Anda di halaman 1dari 33

SURVEI MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PJOK

DENGAN METODE CERAMAH PADA SISWA


MADRASAH IBTIDA’IYAH ULUL ALBAB

PROPOSAL SKRIPSI

oleh

AHMAD. BAHRUS SU’UDI


3220170176

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI BOJONEGORO


2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan pendidikan merupakan bagian yang integral dari
pembangunan nasional yang diarahkan menuju ke peningkatan kualitas manusia
Indonesia seutuhnya. Dimana itu untuk mewujudkan manusia yang sehat, kuat,
terampil, dan bermoral melalui pendidikan jasmani yang di arahkan dalam
pembentukan jasmani yang sehat dan mental yang baik agar dapat menghasilkan
generasi muda yang baik disiplin dan bertanggung jawab ke depannya.
Proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di Madrasah
Ibtidaiyah terutama di kelas III, merupakan kelas yang dimana siswanya
merupakan anak dalam masa perkembangan dalam belajar. Kondisi itu tidak
hanya tampak dalam perilaku siswa, tetapi juga pada guru dan kebijakan pimpinan
madrasah, serta harapan orang tua. Akibatnya proses pembelajaran ditekankan
pada penguasaan bahan sebanyak-banyaknya, sehingga metode ceramah,
demontrasi dan drill lebih banyak dilakukan dan dipandang lebih efektif untuk
mencapai tujuan tersebut, sebagai inovasi dalam pembelajaran penjaskes terutama
di Madrsah Ibtidaiyah Ulul Albab Plesungan belum banyak diterapkan.
Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan teratur dan investasi
jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumberdaya manusia Indonesia.
Undang-undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2003 tentang
(SISDIKNAS) Pasal 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan
jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani dengan berpartisipasi dalam
aktivitas fisik dengan melakukan aktivitas jasmani siswa dapat mengembangkan
apresiasi estetis dengan menguasai keterampilan dan pengetahuan dalam
mengembangkan keterampilan genetik serta nilai dan sikap yang positif dan
memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani (Samsudin,
2008).
Adanya pelaksanaan pendidikan jasmani, peserta didik dibekali dengan
didikan secara psikhi (mental dan motivasi), dan didikan secara fisik jasmani
(physical exerciser). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di lembaga
pendidikan formal atau sekolah sebagai salah satu bagian kurikulum pendidikan
pelaksaannya secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Mata pelajaran ini di
berikan ke siswa agar siswa mampu menerapkan atau mempraktekan aktivitas
fisik mereka dan gaya hidup sehat dalam melatih kemampuan mereka serta dalam
menyalurkan bakat berolahraga mereka.
Pendidikan jasmani tersebut pada intinya adalah pendidikan secara
menyeluruh yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, megatur dan
mengontrol emosional, keterampilan sosial yang di salurkan melalui pendidikan
jasmani dalam minat belajar siswa sangat di butuhkan untuk pembelajaran
tersebut. Karena kalau tidak ada minat pada proses pembelajaran terebut maka,
siswa akan susah dalam mempelajari dan menangkap materi yang di berikan oleh
para guru. Apabila minat siswa sudah ada sejak awal untuk mengikuti
pembelajaran, maka pembelajaran yang di ikuti atau di dapat akan lebih
maksimal, karena anak merasa senang dan akan lebih merasa terdorong untuk
mengikuti pembelajaran olahraga tersebut.
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan
efisien pembelajaran, dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat
pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan
metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran (Mulyasa, 2005). Untuk menumbuhkan minat siswa dalam
pembelajaran penjas di kelas guru sebaiknya harus pintar-pintar dalam membuat
suasana kelas tetap ceria dan nyaman tidak cenderung membosankan ketika
pembelajaran tersebut di lakukan di dalam kelas, seperti yang terjadi di Madrasah
Ibtidaiyah Ulul Albab Plesungan. Semangat dan minat anak sangat berkurang
ketika pembelajaran penjas terjadi di dalam kelas mengingat pendidikan jasamani
hakikat-nya adalah proses pendidikan jasmani yang proses dan manfaatnya adalah
satu aktivitas fisik yang bisa membuat perubahan dan menjadikan kualitas diri
semakin baik dalam hal fisik mental ataupun emosional.

Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang seharusnya


dilakukan dilapangan secara tatap muka tidak bisa dilakukan sehinga dapat
berpengaruh terhadap tujuan pembelajaran. Pembelajaran pjok akan lebih
maksimal jika dilakukan secara tatap muka. Hal ini di dukung dengan adanya SK
Bupati Nomor: 300/0226/4.12.208/2021.
Pendidikan jasmani dilakukan untuk mencapai tujuan nasional dengan
mencangkup aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan fisik. Berdasarkan uraian
di atas peneliti ingin melakukan “Minat Belajar PJOK terhadap siswa yang di
lakukan di dalam kelas sangat berkurang di MI Ulul Albab Plesungan”, dengan ini
mendorong saya untuk melakukan survei serta penelitian masalah yang ada di
Madrasah Ibtidaiyah tersebut, dimana sangat disayangkan ketika minat belajar
pjok menurun padahal melalui pembelajaran pjok siswa bisa lebih aktif bergerak
dalam menyalurkan bakat olahraganya dll.
Metode ceramah ialah seorang guru memberikan penerangan atau pelajaran
dengan lisan kepada siswa di dalam kelas. Hal ini sangat mudah untuk
mendominasi anak akan suatu hal dan pengalaman yang baru, kesempatan bagi
guru juga untuk mengaitkan masalah yang ada di lingkungan dengan materi yang
akan disampaikan dan mengolah pikir siswa lebih luas lagi, serta siswa dapat
menangkap materi dengan luas. Biasanya guru yang menggunakan metode
ceramah interaktif lebih mementingkan memberi pokok pelajaran yang baru dan
selalu mengkaitakan dengan pelajaran yang lalu supaya siswa tidak akan lupa
dengan pelajaran sebelumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan keterangan latar belakang di atas, maka dapat di simpulkan
bahwa terdapat rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Minat Belajar
Terhadap Pembelajaran Penjas Dengan Metode Ceramah Kelas III MI Ulul Albab
Plesungan.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran penjas dengan metode ceramah di
Kelas III MI Ulul Albab Plesungan.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian harus bisa membawa dampak manfaat secara teoritis
dan praktis.
1.5 Manfaat Praktis
1.5.1 Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan minat belajar siswa untuk
mengikuti pembelajaran penjas di dalam kelas.
1.5.2 Bagi Guru
Sebagai evaluasi keberhasilan program pembelajaran yang dilakukan oleh
guru supaya bisa meningkatkan minat belajar siswa dengan lebih baik.
1.5.3 Bagi Sekolah
Sebagai perkembangan untuk menyusun program supaya terjadi
peningkatan yang efektif terhadap pembelajaran.
1.5.4 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan yang telah dipelajari di
perguruan tingi serta menerapkannya. Menjadi modal untuk kesiapan sebagai
bekal menjadi guru di masa mendatang. Sebagai tolak ukur di kehidupan dan bisa
seimbang dengan kesehatan jasmani.
1.6 Manfaat Teoritis
Dapat digunakan sebagai acuan bacaan di perpustakaan sekolah.
Mempermudah pihak sekolah untuk menjadikan pedoman pelaksanaan tingkat
kebugaran jasmani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah pedoman penulisan yang digunakan untuk
penelitian ini yang di ambil dari beberapa buku tinjauan pustaka. Dengan adanya
tinjauan pustaka maka dapat digunakan sebagai acuan terhadap penelitian dan
peneliti bisa memperoleh petunjuk serta bahan perbandingan suatu masalah serta
bisa mengetahui data sekunder dari penelitian.
Tabel. 2.1 Penelitian yang relevan
No Nama Judul Kesimpulan Hasil
1 Risna Novita Survei minat siswa dalam Berdasarkan hasil penelitian dan
pembelajaran penjas di pembahasan, maka dapat ditarik suatu
SMP Negeri 3 Samalantan kesimpulan yaitu : Minat siswa-siswi
dalam pembejaran penjas di SMP
Negeri 3 Samalantan telah terlaksana
dengan sangat baik yaitu dengan rata-
rata sebesar 40,31%. Hal ini
ditunjukkan dari Minat Siswa-siswi
yaitu: 1). keberhasilan diri pada
pembelajaran penjas yaitu sebesar
42,78% dalam kategori baik, 2).
Menerima pembelajaran penjas
dengan senang yaitu 47,73% termasuk
kategori sangat baik, 3). Keinginan
mengerjakan sesuatu dalam
pembelajaran penjas yaitu sebesar
46,49% masuk dalam ketegori kurang
baik. 4). Selalu hadir dalam mengikuti
pembelajaran penjas sebesar 48,05%
telah masuk dalam kategori sangat
baik. 5). Meningkatkan kebugaran
jasmani telah masuk dalam kategori
sangat baik yaitu sebesar 53,25%. 6).
Metode bermain dalam pembelajaran
penjas yaitu sebesar 42,21% yang
telah masuk dalam kategori sangat
baik. 7). Fasilitas yang telah masuk
dalam kategori baik yaitu sebesar
42,21%. 8) Rasa ingin tahu yang telah
masuk dalam kategori kurang baik
2 Septianingrum Minat siswa dalam Berdasarkan hasil penelitian dan
Sunaryo mengikuti pembelajaran pembahasan yang telah dipaparkan
pendidikan jasmani di smp maka dapat dimbil kesimpulan bahwa
negeri 2 tempel kab. minat siswa dalam mengikuti
Sleman daerah istimewa pembelajaran pendidikan jasmani di
yogyakarta SMP N 2 Tempel Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah
sedang dengan pertimbangan
frekuensi terbanyak berapa pada
kategori sedang dengan 36 siswa atau
40,45%. Minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran pendidikan jasmani di
SMP N 2 Tempel Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakartayang
berkategori sangat tinggi 3 siswa atau
3,37%, tinggi 25 siswa atau 28,09%,
sedang 36 siswa atau 40,45%, rendah
21 siswa atau 23,60%, sangat rendah 4
siswa atau 4,49%.
3 Muh.Tauhid Survei Minat Siswa Berdasarkan hasil penelitian dan
Mengikuti Pembelajaran pembahasan yang telah dipaparkan
Penjas Pada Smk Negeri 6 maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Makassar minat siswa mengikuti pembelajaran
penjas pada SMK Negeri 6 Makassar
Kota Makassar adalah berada pada
kategori sedang.
4

