Anda di halaman 1dari 25

Peristiwa Isra Miraj, Kisah Lengkap, Hikmah dan Ibrahnya

Isra Miraj merupakan peristiwa maha dahsyat yang dialami Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Sebelumnya, tak ada satu pun manusia yang mengalaminya. Menempuh
perjalanan superkilat lalu naik ke langit hingga sidratul muntaha.

Banyak peristiwa yang dialami Rasulullah sewaktu isra miraj sejak pemberangkatan
hingga kembali. Apa saja peristiwa itu, bagaimana kisahnya dan hikmah serta ibrah apa
saja yang bisa dipetik? Berikut ini pembahasan lengkapnya.

Arti Isra’ Mir’aj

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, isra (‫ )اسرى‬atau sara (
‫ )سرى‬artinya adalah perjalanan di malam hari. Secara istilah, isra’ adalah perjalanan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu malam dari Masjidil Haram di
Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina.

‫ار ْك َنا َح ْولَ ُه لِ ُن ِر َي ُه مِنْ َآ َيا ِت َنا ِإ َّن ُه ه َُو ال َّسمِي ُع ْالبَصِ ي ُر‬ َ ‫ان الَّذِي َأسْ َرى ِب َع ْب ِد ِه َل ْياًل م َِن ْال َمسْ ِج ِد ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َمسْ ِج ِد اَأْل ْق‬
َ ‫صى الَّذِي َب‬ َ ‫ُسب َْح‬

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Isra‘: 1)

Mi’raj secara bahasa artinya adalah naik. Secara istilah adalah naiknya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam ke sidratul muntaha. Dalam Al Qur’an, mi’raj ini disinggung
dalam surat An Najm.

‫َولَ َق ْد َرَآهُ َن ْزلَ ًة ُأ ْخ َرى‬


‫عِ ْندَ سِ ْد َر ِة ْال ُم ْن َت َهى‬
‫عِ ْندَ َها َج َّن ُة ْال َمْأ َوى‬
‫ِإ ْذ َي ْغ َشى الس ِّْد َر َة َما َي ْغ َشى‬
‫ص ُر َو َما َط َغى‬ َ ‫اغ ْال َب‬
َ ‫َما َز‬
‫ت َر ِّب ِه ْال ُكب َْرى‬ ِ ‫لَ َق ْد َرَأى مِنْ َآ َيا‬

“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada
waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal,
(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang
meliputinya. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan
tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda
(kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm: 13-18)

Ketika menafsirkan ayat ini, Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan bahwa sidratul
muntaha adalah tempat tertinggi di langit yang menjadi batas ujung pengetahuan dan
amal aktifitas para makhluk. Tidak seorang makhluk pun mengetahui apa yang ada di
belakangnya.

“Tempat ini diserupakan dengan as sidrah yang artinya pohon nabk karena mereka
berkumpul di bawah teteduhannya. Di dekat sidratul muntaha ada surga Al Ma’wa yakni
tempat tinggal arwah orang-orang mukmin yang bertaqwa,” terang Syaikh Wahbah Az
Zuhaili.

Tanggal Terjadinya Isra Miraj

Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri dalam Sirah Nabawiyah-nya, Ar Rahiqul


Makhtum, menjelaskan enam pendapat kapan terjadinya Isra miraj.

1. Peristiwa Isra’ terjadi pada tahun ketika Rasulullah mendapatkan wahyu pertama. Ini
merupakan pendapat Ath Thabari.

2. Isra miraj terjadi lima tahun setelah Rasulullah diutus menjadi Nabi. Pendapat ini
dikuatkan oleh An Nawawi dan Al Qurthubi.

3. Isra miraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun 10 kenabian. Pendapat ini dipilih oleh
Allamah Al Manshurfuri.

4. Peristiwa ini terjadi 16 bulan sebelum hijrah, tepatnya pada bulan Ramadhan tahun
12 kenabian.

5. Peristiwa ini terjadi 1 tahun 2 bulan sebelum hijrah, tepatnya pada bulan Muharram
tahun 13 kenabian.

6. Terjadi 1 tahun sebelum hijrah, tepatnya pada bulan Rabiul Awal tahun 13 kenabian.

Prof. Dr. Muhammad Sameh Said dalam buku Sirah Nabawiyah-nya, Muhammad Sang
Yatim, menjelaskan bahwa peristiwa isra miraj terjadi pada malam 27 Rajab, namun
para ulama berbeda pendapat mengenai tahunnya.
Sedangkan Prof. Dr. Muhammad Ali Ash Shalabi dalam buku Sirah Nabawiyah-nya
menegaskan bahwa isra miraj terjadi satu tahun sebelum hijrah ke Madinah.

Isra Miraj sebagai Tasliyah

Isra miraj merupakan tasliyah (hiburan) dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang dilanda duka hingga menyebut amul huzn
(tahun duka cita).

Mengapa beliau berduka? Ada beberapa sebab. Pertama, istri beliau Khadijah
radhiyallahu ‘anha wafat pada bulan Ramadhan tahun 10 kenabian.

Khadijah adalah istri pertama Rasulullah yang sangat beliau cintai. Sejak Rasulullah
mendapat wahyu, Khadijah adalah orang pertama yang mendukung beliau. Ketika
kembali dari gua hira’ dalam kondisi demam, Rasulullah minta kepada Khadijah
“zammilunii.. zammilinuii..” Selimuti aku… selimuti aku. Lalu Khadijah menyelimuti
beliau, menenangkan beliau, memotivasi dan membangkitkan optimisme bahwa yang
datang kepada beliau adalah kebaikan.

Khadijah merupakan orang yang pertama beriman dan mendukung dakwah beliau.
Saat Rasulullah membutuhkan dana untuk dakwahnya entah memerdekakan budak,
membantu fakir miskin atau keperluan lainnya, Khadijah yang mensupport beliau
dengan hartanya. Khadijah pula yang memberi beliau keturunan termasuk Fatimah.
Khadijah pula yang dengan kedudukan mulianya melindungi Rasulullah.

