Pertanyaan:
Dari: Ika/Novi
Jawaban:
Terdapat beberapa hadis yang menunjukkan larangan meniup makanan atau minuman.
Diantaranya,
1. Hadis dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang bernafas di dalam gelas atau meniup isi gelas. (HR.
Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).
An-Nawawi mengatakan,
والنهي عن التنفس في اإلناء هو من طريق األدب مخافة من تقذيره ونتنه وسقوط شئ من الفم واألنف فيه ونحو ذلك
Larangan bernafas di dalam gelas ketika minum termasuk adab. Karena dikhawatirkan akan
mengotori air minum atau ada sesuatu yang jatuh dari mulut atau dari hidung atau semacamnya.
(Syarh Shahih Muslim, 3/160)
فأنفاس النافخ: وأما النفخ في الشراب فإنه يكسبه من فم النافخ رائحة كريهة يعاف ألجلها وال سيما إن كان متغير الفم وبالجملة
تخالطه ولهذا جمع رسول هللا صلى هللا عليه و سلم بين النهي عن التنفس في اإلناء والنفخ فيه
Meniup minuman bisa menyebabkan air itu terkena bau yang tidak sedap dari mulup orang yang
meniup. Sehingga membuat air itu menjijikkan untuk diminum. Terutama ketika terjadi bau
mulut. Kesimpulannya, nafas orang yang meniup akan bercampur dengan minuman itu. Karena
itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkan larangan bernafas di dalam gelas
dengan meniup isi gelas. (Zadul Ma’ad, 4/215).
Memperhatikan alasan yang disampaikan oleh An-Nawawi dan Ibnul Qoyim tentang mengapa
kita dilarang meniup makanan, bisa kita simpulkan bahwa menggunakan kipas dalam hal ini
dibolehkan. Dengan syarat, kipas yang digunakan bukan kipas yang berdebu, yang kotor,
sehingga justru menyebarkan penyakit pada makanan atau minuman