2.2 Dasar Teori


Tinjauan pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah, kata
tinjauan yang berasal dari kata melihat, menjenguk, memeriksa dan meneliti untuk
kemudian ditarik kesimpulan, Pengertian tinjauan adalah hasil dari kegiatan
meninjau, pandangan, pendapat (sesudah menyelidiki atau mempelajari). Dalam
penelitian ada berbagai macam karya ilmiah antara lain adalah laporan pnelitian,
skripsi, tesis, disertasi, surat pembaca, kaporan kasus, laporan tinjau, resensi.
Laporan tinjauan sendiri adalah tulisan yang berisi tentang tinjauan karya ilmiah
dalam kurun waktu tertentu. Tugas akhir biasanya berisi tentang hasil penelitian
dari bidang tertentu (sesuai jurusan atau program studi yang diambil) yang
kemudian hasil karyanya diujikan secara lisan untuk memperoleh derajat
kelulusan dan kelayakan karya tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan diatas maka dapat
dilakukan penelitian “survei minat siswa terhadap pembelajaran PJOK dengan
metode ceramah siswa siswi kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ulul Albab”
Sebagaimana dijelaskan inti dari penelitian ini untuk mengetahui sebagaimana
minat siswa terhadap pembelajaran penjas.

2.2.1 Minat Siswa


Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal baik
itu aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Pada dasarnya minat sendiri adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara sesuatu diluar diri. Semakin dekat dan
kuat hubungan tersebut, maka semakin besar minat tersebut (Slameto, 2010: 180).
Menurut (Hidayat 2013: 87) Pengertian minat sendiri yaitu beberapa hal ang
muncul dari perasaan dimana hal tersebut akan menimbulkan perbuatan-perbuatan
atau kegiatan tertentu. Menurut (Djali, 2008: 121) mengatakan minat mampu
memberikan hubungan yang baik kepada diri sendiri atau diluar diri sendiri. Minat
sendiri sangat besar pengaruhnya untuk mencapai tujuan dalam suatu
pekerjaan,jabatan, karir. Tidak akan mungkin orang tidak mempunyai minat
terhadap suatu pekerjaannya akan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan
baik. Minat sendiri dapat diartikan sebagai rasa senang dalam menghadapi objek
(Surya, 2003 100).

Minat
Fisik Dan Kesiapan Kesempatan Ketidak mampuan
Lingkungan Budaya Egosentris
Mental Belajar Belajar Fisik

Angket

Hasil

Gambar 2.1. Faktor Yang Mempengaruhi minat


Sumber: Hurlock (2011: 117)

Pentingnya minat menurut Hurlock (2011: 117) mengatakan bahwa pada


semua usia, minat mempunyai peran penting dalam kehidupan seseorang dan
mempunyai dampak yang besar atas perilaku, sikap, terutama pada masa anak-
anak. Seperti yang sudah dijelaskan oleh Hurlock (2011: 117). Minat tumbuh
bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental, minat akan berubah apabila
terjadi perubahan fisik dan mental. Pada saat waktu pertumbuhan terlambat dan
kematangan tercapai, minat akan menjadi lebih stabil. Sedangkan anak yang
berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari teman sebayanya. Mereka akan
lebih matang.

