Anda di halaman 1dari 45

Pertemuan Dengan Para Nabi Ketika Isra

Miraj

Isra adalah diperjalankannya Rasul shallallahu alaihi wa sallam di malam hari.
Miraj adalah diangkatnya beliau ke langit. Salah satu hadits yang membicarakan Isra
Miraj adalah hadits berikut ini.
Dari Said bin Al Musayyib, dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Nabi shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,

- -

-
-

.
-

.
Ketika aku diisrakan (diperjalankan), aku bertemu Musa alaihis salam. Lalu
Nabi shallallahu alaihi wa sallam mensifatinya dengan mengatakan bahwa ia adalah
pria yang tidak gemuk yang berambut antara lurus dan keriting serta terlihat begitu
gagah.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Aku pun bertemu Isa. Lalu beliau
mensifati Isa bahwa ia adalah pria yang tidak terlalu tinggi, tidak terlalu pendek dan
kulitnya kemerahan seakan baru keluar dari kamar mandi.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Aku pun bertemu Ibrahim -
shalawatullah alaih- dan aku adalah keturunan Ibrahim yang paling mirip
dengannya. Aku pun datang dengan membawa dua wadah. Salah satunya berisi susu
dan yang lainnya khomr (arak). Lantas ada yang mengatakan padaku, Ambillah
mana yang engkau suka. Aku pun memilih susu, lalu aku meminumnya. Ia pun
berkata, Engkau benar-benar berada dalam fithrah. Seandainya yang kau ambil
adalah khomr, tentu umatmu pun akan ikut sesat. (HR. Muslim no. 168).
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1. Hadits di atas menjelaskan pertemuan Nabi shallallahu alaihi wa
sallam dengan Musa, Isa dan Ibrahim ketika melakukan Isra, perjalanan di
malam hari menuju Baitul Maqdis.
2. Ciri-ciri ketiga Nabi tersebut telah dijelaskan dalam hadits di atas. Dan
menentukan ciri-ciri seperti ini mesti dengan dalil karena kita tidaklah melihat
mereka secara langsung sehingga membuktikannya harus dengan berita dari
Allah dan Rasul-Nya, yaitu dilihat dari dalil Al Quran dan As Sunnah.
3. Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam paling mirip dengan Nabi
Ibrahim dibanding keturunan lainnya.
4. Susu lebih nikmat dari khomr (arak).
5. Meminum khomr bisa membuat sesat.
6. Peristiwa Isra Miraj adalah peristiwa besar di mana ketika itu Rasul kita -
shallallahu alaihi wa sallam- bertemu para nabi lainnya. Namun tidak ada
bukti yang menunjukkan peristiwa besar ini dirayakan oleh beliau sendiri dan
para sahabatnya. Sehingga bagi yang merayakannya, silakan datangkan bukti.
Karena agama bukan dengan logika atau seenaknya mengikuti hawa nafsu
semata, tetapi dibangun di atas dalil.


Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar (QS. Al
Baqarah: 111).
Ketika menjelaskan tafsir surat Al Ahqof ayat 11, Ibnu Katsir menyebutkan,
:


Adapun Ahlus Sunnah wal Jamaah, mereka mengatakan bahwa setiap amalan atau
perbuatan yang tidak dilakukan oleh para sahabat, maka itu adalah bidah. Karena
law kaana khoiron lasabaquna ilaih, yaitu seandainya amalan tersebut baik, maka
tentu para sahabat sudah lebih dahulu melakukannya. Karena mereka -para sahabat-
tidaklah meninggalkan suatu kebaikan pun kecuali mereka lebih terdepan
melakukannya. (Tafsir Al Quran Al Azhim, karya Ibnu Katsir, terbitan Ibnul Jauzi
6: 622). 3030
Ibnu Rajab mengatakan, Telah diriwayatkan bahwa di bulan Rajab ada kejadian-
kejadian yang luar biasa. Namun sebenarnya riwayat tentang hal tersebut tidak ada
satu pun yang shahih. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa beliau dilahirkan pada
awal malam bulan tersebut. Ada pula yang menyatakan bahwa beliau diutus pada 27
Rajab. Ada pula yang mengatakan bahwa itu terjadi pada 25 Rajab. Namun itu semua
tidaklah shahih.
Abu Syamah mengatakan, Sebagian orang menceritakan bahwa Isro Miroj terjadi
di bulan Rajab. Namun para pakar Jarh wa Tadil (pengkritik perowi hadits)
menyatakan bahwa klaim tersebut adalah suatu kedustaan. (Lihat Al Bida Al
Hawliyah, hal. 274).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, Adapun melaksanakan perayaan tertentu
selain dari hari raya yang disyariatkan (yaitu idul fithri dan idul adha, pen) seperti
perayaan pada sebagian malam dari bulan Rabiul Awwal (yang disebut dengan
malam Maulid Nabi), perayaan pada sebagian malam Rojab (perayaan Isra Miraj),
hari ke-8 Dzulhijjah, awal Jumat dari bulan Rajab atau perayaan hari ke-8 Syawal -
yang dinamakan orang yang sok pintar (alias bodoh) dengan Idul Abrar (ketupat
lebaran)-; ini semua adalah bidah yang tidak dianjurkan oleh para salaf (sahabat yang
merupakan generasi terbaik umat ini) dan mereka juga tidak pernah
melaksanakannya. (Majmu Fatawa, 25: 298).
KISAH PERJALANAN ISRA MI'RAJ NABI
MUHAMMAD SAW
6 Juni 2013 pukul 6:04
Isra Miraj Nabi Muhammad SAW Seringkali di kalangan masyarakat kita, dalam
mendefinisikan isra dan miraj, mereka menggabungkan Isra Miraj menjadi satu peristiwa yang
sama. Padahal sebenarnya Isra dan Miraj merupakan dua peristiwa yang berbeda. Dan untuk
meluruskan hal tersebut, pada kesempatan ini saya bermaksud mengupas tuntas pengertian
isra dan miraj, sejarah isra miraj nabi muhammad SAW serta hikmah dari perjalanan isra
miraj Nabi Besar Muhammad SAW.


Pengertian / Definisi Isra dan Miraj


Isra Miraj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu
malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada
peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk
menunaikan salat lima waktu sehari semalam.


Isra Miraj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Miraj terjadi pada
tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-
Manshurfuri, Isra Miraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang
populer.


Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan
alasan karena Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10
kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima
waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Miraj. Tetapi tidak
ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal
terjadinya Isra Miraj.


Peristiwa Isra Miraj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam diberangkatkan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga
Masjidil Aqsa. Lalu dalam Miraj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul
Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah
SWT untuk menunaikan salat lima waktu.




Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah
salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke
Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai
macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.




Sejarah / Kisah Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW




Perjalanan dimulai Rasulullah mengendarai buraq bersama Jibril. Jibril berkata, turunlah dan
kerjakan shalat.
Rasulullahpun turun. Jibril berkata, dimanakah engkau sekarang ?
tidak tahu, kata Rasul.
Engkau berada di Madinah, disanalah engkau akan berhijrah , kata Jibril.
Perjalanan dilanjutkan ke Syajar Musa (Masyan) tempat penghentian Nabi Musa ketika lari dari
Mesir, kemudian kembali ke Tunisia tempat Nabi Musa menerima wahyu, lalu ke Baitullhmi
(Betlehem) tempat kelahiran Nabi Isa AS, dan diteruskan ke Masjidil Aqsha di Yerussalem
sebagai kiblat nabi-nabi terdahulu.


Jibril menurunkan Rasulullah dan menambatkan kendaraannya. Setelah rasul memasuki masjid
ternyata telah menunggu Para nabi dan rasul. Rasul bertanya : Siapakah mereka ?
Saudaramu para Nabi dan Rasul.
Kemudian Jibril membimbing Rasul kesebuah batu besar, tiba-tiba Rasul melihat tangga yang
sangat indah, pangkalnya di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit. Kemudian Rasulullah
bersama Jibril naik tangga itu menuju kelangit tujuh dan ke Sidratul Muntaha.


Dan sesungguhnya nabi Muhammad telah melihatJibril itu (dalam rupanya yang asli) pada
waktu yang lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad
melihat Jibril) ketika Sidratull Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya
(Muhammad) tidak berpaling dariyang dilihatnya itu dan tidakpula melampauinya.
Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling
besar. (QS. An-Najm : 13 18).


Selanjutnya Rasulullah melanjutkan perjalanan menghadap Allah tanpa ditemani Jibril
Rasulullah membaca yang artinya : Segala penghormatan adalah milikAllah, segala Rahmat
dan kebaikan.
Allah berfirman yang artinya: Keselamatan bagimu wahai seorang nabi, Rahmat dan
berkahnya.
Rasul membaca lagi yang artinya: Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah
yang sholeh. Rasulullah dan ummatnya menerima perintah ibadah shalat.
Berfirman Allah SWT : Hai Muhammad Aku mengambilmu sebagai kekasih sebagaimana Aku
telah mengambil Ibrahim sebagai kesayanagan dan Akupun memberi firman kepadamu seperti
firman kepada Musa Akupun menjadikan ummatmu sebagai umat yang terbaik yang pernah
dikeluarkan pada manusia, dan Akupun menjadikan mereka sebagai umat wasath (adil dan
pilihan), Maka ambillah apa yang aku berikan kepadamu dan jadilah engkau termasuk orang-
orang yang bersyukur.


Kembalilah kepada umatmu dan sampaikanlah kepada mereka dari Ku.
Kemudian Rasul turun ke Sidratul Muntaha.
Jibril berkata : Allah telah memberikan kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang
tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari makhluk Nya baik malaikat yang terdekat
maupun nabi yang diutus. Dan Dia telah membuatmu sampai suatu kedudukan yang tak
seorangpun dari penghuni langit maupun penghuni bumi dapat mencapainya. Berbahagialah
engkau dengan penghormatan yang diberikan Allah kepadamu berupa kedudukan tinggi dan
kemuliaan yang tiada bandingnya. Ambillah kedudukan tersebut dengan bersyukur kepadanya
karena Allah Tuhan pemberi nikmat yang menyukai orang-orang yang bersyukur.
Lalu Rasul memuji Allah atas semua itu.




Kemudian Jibril berkata : Berangkatlah ke surga agar aku perlihatkan kepadamu apa yang
menjadi milikmu disana sehingga engkau lebih zuhud disamping zuhudmu yang telah ada, dan
sampai lah disurga dengan Allah SWT. Tidak ada sebuah tempat pun aku biarkan terlewatkan.
Rasul melihat gedung-gedung dari intan mutiara dan sejenisnya, Rasul juga melihat pohon-
pohon dari emas. Rasul melihat disurga apa yang mata belum pernah melihat, telingan belum
pernah mendengar dan tidak terlintas dihati manusia semuanya masih kosong dan disediakan
hanya pemiliknya dari kekasih Allah ini yang dapat melihatnya. Semua itu membuat Rasul
kagum untuk seperti inilah mestinya manusia beramal. Kemudian Rasul diperlihatkan neraka
sehingga rasul dapat melihat belenggu-belenggu dan rantai-rantainya selanjutnya Rasulullah
turun ke bumi dan kembali ke masjidil haram menjelang subuh.


Mandapat Mandat Shalat 5 waktu


Agaknya yang lebih wajar untuk dipertanyakan, bukannya bagaimana Isra Miraj, tetapi
mengapa Isra Miraj terjadi ? Jawaban pertanyaan ini sebagaimana kita lihat pada ayat 78 surat
al-lsra, Miraj itu untuk menerima mandat melaksanakan shalat Lima waktu. Jadi, shalat inilah
yang menjadi inti peristiwa IsraMiraj tersebut.


Shalat merupakan media untuk mencapai kesalehan spiritual individual hubungannya dengan
Allah. Shalat juga menjadi sarana untuk menjadi keseimbangan tatanan masyarakat yang
egaliter, beradab, dan penuh kedamaian. Makanya tidak berlebihan apabila Alexis Carrel
menyatakan : Apabila pengabdian, sholat dan doa yang tulus kepada Sang Maha pencipta
disingkirkan dari tengah kehidupan bermasyarakat, hal itu berarti kita telah menandatangani
kontrak bagi kehancuran masyarakat tersebut. Perlu diketahui bahwa A. Carrel bukanlah orang
yang memiliki latar belakang pendidikan agama, tetapi dia adalah seorang dokter dan pakar
Humaniora yang telah dua kali menerima nobel atas hasil penelitiannya terhadap jantung
burung gereja dan pencangkokannya. Tanpa pendapat Carrel pun, Al Quran 15 abad yang
lalu telah menyatakan bahwa shalat yang dilakukan dengan khusu akan bisa mencegah
perbuatan keji dan mungkar, sehingga tercipta tatanan masyarakat yang harmonis, egaliter, dan
beretika.


Hikmah Isra Miraj Nabi Besar Muhammad SAW


Perintah sholat dalam perjalanan isra dan miraj Nabi Muhammad SAW, kemudian menjadi
ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-
ibadah wajib lainnya. Sehingga, dalam konteks spiritual-imaniah maupun perspektif rasional-
ilmiah, Isra Miraj merupakan kajian yang tak kunjung kering inspirasi dan hikmahnya bagi
kehidupan umat beragama (Islam).


Bersandar pada alasan inilah, Imam Al-Qusyairi yang lahir pada 376 Hijriyah, melalui buku yang
berjudul asli Kitab al-Mikraj ini, berupaya memberikan peta yang cukup komprehensif seputar
kisah dan hikmah dari perjalanan agung Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, beserta telaahnya.
Dengan menggunakan sumber primer, berupa ayat-ayat Al-Quran dan hadist-hadits shahih,
Imam al-Qusyairi dengan cukup gamblang menuturkan peristiwa fenomenal yang dialami Nabi
itu dengan runtut.


Selain itu, buku ini juga mencoba mengajak pembaca untuk menyimak dengan begitu detail dan
mendalam kisah sakral Rasulullah SAW, serta rahasia di balik peristiwa luar biasa ini, termasuk
mengenai mengapa mikraj di malam hari? Mengapa harus menembus langit? Apakah Allah
berada di atas? Mukjizatkah mikraj itu hingga tak bisa dialami orang lain? Ataukah ia semacam
wisata ruhani Rasulullah yang patut kita teladani?


Bagaimana dengan mikraj para Nabi yang lain dan para wali? Bagaimana dengan mikraj kita
sebagai muslim? Serta apa hikmahnya bagi kehidupan kita? Semua dibahas secara gamblang
dalam buku ini.


Dalam pengertiannya, Isra Miraj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan
wisata biasa bagi Rasul. Sehingga peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah yang akan
menjadi titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW. John Renerd dalam buku In the
Footsteps of Muhammad: Understanding the Islamic Experience, seperti pernah dikutip
Azyumardi Azra, mengatakan bahwa Isra Miraj adalah satu dari tiga perjalanan terpenting
dalam sejarah hidup Rasulullah SAW, selain perjalanan hijrah dan Haji Wada. Isra Miraj,
menurutnya, benar-benar merupakan perjalanan heroik dalam menempuh kesempurnaan dunia
spiritual.


Jika perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah pada 662 M menjadi permulaan dari sejarah
kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas
kota suci Mekah, maka Isra Miraj menjadi puncak perjalanan seorang hamba (al-abd) menuju
sang pencipta (al-Khalik). Isra Miraj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan
kamil). Sehingga, perjalanan ini menurut para sufi, adalah perjalanan meninggalkan bumi yang
rendah menuju langit yang tinggi.


Inilah perjalanan yang amat didambakan setiap pengamal tasawuf. Sedangkan menurut Dr
Jalaluddin Rakhmat, salah satu momen penting dari peristiwa Isra Miraj yakni ketika Rasulullah
SAW berjumpa dengan Allah SWT. Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata,
Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah; Segala penghormatan, kemuliaan,
dan keagungan hanyalah milik Allah saja. Allah SWT pun berfirman, Assalamualaika ayyuhan
nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh.


Mendengar percakapan ini, para malaikat serentak mengumandangkan dua kalimah syahadat.
Maka, dari ungkapan bersejarah inilah kemudian bacaan ini diabadikan sebagai bagian dari
bacaan shalat.


Selain itu, Seyyed Hossein Nasr dalam buku Muhammad Kekasih Allah (1993)
mengungkapkan bahwa pengalaman ruhani yang dialami Rasulullah SAW saat Miraj
mencerminkan hakikat spiritual dari shalat yang di jalankan umat islam sehari-hari. Dalam artian
bahwa shalat adalah miraj-nya orang-orang beriman. Sehingga jika kita tarik benang
merahnya, ada beberapa urutan dalam perjalanan Rasulullah SAW ini.


