Anda di halaman 1dari 6

TUGAS QUR’AN HADIST

PERINGATAN ISRA’ MI’RAJ NABI MUHAMAD SAW

Disusun oleh

Nama : Faizah Tri Astiti

No Absen : 11

Kelas : XII IPA 4

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SRAGEN

TAHUN AJARAN 2021/2021


Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw.

Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab dan Prof. Dr.K.H Nasarudin


Umar,M.A.

Kejadian isra' dan mi'raj terjadi setahun sebelum hijrah nabi ke kota
Madinah. Tepatnya tahun 12 dari masa penobatan nabi. Kisah isra' mi'raj dikisahkan
oleh Allah SWT dan dinamakan surat Al-Qur'an dengan kejadian tersebut surat Al-
Isra’, surat ke 17 dalam Al-Qur'an. Di dalam Al-Isra‘ ayat 1, yang artinya: “Maha Suci
Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil
Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Sementara itu, Mi’raj secara bahasa artinya adalah naik. Secara istilah adalah
naiknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke sidratul muntaha. Dalam Al
Qur’an, mi’raj ini disinggung dalam surat An Najm.“Dan sesungguhnya Muhammad
telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di
Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril)
ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya
(muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.
Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya
yang paling besar.” (QS. An-Najm: 13-18)

Malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil turun ke bumi, menghampiri Rasulullah


SAW di suatu malam. Dengan secepat kilat mereka membawa Rasulullah ke sumur
zamzam di Mekah. Kemudian mereka memperlakukan Rasulullah dengan lembut
dan meminta izin kepada beliau untuk membelah dadanya.

Selanjutnya Jibril membasuh hati Rasulullah dengan air zamzam. Jibril


mengeluarkan wadah berisi iman dan hikmah. Ia menuangkan seluruh isi dalam
wadah tersebut ke hati Nabi, sehingga ilmu hikmah, ilmu yakin, dan Islam telah
mengkristal dengan hati Rasulullah. Persiapan sudah selesai, selanjutnya Rasulullah
dibawa oleh Para Malaikat menuju Sidratul Muntaha menggunakan kendaraan
bernama buroq.

Seekor binatang putih bertubuh lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari
bagal, dengan dua sayap di antara kedua kakinya. Kemudian Rasulullah pun pergi
meninggalkan Mekah. Selama perjalanan, beliau singgah ke beberapa tempat yang
tidak pernah dilihat sebelumnya. Setiap tempat yang beliau singgahi dijelaskan nilai-
nilai historisnya oleh Jibril.

Rasulullah pun diperkenankan melakukan salat sunnah dua rakaat di masing-


masing tempat. Kemudian Rasulullah juga diperlihatkan azab-azab seorang hamba
yang durhaka dengan masing-masing jenis dosanya. Tempat dan peristiwa yang
disaksikan Rasulullah itu menjadi pelajaran (ibrah) yang berharga untuk beliau.

Setelah melakukan perjalanan Isra, Rasulullah dan Malaikat Jibril pun


melanjutkan perjalanannya ke Sidratul Muntaha, yaitu lapisan langit ke tujuh.
Perjalanan ini dinamakan dengan Miraj. Jibril memeluk Rasulullah dan mencium
bagian kening di antara kedua. Tanpa jeda yang lama Rasulullah dan Jibril
melangkahkan kaki menaiki Mikraj.

Begitu kedua kaki beliau tepat menginjak tangga yang pertama, tangga itu
bergerak naik sendiri membawa Rasulullah dan Jibril terbang menembus awan.
Mereka pun melakukan perjalanan menuju langit ke tujuh. Di setiap tingkatan langit,
Rasulullah menyaksikan pemandangan yang luar biasa. Beliau bertemu dengan para
Nabi terdahulu bersama pengikutnya yang saleh.

Langit demi langit beliau lalui, hingga Rasulullah mencapai puncaknya di


langit ke tujuh atau Sidratul Muntaha, bahkan Jibril tidak dapat melampauinya.
Rasulullah pun bertemu dengan Allah SWT dan diberikan perintah salat oleh-Nya
sebanyak 50 rakaat.

Kemudian Rasulullah melakukan negosiasi terkait jumlah rakaat dengan


meminta saran kepada Nabi Musa AS. Hingga akhirnya dari peristiwa Isra Miraj itu
tercetuslah perintah salat lima waktu yang diwajibkan bagi setiap umat Islam.