Minat sendiri sangat bergantung pada kesiapan belajar anak-anak, yang


mana anak-anak tersebut harus mempunyai kesiapan secara fisik maupun mental.
Contohnya adalah ketika mereka tidak mempunyai minat yang sungguh-sungguh
dalam bermain sepakbola sampai mereka paham dan menguasai betul otot-otot
yang akan dilakukan dalam bermain sepakbola. Minat sangat bergantung pada
kesempatan belajar, Dan kesempatan belajar tersebut juga berpengaruh pada
lingkungan, Baik itu anak-anak atau dewasa yang menjadi bagian dari lingkungan
tersebut, Karena lingkup lingkungan anak kecil yang terbatas dan sebagian besar
adalah rumah, Maka dengan adanya lingkup sosial mereka yang luas, mereka
lebih tertarik dengan minat orang diluar rumah yang mereka kenal.
Perkembangan minat mungkin sangat terbatas karena adanya
ketidakmampuan antara fisik dan mental, Misalnya orang yang cacat fisik, Tidak
mungkin mempunya minat yang sama dengan orang yang mempunyai
perkembangan fisik normal. Minat sangat dipengaruhi oleh budaya anak-anak
yang mendapatkan kesempatan dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain untuk
belajar apa saja yang mengenai apa yang kelompok budaya mereka yang sesuai,
dan mereka tidak diberi kesempatan belajar untuk kelompok budaya mereka yang
tidak sesuai
Minat berbobot emosional dan aspek afektif dari minat tersebut sangat
menentukan kekuatannya, Bobot emosional yang tidak menyenangkan bisa
melemahkan minat, sebaliknya bobot emosional yang menyenangkan bisa
memperkuat minat. Minat egosentris sepanjang minat masa kanak-kanak, minat
itu sangat egosentris, Misalnya, minat anak laki-laki pada pelajaran matematik,
sering berlandaskan keyakinan,kepandaian matematik disekolahan akan
mempengaruhi langkah penting menuju kedudukan yang menguntungkan dia di
dunia usaha.
Faktor yang mempengaruhi minat pada hal pencapaian ini terjadi suatu hal
yang diinginkan, pada diri seorangpun minat tidaklah sesuatu yang akan datang
secara tiba-tiba, akan tetapi harus menempuh beberapa proses yaitu dari cara
pembawaannya yang akan memperoleh suatu perhatian harus berinteraksi dengan
lingkungan, supaya minat siswa bisa selalu tumbuh atau meningkat. Dua faktor
penting yang dapat mempengaruhi minat antara lain, (1) Instrinsik (2) Ekstrinsik,
Subeki (2007: 8) faktor instrinsik berasal dari luar dari diri siswa.

Minat
Instrinsik Ekstrinsik

Non Sosial Sosial


Fisiologis Psikologis

Rasa Tertarik
Sosial
Perhatian
Emosi
Aktivitas
Keluarga
Sekolah
Lingkungan
Gambar 2.2 Unsur-unsur Minat
Sumber: Subeki (2007: 8)