Pertama, adanya penderitaan dalam perjuangan yang disikapi dengan kesabaran yang dalam.
Kedua, kesabaran yang berbuah balasan dari Allah berupa perjalanan Isra Miraj dan perintah
shalat. Dan ketiga, shalat menjadi senjata bagi Rasulullah SAW dan kaum Muslimin untuk
bangkit dan merebut kemenangan. Ketiga hal diatas telah terangkum dengan sangat indah
dalam salah satu ayat Al-Quran, yang berbunyi Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang
yang khusyuk. (Yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya,
dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.


Mengacu pada berbagai aspek diatas, buku setebal 178 halaman ini setidaknya sangat
menarik, karena selain memberikan bingkai yang cukup lengkap tentang peristiwa Isra mikraj
Nabi saw, tetapi juga memuat mirajnya beberapa Nabi yang lain serta beberapa wali.
Kemudian kelebihan lain dalam buku ini adalah dipaparkan juga mengenai kisah Mikrajnya Abu
Yazid al-Bisthami. Mikraj bagi ulama kenamaan ini merupakan rujukan bagi kondisi, kedudukan,
dan perjalanan ruhaninya menuju Allah.


Ia menggambarkan rambu-rambu jalan menuju Allah, kejujuran dan ketulusan niat menempuh
perjalanan spiritual, serta keharusan melepaskan diri dari segala sesuatu selain Allah. Maka,
sampai pada satu kesimpulan, bahwa jika perjalanan hijrah menjadi permulaan dari sejarah
kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas
kota suci Mekah, maka Isra Miraj menjadi puncak perjalanan seorang hamba menuju
kesempurnaan ruhani.









Melihat foto di atas, mungkin banyak dari kita akan segera memilih foto sebelah kanan sebagai
Masjid Al-Aqsa. Namun percayalah, foto sebelah kiri yang berupa masjid dengan kubah yang
berwarna hijau itulah Masjid Al-Aqsa yang sebenarnya.


Dewasa ini, telah terjadi banyak kesalahpahaman diantara umat muslim tentang masjid Al-Aqsa
yang sebenarnya. Banyak umat muslim maupun non-muslim yang mempublikasikan foto Masjid
Al-Aqsa yang salah, tapi yang mengkuatirkan saat ini, kebanyakan umat muslim memajang foto
Qubbatus Shakrah (Kubah Batu/ Dome of The Rock) dirumah maupun dikantor mereka dengan
sebutan Masjid Al-Aqsa. Ini telah menjadi kesalahan umum di dunia muslim.


Namun tragedi sesungguhnya adalah bahwa kebanyakan generasi muda/ anak-anak muslim
(sebagaimana juga muslim dewasa) diseluruh dunia, tidak dapat membedakan antara Masjid Al
Aqsa dengan Qubbatus Shakrah (Kubah Batu).


Mengenal Kompleks Masjid Al-Aqsa


Al-Masjid El-Aqsa merupakan nama arab yang berarti Masjid terjauh. 10 tahun setelah Nabi
Muhammad SAW menerima wahyu pertama, beliau melakukan perjalanan malam dari Mekkah
ke Baitul Maqdis (Jerusalem) dan kemudian menuju langit ketujuh untuk menerima perintah
sholat 5 waktu dari Allah, peristiwa ini disebut Isra Miraj.


Sebelum turun perintah menjadikan Mekkah sebagai kiblat sholat umat muslim, selama 16
setengah bulan setelah Isra Miraj, Jerusalem dijadikan arah kiblat.





Ketika masih hidup, Nabi Muhammad SAW memerintahkan umat muslim untuk tak hanya
mengunjungi Mekkah tapi juga Masjid Al-Aqsa yang berjarak sekitar 2000 kilometer sebelah
utara Mekkah.


Masjid Al-Aqsa merupakan bangunan tertua kedua setelah Kabah di Mekkah, dan tempat suci
dan tempat terpenting ketiga setelah Mekkah dan Madinah.


Luas kompleks Masjid Al-Aqsa sekitar 144.000 meter persegi, atau 1/6 dari seluruh area yang
dikelilingi tembok kota tua Jerusalem yang berdiri saat ini. Dikenal juga sebagai Al Haram El
Sharif atau oleh yahudi disebut Kuil Sulaiman. Kompleks Masjid Al-Aqsa dapat menampung
sekitar 400.000 jemaah (Masjid Al-Aqsa menampung sekitar 5.000 jamaah, selebihnya sholat di
kompleks yang ber-area terbuka).


Pembangunan kembali kompleks Masjid Al-Aqsa dimulai 6 tahun setelah Nabi wafat oleh Umar
Bin Khattab. Beliau menginginkan untuk dibangun sebuah masjid di selatan Foundation Stone
(membelakangi Foundation Stone, menghadap selatan/Mekkah). Pembangunan tersebut
dilakukan oleh Khalifah Ummayah Abd Al Malik Ibn Marwan dan diselesaikan oleh anaknya Al
Walid 68 tahun setelah Nabi wafat dengan diberi nama Masjid Al Aqsha.


Di pusat kompleks Kuil Sulaiman, terdapat Foundation Stone yaitu batu landasan yang
dipercaya umat Yahudi sebagai tempat Yahweh menciptakan alam semesta dan tempat
Abraham mengorbankan Isaac. Bagi umat Islam batu ini adalah tempat Nabi Muhammad
menjejakkan kakinya untuk Miraj. Untuk melindungi batu ini, Khalifah Abd Al Malik Ibn Marwan
membangun kubah dan masjid polygon, yang kemudian terkenal dengan nama Dome of The
Rock (Kubah batu).





Kekeliruan antara Masjid Al-Aqsa dengan Dome of The Rock dan Agenda Israel menghapuskan
Masjidil Aqsa





Masjidil Aqsa merupakan kiblat pertama bagi Umat Islam sebelum dipindahkan ke Kabah
dengan perintah Allah SWT. Kini berada di dalam kawasan jajahan Yahudi. Dalam keadaan
yang demikian, disinyalir pihak Yahudi telah mengambil kesempatan untuk mengelirukan
pengetahuan Umat Islam dengan mengedarkan gambar Dome of The Rock sebagai Masjidil
Aqsa.
Tujuan mereka hanyalah satu: untuk meruntuhkan Masjidil Aqsa yang sebenarnya dan
mendirikan kembali haikal Sulaiman. Saat ini, hanya Tembok sebelah Barat yang tersisa dari
bangunan kuil atau istana Sulaiman yang masih berdiri, dan pada saat yang bersamaan tempat
ini dinamakan Tembok Ratapan/Wailing Wall oleh orang Yahudi. Apabila Umat Islam sendiri
sudah keliru dan sulit untuk membedakan Masjidil Aqsa yang sebenarnya, maka semakin
mudahlah tugas mereka untuk melaksanakan rencana tersebut, karena bila Masjid Al-Aqsa
diruntuhkan, kebanyakan umat tidak akan menyadarinya.


Berikut disertakan terjemahan surat yang ditulis dan dikirimkan oleh Dr. Marwan kepada ketua
pengarang harian Al-Dastour tentang kekeliruan umat dan hubungannya dengan rencana
zionis.




1. Terdapat beberapa kekeliruan antara Masjidil Aqsa dan The Dome of The Rock. Apabila
disebut tentang Masjidil Aqsa di dalam media lokal maupun internasional, foto The
Dome of The Rock-lah yang ditampilkan. Alasannya adalah untuk mengalihkan
masyarakat umum yang merupakan siasat Israel. Tinjauan ini diperoleh saat saya
tinggal di USA, dimana saya telah mengetahui bahwa Zionis di Amerika telah mencetak
dan mengedarkan foto tersebut dan menjualnya kepada orang arab dan Muslim.
Kadangkala dijual dengan harga yang murah bahkan kadang diberikan secara gratis
agar Muslim dapat mengedarkannya dimana saja. Baik dirumah maupun kantor.


Hal ini meyakinkan saya bahwa Israel ingin menghapuskan gambaran Masjid Al-Aqsa dari
ingatan umat Islam supaya mereka dapat memusnahkannya dan membangun kuil mereka
tanpa ada publikasi. Bila ada yang membangkang atau memprotes, maka Israel akan
menunjukkan foto The Dome of The Rock yang masih utuh berdiri, dan menyatakan bahwa
mereka tidak berbuat apa-apa. Siasat yang sungguh pintar! Saya juga merasa amat terperanjat
ketika bertanya kepada beberapa rakyat arab, Muslim, bahkan rakyat Palestina karena
mendapati mereka sendiri tidak dapat membedakan antara kedua bangunan tersebut. Ini benar-
benar membuatkan saya merasa kesal dan sedih karena hingga kini Israel telah berhasil dalam
siasat mereka.


Dr. Marwan Saeed Saleh Abu Al-Rub Associate Professor,
Mathematics Zayed University Dubai

Demikianlah, dengan kondisi yang mengkuatirkan ini, kita sebagai muslim hendaklah turut
membantu menyebarkan informasi yang benar kepada saudara kita dan dunia. Hal ini penting
dilakukan untuk menghindari distorsi informasi lebih jauh yang akhirnya akan merugikan umat
bila tidak disikapi dengan baik.


Wallahualam.








Peristiwa Isra Miraj

Bismillahirrahmanirrahim
Berikut ini merupakan kisah perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad yang ditulis berdasarkan
beberapa hadis dan riwayat para penulis Islam. Tulisan ini juga memuat tempat-tempat yang
dikunjungi ketika Isra Miraj tersebut.

Peristiwa Isra Miraj

Pendahuluan

Isra Miraj berasal dari dua kata yaitu: Isra dan Miraj. Isra berarti perjalanan malam
(perjalanan dari Masjidil Haram ke masjidil Aqsa) dan Miraj berarti naik ke langit. Peristiwa Isra
Miraj ini merupakan suatu peristiwa yang sangat penting bagi umat Islam karena dalam peristiwa
ini didapat perintah untuk melakukan sholat yang diwajibkan bagi seluruh umat Islam.

Peristiwa Isra Miraj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M, 3 tahun sebelum hijrah. Nabi
Muhammad SAW saat itu berusia 51 tahun. Peristiwa luar biasa ini terjadi mulai dari lepas tengah
malam sampai menjelang waktu subuh waktu Mekah.

Sebelum peristiwa itu terjadi, Rasulullah mengalami keadaan duka cita yang sangat mendalam.
Beliau ditinggal oleh istrinya tercinta, Khadijah. Lalu beliau juga ditinggal oleh pamannya sendiri,
Abu Thalib, yang sangat melindungi Nabi Muhammad. Karena ditinggalkan kedua orang yang sangat
disayangi tersebut membuat beliau sangat berduka cita. Karena itu Allah SWT menghibur Nabi
Muhammad dengan memperjalankan beliau, sampai kepada langit untuk bertemu dengan Allah
SWT.
posted by Nanang @ 11:30 AM
Awal Perjalanan

Pada suatu malam tanggal 27 Rajab, Allah S.W.T memberikan wahyu kepada Malaikat Jibril a.s.,
"Janganlah engkau (Jibril) bertasbih pada malam ini dan engkau 'Izrail jangan engkau mencabut
nyawa pada malam ini."
Malaikat Jibril a.s. bertanya, " Ya Allah, apakah kiamat telah sampai?"
Allah S.W.T berfirman, maksudnya, "Tidak, wahai Jibril. Tetapi pergilah engkau ke Syurga dan
ambillah buraq dan terus pergi kepada Muhammad dengan buraq itu."
Kemudian Jibril pun pergi ke syurga tempat dimana buraq berada. Kemudian dia menemukan 40
juta buraq di taman syurga. Setiap buraq memiliki mahkota di keningnya bertuliskan kata-kata,
Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad utusan Allah. Di antara buraq itu, Jibril melihat pada
seekor buraq yang memisahkan diri sendirian seraya menangis bercucuran air matanya. Jibril
menghampiri buraq itu lalu bertanya, "Mengapa engkau menangis, ya buraq?"
Berkata buraq, "Ya Jibril, sesungguhnya aku telah mendengar nama Muhammad sejak 40 ribu
tahun yang lalu, maka pemilik nama itu telah tertanam dalam hatiku dan aku sesudah itu menjadi
rindu kepadanya dan aku tidak mau makan dan minum lagi. Aku laksana dibakar oleh api
kerinduan."
Berkata Jibril a.s., "Aku akan menyampaikan engkau kepada orang yang engkau rindukan itu."
Kemudian Jibril a.s. memakaikan pelana dan kekang kepada buraq itu untuk dibawa kepada Nabi
Muhammad S.A.W.
***

Pada malam itu Nabi Muhammad SAW. sedang berbaring di antara dua orang yaitu paman beliau,
Hamzah dan sepupu beliau, Ja'far bin Abi Thalib yang sedang tidur di dekat Kabah, tiba-tiba
datang kepada beliau 3 orang lelaki yang ternyata adalah malaikat Jibril dan Mika'il beserta
seorang malaikat lain. Ketika itu Muhammad terbangun oleh suara yang memanggilnya, "Hai orang
yang sedang tidur, bangunlah!" Dan ia pun terbangun, di hadapannya sudah berdiri Malaikat Jibril.
Jibril memerintahkan malaikat lain mengangkat Rasulullah ke suatu tempat. Kemudian ketiga
malaikat tersebut membawa Nabi Muhammad saw. ke sumur Zamzam, lalu mereka
menelentangkan beliau. Kemudian Jibril membelah badan beliau mulai dari tenggorokan sampai
ke bawah perut beliau. Lalu Jibril berkata kepada Mikail: "Bawakan kepadaku satu baskom air
zamzam agar aku dapat membersihkan hati beliau. Jibril mengoperasi dada beliau, kemudian
mengeluarkan hati beliau dan membasuhnya tiga kali serta membuang ketul hitam ('alaqah) yaitu
tempat syaitan membisikkan waswasnya dari hati beliau; kemudian mereka meletakkannya
kembali di tempat asal. Mikail tiga kali membawakan baskom berisi air zamzam kepada Jibril.
Kemudian didatangkan sebuah baskom emas yang penuh dengan hikmah dan keimanan dan
dituangkan habis ke dada Nabi saw; dan dada beliau dipenuhi dengan kesabaran, ilmu, keyakinan
dan keislaman; kemudian ditutup kembali dan di antara kedua belikat beliau distempel dengan
stempel kenabian. Semua proses itu tidak menimbulkan sakit sedikit pun kepada Nabi. Setelah
selesai, Nabi diminta agar berwudlu.






Masjidil Haram tempat awal perjalanan

Kemudian didatangkan seekor buraq yang telah diberi pelana dan kendali. Buraq itu adalah
binatang yang putih, panjang, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari baghal (baghal:
hewan peranakkan dari kuda dan keledai). Buroq memiliki empat kaki. Buraq ini dapat meloncat
sejauh batas pandangannya; kedua telinganya selalu bergerak. Jika menaiki gunung kedua kaki
belakangnya memanjang dan jika menuruni jurang kedua kaki depannya memanjang. Dia
mempunyai dua sayap pada kedua pahanya yang dapat membantu dan memperkuat kecepatannya.
Ketika Nabi SAW mula-mula hendak menunggang Buraq, buroq bertingkah liar sehingga
menyulitkan Nabi Muhammad SAW. untuk menaikinya. Kemudian Jibril meletakkan tangannya
pada leher buraq seraya berkata: "Adakah engkau tidak malu wahai buraq?; demi Allah, tidak ada
seorang makhlukpun yang menaikimu yang lebih mulia menurut Allah dari pada beliau, maka
malulah si buraq, lalu berbaring dan tenang sehingga Nabi SAW. dapat menaikinya.
***

Peristiwa Isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa

Nabi Muhammad merasa bahagia pada waktu itu karena beliau dapat mengendarai buraq. Jibril
memegang tali kekang sementara Mikail memegang pelana. Israfil memegang kain pelana. Buraq
bergerak di angkasa dalam sekejap mata. Tidak berapa lama Nabi menunggang Buraq, sampailah
beliau dan Jibril ke suatu tempat yang banyak pohon kurmanya. Jibril berkata, Ya Muhammad,
turun dan berdoalah kepada Allah di tempat ini. Nabi disuruh oleh Jibril agar melaksanakan shalat
sunnah 2 rakaat. Kepada Nabi, Malaikat Jibril menjelaskan, "Tahukah engkau bahwa engkau shalat
di Thaibah (Madinah) dan disitulah engkau kelak berhijrah".
Kemudian perjalanan dilanjutkan. Di suatu tempat Jibril menyuruh Nabi SAW turun untuk shalat
sunnah 2 rakaat. "Inilah Thuur Sina, tempat Musa bercakap-cakap langsung dengan Tuhannya" kata
Jibril. Perjalanan dilanjutkan kembali dan untuk ketiga kalinya Jibril memerintahkan untuk
berhenti disuatu tempat dan menyuruh melakukan shalat sunnah 2 rakaat lagi. Setelah selesai
sholat berkatalah Jibril kepada Nabi saw., "Tahukah engkau dimana engkau sholat kali ini?" Engkau
sholat di Baitul Lahm, tempat Isa a.s. dilahirkan".
***

Perjalanan diteruskan lagi. Dalam perjalanan ke Baitul Maqdis, Nabi diperlihatkan dengan berbagai
pemandangan simbolik. Setiap kali melihatnya, Jibril menerangkan hakikat sebenarnya peristiwa
tersebut.
Tiba-tiba Nabi Muhammad saw. melihat Jin Ifrit yang membuntuti beliau dengan membawa obor.
Setiap kali beliau menoleh, beliau melihatnya menyebabkan mata Rasulullah sentiasa berpaling ke
arahnya. Kemudian malaikat Jibril berkata, "Adakah engkau mau aku ajarkan kalimat untuk
menghalau Ifrit itu?" Nabi saw. bersabda, "Baik!".
Lalu malaikat Jibril berkata, "Ucapkan: Aku berlindung dengan wajah Allah Yang Maha Mulia dan
dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna yang tidak ada orang yang baik dan tidak pula orang
yang durhaka dapat melampauinya, dari kejahatan apa saja yang turun dari langit dan dari
kejahatan apa saja yang naik ke langit; dari kejahatan apa saja yang masuk ke dalam bumi dan
dari kejahatan apa saja yang keluar dari bumi; dari fitnah-fitnah di waktu malam hari dan di
waktu siang hari; dari bencana-bencana dari malam hari dan siang hari, kecuali bencana yang
datang dengan kebaikan, wahai Dzat Yang Maha Penyayang!
Setelah Nabi Muhammad saw. membaca doa tersebut, maka jin Ifrit yang membuntuti beliau jatuh
tersungkur dan obornya padam.
Kemudian Nabi melihat kaum yang menanam tanaman pada suatu hari dan pada hari itu pula
tanaman tersebut dapat dipanen. Dan setiap kali dipanen, buahnya kembali lagi seperti semua.
Setelah ditanyakan kepada malaikat Jibril beliau mendapat jawaban bahwa apa yang beliau lihat
itu adalah gambaran dari orang-orang yang berjuang untuk membela agama Allah. Amal baik
mereka dilipatkan gandakan sampai 700 kali.
Nabi Muhammad saw. mencium bau harum. Setelah ditanyakan kepada malaikat Jibril tentang bau
apakah yang tercium oleh Nabi Muhammad saw. tersebut; beliau mendapat jawaban bahwa bau
tersebut adalah bau dari Masyithah beserta suami dan kedua anaknya yang dibunuh oleh raja
Fir'aun dari Mesir yang mengaku sebagai Tuhan, karena mempertahankan imannya dan
mengingkari ketuhanan Fir'aun.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang membentur-benturkan kepala mereka pada batu
sehingga kepala mereka itu pecah. Dan setiap kali kepala mereka pecah, maka pulih kembali, lalu
mereka benturkan kembali. Pekerjaan tersebut mereka lakukan terus-menerus tanpa berhenti.
Nabi Muhammad saw. mendapat jawaban dari malaikat Jibril atas pertanyaan beliau, bahwa
perbuatan tersebut adalah gambaran dari siksaan yang akan diberikan di hari kiamat kepada
orang-orang yang malas melakukan shalat wajib dan sering mengakhirkan dari waktunya.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang pergi berombongan seperti kawanan unta dan kambing
yang pergi ke tempat penggembalaan dalam keadaan telanjang. Hanya kemaluan dan dubur
mereka saja yang tertutup dengan secarik kain. Mereka makan kayu berduri yang sangat busuk
baunya (kayu dlari'), buah zaqqum (buah tetumbuhan yang sangat pahit) dan bara serta batu-batu
dari neraka Jahannam. Malaikat Jibril menerangkan bahwa kaum tersebut adalah gambaran dari
ummat Nabi Muhammad saw. yang tidak mau membayar zakat, baik zakat wajib maupun zakat
sunnat. Allah swt. sama sekali tidak menganiaya mereka; tetapi merekalah yang menganiaya diri
mereka sendiri.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang menghadapi dua potong daging. Yang sepotong daging
yang telah masak dalam sebuah kendil, sedang yang sepotong lagi daging mentah yang busuk.
Kaum tersebut melahap daging mentah yang busuk serta meninggalkan daging yang telah masak.
Kaum tersebut adalah gambaran dari ummat Nabi yang telah mempunyai isteri yang halal dan
baik, tetapi mereka mendatangi pelacur dan tidur bersama pelacur sampai pagi; dan gambaran
dari para wanita yang telah mempunyai suami yang halal dan baik, tetapi mereka mendatangi laki-
laki hidung belang dan tidur bersamanya sampai pagi.
Nabi Muhammad saw. melihat kayu yang melintang di tengah jalan, sehingga tidak ada pakaian
atau lainnya yang melewatinya, kecuali kayu tersebut menyobekkannya. Keadaan tersebut adalah
sebagai gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang suka duduk-duduk di jalanan sehingga
mengganggu kelancaran lalu lintas. Setelah menjawab pertanyaan Nabi Muhammad saw. malaikat
Jibril membaca ayat Al Qur'an yang tersebut dalam surat Al A'raf ayat 86 yang antara lain berbunyi
sebagai berikut: Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan
menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah ....
Nabi Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang berenang di sungai darah dengan menelan batu.
Ini adalah gambaran dari orang yang memakan riba.
Nabi Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang mengumpulkan kayu bakar. Laki-laki tersebut
tidak kuat membawanya; akan tetapi jumlah kayu bakar tesebut tidak dikurangi, melainkan
ditambahi. Ini adalah gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang memangku tugas atau
jabatan rangkap. Dia tidak mampu menunaikan amanat-amanat dari tugas-tugas dan jabatan-
jabatan tersebut, akan tetapi masih mau menerima tugas dan jabatan lainnya.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang mengguntingi lidah dan bibir mereka dengan gunting
besi. Setiap kali lidah dan bibir mereka digunting, maka lidah dan bibir tersebut kembali seperti
sedia kala. Mereka melakukan hal tersebut terus menerus tanpa berhenti. Ini adalah ibarat dari
tukang-tukang khutbah yang menimbulkan fitnah, yaitu tukang-tukang khutbah dari ummat Nabi
Muhammad saw. yang meng-khutbahkan apa yang mereka sendiri tidak melakukannya.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang mempunyai kuku-kuku dari logam. Mereka mencakari
muka dan dada mereka dengan kuku tersebut. Ini adalah ibarat orang-orang yang senang
menggunjing orang lain dan melecehkan kehormatan orang lain.
Nabi Muhammad saw. melihat sapi jantan yang besar keluar dari lubang yang kecil. Sapi tersebut
ingin masuk kembali ke dalam lubang tempat ia keluar, akan tetapi tidak dapat. Ini adalah ibarat
dari orang yang mengucapkan omongan yang besar, kemudian dia menyesalinya, tetapi tidak
dapat menarik kembali omongan tersebut.
Nabi Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kanan: "Wahai Muhammad, pandanglah aku;
aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak menjawab, kemudian malaikat Jibril
menerangkan kepada Nabi Muhammad saw.: "Panggilan tadi adalah panggilan dari orang-orang
Yahudi. Jika engkau memenuhi panggilan tersebut, niscaya banyaklah di kalangan umat engkau
yang menjadi Yahudi.
Nabi Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kiri: "Wahai Muhammad, pandanglah aku;
aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak menjawab, kemudian malaikat Jibril
berkata kepada beliau: "Panggilan tadi adalah panggilan dari orang-orang Nasrani dan jika engkau
menjawab seruan itu tadi, wahai Muhammad, niscaya banyaklah di kalangan umat engkau yang
menjadi Nasrani."
Nabi Muhammad saw. melihat wanita yang terbuka kedua lengan bawahnya dan memakai segala
macam perhiasan. Wanita tersebut berkata: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan
meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak menolehnya. Setelah Nabi Muhammad saw.
bertanya kepada malaikat Jibril tentang siapakah wanita tersebut, maka malaikat Jibril
menjawab: "Itulah dunia!; jika engkau memenuhi panggilannya, niscaya ummat engkau lebih
mementingkan dunia dari pada akhirat.
Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang tua yang mengajak beliau untuk menyimpang dari
jalan yang akan dilaluinya sambil berkata: "Kemari Muhammad !". Malaikat Jibril berkata: "Terus
lurus Muhammad !". Nabi Muhammad saw. bersabda kepada Jibril: "Siapakah dia ?". Jibril
menjawab: "Dia adalah Iblis, musuh Allah, yang menginginkan agar engkau cenderung
kepadanya!".
Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang wanita tua di pinggir jalan memanggil Nabi saw.:
"Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !!". Malaikat Jibril berkata
bahwa wanita tua itu adalah gambaran dari umur dunia yang tidak lagi tersisa kecuali seperti sisa
umur dari wanita tua tersebut.
***

Selepas menyaksikan berbagai pemandangan simbolik itu, akhirnya sampailah mereka di Baitul
Maqdis. Kemudian Nabi mengikatkan buraq itu sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para Nabi.
Nabi Muhammad kemudian memasuki puing-puing kuil Sulaiman. Di sana telah menanti satu
jemaah. Beliau menemukan kuil itu penuh dengan malaikat yang menantikannya. Lalu juga
dilihatnya arwah para Nabi sejak nabi Adam as. sampai dengan nabi Isa as.. Nabi Muhammad
bertanya kepada Jibril siapa mereka.
Jibril menjawab, Mereka adalah saudaramu diantara para nabi dan malaikat ini adalah para
pemimpin seluruh malaikat di surga. Jibril kemudian berkata, Ya, Muhammad, orang paling
mulia dalam pandangan Allah, memimpin sholat. Oleh Jibril Nabi Muhammad dikedepankan untuk
menjadi Imam untuk shalat berjamaah. Nabi kemudian menjadi imam sholat berjamaah sebanyak
dua rakaat. Seluruh nabi dan malaikat mengikutinya.
Setelah selesai sholat bersama para Nabi, Beliau keluar dari Masjidil Aqsha, kemudian Nabi s.a.w.
berkata kepada Jibril: Wahai Jibril aku merasa haus. Kemudian beliau didatangi dengan
semangkuk arak dan semangkuk susu oleh Jibril a.s. Nabi Muhammad memilih susu. Lalu Jibril a.s
berkata: Engkau telah memilih fitrah. "Benar, engkau telah memilih air susu adalah lambang
kesucian dan seandainya engkau mengambil minuman keras niscaya akan tersesatlah engkau dan
umat engkau."


Peristiwa Miraj

Setelah menunaikan ibadah di Baitul Maqdis kemudian didatangkan sebuah tangga syurga yang lalu
dipancangkan di atas batu. Batu pijakan Nabi Muhammad s.a.w saat akan mi'raj itu disebut
Shakhrah al-Muqaddasah (batu yang disucikan). Nabi Muhammad belum pernah melihat sesuatu
yang lebih indah daripada tangga yang dilihatnya itu. Tangga Mi'raj itu dibuat dari emas dan perak
berlapis mutiara. Tangga itu menjulang dari Baitul Maqdis ke langit dunia. Di sebelah kanannya
ada 400 ribu malaikat, disebelah kirinya juga 400 ribu malaikat, di depannya seribu malaikat dan
di belakangnya juga seribu malaikat.
Malaikat jibril menaikkan Nabi ke tangga. Jarak antar anak tangga sejauh perjalanan empat puluh
tahun. Perjalanan mi'raj mula-mula memasuki langit dunia. Ketika naik ke langit Nabi Muhammad
melihat keindahan yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Jibril membawa Nabi hingga tiba di
depan pintu langit yang disebut pintu Hafadzah (pintu langit dunia). Di pintu itu ada malaikat
penjaga yang disebut Ismail. Dia memiliki 12.000 pembantu dan setiap pembantu memiliki 12.000
pesuruh.


Langit pertama
Jibril a.s meminta agar dibukakan pintu, kedengaran suara bertanya: Siapakah engkau?
Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Nabi
Muhammad saw. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah Nabi Muhammad s.a.w telah diutuskan? Jibril a.s
menjawab: Ya, Beliau telah diutuskan. Lalu Ismail membuka gerbang surga dan Nabi Muhammad
bertukar salam dan saling mendoakan. Malaikat Isma'il berkata,dikatakan "Selamat datang wahai
anak yang soleh dan nabi yang soleh."
Ketika memasuki langit pertama, Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan malaikat-malaikat yang
menyambutnya. Malaikat-malaikat itu menyambutnya dengan tersenyum sambil membaca doa-
doa, tetapi ada malaikat yang turut berdoa tetapi sama sekali tidak tersenyum, wajahnya tampak
memberengut. Nabi Muhammad s.a.w bertanya pada Jibril tentang malaikat yang tidak tersenyum
itu. Jibril menjawab: Jika saja dia pernah tersenyum kepada orang sebelum kamu atau sesudah
kamu , maka dia akan tersenyum kepadamu. Namun dia tidak pernah tersenyum, dia adalah Malik,
malaikat penjaga neraka.
Nabi Muhammad s.a.w berkata kepada Jibril, Tidakkah dapat kamu minta kepadanya untuk
menunjukkan neraka kepadaku? Jibril mengatakan, Baik, wahai malaikat tunjukkan neraka
kepada Muhammad! Kemudian malaikat itu membuka penutupnya, maka terlihat api neraka yang
bergejolak sampai Nabi mengira api itu akan menelan apa saja. Nabi Muhammad s.a.w berkata
kepada Jibril, Wahai Jibril, perintahkan mengembalikan ke tempatnya. Maka Jibril pun
menyuruhnya untuk menutupnya. Malaikat penjaga neraka itu berkata, Padamlah. Maka
kembalilah tutup itu ke tempat semula.
Setelah itu Nabi Muhammad s.a.w melihat seorang sedang menghadapi ruh-ruh manusia. Apabila
kepadanya dihadapkan ruh yang baik ia gembira dan berkata : "Ruh yang baik keluar dari jasad
yang baik".
Apabila dihadapkan kepadanya ruh yang jahat, wajahnya memberangus sambil berucap : "Cis ! Ruh
jahat keluar dari jasad yang jahat.
Nabi bertanya kepada Jibril ;"Siapakah orang itu hai Jibril?".
Ia menjawab : "Dia Adam ayah engkau. Semua ruh anak cucunya akan melewati dia.
Ketika Nabi Muhammad saw bertemu dengan Nabi Adam a.s, Beliau disambut serta Nabi Adam a.s,
mendoakannya dengan doa kebaikan.

Selanjutnya nabi Muhammad s.a.w melihat orang-orang bermoncong seperti moncong unta, tangan
mereka memegang segumpal api seperti batu-batu, lalu dilemparkan ke dalam mulut mereka dan
keluar dari dubur. Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapa mereka itu, Jibril?". "Mereka yang
memakan harta anak-anak yatim secara tidak sah," jawab Jibril.
Kemudian beliau melihat orang-orang dengan perut yang sangat besar. Nabi belum pernah melihat
orang-orang seperti itu kecuali dari keluarga Fir'aun. Mereka berjalan seperti unta yang kena
penyakit dalam kepalanya, ketika dibawa ke dalam api. Mereka diinjak-injak tak dapat beranjak
dari tempat mereka. Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapa mereka itu, Jibril?". "Mereka itu
tukang-tukang riba," jawabnya.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w melihat orang-orang, di hadapan mereka ada daging yang gemuk
dan baik, di samping ada daging yang buruk dan busuk. Mereka makan daging yang buruk dan
busuk itu dan meninggalkan yang gemuk dan baik. Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapakah
mereka itu, Jibril"? "Mereka orang-orang yang meninggalkan wanita yang dihalalkan Tuhan dan
mencari wanita yang diharamkan," jawabnya.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w melihat wanita-wanita yang digantungkan pada buah dadanya.
Lalu Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapa mereka itu, Jibril?" "Mereka itu wanita yang
memasukkan laki-laki lain bukan dari keluarga mereka.
Kemudian perjalanan diteruskan, naiklah Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril ke langit kedua.