Maka wafatnya Khadijah merupakan duka tersendiri bagi Rasulullah. Bagaimana


mungkin kehilangan pendamping hidup sejati dan pendukung dakwah hakiki bukan
sebuah duka?

Tak berselang lama setelah Khadijah wafat, paman beliau Abu Thalib juga wafat.
Meskipun tidak mau masuk Islam, Abu Thalib adalah pembela sejati Rasulullah. Beliau
yang senantiasa pasang badan saat orang-orang kafir Quraisy menyakiti Rasulullah
atau hendak mencelakakannya.

Sepeninggal Khadijah dan Abu Thalib, posisi Rasulullah semakin terjepit. Intimidasi
kafir Quraisy semakin menjadi-jadi. Dakwah di Makkah serasa tidak lagi memiliki celah
untuk bergerak.
Namun Rasulullah tak mau berdiam diri. Dakwah di Makkah dibatasi, beliau pun
berupaya dakwah ke luar Makkah. Beliau pergi ke Thaif dengan harapan di sana
dakwah diterima. Namun apa yang terjadi? Penduduk Thaif justru mengusir Rasulullah
dan melempari dengan batu hingga kaki beliau berdarah.

Setelah mengalami amul huzn inilah, Allah Subhanahu wa Ta’ala meng-isra’-kan


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau diperlihatkan tanda-tanda kekuasaan
Allah mulai dari perjalanan yang super kilat ke Baitul Maqdis, mengimami para Nabi di
sana, lantas naik ke sidratul muntaha, bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
mendapat perintah sholat lima waktu, juga diperlihatkan surga dan neraka. Semua
rangkaian peristiwa itu merupakan tasliyah bagi beliau.

Kisah Lengkap Isra Miraj

Usai shalat isya’ dan beristirahat sejenak, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang
saat itu berbaring di Masjidil Haram didatangi malaikat Jibril. Dada beliau dibelah.

“Lalu hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air zamzam kemudian dikembalikan ke
tempatnya dan memenuhinya dengan iman dan hikmah,” sabda beliau dalam riwayat
Imam Bukhari dari Malik bin Sha’sha’ah.

Setelah itu didatangkanlah buraq yang nantinya menjadi kendaraan beliau sewaktu isra.
Buraq satu akar kata dengan barq yang artinya kilat.

“Didatangkan kepadaku Buraq –yakni seekor tunggangan berwarna putih, tinggi, lebih
tinggi dari keledai dan lebih pendek dari bighal, ia meletakkan langkahnya sejauh
pandangannya,” sabda Rasulullah dalam riwayat Imam Muslim dari Anas bin Malik.

Setiba di Masjidil Aqsa, beliau shalat dua rakaat, mengimami ruh para Nabi. Usai shalat
dan keluar dari Masjid Al Aqsa, Malaikat Jibril datang membawa dua wadah minuman.
Satu berisi susu dan satu lagi khamar. Rasulullah pun memilih susu. “Sungguh engkau
telah memilih kesucian,” kata Jibril dalam lanjutan hadits tersebut.

Mi’raj pun dimulai. Rasulullah naik buraq bersama Jibril hingga tiba di langit pertama.
Mari kita simak kisah beliau dalam hadits yang panjang, lanjutan dari hadits Shahih
Bukhari dari Malik bin Sha’sha’ah di atas.

“Lalu aku dibawa di atas punggung Buraq dan Jibril pun berangkat bersamaku hingga
aku sampai ke langit dunia lalu dia meminta dibukakan pintu langit.
Dia ditanya, “Siapakah ini?”
Ia menjawab, “Jibril.”
Jibril ditanya lagi, “Siapakah yang bersamamu?”
Jibril menjawab, “Muhammad.”
“Apakah dia telah diutus?”
“Dia telah diutus.”
Kami pun dibukakan pintu, lalu aku bertemu Nabi Adam ‘alaihis salam. Ia menyambutku
dan mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit kedua. Maka Jibril minta
dibukakan pintu.
“Siapakah ini?”
“Jibril”
“Siapakah yang bersamamu?”
“Muhammad.”
“Apakah dia telah diutus kepadaNya?”
“Dia telah diutus kepadaNya.”
Kami pun dibukakan pintu, lalu aku bertemu dengan dua orang sepupuku yaitu Isa bin
Maryam dan Yahya bin Zakaria ‘alaihimussalam. Maka keduanya menyambutku dan
mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit ketiga. Maka Jibril minta
dibukakan pintu.
“Siapakah ini?”
“Jibril”
“Siapakah yang bersamamu?”
“Muhammad.”
“Apakah dia telah diutus kepadaNya?”
“Dia telah diutus kepadaNya.”
Kami pun dibukakan pintu, lalu aku bertemu Nabi Yusuf yang telah dianugerahi
setengah dari ketampanan manusia sejagat. Maka Yusuf menyambutku dan
mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit keempat. Maka Jibril minta
dibukakan pintu.
“Siapakah ini?”
“Jibril”
“Siapakah yang bersamamu?”
“Muhammad.”
“Apakah dia telah diutus kepadaNya?”
“Dia telah diutus kepadaNya.”
Kami pun dibukakan pintu, lalu aku bertemu Nabi Idris ‘alaihissalam. Ia menyambutku
dan mendoakan kebaikan untukku. Allah telah berfirman untuknya, “dan kami telah
mengangkatnya ke tempat yang tinggi.”

Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit kelima. Maka Jibril minta
dibukakan pintu.
“Siapakah ini?”
“Jibril”
“Siapakah yang bersamamu?”
“Muhammad.”
“Apakah dia telah diutus kepadaNya?”
“Dia telah diutus kepadaNya.”
Kami pun dibukakan pintu, lalu aku bertemu Nabi Harun. Dia menyambutku dan
mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit keenam. Maka Jibril minta
dibukakan pintu.
“Siapakah ini?”
“Jibril”
“Siapakah yang bersamamu?”
“Muhammad.”
“Apakah dia telah diutus kepadaNya?”
“Dia telah diutus kepadaNya.”
Kami pun dibukakan pintu, lalu aku bertemu Nabi Musa lalu dia menyambutku dan
mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit ketujuh. Maka Jibril minta
dibukakan pintu.
“Siapakah ini?”
“Jibril”
“Siapakah yang bersamamu?”
“Muhammad.”
“Apakah dia telah diutus kepadaNya?”
“Dia telah diutus kepadaNya.”
Kami pun dibukakan pintu, lalu aku bertemu dengan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang
sedang menyandarkan punggungnya di Baitul makmur. Di mana tempat itu setiap
harinya dimasuki oleh 70.000 malaikat dan mereka tidak kembali lagi sesudahnya.
Kemudian Buraq tersebut pergi bersamaku ke sidratul muntaha yang lebar daun-
daunnya seperti telinga gajah dan besar buah-buahnya seperti tempayan besar.
Tatkala perintah Allah memenuhi sidratul muntaha, sidratul muntaha berubah dan tidak
ada seorangpun dari makhluk Allah yang bisa menjelaskan sifat-sifat Sidratul Muntaha
karena keindahannya. Maka Allah memberiku wahyu dan mewajibkan kepadaku sholat
50 kali dalam sehari semalam.

Kemudian aku turun dan bertemu Musa lalu ia bertanya, “Apa yang diwajibkan Rabbmu
terhadap umatmu?”
Aku menjawab, “Sholat 50 kali.”
Musa berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu, mintalah keringanan karena
sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu. Sesungguhnya aku telah
menguji Bani Israel dan aku telah mengetahui bagaimana kenyataan mereka.”
“Aku akan kembali kepada Rabbku.”

Lalu aku memohon, “Ya Rabb, berilah keringanan kepada umatku.” Aku diberi
keringanan lima sholat. Lalu aku kembali kepada Musa ‘alaihis salam.
Aku berkata kepadanya, “Allah telah memberikan keringanan lima kali.”
Musa mengatakan, “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu,
maka kembalilah kepada Rabbmu dan minta keringanan.”

Aku terus bolak-balik antara Rabbku dengan Musa hingga Rabbku berfirman, “Wahai
Muhammad sesungguhnya kewajiban sholat itu lima kali dalam sehari semalam. Setiap
sholat mendapat pahala 10 kali lipat, maka 5 kali sholat sama dengan 50 kali sholat.
Barangsiapa berniat melakukan satu kebaikan yang dia tidak melaksanakannya maka
dicatat untuknya satu kebaikan. Dan jika ia melaksanakannya, maka dicatat untuknya
sepuluh kebaikan. Barangsiapa berniat melakukan satu kejelekan namun dia tidak
melaksanakannya maka kejelekan tersebut tidak dicatat sama sekali. Dan jika ia
melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejelekan.”

Kemudian aku turun hingga bertemu Musa lalu aku beritahukan kepadanya. Maka ia
mengatakan, “Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan lagi.”
Aku menjawab, “Aku telah berulang kali kembali kepada Rabbku hingga aku merasa
malu kepadaNya.”

Ibrah dan Hikmah Isra’ Mi’raj

1. Setelah cobaan datang silih berganti, bahkan Rasulullah mengalami tahun duka cita,
Allah memberinya tasliyah (hiburan) dengan isra miraj ini.
2. Rasulullah memilih susu untuk beliau minum sebelum mi’raj lalu Jibril memujinya. Ini
menguatkan bahwa Islam adalah agama fitrah dan kesucian.

3. Shalat Rasulullah bersama para Nabi di Baitul Maqdis menunjukkan kedudukan


beliau sebagai pemimpin para Nabi.

4. Sesungguhnya Masjid Al Aqsha memiliki kaitan erat dengan Masjidil Haram. Masjid
Al Aqsha merupakan tempat isra’ Rasulullah dan kiblat pertama umat Islam. Karenanya
umat Islam harus mencintai Masjid Al Aqsha dan mempertahankannya dari segala
upaya penjajah Yahudi yang hendak mencaplok dan merobohkannya.

5. Urgensi shalat dan kedudukannya yang agung. Jika perintah lain cukup dengan
wahyu melalui Malaikat Jibril, perintah shalat langsung diturunkan Allah kepada
Rasulullah tanpa perantara Jibril. Shalat ini pula yang menjadi inti tasliyah (hiburan)
bagi hambaNya.

6. Rasulullah hendak mencapai fase baru yakni hijrah dan mendirikan negara Islam di
Madinah. Maka Allah memurnikan barisan dakwah dengan isra miraj. Orang-orang
yang tidak kuat aqidahnya dan mudah goyang keyakinannya, mereka murtad setelah
diberitahu tentang isra miraj. Adapun yang imannya kuat, mereka justru semakin kuat
imannya.

7. Keberanian Rasulullah sangat tinggi dalam berdakwah dengan menyampaikan isra


miraj kepada mereka. Meskipun mereka tidak akan percaya bahkan mencemooh dan
mengolok-olok, Rasulullah tetap menyampaikan. Beliau bahkan memberikan bukti-bukti
empiris kepada kafir Quraisy meskipun mereka justru menuduh beliau sebagai tukang
sihir.

8. Keimanan umat yang paling sempurna adalah imannya Abu Bakar. Ketika orang-
orang kafir Quraisy mengabarkan bahwa Muhammad mengatakan telah isra miraj,
beliau langsung mempercayainya. “Jika yang mengatakan Rasulullah, aku percaya,”
demikian logika keimanan Abu Bakar sehingga beliau mendapat gelar Ash Shiddiq.

9. Rasulullah menyampaikan bahaya penyakit masyarakat yang dilihatnya. Beliau


diperlihatkan bagaimana siksa untuk orang yang suka ghibah, orang yang berzina,
orang yang makan harta anak yatim, dan lain-lain.
10. Para sahabat menjadi perhatian terhadap Masjid Al Aqsha yang saat itu berada
dalam kekuasaan Romawi. Kelak di masa kekhalifahan Umar bin Khattab, Masjid Al
Aqsha bisa dibebaskan.

Demikian pembahasan isra miraj mulai dari pengertian, amul huzn, kisah lengkap
hingga hikmah dan ibrah yang bisa dipetik. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish
shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

Sikap Seorang Muslim Terhadap Kisah Isra’ Mi’raj

Berita-berita yang datang dalam kisah Isra’ Miraj seperti sampainya beliau ke Baitul


Maqdis, kemudian berjumpa dengan para nabi dan shalat mengimami mereka, serta
berita-berita lain yang terdapat dalam hadits- hadits yang shahih merupakan perkara
ghaib. Sikap ahlussunnah wal jama’ah terhadap kisah-kisah seperti ini harus mencakup
kaedah berikut :

1. Menerima berita tersebut.


2. Mengimani tentang kebenaran berita tersebut.
3. Tidak menolak berita tersebut atau mengubah berita tersebut sesuai dengan
kenyataannya.

Kewajiban kita adalah beriman sesuai dengan berita yang datang terhadap seluruh
perkara-perkara ghaib yang Allah Ta’ala kabarkan kepada kita atau dikabarkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.[3]

Hendaknya kita meneladani sifat para sahabt radhiyallahu ‘anhum terhadap berita dari


Allah dan rasul-Nya. Dikisahkan dalam sebuah riwayat bahwa setelah peristiwa Isra’
Mi’raj, orang-orang musyrikin datang menemui Abu Bakar As Shiddiq radhiyallahu
‘anhu.  Mereka mengatakan : “Lihatlah apa yang telah diucapkan temanmu
(yakni Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam)!” Abu Bakar berkata : “Apa yang beliau
ucapkan?”. Orang-orang musyrik berkata : “Dia menyangka bahwasanya dia telah pergi
ke Baitul Maqdis dan kemudian dinaikkan ke langit, dan peristiwa tersebut hanya
berlangsung satu malam”. Abu Bakar berkata : “Jika memang beliau yang
mengucapkan, maka sungguh berita tersebut benar sesuai yang beliau ucapkan karena
sesungguhnya beliau adalah orang yang jujur”. Orang-orang musyrik kembali bertanya:
“Mengapa demikian?”. Abu Bakar menjawab: “Aku membenarkan seandainya berita
tersebut lebih dari yang kalian kabarkan. Aku membenarkan berita langit yang turun
kepada beliau, bagaimana mungkin aku tidak membenarkan beliau tentang perjalanan
ke Baitul Maqdis ini?” (Hadits diriwayakan oleh Imam Hakim dalam Al Mustadrak 4407
dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha).[4]
Perhatikan bagaimana sikap Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu terhadap berita yang datang
dari Nabi shallallahu ‘alaihi  wa sallam. Beliau langsung membenarkan dan
mempercayai berita tersebut. Beliau tidak banyak bertanya, meskipun peristiwa
tersebut mustahil dilakukan dengan teknologi pada saat itu. Demikianlah seharusnya
sikap seorang muslim terhadap setiap berita yang shahih dari Allah dan rasul-Nya.

Hikmah Terjadinya Isra`

Apakah hikmah terjadinya Isra`, kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam tidak Mi’raj langsung dari Mekkah padahal hal tersebut memungkinkan? Para
ulama menyebutkan ada beberapa hikmah terjadinya peristiwa  Isra`, yaitu:

1. Perjalanan  Isra’ di bumi dari Mekkah ke Baitul Maqdis lebih memperkuat hujjah


bagi orang-orang musyrik. Jika beliau langsung Mi’raj ke langit,  seandainya
ditanya oleh orang-orang musyrik maka beliau tidak mempunyai alasan yang
memperkuat kisah perjalanan yang beliau alami.  Oleh karena itu ketika orang-
orang musyrik datang dan bertanya kepada beliau, beliau menceritakan tentang
kafilah yang beliau temui selama perjalanan Isra’. Tatkala kafilah tersebut pulang
dan orang-orang musyrik bertanya kepada mereka, orang-orang musyrik baru
mengetahui benarlah apa yang disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
2. Untuk menampakkan hubungan antara Mekkah dan Baitul Maqdis yang
keduanya merupakan kiblat kaum muslimin. Tidaklah pengikut para nabi
menghadapkan wajah mereka untuk beribadah keculali ke Baitul Maqdis dan
Makkah Al Mukarramah. Sekaligus ini menujukkan keutamaan beliau melihat
kedua kiblat dalam satu malam.
3. Untuk menampakkan keutamaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dibandingkan
para nabi yang lainnya. Beliau berjumpa dengan mereka di Baitul Maqdis lalu
beliau shalat mengimami mereka.[5]

Faedah Kisah

Kisah yang agung ini sarat akan banyak faedah, di antaranya :

1. Kisah Isra’ Mi’raj termasuk tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah ‘Azza


wa Jalla.
2. Peristiwa ini juga menunjukkan keutamaan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam di atas seluruh nabi dan rasul’alaihimus shalatu wa salaam
3. Peristiwa yang agung ini menunjukkan keimanan para
sahabat radhiyallahu’anhum. Mereka meyakini kebenaran berita tentang kisah
ini, tidak sebagaimana perbuatan orang-orang kafir Quraisy.
4. Isra` dan Mi’raj terjadi dengan jasad dan ruh beliau, dalam keadaan terjaga. Ini
adalah pendapat jumhur (kebanyakan) ulama, muhadditsin, dan fuqaha, serta
inilah pendapat yang paling kuat di kalangan para ulama Ahlus sunnah.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya : “Maha Suci Allah, yang telah
memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al
Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. Al-Isra` : 1)

Penyebutan kata ‘hamba’ digunakan untuk ruh dan jasad secara bersamaan. Inilah
yang terdapat dalam hadits-hadits Bukhari dan Muslim dengan riwayat yang beraneka
ragam bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa salaam melakukan Isra` dan Mi’raj dengan
jasad beliau dalam keadaan terjaga.

Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata dalam Lum’atul I’tiqad “… Contohnya


hadits Isra` dan Mi’raj, beliau mengalaminya dalam keadaan terjaga, bukan dalam
keadaan tidur, karena (kafir) Quraisy mengingkari dan sombong terhadapnya (peristiwa
itu), padahal mereka tidak mengingkari mimpi”[6]

Imam Ath Thahawi rahimahullah berkata : “Mi’raj adalah benar. Nabi shallallahu ‘alaihi


wa salaam telah melakukan Isra` dan Mi’raj dengan tubuh beliau dalam keadaan
terjaga ke atas langit…”[7]

1. Penetapan akan ketinggian Allah Ta’ala dengan ketinggian zat-Nya dengan


sebenar-benarnya sesuai dengan keagungan Allah, yakni Allah tinggi berada di
atas langit ketujuh, di atas ‘arsy-Nya. Ini merupakan akidah kaum muslimin
seluruhnya dari dahulu hingga sekarang.
2. Mengimani perkara-perkara ghaib yang disebutkan dalam hadits di atas,
seperti: Buraaq, Mi’raj, para malaikat penjaga langit, adanya pintu-pintu
langit, Baitul Ma’mur, Sidratul Muntaha beserta sifat-sifatnya, surga, dan
selainnya.
3. Penetapan tentang hidupnya para Nabi ‘alaihimus salaam di kubur-kubur
mereka, akan tetapi dengan kehidupan barzakhiah, bukan seperti kehidupan
mereka di dunia. Oleh karena itulah, di sini tidak ada dalil yang membolehkan
seseorang untuk berdoa, bertawasul, atau meminta syafa’at kepada para Nabi
dengan alasan mereka masih hidup. Syaikh Shalih Alu
Syaikh rahimahullah menjelaskan  bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa
salaam dalam Mi’raj menemui ruh para Nabi kecuali Nabi Isa ‘alaihis salaam.
Nabi menemui jasad Nabi Isa  karena jasad dan ruh beliau dibawa ke langit dan
beliau belum wafat.[8]
4. Banyaknya jumlah para malaikat dan tidak ada yang mengetahui jumlah mereka
kecuali Allah.
5. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga adalah kalimur
Rahman (orang yang diajak bicara langsung oleh Ar Rahman).
6. Allah Ta’ala memiliki sifat kalam (berbicara) dengan pembicaraan yang sebenar-
benarnya.
7. Tingginya kedudukan shalat wajib dalam Islam, karena Allah langsung yang
memerintahkan kewajiban ini.
8. Kasih sayang dan perhatian Nabi Musa’alaihis salaam terhadap umat Islam,
ketika beliau menyuruh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk diringankan
kewajiban shalat.
9. Penetapan adanya nasakh (penghapusan hukum) dalam syariat Islam, serta
bolehnya me-nasakh suatu perintah walaupun belum sempat dikerjakan
sebelumnya, yakni tentang kewajiban shalat yang awalnya lima puluh rakaat
menjadi lima rakaat.
10. Surga dan neraka sudah ada sekarang, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah melihat keduanya ketika Mi’raj.
11. Para ulama berbeda pendapat apakah Nabi melihat Allah pada saat Mi’raj. Ada
tiga pendapat yang populer : Nabi melihat Allah dengan penglihatan, Nabi
melihat Allah dengan hati, dan Nabi tidak melihat Allah namun hanya mendengar
kalam Allah.
12. Pendapat yang benar bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj hanya berlangusng satu kali
saja dan tidak berulang.
13. Barangsiapa yang mengingkari Isra`, maka dia telah kafir, karena dia berarti
menganggap Allah berdusta. Barangsiapa yang mengingkari Mi’raj maka tidak
dikafirkan kecuali setelah ditegakkan padanya hujjah serta dijelaskan padanya
kebenaran.

Hukum Mengadakan Perayaan Isra` Mi’raj

Bagaimana hukum mengadakan perayaan Isra’ Mi’raj? Berdasarkan dari penjelasan di


atas, nampak jelas bagi kita bahwa perayaan Isra` Mi’raj tidak boleh dikerjakan, bahkan
merupakan perkara bid’ah, karena dua alasan :

1. Malam Isra` Mi’raj tidak diketahui secara pasti kapan terjadinya. Banyaknya


perselisihan di kalangan para ulama, bahkan para sahabat dalam penentuan
kapan terjadinya Isra` dan Mi’raj, merupakan dalil yang sangat jelas
menunjukkan bahwa mereka tidaklah menaruh perhatian yang besar tentang
waktu terjadinya. Jika waktu terjadinya saja tidak disepakati, bagaimana mungkin
bisa dilakukan perayaan Isra’ Mi’raj?
2. Dari sisi syari’at, perayaan ini juga tidak memiliki landasan. Seandainya
perayaan tersebut adalah bagian dari syariat Allah, maka pasti akan dikerjakan
oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, atau minimal beliau
sampaikan kepada ummatnya. Seandainya beliau dan para sahabat 
mengerjakannya atau menyampaikannya, maka ajaran tersebut akan sampai
kepada kita.

Jadi, tatkala tidak ada sedikitpun dalil tentang hal tersebut,  maka perayaan Isra’ Mi’raj 
bukan bagian dari ajaran Islam. Jika dia bukan bagian dari agama Islam, maka tidak
boleh bagi kita untuk beribadah dan bertaqarrub kepada Allah Ta’ala dengan perbuatan
tersebut. Bahkan merayakannya termasuk perbuatan bid’ah yang tercela.