2.2.2 Faktor Instrinsik


Dari dalam yaitu faktor (instrinsik), siswa akan selalu menginginkan
kesenangan yang dilakukannya dan tumbuh di dalam diri siswa tersebut.
Perbuatan yang dilakukan harus membuat dirinya senang, Seperti rasa senang
seseorang, selalu mempunyai perhatian yang lebih, semangat, adanya motivasi
dan emosi. Dari luar (ekstrinsik), dalam faktor ini dijelaskan bahwa harus ada
dorongan yang berasal dari luar, untuk melakukan perbuatannya seseorang harus
memiliki suatu paksaan, seperti dari lingkungan, guru maupun orang tua. Adapun
Menurut Wibowo (2005: 12), faktor yang mempengaruhi minat yaitu: Instrinsik
yaitu faktor fisiologis anak. Fisiologis tersebut antara lain adalah panca indra,
pusat saraf maupun anggota tubuh siswa, dengan mata anak akan bisa melihat
bahwa itu objek yang mereka sukai atau tidak. mampu tidaknya suatu individu
tergantung fisik yang ada pada dirinya, supaya bisa maka faktor fisiologislah yang
dapat menandai minat anak yang terwujud. Psikologis yang pertama adalah
pengamatan, adanya perhatian, emosi, elegensi dan motivasi yang ada pada diri
anak. Setelah melakukan pengamatan anak akan lebih senang, maka akan
timbulah suatu perhatian yang muncul terhadap objek. Dengan emosi yang ada
anak dapat muncul dan memberikan motivasi yang dia ciptakan terhadap
intelgensi.
Faktor (instrinsik) sangat berpengaruh terhadap pentingnya minat
seseorang, dengan uraian sebagai berikut: Rasa tertarik: Senang dalam proses
pembelajaran sangat berperan positif, tentunya bisa berperan besar terhadap
terhubungnya ketiga hal di atas tersebut. Yang dimaksud adalah siswa bisa
mempunyai rasa tertarik dalam proses belajar penjas di sekolah. Perhatian:
Keaktifan siswa yang dimaksud adalah ketika diarahkannya kesuatu objek baik itu
didalam maupun luar. Penelitianpun ingin melakukan penelitan yang berkaitan
tentang pelajaran penjas. Aktivitas Yang dimaksud adalah bagamana keterlibatan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Adapun beberapa kesiapan yang
mempengaruhi proses belajar mengajar menurut Slameto (2015: 54-72), ada 2
yaitu:
1) Faktor Internal
Faktor ini berasal dari dalam individu siswa yang dapat mempengaruhi hasil
belajar dari siswa tersebut yang meliputi faktor psikologis dan fisiologi.
a) Faktor fisiologis
Faktor yang mempunyai hubungan dengan fisik kebugaran organ tubuh dan
beberapa sendi bisa menjadi pengaruh semangat berinteraksi siswa menurun,
maka dari itu apabila kurang memungkinkannya kondisi fisik atau sedang dalam
keadaan sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar secara maksimal,
menjaga kebugaran jasmani sangat diperlukan dengan upaya untuk menjaga pola
makan dan berplahraga secara teratur. Individu yang kekurangan gizi atau nutrisi
dalam tubuh akan mengakibatkan tubuh lelah dan capek sehingga gairah untuk
melakukan proses belajar itu tidak ada.
Berolahraga secara teratur agar tubuh senantiasa sehat dan bugar serta tidak
lupa melakukan istirahat yang cukup, selain itu fungsi panca indra yang berfungsi
secara normal akan mempermudah kita untuk melakukan aktivitas belajar yang
lebih baik pula. Pembelajaran sendiri merupakan pintu masuk dalam segala
informasi yang diterima dan ditangkap oleh individu dalam proses pembelajaran
indra pengelihatan dan indra pendengaran berperan sangat besar. Jadi faktor
fisiologis perlu dijaga dengan sangat baik, agar dalam proses pembelajaran bisa
berjalan dengan maksimal.
b) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhu proses belajar mengajar. Beberapa faktor psikologis yang dapat
mempengaruhi proses belajar antara lain adalah kecerdasan atau intelegasi, faktor
motivasi/ faktor minat. faktor sikap, dan faktor bakat. Menurut Gunarto (2007: 7),
yang mempengaruhi minat adalah sebagai berikut:
Faktor pendorong dari dalam Merupakan rangsangan yang datang dari
lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan
seseorang akan mudah menimbulkan minat: cenderung terhadap belajar, dalam
hal ini seseorang akan lebih mempunyai hasrat dan rasa ingin tahu terhadap
pengetahuan. Faktor motif sosial. Adalah minat seseorang terhadap objek atau
suatu hal, yang mana disamping hal itu ada hal yang mempengaruhi pada diri
manusia yaitu motif sosial, misalnya: seseorang akan berminat pada prestasi
tertinggi seseorang agar dapat memperoleh status sosial yang tinggi pula. Faktor
emosi Faktor perasaan dan emosi sangat mempunyai pengaruh penting terhadap
objek, Contohnya adalah: sebagaimana ketika orang memulai perjalanannya untuk
menuju sukses, dalam mencapai titik sukses itu sendiri dapat memberikan
perasaan senang dan menambah semangat tersendiri terhadap minatnya kegiatan
tersebut.
2.2.3 Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik ada dua yaitu sosial dan non sosial yang berasal dari
lingkungan anak. Pengaruh yang dapat menimbulkan minat tidaknya anak adalah
faktor sosial. Dorongan orang tua disini sangatlah penting supaya anak dapat
melakukan aktivitas, serta lebih bisa lagi meningkatkan minat. Contohnya adalah
orang tua yang mengikutsertakan anaknya dalam suatu kegiatan ekstrakulikuler
yang disukainya. Beberpa faktor bisa menimbulkan minat seseorang seperti faktor
non sosial. Misalnya kedinginan, kepanasan, lembab, sarana dan prasarana. Kita
melakukan aktivitas yang cukup berat, sedangkan sarana yang digunakan tersebut
kurang bagus atau sebaliknya. Tentu kondisi diatas anak akan lebih memilih
aktivitas yang mudah atau ringan, dengan adanya alat pembelajaran yang menarik
maka akan menimbulkan rasa suka pada anak meningkat. Adapun Faktor dari luar
(ekstrinsik) Menurut Gunarto (2007: 7).
Keluarga: Cara orang tua dalam mendidik sangat berhubunan dengan
adanya keluarga yang harmonis, cara itu itu lebih dapat membantu siswa dalam
proses pembelajaran, maka dari itu yang harus di perhatikan adalah peranan
tersebut. Sekolah: Hal yang harus diperhatikan adalah guru, adminidtrasi, materi,
relasi guru dengan siswa, hal itu sangat berhubungan dengan proses pembelajaran
khususnya pada penyampaian materi sarana dan prasarana. Lingkungan sekolah
harus diperhatikan karena berperan penting dalam proses belajar, hal itu adalah
unsur-unsur yang datangnya dari luar diri siswa, sementara itu guru agar lebih
jelas dalam mengelola kelas, menghidupkan suasana kelas agar selalu bisa
nyaman dan bersemangat. Supaya siswa lebih tenang dalam proses pembelajaran
lingkungan fisik sarana prasarana harus ditata, dikembangkan supaya siswa selalu
betah. Selanjutnya adalah sebgaimana kebutuhan emosional psikologis juga perlu
mendapat perhatian, ketika semua kebutuhan itu bia tercapai, siswa akan
merasakn nyamannya belajar, khususnya prestasi akan sangat di hargai dan
muncul sebagai kebanggaan yang didapat. Contoh di atas adalah faktor yag harus
dipenuhi guru supaya di pertahankan.
Secara garis besar bahwa minat di pengaruhi oleh faktor yang berasal dari
dalam individu dan luar individu. Faktor instrinsik meliputi, rasa trtarik, perhatian.
Sedangkan faktor ekstrinsik adalah: keluarga dan lingkungan sekolah. Pengertian
diatas yang nantinya akan dijadikan tolak ukur seberapa bsar minat siswa dalam
pembelajran penjas dengan metode ceramah.