Langit kedua
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w naik hingga ke langit kedua.Dia minta dibukakan
maka ditanya:"Siapa engkau?" "Jibril."jawabnya."Siapa yang bersamamu?" "Muhammad."Jawabnya
lagi. "Apakah dia juga rasul?" "Benar. "jawab Jibril. Dikatakan: "Selamat datang wahai sebaik-
baiknya yang datang."
Kemudian dibukakan. Ketika itu Nabi melihat Yahya dan Isa, di mana Jibril
memperkenalkan:"Inilah Yahya dan Isa."
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w memberi salam. Dan mereka membalas salam seraya
berkata:"Selamat datang wahai saudara yang baik dan nabi yang baik."
Kemudian naiklah Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril ke langit yang ke tiga.

Langit ketiga
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w naik ke langit ketiga. Dia minta dibukakan. Maka
ditanya: "Siapa itu?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?" "Muhammad." "Apakah dia seorang rasul
juga?" "Benar." "Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang."
Kemudian pintu langit itu dibuka. Di langit yang ketiga, Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan
laki-laki yang wajahnya bagai bulan purnama. Nabi bertanya kepada Jibril, Siapakah itu wahai
Jibril? Jibril menjawab, Ini adalah saudaramu Yusuf bin Yaqub. Dia memberi salam kepadanya
dan Nabi Muhammad s.a.w juga. Yusuf membalas, lalu berkata:"Selamat datang wahai saudara
yang soleh dan nabi yang soleh."
Selanjutnya Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke empat.

Langit keempat
Kemudian Jibril membawa Nabi naik sampai ke langit keempat. Kemudian dia minta dibukakan
dan ditanya:"Siapakah itu?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?"
"Muhammad." "Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar." "Selamat datang wahai sebaik-baik yang
datang."
Lalu dibukakan dan setelah Nabi Muhammad s.a.w melihat Idris. Jibril memperkenalkan:"Inilah
Idris." Kami lalu memberi salam dan dia menjawab sambil mengucapkan:"Selamat datang wahai
saudara yang soleh dan nabi yang soleh."
Perjalananpun di teruskan, Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril terus.

Langit kelima
Kemudian Jibril membawa Muhammad s.a.w naik ke langit kelima. Dia minta dibukakan lalu
ditanya:"Siapakah itu?" "Jibril." "Siapakah itu?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?" "Muhammad."
"Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar."
"Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang." Kemudian dibukakan.. Di langit yang kelima,
Nabi Muhammad s.a.w menjumpai seorang kakek yang rambutnya putih. Jenggotnya putih dan
tebal. Nabi Muhammad s.a.w bertanya ke Jibril, Siapakah dia wahai Jibril? Jibril menjawab,
Ini adalah orang yang sangat dicintai kaumnya, yaitu Harun bin Imran.
Seterusnya Nabi s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke enam.


Langit keenam
Kemudian Jibril membawa Nabi ke langit keenam. Dia minta dibukakan dan ditanya:"Siapakah di
situ?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?" "Muhammad."
"Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar." "Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang."
Kemudian pintu dibuka. Di langit ke enam ini Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi Musa
a.s.. Beliau seorang lelaki yang tinggi kurus dan berambut ikal. Nabi bertanya kepada Jibril,
Siapakah dia wahai Jibril? Jibril menjawab, Dia adalah saudaramu, Musa bin Imran. Nabi
Muhammad s.a.w memberi salam kepadanya. Beliau segera menjawab: Selamat datang wahai
saudara dan nabiku yang soleh.
Ketika Nabi Muhammad s.a.w dan Jibril hendak melanjutkan perjalanan, Musa menangis.
Ditanyakan kepadanya:"Mengapa engkau menangis?" Dia berkata:"Aku menangis karena seseorang
telah diutuskan sesudahku dan ternyata umatnya yang masuk syurga lebih banyak daripada
umatku."
Seterusnya Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke tujuh.

Langit ketujuh
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w . naik ke langit ketujuh.Dia minta dibukakan dan
ditanya:"Siapakah di situ?" "Jibril," jawabnya. "Siapa pula yang bersamamu?"
"Muhammad." "Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar." "Selamat datang wahai sebaik-baik yang
datang." Kemudian dibukakan.
Ketika berada di langit ke tujuh Nabi Muhammad s.a.w melihat seorang pria yang wajahnya mirip
dengannya sedang bersandar di Baitul Makmur dihadapi oleh beberapa kaumnya. Pada Baitul
Makmur setiap hari masuk tujuh puluh ribu malaikat. Nabi Muhammad s.a.w belum pernah melihat
pria yang mirip dengannya. Nabi Muhammad s.a.w bertanya kepada Jibril siapa pria itu, ia
menjawab : "Dia ayah anda Ibrahim". Mereka memberi salam kepadanya dan dia membalas salam
sambil berkata:"Selamat datang wahai anak yang soleh dan nabi yang soleh."
Kepada Nabi Muhammad saw, nabi Ibrahim a.s. bersabda, "Engkau akan berjumpa dengan Allah
pada malam ini. Umatmu adalah akhir umat dan terlalu dha'if, maka berdoalah untuk umatmu.
Nabi Ibrahim berpesan: "Anjurkan umatmu memperbanyakkan tanaman di syurga. Nabi Muhammad
s.a.w bertanya apakah tanamannya, jawabnya Ucapkanlah "Subhanallah Walhamdulillah walailaha
illallahu Allahu akbar, wala haula wala quwatailla billah."
Langit ketujuh adalah tempat orang-orang yang adil, dengan malaikat yang lebih besar dari bumi
ini seluruhnya. Ia mempunyai tujuh puluh ribu kepala, tiap kepala tujuh puluh ribu mulut, tiap
mulut tujuh puluh ribu lidah, tiap lidah dapat berbicara dalam tujuh puluh ribu bahasa, tiap
bahasa dengan tujuh puluh ribu dialek. Semua itu memuja dan memuji serta mengkuduskan
Tuhan.
Setelah melihat beberapa peristiwa lain yang ajaib. Nabi Muhammad s.a.w dan Jibril masuk ke
dalam Baitul Makmur dan sholat.
Kemudian Jibril membawa Nabi ke surga. Di Surga Nabi Muhammad s.a.w melihat dan mendengar
sesuatu yang tidak pernah didengarnya di bumi. Surga itu sangat indah. Di dalam surga terdapat
kubah dari mutiara dan tanahnya beraroma kesturi. Tanah dan lumpur surga terbuat dari zafaran,
berupa tepung putih beraroma kesturi dan sangat bersih. Cahaya surga itu berwarna putih,
bersinar terang, aromanya semerbak. Disana terdapat gedung megah dan sungai-sungai yang
mengalir. Ada istri-istri yang cantik jelita, perhiasan-perhiasan yang banyak, tanaman-tanaman,
berbagai macam kesenangan dan kenikmatan di tempat yang tinggi.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. melihat sebuah sungai susu yang tidak berubah rasanya, sebuah
sungai arak yang lezat dan sebuah sungai madu yang jernih. Nabi Muhammad s.a.w juga melihat
telaga Al-Kausar. Kemudian Nabi Muhammad Saw. keluar dari surga.
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w meneruskan perjalanan naik ke Sidratul
Muntaha. Sidratul Muntaha ditutup dengan warna yang tidak diketahui Nabi Muhammad s.a.w. Di
situ ada sebuah pohon yang daunnya seperti telinga gajah dan buahnya sebesar tempayan. Di
Sidratul Mutaha ini Nabi Muhammad s.a.w dapat melihat rupa Malaikat Jibril yang asli kedua
kalinya setelah sebelumnya melihat rupa Jibril yang asli ketika menerima wahyu yang pertama di
Gua Hira. Jibril berkata:"Inilah Sidratul Muntaha." Di situ juga ada empat sungai. Dua sungai di
dalam dan dua sungai lagi di luar. Nabi bertanya: "Dua sungai apakah ini, wahai Jibril?" Dia
menjawab:"Adapun dua yang di dalam itu adalah sungai di syurga. Sedangkan dua yang nampak
jelas ini adalah sungai Nil dan Furat."
Nabi Muhammad s.a.w melihat pemandangan yang sangat indah di tempat itu, tidak seorang pun
dapat melukiskan keindahannya. Nabi Muhammad s.a.w telah melihat sebagian dari tanda-tanda
kebesaran Allah SWT.

Di Sidratul Muntaha ini terdengarlah suara yang berseru kepada beliau, Wahai Muhammad SAW,
masuklah. Nabi Muhammad s.a.w kemudian diangkat melewati Sidratul Muntaha dan ditutupi
awan. Jibril tertinggal.
Nabi Muhammad SAW berseru kepada Jibril, Ikutlah bersamaku. Jibril berkata, "Engkau dan
Tuhan engkau saja." Nabi Muhammad s.a.w. berkata lagi, "Adakah di sini sahabat hendak
meninggalkan sahabatnya?"
Jibril menjawab, Inilah saja tempatku, jika aku melintasi kawasan ini niscaya aku akan terbakar
dengan cahaya. Malaikat Jibril tidak mampu melintasi lebih tinggi lagi. Hanya orang yang
diizinkan oleh Allah SWT yang dapat melintasi sidratul muntaha. Nabi Muhammad adalah orang
yang diangkat derajatnya sehingga dapat melintasi lebih tinggi lagi untuk bertemu dengan Allah
SWT.

Nabi Muhammad saw melanjutkan perjalanan tanpa ditemani malaikat Jibril. Nabi Muhammad
s.a.w kemudian melalui 70.000 hijab daripada nur hingga sampai ke Mustawa, tempat Kalam
menulis, yakni Kalam catatan di Luh Mahfuz. Di situ Nabi Muhammad s.a.w. melihat seorang lelaki
yang ghaib dalam Nur Arasy. Bertanya Nabi Muhammad s.a.w: "Siapa ini? Adakah malaikat?""Tidak,"
jawab lelaki itu."Adakah nabi?" tanya Nabi Muhammad s.a.w lagi."Tidak. Sesungguhnya aku adalah
seorang lelaki yang hidup di dunia, basah dengan menyebut nama Allah yakni berzikir dan hatiku
senantiasa terpaut kepada masjid dan aku juga tidak memaki kedua ibu bapakku."

Nabi kemudian tiba di hadapan Arsy (singgasana Allah). Nabi Muhammad s.a.w melihat 'Arsy Allah
yang dijunjung di atas kepala para Malaikat. Nabi Muhammad s.a.w dapat menyaksikan Allah SWT
dengan mata kepalanya. Tiada seorang pun daripada nabi atau mursalin melihat Allah sebelum ini.
Sebaik Nabi Muhammad s.a.w melihat Allah, lantas beliau terus sujud menyembah-Nya.
Berfirman Allah: "Wahai Muhammad." Jawab Nabi Muhammad s.a.w: "Labbaika." Firman Allah lagi:
Angkatkan kepalamu, mohonlah apa yang engkau hendak Aku berikan kepadamu."
Nabi Muhammad s.a.w pun mengangkat kepalanya sambil berkata: Ya, Rabb. Engkau telah ambil
Ibrahim sebagai Khalil dan Engkau berikan dia kerajaan yang besar. Engkau berkata-kata dengan
Musa. Engkau berikan Dawud kerajaan yang besar dan dapat melembutkan besi. Engkau kurniakan
kerajaan kepada Sulaiman yang tidak Engkau kurniakan kepada sesiapa pun dan memudahkan
Sulaiman menguasai jin, manusia, syaitan dan angin. Engkau ajarkan 'Isa Taurat dan Injil. Dengan
izin-Mu, dia dapat menyembuhkan orang buta, orang sufaq dan menghidupkan orang mati. Engkau
lindungi dia dan ibunya daripada syaitan.
Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku angkatkan engkau sebagai Habib (kekasih) dan Aku utuskan
engkau untuk manusia seluruhnya supaya mengabarkan berita gembira dan memberi peringatan.
Aku luaskan dadamu dan Aku buangkan daripadamu dosamu dan Aku angkatkan untukmu zikirmu.
Aku jadikan umatmu sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia dan Aku jadikan umatmu
itu sederhana. Dan Aku jadikan umatmu orang yang pertama dan orang yang terakhir dan Aku
jadikan umatmu itu tiada sah khutbah dan solat hingga mereka itu berikrar bahwa engkau hamba-
Ku dan pesuruh-Ku.
"Dan Aku jadikan daripada umatmu beberapa kaum yang mana hati mereka berpaut dalam hati
mereka. Aku telah jadikan engkau Nabi yang mula-mula diciptakan dan Nabi yang terakhir
dibangkitkan, dan Aku jadikan engkau orang yang mula-mula dibicarakan pada Hari Kiamat.
"Dan Aku berikan engkau tujuh ayat yang diulang-ulang bacaannya dalam sholat yaitu surah al-
Fatihah, yang tidak aku kurniakan kepada sesiapa sebelummu. Aku berikan engkau penutup surah
al-Baqarah, harta yang bernilai di bawah Arasy, ia tiada Aku beri kepada nabi sebelummu.
"Dan Aku berikan engkau dengan delapan saham berharga yaitu Islam, hijrah; sedekah; menyuruh
yang makruf dan mencegah yang mungkar; dijadikan engkau pembuka dan penutup; diberikan
engkau panji-panji kepujian, maka Adam dan lainnya berada di bawah panji-panji engkau. Dan
sesungguhnya pada hari Aku menjadikan tujuh petala langit dan bumi.
"Aku fardukan ke atasmu dan umatmu 50 waktu sholat, maka dirikanlah ia."

Selesai bermunajat kepada Allah, Nabi Muhammad s.a.w pun kembali mendapatkan Jibril. Lalu
Jibril pun memimpin tangan Nabi untuk turun. Kemudian Nabi Muhammad s.a.w dibawa menemui
nabi Ibrahim a.s.
Sesudah itu Nabi Muhammad s.a.w turun ke tempat Musa a.s.. Musa bertanya"Apakah yang telah
diwajibkan Tuhanmu kepada umatmu? Nabi Muhammad s.a.w menjawab, Sesungguhnya Allah
memfardukan ke atasku serta umatku dengan 50 waktu sholat sehari semalam.. kata Musa,
'Kembalilah kepada Tuhan mu, mintalah keringanan, karena umatmu tidak sanggup melakukannya.
Aku sendiri telah mencoba terhadap bani israil"
Sesungguhnya Bani Israel yang gagah tidak mampu melakukan amalan yang lebih sedikit daripada
itu, sedangkan umatmu lemah tubuhnya, lemah hatinya, mana mungkin mereka mampu
melaksanakan tugas seberat itu.
Selepas mendengar kata-kata Musa itu, Nabi Muhammad s.a.w pun memandang Jibril. Jibril
mengisyaratkan supaya Nabi Muhammad s.a.w kembali ke Sidratul Muntaha untuk menemui Allah
untuk diringankan apa yang telah difardukan.
Nabi Muhammad s.a.w kemudian kembali kepada Allah lalu beliau sujud kepada Allah dengan
berkata: "Wahai Tuhanku, ringankan terhadap umatku apa yang diperintahkan-Mu. Sesungguhnya
umatku adalah terlalu daif."
Firman Allah: "Sesungguhnya telah Ku-kurangkan untuk umatmu itu lima waktu sholat." Sholat yang
tadinya diwajibkan 50 kali sehari itu dikurangi menjadi 45 kali saja.
Nabi Muhammad s.a.w kemudian kembali menemui Nabi Musa. Nabi Muhammad s.a.w berkata
kepada Nabi Musa, "Sesungguhnya Allah sudah mengurangkan untukku lima waktu solat."
kata Musa, "umatmu tidak sanggup menunaikannya sebanyak itu, karena itu kembalilah kepada
Tuhanmu mintalah keringanan". Nabi kemudian berulang-ulang pulang pergi antara Tuhan dengan
Musa. Sehingga akhirnya Allah swt berfirman" Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku fardukan
hanyalah lima waktu sehari semalam. Setiap sholat fardu diganjarkan dengan sepuluh ganjaran.
Oleh yang demikian, berarti lima waktu sholat fardu sama dengan lima puluh sholat fardu. Begitu
juga siapa yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, niscaya akan
dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya.
Sebaliknya siapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak melakukannya, niscaya
tidak sesuatu pun dicatat baginya. Seandainya dia melakukannya, maka dicatat sebagai satu
kejahatan baginya.

Setelah mendapatkan keringanan dari Allah SWT lalu nabi kembali ke tempat Musa dan diceritakan
kepadanya apa yang telah difirmankan Tuhan itu.
Berkata Musa: Kembalilah kamu kepada Tuhanmu wahai Muhammad, mohonlah keringanan sekali
lagi dan sesungguhnya umatmu tiada kuasa untuk melaksanakannya."
Jawab Nabi Muhammad: Sesungguhnya aku telah berulang alik kepada Tuhanku beberapa kali
hingga aku merasa malu terhadap Tuhanku dan tetap aku laksanakan perintah-Nya ini."
Tatkala itu, terdengar seruan: "Telah Aku laksanakan yang Aku fardukan dan Aku ringankan untuk
hamba-Ku."
Berkata Musa: "Turunlah engkau wahai Muhammad dengan nama Allah."

Apabila sampai di Langit Dunia, tiba-tiba Rasulullah melihat debu dan asap serta terdengar suara
berisik. Bertanyalah Nabi Muhammad s.a.w kepada Jibril ada apa gerangannya.
Menurut Jibril, itulah syaitan yang menutup mata manusia (anak Adam) hingga mereka tidak
mampu berfikir apa yang ada dalam alam malakut langit dan bumi. Dan jika tidak dilakukan begitu
niscaya manusia dapat melihat keajaiban-keajaibannya.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w kembali dengan tangga itu ke bumi. Nabi Muhammad s.a.w dan
Jibril sampai di Baitulmaqdis. Buraqpun dilepaskan dari ikatannya. Dengan buroq itu Nabi kembali
ke Mekah pada malam yang sama.
Dalam perjalanan itu, Nabi melintasi beberapa unta milik orang Quraisy yang datang dari Syam.
Diantaranya ada seekor unta yang mempunyai dua karung di atas badannya. Karung itu berwarna
putih dan hitam.
Ketika Nabi Muhammad s.a.w kebetulan menuju ke arahnya, terkejutlah unta tersebut dan lari
berkeliling-keliling hingga salah seekor daripadanya patah kaki, jatuh lalu ditinggalkan di situ oleh
pemiliknya.
Dalam perjalanan itu juga, terlihat oleh Nabi Muhammad s.a.w sekelompok unta dan salah seekor
daripadanya tersesat. Nabi Muhammad s.a.w kemudian menuntunnya sehingga kembali dalam
kelompoknya.
Nabi Muhammad s.a.w pun memberi salam kepada mereka dan mereka mengenali suara
Rasulullah, tetapi ada juga yang tidak percaya. Kemudian Nabi mengambil mangkuk berisi air dan
meminumnya.
Pada waktu Nabi Muhammad s.a.w akan berpisah dengan Jibril pada Subuh Isra' di Dzi Thuwa,
suatu tempat dipinggir kota Mekkah, Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Ya Jibril, kaumku akan
mendustakan aku". Jibril menjawab: "Abu Bakar akan membenarkan engkau dan dialah Ash
Shiddiq."
Setelah Nabi Muhammad s.a.w turun dari buroq, maka terangkatlah Buraq ke langit dan terus ke
syurga.

Setelah Isra Miraj

Nabi Muhammad SAW baru saja kembali dari perjalanan Isra' Mi'raj, orang yang ditemui pertama
kali oleh Nabi saw adalah Ummu Hani' (panggilan Hindun binti Abu Thalib), sepupu beliau.
Pada waktu sebelum fajar Nabi saw membangunkannya. Sesudah melakukan shalat bersama-sama,
beliau berkata: Wahai ummu Hani sungguh aku telah shalat isya akhir di lembah ini seperti yang
engkau lihat, kemudian aku datang ke Baitul Maqdis dan shalat di dalamnya, kemudian aku
mengerjakan shalat subuh bersama kalian sekarang seperti yang kalian lihat.
Nabi Muhammad saw bercerita tentang pengalamannya selama isra' mi'raj, Ummu Hani
mendengarkan dengan seksama. Meskipun cerita-cerita yang didengarnya sama sekali di luar
logika, Ummu Hani' tetap berkata, "Aku percaya akan ceritamu wahai Muhammad. Tapi setelah ini,
apa yang hendak kau lakukan?"
"Aku akan menceritakan pada Abu Jahal dan pada semua penduduk Mekah", jawab Nabi
Muhammad saw.
Wahai Nabi Allah jangan ceritakan peristiwa ini kepada manusia, sebab nanti mereka
mendustakanmu dan menyakitimu. Kata Ummu Hani'. Nabi saw bersabda Demi Allah aku pasti
menceritakan peristiwa ini kepada mereka.

***

Pada waktu itu, datanglah Abu Jahal, lantas bertanya: "Apakah kamu ingin memberitakan
sesuatu?"
"Ya," jawab Nabi Muhammad.
"Apakah itu?" tanya Abu Jahal lagi.
Nabi Muhammad menjawab: "Aku telah diperjalankan pada malam tadi ke Baitulmaqdis.
"Apa? Kamu diperjalankan ke Baitulmaqdis dalam tempo satu malam? Apakah engkau mau aku
kabarkan berita ini kepada kaummu?"
"Bahkan aku akan kabarkan apa yang aku kabarkan kepadamu ini."
Abu Jahal pun menyeru dengan suara lantang: "Wahai Bani Kaab dan Bani Lua', berhimpunlah kamu
semua kepadaku."
Setelah berkumpul semua orang, berkatalah Abu Jahal kepada Nabi Muhammad : "Kabarkanlah
kepada kaummu seperti yang engkau kabarkan kepadaku, wahai Muhammad."
Nabi Muhammad kemudian menceritakan peristiwa Isra Miraj itu ke penduduk Mekah.
Berkatalah Rasulullah : "Bahawasanya aku telah diperjalankan pada malam tadi."
"Ke mana?" tanya kaumnya.
"Ke Baitulmaqdis," jawab Nabi Muhammad
"Apa! Kamu melakukan perjalanan dalam waktu yang sesingkat itu?" tanya mereka lagi.
"Ya," jawab Nabi Muhammad
Orang-orang Quraisy kemudian menanyakan tentang bagaimana Baitul maqdis itu secara
terperinci. Orang-orang Quraisy sibuk bertanya tentang perjalanan Nabi dalam peristiwa israk itu.
Mereka bertanya berbagai perkara mengenai Baitulmuqaddis yang kurang jelas pada ingatan Nabi.
Hal itu menyulitkan Nabi karena dengan perjalanan yang secepat itu tentunya sulit untuk merinci
tentang Baitul Maqdis. Nabi Muhammad kemudian berdiri di Hijr Ismail. Allah kemudian
memperlihatkan kepada beliau dari jauh sehingga Nabi mampu melihatnya. Kemudian beliau
memberitahukan kepada mereka tentang tiang-tiangnya dari apa yang dilihatnya itu. Walau
bagaimana sekalipun bentuk pertanyaan yang diajukan kepadanya, Nabi tetap dapat menceritakan
kepada mereka
Walaupun nabi sudah bercerita demikian tetapi mereka masih tidak mempercayai dengan
perjalanan ke Baitul Maqdis yang secepat itu. Hal tersebut kemudian menimbulkan kesangsian
juga pada beberapa orang pengikutnya. Tidak sedikit mereka yang sudah Islam itu kemudian
berbalik murtad. Mereka yang masih menyangsikan hal ini lalu mendatangi Abu Bakr dan
keterangan yang diberikan Muhammad itu dijadikan bahan pembicaraan.
"Kalian berdusta," kata Abu Bakr.
"Sungguh," kata mereka. "Dia di mesjid sedang berbicara dengan banyak orang."
"Dan kalaupun itu yang dikatakannya," kata Abu Bakr lagi, "tentu dia bicara yang sebenarnya. Dia
mengatakan kepadaku, bahwa ada berita dari Tuhan, dari langit ke bumi, pada waktu malam atau
siang, aku percaya. Ini lebih lagi dari yang kamu herankan."
Abu Bakar kemudian menemui Nabi Muhammad dan langsung bertanya ;" Ya Rosulullah benarkah
anda mengatakan kepada orang banyak , bahwa anda datang dari Baitul Maqdis semalam ?"
Beliau menjawab ;"Ya benar !". " Ya Rosulullah, cobalah sebutkan kepadaku bagaimana Baitul
Maqdis itu, aku sudah pernah pergi ke sana ", kata Abu Bakar, Seketika itu gambaran Baitul Maqdis
tampak jelas di depan mata Nabi s.a.w, hingga beliau dapat menyebutkan bagian-bagian dari
bangunan masjid tersebut.
"Anda sungguh tidak berdusta ya Rosulullah ! Aku bersaksi anda benar-benar utusan Allah!"Tiap
Abu Bakar mendengar bagian-bagian Baitul Maqdis disebut ia mengucapkan berulang-ulang kepada
Nabi Muhammad : Anda benar...anda benar...". Sejak itu Abu Bakar diberi gelar dengan
"AshShiddiq" yang berarti amat membenarkan.

Walaupun demikian banyak dari mereka masih kurang percaya , sehingga mereka masih meminta
bukti dari Rosulullah, seperti diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Ummu Hani binti Abu Thalib.
Beliau, Rosulullah s.a.w. berkata :
" Tadi malam aku melewati kafilah Bani Fulan di sebuah lembah.
Binatang yang kutunggangi mengejutkan mereka sehingga ada seekor di antara unta mereka
melesat jauh ketika itu aku sedang menuju Syam.
Sampai di Dhajran dan aku melewati satu kafilah lagi dan aku minum ketika mereka sedang tidur
nyenyak. Sekarang mereka berada di tikungan jalan Ta'nim.
Yang paling depan unta coklat tua dan berponok dua , hitam dan ada yang belang-belang.
Lalu mereka beramai-ramai ke jalan tikungan Ta'nim, dan ternyata kafilah tersebut baru tiba
dengan unta yang disebutkan beliau.
Dan mereka bertanya tentang kejadian semalam, ternyata sama persis seperti apa yang
diceritakan Nabi Muhammad s.a.w. Rasul Allah.
posted by Nanang @ 1:56 AM
Nama-nama yang berhubungan dengan Isra Miraj

a. Malaikat
Malaikat berasal dari kata malakah yang berarti "mengutus" atau "perutusan/risalah". Allah swt.
menciptakan malaikat dari nur (cahaya), sebagaimana Dia menciptakan Nabi Adam a.s. dari tanah
liat, juga sebagaimana menciptakan jin dari api. Allah Taala menciptakan malaikat lebih dahulu
daripada manusia. Tabiat malaikat ialah secara sempurna berbakti kepada Allah, tunduk dan
patuh pada kekuasaan dan keagungan-Nya, melaksanakan semua perintah-Nya dan mereka pun
ikut mengatur alam semesta menurut kehendak dan iradah Allah Taala.

Allah Taala menciptakan malaikat berupa makhluk yang bersayap dan di antaranya ada yang
bersayap dua buah, tiga buah, empat buah dan ada pula yang lebih dari itu. Semua ini
menunjukkan nilai dan perbedaan pangkat di sisi Allah Taala, juga tentang kekuasaannya cepat
atau lambatnya dalam berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Sesuai Firman Allah dalam Al Quran:
Segenap puji bagi Allah, Maha Pencipta langit dan bumi, yang membuat malaikat sebagai utusan-
utusan yang mempunyai sayap-sayap, ada yang dua, tiga atau empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S.
Fathir:1).

Beberapa malaikat yang pernah diceritakan diantaranya yaitu: Jibril bertugas membawa wahyu
kepada para Nabi dan Rasul, Izrail bertugas sebagai pencabut nyawa, Mungkar dan Nakir selaku
dua malaikat yang melakukan menanyakan di dalam kubur, Israfil berfungsi sebagai peniup
sangkakala pada hari kiamat, Mikail bertugas memberikan hujan dan pengatur rezeki, Raqib dan
'Atid selaku dua malaikat pencatat amal manusia, Ridwan sebagai penjaga syurga, Malik sebagai
penjaga neraka dan Hamalatul 'Arsy sebagai malaikat yang membawa 'Arsy Tuhan di hari kiamat.

Malaikat Jibril merupakan malaikat yang mengantar Nabi Muhammad Saw. dalam perjalanan Isra
Miraj. Nabi dapat melihat bentuk asli Jibril hanya dua kali saja yaitu ketika menerima wahyu
pertama dan ketika di Sidratul Muntaha waktu miraj. Bentuk Malaikat Jibril digambarkan memiliki
600 sayap yang menutup ufuk dan tubuhnya sangat besar terlihat seperti memenuhi antara bumi
dan langit. Malaikat Jibril juga disebut sebagai Ruh suci atau ruh kudus.

Manusia pada umumnya tidak dapat melihat malaikat. Tetapi malaikat dalam beberapa peristiwa
dapat menyerupai manusia sehingga manusia dapat melihat malaikat yang menyerupai manusia
itu.

b. Buraq
Buraq itu adalah binatang yang putih, panjang, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari
baghal. Buraq ini dapat meloncat sejauh batas pandangannya; kedua telinganya selalu bergerak.
Jika menaiki gunung kedua kaki belakangnya memanjang dan jika menuruni jurang kedua kaki
depannya memanjang. Dia mempunyai dua sayap pada kedua pahanya yang dapat membantu dan
memperkuat kecepatannya. Buraq mempunyai empat kaki. Satu langkah ke satu langkah kakinya
adalah seumpama sekelip mata memandang. Ada orang yang berusaha menyesatkan dengan
menyebutkan bahwa buroq berkepala seorang wanita padahal tidak pernah ada hadis yang
menyatakan hal tersebut.

Nabi-nabi sebelumnya juga pernah menaiki buraq. Sa'id bin Musayyab dan lainnya berkata bahwa
buraq adalah kendaraan Nabi Ibrahim yang beliau naiki dari negerinya menuju Baitul Haram. Nabi
Muhammad juga akan menungangi Buroq ketika pada hari kebangkitan nanti.

c. Masyithah
Ketika dalam perjalanan ke Baitul Maqdis Nabi mencium bau harum. Ternyata bau harum itu
adalah bau Masyithah beserta suami dan kedua anaknya yang dibunuh oleh raja Fir'aun dari Mesir
yang mengaku sebagai Tuhan, karena mempertahankan imannya dan mengingkari ketuhanan
Fir'aun..

Masyithah adalah tukang menata rambut dari anak perempuan Fir'aun. Pada suatu hari, ketika
Masyithah sedang menyisir rambut anak perempuan raja Fir'aun, sisirnya jatuh dan Masyithah
mengucapkan:
Dengan nama Allah, rugi si Fir'aun.
Mendengar ucapan Masyithah tersebut, maka terjadilah dialog antara anak perempuan
Fir'aun dengan Masyithah sebagai berikut:
Anak Fir'aun: "Apakah engkau mempunyai Tuhan selain ayahku ?"
Masyithah: "Ya!"
Anak Fir'aun: "Apakah engkau berani pernyataanmu ini saya beritahukan kepada ayahku?"
Masyithah: "Berani!"
Setelah anak Fir'aun memberitahukan kepada ayahnya tentang pernyataan Masyithah, maka
Masyithah pun dipanggil oleh Fir'aun, lalu terjadi dialog sebagai berikut:
Fir'aun: "Apakah engkau mempunyai Tuhan selain aku ?".
Masyithah: "Ya, Tuhanku dan Tuhan tuan adalah Allah !".
Mendengar jawaban tersebut Fir'aun pun menyuruh agar suami dan kedua anak Masyithah
dihadapkan kepadanya. Setelah mereka menghadap, Fir'aun membujuk Masyithah beserta
suaminya agar keduanya meninggalakan agamanya (agama tauhid) dan mengakui Fir'aun sebagai
Tuhan. Setelah bujuk rayu Fir'aun ditolak oleh keduanya, maka Fir'aun berkata kepada keduanya:
"Jika kalian berdua menolak permintaanku, maka aku akan membunuh kalian berdua beserta anak-
anak kalian!".
Masyithah menjawab: "Terserah, mana tindakan yang baik menurut tuan terhadap kami. Dan jika
tuan membunuh kami, kami minta agar kami sekeluarga dikubur dalam satu rumah!".
Fir'aun berkata: "Baik, permintaanmu akan kami kabulkan!" Kemudian Fir'aun memerintahkan
untuk menyiapkan sebuah wajan besar penuh dengan minyak. Setelah wajan tersebut dipanaskan
dan medidih, anak Masyithah yang besar dimasukkan lebih dahulu, sedang Masyithah beserta
suaminya dan anaknya yang masih berumur tujuh bulan disuruh menyaksikan, dengan harapan agar
Masyithah berubah pendiriannya. Kemudian suami Masyithah mendapat giliran yang kedua. Setelah
giliran sampai pada Masyithah dan anaknya yang masih menetek, tiba-tiba anak Masyithah yang
masih menetek berkata dengan fasih kepada ibunya: "Janganlah ibu ragu-ragu untuk mati
membela kebenaran; masuklah ke dalam wajan!". Kemudian Masyithahpun dilemparkan ke dalam
wajan tersebut beserta anaknya.
posted by Nanang @ 1:50 AM
T H U R S D A Y , M A R C H 0 1 , 2 0 0 7
Nama-nama tempat sekitar Isramiraj

Beberapa tempat yang disebut dalam peristiwa Isra Miraj:

a. Masjidil Haram

Pengertian "masjidil" bukanlah nama untuk sebuah bangunan utuh
melainkan sebuah tempat untuk bersujud. Masjidil Haram adalah tempat yang terdapat di dalamnya bangunan ka'bah,
Maqam ibrahim, Hajar Aswad, Hijir Ismail (Hateem), Sumur Zam-Zam dan tempat Sai antara bukit Safa dan Marwa.
Masjidil Haram terletak di kota Mekah. Pada zaman dahulu masjidil haram adalah berupa tanah lapang dengan kabah di
tengahnya dengan rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Kemudian penguasa-penguasa muslim di daerah itu mengadakan
perluasan dan membangun bangunan yang mengelilingi kabah seperti yang kita lihat sekarang.

Bagian-bagian dari Masjidil haram diantaranya, yaitu:

Kabah


Kabah merupakan rumah ibadah pertama di muka bumi yang berbentuk persegi empat. Kabah sebenarnya sudah ada
sebelum manusia turun ke bumi. Allah SWT memerintahkan kepada malaikat agar membangun tempat bertawaf seperti
baitul makmur yang ada di langit. Baitul makmur merupakan tempat bertawaf para malaikat di langit. Dengan
dibangunnya Kabah di bumi, maka malaikat-malaikat di bumi ber-Thawaf (mengelilingi) Kabah ini, sama dengan
mengelilingi Baitul Makmur. Ritual Thawaf ini adalah sebuah ibadah yang dilakukan Malaikat (sama dengan Thawafnya
umat islam ketika berhaji) yaitu suatu upaya dari para malaikat untuk mengharapkan rahmad dan maghfirah Allah.

Para malaikat sambil mengelilingi Ka'bah (di bumi) maupun Baitul Makmur yang di langit sambil berdoa memohon kepada
Allah agar senantiasa dijauhkan dari hal-hal yang dapat menimbulkan kemurkaan-Nya. Saat nabi Adam turun ke bumi,
Allah SWT telah meletakkan kubah di tempat dimana Kabah sekarang berada agar kubah ini dijadikan tempat bertawaf
oleh Nabi Adam. Diriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda, "Allah Taala telah mengutus Jibril a.s. kepada
Adam dan Hawa, (Allah berfirman), " Kalian berdua bangunlah bagi-Ku sebuah rumah " Kemudian Jibril menunjukkan
tempatnya. Adam menggali dan Hawa memindahkan tanahnya, sehingga sampai kepada air terdengar suara dari bawah,
"Hati-hati wahai Adam." Ketika Adam sedang membangunnya, Allah berfirman kepadanya agar dia bertawaf di rumah itu
dan dikatakan, "Kamu adalah manusia pertama dan ini adalah rumah pertama yang dibangun. Dalam AlQuran juga ada
firman Allah yang membenarkan bahwa kabah adalah rumah ibadah pertama yang dibangun di bumi. Sesungguhnya rumah
yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk
bagi semua manusia . (QS. Ali Imran : 96).

Di bangunan Ka'bah itu pulalah, Nabi Adam mengumpulkan seluruh anak-anaknya untuk persidangan, perkawinan dan
penentuan hak untuk Qabil dan Habil, sebagai putra pertama dan kedua dari seluruh anak-anak Nabi Adam. Setelah
wafatnya Adam as. anak-anaknya membangun Kabah dengan tanah dan batu. Disebutkan bahwa yang membangunnya
adalah nabi Syits as. Setelah itu Kabah terus ada dan terjaga sampai datang topan dan banjir di zaman Nabi Nuh a.s. lalu
tenggelam dan hilang tempatnya. Bangunan kabah tetap hilang hingga datang masa Nabi Ibrahim as bersama anak dan
istrinya ke lembah gersang tanpa air yang ternyata disitulah pondasi kabah dan bangunannya pernah berdiri. Lalu Allah
SWT memerintahkan Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail untuk mendirikan kembali kabah di atas bekas pondasinya dahulu.

Menurut riwayat dari Tsa'labi, bahwasanya ketika Allah Ta'ala
memerintahkan nabi Ibrahim as. agar membangun kabah, Allah memperlihatkan padanya awan yang berwarna putih yang
membentuk persegi-empat sebagaimana bentuk rumah, lalu Allah berfirman: "Wahai Ibrahim bahwa bangunan kabah itu
sebagaimana bentuk awan putih itu. Menurut riwayat Al-Waqdi bahwasanya ketika nabi ibrahim sedang menggali buat
pondasi ka'bah, beliau menemukan sebuah batu pualam hijau dan pada batu itu ada tulisan hanya 4 barisan.(Wallahu
a'lam), lalu Allah berfirman kepada ibrahim as. agar mendatangkan batu-batuan buat bangunan ka'bah dari 5 gunung,
yaitu: Gunung Thursina, Gunung Thurzita, Gunung Labanan, Gunung Joudi, Gunung Hira. Agar kelak pada hari kiamat
nanti gunung-gunung tersebut dapat memberatkan timbangan jamaah haji.Setelah dikumpulkannya batu-batuan dari
gunung-gunung tersebut Ibrahim mulai membangun ka'bah.

Ismail mengaduk pasir dengan semennya pada batu-batuan itu, lalu beliau melanjutkan dan membangun ka'bah hingga
pada ketinggiannya. Lebar ukuran Kabah dibuat oleh Ibrahim adalah seperti berikut: " Dinding Timur adalah 48 kaki dan 6
inci " Dinding Hatim adalah 33 kaki " Dinding antara Hajar Aswad dan sudut Yamani adalah 30 kaki " Dinding Barat adalah
46.5 kaki.

Dalam sejarahnya setelah pembangunannya oleh Nabi Ibrahim, kabah pernah mengalami kehancuran akibat perang
maupun bencana alam sehingga pembangunan ulang bangunan kabah juga dilakukan oleh suku-suku Arab yang merupakan
keturunan Nabi Ismail yang berdiam di Mekah tersebut. Sehingga urutan pembangunan kabah yaitu: Generasi pertama
dilakukan oleh Malaikat generasi ke-2 oleh Nabi Adam, Syist Bin Adam sebagai generasi ke-3. Generasi ke-4 Kabah
dibangun oleh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Kemudian pembangunan dilakukan oleh Suku Amaliqah dilanjutkan Suku
Jurhum dan selanjutnya dilakukan oleh Qushai Bin Kilab. Generasi ke-8 dilakukan oleh abdul Muthalib dan dilanjutkan
oleh generasi ke-9 oleh Quraisy. Pada generasi ke-10 kabah mengalami beberapa renovasi yang dilakukan oleh umat dari
Nabi Muhammad saw.

Ada juga peristiwa menarik seputar kabah yaitu ketika pada tahun kelahiran Nabi Muhammad saw. Waktu itu kabah
pernah hendak dihancurkan oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah dari Yaman. Allah SWT kemudian melindungi
kabah dengan mengirimkan burung-burung Ababil yang melemparkan batu Sijil yaitu batu dari neraka yang amat panas
untuk memusnahkan Abrahah beserta pasukannya. Tahun peristiwa tersebut disebut tahun gajah yang pada tahun itu juga
merupakan tahun kelahiran dari Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad saw.

Kabah juga sempat dikotori oleh orang-orang Musyrik Mekah yang menempatkan berhala-berhala sebagai sesembahan
selain kepada Allah. Setelah penaklukkan Mekah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dan pengikutnya kemudian berhala-
berhala tersebut dihancurkan. Kini kabah telah menjadi kiblat sholat dan juga tempat thawaf.

Di masa Nabi Muhammad, awalnya perintah shalat itu ke baitul Maqdis di Palestina. Namun Rasulullah SAW berusaha
untuk tetap shalat menghadap ke kabah. Caranya adalah dengan mengambil posisi di sebelah selatan kabah. Dengan
menghadap ke utara, maka selain menghadap Baitul Maqdis di Palestina, beliau juga tetap menghadap kabah. Namun
ketika beliau dan para sahabat hijrah ke Madinah, maka menghadap ke dua tempat yang berlawanan arah menjadi
mustahil. Dan Rasulullah SAW sering menengadahkan wajah ke langit berharap turunnya wahyu untuk menghadapkan
shalat ke kabah. Hingga turunlah ayat berikut : Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh
Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja
kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui,
bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang
mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah : 144). Dan adalah kepunyaan Allah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu
menghadap di situlah Wajah Allah - (Qs. 2 al-Baqarah : 115)

Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk mengalihkan kiblatnya dari Baitul Maqdis ke kabah di Mekah. Hingga
sekarang umat Islam tetap menjadikan kabah sebagai kiblatnya.

Maqam Nabi Ibrahim a.s.

Maqam Nabi Ibrahim a.s. adalah sebuah batu tempat berpijak Nabi Ibrahim a.s. ketika beliau
meninggikan bangunan Kabah dari pondasinya. Nabi Ismail a.s. meletakkannya agar Nabi Ibrahim a.s. dapat naik lebih
tinggi di atas batu tersebut. Jadi pengertian maqam disini bukan makam yang berarti kuburan. Batu ini diturunkan oleh
Allah dari Syurga bersama-sama dengan Hajarul Aswad.Dari Abdullah Bin Amir Bin Ash mengatakan bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Rukun (Hajar Aswad) dan Maqom adalah dua batu Ruby dari surga yang dihilangkan cahayanya oleh Allah. (HR.
At-Turmudzi).

Ketika nabi Ibrahim membangun kabah, beliau berpijak pada batu itu yang kemudian batu pijakan itu mengangkat nabi
ibrahim naik ke atas untuk menata batu bangunan ka'bah dan jika nabi ibrahim ingin turun , maka batu pijakan itupun
turun ke bawah, kemudian beliau menyambut batu yang telah di semen oleh nabi ismail dari tangan ismail hingga beliau
menyusun dan menata ka'bah hingga pada puncak bangunan.

Riwayat dari Anas bin Malik ra. berkata: bahwasanya telah kulihat bekas pijakan kaki Ibrahim as. pada batu itu membekas
hingga membentuk telapak kakinya. Dan bentuk lekukan jari itupun sekarang sudah tidak begitu jelas lagi karena
terlampau banyak orang yang menyentuhnya baik siang dan malam. Sekarang batu ini sudah ditutupi dengan perak. Pada
batu ini dapat terlihat bekas kedua telapak kaki Nabi Ibrahim yang panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan dalamnya 10
cm.

Hajar Aswad

Hajar Aswad merupakan batu hitam yang diletakkan di salah satu
sudut kabah. Menurut sejarahnya, Hajarul Aswad diturunkan oleh Allah dari langit. Batu itu mula-mula berwarna seperti
permata putih, lebih putih dari salju, tetapi lama-kelamaan menjadi hitam sebab dosa manusia. Kalau tidak karena
sentuhan tersebut niscaya cahayanya menerangi antara timur dan barat. Ini diterangkan dari hadis Rasulullah Sallallahu
'alaihi wasallam yang bermaksud: Dari Ibnu Abbas r.a. katanya, Rasulullah bersabda :" Hajarul Aswad diturunkan dari
syurga dan berwarna lebih putih dari susu. Dosa-dosa manusia (anak Adam) menyebabkannya menjadi hitam " . Riwayat
Ahmad dan Turmizi.

Hajar Aswad diberikan kepada Adam sebagai bagian dari kabah yang dibangunnya sebagai rumah ibadah pertama di muka
bumi. Bangunan ini kemudian lenyap ketika banjir Nabi Nuh. Menurut riwayat Al-Kusai bahwasanya: ketika nabi ibrahim
membangun kabah, terdengar oleh beliau seruan dari jabal Abi Qubais (Gunung Abi Qubais atau gunung kubais) dan
berbunyi : "Wahai Ibrahim, bersamaku ada titipan buatmu, dan ambillah titipan itu". Lalu nabi Ibrahim pun mendekati
gunung Abi Qubais, tiba-tiba gunung itupun membelah dan mengeluarkan sebuah batu hitam, karena pada waktu itu nabi
Nuh as. ketika keluar dari bahteranya setelah badai topan, beliau menitipkan batu itu pada gunung Abi Qubais, oleh
karena itu Allah memerintahkan agar Jabal Qubais menerima sebagai titipan. Dan batu itu ialah: "Hajar Aswad"

Selanjutnya setelah masa Ibrahim wafat, Hajar Aswad juga sempat menghilang ketika Bani Bakar bin Abdi Manaf bin
Kinanah bin Ghaisyan bin Khaza'ah mengusir keturunan Jurhum dari Mekah, Amr bin Harits bin Madhadh Al Jurhumi keluar
membawa dua patung emas kepala rusa dan Hajar Aswad dan dipendam di sumur Zamzam seterusnya mereka berangkat
menuju Yaman. Pemendaman Hajar Aswad di dalam sumur Kabah tidak bertahan lama karena seorang wanita dari
Khaza`ah memberitahukan kepada kaumnya bahwa dia melihat orang Jurhum memendam Hajar Aswad di sumur Zamzam.
Kemudian mereka meletakkan Hajar Aswad kembali ke tempatnya. Hal ini terjadi sebelum pembangunan oleh Qushay bin
Kilab.

Ketika ada banjir menimpa kabah, Kabah mengalami kerusakan dan dindingnya retak sehingga kabah perlu dibangun
kembali. Tugas ini dibagikan antara empat kaum suku Quraish. Rasulullah turut membantu pembangunan kembali kabah.
Setelah dinding-dindingnya telah selesai dibangun, tiba waktunya batu hajar aswad diletakkan kembali di tempatnya
semula di dinding Timur Kabah. Terjadi perselisihan di antara mereka untuk menentukan siapa yang mendapat
kehormatan meletakkan batu Hajar Aswad itu. Ketika perselisihan itu hampir menjadi pertengkaran, Abu Umayyah,
penduduk tertua Makkah, menentukan agar lelaki pertama yang memasuki pagar masjid pagi keesokkannya lah yang akan
memutuskan permasalahan ini. Lelaki itu ialah Rasulullah. Penduduk Mekah bergembira. "Ia adalah al-Amin. Ia adalah
Muhammad," ucap mereka.

Muhammad menghampiri mereka lalu mereka memintanya supaya memutuskan perkara itu. Muhammad
setuju. Muhammad menyarankan agar batu hitam itu ditaruh di atas sehelai kain, setiap ujung kain dipegang oleh seorang
pemimpin suku. Kain itu diangkat ke tempat batu itu hendak diletakkan. Muhammad kemudian mengambil batu itu dan
meletakkannya di tempatnya di dinding Kabah.

Hajar Aswad pernah pecah akibat perbuatan para perusak. Hajar Aswad kemudian disatukan kembali. Perekatan tersebut
dilakukan setelah diadakan penelitian oleh para ahli untuk menentukan bahan khusus yang digunakan untuk merekat batu
pecahan Hajar Aswad yaitu berupa bahan kimia yang dicampur dengan minyak misik dan ambar.

Hijir Ismail

Hijr Ismail arti harfiahnya adalah pangkuan Ismail. Di sanalah Ismail putra Ibrahim, pembangun Ka'bah ini pernah berada
dalam pangkuan Ibunya yang bernama Hajar.Ketika Nabi Ibrahim a.s. membangun Kabah, tingginya hanya sembilan hasta
yaitu sepertiga tinggi sekarang. Begitu juga beliau mendirikan bangunan Kabah di atas fondasi ditambah enam hasta yang
sekarang masuk Hijir Ismail. Ketika pembangunan dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s. lima hasta ini masuk bagian dari
Kabah.

Hijir Ismail yang dulu dengan yang sekarang dapat dibedakan dengan mudah sekali, yaitu bahwa tembok yang lurus pada
Hijir Ismail sekarang, yang sejajar menghadap ke arah Utara Kabah adalah masuk bagian Kabah yang dahulu dibangun
Nabi Ibrahim a.s. Tempat yang dinamakan Hijir Ismail sekarang telah dibangun pagar batu berlingkar. Tingginya 1 1/2
meter. Letaknya berdampingan dengan Kaabah di sebelah utara. Dahulunya Hijr Ismail termasuk dalam bagian bangunan
kabah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s. Tetapi setelah kabah yang dibangun oleh mereka hancur,
bangsa Quraisy membangun Kabah kembali, mereka mengurangi dinding Kabah bagian Utara ke Selatan seluas enam hasta
dan menjadikannya bagian dari Hijir Ismail.

Berdasarkan kepada sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam, sebahagian dari Hijir Ismail itu adalah termasuk dalam
Kabah. Ini diriwayatkan oleh Abu Daud dari 'Aisyah r.a. 'Aisyah r.a. berkata; "Aku sangat ingin memasuki Kabah untuk
melakukan sholat di dalamnya. Rasulullah s.a.w. memegang tanganku dan memasukkan aku ke dalam Hijir Ismail sambil
berkata " Sholatlah kamu di Hijir jika kamu hendak masuk ke dalam Kabah karena kaum engkau (orang Quraisy) telah
meninggalkan bagian ini di luar semasa mereka membangun kembali Kabah".

Disunatkan bagi tiap-tiap orang yang telah mengerjakan tawaf, sholat sunat dan berdoa di Makam Ibrahim, sholat sunat
pula dua rakaat di Hijir Ismail. Hijir Ismail itu pada mulanya cuma merupakan pagar batu yang sederhana saja. Kemudian
para Khalifah, Sultan dan Raja-raja yang berkuasa telah memecahkan dan membangun kembali pagar batu itu dengan
batu marmer.

b. Thaibah (Madinah)

Negeri Taibah ini pada masa-masa lalu di zaman para Nabi terdahulu adalah
merupakan sumber segala ilmu pengetahuan. Akhirnya orang menyebut negeri ini dengan nama Tai`bah yang diartikan
sebagai Negeri Sumber Segala Pengetahuan. Negeri Taibah ini sebenarnya adalah kota Madinah.

Kota Madinah pada masa sebelum perkembangan Islam juga dikenal dengan nama Yastrib. Kota ini kemudian menjadi
tempat hijrah para muslim dan menjadi tempat pusat perkembangan Islam yang penting. Nabi juga membangun tempat
tinggalnya di Medinah dan juga Mesjid yang dibangun di sebelah rumahnya. Mesjid itu bernama Mesjid Nabawi. Ketika
wafat, Nabi dimakamkan di dalam rumahnya tersebut. Sekarang Mesjid Nabawi telah diperluas sehingga makam Nabi
Muhammad sekarang termasuk di dalam Mesjid Nabawi itu.

c. Thursina (Gunung Sinai)

Thursina (Gunung Sinai) adalah sebuah gunung yang terletak di Semenanjung Sinai
di Mesir. Tinggi gunung ini adalah 2.285 meter. Gunung ini juga dikenal dengan nama Jabal Musa. Gunung ini merupakan
tempat dimana Nabi Musa a.s. bercakap-cakap langsung dengan Tuhannya. Dari tempat ini juga Nabi Musa mendapatkan
dua log batu dan Tauratnya dari Allah SWT.





d. Baitul Laham (Betlehem)

Betlehem adalah sebuah kota yang terletak di Palestina sekarang. Kota ini
merupakan tempat kelahiran Nabi Isa a.s. Konstantin Agung pada 330 M kemudian membangun Gereja Kelahiran, di
tengah Betlehem di atas sebuah gua yang disebut Holy Crypt, yang dipercaya orang Kristen sebagai tempat Nabi Isa a.s.
dilahirkan. Ini merupakan gereja Kristen tertua di dunia.



e. Masjidil Aqsa

Kata al-aqsha mengandung dua arti. Secara harfiah ia berarti "jauh", maksudnya jauh dari Masjid AI-Haram. Arti makna-
wiyahnya menurut sebagian ulama "bebas dari segala jenis kotoran, karena masjid ini tempat turun malaikat dan wahyu
serta kiblat para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.

Masjidil Aqsha terletak di Baitul Maqdis (Yerusalem). Sekarang di tempat ini telah terdapat bangunan masjid Aqsa dan
Mesjid Kubatus Shakhrah (Kubah Batu/Dome of the Rock). Persekitaran kedua masjid ini dikenali sebagai Al-Haram al-
Sharif dan ia menjadi tempat suci ketiga bagi umat Islam. Jadi yang disebut oleh Nabi Muhammad sebagai masjidil Aqsa
tidaklah harus sebuah bangunan. Bangunan masjid Aqsa yang ada sekarang ini baru dibangun setelah Nabi Muhammad
wafat.

Masjidil Aqso merupakan tempat dimana bait Allah pernah dibangun disitu oleh Nabi-nabi terdahulu. Ketika Nabi
mengadakan Isra Miraj tempat tersebut sudah menjadi puing-puing. Kaum muslimin kemudian membangunnya kembali
menjadi tempat ibadah kepada Allah seperti fungsinya semula. Mesjid Al-Aqsa merupakan kiblat umat Muslim yang
pertama sebelum umat muslim mengalihkan kiblatnya ke Ka'bah yang ada di dalam Masjidil Haram

Menurut riwayat, Masjidil Al-Aqsha dibangun oleh Nabi Adam a.s setelah beliau membangun Masjidil Al-Haram. Dengan
demikian Masjidil Al-Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun di muka bumi. Masjid itu rusak dan runtuh dimakan waktu,
kemudian dibangun kembali oleh Nabi Ya'qub a.s, 40 tahun setelah Kabah dibangun kembali oleh kakeknya, Nabi Ibrahim
a.s. Nabi Daud a.s membangun ulang masjid itu dan disempurnakan oleh putranya, Nabi Sulaiman a.s. Orang Yahudi
menyebut tempat yang dibangun Nabi Sulaiman itu sebagai Kuil Sulaiman (Haikal Sulaiman).

Kuil Sulaiman dibangun oleh Nabi Sulaiman a.s sebagai tempat ibadah untuk
menyembah Allah SWT. Kuil Sulaiman diyakini sebagai tempat ibadah bani Israil yang dibangun tahun 960 sebelum
masehi. Dalam sejarahnya kuil ini kemudian dimusnahkan oleh Nebukadnezzar dari Babilonia pada tahun 586 SM. Oleh
Nebukadnezar bangsa Yahudi digiring ke Babilonia untuk dijadikan budak.

Setelah kekalahan bangsa Babilonia dari bangsa Persia yang dipimpin oleh Cyrus, bangsa Yahudi dapat kembali ke
Jerusalem dan mendirikan Kuil Sulaiman untuk kedua kalinya. Selanjutnya untuk Kedua kalinya kuil ini dimusnahkan oleh
Kekaisaran Romawi pada tahun 70 Masehi. Titus, seorang jenderal Romawi, menyerang Jerusalem, menghancurleburkan
isi kota termasuk Haikal Kedua dan mengusir bangsa Yahudi agar lenyap dari kawasan itu. Bangsa Yahudi mengungsi ke
seluruh penjuru dunia.

Saat ini, hanya "Tembok sebelah Barat" yang diduga sisa dari bangunan kuil yang masih berdiri, oleh orang Yahudi tempat
ini dinamakan "Tembok Ratapan/Wailing Wall". Kota ini kemudian dikuasai oleh Romawi sampai beberapa waktu yang
lama.

Setelah Pemerintah Romawi Constantine memeluk agama Nasrani (312). Orang-orang Roma Kristen membangun gereja-
gereja di Yerusalem, dan menjadikannya sebagai sebuah kota Nasrani. Romawi kemudian mengalami perpecahan menjadi
Romawi Barat dengan pusatnya di kota Roma dan Romawi Timur dengan pusatnya di Konstantinople. Romawi Timur ini
lebih dikenal sebagai Bizantium. Baitul Maqdis atau Yerusalem berada dalam kekuasaan Bizantium. Daerah ini juga
pernah menjadi bagian Kerajaan Persia selama masa yang singkat karena Bizantium kembali berhasil merebutnya.

Pada tahun 638 Masehi, selepas beberapa tahun wafatnya Nabi Muhammad s.a.w., tentara Islam mengepung Baitul
maqdis dan menaklukkannya tanpa pertumpahan darah. Penaklukkan ini dipimpin oleh Umar Bin Khattab, khalifah kedua
Islam.Khalifah Umar memasuki Yerusalem dengan mengendarai seekor unta putih, dikawal oleh pemuka kota tersebut,
Uskup Yunani Sofronius.

Sang Khalifah meminta supaya dibawa ke tempat Masjidil Aqsa dengan ditemani beratus-ratus orang
Islam. Khalifah Saidina Umar mendapati tempat itu dipenuhi dengan debu dan sampah. Saidina Umar memerintahkan
supaya tempat itu dibersihkan dengan segera. Di sana ia berlutut dan berdoa di tempat teman sekaligus nabinya
Muhammad melakukan perjalanan malamnya. Di tempat sujudnya Nabi Muhammad waktu Isra Miraj tersebut kemudian
didirikan sebuah masjid dari kayu. Mesjid ini dinamakan masjid Aqso.

Khalifah Umar kemudian melakukan sholat di tempat yang langsung berhadapan dengan gereja Holy Sepulchre. Di bekas
tempat sholat Khalifah Umar ini kemudian didirikan Mesjid Umar. Tempat terjadinya peristiwa miraj Nabi Muhammad
SAW ini kemudian dibangun beberapa bangunan penting seperti Mesjid Aqso dan Kubah Batu yang termasuk dalam bagian
komplek Mesjid Al-Aqsha.

Kompleks Masjid AI-Aqsha ini lazim disebut Haram al-Syarif, atau Haram al-Quds (Tanah Haram yang Suci). Kompleks itu
berbentuk persegi panjang dengan luas 285 x 470 meter, sekelilingnya dipagari tembok. Beberapa bangunan penting
dalam komplek Masjidil Aqso diantaranya yaitu:

Mesjid Aqso

Merupakan tempat sujudnya Nabi Muhammad ketika melakukan Isra miraj. Pertama
kali didirikan oleh Khalifah Umar bin Khatab setelah berhasil menaklukkan Baitul Maqdis. Mesjid Aqso itu dibangun dengan
membangunnya dari kayu.Berulangkali para Khalifah dinasti Islam melakukan perbaikan dan pembaruan masjid Aqsha.
Pada tahun 691 (72 H), Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari dinasti Umayyah, selain merehab dan merenovasi Masjid Al-
Aqsha dengan kubah berwarna hijau, ia juga mendirikan sebuah bangunan berbentuk kubah untuk melindungi batu
tempat pijakan Rasulullah SAW saat beliau akan dimi'rajkan.

Mesjid Kubatus Shakhrah

Bangunan ini terletak tak jauh (sekitar 100 meter) di sebelah utara
Masjid AI-Aqsha, yang kemudian disebut Masjid Qubbah Al-Shakhrah (Qubbatush-Sha-khrah, artinya Kubah Batu, Inggris:
Dome of the Rock). Kubahnya berwarna kuning keemasan.

Mesjid Kubatus Shakhrah yang terdapat dalam komplek masjidil Aqsho, merupakan bangunan unik dalam dunia arsitektur
Islam. Dinamakan dengan Kubatus Shakhrah (kubah batu besar) adalah sebagai peringatan untuk sebuah batu besar yang
menjadi landasan naiknya Rasulullah saw. dalam perjalanan mikraj ke langit.

Mesjid ini mengalami beberapa kali renovasi, pada tahun 1554 M, dihiasi dengan mosaik dan keramik Turki. Di tengah-
tengah Masjid Qubbah Al-Shakhrah (Dome of the Rock), terdapat sebuah batu gunung (Arab : shakhrah) berukuran kurang
lebih 13,8 x 17 meter, yang seolah-olah tergantung di udara. Di bawahnya terdapat gua berbentuk kubus berukuran 4,5 x
4,5 x 1,5 meter. Di bagian atas terdapat lubang besar bergaris tengah 1 meter. Di dalam ruangan itu terdapat sebuah
mimbar dan orang dapat masuk ke dalamnya melalui sebuah pintu dengan menuruni sebuah tangga.

Menurut sebagian ulama, kesucian shakhrah itu sama dengan kesucian Hajar Aswad (batu hitam) di Ka'bah yang selalu
dicium oleh jamaah haji/umrah saat tawaf; kedua batu itu sama-sama berasal dari surga. Itu sebabnya, batu pijakan Nabi
Muhammad SAW saat akan mi'raj itu disebut Shakhrah al-Muqaddasah (batu yang disucikan). Meskipun bangunan Masjid
Qubbah Al-Shakhrah disebut masjid, peziarah tidak dianjurkan melaksanakan shalat di dalamnya karena bangunan itu
didirikan semata-mata untuk mengabadikan peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, bukan untuk tempat shalat.

f. Langit

Langit (samaa' atau samawat) di dalam Al-Qur'an berarti segala yang ada di atas kita, yang
berarti pula angkasa luar, yang berisi galaksi, bintang, planet, batuan, debu, dan gas yang bertebaran.

"Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya jaraknya 500 tahun, dan diantara setiap langit jaraknya 500
tahun; antara langit yang ketujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun; dan antara kursi dan samudra air jaraknya 500 tahun;
sedang 'Arsy berada di atas samudra air itu; dan Allah berada di atas 'Arsy tersebut, tidak tersembunyi bagi Allah sesuatu
apapun dari perbuatan kamu sekalian." (Diriwayatkan oleh Ibnu Mahdi dari Hamad bin Salamah, dari 'Ashim, dari Zirr, dari
'Abdullah ibnu Mas'ud) "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami menjawab: "Allah dan
Rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda: "Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan antara satu
langit ke langit lainnya jaraknya perjalanan 500 tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500
tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudra, dan antara dasar samudra itu dengan permukaannya seperti
jarak antara langit dengan bumi. Allah Ta'ala di atas itu semua dan tidak tersembunyi bagi-Nya sesuatu apapun dari
perbuatan anak keturunan Adam." (HR Abu Dawud dan Ahli Hadits lainnya)

g. Baitul Makmur

Ketika di langit ke tujuh Nabi Muhammad melihat Baitul Makmur. Baitul Makmur adalah tempat para malaikat bertawaf.
Di langit terdapat sebuah bangunan yang juga mirip Ka'bah namanya Baitul Makmur, setiap hari Malaikat yang Thawaf
(mengelilingi Baitul Makmur) sekitar 70.000 (wallahu alam). Diriwayatkan karena sangat banyaknya jumlah malaikat di
langit itu, maka mereka hanya dapat Thawaf sekali dalam seumur hidupnya.

Ada sebuah kisah yang menceritakan tentang awal dibuatnya Baitul Makmur yaitu ketika Allah akan menciptakan manusia
dan menjadikannya khalifah di muka bumi. "Dan ketika Tuhanmu berkata pada para malaikat, sesungguhnya aku
menjadikan khalifah di muka bumi." Para malaikat bertanya, "Apakah Allah akan menjadikan manusia yang justru akan
merusak bumi dan suka mengalirkan darah, padahal kami selalu memahasucikan dan memuji-Mu?" Allah SWT berfirman,
"Aku lebih mengetahui tentang sesuatu yang tidak kamu ketahui."

Para Malaikat menyangka bahwa yang mereka katakan adalah sanggahan terhadap Tuhan dan bahwa perkataan mereka
telah membuat Tuhan marah sehingga mereka berlindung di bawah Arsy sambil menadahkan kepala dan menunjuk dengan
jari-jarinya, merendahkan diri dan menangis memohon ampun dari murka Allah. Para Malaikat tawaf di sekeliling Arsy
cukup lama dan Allah melihat mereka lalu turunlah rahmat-Nya kepada mereka dan diciptakanlah di bawah Arsy sebuah
rumah yang disebut Baitul Makmur.

Allah berfirman kepada para Malaikat, "Tawaflah di rumah ini dan tinggalkan Arsy", maka para Malaikatpun tawaf di
rumah ini, tujuh puluh ribu malaikat satu hari satu malam, mereka tidak pernah kembali lagi kepada-Nya. Karena jumlah
malaikat di langit itu sangat banyak, maka mereka hanya dapat Thawaf sekali dalam seumur hidupnya. (Jumlah manusia
yang tidak sebanyak malaikat pun juga menyebabkan pemerintah Arab saudi membatasi jumlah jamaah haji untuk
berthawaf di kabah).

Kemudian Allah mengutus malaikat-malaikat ke bumi seraya berfirman kepada mereka, "Bangunlah untuk-Ku sebuah
rumah di bumi seperti ini (Baitul Makmur)." Maka Allah memerintahkan kepada makhluk-Nya di bumi untuk tawaf di
rumah tersebut sebagaimana penghuni langit tawaf di Baitul Makmur. Para malaikat itu bertawaf di sekeliling kabah itu
hingga datangnya nabi Adam dan istrinya Hawwa di wilayah itu.

h. Sidratul Muntaha

Sidratul muntaha secara harfiah berarti 'tumbuhan sidrah yang tak terlampaui', suatu perlambang batas yang tak seorang
manusia atau makhluk lainnya bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu hal-hal yang lebih jauh dari batas
itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur'an dan hadits yang menerangkan apa, di mana, dan bagaimana sidratul
muntaha itu.

i. Arsy

'Arsy adalah bentuk mashdar dari kata kerja 'arasya - ya'risyu - 'arsyan yang berarti "bangunan", "singgasana", "istana" atau
"tahta". Di dalam al-Quran, kata 'arsy dan kata yang seasal dengan itu disebut 33 kali. Kata 'arsy mempunyai banyak
makna, tetapi pada umumnya yang dimaksudkan adalah "singgasana" atau "tahta Tuhan".

Arsy adalah singgasana Allah tempat Allah bersemayam. Keterangan ini ada pada Al Quran: Tuhan Yang Maha Pemurah.
Yang bersemayam di atas 'Arsy. (QS. Thaha : 5) Arsy terletak di tempat tertinggi. Arsy merupakan atap Firdaus,
sedangkan Firdaus adalah surga yang paling tinggi.

Arsy ini sangat luas lebih luas dari langit dan bumi. Langit yang luas ini jika dibandingkan dengan luas arsy sama dengan
perbandingan di antara luas sebuah kubah dan luas padang sahara. Abu asy-Syaikh juga meriwayatkan hadis dari asy-
Syabi yang menerangkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Arsy itu terbuat dari batu permata yakut merah. Kemudian,
satu malaikat memandang kepada arsy dengan segala keagungan yang dimilikinya". Lalu, Allah Swt. berfirman kepada
malaikat tersebut, "Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau memiliki kekuatan yang sebanding dengan kekuatan
7.000 malaikat. Malaikat itu dianugerahi 70.000 sayap. Kemudian, Allah menyuruh malaikat itu terbang. Malaikat itu pun
terbang dengan kekuatan dan sayap yang diberikan Allah ke arah mana saja yang dikehendaki Allah. Sesudah itu, malaikat
tersebut berhenti dan memandang ke arah arsy . Akan tetapi, ia merasakan seolah-olah ia tidak beranjak sedikitpun dari
tempatnya terbang semula. Hal ini memperlihatkan betapa besar dan luasnya arsy Allah itu."

Itulah beberapa tempat yang dikunjungi dalam perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw.
posted by Nanang @ 7:22 AM
Meneliti tentang Isra Miraj
a. Perjalanan Fisik atau non fisik

Perjalanan Isra Miraj merupakan perjalanan yang sangat ajaib sehingga ada beberapa orang yang menganggap
perjalanan itu merupakan perjalanan dengan ruh saja. Bahkan ada yang menganggap hal itu hanya merupakan mimpi
saja. Keyakinan ini didasarkan pada hadis berikut: Ibn Ishak berkata bahwa Ya'kub bin Utbah bin al-Mughirah bin al-
Akhnas berkata kepadaku jika Muawiyah bin Abu Sufyan ditanya tentang peristiwa isra' Rasulullah s.a.w maka ia berkata:
"sungguh mimpi-mimpi dari Allah adalah benar" (Ibn Hisham, 2002, hlm.361). Ini adalah salah satu contoh pandangan awal
dalam sejarah Islam bahwa peristiwa ini mengikut satu pandangan berlaku tidak secara jasad tetapi secara roh saja.

Kalau kita teliti mengenai hadis tersebut, pernyataan Nabi Muhammad kemungkinan adalah merupakan sindiran terhadap
orang-orang yang percaya bahwa Nabi melakukan Isra Miraj dalam mimpi saja. Nabi bersabda: sungguh mimpi-mimpi
dari Allah adalah benar. Pernyataan ini bukan berarti bahwa Nabi Muhammad melakukan perjalanan itu dalam mimpi
tetapi menegaskan bahwa walaupun itu benar hanya mimpi tapi mimpi dari Allah adalah nyata dan pastinya benar-benar
terjadi.

Nabi Muhammad juga tidak pernah menyatakan bahwa peristiwa Isra Miraj merupakan mimpi saja atau hanya perjalanan
ruh saja. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa perjalanan Isra Miraj tersebut merupakan perjalanan fisik. Bukti
pertama adalah peristiwa pembedahan yang dilakukan malaikat terhadap diri Nabi Muhammad. Pembedahan itu
merupakan persiapan terhadap fisik Nabi Muhammad untuk melakukan perjalanan. Bukti lainnya yaitu adalah
digunakannya buraq sebagai alat transportasi. Kalau hanya Ruh yang melakukan perjalanan tentu tidak membutuhkan
hewan Buraq untuk melakukan perjalanan tersebut. Dan Buraq ini juga disebutkan diikat di tembok Buraq yang memang
nyata adanya. Batu pijakkan miraj juga benar-benar ada dan kini dapat dilihat di dalam Mesjid Kubah batu. Bukti lainnya
yaitu ketika dalam perjalanan pulang dari Isra Miraj Nabi menyatakan bahwa ia melihat rombongan kafilah yang
membawa unta. Bukti fisik itu didapati ketika ternyata benar bahwa unta itu terkejut ketika melihat buraq. Dan bukti
fisik lainnya yaitu ketika didapati bahwa air minum para kafilah itu berkurang karena ternyata Nabi Muhammad telah
meminumnya. Karena itu sebagai seorang yang beriman maka kita harus percaya bahwa peristiwa Isra miraj ini adalah
benar-benar terjadi dengan fisik dan bukan sekedar ruh saja.

b. Langit yang berlapis-lapis

Lapisan-lapisan yang melukiskan tempat kedudukan benda-benda langit sama sekali tidak dikenal dalam astronomi karena
pengetahuan manusia tentang langit memang sangatlah terbatas. Kiranya ada dua Firman-Nya tentang tujuh lapisan
langit, yang sekaligus menyinggung pemahaman penafsiran "lapisan langit pertama" (langit terendah). Kita teliti ayat
kelima dalam QS. Al-Mulk ayat 5 yang isinya: "Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-
bintang itu sebagai alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala".

Pernyataan Allah dengan "menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang" juga dinyatakan lagi dalam QS. Fushshilat
ayat 12 : "Lalu Dia menjadikan tujuh langit dalam dua hari, dan kepada tiap-tiap langit itu diwahyukan tugas-tugas
mereka. Kami hiasi langit terendah dengan bintang-bintang gemerlapan dan Kami pelihara dengan baik. Demikian
ketetapan Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Mengetahui". Allah menginformasikan di dalam Al Qur'an bahwa langit itu
ada tujuh tingkat. Langit yang pertama adalah langit yang dihuni oleh manusia dan makhluk-makhluk seperti binatang,
tumbuhan dan benda-benda mati, yang terdapat di planet Bumi. Ditambah lagi, segala benda langit yang mengisinya. Itu
semua adalah makhluk di langit pertama. Langit pertama itu di dalam istilah agama disebut sebagai 'Langit Dunia'.


Allah telah memberikan gambaran yang menarik di dalam Al Qur'an, tentang langit Dunia itu: Maka Dia menjadikannya
tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fushshilat (41): 12) Artinya, seluruh ruang angkasa yang berisi triliunan bintang,
matahari, galaksi, nebula, meteor, dan segala benda langit termasuk Bumi itu, oleh Allah disebut sebagai langit Dunia.
Kata 'Dunia' memiliki arti 'dekat'. Jadi, maknanya menjadi langit yang dekat.

Tiap langit itu dijaga oleh malaikat supaya jangan ada setan-setan yang bisa naik ke atas atau ada jin yang mencoba
mendengarkan rahasia-rahasia langit.Pengetahuan manusia sampai saat ini hanya terbatas pada langit yang dunia saja
sedangkan mengenai langit yang lainnya kita belum mengetahuinya dengan jelas.

b. Pintu langit

Bila kita membaca kisah perjalanan Nabi Muhammad ke langit maka kita akan penasaran dengan penyebutan istilah pintu
langit yang merupakan pintu untuk menuju ke lapisan langit berikutnya. Pertanyaan kita apakah yang disebut pintu langit
itu?... Apakah langit itu berpintu jika ada dimanakah pintu itu berada?...

Apakah di luar angkasa itu terdapat sebuah obyek yang disebut pintu langit. Mungkin ini adalah sebuah keanehan bagi kita
tetapi ilmu manusia memang belum menemukan apa itu pintu langit. Tetapi walau kita tidak pernah tahu pintu langit itu
seperti apa tapi kita tahu bahwa banyak obyek di luar angkasa yang sangat ganjil dan aneh yang belum diketahui
rahasianya. Salah satunya adalah lubang hitam. Apakah lubang hitam ini merupakan pintu langit?.... Walaupun mungkin
bukan tapi tidak ada salahnya kalau kita sedikit mengetahui tentang lubang hitam ini.

Istilah lubang hitam pertama kali diangkat oleh fisikawan AS bernama John Archibald Wheeler pada tahun 1968. Lubang
hitam ini dapat menarik benda-benda di sekitarnya termasuk cahaya tetapi cahaya itu tidak tembus ke baliknya. Seolah-
olah langit ini berlubang. Penelitian menunjukkan adanya sebuah lubang hitam di jantung Bima Sakti. Ada kemungkinan
bahwa di jantung setiap galaksi terdapat lubang hitam. Pencarian lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang
mendukungnya memang masih terus dilakukan para ahli, seiring makin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan.

Mungkin perkiraan bahwa lubang hitam adalah pintu langit adalah terlalu berlebihan tapi bisa menjadi salah satu bahan
pemikiran bagi kita bahwa ada banyak keajaiban di semesta ini seperti halnya lubang hitam sehingga baik itu pintu langit,
lapisan langit dan perjalanan Isra miraj adalah merupakan salah satu keajaiban yang memang benar-benar ada. Hal ini
tentunya dapat menambah keimanan kita bahwa apa yang diceritakan oleh rasulullah sebenarnya adalah nyata hanya saja
ilmu kita belum sampai ke sana.

c. Perintah Sholat

Sebenarnya ibadah shalat telah ada sebelum perintah shalat diwajibkan setelah peristiwa Isra Miraj. Shalat juga
dilakukan oleh nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad.

Tentang shalat. Shalat dalam bentuk seperti yang kita laksanakan selama ini disyariatkan setelah Nabi Muhammad SAW
ber-Isra' Mi'raj. Tetapi sebelum peristiwa itu, Nabi Muhamamad SAW pun melakukan shalat, namun tidak dengan bentuk
sebagaimana seperti yang kita lakukan sekarang ini. Sholat adalah syariat dari masa ke masa, namun antara Nabi yang
satu dengan yang lain ada perbedaan bentuk dan cara. Dan dari hasil Isra Mi'raj itulah, sholat dalam 5 waktu diwajibkan
atas kita.

Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, telah diperintahkan untuk melakukan shalat. "Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan
rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim
tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail:"Bersihkanlah rumah-ku untuk orang-orang yang
thawaf, yang i'tikaf, yang ruku', dan yang sujud". (QS. 2:125) Nabi Ibrahim AS berdoa, supaya Allah SWT menjadikan anak-
anak keturunan Ibrahim AS sebagai orang yang selalu melakukan shalat, "Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku
orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankan do'aku. (QS. 14:40).

Pada kisah lain, tentang Nabi Zakariya AS, disebutkan ;"Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah
berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya):"Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang
puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu)
dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh". (QS. 3:39). Kepada Nabi Musa AS, Allah SWT berfirman "Dan
Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya:"Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat
tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu shalat serta
gembirakanlah orang-orang yang beriman". (QS. 10:87) Pada zaman Bani Israel pun, Allah SWT telah memerintahkan Bani
Israel untuk melakukan shalat. Lihat, misalnya, Al-Baqarah ayat 83, "Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari
Bani Israil (yaitu):"Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-
anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan
tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling". (QS. 2:83). Tentang Bani Israel lagi "Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan
telah Kami angkat di antara mereka orang pemimpin dan Allah berfirman :"Sesungguhnya Aku beserta kamu,
seseungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta menunaikan zakat seta beriman kepada rasul-
rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjamkan yang baik sesungguhnya Aku akan
menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Ku-masukkan kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-
sungai. Maka barangsiapa yang kafir diantaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus" (QS.
5:12)

Dari berbagai ayat di atas, perlu kita ketahui bahwa ibadah shalat memang sudah ada sejak dulu. Hanya, tata caranya
saja yang [mungkin] berbeda. Suatu hari, dalam kisah masuk Islamnya sayyidina Ali RA, Ali melihat Nabi SAW shalat
bersama Sayyidah Khadijah RA. Saat itu pertama kali Ali RA tahu adanya agama baru, Islam. Masih banyak kisah-kisah
yang menampakkan Nabi SAW melakukan shalat sebelum Isra' dan Mi'raj.

Berikut diterangkan asal-usul bagaimana setiap sholat mulai dikerjakan.
Subuh:
Manusia pertama yang mengerjakan solat subuh ialah Nabi Adam a.s. yaitu ketika baginda keluar dari syurga lalu
diturunkan ke bumi. Perkara pertama yang dilihatnya ialah kegelapan dan baginda berasa takut yang amat sangat.
Apabila fajar subuh telah keluar, Nabi Adam a.s. pun bersembahyang dua rakaat.
Rakaat pertama: Tanda bersyukur karena baginda terlepas dari kegelapan malam.
Rakaat kedua: Tanda bersyukur karena siang telah menjelma.

Zohor:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Zohor ialah Nabi Ibrahim a.s. yaitu tatkala Allah SWT telah memerintahkan
padanya agar menyembelih anaknya Nabi Ismail a.s.. Seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari, lalu sujudlah
Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.
Rakaat pertama: Tanda bersyukur bagi penebusan.
Rakaat kedua: Tanda bersyukur karena dibukakan dukacitanya dan juga anaknya.
Rakaat ketiga: Tanda bersyukur dan memohon akan keridhaan Allah SWT.
Rakaat keempat: Tanda bersyukur karena korbannya digantikan dengan tebusan kibas.

Ashar:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Asar ialah Nabi Yunus a.s. tatkala baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari perut
ikan Nun. Ikan Nun telah memuntahkan Nabi Yunus di tepi pantai, sedang ketika itu telah masuk waktu Asar. Maka
bersyukurlah Nabi Yunus lalu bersembahyang empat rakaat kerana baginda telah diselamatkan oleh Allah SWT daripada 4
kegelapan iaitu:
Rakaat pertama: Kelam dengan kesalahan.
Rakaat kedua: Kelam dengan air laut.
Rakaat ketiga: Kelam dengan malam.
Rakaat keempat: Kelam dengan perut ikan Nun.

Maghrib:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Maghrib ialah Nabi Isa a.s. yaitu ketika beliau dikeluarkan oleh Allah SWT dari
kejahilan dan kebodohan kaumnya, sedang waktu itu telah terbenamnya matahari. Bersyukur Nabi Isa, lalu
bersembahyang tiga rakaat karena diselamatkan dari kejahilan tersebut yaitu:
Rakaat pertama: Untuk menafikan ketuhanan selain daripada Allah yang Maha Esa.
Rakaat kedua: Untuk menafikan tuduhan dan juga tohmahan ke atas ibunya Siti Mariam yang telah dituduh melakukan
perbuatan sumbang.
Rakaat ketiga: Untuk meyakinkan kaumnya bahwa Tuhan itu hanya satu yaitu Allah SWT semata-mata, tiada dua atau
tiganya.

Isya:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Isya ialah Nabi Musa a.s.. Pada ketika itu, Nabi Musa telah tersesat mencari
jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam dadanya penuh dengan perasaan dukacita. Allah SWT menghilangkan
semua perasaan dukacitanya itu pada waktu Isyak yang akhir. Lalu sembahyanglah Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda
bersyukur.
Rakaat pertama: Tanda dukacita terhadap isterinya.
Rakaat kedua: Tanda dukacita terhadap saudaranya Nabi Harun.
Rakaat ketiga: Tanda dukacita terhadap Firaun.
Rakaat keempat: Tanda dukacita terhadap anak Firaun

Pada Isra' Mi'raj, Allah memberikan perintah sholat wajib. Dan sholat Subuh adalah sholat yang pertama kali
diperintahkan. Karena peristiwa Isra' Mi'raj sendiri terjadi pada saat malam hari. Subuhnya Rasulullah sudah tiba kembali
di tempat semula. Mungkin ini juga hikmah bagi kita semua, karena sholat Subuh adalah sholat yang sulit untuk
dilaksanakan, di mana pada saat itu banyak manusia yang masih terlelap dalam tidurnya. Sebelum diperintahkannya
sholat wajib 5 waktu ini, Rasulullah melaksanakan sholat sebagaimana Nabi Ibrahim.

Anda mungkin juga menyukai