Berikut di antara  fatwa ulama dalam masalah ini. Syaikh Muhammad bin Shalih Al
‘Utsaimin rahimahullah pernah ditanya : ”Pertanyaan ini tentang perayaan malam Isra’
Mi’raj yang terjadi di Sudan. Kami merayakan malam Isra’ Mi’raj rutin setiap tahun, 
Apakah perayaan tersebut memiliki sumber dari Al Qur’an dan As Sunnah atau pernah
terjadi di masa Khulafaur Rasyidin atau pada zaman tabi’in?
SOAL dan JAWABAN
1. Isra’ Mi’raj adalah…

Jawaban:

Isra’ Mi’raj adalah dua peristiwa luar biasa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW
dalam satu malam.

Isra’ adalah perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, dan
Mi’raj adalah perjalanan beliau menuju Sidratul Muntaha alias langit ke tujuh untuk
menjemput perintah Shalat.

2. Jelaskan pengertian Isra’ Mi’raj menurut bahasa dan istilah!

Jawaban:

Isra’ berasal dari lafadz asraa-yusrii yang berarti perjalanan di waktu malam hari.
Perjalanan ini dilakukan Nabi SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa dalam
satu malam berdasarkan Surah Al-Isra’ ayat 1.

Mi’raj berasal dari kata ‘araja ya’ruju yang artinya naik. Mi’raj adalah perjalanan Rasul
SAW yang dilaksanakan setelah Isra’ menuju 7 langit hingga mencapai Sidratul
Muntaha sebagaimana yang tertuang dalam QS Surah An-Najm ayat 13-18.

3. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW terjadi pada tanggal…

Jawaban:

Peristiwa luar biasa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW terjadi pada tanggal 27
Rajab tahun 621 Masehi, yaitu 10 tahun masa kenabian Rasulullah di Mekkah.

4. Tuliskan dalil Al-Qur’an tentang peristiwa Isra’ Mi’raj!

Jawaban:

Dalil peristiwa Isra’ Mi’raj terdapat pada Surah Al-Isra’ ayat 1 dan Surah An-Najm ayat
13-18.

5. Tuliskan hadis shahih tentang Isra’ Mi’raj!

Jawaban:
6. Berapa jarak dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa?

Jawaban:

Jarak dari Masjidil Haram (Mekkah) menuju Masjidil Aqsa (Jerusalem/Palestina) yaitu
1.239 KM atau sekitar 1 bulan perjalanan dengan menunggang unta.

7. Siapakah malaikat yang menemani Nabi Muhammad SAW Isra’ Mi’raj?

Jawaban:

Rasulullah SAW melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj menaiki kendaraan Buraq ditemani
oleh Malaikat Jibril.

8. Apa itu Buraq?

Jawaban:

Buraq adalah nama kendaraan Nabi Muhammad SAW saat melakukan Isra’ Mi’raj

9. Apa itu Sidratul Muntaha?

Jawaban:

Sidratul Muntaha ialah tempat tertinggi di langit ketujuh yang tidak dapat dijangkau oleh
ilmu pengetahuan manusia.

Ada yang mengatakan bahwa sidratul muntaha ialah pohon bidara yang bertempat di
langit ke tujuh.

10. Apa itu baitul makmur?

Jawaban:

Baitul makmur adalah kiblatnya para malaikat.

11. Apakah benar ada pembedahan kedua sebelum Rasul Isra’ Mi’raj?

Jawaban:

Berdasarkan hadis riwayat Bukhari Nomor 3207, Rasulullah sebelum melaksanakan


Isra’ terlebih dahulu, dikeluarkan hatinya dan dicuci. Perutnya dibasuh dengan air zam-
zam.
12. Siapa yang Nabi yang Rasulullah temui saat melakukan Isra’?

Jawaban:

Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim AS.

13. Apa wasiat Nabi Ibrahim AS saat ditemui Rasulullah ketika melakukan Isra’?

Jawaban:

Nabi Ibrahim berwasiat agar umat Rasulullah bershalawat kepada Nabi Ibrahim AS
menerangkan bahwa tanaman surga adalah ucapan dzikir Subhanallah, Alhamdulillah,
Lailaha illallah, Allahu Akbar.

14. Siapa yang Rasulullah SAW temui di langit pertama (langit dunia) saat melakukan
Mi’raj?

Jawaban:

Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Adam AS yang menyampaikan salam kepada
beliau.

15. Siapakah yang Rasulullah SAW temui di langit kedua saat melaksanakan Mi’raj?

Jawaban:

Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS yang
keduanya menyampaikan salam teruntuk Rasul.

16. Siapakah yang Rasulullah SAW temui di langit ketiga saat melaksanakan Mi’raj?

Jawaban:

Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yusuf AS yang juga menyampaikan salam
kepada beliau.

17. Siapakah yang Rasulullah SAW temui di langit keempat saat melaksanakan Mi’raj?

Jawaban:

Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan Nabi Idris AS yang menyampaikan salam
kepada beliau.
18. Siapakah yang Rasulullah SAW temui di langit kelima saat melaksanakan Mi’raj?

Jawaban:

Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan Nabi Harun AS yang juga menyampaikan
salam kepada beliau.

19. Siapakah yang Rasulullah SAW temui di langit keenam saat melaksanakan Mi’raj?

Jawaban:

Rasulullah SAW berjumpa dengan Nabi Musa AS yang menyampaikan salam kepada
beliau seraya menangis.

20. Siapakah yang Rasulullah SAW temui di langit ketujuh saat melaksanakan Mi’raj?

Jawaban:

Rasulullah bertemu Nabi Ibrahim AS yang juga menyampaikan salam kepada beliau.

21. Ada berapa banyak malaikat yang shalat di Baitul Makmur sebagaimana penuturan
malaikat Jibril?

Jawaban:

Ada 70.000 malaikat yang setiap harinya shalat di Baitul Makmur sebagaimana yang
disampaikan oleh Jibril saat mendampingi Nabi Muhammad SAW melakukan Mi’raj.

22. Perintah apa yang pertama kali Allah sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
saat berada di Sidratul Muntaha?