2.2.2 Pembelajaran Pendidikan Jasmani


Pendidikan jasmani telah banyak dibuat dan disusun oleh para ahli.
Berikut pengertian pendidikan jasmani menurut para ahli antara lain: Mulyas
(2003: 24) suatu proses nuntuk berinteraksi antara siswa dengan lingkungannya
yang mana akan menimbulkan perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik.
Kemudian peranguru yang paling utama adalah harus bisa mengondisikan sebaik
mungkin lingkungan sekolahnya, akan dapat menunjang terjadinya perubahan
ayng dialami oleh siswa. Maka dari itu interaksi yang terjadi antara siswa dan
lingkunganya sangatlah penting yang bisa mengakibatkan terjadinya perubahan.
Aktivitas belajar mengajar mempunyai peran yang sangat penting. Menurut
Hamalik (2003: 57) pembelajaran adalah kombinasi yang muncul atau tersusun
oleh manusiawi, fasilitas, material, perlengkapan, semua itu semua itu menjadi
tujuan yang sangat mempengaruhi pembelajaran. Bagaimana siswa dapat
memahami materi yang di sampaikan oleh guru berdasarkan kurikulum yang ada
dan ditetapkan. Selain itu pembelajaran juga untuk membantu dan
mengembangkan peserta didik dalam proses belajar.
Proses interaksi antara siswa dengan guru yang bersumber pada suatu
lingkungan belajar dapat di katakan bahwa pembelajaran adalah ilmu yang
diberikan oleh guru supaya proses pembelajarannya memperoleh pengetahuan
yang baru. Guru haru menguasai beberapa materi yang akan disampaikan di
dalam kelas, agar membantu akan terbentuknya siswa alangkah baiknya
pembelajaran harus di tempuh dan dialami oleh setiap manusia dimanapun dan
kapanpun. Pembelajaran sendiri mempunyai yang berbeda dengan pengajaran.
Konteks pendidikanpun guru haru menguasai pelajaran terlebih dahulu sebelum
memberikan materi supaya objektif, yang harus diperhatian (aspek kognitif) bisa
mempengaruhi perubahan sikap yang terjadi pada siswa (aspek afektif)
keterampilan (aspek psikomotorik), guru harus fokus terhadap pekerjaannya yaitu
pengajar saja, sedangkan untuk pembelajaran sendiri harus interaksi antara guru
dan siswa. Instruksi bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang jauh
hari sudah dirancang.
Menurut Rahyubi (2014: 234) proses pembelajaran memiliki beberapa
komponen antara lain yaitu: (1) tujuan pembelajaran, (2) kurikulum, (3) guru, (4)
siswa, (5) materi, (6) siswa (7) evaluasi.
1) Tujuan pembelajaran
Tujuan setiap aktivitas pembelajaran adalah agar terjadi proses belajar dalam
diri siswa. Tujuan pembelajaran itu sendiri adalah terget atau hal-hal yang harus
dicapai dalam proses pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran biasanya
berkaitan dengan dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik, Tujuan
pembelajaran sendiri itu bisa tercapai jika pembelajar atau siswa cukup mampu
menguasi dimensi kognitif dan afektif dengan baik, serta lebih bisa cekatan dan
terampil dalam aspek psikomotoriknya.
2) Kurikulum
Secara etimologis kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa yunani “curir”
yang artinya “pelari” dan “curere” yang artinya “tempat berpacu”. Yang berarti
suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai garis
finnis. Secara termonologis, kurikulum sendiri mengandung arti sejumplah
pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan oleh
siswa yang bertujuan untuk mencapa suatu tingkatan atau ijazah. Kurikulum
sebagai rancangan pendidikan mempunai kedudukan yang sangat strategis dalam
seluruh aspek pendidikan. Maka untuk mengingat betapa sangat pentingnya
kurikulum ini dalam penidikan dan dalam perkembangan manusia, maka dalam
penyusunan kurikulum ini tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang
kokoh dan kuat.
3) Guru
Seorang pendidik yang menyalurkan ilmunya, dalam bahasa indonesia guru
memiliki arti pendidik profesional yang tugas utamanya adalah, mengajar,
mendidik, mengarahkan, melatih, memfasilitasi, menilai serta mengevaluasi hasil
belajar siswa. Tiadak hanya berperan sebagai pengajar guru juga dapat menjadi
pembimbing yang baik, serta dapat mengelola semua kegiatan pembelajar dan
harus bisa menjadi fasilitas siswa untuk mencapai beberapa tujuan yang
ditentukan.
4) Siswa
Pengertian siswa sendiri adalah seseorang yang harus atau waib mengikuti
suatu program pendidikan yang disitu di bimbing oleh seorang guru atau pelatih.
5) Metode
Agar pembelajaran berjalan ternyat tidak jauh dari yang namanya metode atau
atau cara saat akan melakukan proses belajar mengajar, khususnya pada kegiatan
motorik siswa, beberpara yang serimg dilakukan adalah ceramah, tanya jawab,
demonstrasi, diskusi, karya wisat, eksperiman, simulasi, serta eksplorasi.
6) Materi
Salah satu yang melibatkan bahkan menjadi penentu pembelajaran siswa
adalah materi, jika guru memberikan pelajaran yang cukup menarik maka dengan
otomatis siswa akan mengikuti pelajarannya dengan semangat dan keterlibatan
siswa mengikuti pelajaranpun tinggi dan berlaku dengan sebaliknya.
7) Alat pelajaran (media)