Isra' mi'raj adalah satu peristiwa yang mempunyai 2 sisi yaitu ada isra' dari
masjidil haram ke masjidil aqsa kemudian dari sana itu Mi'raj . Isra tidak boleh
diingkari adanya , jika ada yang mengingkarinya dinilai keluar dari islam . Isra'
perjalanan malam ,memperjalankan malam hambanya. Isra’ perjalanan
horizontal,mi’raj adalah perjalanan vertikal . sehingga perjalanan yang penting
adalah mi’raj daripada isra’.

Terdapat 2 istilah berhenti. Berhenti dalam arti translate adalah wukuf.


Ketika kita berada di Arafah istilahnya adalah wukuh di arafah, karena kita masih
akan melanjutkan perjalanan kita setelah di padang arafah menuju ke
musdalifah,dari musdalifah kita bermalam di Mina dan wukuf artinya itu berhenti
dalam pemberhentian menengah. Saat sudah mencapai puncak bukan lagi wukuf
tetapi usul wassalah . Wassalah artinya sampai usulun artinya sudah samai
kepuncaknya. Banyak orang yang keliru saat sudah sampai diwukuf menganggap itu
adalah wusul. Untuk perjalanan menuju atas atau puncak itu bertingkat-tingkat
seperti halnya mendaki gunung .
‘aabidun adalah penyembah berhala , ‘aabiidun adalah menyembah Allah
dan berhala atau keercayaan nenek moyang, ‘abdun hanya menyembah Allah tidak
ada sekutu baginya dan tidak menyembah berhala . jadi , oang yang masih sinkretik
tidak mungkin bisa mi’raj,yang bisa mi’raj adalah hamba yang ikhlas hanya
beribadah kepada Allah bukan kepada mistik-mistik kekuatan gaib tertentu selain
Allah. Seluruh ‘abdun berpotensi untuk mi’raj. Rasullah bersabda “Shalat itu mi’raj
nya orang-orang beriman”. Tidak semua hamba itu mi’raj,hanya hamba yang
menempel dengan Tuhan-Nya dan menyatu dengan Tuhan-Nya Mi’raj.

Ketika ingin mi’raj jangan gunakan energy maskulin ,gunakanlah energy


feminim. Feminity is the super power not masculinity. Orang yang menyimpan
keangkuhan di dalam batinnya tidak akan bisa mencium bau surga,tetapi orang
yang hanyut dengan cinta kepada-Nya , orang yang spiritualitinya tinggi , orang yang
emosianalnya cerdas maka akan lebihh cepat melejit naik keatas. Itu adalah contoh
rahasia dari al-lail. Malam hari adalah waktu yang bagus untuk beribadah.

Pada umumnya ayat-ayat Al-Qur’an lebih banyak diturunkan pada malam


hari artinya Allah lebih dekat hambanya dimalam hari dibandingkan di siang hari.
Jadi, jika ketika ingin berdoa lebih gampang diterima Allah maka berdoa di malam
hari. Jarak antara Allah dan hambanya di malam hari lebih dekat daripada di siang
hari.

Ketika sudah mi’raj,selain mendapat berkah juga mendapatkan kekuatan


untuk melihat dengan menggunakan matanya sendiri. Ketika ada orang yang tidak
membedakan sholat fardu dan sholat sunah semua dilakukan seperti wajib baginya,
meninggalkan sholat sunahnya seperti meninggalkan sholat fardu, meninggalkan
senin kamis seperti meninggalkan puasa ramadhan, hati-hati dengan orang tersebut.
Karena dia bisa meminjam mata Allah untuk melihat , telinga Tuhan untuk
mendengarkan. Tidak ada gunanya untuk membohongi orang yang dekat dengan
Allah, berkamuflase seperti apapun juga akan terbaca.

Orang yang dekat dengan Allah akan tembus pandang , tetapi tidak
semuanya tapi sebagian. Perjalan dibagi menjadi dua bagian yaitu perjalanan turun
dan perjalanan naik (pergerakan keatas).

Jadi syarat untuk mi’raj itu adalah :

- Harus ‘abdun
- Harus ada huruf ba (kedekatn)
- Lailan(malam,
keheningan,kesahduan,kepasrahan,kerinduan,kedekatan,kekhusyukan).
- Dari masjid ke masjid

Anda mungkin juga menyukai