Jawaban:

Perintah shalat wajib 50 waktu sehari semalam


23. Apa yang Rasulullah SAW lihat di surga saat melaksanakan Mi’raj?

Jawaban:

Rasulullah SAW melihat telaga al-Kautsar.

24. Apa yang Nabi Muhammad SAW lihat di neraka saat peristiwa Isra’ Mi’raj?

Jawaban:

Rasulullah SAW melihat kaum yang mempunyai kuku dari tembaga kemudian
mencakari wajah-wajah mereka. Diterangkan oleh Jibril bahwa mereka itulah orang-
orang yang ghibah dan suka menumpuk harta.

25. Mengapa Nabi Muhammad SAW kembali turun ke langit keenam setelah menerima
perintah shalat?

Jawaban:

Nabi Muhammad SAW menyampaikan perintah Shalat kepada Nabi Musa AS, dan
Nabi Musa AS meminta Rasul untuk kembali ke Sidratul Muntaha untuk meminta
keringanan.

26. Berapa jumlah ketetapan akhir perintah shalat yang Allah sampaikan kepada
Rasul?

Jawaban:

Setelah beberapa kali bolak balik meminta keringanan, akhirnya ditetapkanlah perintah
shalat 5 waktu. Rasul pun berserah diri kepada Allah.

27. Apa itu pohon Zaqqum?

Jawaban:

Pohon Zaqqum ialah pohon kayu yang terkutuk dalam Al-Quran yang buahnya
dijadikan makanan bagi penghuni neraka. Jika saja pohon tersebut diletakkan di dunia,
maka hancurlah bumi beserta segala isinya.

28. Apa tujuan dari peristiwa Isra’ Mi’raj?

Jawaban:
Selain menjemput perintah Shalat, Isra’ Mi’raj merupakan kesempatan yang Allah
berikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk melihat mukjizat dan betapa luar biasanya
kekuasaan Allah.

Isra’ Mi’raj juga menjadi penghibur (tasliyah) atas kesedihan Nabi SAW setelah
Khadijah dan Abu Thalib wafat.

29. Apakah ada puasa Isra’ Mi’raj?

Jawaban:

Tidak ada puasa Sunnah Isra’ Mi’raj karena tidak ada dalil yang menyatakan tentang
kebolehan, kesunnahan maupun faedahnya.

Yang ada hanyalah puasa sunnah Senin-Kamis, puasa Daud, atau puasa Qadha’ yang
kebetulan bertepatan dengan momentum 27 Rajab Isra’ Mi’raj.
 Soal- soal cerdas cermat agama tentang sirah nabawiyah.
Paket 1

1. Nabi lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awal Tahun Gajah. bila dihitung secara masehi,
pada tanggal, bulan, dan tahun berapakah Rasulullah saw lahir?
Jawab: 20 atau 22 April 571 Masehi

2. Nabi Muhammad dikenal dengan beberapa nama, sebutkan 3 nama lain bagi Nabi
Muhammad?
Jawab: Ahmad, Al-Maahi, Al-Haasyir, Al-‘Aqib, AlMuaqaffa

3. Sebutkan tiga gelar yang dijelaskan oleh Rasulullah saw tentang dirinya!
Jawab : Nabiyur Rahmah (Nabi pembawa rahmat), Nabiyyul Malhamah (Nabi yang
terlibat dalam perangperang besar), dan Nabiyyut Taubah (Nabi pembuka pintu taubat)

4. Setiap benda yang Rasul miliki selalu beliau berikan nama. Apa nama kuda yang
dimiliki Rasul sebagai hadiah dari raja Muqouqis?
Jawab: Lizaz

5. Ajal Rosulullah sudah dekat,di isaratkan dalam firman Allah Swt dalam surat?
Jawab: An-Nashr

Paket 2

1. Rasulullah lahir pada saat tentara gajah datang ke Mekkah, dalam istilah bahasa
Arab disebut apakah tahun tersebut?
Jawab: ‘Aamul fiil

2. Apa arti dari nama Ahmad untuk Nabi saw?


Jawab: terpuji

3. Siapakah nama ayah Rasulullah lengkap dengan nasabnya sampai kakeknya yang
3?
Jawab: Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasyim bin Abd Manaf

4. Sebutkan salah satu dari nama-nama unta rasulullah?


Jawab: Al Qaswa, Al Adda, dan Al Jad’a
5. Ada 6 orang yang menyaksikan rasullullah saw di saat wafat beliau, sebutkan 3
diantaranya?

Jawab: Aisah, Ali bin Abi Thalib, Fatimah, Anas bin Malik, Ummu Salamah

Paket 3

1. Apa istilah Al-Qur’an untuk menyebut Pasukan Bergajah yang menyerang Ka’bah,
bacakan ayatnya?
Jawab: Ashhaabil Fiil
ِ ‫ب ا ْلف‬
‫ِيل‬ ْ ‫ف فـَ َعل َ َر ُّب َك ِبَأ‬
ِ ‫ص َحا‬ َ ‫َأل ْم تـَ َر َك ْي‬
 2. Apa arti dari nama Al-Maahi untuk Nabi saw?
Jawab: yang menghapus, karena Allah swt menghapus kekafiran melalui Nabi saw

3. Siapakah nama Ibu Rasulullah lengkap dengan Nasabnya sampai kakeknya yang 3?
Jawab: Aminah bin Wahab ibn Abd Manaf ibn Zuhrah

4. Banyak sekali mu’jizat yang Rasul miliki semasa hidupnya. Sebutkan salah satu
mukjizat Rasul ketika masih kecil?
Jawab: Dibelah dadanya, dipayungi oleh awan ketika bepergian ke syam

5. sebutkan Salah satu sahabat Rosul yang memandikan jenazah Rosul adalah?
Jawab: Ali bin Abi Tholib / Abbas bin Abdul Mutholib

Paket 4

1. Siapakah raja yang memimpin penyerangan pasukan gajah ke kota Mekkah?


Jawab: Raja Abrahah

2. Apa arti dari nama Al-Haasyir untuk Nabi saw?


Jawab: yang mengumpulkan, karena seluruh manusia akan berkumpul di bawah kaki
Nabi saw pada hari kiamat

3. Siapa nama kakek Nabi yang padanya bertemu nasab kedua orang tua beliau?
Jawab : Kilab
4. Siapakah nama malaikat yang diutus oleh Allah untuk membelah dada Rasul?
Jawab: Malaikat Jibril

5.sebutkan salah satu yang bertugas sebagai penggali kubur untuk makam Rosulullah?
Jawab: Abbu Ubbaydah Ibnu Aljarroh dan Abu
Thalhah Zayd bin Sahl

Paket 5
1. Apa nama burung yang menghancurkan pasukan gajah?
Jawab: Burung Ababil

2. Apa arti dari nama Al-‘Aqib untuk Nabi saw?


Jawab: yang mengakhiri, karena tidak ada lagi Nabi Setelahnya

3. Siapakah nama Nenek Nabi atau ibu dari ayahnya?


Jawab : Fatimah bin Amr

4. Salah satu mukjizat Rassulullah adalah isra miraj. tanggal berapakah isra miraj
diperingati?
Jawab: 27 Rajab

5. di kamar siapakah rasulullah dikebumikan?


Jawab: Kamar siti Aisyah

Paket 6

1. Senjata apa yang digunakan untuk menghancurkan pasukan gajah?


Jawab: Batu yang terbakar

2. Apa arti dari nama Al-Muqoffa untuk Nabi saw?


Jawab: yang dimuliakan

3. Kapankah Ayahanda Nabi saw wafat?


Jawab: Wafat saat pada usia 25 tahun, ketika dalam perjalanan pulang ke Mekah. Saat
itu Nabi masih dalam kandungan ibunya
4.Apa yang dimaksud dengan Ghazwah?
Jawab: Yaitu perang yang diikuti oleh Nabi sekaligus nabi pun menjadi pimpinan perang
5.Hukuman apa yang diberikan Rasul kepada para tawanan yang berhasil ditangkap
pada perang Badar?

Jawab: Abu Bakar mengusulkan kepada Nabi supaya mereka membayar tebusan baik
berupa uang maupun jasa mengajar bagi kaum muslimin untuk bisa membaca dan
menulis, Rasul pun setujui pendapat tersebut

Paket 7

1. Dimana tempat pasukan gajah dihadang sebelum sampai ke Mekah?


Jawab: Wadi Muhassir

2. Berapa kali nama Muhammad disebutkan dalam Al-Qur’an!


Jawab: 4 kali

3. Apa warisan yang ditinggalkan oleh Abdullah ayahanda nabi saw


Jawab: 5 ekor unta, beberapa ekor kambing, seorang budak perempuan bernama
Barakah atau Ummu Aiman

4. Apa yang dimaksud dengan isro?


Jawab: Perjalanan nabi pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso

5. Siapakah ketua pasukan kuda kaum musyrikin pada perang Uhud?


Jawab: Khalid Ibn Al-Walid

Paket 8

1. Al-Quran mengabadikan peristiwa penyerangan kota Mekkah oleh pasukan bergajah.


terdapat dalam surah apakah peristiwa tersebut?
Jawab: Surat Al-fil

2. Sebutkan 5 Nama Nabi Muhammad saw yang disebutkan dalam Al-Qur’an


Jawab : Muhammad, Ahmad, Abdullah, Thaha, Yasin

3. Siapakah nama nenek Nabi saw dari ibunya?


Jawab: Barrah bin Abdil Uzza
4. Binatang apakah yang digunakan Rasulullah sebagai kendaraan untuk melakukan
isra miraj?
Jawab: Buraq

5. Sebutkan 3 langkah awal yang dilakukan Rasulullah ketika tiba di madinah dalam
membangun pemerintahan?
Jawab: 1).Membangun masjid 2).Mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar
)3.Membuat perjanjian dengan Yahudi

Paket 9

1. Bacakah ayat yang menyatakan bahwa pasukan gajah dilempari batu dari Neraka
oleh burung Ababil!
Jawab:
‫يل‬ ِ ْ‫ار ٍة مِن‬
ٍ ‫س ِّج‬ َ ‫تـَ ْرمِي ِه ْم بح َِج‬
2. Nabi memiliki 9 Gelar dari Allah swt yang disebutkan dalam Al-Qur’an, sebutkan 3
gelar diantaranya!

Jawab: Al-Mubasysyir, Al-Nadziir, Al-Mudzakkir, AlSyaahid, A-Mubiin, Al-Daa’i Ilaa


Allah, Al-Siraaj AlMuniir, Al-Muzammil, Al-Mudatstsir
3. Siapakah nama perempuan yang membidani kelahiran Nabi saw?
Jawab: Asy-Syifa, ibu dari Abdurahman bin Auf

4. Ketika Rasulullah melakukan isra mi’raj dan sampai di langit pertama, beliau bertemu
dengan siapa?
Jawab: Nabi Adam

5. Siapakah paman Nabi yang menjadi Syuhada pada perang Uhud?


Jawab: Hamzah

Paket 10 

1. Berapa lama jarak antara kejadian penyerangan Ka’bah dengan kelahiran Nabi saw?
Jawab : 55 hari

2. Sebutkan 2 gelar yang diberikan masyarakat Mekah kepada Nabi saw!


Jawab : Al-Amiin dan Al-Shaadiq
3. Siapakah perempuan yang pertama kali menyusui Nabi saw?
Jawab: Tsuwaibah, budak Abu Lahab

4. Ketika Rasulullah melakukan isra mi’raj dan sampai di langit ketiga, beliau bertemu
dengan siapa?
Jawab: Nabi Yusuf as.

5. Kapan terjadinya Fath Makkah?


Jawab: Bulan Ramadhan tahun 8 H

Anda mungkin juga menyukai