Media pada hekikatnya adalah salah satu komponen sistem pelajaran. Sebagai
komponen, media hendaknya merupakan bagian dari integral dan harus sesuai
dengan proses pembelajaran secara menyeluruh.
8) Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan mengumpulakan data seluas-luasnya,sedalam-
dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, untuk mengetahui sebab
akibat dan hasil belajar siswa yang dapat membuat siswa lebih terdorong dalam
mengikuti pembelajaran dan mampu mengembangkan kemampuan belajar dengan
baik serta memahami dasar evaluasi.
Dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa pembelajaran adalah
sebagaimana usaha sadar yang dilakukan guru untuk membuat siswa berubah dan
dapat diketahui kemampuan baru dalam waktu cukup lama.
Pendidikan jasmani telah banyak dibuat dan disusun oleh para ahli. Menurut
Suryobroto (2004: 16) Pendidikan yang dimaksud adalah suatu kegiatan olahraga
atau yang suatu prosesnya untuk menembangkan kebugaran motorik berperilaku
aktif serta melatih siswa untuk bersifat sportif, sedangkan Menurut Lutan (2000:
1) pendidikan jasmani memiliki arti suatu wadah untuk melatih anak selain itu
juga sebagai conroh untuk anak muda bisa bergerak dan membuat keputusan yang
aktifan baik. Aktivitas tersebut akan dilakukan atau dijalani sebagai pola hidup
sepanjang masa.
Menurut paturusi (2012: 4-5), pendidkan jasman memiliki arti suatu
kegiatan yang mendidik anak melalui aktivitas olahraga supaya dapat aktif atau
tumbuh berkembang dengan wajar sesuai dengan pendidikan nasional. Beberapa
faktor yang mempengaruhi antara lain. Substansi, strategi, evaluasi an asesmen,
semua itu tidak bisa dipisahkan. Tugas guru pendidikan jasmani adalah
mempersiapkan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan unsur diatas yang
awalnya perencanaanya dan berakhir pada pencapaian tujuan yang diharapkan
( Suherman, 2000: 7).
Menurut Sukintaka (2004: 55), pendidikan jasmani ialah pembelajaran
untukmencapai suatu tujuan, melalui proses belajar ini diharapkan siswa diharpan
bisamempeoleh perubahan. Guru disini sangat terlibat dalam prosepembelajaran,
yang memberikan suatu reangsangan, siswa akan merangsag melalui kegiatan
fisik yang terbimbing, respon yang dihasilkan akan membawa perubahan pada
siswa, adapun praktek pembelajaran ini harus menempuh tiga tahap yaitu:
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup (Suherman 2000: 34)
Menurut BSNP (Panduan BNSP,2006: 158 -159), tujuan pendidikan
jasmani adalah:
(a) Mengembangkan serta pengolahan aktivitas terbaik adalah salah satu contoh
untuk memelihara kebugaran jasmani dalam berbagai aktivitas pendidikan.
(b) agar pertumbuhan fisik meningkat (c) ketermpilan dan kemampuan
gerak dasar, (d) serta untuk membentuk moral yang kuat dan nilai yang
tergantung di dalamnya. Selain itu juga menjaga sikap sportif, disipin, jujur,
adanya kerjaama, (e) saling percaya diri, dan belajar bertanggung jawab.
Munculnya sikap keterampilan tentu bisa menambah keselamatan dari diri
sendiri dan orang lain (f) harus ada pola hidup yang sehat supaya bisa
memahami konsep atau aktivitas pendidikan jasmani, cepatnya
pertumbuhan fisik yang sempurna, selain itu harus bersikap posistif.
Menurut Suryobroto (2004: 1) beberapa faktor yang mempengaruhi sukses
atau tidaknya pendidikan jasmani salah satunya adalah seorang guru, siswa,
sarana prasarana, kurikulum, tujuan, materi dan lingkungan yang sangat
mendukung, dengan adanya faktor diatas apabila terjadi suatu hambatan pada
proses belajar siswa, bisa dikatakan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
sangatlah kurang, proses belajar harus mempunyai kesiapan yang cukup matang
supaya bisa mencapai hasil yang di harapkan. Dengan proses diatas, pembelajaran
di Madrasah Ibtida’iyah Ulul Albab bisa sesuai yang di harapkan.
2) Faktor Eksternal
Selain karakteristik siswa, adapun faktor-faktor eksternal yang dapat
mepengaruhi siswa dalam proses belajar. Faktor eksternal tersebut digolongkan
menjadi dua bagian yaitu faktor lingkungan sosial dan lingkungan non nasional.
a) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman
sekelas juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Hubungan yang harmonis
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar menjadi lebih di
sekolahan. Bagaimana untuk sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya
pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru dan bagaimana cara guru tersebut
menyampaikan materi mengajarnya kepada peserta didiknya. Pendekatan belajar
sangat berpengaruh terhadap seberapa tingkat keberhasilan seseorang. Selain
pendekatan, gaya belajar juga termasuk dalam struktural yang saling berkaitan,
Setiap orang atau guru dalam proses belajar mesti memiliki gaya belajar yan
berbeda atau unik sebagaimana seperti tanda tangan seseorang. Bahwa siswa
yang sedang berada di sekolah memiliki cara belajar yang berbeda atau ciri khas
masing-masing dan tidak sesuai dengan gaya tempat belajar.

Hasil belajar juga akan diperoleh siswa, perilaku simpatik dapat menjadi
teladan seseorang guru atau administrasi dan dapat menjadi dorongan bagi siswa
untuk belajar. Lingkungan sosial masyarakat, begitupun tempat tinggal siswa juga
berpengaruh dalam proses belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
penganguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa,
paling tidak siswa akan kesulitan ketika memerlukan teman belajarnya, diskusi,
dan meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimiliki oleh siswa tersebut.

Lingkungan sosial keluarga, lingkungan sangat mempengaruhi kegiatan


belajar. Ketegangan keluarga, suasana dan keluarga yang sangat bermacam-
macam mau tidak mau akan menetukan bagaimana dan sampai dimana proses
belajar dan di capai yang dialami oleh anak-anak.. Sifat-sifat orang tua, demografi
keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, itu semuanya dapat memberikan
dampak terhadap aktivitas belajar siswa.
b) Lingkungan non-sosial
Faktor-faktor yang termasuk non sosial adalah lingkungan alamiah, seperti
kondisi udara yang segar, tidak panas maupun dingin, sinar yang tidak terlalu
sialu atau kuat, tidak terlalu gelap atau lemah, suasana yang sejuk dan tenang.
Lingkungan diatas tersebut adalah lingkungan alamiah yang merupakan faktor-
faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa. kondisi alam seharusnya harus
lebih mendukung siswa, sebaliknya, jika lingkungan dan kondisi alam tidak
mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.
Adapun faktor yang tidak boleh kita lepaskan yaitu: guru dan bagaimana
cara mengajarnys tidak boleh dilepaskan dengan sarana dan prasarana yang ada
di sekolah, siswa hanya membutuhkan sekolah yang mempunyai alat ajar yang
lengkap ubtuk menunjang kegiatan olahraganya. Selain itu cara guru dalam
menyampaikan materi dan kelngkapan alat pembelajaran yang dipakai sangat
berpengaruh supaya mempermudah dan mempercepat proses belajar anak. Alat
ajar sangat berperan prnting bagi sekolah supaya memberikan siswa leluasa untuk
melaksanakn tugas ajar yang diberikan. Tidak harus banyak namun alat yang
memadai dari segi kualitas dan memenuhi jumlah kecukupan itu sudah sangat
baik. