
Islam melakukan perbaikan dan pembaruan masjid Aqsha. Pada tahun 691 (72 H), Khalifah Abdul Malik
bin Marwan dari dinasti Umayyah, selain merehab dan merenovasi Masjid Al-Aqsha dengan kubah
berwarna hijau, ia juga mendirikan sebuah bangunan berbentuk kubah untuk melindungi batu tempat
pijakan Rasulullah SAW saat beliau akan dimi'rajkan.

Mesjid Kubatus Shakhrah

Bangunan ini terletak tak jauh (sekitar 100 meter) di sebelah


utara Masjid AI-Aqsha, yang kemudian disebut Masjid Qubbah Al-Shakhrah (Qubbatush-Sha-khrah,
artinya Kubah Batu, Inggris: Dome of the Rock). Kubahnya berwarna kuning keemasan.
Mesjid Kubatus Shakhrah yang terdapat dalam komplek masjidil Aqsho, merupakan bangunan unik
dalam dunia arsitektur Islam. Dinamakan dengan Kubatus Shakhrah (kubah batu besar) adalah sebagai
peringatan untuk sebuah batu besar yang menjadi landasan naiknya Rasulullah saw. dalam perjalanan
mikraj ke langit.

Mesjid ini mengalami beberapa kali renovasi, pada tahun 1554 M, dihiasi dengan mosaik dan keramik
Turki. Di tengah-tengah Masjid Qubbah Al-Shakhrah (Dome of the Rock), terdapat sebuah batu gunung
(Arab : shakhrah) berukuran kurang lebih 13,8 x 17 meter, yang seolah-olah tergantung di udara. Di
bawahnya terdapat gua berbentuk kubus berukuran 4,5 x 4,5 x 1,5 meter. Di bagian atas terdapat
lubang besar bergaris tengah 1 meter. Di dalam ruangan itu terdapat sebuah mimbar dan orang dapat
masuk ke dalamnya melalui sebuah pintu dengan menuruni sebuah tangga.

Menurut sebagian ulama, kesucian shakhrah itu sama dengan kesucian Hajar Aswad (batu hitam) di
Ka'bah yang selalu dicium oleh jamaah haji/umrah saat tawaf; kedua batu itu sama-sama berasal dari
surga. Itu sebabnya, batu pijakan Nabi Muhammad SAW saat akan mi'raj itu disebut Shakhrah al-
Muqaddasah (batu yang disucikan). Meskipun bangunan Masjid Qubbah Al-Shakhrah disebut masjid,
peziarah tidak dianjurkan melaksanakan shalat di dalamnya karena bangunan itu didirikan semata-mata
untuk mengabadikan peristiwa Isra’ Mi'raj Nabi Muhammad SAW, bukan untuk tempat shalat.

f. Langit

Langit (samaa' atau samawat) di dalam Al-Qur'an berarti segala yang ada di
atas kita, yang berarti pula angkasa luar, yang berisi galaksi, bintang, planet, batuan, debu, dan gas
yang bertebaran.

"Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya jaraknya 500 tahun, dan diantara setiap
langit jaraknya 500 tahun; antara langit yang ketujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun; dan antara
kursi dan samudra air jaraknya 500 tahun; sedang 'Arsy berada di atas samudra air itu; dan Allah berada
di atas 'Arsy tersebut, tidak tersembunyi bagi Allah sesuatu apapun dari perbuatan kamu sekalian."
(Diriwayatkan oleh Ibnu Mahdi dari Hamad bin Salamah, dari 'Ashim, dari Zirr, dari 'Abdullah ibnu
Mas'ud) "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami menjawab: "Allah dan
Rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda: "Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun,
dan antara satu langit ke langit lainnya jaraknya perjalanan 500 tahun, sedang ketebalan masing-
masing langit adalah perjalanan 500 tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudra, dan
antara dasar samudra itu dengan permukaannya seperti jarak antara langit dengan bumi. Allah Ta'ala di
atas itu semua dan tidak tersembunyi bagi-Nya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan Adam."
(HR Abu Dawud dan Ahli Hadits lainnya)

g. Baitul Makmur

Ketika di langit ke tujuh Nabi Muhammad melihat Baitul Makmur. Baitul Makmur adalah tempat para
malaikat bertawaf. Di langit terdapat sebuah bangunan yang juga mirip Ka'bah namanya Baitul Makmur,
setiap hari Malaikat yang Thawaf (mengelilingi Baitul Makmur) sekitar 70.000 (wallahu alam).
Diriwayatkan karena sangat banyaknya jumlah malaikat di langit itu, maka mereka hanya dapat Thawaf
sekali dalam seumur hidupnya.

Ada sebuah kisah yang menceritakan tentang awal dibuatnya Baitul Makmur yaitu ketika Allah akan
menciptakan manusia dan menjadikannya khalifah di muka bumi. "Dan ketika Tuhanmu berkata pada
para malaikat, sesungguhnya aku menjadikan khalifah di muka bumi." Para malaikat bertanya, "Apakah
Allah akan menjadikan manusia yang justru akan merusak bumi dan suka mengalirkan darah, padahal
kami selalu memahasucikan dan memuji-Mu?" Allah SWT berfirman, "Aku lebih mengetahui tentang
sesuatu yang tidak kamu ketahui."

Para Malaikat menyangka bahwa yang mereka katakan adalah sanggahan terhadap Tuhan dan bahwa
perkataan mereka telah membuat Tuhan marah sehingga mereka berlindung di bawah Arsy sambil
menadahkan kepala dan menunjuk dengan jari-jarinya, merendahkan diri dan menangis memohon
ampun dari murka Allah. Para Malaikat tawaf di sekeliling Arsy cukup lama dan Allah melihat mereka
lalu turunlah rahmat-Nya kepada mereka dan diciptakanlah di bawah Arsy sebuah rumah yang disebut
Baitul Makmur.

Allah berfirman kepada para Malaikat, "Tawaflah di rumah ini dan tinggalkan Arsy", maka para
Malaikatpun tawaf di rumah ini, tujuh puluh ribu malaikat satu hari satu malam, mereka tidak pernah
kembali lagi kepada-Nya. Karena jumlah malaikat di langit itu sangat banyak, maka mereka hanya
dapat Thawaf sekali dalam seumur hidupnya. (Jumlah manusia yang tidak sebanyak malaikat pun juga
menyebabkan pemerintah Arab saudi membatasi jumlah jamaah haji untuk berthawaf di kabah).

Kemudian Allah mengutus malaikat-malaikat ke bumi seraya berfirman kepada mereka, "Bangunlah
untuk-Ku sebuah rumah di bumi seperti ini (Baitul Makmur)." Maka Allah memerintahkan kepada
makhluk-Nya di bumi untuk tawaf di rumah tersebut sebagaimana penghuni langit tawaf di Baitul
Makmur. Para malaikat itu bertawaf di sekeliling kabah itu hingga datangnya nabi Adam dan istrinya
Hawwa di wilayah itu.

h. Sidratul Muntaha

Sidratul muntaha secara harfiah berarti 'tumbuhan sidrah yang tak terlampaui', suatu perlambang batas
yang tak seorang manusia atau makhluk lainnya bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu
hal-hal yang lebih jauh dari batas itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur'an dan hadits yang
menerangkan apa, di mana, dan bagaimana sidratul muntaha itu.

i. Arsy

'Arsy adalah bentuk mashdar dari kata kerja 'arasya - ya'risyu - 'arsyan yang berarti "bangunan",
"singgasana", "istana" atau "tahta". Di dalam al-Quran, kata 'arsy dan kata yang seasal dengan itu
disebut 33 kali. Kata 'arsy mempunyai banyak makna, tetapi pada umumnya yang dimaksudkan adalah
"singgasana" atau "tahta Tuhan".

Arsy adalah singgasana Allah tempat Allah bersemayam. Keterangan ini ada pada Al Qur’an: Tuhan Yang
Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy. (QS. Thaha : 5) Arsy terletak di tempat tertinggi. Arsy
merupakan atap Firdaus, sedangkan Firdaus adalah surga yang paling tinggi.

Arsy ini sangat luas lebih luas dari langit dan bumi. Langit yang luas ini jika dibandingkan dengan luas
‘arsy sama dengan perbandingan di antara luas sebuah kubah dan luas padang sahara. Abu asy-Syaikh
juga meriwayatkan hadis dari asy-Sya‘bi yang menerangkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "‘Arsy itu
terbuat dari batu permata yakut merah. Kemudian, satu malaikat memandang kepada ‘arsy dengan
segala keagungan yang dimilikinya". Lalu, Allah Swt. berfirman kepada malaikat tersebut,
"Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau memiliki kekuatan yang sebanding dengan kekuatan 7.000
malaikat. Malaikat itu dianugerahi 70.000 sayap. Kemudian, Allah menyuruh malaikat itu terbang.
Malaikat itu pun terbang dengan kekuatan dan sayap yang diberikan Allah ke arah mana saja yang
dikehendaki Allah. Sesudah itu, malaikat tersebut berhenti dan memandang ke arah ‘arsy . Akan tetapi,
ia merasakan seolah-olah ia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya terbang semula. Hal ini
memperlihatkan betapa besar dan luasnya ‘arsy Allah itu."

Itulah beberapa tempat yang dikunjungi dalam perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw.

posted by Nanang @ 7:22 AM


Meneliti tentang Isra’ Mi’raj
a. Perjalanan Fisik atau non fisik

Perjalanan Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan yang sangat ajaib sehingga ada beberapa orang yang
menganggap perjalanan itu merupakan perjalanan dengan ruh saja. Bahkan ada yang menganggap hal
itu hanya merupakan mimpi saja. Keyakinan ini didasarkan pada hadis berikut: Ibn Ishak berkata bahwa
Ya'kub bin Utbah bin al-Mughirah bin al-Akhnas berkata kepadaku jika Muawiyah bin Abu Sufyan ditanya
tentang peristiwa isra' Rasulullah s.a.w maka ia berkata: "sungguh mimpi-mimpi dari Allah adalah
benar" (Ibn Hisham, 2002, hlm.361). Ini adalah salah satu contoh pandangan awal dalam sejarah Islam
bahwa peristiwa ini mengikut satu pandangan berlaku tidak secara jasad tetapi secara roh saja.

Kalau kita teliti mengenai hadis tersebut, pernyataan Nabi Muhammad kemungkinan adalah merupakan
sindiran terhadap orang-orang yang percaya bahwa Nabi melakukan Isra’ Mi’raj dalam mimpi saja. Nabi
bersabda: “sungguh mimpi-mimpi dari Allah adalah benar”. Pernyataan ini bukan berarti bahwa Nabi
Muhammad melakukan perjalanan itu dalam mimpi tetapi menegaskan bahwa walaupun itu benar
hanya mimpi tapi mimpi dari Allah adalah nyata dan pastinya benar-benar terjadi.

Nabi Muhammad juga tidak pernah menyatakan bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan mimpi saja
atau hanya perjalanan ruh saja. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa perjalanan Isra’ Mi’raj tersebut
merupakan perjalanan fisik. Bukti pertama adalah peristiwa pembedahan yang dilakukan malaikat
terhadap diri Nabi Muhammad. Pembedahan itu merupakan persiapan terhadap fisik Nabi Muhammad
untuk melakukan perjalanan. Bukti lainnya yaitu adalah digunakannya buraq sebagai alat transportasi.
Kalau hanya Ruh yang melakukan perjalanan tentu tidak membutuhkan hewan Buraq untuk melakukan
perjalanan tersebut. Dan Buraq ini juga disebutkan diikat di tembok Buraq yang memang nyata adanya.
Batu pijakkan mi’raj juga benar-benar ada dan kini dapat dilihat di dalam Mesjid Kubah batu. Bukti
lainnya yaitu ketika dalam perjalanan pulang dari Isra Mi’raj Nabi menyatakan bahwa ia melihat
rombongan kafilah yang membawa unta. Bukti fisik itu didapati ketika ternyata benar bahwa unta itu
terkejut ketika melihat buraq. Dan bukti fisik lainnya yaitu ketika didapati bahwa air minum para
kafilah itu berkurang karena ternyata Nabi Muhammad telah meminumnya. Karena itu sebagai seorang
yang beriman maka kita harus percaya bahwa peristiwa Isra’ mi’raj ini adalah benar-benar terjadi
dengan fisik dan bukan sekedar ruh saja.

b. Langit yang berlapis-lapis

Lapisan-lapisan yang melukiskan tempat kedudukan benda-benda langit sama sekali tidak dikenal dalam
astronomi karena pengetahuan manusia tentang langit memang sangatlah terbatas. Kiranya ada dua
Firman-Nya tentang tujuh lapisan langit, yang sekaligus menyinggung pemahaman penafsiran "lapisan
langit pertama" (langit terendah). Kita teliti ayat kelima dalam QS. Al-Mulk ayat 5 yang isinya:
"Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang itu sebagai alat
pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala".

Pernyataan Allah dengan "menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang" juga dinyatakan lagi
dalam QS. Fushshilat ayat 12 : "Lalu Dia menjadikan tujuh langit dalam dua hari, dan kepada tiap-tiap
langit itu diwahyukan tugas-tugas mereka. Kami hiasi langit terendah dengan bintang-bintang
gemerlapan dan Kami pelihara dengan baik. Demikian ketetapan Allah Yang Maha Perkasa dan Maha
Mengetahui". Allah menginformasikan di dalam Al Qur'an bahwa langit itu ada tujuh tingkat. Langit
yang pertama adalah langit yang dihuni oleh manusia dan makhluk-makhluk seperti binatang, tumbuhan
dan benda-benda mati, yang terdapat di planet Bumi. Ditambah lagi, segala benda langit yang
mengisinya. Itu semua adalah makhluk di langit pertama. Langit pertama itu di dalam istilah agama
disebut sebagai 'Langit Dunia'.
Allah telah memberikan gambaran yang menarik di dalam Al Qur'an, tentang langit Dunia itu: Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan
Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fushshilat (41):
12) Artinya, seluruh ruang angkasa yang berisi triliunan bintang, matahari, galaksi, nebula, meteor, dan
segala benda langit termasuk Bumi itu, oleh Allah disebut sebagai langit Dunia. Kata 'Dunia' memiliki
arti 'dekat'. Jadi, maknanya menjadi langit yang dekat.

Tiap langit itu dijaga oleh malaikat supaya jangan ada setan-setan yang bisa naik ke atas atau ada jin
yang mencoba mendengarkan rahasia-rahasia langit. Pengetahuan manusia sampai saat ini hanya
terbatas pada langit yang dunia saja sedangkan mengenai langit yang lainnya kita belum
mengetahuinya dengan jelas.

b. Pintu langit

Bila kita membaca kisah perjalanan Nabi Muhammad ke langit maka kita akan penasaran dengan
penyebutan istilah pintu langit yang merupakan pintu untuk menuju ke lapisan langit berikutnya.
Pertanyaan kita apakah yang disebut pintu langit itu?... Apakah langit itu berpintu jika ada dimanakah
pintu itu berada?...

Apakah di luar angkasa itu terdapat sebuah obyek yang disebut pintu langit. Mungkin ini adalah sebuah
keanehan bagi kita tetapi ilmu manusia memang belum menemukan apa itu pintu langit. Tetapi walau
kita tidak pernah tahu pintu langit itu seperti apa tapi kita tahu bahwa banyak obyek di luar angkasa
yang sangat ganjil dan aneh yang belum diketahui rahasianya. Salah satunya adalah lubang hitam.
Apakah lubang hitam ini merupakan pintu langit?.... Walaupun mungkin bukan tapi tidak ada salahnya
kalau kita sedikit mengetahui tentang lubang hitam ini.

Istilah lubang hitam pertama kali diangkat oleh fisikawan AS bernama John Archibald Wheeler pada
tahun 1968. Lubang hitam ini dapat menarik benda-benda di sekitarnya termasuk cahaya tetapi cahaya
itu tidak tembus ke baliknya. Seolah-olah langit ini berlubang. Penelitian menunjukkan adanya sebuah
lubang hitam di jantung Bima Sakti. Ada kemungkinan bahwa di jantung setiap galaksi terdapat lubang
hitam. Pencarian lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang mendukungnya memang masih terus
dilakukan para ahli, seiring makin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan.

Mungkin perkiraan bahwa lubang hitam adalah pintu langit adalah terlalu berlebihan tapi bisa menjadi
salah satu bahan pemikiran bagi kita bahwa ada banyak keajaiban di semesta ini seperti halnya lubang
hitam sehingga baik itu pintu langit, lapisan langit dan perjalanan Isra’ mi’raj adalah merupakan salah
satu keajaiban yang memang benar-benar ada. Hal ini tentunya dapat menambah keimanan kita bahwa
apa yang diceritakan oleh rasulullah sebenarnya adalah nyata hanya saja ilmu kita belum sampai ke
sana.

c. Perintah Sholat

Sebenarnya ibadah shalat telah ada sebelum perintah shalat diwajibkan setelah peristiwa Isra’ Mi’raj.
Shalat juga dilakukan oleh nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad.

Tentang shalat. Shalat dalam bentuk seperti yang kita laksanakan selama ini disyariatkan setelah Nabi
Muhammad SAW ber-Isra' Mi'raj. Tetapi sebelum peristiwa itu, Nabi Muhamamad SAW pun melakukan
shalat, namun tidak dengan bentuk sebagaimana seperti yang kita lakukan sekarang ini. Sholat adalah
syariat dari masa ke masa, namun antara Nabi yang satu dengan yang lain ada perbedaan bentuk dan
cara. Dan dari hasil Isra Mi'raj itulah, sholat dalam 5 waktu diwajibkan atas kita.

Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, telah diperintahkan untuk melakukan shalat. "Dan (ingatlah), ketika
Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan
jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan
Ismail:"Bersihkanlah rumah-ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku', dan yang sujud".
(QS. 2:125) Nabi Ibrahim AS berdoa, supaya Allah SWT menjadikan anak-anak keturunan Ibrahim AS
sebagai orang yang selalu melakukan shalat, "Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang
yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankan do'aku. (QS. 14:40).

Pada kisah lain, tentang Nabi Zakariya AS, disebutkan ;"Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya,
sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya):"Sesungguhnya Allah menggembirakan
kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari
Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-
orang saleh". (QS. 3:39). Kepada Nabi Musa AS, Allah SWT berfirman "Dan Kami wahyukan kepada Musa
dan saudaranya:"Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi
kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu shalat serta
gembirakanlah orang-orang yang beriman". (QS. 10:87) Pada zaman Bani Israel pun, Allah SWT telah
memerintahkan Bani Israel untuk melakukan shalat. Lihat, misalnya, Al-Baqarah ayat 83, "Dan
(ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):"Janganlah kamu menyembah selain
Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin,
serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling". (QS. 2:83). Tentang Bani Israel lagi "Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian
(dari) Bani Israil dan telah Kami angkat di antara mereka orang pemimpin dan Allah berfirman
:"Sesungguhnya Aku beserta kamu, seseungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat
serta menunaikan zakat seta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu
pinjamkan kepada Allah pinjamkan yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan
sesungguhnya kamu akan Ku-masukkan kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai. Maka
barangsiapa yang kafir diantaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus"
(QS. 5:12)

Dari berbagai ayat di atas, perlu kita ketahui bahwa ibadah shalat memang sudah ada sejak dulu.
Hanya, tata caranya saja yang [mungkin] berbeda. Suatu hari, dalam kisah masuk Islamnya sayyidina Ali
RA, Ali melihat Nabi SAW shalat bersama Sayyidah Khadijah RA. Saat itu pertama kali Ali RA tahu
adanya agama baru, Islam. Masih banyak kisah-kisah yang menampakkan Nabi SAW melakukan shalat
sebelum Isra' dan Mi'raj.

Berikut diterangkan asal-usul bagaimana setiap sholat mulai dikerjakan.


Subuh:
Manusia pertama yang mengerjakan solat subuh ialah Nabi Adam a.s. yaitu ketika baginda keluar dari
syurga lalu diturunkan ke bumi. Perkara pertama yang dilihatnya ialah kegelapan dan baginda berasa
takut yang amat sangat. Apabila fajar subuh telah keluar, Nabi Adam a.s. pun bersembahyang dua
rakaat.
Rakaat pertama: Tanda bersyukur karena baginda terlepas dari kegelapan malam.
Rakaat kedua: Tanda bersyukur karena siang telah menjelma.

Zohor:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Zohor ialah Nabi Ibrahim a.s. yaitu tatkala Allah SWT telah
memerintahkan padanya agar menyembelih anaknya Nabi Ismail a.s.. Seruan itu datang pada waktu
tergelincir matahari, lalu sujudlah Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.
Rakaat pertama: Tanda bersyukur bagi penebusan.
Rakaat kedua: Tanda bersyukur karena dibukakan dukacitanya dan juga anaknya.
Rakaat ketiga: Tanda bersyukur dan memohon akan keridhaan Allah SWT.
Rakaat keempat: Tanda bersyukur karena korbannya digantikan dengan tebusan kibas.

Ashar:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Asar ialah Nabi Yunus a.s. tatkala baginda dikeluarkan oleh
Allah SWT dari perut ikan Nun. Ikan Nun telah memuntahkan Nabi Yunus di tepi pantai, sedang ketika
itu telah masuk waktu Asar. Maka bersyukurlah Nabi Yunus lalu bersembahyang empat rakaat kerana
baginda telah diselamatkan oleh Allah SWT daripada 4 kegelapan iaitu:
Rakaat pertama: Kelam dengan kesalahan.
Rakaat kedua: Kelam dengan air laut.
Rakaat ketiga: Kelam dengan malam.
Rakaat keempat: Kelam dengan perut ikan Nun.

Maghrib:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Maghrib ialah Nabi Isa a.s. yaitu ketika beliau dikeluarkan
oleh Allah SWT dari kejahilan dan kebodohan kaumnya, sedang waktu itu telah terbenamnya matahari.
Bersyukur Nabi Isa, lalu bersembahyang tiga rakaat karena diselamatkan dari kejahilan tersebut yaitu:
Rakaat pertama: Untuk menafikan ketuhanan selain daripada Allah yang Maha Esa.
Rakaat kedua: Untuk menafikan tuduhan dan juga tohmahan ke atas ibunya Siti Mariam yang telah
dituduh melakukan perbuatan sumbang.
Rakaat ketiga: Untuk meyakinkan kaumnya bahwa Tuhan itu hanya satu yaitu Allah SWT semata-mata,
tiada dua atau tiganya.

Isya:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Isya ialah Nabi Musa a.s.. Pada ketika itu, Nabi Musa telah
tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam dadanya penuh dengan perasaan
dukacita. Allah SWT menghilangkan semua perasaan dukacitanya itu pada waktu Isyak yang akhir. Lalu
sembahyanglah Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda bersyukur.
Rakaat pertama: Tanda dukacita terhadap isterinya.
Rakaat kedua: Tanda dukacita terhadap saudaranya Nabi Harun.
Rakaat ketiga: Tanda dukacita terhadap Firaun.
Rakaat keempat: Tanda dukacita terhadap anak Firaun

Pada Isra' Mi'raj, Allah memberikan perintah sholat wajib. Dan sholat Subuh adalah sholat yang pertama
kali diperintahkan. Karena peristiwa Isra' Mi'raj sendiri terjadi pada saat malam hari. Subuhnya
Rasulullah sudah tiba kembali di tempat semula. Mungkin ini juga hikmah bagi kita semua, karena
sholat Subuh adalah sholat yang sulit untuk dilaksanakan, di mana pada saat itu banyak manusia yang
masih terlelap dalam tidurnya. Sebelum diperintahkannya sholat wajib 5 waktu ini, Rasulullah
melaksanakan sholat sebagaimana Nabi Ibrahim.
Sejarah Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi
Muhammad SAW
*sumber http://www.kumpulansejarah.com/2013/06/sejarah-peristiwa-isra-miraj-nabi.html

Sebagai umat Islam kita dianjurkan untuk memperingati, mengenang, dan mengagungkan suatu
peristiwa yang teramat bersejarah sepanjang peradaban kehidupan manusia yaitu peristiwa di
Isra’ Mi’rajkannya junjungan kita baginda Muhammad SAW. Apa itu Isra’ Mi’raj ? Apa yang
terjadi pada Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut ? Hikmah apa yang
terkandung dalam Isra’ Mi’raj ? Untuk itu pada kesempatan kali Kumpulan Sejarah akan
mengupas tuntas mengenai hal tersebut.

 Pengertian Isra’ Mi’raj

Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu
malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada
peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu
sehari semalam.

Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah SAW hijrah ke
Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama
sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj
terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun demikian,
Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena
Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan
setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri
menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mi’raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti.
Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi’raj.

Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad
SAW “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam
Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan
tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan
salat lima waktu.

Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah
salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke
Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai
macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.

Sejarah Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Pada suatu malam Nabi Muhammad SAW berada di Hijir Ismail dekat Ka‟bah al Musyarrofah,
saat itu beliau berbaring diantara paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau,
Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib, tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau
lalu membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan
tubuh Rasulullah untuk dibelah dada beliau oleh Jibril AS.

Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau saw, kemudian turun
Jibril AS, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulya sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril
berkata kepada Mikail: “Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan
hatinya dan aku lapangkan dadanya”. Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati
Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan
mulya, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan, kesucian diatas
kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan
suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan
Allah SWT. Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang mulya lalu menyucinya tiga
kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian
dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan
kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.

Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan
kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia
letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia
mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk
membantu kecepatannya. Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad merasa kesulitan, maka
meletakkan tangannya pada wajah buroq sembari berkata: “Wahai buroq, tidakkah kamu merasa
malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang lebih mulya daripada dia
(Rasulullah)”, mendengar ini buroq merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringat, setelah
tenang, naiklah Rasulullah keatas punggungnya, dan sebelum beliau banyak Anbiya‟ yang
menaiki buroq ini.

Dalam perjalanan, Jibril menemani disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri,
menurut riwayat Ibnu Sa‟ad, Jibril memegang sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail memegang
tali kendali. (Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan
hikmah dengan Inayah dan RahmatNya), di tengah perjalanan mereka berhenti di suatu tempat
yang dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata: “Turunlah disini dan sholatlah”,
setelah Beliau sholat, Jibril berkata: “Tahukah anda di mana Anda sholat?”, “Tidak”, jawab
beliau, Jibril berkata: “Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari Madinah) dan kesana anda
akan berhijrah”.

Kemudian buroq berangkat kembali melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan
kakinya sejauh pandangan matanya, tiba-tiba Jibril berseru: “berhentilah dan turunlah anda serta
sholatlah di tempat ini!”, setelah sholat dan kembali ke atas buroq, Jibril memberitahukan bahwa
beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa bernaung dibawahnya dan
beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun. Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad
turun di Thur Sina‟, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah
SWT, beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang tampak
kepada beliau istana-istana Syam, beliau turun dan sholat disana. Kemudian Jibril
memberitahukan kepada beliau dengan berkata: “Anda telah sholat di Bait Lahm (Betlehem,
Baitul Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam”. Di Baitul-Lahmi inipun Beliau turun
dan melakukan solat, kemudian perjalan diteruskan dan tidak lama sampailah ke Baitul Maqdis.
Di Baitul Maqdis ternyata telah berkumpul para Nabi terdahulu, menantikan kedatangan Beliau.
Di Baitul Maqdis bersolat berjama’ah dengan para Nabi terdahulu sebagai Imam solat.

Seterusnya dalam perjalanan, Beliau menyaksikan dengan sekelompok manusia yang bercocok
tanam dan seketika dapat di tuai (dipetik) hasilnya. Nabi pun merasa hairan lalu bertanya kepada
Jibril?….Jibril menjawab: Mereka adalah ibarat umat tuan yang suka menginfaqkan harta
bendanya untuk menegakkan kalimah Allah, mensyi’arkan keagungan Allah dan beramal solih.

Kemudian dalam perjalanan seterusnya Beliau mencium bau yang sangat menyusuk hidung,
Beliau bertanya Jibril?…. Jibril menjawab: Ini adalah bau Masyithah (Tukang gunting di istana
Fir’aun) sekeluarga yang merelakan diri mereka di ceburkan ke dalam belanga yang berisi timah
mendidih oleh Fir’aun lantaran keteguhan Iman mereka kepada Allah dan tidak mengakui
Fir’aun sebagai Tuhan.

Selanjutnya dalam perjalanan itu Beliau melihat segulongan manusia yang memukul-mukul
kepalanya sendiri sehingga hancur luluh, akan tetapi sekejap kemudian kepalanya utuh kembali,
lalu dihancurkan semula, demikianlah seterusnya. Nabi s.a.w lalu bertanya kepada Jibril?.. Jibril
menjawab: Mereka adalah perumpamaan segulongan umat tuan yang suka melengah-lengah
(mengulur-ulur) waktu solat, sampai akhirnya habis waktu yang di tentukan.

Selanjutnya dalam perjalanan Beliau melihat orang-orang yang memakan kayu berduri serta batu
panas yang membara dari neraka Jahannam. Lalu Beliaupun bertanya Jibril?..Jibril menjawab:
Mereka adalah perumpamaan orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakatnya. Jelas mereka
termasuk orang yang menganiaya diri sendiri.

Selanjutnya dalam perjalanan Nabi s.a.w melihat segolongan manusia yang masing-masingnya
menghadapi dua buah mangkok, mangkok yang satu berisi daging yang sudah dimasak dan yang
satunya lagi berisi daging mentah. Akan tetapi anehnya mereka lebih suka memakan daging yang
mentah. Bertanya Nabi s.a.w kepada Jibril?..Jibril menjawab: Mereka adalah gambaran diantara
umat yang senang berbuat zina. Mereka sebenarnya telah mempunyai isteri yang sah, akan tetapi
mereka senang melepaskan nafsu syahwatnya dengan perempuan lain yani berzina. Demikianlah
pula yang perempuan melacurkan dirinya.

Selanjutnya dalam perjalanan Nabi s.a.w menyaksikan pula ada kayu yang berduri melintang di
tengah jalan. Sesiapa yang melaluinya pasti akan ditarik dan dikaitnya sehingga pakaian akan
koyak. Nabi s.a.w bertanya kepada Jibril?…Dijawab oleh Jibril: Itulah suatu perumpamaan dari
golongan umat yang suka membuat kekacauan dan suka duduk-duduk ditepi jalan, sehingga
menggangu orang-orang yang melewati jalan itu.

Selanjutnya Nabi s.a.w menyaksikan orang-orang yang berenang dalam sungai darah, lalu
mereka di lempari dengan batu, akan tetapi kemudian batu-batu itu mereka makan. Nabi s.a.w
bertanya kepada Jibril?..Dijawab oleh Jibril: Mereka perumpamaan segolongan manusia yang
suka memakan riba dan duit haram.
Tidak lama kemudian Nabi s.a.w menyaksikan seorang lelaki yang memikul beban (kayu), tetapi
tidak kuat berjalan, anehnya beban itu semakin bertambah dan begitulah seterusnya sehingga
orang itu kepayahan dan terseksa. Nabi s.a.w bertanya kepada Jibril?..Jawab Jibril: Dialah
gambaran orang yang suka menerima amanat orang lain tetapi tidak mau menunaikan
(menyampaikannya) kepada yang berhak.

Selanjutnya dalam perjalanan itu Nabi menyaksikan orang-orang yang memotong lidah dan
bibirnya dengan gunting besi, seketika itu utuh kembali, namun segera pula di gunting lagi,
begitulah seterusnya, sehingga mereka merasa penderitaan yang amat berat. Nabi s.a.w. bertanya
kepada Jibril?..Jibril menjawab: Mereka adalah perumpamaan dari golongan manusia yang suka
memberi nasihat kepada orang lain untuk membuat baik, tetapi ia sendiri tidak pernah melakukan
kebaikan seperti yang di nasihatkan kepada orang lain.

Selanjutnya Nabi s.a.w menyaksikan manusia yang tengah mencakar-cakar wajahnya dan
dadanya dengan kukunya sendiri yang telah berubah menjadi kuku tembaga. Nabi s.a.w bertanya
kepada Jibril? Jawab Jibril: Mereka adalah perumpamaan orang-orang yang suka menceritakan
keaibpan (keburukan), rahsia, kecacatan dan kejelekan orang lain, dengan membesar-
besarkannya kepada orang lain.

Selanjutnya Nabi s.a.w menyaksikan sekelompok manusia yang mempunyai bibir seperti unta,
lalu disuapkan bara kedalam mulutnya. Ini adalah contoh bagi mereka yang memakan harta anak
yatim dengan jalan salah.

Selanjutnya Nabi s.a.w menyaksikan saekor lembu besar keluar dari lubang yang sangat sempit
lalu ia berusaha untuk memasukinya kembali tetapi tidak berjaya. Itu adalah contoh bagi mereka
yang bercakap besar dan dusta, lalu ia ingin menarik kembali percakapannya itu tetapi tidak
berpeluang lagi.

Menyaksikan sekelompok wanita yang di gantung buah dadanya sambil mereka menjerit-jerit
meminta pertolongan. Ini adalah gambaran wanita yang menyusukan anak mereka hasil dari
berzina dengan lelaki yang bukan suaminya.

Menyaksikan sekelompok wanita yang di gantung rambutnya diatas api neraka sehingga
mendidih otak di kepalanya. Ini adalah gambaran balasan kerana mereka tidak mahu menutup
aurat di kepala dari di pandang lelaki yang bukan mahramnya.

Menyaksikan sekelompok wanita yang digantung lidahnya diatas api neraka lalu dituangkan air
panas ke dalam mulutnya. Ini adalah gambaran balasan kerana mereka selalu menyakiti hati
suaminya dan bercakap dengan suara yang kasar serta tinggi.

Itulah sebahagian riwayat-riwayat yang sering kita temui dalam kitab-kitab kisah Isra’ Mi’raj
yang meskipun oleh para Ilmu Agama dikatakan bersumber dari keterangan yang lemah, namun
yang jelas isinya merupakan peringatan untuk kita berhati-hati di dalam kehidupan dunia.
PERJALANAN NABI S.A.W DARI MASJIDIL AQSHA KE SIDRATIL MUNTAHA

Selanjutnya Malaikat Jibril menyediakan tangga Mi’raj yang diambil dari syurga. tangga Mi’raj
itu di perbuat daripada emas dan perak berlapis mutiara. Melalui tangga inilah dengan
berkendaraan Buraq Nabi SAW, bersama Malaikat Jibril lalu naik ke langit pertama yaitu langit
dunia.

Ketika Jibril a.s meminta agar dibukakan pintu, kedengaran suara bertanya: Siapakah engkau?
Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Nabi
Muhammad s.a.w. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah Nabi Muhammad s.a.w telah diutuskan? Jibril
a.s menjawab: Ya, Beliau telah diutuskan. Kemudian pintu langit pun dibuka, Nabi Muhammad
s.a.w bersama Jibril segera masuk ke langit pertama.

DI LANGIT PERTAMA

Di sini Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi Adam a.s, bapak seluruh umat manusia.
Ketika Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi Adam a.s, Beliau disambut serta Nabi
Adam a.s, mendoakannya dengan doa kebaikan. Pertemuan Nabi Muhammad s.a.w dengan Nabi
Adam a.s, di langit pertama ini sebenarnya merupakan suatu i’tibar, apabila kita berniat akan
memulakan perkerjaan atau perjalanan, hendaklah terlebih dahulu kita datang kepada orang tua,
yakni ayah dan ibu untuk memohon do’a restu keduanya agar perkerjaan dan perjalanan itu
memperolehi kejayaan serta mendapat keselamatan. Kemudian perjalanan di teruskan, naiklah
Nabi s.a.w bersama Jibril kelangit kedua.

DI LANGIT KEDUA

Dengan iringan penghormatan serta sambutan yang baik dari penjaga langit kedua, masuklah
Nabi Muhammad s.a.w, bersama Jibril. Di langit yang kedua Nabi Muhammad s.a.w bertemu
dengan Nabi ‘Isa a.s dan Nabi Yahya a.s. Kedua orang Nabi ini kemudian memberikan do’a
restunya untuk keselamatan Nabi Muhammad s.a.w. Kemudian naiklah Nabi Muhammad s.a.w
bersama Jibril ke langit yang ke tiga.

DI LANGIT KETIGA

Sebagaimana di langit pertama dan kedua, begitu juga sampai didepan langit ketiga. Setelah
selesai terjawab semua pertanyaan, di bukalah pintunya di sertai penghormatan oleh penjaga
langit itu kepada Nabi Muhammad s.a.w. Di langit yang ketiga, Nabi Muhammad s.a.w bertemu
dengan Nabi Yusuf a.s, yaitu seorang hamba Allah yang memperolehi kurnia kecantikan paras
wajahnya. Pertemuan antara Nabi Muhammad s.a.w, dengan Nabi Yusuf a.s, di langit yang
ketiga ini tidak ubahnya seperti pertemuan dua saudara. Selanjutnya Nabi s.a.w bersama Jibril
naik ke langit yang ke empat.

DI LANGIT KEEMPAT

Di sini Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi Idris a.s yang telah memperolehi kurnia
tempat yang tinggi dari Allah s.w.t. Pertemuan ini pun tak ubahnya seperti pertemuan dua orang
saudara yang telah lama berpisah. Perjalananpun di teruskan, Nabi Muhammad s.a.w bersama
Jibril terus naik ke langit yang ke lima.

DI LANGIT KELIMA

Dengan iringan penghormatan serta sambutan yang baik dari penjaga langit kelima, masuklah
Nabi Muhammad s.a.w, bersama Jibril. Di langit yang kelima, Nabi Muhammad s.a.w bertemu
dengan Nabi Harun a.s. dengan penuh penghormatan. Pertemuan inipun tidak ubah seperti
pertemuan dua orang saudara, penuh mesra dan saling hormat. Seterusnya Nabi s.a.w bersama
Jibril naik ke langit yang ke enam.

DI LANGIT KEENAM

Di langit ke enam ini Nabi s.a.w bertemu dengan Nabi Musa a.s. Disini Nabi Muhammad s.a.w
menyaksikan suatu keanehan, sebab tiba-tiba saja Nabi Musa a.s menangis tersedu-sedu. Apabila
di tanyakan kepada Beliau..Beliaupun menjawab: Kerana aku tidak mengira ada seorang Nabi
yang di utus Allah sesudahku, ummatnya akan lebih banyak yang masuk syurga dari ummatku.
Kemudian perjalanan di teruskan ke langit ketujuh.

Hadis Rasulullah s.a.w. Diriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah
menceritakan tentang perjalanan Israknya. Baginda bersabda: Nabi Musa a.s berkulit sawa
matang dan tinggi seperti seorang lelaki dari Kabilah Syanu’ah. Manakala Nabi Isa a.s pula
berbadan gempal, tingginya sederhana. Selain dari itu baginda juga menceritakan tentang Malik
penjaga Neraka Jahanam dan Dajjal

DI LANGIT KE TUJUH

Di sini Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s, disaat itu Nabi Ibrahim sedang
bersandar di Baitul Ma’mur. Nabi s.a.w di sambut dengan baik, penuh penghormatan seperti
menyambut anak sendiri. Nabi Ibrahim a.s sempat memberikan nasihat kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai berikut: Wahai Muhammad, aku nasehatkan agar engkau menyuruh umatmu untuk
memperbanyak tanaman surga. Nabi SAW bertanya: Apakah yang tuan maksud dengan tanaman
surga itu?. Jawab Nabi Ibrahima a.s. Tanaman surga ialah ucapan : LAA HAULA WALAA
QUWWATA ILLAA BILLAAHIL ‘ALIYYIL ‘ADZIIM atau ucapan SUBHAANALLAAHI
WAL HAMDULILLAAHI WALAA ILAAHA ILLALLAAHU HUWALLAAHU AKBAR.

Perlu di ketahui bahawasanya Baitul Ma’mur adalah masjid para Malaikat yang setiap harinya
tidak kurang dari 70,000 malaikat masuk kedalamnya dan apabila telah keluar, tidaklah mereka
mengulanginya lagi.

Tidak lama kemudian Jibril menghidangkan tiga buah gelas, masing-masing berisi arak, air susu
dan madu, supaya Nabi s.a.w memilihnya manakah yang lebih disukainya. Beliaupun memilih
air susu, lalu di minumnya. Berkatalah Jibril: Benarlah engkau ya Muhammad. Itulah lambang
kesucian engkau. Demikian malaikat Jibril mengatakan.
DI SIDRATIL MUNTAHA

Di Sidratil Muntaha ini Nabi Muhammad s.a.w menyaksikan keindahan panorama yang tiada
bandingannya dan tidak terdapat di tempat manapun apa lagi di dunia ini. Dalam satu
kesempatan di Sidratul Mutaha, Nabi Muhammad s.a.w sempat melihat, rupa Malaikat Jibril
yang asli. Di sebut dalam satu hadis yang di riwayat Bukhari dan Muslim bahawasanya Jibril
mempunyai enam ratus sayap. Selanjutnya Nabi Muhammad s.a.w di ajak oleh Malaikat Jibril
menyaksikan keindahan bengawan Al-Kautsar, sampai ke depan pintu gerbang surga kemudian
Beliau masuk ke surga, di dalam surga Beliau menyaksikan hal-hal yang mengherankan, yang
belum pernah Beliau saksikan sebelumnya, juga mendengar suara-suara yang belum pernah
Beliau mendengarnya, bahkan apa saja yang menjadi kehendak hati seketika wujud.
Kesemuanya itu disaksikan oleh Nabi s.a.w di dalam surga, bahkan Beliau sempat membaca
tulisan yang terpampang di pintu surga sebagai berikut, yang artinya:

SEDEKAH MEMPEROLEH PAHALA SEPULUH KALI LIPAT DAN MENGHUTANGI


MEMPEROLEHI PAHALA DELAPAN BELAS KALI LIPAT.

Bertanyalah Nabi s.a.w kepada Jibril: Mengapakah pahala orang yang memberi hutang lebih
besar dari pada pahala orang bersedekah?. Jibril menjawab: Benar, sebab orang yang di beri
sedekah terkadang masih mempunyai persediaan hidup, sedangkan orang yang berhutang sudah
barang tentu dia sangat memerlukan, yakni tidak mempunyai persediaan, sedangkan ia tidak sudi
berbuat meminta-minta. Untuk kesempurnaan pengetahuan Nabi s.a.w, diajak melihat keadaan
melihat neraka, di sisi Beliau meyaksikan bermacam-macam penyiksaan dan sebagainya. setelah
menyaksikan keadaan syurga dan neraka, kemudian Nabi s.a.w meneruskan perjalanan naik ke
Sidratul Muntaha sendirian tampa ditemani oleh Malaikat Jibril, lantaran Jibril merasa berat
untuk melangkah lebih tinggi lagi. Di Sidratul Muntaha Beliau mendengar suara goresan pena
penulis, yaitu kalam yang menulis hukum-hukum Allah di Lauhul-Mahfuzh.

Seterusnya Nabi Muhammad s.a.w diangkat naik setingkat lagi sampai ke ‘Arasy disinilah Nabi
s.a.w menerima perintah solat yang wajib di laksanakan oleh Nabi s.a.w dan segenap ummatnya
sebanyak lima puluh kali sehari semalam. Dan akhirnya hanya tinggal lima waktu sehari malam
setelah dinasihati oleh Nabi Musa a.s dan diperkenankan oleh Allah.

Juga di ‘Arasy, Nabi Muhammad s.a.w, menerima beberapa khushushiyyah yang belum pernah
diberikan kepada para Nabi terdahulu. Mengenai beberapa khushushiyyah, yang disebut antara
lain sebagi berikut:

Nabi s.a.w diberi oleh Allah : Surah Al-Fatihah dan akhir Surah Al-Baqarah dari ayat
AAMANAR RASUULU sampai kepada firmanNya FAN SHURNAA ‘ALAL-QAUMIL
KAAFIRIINA.

Allah berfirman dalam surah Al-Fatihah.

Yang bermaksud: Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Segala
puji tertentu bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam. Yang Maha
Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Yang Menguasai pemerintahan hari Pembalasan (hari
Akhirat). Engkaulah sahaja (Ya Allah) Yang Kami sembah, dan kepada Engkaulah sahaja kami
memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. Iaitu jalan orang-orang yang Engkau
telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang yang Engkau telah murkai,
dan bukan pula (jalan) orang-orang yang sesat.

Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 285 & 286. Yang bermaksud: Rasulullah telah
beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang-orang yang
beriman; semuanya beriman kepada Allah, dan Malaikat-malaikatNya, dan Kitab-kitabNya, dan
Rasul-rasulNya. (Mereka berkata): “Kami tidak membedakan antara seorang dengan yang lain
Rasul-rasulnya”. Mereka berkata lagi: Kami dengar dan kami taat (kami pohonkan)
keampunanMu wahai Tuhan kami, dan kepadaMu jualah tempat kembali”. Allah tidak
memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. Ia mendapat pahala kebaikan yang
diusahakannya, dan ia juga menanggung dosa kejahatan yang diusahakannya. (Mereka berdoa
dengan berkata): “Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau mengirakan kami salah jika kami lupa
atau kami tersalah. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau bebankan kepada kami bebanan yang
berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada
kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya
memikulnya. Dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat
kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mencapai kemenangan
terhadap kaum-kaum yang kafir”.

Nabi s.a.w menerima Ilmu tentang:

1. Islam

2. Hijrah

3. Jihad

4. Sedekah

5. Puasa Rammadhan

6. Amal Ma’ruf

7. Nahyi Mungkar

8. Solat

Nabi Muhammad s.a.w memperolehi darjat yang tertinggi, yaitu Asma Allah di sebutkan
bersamaan dengan nama Muhammad ( LAA-ILAAHA ILLALLAAHU, MUHAMMADUR-
RASUULULLAAH ) di dalam azan, tasyahhud dan lain-lainnya.

Nabi Muhammad s.a.w juga menerima gelar HABIBULLAH dan SAYYIDUL AWWALIINA
WAL AKHIRIINA .
Setelah Nabi Muhammad s.a.w melakukan tugas perjalanan Isra’ dan Mi’raj, dengan membawa
perintah solat lima waktu sehari semalam, maka Beliau turun sampai ke Masjidil Haram di
Mekah. Beliau datang di Mekah sebelum subuh. Keesokan harinya Beliau menceritakan
peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang dialaminya semalam kepada Abu Jahal dan segenap kaumnya.
Kaum Quraisy amat gembira mendengar cerita Nabi s.a.w ini, kerana menjadikan bukti yang
jelas, akan kedustaan dan kepalsuan seruan Nabi Muhammad s.a.w. Cerita ini yang menurut
mereka amat berlebih-lebihan dan melampaui batas ini akan menjadi sebab yang dapat
menjauhkan orang dari Nabi Muhammad s.a.w. dan orang yang masih ragu-ragu akan segera
meninggalkan Nabi s.a.w dan tidak akan memikirkan lagi untuk mengikui dan menerima
agamanya. Dugaan kaum Quraisy meleset, hal ini ternyata, utusan yang dikirim kaum Quraisy
kepada Abu Bakar As-Shiddiq menyampaikan pertanyaan: Abu Bakar, dapatkah engkau
mempercayai dan membenarkan Muhammad yang mengatakan ia baru saja pergi ke Baitul
Maqdis dan dari sana ia terus naik ke langgit yg ke tujuh, lalu pada malam itu juga ia kembali ke
Mekah? Pertanyaan ini dijawab oleh Abu Bakar dengan tegas. Kalau memang Beliau
menyatakan demikian, benarlah ia dan pun percaya.

Utusan Quraisy mengulangi pertanyaan: Apakah engkau membenarkan hai Abu Bakar?. Dengan
tegas Abu Bakar menjawab: Aku membenarkan dan aku yakin dan percaya. Dengan jawaban
Abu bakar yang demikian mereka kecewa dan memfitnah Nabi Muhammad s.a.w dan
menuduhnya sebagai seorang pendusta, gila dan lain sebagainya. Dengan demikian kita dapat
memgambil kesempulan, bahwa sejak dahulu hingga sekarang kaum muslimin telah yakin dan
percaya serta beriman terhadap peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Sebagai penutup marilah kita berdo’a
semoga Allah s.w.t selalu berkati, melindungi kita dan mudah-mudahan kita senantiasa di bawah
naungan keridhaan Nya.

Hikmah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Perintah sholat dalam perjalanan isra dan mi’raj Nabi Muhammad SAW, kemudian menjadi
ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-
ibadah wajib lainnya. Sehingga, dalam konteks spiritual-imaniah maupun perspektif rasional-
ilmiah, Isra’ Mi’raj merupakan kajian yang tak kunjung kering inspirasi dan hikmahnya bagi
kehidupan umat beragama (Islam).

Perintah sholat dalam perjalanan isra dan mi’raj Nabi Muhammad SAW, kemudian menjadi
ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-
ibadah wajib lainnya. Sehingga, dalam konteks spiritual-imaniah maupun perspektif rasional-
ilmiah, Isra’ Mi’raj merupakan kajian yang tak kunjung kering inspirasi dan hikmahnya bagi
kehidupan umat beragama (Islam).

Bersandar pada alasan inilah, Imam Al-Qusyairi yang lahir pada 376 Hijriyah, melalui buku
yang berjudul asli ‘Kitab al-Mikraj’ ini, berupaya memberikan peta yang cukup komprehensif
seputar kisah dan hikmah dari perjalanan agung Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, beserta
telaahnya. Dengan menggunakan sumber primer, berupa ayat-ayat Al-Quran dan hadist-hadits
shahih, Imam al-Qusyairi dengan cukup gamblang menuturkan peristiwa fenomenal yang
dialami Nabi itu dengan runtut.
Selain itu, buku ini juga mencoba mengajak pembaca untuk menyimak dengan begitu detail dan
mendalam kisah sakral Rasulullah SAW, serta rahasia di balik peristiwa luar biasa ini, termasuk
mengenai mengapa mikraj di malam hari? Mengapa harus menembus langit? Apakah Allah
berada di atas? Mukjizatkah mikraj itu hingga tak bisa dialami orang lain? Ataukah ia semacam
wisata ruhani Rasulullah yang patut kita teladani?

Bagaimana dengan mikraj para Nabi yang lain dan para wali? Bagaimana dengan mikraj kita
sebagai muslim? Serta apa hikmahnya bagi kehidupan kita? Semua dibahas secara gamblang
dalam buku ini.

Dalam pengertiannya, Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan
“wisata” biasa bagi Rasul. Sehingga peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah yang akan
menjadi titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW. John Renerd dalam buku ”In the
Footsteps of Muhammad: Understanding the Islamic Experience,” seperti pernah dikutip
Azyumardi Azra, mengatakan bahwa Isra Mi’raj adalah satu dari tiga perjalanan terpenting
dalam sejarah hidup Rasulullah SAW, selain perjalanan hijrah dan Haji Wada. Isra Mi’raj,
menurutnya, benar-benar merupakan perjalanan heroik dalam menempuh kesempurnaan dunia
spiritual.

Jika perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah pada 662 M menjadi permulaan dari sejarah kaum
Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci
Mekah, maka Isra Mi’raj menjadi puncak perjalanan seorang hamba (al-abd) menuju sang
pencipta (al-Khalik). Isra Mi’raj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil).
Sehingga, perjalanan ini menurut para sufi, adalah perjalanan meninggalkan bumi yang rendah
menuju langit yang tinggi.

Inilah perjalanan yang amat didambakan setiap pengamal tasawuf. Sedangkan menurut Dr
Jalaluddin Rakhmat, salah satu momen penting dari peristiwa Isra Mi’raj yakni ketika Rasulullah
SAW “berjumpa” dengan Allah SWT. Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata,
“Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”; “Segala penghormatan, kemuliaan,
dan keagungan hanyalah milik Allah saja”. Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika
ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”.

Mendengar percakapan ini, para malaikat serentak mengumandangkan dua kalimah syahadat.
Maka, dari ungkapan bersejarah inilah kemudian bacaan ini diabadikan sebagai bagian dari
bacaan shalat.

Selain itu, Seyyed Hossein Nasr dalam buku ‘Muhammad Kekasih Allah’ (1993)
mengungkapkan bahwa pengalaman ruhani yang dialami Rasulullah SAW saat Mi’raj
mencerminkan hakikat spiritual dari shalat yang di jalankan umat islam sehari-hari. Dalam artian
bahwa shalat adalah mi’raj-nya orang-orang beriman. Sehingga jika kita tarik benang merahnya,
ada beberapa urutan dalam perjalanan Rasulullah SAW ini.

Pertama, adanya penderitaan dalam perjuangan yang disikapi dengan kesabaran yang dalam.
Kedua, kesabaran yang berbuah balasan dari Allah berupa perjalanan Isra Mi’raj dan perintah
shalat. Dan ketiga, shalat menjadi senjata bagi Rasulullah SAW dan kaum Muslimin untuk
bangkit dan merebut kemenangan. Ketiga hal diatas telah terangkum dengan sangat indah dalam
salah satu ayat Al-Quran, yang berbunyi “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Yaitu)
orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan
kembali kepada-Nya.”

Mengacu pada berbagai aspek diatas, buku setebal 178 halaman ini setidaknya sangat menarik,
karena selain memberikan bingkai yang cukup lengkap tentang peristiwa Isra’ mikraj Nabi saw,
tetapi juga memuat mi’rajnya beberapa Nabi yang lain serta beberapa wali. Kemudian kelebihan
lain dalam buku ini adalah dipaparkan juga mengenai kisah Mikrajnya Abu Yazid al-Bisthami.
Mikraj bagi ulama kenamaan ini merupakan rujukan bagi kondisi, kedudukan, dan perjalanan
ruhaninya menuju Allah.

Ia menggambarkan rambu-rambu jalan menuju Allah, kejujuran dan ketulusan niat menempuh
perjalanan spiritual, serta keharusan melepaskan diri dari segala sesuatu selain Allah. Maka,
sampai pada satu kesimpulan, bahwa jika perjalanan hijrah menjadi permulaan dari sejarah kaum
Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci
Mekah, maka Isra Mi’raj menjadi “puncak” perjalanan seorang hamba menuju kesempurnaan
ruhani.
Hikmah dan Manfaat Dibalik Gerakan Shalat

Ilustrasi

Shalat sudah lama kita kerjakan, tapi mungkin kita masih belum mengerti apa hikmah
shalat yang kita kerjakan. Tidak ada satupun perintah Allah yang tidak bermanfaat bagi kita,
semua pasti memiliki hikmah, mari kita sedikit menilik gerakan shalat dari segi science.

1). Berdiri dan Takbir


Hikmah dan Manfaat yang Terkandung didalamnya adalah :
a. Mampu menjaga keseimbangan tubuh
Posisi takbir kita yaitu dengan mengangkat tangan hingga sejajar dengan bahu atau telinga,
secara otomatis kita membuka dada bukan? Gerakan tersebut membuat aliran darah pembuluh
balik yang terdapat di lengan mengalir ke bagian pengatur keseimbangan tubuh dan membuka
mata serta telinga kita yang berada di otak, sehingga keseimbangan kita terjaga.
b. Melancarkan peredaran darah
Setelah melakukan takbir kita bersedekap, yaitu mendekapkan tangan kanan di atas tangan
kiri dan meletakkannya di antara perut dan dada. Kondisi ini membuat pembuluh darah balik kita
yang berada di tangan kiri terjepit sehingga pembuluh darah di tangan kanan kita mengembang.
c. Melancarkan peredaran darah ke kepala
Ketika mengangkat tangan saat hendak ruku’ semburan darah berkecepatan tinggi yang
berasal dari pembuluh darah di tangan kanan kita akan mengisi pembuluh darah kita yang ada di
kepala.
2). Ruku’
Hikmah dan Manfaat yang Terkandung didalamnya adalah :
a. Merawat kelenturan tulang belakang
Posisi ruku’ yang benar adalah dengan menekuk badan hingga dengan pinggul bagian
belakang sebagai sudutnya. Punggung dan kepala lurus, kedua tangan bertumpu pada kedua lutut
dengan posisi jari yang tidak merapat antara satu jari dengan jari yang lain. Pandangan mata
menuju ke tempat sujud. Posisi ruku’ yang sempurna dapat merawat kelenturan tulang belakang.
b. Ruku’ juga dapat memelihara tuas sistem keringat
Yaitu tuas sistem keringat yang ada di punggung, pinggang, paha, dan betis. Dan jika kita
menjaga posisi ruku’ yang benar yaitu mengangkat kepala hingga sejajar dengan punggung
dengan mata tertuju ke tempat sujud, tulang leher, dan saraf memori yang ada di tengkuk akan
terpelihara dengan baik
c. Merawat organ pencernaan
Gerakan berdiri dari ruku’ adalah olahraga pencernaan yang baik. Dimana organ-organ
pencernaan di dalam tubuh kita akan mengalami pemijatan dan pelonggaran akibat gerakan yang
kita lakukan. Sehingga pencernaan di dalam tubuh jika kita mengerjakan shalat dengan baik,
kontinu, tuma’ninah, dan khusyu’ pencernaan kita akan lebih lancar.
3). I’tidal dan sujud
Hikmah dan Manfaat yang Terkandung didalamnya adalah :
a. Menjaga saraf Keseimbangan tubuh
Pada saat mengangkat kedua tangan ketika hendak melakukan i’tidal aliran darah dari kepala
turun ke bawah dan membuat bagian otak yang mengatur keseimbangan tubuh mengalami
penurunan tekanan darah. Hal ini dapat menjaga saraf keseimbangan tubuh kita.
b. Sujud adalah keadaan dimana seorang hamba sangat dekat dengan Allah
” Keadaan yang paling dekat antara hamba dengan Tuhannya adalah saat ia bersujud.
Maka perbanyaklah do’a di kala sujud itu! ” (HR. Muslim). Menurut Profesor Sholeh, seorang
Psikoneurog dari Universitas Harvard, gerakan sujud sebenarnya mengantarkan manusia pada
derajat yang setinggi-tingginya. Penjelasan dari pernyataan beliau adalah karena pada saat sujud,
posisi jantung kita berada di atas kepala bukan? Dengan melakukan sujud secara rutin, pembuluh
darah di kepala terlatih untuk menerima pasokan darah.
c. Sujud dapat meningkatkan kecerdasan kita.
Otak akan mendapatkan pasokan darah kaya oksigen sehingga memacu kerja sel-sel otak, hal
tersebut mengakibatkan kecerdasan dan daya pikir kita meningkat.
d. Dapat membuat kita berpikiran lebih jernih dan arif
Dr. Fidelma O’leary seorang Neurolog dari Saint Edwards University Texas, memeluk Islam
setelah menemukan rahasia di balik gerakan shalat, ia sangat kagum dengan rahmat dan
anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. Beliau melakukan penelitian terhadap saraf manusia,
pada saat itu ia menemukan sejumlah urat saraf di dalam otak tidak bisa dimasuki darah kecuali
dengan cara bersujud. Urat tersebut memerlukan darah dengan kadar tertentu, dan kadar tersebut
sesuai dengan banyak waktu kita melakukan shalat 5 waktu. Darah tersebut diperlukan agar kita
dapat berpikir lebih arif dan jernih.
4). Duduk ( diantara dua sujud, tahiyyat awal dan akhir)
Hikmah dan Manfaat yang Terkandung didalamnya adalah :
a. Dapat menyeimbangkan sistem elektrik dan saraf keseimbangan dalam tubuh
Posisi duduk diantara dua sujud dan tahiyyat awal dengan menekuk kaki dan jari-jarinya saat
kita duduk dapat menyeimbangkan sistem elektrik dan keseimbangan tubuh.
b. Mencegah pengapuran
Duduk tahiyyat awal jika dilakukan agak lama akan mengaktifkan kelenjar keringat sehingga
dapat mencegah pengapuran pada kaki.
c. Menjaga agar kaki bisa menopang tubuh secara optimal
Hal tersebut bisa tercapai karena pembuluh darah balik di atas pangkal kaki juga akan
tertekan sehingga darah memenuhi seluruh telapak kaki dan membuat pembuluh darah di
pangkal kaki pengembang.
5). Salam
Hikmah dan Manfaat yang Terkandung didalamnya adalah :
a. Menjaga kelenturan urat leher
Kontraksi otot-otot di kepala akan menghasilkan energi panas dan zat-zat yang diperlukan
untuk rehabilitasi jaringan yang rusak. Salam dengan menengok ke kanan dan kiri secara
maksimal akan mencegah penyakit kepala dan tengkuk kaku.

Ilustrasi
Demikianlah hikmah dari tiap dari gerakan shalat yang kita kerjakan. Tentunya masih banyak
jutaan hikmah lain dalam shalat yang tidak kita ketahui, penjelasan diatas hanyalah sebagian
kecil dari hikmah yang terkandung dalam shalat. Semoga dengan mengetahui hikmah shalat
dapat mempertebal iman kita dan membuat kita lebih ikhlas dan semangat dalam mengerjakan
shalat. Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat bagi diri saya pribadi dan orang lain agar lebih
meningkatkan tingkat keimanan dan ketaqwaan kita serta lebih semangat lagi dalam
menjalankan shalat yang wajib maupun yang sunnah. Amiin Ya Rabbal ‘Alamiin
Makna Tujuh Lapisan Langit
00.18 artikel pilihan No comments

Pada penggalan ayat 29 surah al-Baqarah Allah swt. menyebutkan: “…lalu Dia
menyempurnakannya menjadi tujuh langit.” begitu pula pada surah Fussilat ayat 12 yang bermakna
bahwa langit di atas bumi atau atmosfer terdiri atas tujuh lapis. Berdasarkan hasil penelitian
mendalam, terbukti bahwa atmosfer bumi terdiri atas lapisan-lapisan berbeda yang saling tersusun.
Dan bila dikaitkan pula terhadap redaksi Al-Qur’an mengenai kata ‘saling tersusun’ tersebut, dapat
dilihat pada surah Nuh ayat 15 dan Al-Mulk ayat 3 yang menggunakan kata tibãq (bentuk jamak)
yang diartikan ‘berlapis-lapis’ yang berarti hamparan di atas hamparan lain yang menekankan
bahwa lapisan-lapisan itu tersusun.

Makna tujuh lapis langit dalam Al-Qur’an telah diungkap berdasarkan penelitian terhadap
kriteria kandungan kimiawi atau temperatur udara pada tiap atmosfer dalam jarak tertentu.
Menurut defenisi geologis modern, ketujuh lapisan atmosfer itu adalah troposfer, stratosfer,
mesosfer, termosfer, eksosfer, ionosfer, dan magnetosfer. Troposfer adalah lapisan atmosfer pertama
yang jaraknya kurang lebih 15 km di atas permukaan bumi, sedangkan magnetosfer adalah lapisan
atmosfer ke tujuh yang jaraknya kurang lebih 145 km di atas permukaan bumi.

Dan lebih detail lagi, Al-Qur’an bahkan telah mengisyaratkan bahwa ketujuh lapis langit
tersebut memiliki fungsinya masing-masing dalam menjaga kehidupan manusia dan seluruh
makhluk di bumi sebagaimana dalam ayat 12 surah Fussilat “…pada setiap langit Dia mewahyukan
urusan masing-masing.” Penjagaan tersebut berupa pembentukan hujan, pelindung radiasi sinar
berbahaya, hingga penolak dampak meteor yang merusak.

Al-Qur’an yang diturunkan 14 abad yang lalu telah menjelaskan secara detail tentang peran
dan fungsi ciptaan-Nya. Fakta ini baru terungkap secara ilmiah pada abad sekarang, setelah alat-
alat modern ditemukan. Hal ini menunjukkan bukti bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Allah swt. yang
penuh keajaiban dan kebenaran.

Mengapa Manusia Diciptakan Dari Tanah?


01.54 artikel pilihan No comments

Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa Nabi Adam as. sebagai manusia
pertama yang diciptakan Allah swt. berasal tanah. Hal inilah yang menunjukkan bahwa manusia
diciptakan dari tanah. Diantara ayat yang menyebutkan tersebut adalah pada surah Ali Imran ayat
73 dan surah Al-A’raf ayat 12.

Hadis Rasulullah, “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari gumpalan tanah yang
diambil dari seluruh tempat yang ada di bumi…” membuktikan mukjizat ilmiah yang dimiliki
Rasulullah saw. Sebab, berdasarkan penelitian, unsur-unsur yang terdapat pada tubuh manusia
juga terdapat di dalam tanah. Tubuh manusia terdiri atas air (kadarnya antara 54-70%), lemak (14-
26%), protein (11-17%), karbohidrat (10%), dan unsur-unsur anorganik (5-6%). Jika kandungan
itu diurai ke dalam unsur-unsur dasarnya maka akan didapat hasil bahwa tubuh manusia terdiri
atas oksigen (65%), karbon (18%), hydrogen (10%), nitrogen (3%), kalsium (1,40%), fosfor
(0,70%), sulfur (0,20%), potassium (0,18%), sodium (0,10%), klor (0,10%), magnesium (0,054%),
dan beberapa unsur lain (0,014%), seperti yodium, fluor, brom, besi, tembaga, mangan, seng, krom,
kobalt, nikel, molihdenum, vanadium, silicon, dan aluminium. Unsur-unsur kimia yang dikandung
tanah tidak berbeda dengan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tubuh manusia. Atas dasar
itulah, Al-Qur’an menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah.

Menurut pendapat Prof. Zaghlul, perkembangan tubuh manusia juga dipengaruhi oleh
unsur-unsur bumi. Janin, yang ada di perut ibu, makan dan tumbuh dari darah ibunya. Sementara
itu, darah sang ibu berasal dari makanan yang ditumbuhkan oleh tanah dan air bumi. Setelah lahir,
bayi makan dari air susu ibu atau susu formula, yang kedua-duanya juga berasal dari unsur-unsur
bumi. Setelah disapih, anak makan dari buah-buahan dan daging yang juga berasal dari unsur-
unsur tanah. Disinilah letak hikmah kenapa Allah menciptakan tumbuhan lebih dahulu daripada
hewan, dan menciptakan hewan lebih dahulu daripada manusia. Penciptaan manusia dimulai dari
tanah dan berakhir di tanah, untuk kemudian dibangkitkan kembali pada hari kiamat.

Adapun keterangan pada ayat 12 surah Al-A’rãf merupakan pesan tersirat Al-Qur’an bahwa
unsur-unsur dalam tubuh manusia sebenarnya sama dengan unsur tanah karena manusia
diciptakan dari tanah, sebagaimana penggalan ayat ini, “sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”

Memahami makna penggalan ayat di atas dengan membuat sebuah hipotesa bahwa unsur-
unsur kimia dalam tubuh manusia tidak berbeda dengan unsur-unsur kimia yang dikandung oleh
tanah, maka ada 2 kesimpulan dari hasil penelitian maupun analisa terhadap hipotesa ini, yaitu dari
penelitian unsur-unsur kimia dalam tanah dan tubuh manusia ditemukan bahwa tubuh manusia
terdiri atas air, lemak, protein, karbohidrat, dan unsur organik lainnya. Jika kandungan ini diurai ke
dalam unsur-unsur dasarnya maka akan didapat hasil bahwa tubuh manusia terdiri atas oksigen,
karbon, hydrogen, nitrogen, kalsium, fosfor, sulfur, potasiom, sodium, magnesium, dan unsur
lainnya, seperti yodium, besi, tembaga, dan lain sebagainya. Sedangkan pada tanah sendiri juga
terdapat oksigen dan hidrogen, karbon, nitrogen, aluminium, mineral, silokon, aluminium,
magnesium, potasium dan masih banyak lagi unsur lain menyerupai unsur dalam tubuh manusia.

Sedang kesimpulan lain yang bersumber dari hasil analisa, yaitu bahwa proses tumbuh
manusia dipengaruhi oleh unsur tanah, mulai dari janin manusia, makanan dari yang dimakan
ibunya notabene bersumber dari binatang yang makan tumbuhan dan tumbuhan yang tumbuh dari
tanah. Dan setelah lahir hingga ia dewasa pun demikian, manusia juga makan dan minum yang
sumbernya dari tumbuhan dan hewan yang hidup dari makanan yang bersumber dari tanah.

Jawabnya, sumber kehidupan manusia tidak terlepas dari unsur tanah sehingga benarlah
firman-Nya bahwa “dia Engkau ciptakan dari tanah”. Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya.

Doa Pembuka Pintu Langit


22.43 artikel No comments

Doa iftitah merupakan doa yang dibaca pada waktu shalat, tepat setelah takbiratul
ihram. Doa itu merupakan ketetapan dari Rasulullah saw. Do’a iftitah berisikan ungkapan
pujian atas kebesaran-Nya. Juga berisikan pengakuan kelemahan dan kelengahan insan
hingga memerlukan perlindungan dan pengampuanan dari-Nya. Permohonan petunjuk
agar diberikan akhlaq yang mulia dan dihindarkan dari berbagai akhlaq yang buruk,
demikian keterangan yang terdapat dalam kitab Ibanatul Ahkam.

Ibnu Umar ra. berkata, bahwa pada suatu waktu, kami shalat bersama Nabi
Muhammad saw., tiba-tiba ada seorang jama’ah bersuara “ ‫هللا أكبر كبيرا والحمد هلل كثيرا وسبحان هللا‬
‫ ”بكرة واصيال‬lantas Rasulullah saw. bertanya “Siapa yang mengatakan kalimat tadi?” orang
yang bersuara tadi menjawab “Saya, Ya Rasul !” Kemudian Rasulullah berkata “Saya heran
dengan kalimat itu, karena kalimat itu mampu membuka pintu-pintu langit”. Lalu Ibnu Umar
berkata setelah mendengar pernyataan Rasulullah itu (tentang do’a iftitah), aku tidak
pernah meninggalkan bacaan kalimat tersebut.

Adapun bacaan dan terjemahan dari do’a iftitah yang dibaca setelah takbiratul
ihram (rakaat pertama) sebelum surat alfatihah adalah sebagai berikut :

.‫هللا أكبر كبيرا والحمد هلل كثيرا وسبحان هللا بكرة واصيال‬

Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-
banyak pujian. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore.

ّ ‫انّى وجّهت وجهي للّذى فطر ال‬


.‫سموات واألرض حنيفا مسلما وما أنا من المشركين‬

Kuhadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus
dan pasrah. Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah.

ّ ‫انّ صالتى ونسكى ومحياي ومماتى هلل‬


‫رب العالمين الشريك له وبذلك امرت وانا من المسلمين‬

Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah Tuhan
Semesta Alam, tiada sekutu bagi-Nya. dan begitulah aku diperintahkan dan aku termasuk
golongan orang-orang muslim.
Bukti Ilmiah Kebenaran Takdir
23.59 artikel pilihan No comments

Penelitian Tentang Takdir

Sebagai hasil eksperimen yang dilakukannya tahun 1973, Profesor Benjamin Libet, ahli
neurofisiologi di Universitas California, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa semua keputusan
dan pilihan kita sudah ditentukan sebelumnya dan bahwa kesadaran muncul untuk berperan hanya
setengah detik setelah semuanya ditentukan. Oleh para ahli neurofisiologi lain, maknanya
dijelaskan bahwa sesungguhnya kita hidup pada masa lalu dan bahwa kesadaran kita bagaikan
monitor yang menunjukkan segalanya setengah detik lebih lambat.

Dengan demikian, tidak satu pun pengalaman yang kita rasakan terjadi dalam waktu
sebenarnya, tetapi terlambat setengah detik dari peristiwa nyatanya sendiri. Libet melaksanakan
risetnya dengan menggunakan fakta bahwa pembedahan otak dapat dilakukan tanpa penggunaan
narkosis, dengan kata lain, ketika pasien sepenuhnya sadar. Libet merangsang otak pasien dengan
arus listrik kecil dan ketika mereka mengalami persepsi bahwa tangan mereka telah disentuh,
pasien menyatakan bahwa mereka merasakan “sentuhan” itu nyaris setengan detik sebelumnya.
Sebagai hasil pengukurannya, Libet sampai pada kesimpulan berikut: “Semua persepsi biasanya
ditransmisikan ke otak. Ketika persepsi ini dievaluasi dan diinterpretasi secara bawah sadar, si ego
tidak menyadari apa pun. Informasi yang muncul di depan benak kita, dengan kata lain apa pun
yang kita sadari, ditransmisikan ke korteks, bagian kesadaran, setelah ada jeda tertentu”.

Kesimpulan dari hal ini bisa dirangkum sebagai berikut: Keputusan untuk menggerakkan
otot terjadi sebelum keputusan ini mencapai kesadaran. Selalu ada jeda antara proses neurologis
atau perseptual dan ketika kita menjadi sadar akan pemikiran, perasaan, persepsi, atau gerakan
yang ditimbulkannya. Dengan kata lain, kita hanya bisa menyadari sebuah keputusan setelah
keputusan itu sudah diambil.

Dalam percobaan Profesor Libet, jeda ini bervariasi antara 350 dan 500 milidetik meskipun
keputusan yang muncul tentu saja tidak bergantung pada angka-angka tersebut. Karena, menurut
Libet, berapa lama pun jeda tersebut, tidak ada pengaruh apakah lama atau sebentar, satu jam, satu
hari, satu bulan, satu tahun atau satu mikrodetik, kehidupan fisik kita selalu berada pada masa lalu.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap pemikiran, emosi, persepsi, atau gerakan terjadi sebelum
mencapai kesadaran kita dan itu membuktikan bahwa masa depan sepenuhnya di luar kendali kita.

Dalam percobaan lain, Profesor Libet menyerahkan keputusan kepada pasien kapan untuk
menggerakkan jari. Otak pasien dipantau pada saat jari mereka bergerak dan diamati bahwa sel
otak yang relevan beraksi sebelum pasien benar-benar mengambil keputusan. Dengan kata lain,
perintah “lakukan!” mencapai individu dan otak disiapkan untuk melakukan tindakan; individu
baru menyadari ini setengah detik belakangan. Dia tidak mengambil keputusan untuk bertindak
dan kemudian melakukan tindakan itu, tetapi sebaliknya melakukan tindakan yang sudah
ditentukan untuknya. Namun, otak membuat penyesuaian; menghilangkan kesadaran bahwa
seseorang sebetulnya hidup pada masa lalu. Karena itu, pada saat kita merujuk waktu “sekarang”,
kita sebetulnya menjalani sesuatu yang sudah ditentukan pada masa lalu. Sebagaimana telah
dibahas, penelitian ini menjelaskan fakta bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah,
sebagaimana diungkapkan dalam surah Al-Insan ayat 30 “Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan
itu), kecuali apabila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi
Mahabijaksana”.
Makna Takdir

Takdir adalah ketetapan atau keputusan Allah atas makhluq-Nya sejak zaman azali. Takdir
menurut ulama tauhid terbagi menjadi dua; takdir mubram dan takdir mu’allaq. Takdir mubram
adalah ketetapan Allah yang tidak dapat dirubah oleh siapa pun kecuali Allah sendiri yang
mengubahnya. Contohnya; ajal manusia, perputaran bumi, pergeseran alam dan lain-lain. Takdir ini
biasa disebut dengan sunnatullah. Sedang takdir mu’allaq adalah ketetapan Allah yang
memungkinkan dapat dirubah oleh manusia itu sendiri dengan ikhtiar dan doa yang dilakukannya
setelah kehendak Allah swt. Contohnya; nasib, rezeki, amal, jodoh dan lain-lain.

Jadi, pada hakikatnya semua ketetapan atau keputusan manusia berada di tangan Allah.
Walaupun ada ketetapan yang dapat dirubah oleh manusia itu sendiri dengan ikhtiar dan doa. Itu
pun dapat berubah setelah kehendak Allah swt. Karena, pada dasarnya kendali makhluq ada pada
Sang Khaliq dan akan kembali kepada-Nya.

Wallahu A’alamu bi Muradih…


Cara Mengganti (meng-qadha) Puasa yang Ditinggalkan
20.42 ramadhan No comments

Qadha' atau mengganti puasa Ramadhan, wajib dilaksanakan sebanyak hari yang
telah ditinggalkan, sebagaimana termaktub dalam Al-Baqarah ayat 184:

‫سفَ ٍر فَ ِعدَّة ٌ ِم ْن أَي ٍَّام أ ُخ ََر‬


َ ‫ت فَ َمن َكانَ ِمن ُكم َّم ِريضا ً أ َ ْو َعلَى‬
ٍ ‫أَيَّاما ً َّم ْعدُودَا‬

(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang
sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.

Ada dua pendapat mengenai wajib tidaknya qadha puasa dilakukan secara
berurutan sebanyak hari yang ditinggalkan. Pertama, menyatakan jika hari puasa yang di-
tinggalkannya berurutan, maka qadha' harus dilaksanakan secara berurutan pula, lantaran
qadha' merupakan pengganti puasa yang telah ditinggalkan, sehingga wajib dilakukan
secara sepadan.

Pendapat kedua, menyatakan bahwa pelaksanaan qadha' puasa tidak harus


dilakukan secara berurutan, lantaran tidak ada satupun dalil yang menyatakan qadha'
puasa harus berurutan. Sementara Al-Baqarah ayat 184 hanya menegaskan bahwa qadha'
puasa, wajib dilaksanakan sebanyak jumlah hari yang telah ditinggalkan, itu saja.

Pendapat kedua ini didukung oleh pernyataan dari sebuah hadits yang sharih (jelas
dan tegas).
Sabda Rasulullah saw. :

ْ ‫إن شَا َء فَ َّرقَ َو‬


‫إن شَا َء تَابَ َع‬ ْ َ‫ضان‬ َ َ‫ق‬
َ ‫ضا ُء َر َم‬

"Qadha' (puasa) Ramadhan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya


terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan. " (HR.
Daruquthni, dari Ibnu Umar)

Dari kedua pendapat tersebut di atas, kami lebih condong kepada pendapat
terakhir, lantaran didukung oleh hadits yang sharih. Dengan demikian, qadha' puasa tidak
wajib dilakukan secara berurutan. Namun dapat dilakukan dengan leluasa, kapan saja
dikehendaki. Boleh secara berurutan, boleh juga secara terpisah.

Jika jumlah hari yang harus qadha' puasa itu tidak diketahui lagi, misalnya
lantaran sudah terlalu lama, atau memang,sulit diketahui jumlah harinya, maka alangkah
bijak jika kita tentukan saja jumlah hari yang paling maksimum. Lantaran kelebihan hari
qadha' puasa adalah lebih baik ketimbang kurang. Dimana kelebihan hari qadha' tersebut
akan menjadi ibadah sunnat yang tentunya memiliki nilai tersendiri.

Waktu Qadha’

Waktu dan kesempatan untuk melaksanakan qadha' puasa Ramadhan sangat


panjang yakni sampai bulan Ramadhan berikutnya. Sebaiknya qadla puasa dilaksanakan
dengan segera karena tidak mustahil jika ada orang-orang –dengan alasan tertentu–
belum juga melaksanakan qadha' puasa Ramadhan, sampai tiba bulan Ramadhan
berikutnya.

Kejadian seperti ini, dapat disebabkan oleh berbagai hal, baik yang positif maupun
negatif seperti; selalu ada halangan, sering sakit misalnya, bersikap apatis, bersikap
gegabah, sengaja mengabaikannya dan lain sebagainya. Sehingga pelaksanaan qadha'
puasanya ditangguhkan atau tertunda sampai tiba Ramadhan benkutnya.

Penangguhan atau penundaan pelaksanaan qadha' puasa Ramadhan sampai tiba


Ramadhan berikutnya –tanpa halangan yang sah–, maka hukumnya haram dan berdosa.
Sedangkan jika penangguhan tersebut diakibatkan lantaran udzur yang selalu
menghalanginya, maka tidaklah berdosa.
Adapun orang yang meninggal dunia sebelum memenuhi kewajiban qadha' puasa
Ramadhan, sama artinya dengan mempunyai tunggakan hutang kepada Allah swt. Oleh
sebab itu, pihak keluarga wajib memenuhinya.

Hutang puasa Ramadhan tersebut bagi orang yang meninggaldapat diganti dengan
fidyah, yaitu memberi makan sebesar 0,6 kg bahan makanan pokok kepada seorang
miskin untuk tiap-tiap hari puasa yang telah ditinggalkannya.

Sabda Rasulullah saw. :

ْ ُ ‫صيُا ْم أ‬
‫ط ِع َم َع ْنهُ َم َكانَ يَ ْو ٍم ِم ْس ِك ْي ٌن‬ ِ ‫ات َو َعلَ ْي ِه‬
َ ‫َمن َم‬

"Siapa saja meninggal dunia dan mempunyai kewajiban puasa, maka dapat digantikan
dengan memberi makan kepada seorang miskin pada tiap hari yang ditinggalkannya."
(HR Tirmidzi, dari Ibnu 'Umar)

Ada juga pendapat kedua yang menyatakan bahwa; jika orang yang memiliki
kewajiban qadha' puasa meninggal dunia, maka pihak keluarganya wajib melaksanakan
qadha' puasa tersebut, sebagai gantinya. Dan tidak boleh dengan fidyah. Sedangkan
dalam prakteknya, pelaksanaan qadha' puasa tersebut, boleh dilakukan oleh orang lain,
dengan seizin atau atas perintah keluarganya.

Sabda Rasulullah saw.:

ُ‫ام َع ْنهُ َو ِليُّه‬


َ ‫ص‬ ِ ‫ات َو َعلَ ْي ِه‬
َ ‫صيَا ٌم‬ َ ‫َم ْن َم‬

"Siapa saja meninggal dunia dan mempunyai kewajiban qadha puasa, maka walinya
(keluarganya) berpuasa menggantikannya." (HR. Bukhari dan Muslim, dari Aisyah)

Pendapat kedua ini, kami kira lebih kuat lantaran hadits yang mendasarinya
shahih. Sementara pendapat pertama dinilai lemah karena hadits yang mendasarinya
marfu', gharib atau mauquf, dan tidak bisa dijadikan lancasan hukum.

Sumber Dalil lain

“Qadha'” adalah bentuk masdar dari kata dasar “qadhaa”, yang artinya; memenuhi
atau melaksanakan. Adapun menurut istilah dalam Ilmu Fiqh, qadha dimaksudkan
sebagai pelaksanaan suatu ibadah di luar waktu yang telah ditentukan oleh Syariat Islam.
Misalnya, qadha puasa Ramadhan yang berarti puasa Ramadhan itu dilaksanakan sesudah
bulan Ramadhan.

Namun demikian, menurut para ahli bahasa Arab, penggunaan istilah qadha untuk
pengertian seperti tersebut di atas (istilah dalam ilmu fiqh) sama sekali tidak tepat.
Lantaran pada dasarnya kata qadha, semakna dengan kata "ada'" yang artinya;
pelaksanaan suatu ibadah pada waktu yang telah ditentukan oleh Syariat Islam.

Oleh sebab itu, tidaklah tepat kata qadha' dimaksudkan untuk istilah yang artinya
bertolak belakang dengan ada'. Akan tetapi, nyatanya istilah qadha' tersebut telah
membudaya, menjadi baku dan berlaku dalam ilmu fiqh, untuk membedakannya dengan
kata ada' yang merupakan pelaksanaan suatu ibadah pada waktu yang telah ditentukan.

Wajibkah Qadha' Puasa Dilaksanakan Secara Berurutan?

Qadha' puasa Ramadhan, wajib dilaksanakan sebanyak hari yang telah


ditinggalkan, sebagaimana termaktub dalam Al-Baqarah ayat 184. Dan tidak ada
ketentuan lain mengenai tata cara qadha' selain dalam ayat tersebut.

Adapun mengenai wajib tidaknya atau qadha ' puasa dilakukan secara berurutan,
ada dua pendapat. Pendapat pertama, menyatakan bahwa jika hari puasa yang di-
tinggalkannya berurutan, maka qadha' harus dilaksanakan secara berurutan pula, lantaran
qadha' merupakan pengganti puasa yang telah ditinggalkan, sehingga wajib dilakukan
secara sepadan.

Pendapat kedua, menyatakan bahwa pelaksanaan qadha' puasa tidak harus


dilakukan secara berurutan, lantaran tidak ada satupun dalil yang menyatakan qadha '
puasa harus berurutan. Sementara Al-Baqarah ayat 184 hanya menegaskan bahwa qadha'
puasa, wajib dilaksanakan sebanyak jumlah hari yang telah ditinggalkan. Selain itu,
pendapat ini didukung oleh pernyataan dari sebuah hadits yang sharih jelas dan tegas).

Sabda Rasulullah saw. :

ْ ‫إن شَا َء فَ َّرقَ َو‬


‫إن شَا َء تَابَ َع‬ ْ َ‫ضان‬ َ َ‫ق‬
َ ‫ضا ُء َر َم‬

"Qadha' (puasa) Ramadhan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya


terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan. " (HR.
Daruquthni, dari Ibnu 'Umar)
Dari kedua pendapat tersebut di atas, kami lebih cendong kepada pendapat
terakhir, lantaran didukung oleh hadits yang sharih. Sementara pendapat pertama hanya
berdasarkan logika yang bertentangan dengan nash hadits yang sharih, sebagaimana terse.
but di atas.

Dengan demikian, qadha' puasa tidak wajib dilakukan secara berurutan. Namun
dapat dilakukan dengan leluasa, kapan saja dikehendaki. Boleh secara berurutan, boleh
juga secara terpisah.

Bagaimana Jika Qadha' Tertunda Sampai Ramadhan Berikutnya?

Waktu dan kesempatan untuk melaksanakan qadha' puasa Ramadhan adalah lebih
dari cukup yakni, sampai bulan Ramadhan berikutnya. Namun demikian, tidak mustahil
jika ada orang-orang –dengan alasan tertentu– belum juga melaksanakan qadha' puasa
Ramadhan, sampai tiba bulan Ramadhan berikutnya.

Kejadian seperti ini, dapat disebabkan oleh berbagai hal, baik yang positif maupun
negatif seperti; selalu ada halangan, sering sakit misalnya, bersikap apatis, bersikap
gegabah, sengaja mengabaikannya dan lain sebagainya. Sehingga pelaksanaan qadha'
puasanya ditangguhkan atau tertunda sampai tiba Ramadhan benkutnya.

Penangguhan atau penundaan pelaksanaan qadha' puasa Ramadhan sampai tiba


Ramadhan berikutnya –tanpa halangan yang sah–, maka hukumnya haram dan berdosa.
Sedangkan jika penangguhan tersebut diakibatkan lantaran udzur yang selalu
menghalanginya, maka tidaklah berdosa.

Adapun mengenai kewajiban fidyah' yang dikaitkan dengan adanya penangguhan


qadha' puasa Ramadhan tersebut, di antara para Fuqaha ada dua pendapat. Pendapat
pertama menyatakan bahwa; penangguhan qadha' puasa Ramadhan sampai tiba bulan
Ramadhan berikutnya, tidak menjadi sebab diwajibkannya fidyah. Baik penangguhannya
tersebut karena ada udzur atau tidak.

Pendapat kedua menyatakan bahwa; penangguhan qadha' puasa Ramadhan sampai


tiba bulan Ramadhan berikutnya ada tafshil (rincian) hukumnya. Yakni jika penangguhan
tersebut karena udzur, maka tidak menjadi sebab diwajibkannya fidyah. Sedangkan jika
penangguhan tersebut tanpa udzur, maka menjadi sebab diwajibkannya fidyah.

Sejauh pengamatan kami, kewajiban fidyah akibat penangguhan qadha 'puasa


Ramadhan sampai tiba bulan Ramadhan berikutnya, tidaklah didasarkan pada nash yang
sah untuk dijadikan hujjah. Oleh sebab itu, pendapat tersebut tidak dapat
dipertanggungjawabkan keabsahannya. Yang dengan demikian, secara mutlak tidak ada
kewajiban fidyah, walaupun penangguhan tersebut tanpa udzur.

Bagaimana Jika Meninggal Dunia sebelum Qadha?

Memenuhi kewajiban membayar hutang adalah sesuatu yang mutlak. Baik yang
berhubungan dengan manusia, apalagi berhubungan dengan Allah SWT. Sehingga orang
yang meninggal dunia sebelum memenuhi kewajiban qadha' puasa Ramadhan, sama
artinya dengan mempunyai tunggakan hutang kepada Allah SWT. Oleh sebab itu, pihak
keluarga wajib memenuhinya.

Adapun dalam praktik pelaksanaan qadha' puasa Ramadhan tersebut, ada dua
pendapat yakni; Pendapat pertama, menyatakan bahwa; pelaksanaan qadha' puasa
Ramadhan orang yang meninggal dunia tersebut gapat diganti dengan fidyah, yaitu
memberi makan sebesar 0,6 kg bahan makanan pokok kepada seorang miskin untuk tiap-
tiap hari puasa yang telah ditinggalkannya.

Sabda Rasulullah saw.:

ْ ُ ‫صيُا ْم أ‬
‫ط ِع َم َع ْنهُ َم َكانَ يَ ْو ٍم ِم ْس ِك ْي ٌن‬ ِ ‫ات َو َعلَ ْي ِه‬
َ ‫َمن َم‬

"Siapa saja meninggal dunia dan mempunyai kewajiban puasa, maka dapat digantikan
dengan memberi makan kepada seorang miskin pada tiap hari yang ditinggalkannya."
(HR Tirmidzi, dari Ibnu 'Umar)

Hadits tersebut di atas, yang mendukung pendapat pertama ini. Namun oleh
perawinya sendiri yakni, Imam Tirmidzi telah dinyatakan sebagai hadits gharib. Bahkan
oleh sebagian ahli hadits dinyatakan sebagai hadits mauquf, atau ditangguhkan alias tidak
dipakai. Sehingga hadits ini tidak dapat dijadikan hujjah.

Namun demikian, para Fuqaha yang menyatakan pendapat ini menguatkannya


dengan berbagai peristiwa seperti; bahwa masyarakat Madinah melaksanakan hal yang
seperti ini, yakni memberi makan kepada seorang miskin untuk tiap-tiap hari yang telah
ditinggalkan puasanya oleh orang yang meninggal dunia.

Pendapat kedua, menyatakan bahwa; jika orang yang memiliki kewajiban qadha'
puasa meninggal dunia, maka pihak keluarganya wajib melaksanakan qadha' puasa
tersebut, sebagai gantinya. Dan tidak boleh dengan fidyah. Sedangkan dalam prakteknya,
pelaksanaan qadha' puasa tersebut, boleh dilakukan oleh orang lain, dengan seijin atau
atas perintah keluarganya.

Sabda Rasulullah saw.:

ُ‫ام َع ْنهُ َو ِليُّه‬


َ ‫ص‬ ِ ‫ات َو َعلَ ْي ِه‬
َ ‫صيَا ٌم‬ َ ‫َم ْن َم‬

"Siapa saja meninggal dunia dan mempunyai kewajiban qadha puasa, maka walinya
(keluarganya) berpuasa menggantikannya." (HR. Bukhari dan Muslim, dari Aisyah)

Pendapat kedua ini, kami kira lebih kuat lantaran hadits yang mendasarinya
shahih. Sementara pendapat pertama dinilai lemah karena hadits yang mendasarinya
marfu', gharib atau mauquf seperti dijelaskan di atas. Sedangkan peristiwa yang
menguatkannya yakni, apa yang dilakukan oleh masyarakat Madinah ketika itu, sama
sekali tak dapat dijadikan hujjah, lantaran bukan suatu hadits.

Bagaimana Jika Jumlah Hari yang Ditinggalkan Tidak Diketahui?

Melaksanakan qadha' puasa sebanyak hari yang telah ditinggalkan merupakan


suatu kewajiban. Baik qadha' puasa untuk dirinya sendiri, maupun untuk anggota
keluarga yang telah meninggal dunia. Namun dalam hal ini, tidak mustahil terjadi bahwa
jumlah hari yang harus qadha' puasa itu tidak diketahui lagi, misalnya lantaran sudah
terlalu lama, atau memang,sulit diketahui jumlah harinya. .

Dalam keadaan seperti ini, alangkah bijak jika kita tentukan saja jumlah hari yang
paling maksimum. Lantaran kelebihan hari qadha' puasa adalah lebih baik ketimbang
kurang. Dimana kelebihan hari qadha' tersebut akan menjadi ibadah sunnat yang tentunya
memiliki nilai tersendiri.

Kumpulan Doa Melancarkan Rezeki (Al-Qur’an dan Hadits)


20.29 artikel 11 comments

Doa-Doa Melancarkan Rezeki Dalam Al-Qur’an dan Hadits


A. Doa Melancarkan rezeki dalam Al-Qur’an

1. Doa memohon limpahan rezeki

َ ‫ار ُز ْقنَا َوأ َ ْن‬


‫ت‬ ْ ‫اخ ِرنَا َو َءايَةً ِم ْن َك َو‬
ِ ‫اء ت َ ُك ْو ُن َلنَا ِع ْيدًا ِِل َ َّو ِلنَا َو َء‬ َ ‫﴿اَللَّ ُه َّم َربَّنَا أ َ ْن ِز ْل‬
َّ ‫علَ ْينَا َمائِدَة ً ِمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬
َّ ‫َخي ُْر‬
﴾ َ‫الر ِازقِين‬

Artinya :

“Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari
raya bagi kami yaitu bagi orang orang yang bersama kami dan yang sesudah kami, dan menjadi tanda
bagi kekuasaan engkau, beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki yang paling utama.” (QS.
Al-Maidah/5: 114)

2. Doa agar diberi kedudukan yang mulia

﴾ َ‫ت َخي ُْر ْال ُم ْن ِز ِليْن‬ َ َ‫ب أ َ ْن ِز ْلنِ ْي ُم ْنزَ ًل ُّمب‬


َ ‫ار ًكا َوأ َ ْن‬ ِ ‫﴿ر‬
َّ

Artinya :

“Ya Allah, tempatkan aku di tempat yang berkah, dan Engkau adalah sebaik‐baik pemberi tempat.”
(QS. Al‐Mu’minûn/23: 29)
Do’a diatas baik dibaca bagi setiap orang yang menginginkan kedudukan (pangkat, jabatan, atau
kedudukan). Karena do’a tersebut adalah do’anya Nabi Nuh as. ketika berada di atas perahu. Ia memohon
kepada Allah SWT. agar diberi kedudukan yang lebih mulia daripada kedudukan sebelumnya. Kemudian
Allah SWT. mengabulkan do’anya, dan menjadikannya umat yang taat kepada Tuhannya.

3. Doa Memperoleh Pekerjaan dan Jodoh

﴾‫ي ِم ْن َخي ٍْر فَ ِقي ٌْر‬ َ ‫ب ا ِِن ْي ِل َما ا َ ْنزَ ْل‬


َّ َ‫ت اِل‬ ِ ‫ر‬...﴿
َ
Artinya :

“Ya, Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang engkau turunkan
kepadaku.” (QS. Al-Qasas/28: 24)

Do’a ini dibaca oleh Nabi Musa as. dan dengan do’a beliau ini ia diberi pekerjaan dan jodoh dari
wanita yang shalih.

4. Doa mohon ampunan dan keluasan rezeki

ُ ‫ت ْال َو َّه‬
﴾‫اب‬ َ ‫ب ا ْغ ِف ْر ِل ْي َوهَبْ ِل ْي ُم ْلكا ً َل َي ْن َب ِغ ْي ِِل َ َح ٍد ِم ْن َب ْع ِدى ِإنَّ َك أ َ ْن‬
ِ ‫﴿ر‬
َ
Artinya :

"Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang
pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi. "(QS. Shaad/38: 35)

5. Doa Mensyukuri Nikmat

َ ‫صا ِل ًحا ت َ ْر‬


ُ ‫ضاه‬ َ ‫أن أ ْع َم َل‬ َّ َ‫علَى َوا ِلد‬
ْ ‫ي َو‬ َّ َ‫عل‬
َ ‫ي َو‬ َ ‫ب أ َ ْو ِز ْع ِن ْي أ َ ْن أ َ ْش ُك َر ِن ْع َمت َ َك الَّ ِتي أ َ ْنعَ ْم‬
َ ‫ت‬ ِ ‫﴿ر‬
َ
﴾ َ‫صا ِل ِحيْن‬
َّ ‫ِك ال‬ َ ‫َوأَد ِْخ ْلنِ ْي ِب َر ْح َمتِ َك فِي ِعبَاد‬

Artinya :

“Ya Allah, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat‐Mu yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan untuk (selalu) mengerjakan amal soleh yang Engkau ridhai,
serta masukkan aku dengan rahmat‐Mu ke dalam golongan hamba‐hamba‐Mu yang soleh.” (QS.
An‐Naml: 19)
Do’a diatas adalah do’a yang dibaca sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas semua nikmat
yang telah dianugerahkan kepada kita dan juga sebagai jalan menambah karunia-Nya atas sikap syukur
kita kepada-Nya. Do’a ini pula yang dibaca oleh Nabi Sulaiman as. dalam menyukuri nikmat Allah.

ُ ‫ضاه‬ َ ‫ي َوأ َ ْن أ َ ْع َم َل‬


َ ‫صا ِلحا ً ت َ ْر‬ َّ َ‫ع َلى َوا ِلد‬
َ ‫ي َو‬َّ َ‫عل‬
َ ‫ت‬ َ ‫ب أ َ ْو ِز ْع ِن ْي أ َ ْن أ َ ْش ُك َر نِ ْع َمتَ َك الَّتِي أ َ ْنعَ ْم‬
ِ ‫…… َر‬
َ‫ص ِل ْح ِل ْي فِي ذ ُ ِريَّ ِت ْي إِ ِن ْي تُبْتُ إِلَي َْك َوإِ ِن ْي ِمنَ ْال ُم ْس ِل ِميْن‬ْ َ ‫َوأ‬

Artinya: …….."Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridhai;
berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku
bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS. Al-
Ahqâf: 15)

Penjelasan:

Do'a diatas dibaca oleh orang-orang mukmin yang jujur agar mereka diberi ilham untuk tetap
mensyukuri nikmat, berbakti kepada orang tua, beramal shalih, diberi keturunan yang mulia dan tobatnya
diterima Allah SWT.

B. Do’a Melancarkan rezeki dalam Hadits

1. Doa minta kecukupan rezeki


َ ‫ع َّم ْن ِس َو‬
.‫اك‬ ْ َ‫ َوأ َ ْغنِ ِن ْي ِبف‬،‫ع ْن َح َر ِام َك‬
َ ‫ض ِل َك‬ َ ‫اَللّٰ ُه َّم ا َ ْك ِفنِ ْي ِب َح ََل ِل َك‬
Artinya :

“Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal, sehingga aku tidak memerlukan yang
haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu, sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang
lain, selain diri-Mu.” (HR. Ahmad)

2. Doa agar terlepas dari jeratan hutang


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri, pada suatu hari Rasulullah saw.
hendak memasuki masjid. Ketika itu beliau mendapati seorang sahabat dari Anshar yang bernama Abu
Umamah yang sedang duduk merenung di dalam masjid. Rasulullah saw. bersabda: “Ada apakah
gerangan engkau duduk di dalam masjid ketika bukan waktu shalat?” Dia menjawab “Kegelisahan dan
pikiran atas hutang yang selalu menyelimutiku wahai Rasul.” Beliau berkata “Maukah aku ajarkan
perkataan yang apabila engkau ucapkan maka Allah Azza wa Jalla akan menghilangkan kegelisahanmu
dan melunaskan hutang-hutangmu?” Ia menjawab “Iya ya Rasulullah” kemudian Rasul bersabda
“Apabila kamu berada di pagi dan sore hari maka ucapkanlah :

‫ع ْوذُبِ َك ِمنَ ْال ُجب ِْن َو ْالب ُْخ ِل‬ َ ‫ع ْوذُبِ َك ِمنَ ا ْلعَ ْج ِز َو ْال َك‬
ُ َ ‫س ِل َوأ‬ ُ َ ‫ع ْوذُبِ َك ِمنَ ْال َه ِم َو ْال َح ْز ِن َوأ‬
ُ َ ‫اَللّٰ ُه َّم إِنِى أ‬
ِ ‫ت الدَّي ِْن َوقَ ْه ِر‬
.‫الر َجا ِل‬ َ ‫ع ْوذُبِ َك ِم ْن‬
ِ َ‫غلَب‬ ُ َ ‫َوأ‬

Artinya :

“Ya Allah aku berlindung kepa-Mu dari kegundahan dan kesedihan dan aku berlindung kepada-Mu dari
kelemahan dan kemalasan dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan bakhil dan aku
berlindung kepada-Mu dari terlilit hutang dan pemaksaan dari orang lain.” (HR. Abu Dawud)

Dan Abu Umamah berkata : “Kemudian aku melaksanakannya dan ternyata Allah Azza wa Jalla
menghilangkan kegundahanku dan melunaskan hutang-hutangku.” (HR. Abu Dawud)

3. Doa agar menghilangkan kefakiran dan melunaskan hutang

َ ‫ َو ُم ْن ِز َل الت َّ ْو َراة‬، ٍ‫ش ْيء‬ َ ‫ َربَّنَا َو َربَّ ُك ِل‬،‫ َو َربَّ ْالعَ ْر ِش ْال َع ِظي ِْـم‬،ِ‫سبْع‬ َّ ‫ت ال‬ َّ ‫اللّٰ ُه َّم َربَّ ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬
‫ت‬ َ ‫ أ َ ْن‬،‫َاصيَتِ ِه‬
ِ ‫آخذٌ ِبن‬ ِ ‫ت‬ َ ‫شر ُك ِل ذِي ش ٍَر أ َ ْن‬ ِ ‫ع ْوذُ بِ َك ِم ْن‬ُ َ ‫ أ‬،‫ب َوالنَّ َوى‬ِ ‫ فَا ِلقَ ْال َح‬، َ‫اإل ْن ِج ْي َل َوالقُ ْرآن‬
ِ ‫َو‬
ِ ‫ َو ْال َب‬،‫ش ْي ٌء‬
‫اط ُن‬ َ ‫ْس فَ ْوقَ َك‬ َّ ‫ َو‬،‫ش ْي ٌء‬
َ ‫الظا ِه ُر فَ َلي‬ َ ‫ت ْاْل ِخ ُر فَلَي‬
َ ‫ْس َب ْعدَ َك‬ َ ‫ َوأ َ ْن‬،‫ش ْي ٌء‬ َ ‫اِل َ َّو ُل فَلَي‬
َ ‫ْس قَ ْبلَ َك‬
.‫ع ِني الدَّيْنَ َوا ْغ ِن ِن ْي ِمنَ ْالفَ ْق ِر‬ ِ ‫ اِ ْق‬،‫ش ْي ٌء‬
َ ‫ض‬ َ ‫فَلَي‬
َ ‫ْس د ُْون ََك‬
Artinya :

“Ya Allah, Tuhan bagi tujuh lapisan langit, juga Tuhan ‘Arasy yang agung. Tuhan kami dan Tuhan
segala sesuatu. Yang menurunkan Taurat, Injil dan Quran. Yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan
menghasilkan buah-buahan. Aku mohon berlindung denganMu daripada kejahatan segala suatu yang
jahat yang ubun-ubunnya di dalam genggaman-Mu. Engkaulah yang awal, tiada suatu pun yang sebelum
Engkau. Engkaulah yang akhir, tiada suatu pun yang selepas Engkau. Engkaulah yang zahir, tiada suatu
pun yang di atas Engkau. Engkaulah yang batin, tiada suatu pun yang di bawah Engkau. Tunaikanlah
hutangku dan berilah aku kekayaan daripada kefakiran.” (HR. At-Tirmizi dan dinilai Hasan Sahih).

4. Doa Agar Hajat Dikabulkan Allah

)‫ َل َي ْنفَ ُع ذَى ْال َج ِد ِم ْن َك ْال َجدُّ (رواه البخارى‬،‫ت‬ َ ‫ َو َل ُم ْع ِط‬،‫ْت‬


َ ‫ي ِل َما َمنَ ْع‬ َ ‫اَللّٰ ُه َّم َل َما ِن َع ِل َما أ َ ْع‬
َ ‫طي‬

Artinya :

“Ya Allah, tidak ada yang bisa mencegah jika Engkau akan memberi dan tidak ada yang mampu
memberi jika Engkau mencegahnya. Tidaklah bermanfaat nasib baik itu untuk menyelamatkan dari
siksa‐Mu.” (HR. Bukhari)

5. Doa Mudah Rezeki dan Terhindar Dari Kekufuran

‫ب ْالقَب ِْر‬ َ ‫ع ْوذ ُ ِب َك ِمنَ ْال ُك ْف ِر َو ْالفَ ْق ِر َو‬


ِ ‫عذَا‬ ُ َ ‫اَللّٰ ُه َّم ِإ ِني أ‬

Artinya :

“Ya Allah, aku berlindung dari kekufuran, kemiskinan dan siksa kubur.” (HR. Ahmad, Nasa’i, dan Abi
Syaibah)

6. Doa Keselamatan Diri, Keluarga Dan Harta

َ َ‫ اَللّٰ ُه َّم إنِ ْي أَسْأَلُ َك ْال َع ْف َو َو ْالعَافِيَةَ فِي ِد ْي ِن ْي َود ُ ْني‬،ِ‫ـرة‬


‫اي‬ َ ‫اَللّٰ ُه َّم إِنِ ْي أَسْأَلُ َك ْالعَافِيَةَ فِي الدُّ ْنيَا َو ْاْل ِخ‬
‫عاتِ ْي‬ َ ‫ اَللّٰ ُه َّم ا ْست ُ ْر‬،‫َوأ َ ْه ِل ْي َو َما ِل ْي‬
َ ‫ع ْو َرا ِت ْي َو ِآم ْن َر ْو‬
Artinya :

“Ya Allah, aku mohon kebaikan dunia dan akhirat, Ya Allah, aku mohon ampun dan kebaikan dalam
agama, dunia, keluarga, dan, dan hartaku. Ya Allah, tutuplah aibku dan berilah aku rasa aman dari
semua ketakutan.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah. Hakim men-sahihkannya)

Hikmah Dibalik Gerakan Sholat Menurut Ilmu Kesehatan


Berikut adalah uraian manfaat dibalik gerakan- gerakan shalat ditinjau dari segi ilmu kesehatan.

Gerakan shalat adalah fitrah yang Allah ciptakan untuk kemaslahatan manusia. Manfaatnya begitu besar
bagi lahir dan bathin. Subhanallah, apa yang Allah perintahkan kepada manusia dalam kehidupan ini
memang tiada sia-sia. Semua mengandung hikmah yang akan membawa kemaslahatan bagi
kelangsungan hidup umat manusia yang mengimani-Nya. Sekecil apapun tentunya Allah S.W.T.
menyimpan rahasia yang melahirkan hikmah. Sehingga diharapkan manusia akan bersyukur dan
bertambah keimanannya kepada Allah yang telah menciptakan dirinya.

A. Takbiratul Ihram
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan melatih otot lengan. Saat
mengangkat kedua tangan, otot bahu mengalami peregangan sehingga aliran darah kaya oksigen akan
menjadi lancar.

B. Berdiri bersedekap
Manfaat: Gerakan ini menghindarkan gangguan persendian pada tulang-tulang anggota gerak atas C.
Rukuk Manfaat: Apabila dilakukan dengan sempurna, yaitu tubuh ditekuk membentuk sudut 90 derajat,
postur ini akan menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai
penyangga tubuh dan pusat saraf. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk relaksasi otot-otot
bahu hingga ke lengan bawah. Selain itu, rukuk juga dapat melatih sistem kemih sehingga dapat
mencegah gangguan prostat.

D. I'tidal
Manfaat: Variasi gerakan berdiri dan bungkuk pada rangkaian gerakan rukuk-i'tidal-sujud merupakan
latihan bagi organ pencernaan yang baik. Organ pencernaan dalam perut mengalami pemijatan dan
pelonggaran secara bergantian. Hal ini dapat melancarkan dan memelihara fungsi sistem pencernaan.

E. Sujud
Manfaat: Posisi jantung yang lebih tinggi dari otak menyebabkan darah kaya oksigen mengalir lancar
menuju otak. Sebuah riset yang dilakukan di AS menyimpulkan bahwa sujud dapat menyebabkan
pasokan darah kaya oksigen mengalir lancar menuju otak, hal ini dapat memelihara dan memacu kerja
sel-sel otak yang akan meningkatkan kecerdasan. Karena itu, bersujudlah dengan tuma'ninah (tidak
tergesa-gesa) agar pasokan darah kaya oksigen mencukupi kebutuhan sel-sel otak. Menurut kabar,
seorang dokter berkebangsaan AS dari Harvard University yang telah membuktikan kebenaran hasil riset
tersebut melalui penelitian yang dikembangkannya sendiri secara diam- diam mengenai gerakan sujud
menyatakan dirinya menjadi muallaf. Bersujud juga dapat mencegah wasir. Khusus bagi wanita, rukuk
dan sujud dapat memelihara organ kewanitaan sehingga dapat menjaga keharmonisan rumah tangga.
Bersujud juga dapat melatih otot dada. Hal ini disebabkan karena saat sujud, beban tubuh bagian atas
bertumpu pada lengan sampai tangan. Hal ini merangsang otot dada untuk ikut berkontraksi. Bagi pria,
hal ini berguna untuk membentuk tubuh lebih indah. Bagi wanita, hal ini dapat membantu
mengencangkan dan memperindah payudara dan meningkatkan kualitas ASI. Sujud juga dapat melatih
otot perut dan rahim untuk berkontraksi sekuat mungkin saat persalinan sehingga mempermudah
proses persalinan, hal ini karena saat sujud, otot perut dan rahim berkontraksi penuh.

F. Duduk Iftirasy (Duduk di Antara 2 Sujud/Duduk Tahiyat Awal)


Manfaat: Saat duduk iftirasy, kita bertumpu pada pangkal paha yang dilewati saraf skiatik (nervus
ischiadicus), hal ini dapat memelihara fungsi saraf skiatik. Hal ini dapat mencegah penyakit skiatika
(ischialgia), yaitu gangguan di sepanjang daerah yang dipersarafi saraf skiatik yang menyebabkan nyeri
dari punggung bagian bawah sampai kaki yang luar biasa sehingga menyebabkan penderitanya tidak
mampu berjalan.

G. Duduk Tawarruk (Duduk Tahiyat Akhir)


Manfaat: Duduk tawarruk yang sempurna sangat baik bagi pria karena dapat membantu mencegah
impotensi dan mencegah gangguan pada ureter, kandung kemih (vesica urinaria), vas deferens, dan
uretra. Variasi posisi telapak kaki pada duduk iftirasy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai
berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian gerakan. Gerakan yang harmonis dan teratur inilah yang
menjaga kelenturan dan kekuatan organ kaki kita.

H.Salam
Manfaat: Gerakan menoleh kiri dan kanan secara maksimal dapat merelaksasikan otot leher dan sekitar
kepala, hal ini dapat melancarkan peredaran darah di kepala. Gerakan ini mencegah mudah sakit kepala
dan migrain. Selain itu, hal ini dapat menjaga kekencangan kulit wajah sehingga dapat menunda
timbulnya keriput dan membuat kesan awet muda. Dari uraian di atas, dapatlah kita tarik kesimpulan
bahwa dengan menunaikan shalat secara istiqomah dapat menjaga kesehatan lahir maupun bathin
hamba-Nya yang beriman. Sehingga akan meningkatkan kualitas hidup kita sebagai hamba- Nya.
(Sumber)

Fakta dan Hikmah Dibalik Gerakan Shalat Menurut Ilmu Kesehatan


Berikut ini saya uraikan mengenai fakta dan manfaat dibalik gerakan-gerakan shalat ditinjau dari
segi ilmu kesehatan. Gerakan shalat adalah fitrah yang Allah ciptakan untuk kemaslahatan
manusia. Manfaatnya begitu besar bagi lahir dan bathin.
Subhanallah, apa yang Allah perintahkan kepada manusia dalam kehidupan ini memang tiada
sia-sia. Semua mengandung hikmah yang akan membawa kemaslahatan bagi kelangsungan
hidup umat manusia yang mengimani-Nya. Sekecil apapun tentunya Allah S.W.T. menyimpan
rahasia yang melahirkan hikmah. Sehingga diharapkan manusia akan bersyukur dan bertambah
keimanannya kepada Allah yang telah menciptakan dirinya.

A. Takbiratul Ihram
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan melatih otot lengan.
Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu mengalami peregangan sehingga aliran darah kaya
oksigen akan menjadi lancar.

B. Berdiri bersedekap
Manfaat: Gerakan ini menghindarkan gangguan persendian pada tulang-tulang anggota gerak
atas

C. Rukuk
Manfaat: Apabila dilakukan dengan sempurna, yaitu tubuh ditekuk membentuk sudut 90 derajat,
postur ini akan menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae)
sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk
relaksasi otot-otot bahu hingga ke lengan bawah. Selain itu, rukuk juga dapat melatih sistem
kemih sehingga dapat mencegah gangguan prostat.

D. I'tidal
Manfaat: Variasi gerakan berdiri dan bungkuk pada rangkaian gerakan rukuk-i'tidal-sujud
merupakan latihan bagi organ pencernaan yang baik. Organ pencernaan dalam perut mengalami
pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Hal ini dapat melancarkan dan memelihara fungsi
sistem pencernaan.

E. Sujud
Manfaat: Posisi jantung yang lebih tinggi dari otak menyebabkan darah kaya oksigen mengalir
lancar menuju otak. Sebuah riset yang dilakukan di AS menyimpulkan bahwa sujud dapat
menyebabkan pasokan darah kaya oksigen mengalir lancar menuju otak, hal ini dapat
memelihara dan memacu kerja sel-sel otak yang akan meningkatkan kecerdasan. Karena itu,
bersujudlah dengan tuma'ninah (tidak tergesa-gesa) agar pasokan darah kaya oksigen mencukupi
kebutuhan sel-sel otak. Menurut kabar, seorang dokter berkebangsaan AS dari Harvard
University yang telah membuktikan kebenaran hasil riset tersebut melalui penelitian yang
dikembangkannya sendiri secara diam-diam mengenai gerakan sujud menyatakan dirinya
menjadi muallaf. Bersujud juga dapat mencegah wasir. Khusus bagi wanita, rukuk dan sujud
dapat memelihara organ kewanitaan sehingga dapat menjaga keharmonisan rumah tangga.
Bersujud juga dapat melatih otot dada. Hal ini disebabkan karena saat sujud, beban tubuh bagian
atas bertumpu pada lengan sampai tangan. Hal ini merangsang otot dada untuk ikut berkontraksi.
Bagi pria, hal ini berguna untuk membentuk tubuh lebih indah. Bagi wanita, hal ini dapat
membantu mengencangkan dan memperindah payudara dan meningkatkan kualitas ASI. Sujud
juga dapat melatih otot perut dan rahim untuk berkontraksi sekuat mungkin saat persalinan
sehingga mempermudah proses persalinan, hal ini karena saat sujud, otot perut dan rahim
berkontraksi penuh.

F. Duduk Iftirasy (Duduk di Antara 2 Sujud/Duduk Tahiyat Awal)


Manfaat: Saat duduk iftirasy, kita bertumpu pada pangkal paha yang dilewati saraf skiatik
(nervus ischiadicus), hal ini dapat memelihara fungsi saraf skiatik. Hal ini dapat mencegah
penyakit skiatika (ischialgia), yaitu gangguan di sepanjang daerah yang dipersarafi saraf skiatik
yang menyebabkan nyeri dari punggung bagian bawah sampai kaki yang luar biasa sehingga
menyebabkan penderitanya tidak mampu berjalan.

G. Duduk Tawarruk (Duduk Tahiyat Akhir)


Manfaat: Duduk tawarruk yang sempurna sangat baik bagi pria karena dapat membantu
mencegah impotensi dan mencegah gangguan pada ureter, kandung kemih (vesica urinaria), vas
deferens, dan uretra. Variasi posisi telapak kaki pada duduk iftirasy dan tawarruk menyebabkan
seluruh otot tungkai berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian gerakan. Gerakan yang
harmonis dan teratur inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ kaki kita.

H. Salam
Manfaat: Gerakan menoleh kiri dan kanan secara maksimal dapat merelaksasikan otot leher dan
sekitar kepala, hal ini dapat melancarkan peredaran darah di kepala. Gerakan ini mencegah
mudah sakit kepala dan migrain. Selain itu, hal ini dapat menjaga kekencangan kulit wajah
sehingga dapat menunda timbulnya keriput dan membuat kesan awet muda.

Dari uraian di atas, dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa dengan menunaikan shalat secara
istiqomah dapat menjaga kesehatan lahir maupun bathin hamba-Nya yang beriman. Sehingga
akan meningkatkan kualitas hidup kita sebagai hamba-Nya. Semoga kita termasuk hamba-Nya
yang beriman dan selalu istiqamah di jalan-Nya sehingga kita selalu diberikan rahmat oleh Allah
SWT. Amin

Keajaiban Sholat Menurut Ilmu Kesehatan


$VJ»uŠÏ% ©!$# (#rã•à2øŒ$$sù no4qn=¢Á9$# ÞOçFøŠŸÒs% #sŒÎ*sù
(#qßJŠÏ%r'sù öNçGYtRù'yJôÛ$# #sŒÎ*sù 4 öNà6Î/qãZã_ 4’n?tãur #YŠqãèè%ur
$Y7»tFÏ. šúüÏZÏB÷sßJø9$# ’n?tã ôMtR%x. no4qn=¢Á9$# ¨bÎ) 4 no4qn=¢Á9$#
ÇÊÉÌÈ $Y?qè%öq¨B
103. Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di
waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An-
Nisa:103).
Waktu-waktu shalat mengajarkan kita untuk selalu menghargai waktu dan hidup sesuai dengan
siklus alam semesta. Waktu-waktu shalat yang kita lakukan sangat sesuai dengan kaidah dan
ketentuan sistem terapi dalam ilmu kesehatan China.
Subuh : Terapi Paru-paru
Waktu pelaksanaan Shalat Shubuh adalah sejak terbit fajar sampai hampir terbit matahari.
Shubuh merupakan waktu yang tepat untuk proses terapi sistem pernapasan dan paru-paru,
karena pada pagi hari udara masih bersih, oksigen masih segar. Dari paru-paru, darah mengambil
“bahan bakar” yang masih baru & bersih, akhirnya keseluruhan organ menerima pasokan nutrisi
yang bersih. Selanjutnya tubuh menjadi segar kembali dan otak menjadi jernih.
Penelitian mutakhir dalam ilmu medis Barat juga mengungkap manfaat kebiasaan bangun pada
waktu shubuh. Ditemukan bahwa pada dini hari sekitar pukul 3.00 – 5.00 terjadi proses detoksin
(pembuangan zat racun) di bagian paru-paru. Oleh Karena itu, biasanya selama durasi waktu
ini, penderita batuk akan mengalami batuk hebat. Ini karena proses pembersihan (detoksin) telah
mencapai saluran pernapasan.
Paru-paru dan usus besar merupakan organ yang saling berpasangan. Usus besar merupakan
pengatur panas dalam perut. Jantung termasuk organ yang memiliki sifat panas. Apabila jantung
memiliki sifat panas yang berlebihan, dengan pernapasan yang dilakukan pada saat udara benar-
benar bersih, kita dapat mengarahkan panas jantung ke paru-paru dan dengan demikian
mendinginkan panas dalam perut.
Zuhur : Terapi Jantung dan Usus Kecil
Waktu Zuhur adalah sejak tergelincirnya matahari dari tengah-tengah langit hingga saat
bayangan benda sama panjang dengan benda tersebut.
Jantung merupakan organ yang biasa dihubungkan dengan proses mental. Beberapa bentuk
tekanan emosional seperti pusing, berdebar-debar, sesak napas, dan kemunduran vitalitas
merupakan gejala-gejala umum dari penyakit jantung. Kemunduran chi jantung ditandai dengan
kelemahan secara umum, seperti bicara terengah-engah, pernapasan yang pendek-pendek, dan
sering berkeringat.
Jika wajah bengkak dan berwarna tidak cerah, kaki dan tangan terasa dingin, ini dinamakan
kemunduran chi jantung. Gelisah, lekas marah, pusing, kehabisan akal, dan tidak bisa tidur
adalah gejala kemunduran darah jantung. Bisa juga terasa aliran darah yang deras pada telapak
tangan dan wajah, serangan demam ringan, dan berkeringat pada malam hari.
Gejala kelebihan chi jantung adalah akibat panas jantung. Ini terlihat dalam serangan demam
tinggi, yang kadang-kadang disertai dengan menggingau, perasaan berdebar-debar yang
mengganggu, kegelisahan yang sangat, tidak dapat tidur, dan sering mimpi buruk, wajah
berwarna merah padam, lidah berwarna merah, atau terasa panas dan sakit, dan sering merasa
panas ketika buang air kecil.
Waktu pelaksanaan shalat zuhur sangat sesuai dengan kaidah ilmu kesehatan China yang
berpendapat bahwa berdasarkan sirkulasi chi, waktu yang tepat untuk melakukan terapi organ
jantung adalah pada pukul 11.00 – 13.00. Waktu zuhur adalah saat kita berada di puncak
kepenatan akibat aktivitas sepanjang siang. Dengan melakukan shalat zuhur sebagai bentuk
relaksasi dan dipadukan dengan basuhan air wudhu’, panas jantung yang berlebihan bisa
menjadi normal kembali. Akhirnya hal ini mempengaruhi sistem lainnya, karena fungsi
jantung yang merupakan “penguasa” pembuluh-pembuluh. Jantung memompa darah agar selalu
mengalir untuk membawa sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh organ-organ lainnya. Tubuh
kita yang penat dan pikiran kita yang sumpek akan tersegarkan kembali dan siap melanjutkan
aktivitas.
Ashar : Terapi Kandung Kemih
Waktu ashar adalah setelah habus waktu zuhur hingga terbenam matahari. Dalam ilmu kesehatan
China, pukul 15.00 – 17.00 merupakan waktu yang tepat untuk melakukan terapi kandung kemih
karena pada saat itu mulai terjadi kesesuaian secara perlahan antara hawa tubuh manusia dan
hawa di sekitarnya, perubahan dari hawa udara yang panas menuju dingin.
Fungsi utama kandung kemih adalah mengubah cairan tubuh menjadi air kencing dan
mengeluarkannya dari tubuh. Jika fungsi tersebut berjalan, terjadilah keseimbangan kimiawi
dalam tubuh sehingga metabolisme terjaga. Jika fungsi ini terhambat, akan terjadi penumpukan
cairan yang tidak bermanfaat dan mengandung racun sehingga mempengaruhi kerja organ-organ
internal lainnya. Jika ini terjadi, proses pendinginan tingkat chi yang seharusnya dikeluarkan
menjadi menumpuk dan menimbulkan panas yang tinggi, yang akhirnya mempengaruhi pula
kerja ginjal.
Jadi, ibadah shalat ashar bermanfaat untuk meningkatkan daya kerja kandung kemih sehingga
dapat lancar mengeluarkan racun yang diakibatkan oleh proses kimiawi tubuh yang
berlangsung selama aktivitas sepanjang siang.
Maghrigb : Terapi Ginjal
Shalat Maghrib dilaksanakan pada waktu sesudah matahari terbenam hingga lenyapnya mega
merah di sebelah barat.
Ginjal dan kandung kemih adalah organ yang berpasangan. Kedua organ tersebut mengontrol
tulang-tulang, sumsum, dan otak. Bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi pertumbuhan,
perkembangan, dan reproduksi. Kesehatan kedua organ internal ini tercermin pada kondisi
rambut kepala. Mereka memainkan peran yang sangat penting dalam metabolisme air dan
mengendalikan cairan tubuh, dan juga menjaga keseimbangan panas dan dingin yang sangat
fundamental bagi tubuh.

Untuk mengetahui gejala-gejala kemunduran energi dingin ginjal sesungguhnya mudah.


Biasanya, punggung bagian bawah terasa lemah dan sakit, ada suara mendengung pada kedua
telinga dan kehilangan ketajaman pendengaran, wajah berwarna keabu-abuan dan gelap,
khususnya di bawah kedua mata. Biasanya kepala terasa pusing, haus dan berkeringat di malam
hari, dan sering masuk angin ringan.
Gejala-gejala kemunduran energi panas secara signifikan berkaitan dengan kehilangan energi
atau panas. Serupa dengan kemunduran energi dingin ginjal, ada dengungan pada telinga, pusing,
dan rasa sakit di punggung bawah. Namun rasa sakit ini ditandai dengan rasa dingin, lemah, dan
lesu yang sangat. Biasanya kemunduran energi dingin ginjal menimbulkan gangguan pada
jantung dan hati, sedangkan kemunduran energi panas ginjal mengganggu fungsi-fungsi limpa
kecil dan paru-paru.
Ditinjau dari ilmu pengobatan China, waktu pelaksanaan shalat maghrib merupakan waktu yang
tepat untuk melaksanakan terapi organ ginjal. Waktu maghrib adalah saat-saat hawa udara
semakin menurun, dan sistem organ juga mulai menyesuaikan diri dengan energi di sekitarnya.
Isya : Terapi Perikardium dan Triple Burner (San Jiao)
Shalat Isya dilaksanakan setelah habis waktu maghrib hingga menjelang shubuh.
San Jiao adalah konsep dalam ilmu kesehatan China, yaitu sebuah organ fungsional yang tidak
dikenal oleh ilmu kedokteran Barat modern. Menilik makna kata asalnya, yaitu lapisan yang
terletak di bawah kulit dan di antara otot-otot, sebagian ahli mengajukan teori bahwa organ ini
sama dengan sistem limfatik. San Jiao dianggap terutama bersifat energetik dan tidak memiliki
komponen fisik.
Fungsi perikardium adalah membuang kelebihan energi jantung dan mengarahkannya pada titik
Laogong yang terletak pada pusat telapak tangan. Dari Laogong, kelebihan energi akan
dilepaskan secara alamiah sehingga terciptalah stabilitas tingkat energi jantung. Titik Laogong
digunakan dalam ilmu kesehatan China untuk mengurangi suhu tubuh selama terkena sakit
demam.
Waktu yang tepat untuk melakukan terapi organ perikardium adalah pada pukul 19:00 – 21:00.
Pada waktu tersebut hawa di sekitar sudah mulai rendah daripada hawa tubuh. Maka, diperlukan
penyesuaian sistem energi di dalam tubuh manusia untuk bisa menyesuaikan diri dengan hawa di
sekitarnya.
Pada waktu pelaksanaan shalat Isya, dimulailah penurunan kerja organ internal yang telah
digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Tubuh memasuki masa istirahat, terutama kerja jaringan
otot yang digunakan untuk gerak dan berpikir. Waktu isya bisa disebut sebagai masa
pendinginan keseluruhan sistem organ dan saraf. Proses pengistirahatan tubuh kemudian
disempurnakan dengan tidur pada malam hari.
Penutup
Paparan di atas tidaklah mutlak untuk menyatakan bahwa alasan penetapan waktu-waktu shalat
adalah untuk menyesuaikan dengan sirkulasi chi dalam tubuh manusia. Terlebih lagi untuk
daerah-daerah subtropis, panas musim panas, siang lebih panjang daripada malam, sehingga
waktu pelaksanaan shalatpun bergeser. Oleh karenanya perlu diberikan penjelasan yang lebih
khusus.

MANFAAT WUDHU DAN SHOLAT DARI SEGI KESEHATAN MODERN

Dr. Bahar Azwar, SpB-Onk, seorang dokter spesialis bedah-onkologi ( bedah tumor )
lulusan FK UI dalam bukunya “ Ketika Dokter Memaknai Sholat “ mampu menjabarkan makna
gerakan sholat. Bagaimana sebenarnya manfaat sholat dan gerakan-gerakannya secara medis?
Selama ini sholat yang kita lakukan lima kali sehari, sebenarnya telah memberikan investasi
kesehatan yang cukup besar bagi kehidupan kita. Mulai dari berwudlu ( bersuci ), gerakan sholat
sampai dengan salam memiliki makna yang luar biasa hebatnya baik untuk kesehatan fisik,
mental bahkan keseimbangan spiritual dan emosional. Tetapi sayang sedikit dari kita yang
memahaminya. Berikut rangkaian dan manfaat kesehatan dari rukun Islam yang kedua ini.
WUDHU

a. Manfaat secara umum

Kulit merupakan organ yang terbesar tubuh kita yang fungsi utamanya membungkus
tubuh serta melindungi tubuh dari berbagai ancaman kuman, racun, radiasi juga mengatur suhu
tubuh, fungsi ekskresi ( tempat pembuangan zat-zat yang tak berguna melalui pori-pori ) dan
media komunikasi antar sel syaraf untuk rangsang nyeri, panas, sentuhan secara tekanan.
Begitu besar fungsi kulit maka kestabilannya ditentukan oleh pH (derajat keasaman) dan
kelembaban.

Bersuci merupakan salah satu metode menjaga kestabilan tersebut khususnya


kelembaban kulit.

Kalau kulit sering kering akan sangat berbahaya bagi kesehatan kulit terutama mudah
terinfeksi kuman. Dengan bersuci berarti terjadinya proses peremajaan dan pencucian kulit,
selaput lendir, dan juga lubang-lubang tubuh yang berhubungan dengan dunia luar (pori kulit,
rongga mulut, hidung, telinga). Seperti kita ketahui kulit merupakan tempat berkembangnya
banya kuman dan flora normal, diantaranya Staphylococcus epidermis, Staphylococcus aureus,
Streptococcus pyogenes, Mycobacterium sp (penyakit TBC kulit). Begitu juga dengan rongga
hidung terdapat kuman Streptococcus pneumonia (penyakit pneumoni paru), Neisseria sp,
Hemophilus sp.

Seorang ahli bedah diwajibkan membasuh kedua belah tangan setiap kali
melakukan operasi sebagai proses sterilisasi dari kuman. Cara ini baru dikenal abad ke-
20,sebagaimana kita tahu jepang membutuhkan 100 tahun untuk membiasakan cuci
tangan, kapanye2 cuci tangan juga sedang gencar2nya di media massa, padahal umat
Islam sudah membudayakan sejak abad ke-14 yang lalu. Luar Biasa!

b. Keutamaan Berkumur –kumur

Berkumur –kumur berarti membersihkan rongga mulut dari penularan penyakit.


Sisa makanan sering mengendap atau tersangkut di antara sela gigi yang jika tidak dibersihkan (
dengan berkumur-kumur atau menggosok gigi) akhirnya akan menjadi mediasi pertumbuhan
kuman. Dengan berkumur-kumur secara benar dan dilakukan lima kali sehari berarti tanpa kita
sadari dapat mencegah dari infeksi gigi dan mulut.

Penelitian modern membuktikan bahwa berkumur dapat menjaga mulut dan tenggorokan
dari radang dan menjaga gusi dari luka. Berkumur juga dapat menjaga dan membersihkan gigi
dengan menghilangkan sisa-sisa makanan yang terdapat di sela-sela gigi setelah makan. Manfaat
berkumur lainnya yg juga penting adalah menguatkan sebagian otot-otot wajah dan menjaga
kesegarannya. Berkumur merupakan latihan penting yang diakui oleh pakar dalam bidang
olahraga, karena berkumur jika dilakukan dengan menggerakkan otot-otot wajah dengan baik
dapat menjadikan jiwa seseorang tenang.
c. Istinsyaq

Istinsyaq berarti menghirup air dengan lubang hidung, melalui rongga hidung sampai ke
tenggorokan bagian hidung (nasofaring). Fungsinya untuk mensucikan selaput dan lendir hidung
yang tercemar oleh udara kotor dan juga kuman.Selama ini kita ketahui selaput dan lendir hidung
merupakan basis pertahanan pertama pernapasan.

Dengan istinsyaq mudah-mudahan kuman infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat
dicegah.

Penelitian ilmu modern yang dilakukan oleh tim kedokteran Universitas Aleksandria
membuktikan bahwa kebanyakan orang yg berwudhu secara kontinyu, maka hidung mereka
bersih dan bebas dari debu, bakteri dan mikroba. Tidak diragukan lagi bahwa lubang hidung
merupakan tempat yg rentan dihinggapi mikroba dan virus, tetapi dengan membasuh hidung
secara kontinyu den melakukan istinsyaq (memasukan dan mengeluarkan air ke dan dari hidung
di saat berwudhu), maka lubang hidung menjadi bersih dan terbebas dari radang dan bakteri, dan
ini mencerminkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Proses ini dapat menjaga manusia akan
bahaya pemindahan mikroba dari hidung ke anggota tubuh yg lain

d. Membasuh Wajah dan Kedua Telapak Tangan

Membasuh wajah dan kedua telapak tangan sampai ke siku memiliki manfaat yang sangat
besar dalam menghilangkan debu dan mikroba, lebih dari membasuh hidung. Membasuh wajah
dan kedua telapak tangan sanpai ke siku juga daat menghilangkan keringat dan permukaan kulit
dan membersihkan kulit dari lemak yg dipartisi oleh kelenjar kulit, dan ini biasanya menjadi
tempat yg ideal untuk berkembang biaknya bakteri.

Begitu pula dengan pembersihan telinga sampai dengan pensucian kaki beserta telapak
kaki yang tak kalah pentingnya untuk mencegah berbagai infeksi cacing yang masih menjadi
masalah terbesar di negara kita

e. Membasuh Kedua Telapak Kaki

Membasuh kedua telapak kaki dengan memijat secara baik danpat mendatangkan
perasaan tenang dan nyaman, karena telapak kaki merupakan cerminan seluruh perangkat tubuh.
Orang yang berwudhu seakan-akan memijat seluruh tubuhnya satu-persatu, padahal ia hanya
membasuh kedua telapak kakinya dengan air dan memijatnya dengan baik. Ini merupakan salah
satu rahasia timbulnya perasaan tenang dan nyaman yang dirasakan oleh seorang muslim setelah
berwudhu

MANFAAT GERAKAN SHOLAT

a. Berdiri lurus
Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal dari sebuah latihan
pernapasan, pencernaan dan tulang.

b. Takbir
Takbir merupakan latihan awal pernapasan, Paru-paru adalah alat pernapasan, Paru
kita terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga yang melengkung dan tulang
belakang yang mencembung. Susunan ini didukung oleh dua jenis otot yaitu yang menjauhkan
lengan dari dada (abductor) dan mendekatkannya (adductor). Takbir berarti kegiatan
mengangkat lengan dan merenggangkannya, hingga rongga dada mengembang seperti halnya
paru-paru. Dan mengangkat tangan berarti meregangnya otot-otot bahu hingga aliran darah
yang membawa oksigen menjadi lancar.

c. Ruku
Dengan ruku’, memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh karena
sejajarnya letak bahu dengan leher. Aliran akan semakin lancar bila ruku’ dilakukan dengan
benar yaitu meletakkan perut dan dada lebih tinggi daripada leher. Ruku’ juga mengempiskan
pernapasan. Pelurusan tulang belakang pada saat ruku’ berarti mencegah terjadinya
pengapuran. Selain itu, ruku’ adalah latihan kemih (buang air kecil) untuk mencegah keluhan
prostat. Pelurusan tulang belakang akan mengempiskan ginjal. Sedangkan penekanan kandung
kemih oleh tulang belakang dan tulang kemaluan akan melancarkan kemih. Getah bening
(limfe) fungsi utamanya adalah menyaring dan menumpas kuman penyakit yang berkeliaran
di dalam darah.

d. Sujud
Sujud Mencegah Wasir, mengalirkan getah bening dari tungkai perut dan dada ke
leher karena lebih tinggi. Dan meletakkan tangan sejajar dengan bahu ataupun telinga,
memompa getah bening ketiak ke leher. Selain itu, sujud melancarkan peredaran darah hingga
dapat mencegah wasir. Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah
bening dan tidak melatih tulang belakang dan otot. Tak heran kalau ada di sebagian sahabat
Rasul menceritakan bahwa Rasulullah sering lama dalam bersujud. Selain itu sujud adalah
manifestasi ketotalan kita dalam berpasrah diri kepada Allah, bahwa manusia adalah mahluk
yang lemah, seorang hamba yang sudah bisa menikmati sholatnya, maka jiwanya dalam titik
nol, dalam kondisi yang paling pasrah dan stabil, seseorang yang dilanda stres akan terlepas
segala beban di jiwa dalam posisi ini.selain secara fisik otot2 leher yang kaku karena stres
akan diulur, sehingga seorang hamba yang beriman dan pandai memaknai sholatnya tidak
akan pernah dilanda keputusasaan (Stress)

e. Duduk antara 2 sujud


Duduk di antara dua sujud dapat mengaktifkan kelenjar keringat karena bertemunya
lipatan paha dan betis sehingga dapat mencegah terjadinya pengapuran. Pembuluh darah balik
di atas pangkal kaki jadi tertekan sehingga darah akan memenuhi seluruh telapak kaki mulai
dari mata kaki sehingga pembuluh darah di pangkal kaki mengembang. Gerakan ini menjaga
supaya kaki dapat secara optimal menopang tubuh kita.
f. Salam
Gerakan salam yang merupakan penutup sholat, dengan memalingkan wajah ke kanan
dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Gerakan ini juga akan
mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.

Sholat Lebih Canggih dari Yoga “Apakah pendapatmu sekiranya terdapat sebuah
sungai di hadapan pintu rumah salah seorang di antara kamu dan dia mandi di dalamnya setiap
hari lima kali. Apakah masih terdapat kotoran pada badannya?”. Para sahabat menjawab :
“Sudah pasti tidak terdapat sedikit pun kotoran pada badannya”. Lalu beliau bersabda :
“Begitulah perumpamaan sholat lima waktu. Allah menghapus segala kesalahan mereka”. (H.R
Abu Hurairah r.a).

Sangat disayangkan tidak ada universitas yang berani atau sengaja mengembangkan
teknik gerakan sholat ini secara ilmiah. Belum lagi manajemen yang terkandung dalam bacaan
sholat. Seperti doa iftitah yang berarti mission statement (dalam manajemen strategi).
Sedangkan makna bacaan Alfatihah yang kita baca berulang sampai 17 kali adalah objective
statement. Tujuan hidup mana yang lebih canggih dibandingkan tujuan hidup di jalan yang
lurus, yaitu jalan yang penuh kebaikan seperti diperoleh orang-orang shaleh seperti nabi dan
rasul.
Dr. Gustafe le Bond mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang paling sepadan dengan
penemuan-penemuan ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan etika sains harus didukung
dengan kekuatan iman.

Ajaran Muhammad begitu mulia dan ilmiah, beliau bukan saja dokter ruhani tapi lebih
dari itu, adalah seorang dokter modern.pemimpin negara, pemimpin dunia dan akhirat,ahli
strategi perang. Meski banyak orang yang membenci,menghina,mencemooh (karena
kebodohan dan ketidak tahuan tentangmu) tapi itu semua tidak akan mengurangi kemuliaannya
[pen].
( dikutip dari : Tabloid Nurani )

Anantomi Gerakan Wudhu Menurut Pandangan Medis

1. Rahasia Jumlah Tulang Manusia dan Ritual Wudhu

Jumlah tulang manusia dewasa ada 206 ruas (Henry Netter, 1906).Akan tetapi secara
embriologis pusat penulangan semasa kehidupan janin dalam kandungan itu ada 350-an pusat
penulangan (Leslie Brained Arey, 1934), yang kemudian banyak pusat –pusat penulangan
yang menyatu, membentuk tulang dewasa. Bilangan pusat penulangan itu dekat dengan
bilangan hari dalam satu tahun. Dalam kajian penulis, didapatkan adanya rahasia matematis
tersebut. Ada dua premis (dari hadits dan atsar) :

a. Apabila kamu ditimpa demam satu hari, kemudian kamu bersabar, kamu akan mendapat
pahala seperti ibadah satu tahun (Atsar dari Ali bin Abi Thalib)
b. Tiap – tiap ruas tulang anak adam itu ada sedekahnya setiap harinya (HR Bukhari Muslim,
termasuk Hadits Arbain)

Dari dua premis tersebut dapat dihubungkan, bahwa tubuh ini mengandung sejumlah
tulang yang mendekati bilangan hari dalam setahun. Tulang – tulang penyusun anggota
wudhu jumlahnya tertentu,
dikalikan masing – masing dengan jumlah kali pembasuhan pada ritual wudhu, akan
menghasilkan sama dengan bilangan keseluruhan jumlah tulang manusia.

Coba kita perhatikan jumlah tulang penyusun bagian – bagian tubuh yang dibasuh
saat wudhu :

a. Lengan dan tangan : 30 buah

b. Tungkai dan kaki : 31 buah

c. Wajah : 12 buah

d. Rongga mulut dan hidung : 41 buah

e. Kepala : 12 buah

Bagian tubuh poin a – d dijumlahkan menghasilkan angka 114. Angka tersebut dikalikan 3 oleh
karena pembasuhan waktu melakukan wudhu sebanyak 3 kali, menghasilkan angka 342. Poin e
tidak dikalikan 3 karena memang hanya dibasuh 1 kali. Angka 342 dijumlahkan dengan 12,
didapatkan angka 345, yakni sama dengan jumlah hari dalam 1 tahun hijiriyah, sekaligus sama
dengan jumlah seluruh tulang manusia.
2. Wudhu dan Aliran Darah Perifer
Dalam hadits riwayat empat Imam (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam
Syafi’i, Imam Ahmad Hambali) diterangkan
“Sempurnakanlah dalam berwudhu dan gosoklah sela – sela jari kalian...”
perintah ini secara medis sangat bermakna. Mengapa sela – sela jari yang disebut?,
ternyata di bagian itulah berjalan serabut saraf, arteri, vena, dan pembuluh limfe.
Penggosokan daerah sela – sela jari itu sudah barang tentu memperlancar
aliran darah perifer (terminal) yang menjamin pasokan makanan dan oksigen. Kita tahu
berapa banyak pasien yang mengalami sumbatan aliran darah dan berakibat pembusukan
jari – jari. Tidak jarang diantara mereka harus menjalani amputasi.

Selain itu, serabut saraf juga secara langsung distimulasi oleh perbuatan kita
menggosok sela – sela jari. Ujung jari sampai telapak tangan adalah bagian yang paling
sensitif, karena paling banyak mengandung simpul reseptor saraf. Tiam 1 cm2 kulit di
daerah itu, terdapat 120 – 230 ujung saraf peraba.

3. Titik – titik penting terdapat di Anggota Wudhu


Kita dapat memahami bahwa anggota wudhu yang dibasuh adalah bagian – bagian
tubuh yang biasanya banyak bersentuhan dengan dunia luar. Bagian – bagian tersebut
umumnya tidak tertutup pakaian, abhakan memang menjadi alat kontak tubuh kita dengan
lingkungan, sehingga paling banyak mengalami kontaminasi (kotoran), dan oleh karena
secara logis paling perlu dibasuh. Inilah aspek higine dalam ritual wudhu.

Disisi lain, daerah ujung lengan (siku ke bawah) dan ujung tungkai
(lutut kebawah) terdapat titik – titik penting dalam akupuntur. Seluruh organ bagian dalam
memiliki lima buah titik penting apabila dilakukan stimulasi akam memperbaiki fungsinya.
Beberapa gangguan fungsi organ juga bisa dinormalkan dengan cara menstimulasi titik –
titik penting tersebut.

“berwudhu dan gosoklah sela – sela jari kalian...”

perintah ini secara medis sangat bermakna. Mengapa sela – sela jari yang disebut?, ternyata
di bagian itulah berjalan serabut saraf, arteri, vena, dan pembuluh limfe. Penggosokan
daerah sela – sela jari itu sudah barang tentu memperlancar aliran darah perifer (terminal)
yang menjamin pasokan makanan dan oksigen. Kita tahu berapa banyak pasien yang
mengalami sumbatan aliran darah dan berakibat pembusukan jari – jari. Tidak jarang
diantara mereka harus menjalani amputasi.

Selain itu, serabut saraf juga secara langsung distimulasi oleh perbuatan kita
menggosok sela – sela jari. Ujung jari sampai telapak tangan adalah bagian yang paling
sensitif, karena paling banyak mengandung simpul reseptor saraf. Tiam 1 cm2 kulit di
daerah itu, terdapat 120 – 230 ujung saraf peraba.

4. Ear Acupunture

Akupuntur telinga berkembang menjadi suatu cabang spesialis kedokteran di China.


Menurut ilmu akupuntur telinga adalah representasi dari tubuh manusia. Bentuk telinga
serupa dengan bentuk tubuh saat masih berupa janin yang meringkuk dalam rahim ibu.
Kepalanya adalah bagian sering dipasan anting. Daerah lubang adalah rongga tubuh
tempat tersimpanya organ – organ dalam. Melakukan stimulasi seperti wudhu akan
berpengaruh baik terhadap fungsi organ dalam. Adapun lingkaran luar menggambarkan
punggung. Pemijatannya juga seakan – akan melakukan stimulasi daerah punggung dan
ruas – ruas tulang belakang.

Ilmu Brain Gym juga menjelaskan gerakan pasang telinga. Caranya, telinga digosok
– gosok sendiri dengan lembut, hingga timbul warna kemerahan dan dirasakan dengan
sensasi yang lebih hangat. Metode ini menambah konsentrasi dan daya serap belajar anak
disekolah. Akibatnya prestasi juga meningkat. Sebaiknya anak – anak diajari untuk
melakukan ini secara sadar, saat memulai belajar, baik di sekolah maupun dirumah

Manfaat Dimensi Shalat dalam Sendi


Kehidupan Manusia
Share on facebook Share on twitter Share on email Share on print More Sharing Services 5

Al Furqan – Sabtu, 28 Jumadil Awwal 1430 H / 23 Mei 2009 06:37 WIB

Berita Terkait

 Inilah Jalan-Nya; Analisa Sederhana Kebenaran Islam


 Agama Monotheis?
 Selalu ada Alasan untuk Kaya Raya
 Saatnya Koalisi Islam-Reformis melawan Koalisi Nasionalis Sekuler- Neoliberal
 Krisis Pangan atau Krisis Kemanusiaan ?

Secara etimologi, kata sholat menurut para pakar bahasa adalah bermakna doa. Shalat dengan
makna doa tersirat di dalam salah satu ayat al-Qur;an: “Dan shalatlah (mendo’alah) untuk
mereka. Sesungguhnya shalat (do’a) kamu itu ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(QS. At-Taubah: 103)

Dalam ayat ini, shalat yang dimaksud sama sekalibukan dalam makna kewajiban mendirikan
shalat yang lima waktu, melainkan dalam makna bahasanya secara asli yaitu berdoa. Shalat
diartikan dengan doa, karena pada hakikatnya shalat adalah suatu hubungan vertikal antara
hamba dengan Tuhannya, sebagaimana sabda Nabi SAW: “Sesungguhnya hamba, apabila ia
berdiri untuk melaksanakan shalat, tidak lain ia berbisik pada Tuhannya. Maka hendaklah
masing-masing di antara kalian memperhatikan kepada siapa dia berbisik”.

Adapun secara terminologi, shalat adalah sebuah ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan
gerakan yang sudah ditentukan aturannya yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri
dengan salam. Lebih jauh, definisi ini merupakan hasil rumusan dari apa yang disabdakan Nabi
SAW: “Shalatlah kalian, sebagaimana kalian melihat aku shalat”. Dengan demikian, dasar
pelaksanaan shalat adalah shalat sebagaimana yang sudah dicontohkan Nabi SAW mulai bacaan
hingga berbagai gerakan di dalamnya, sehingga tidak ada modifikasi dan inovasi dalam praktik
shalat.
Ada banyak sekali perintah untuk menegakkan shalat di dalam Al-Quran. Paling tidak tercatat
ada 12 perintah dalam Al-Quran dengan lafaz “Aqiimush-shalata” (Dirikanlah Shalat) dengan
khithab kepada orang banyak, yaitu pada surat: Al-Baqarah ayat 43, 83 dan110, An-Nisa ayat
177 dan 103, Al-An`am ayat 72, Yunus ayat 87, Al-Hajj: 78, An-Nuur ayat 56, Luqman ayat 31,
Al-Mujadalah ayat 13, dan Al-Muzzammil ayat 20. Juga,ada 5 perintah shalat dengan lafaz
“Aqimish-shalata” (Dirikanlah shalat) dengan khithab hanya kepada satu orang, yaitu pada Surat:
Huud ayat 114, Al-Isra` ayat 78, Thaha ayat 14, Al-Ankabut ayat 45, dan Luqman ayat 17.

Dalam Islam, shalat menempati posisi vital dan strategis. Ia merupakan salah satu rukun Islam
yang menjadi pembatas apakah seseorang itu mukmin atau kafir. Nabi SAW bersabda:
“Perjanjian yang mengikat antara kami dan mereka adalah mendirikan shalat. Siapa yang
meninggalkannya, maka sungguh dia telah kafir”(H.R Muslim)

Sedemikian vitalnya shalat, maka ibadah shalat dalam Islam tidak bisa diganti atau diwakilkan.
Dia wajib bagi setiap muslim laki-laki dan wanita dalam kondisi apapun: baik dalam kondisi
aman, takut, dalam keadaan sehat dan sakit, dalam keadaan bermukim dan musafir. Oleh karena
itu, pelaksanaan shalat bisa dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada keadaan pelakunya;
kalau tidak bisa berdiri boleh duduk, kalau tidak bisa duduk boleh berbaring, dan seterusnya.

Maka dari itu, shalat merupakan faktor terpenting yang menyangga tegaknya agama Islam.
Sehingga, sudah sepatutnya, umat Islam memahami maknanya dan mengetahui manfaat dimensi
shalat dalam kehidupan manusia, khususnya dimensi rohani, soasial, dan medis shalat.

Namun, sikap yang pertama kali harus ditunjukkan adalah bahwa kita wajib menjadikan shalat
sebagai suatu ibadah dulu. Kemudian setelah itu, baru mengetahui manfaatnya dalam sendi
kehidupan kita.

A. Dimensi rohani shalat

Allah SWT berfirman di dalam al-Qur’an: "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan
(yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan tegakkanlah shalat untuk mengingat-Ku."(Qs.
Thaha: 14). "(Yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah, ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah, hati menjadi tenang." (Qs. Ar-
Ra’du: 28)

Dua ayat di atas mengisyaratkan kepada kita, bahwa soal ketenangan jiwa adalah janji Allah
yang sudah pasti akan diberikan kepada orang yang shalat. Hati bisa tenang bila mengingat dan
dzikir kepada Allah, sedang sarana berdzikir yang paling efektif adalah shalat. Tentu bukan
sembarang shalat. Sebagaimana dalam ayat di atas, perintah Allah adalah tegakkan, bukan
laksanakan.

Mendirikan shalat beda dengan sekadar melaksanakan. Mendirikan shalat punya kesan adanya
suatu perjuangan, keseriuasan, kedisiplinan, dan konsentrasi tingkat tinggi. Jika sekadar
melaksanakan, tak perlu susah payah, cukup santai asal terlaksana. Itulah sebabnya Allah
memilih kata perintah “aqim” yang berarti dirikan, tegakkan, luruskan.
Maka, kualitas shalat seseorang diukur dari tingkat kekhusyu’annya, yaitu hadirnya hati dalam
setiap aktifitas shalat. Dalam hal ini Imam al-Ghazali menyebutkan enam makna batin yang
dapat menyempurnakan makna shalat, yaitu: kehadiran hati, kefahahaman akan bacaan shalat,
mengagungkan Allah, “haibah” (segan), berharap, dan merasa malu.

Shalat dapat di sebut sebagai dzikir, manakala orang yang shalatnya itu menyadari sepenuhnya
apa yang dilakukan dan apa yang diucapkan dalam shalatnya. Dengan kata lain dia tidak
dilalakani oleh hal-hal yang membuat shalatnya tidak efektif dan komunikatif. Dalam hadist
riwayat Abu Hurairah di sebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Berapa banyak orang
yang melaksanakan shalat, keuntungan yang diperoleh dari shalatnya, hanyalah capai dan
payah saja." (HR. Ibnu Majah).

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa yang lebih penting dan utama dalam shalat itu bukan
gerakan fisik, akan tetapi gerakan batin. Gerakan fisik bisa diganti atau ditiadakan jika memang
tidak mampu. Tapi dzikir kepada Allah tetap harus berjalan, kapanpun dan bagaimanapun juga.
Seorang yang tidak mampu berdiri karena sakit, bisa mengganti gerakan berdirinya dengan
hanya duduk, mengganti gerakan ruku’nya dengan isyarat sedikit membungkuk. Demikian juga
sujudnya. Tidak bisa berdiri diperbolehkan duduk. Tidak bisa duduk dengan berbaring dan
sebagainya.Sedangkan gerakan batin tidak bisa di ganti. Ini yang mutlak harus ada. Tanpa
kehadiran hati, shalat hanya merupakan gerakan tanpa arti.

Itulah sebabnya Allah SWT memberi ancaman yang cukup keras kepada kita, dengan kata yang
amat pedas, "Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu mereka yang lalai dalam
shalatnya." (Qs. al-Maa’uun: 4-5)

Jadi, janji-janji Allah SWT kepada orang yang shalat, seperti: ketenangan batin, ketentraman hati
dan apalagi pahala tidak serta merta diberikan Allah begitu saja. Ada syarat-syarat tertentu yang
harus dipenuhi terlebih dahulu. Bagi yang lalai dalam shalatnya bukan saja tidak bakal
mendapatkan janji-janji tadi, malah ada ancaman keras dari Allah SWT.

B. Dimensi sosial shalat

Allah SWT berfirman: “Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan munkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) lebih besar
(keutamaannya dari ibadah-ibadah lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Qs.
Al-Ankabuut:45)

Dengan jelas ayat di atas mengisyaratkan bahwa salah satu pencapaian yang dituju oleh adanya
kewajiban shalat adalah bahwa pelakunya menjadi tercegah dari kemungkinan berbuat jahat dan
keji. Ini mengindikasikan bahwa shalat merupakan salah satu rukun Islam yang mendasaar dan
pijakan utama dalam mewujudkan sistem sosial Islam. Kemalasan dan keengganan
melaksanakan salat disamping sebagai tanda-tanda kemunafikan, dan semakin lunturnya
imannya seseorang, dalam skala besar merupakan tahapan awal kehancuran komunitas muslim.
Karena secara empirik shalat merupakan faktor utama dalam proses penyatuan dan
pembangunan kembali kekuatan-kekuatan komunitas muslim yang sebelumnya rusak dan
terpencar-pencar sebagai akibat melalaikan mendirikan salat.
Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda: "Sholat adalah tiang agama, barang siapa
menegakkannya, maka ia telah menegakkan agama, dan barang siapa merobohkannya, maka ia
telah merobohkan agama." (HR. Imam Baihaqi). Hal ini mengindikasikan bahwa kekokohan
sendi-sendi soasial masyarakat muslim akan sangat tergantung kepada sejauh mana mereka
menegakkan shalat yang sebenar-benarnya. Apabila hal ini tidak menjadi prioritas utamanya,
maka kekeroposan sendi-sendi sosial kemasyarakatan akan menghinggapinya, yang berlanjut
kepada kehancuran umat Islam itu sendiri. Karena suatu bangunan itu kuat, ketika tiangnya
kokoh.

Shalat diakhiri dengan salam, hal ini mengindikasikan bahwa setelah seorang hamba melakukan
hubungan (komunikasi) yang baik dengan Allah, maka diharapkan hubungan yang baik tersebut
juga berdampak pada hubungan yang baik kepada sesama manusia. Dengan kata lain, jika
seorang hamba dengan penuh kekhusyu’an dan kesungguhan menghayati kehadiran Tuhan pada
waktu shalat, maka diharapkan bahwa penghayatan akan kehadiran Tuhan itu akan mempunyai
dampak positif pada tingkah laku dan pekertinyadalam kehidupan bermasyarakat.

Hal ini diwujudkan dengan jaminan melakukan apa saja yang dibenarkan syariah guna
membantu saudara-saudaranya yang memang butuh bantuan. Yang kaya membantu yang miskin,
yang kuasa membantu yang teraniaya, yang berilmu membantu yang masih belajar, supaya
terjadi saling hubungan yang serasi dan harmonis, Orang yang salatnya baik, tidak akan pernah
mengeluarkan ucapan dan atau perbuatan kepada sesamanya, yang maksudnya memang jelek.

Orang yang salatnya baik, akan bertindak santun dengan sahabatnya, tetangganya dan siapapun
juga, akan menghormati tamunya dengan penuh perhatian, dan akan bertindak dan bertaaruf
secara santun dengan saudaranya sesama manusia apalagi terhadap saudaranya seiman, dengan
tanpa membedakan baju dan golongannya. Orang yang salatnya bagus bukan sekedar membekas
hitam di keningnya, lebih dari itu adalah bagaimana mengimplementasikan kasih sayangnya
kepada lingkungannya (rohmatun lilalamin).

Orang yang salatnya baik justru dituntut lebih banyak kiprahnya dalam kehidupan sosial. Keliru
besar jika mereka yang shalat, hanya mengelompok, menyendiri dan mengexklusifkan diri
seolah hidup dalam ruang hampa sosial, dan menafikan dan terkesan merendahkan pihak lain.
Sungguh Allah membenci dan tidak menyukai orang-orang yang membanggakan dirinya,
angkuh, sombong dan merasa paling baik, paling suci dibanding dengan yang lain. Intinya orang
yang sholatnya baik adalah tercermin dalam amal salehnya di luar sholat.

C. Dimensi medis shalat

Rasulullah SAW bersabda: “Bagaimana pendapatmu apabila seandainya di depan pintu salah
seorang di antara kalian terdapat sungai, dimana ia mandi pada sungai tersebut setiap hari
sebanyak lima kali, adakah daki yang akan tersisa pada badannya? Mereka menjawab: “Daki
mereka tidak akan tersisa sedikitpun”. Rasulullah bersabda: “Demikianlah perumpamaan
shalat lima waktu, Allah menghapuskan dosa-dosa dengannya” (H.R Bukhari Muslim)

Sebuah riset di Amerika yang diadakan Medical Center di salah satu universitas di sana ‘Pyok’ –
seperti dilansir situs ‘Laha’- menegaskan,bahwa shalat dapat memberikan kekuatan terhadap
tingkat kekebalan tubuh orang-orang yang rajin melaksanakannya melawan berbagai penyakit,
salah satunya penyakit kanker. Riset itu juga menegaskan, adanya manfaat rohani, jasmani dan
akhlak yang besar bagi orang yang rajin shalat.

Riset itu mengungkapkan, tubuh orang-orang yang shalat jarang mengandung persentase tidak
normal dari protein imun Antarlokin dibanding orang-orang yang tidak shalat. Itu adalah protein
yang terkait dengan beragam jenis penyakit menua, di samping sebab lain yang mempengaruhi
alat kekebalan tubuh seperti stres dan penyakit-penyakit akut.

Para peneliti ini meyakini bahwa secara umum ibadah dapat memperkuat tingkat kekebalan
tubuh karena menyugesti seseorang untuk sabar, tahan terhadap berbagai cobaan dengan jiwa
yang toleran dan ridha. Sekali pun cara kerja pengaruh hal ini masih belum begitu jelas bagi para
ilmuan, akan tetapi cukup banyak bukti atas hal itu, yang sering disebut sebagai dominasi akal
terhadap tubuh. Bisa jadi melalui hormon-hormon alami yang dikirim otak ke dalam tubuh di
mana orang-orang yang rajin shalat memiliki alat kekebalan tubuh yang lebih aktif daripada
mereka yang tidak melakukannya.

Di samping itu, ada beberapa hasil riset medis yang memfokuskan pada gerakan-gerakan shalat,
misalnya: gerakan takbiratul ihram berhasiat melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan
kekuatan otot lengan. Gerakan rukuk bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi dan
fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. I’tidal yang
merupakan variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud merupakan latihan pencernaan yang
baik. Pada waktu sujud aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak dan posisi
jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak, maka
aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Duduk yang terdiri dari dua macam, yaitu
iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir) yang perbedaannya terletak pada posisi
telapak kaki juga memiliki manfaat medis, saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang
terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius, posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha
yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan, sedangklan duduk tawarruk sangat
baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria
(prostata) dan saluran vas deferens, jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah
impotensi. Gerakan salam, berupa memutarkan kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal,
bermanfaat sebagai relaksasi otot sekitar leher dan kepala untuk menyempurnakan aliran darah di
kepala yang bisa mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

Dari sini bisa di ambil konklusi, bahwa tidak terlalu sulit dipahami jika orang yang intens
komunikasinya dengan Allah, melalui shalat yang khusyu’ sebagai sarananya, akan berhasil
mencapai kemenangan dan keberhasilan di berbagai sendi kehidupan.

Sebab, pada saat shalat seorang hamba sedang ada dalam komunikasi langsung dengan sumber
energi dan kekuatan, yaitu Allah SWT. Jika kita sudah dekat dengan sumber energi dan sumber
kekuatan itu, maka dengan izin-Nya energi dan kekuatan itu akan mengalir ke dalam diri kita.
Sehingga dari sana kemenangan dunia dan akhirat yang kita cita-citakan insyaallah bisa dicapai.

Anda mungkin juga menyukai