Anda di halaman 1dari 1

Kisah Perjalanan Nabi Muhammad dalam Peristiwa Isra Miraj

Pada peristiwa ini, Rasulullah berkesempatan untuk bertemu dengan Allah secara langsung.
Lalu, bagaimana latar belakang terjadinya Isra Miraj?
Peristiwa Isra Miraj terjadi setelah dua orang yang paling Rasulullah cintai meninggal dunia.
Kedua orang tersebut adalah paman Rasul yang bernama Abu Thalib dan istri Rasul yang
bernama Siti Khadijah.
Keduanya dikenal sebagai orang paling membela selama dakwah Rasulullah di Mekah.
Sepeninggal Abu Thalib dan Khadijah, perjalanan dakwah Rasulullah semakin terasa sulit.
Itu karena tidak ada lagi orang yang membela beliau dan menjadi pelipur laranya. Pada
akhirnya Allah merencanakan perjalanan spiritual untuk Rasulullah.
Isra Miraj adalah perjalanan spiritual untuk bertemu langsung dengan Allah SWT dan melihat
singgasana-Nya. Maka sebelum melakukannya, ada rangkaian spiritual yang harus dilalui
Rasulullah lebih dulu.
Ritual spiritual dimulai ketika Malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil turun ke bumi, menghampiri
Rasulullah SAW di suatu malam. Dengan secepat kilat mereka membawa Rasulullah ke
sumur zamzam di Mekah.
Kemudian mereka memperlakukan Rasulullah dengan lembut dan meminta izin kepada
beliau untuk membelah dadanya. Selanjutnya Jibril membasuh hati Rasulullah dengan air
zamzam.
Jibril mengeluarkan wadah berisi iman dan hikmah. Ia menuangkan seluruh isi dalam wadah
tersebut ke hati Nabi, sehingga ilmu hikmah, ilmu yakin, dan Islam telah mengkristal dengan
hati Rasulullah.
Persiapan sudah selesai, selanjutnya Rasulullah dibawa oleh Para Malaikat menuju Sidratul
Muntaha menggunakan kendaraan bernama buroq.
Seekor binatang putih bertubuh lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bagal, dengan dua
sayap di antara kedua kakinya.
Kemudian Rasulullah pun pergi meninggalkan Mekah. Selama perjalanan, beliau singgah ke
beberapa tempat yang tidak pernah dilihat sebelumnya.
Setiap tempat yang beliau singgahi dijelaskan nilai-nilai historisnya oleh Jibril. Rasulullah
pun diperkenankan melakukan salat sunnah dua rakaat di masing-masing tempat.
Kemudian Rasulullah juga diperlihatkan azab-azab seorang hamba yang durhaka dengan
masing-masing jenis dosanya. Tempat dan peristiwa yang disaksikan Rasulullah itu menjadi
pelajaran (ibrah) yang berharga untuk beliau.
Setelah melakukan perjalanan Isra, Rasulullah dan Malaikat Jibril pun melanjutkan
perjalanannya ke Sidratul Muntaha, yaitu lapisan langit ke tujuh. Perjalanan spiritual ini
dinamakan dengan Miraj.
Jibril memeluk Rasulullah dan mencium bagian kening di antara kedua mata beliau sembari
berucap, "Naiklah Muhammad! Engkau adalah tamu yang mulia dan akan menghadap Tuhan
Yang Maha Mulia." Tanpa jeda yang lama Rasulullah dan Jibril melangkahkan kaki menaiki
Mikraj.
Begitu kedua kaki beliau tepat menginjak tangga yang pertama, tangga itu bergerak naik
sendiri membawa Rasulullah dan Jibril terbang menembus awan. Mereka pun melakukan
perjalanan menuju langit ke tujuh.
Di setiap tingkatan langit, Rasulullah menyaksikan pemandangan yang luar biasa. Beliau
bertemu dengan para Nabi terdahulu bersama pengikutnya yang saleh.
Langit demi langit beliau lalui, hingga Rasulullah mencapai puncaknya di langit ke tujuh atau
Sidratul Muntaha, bahkan Jibril tidak dapat melampauinya.
Rasulullah pun bertemu dengan Allah SWT dan diberikan perintah salat oleh-Nya sebanyak
50 rakaat.
Kemudian Rasulullah melakukan negosiasi terkait jumlah rakaat dengan meminta saran
kepada Nabi Musa AS. Hingga akhirnya dari peristiwa Isra Miraj itu tercetuslah perintah
salat lima waktu yang diwajibkan bagi setiap umat Islam.

Anda mungkin juga menyukai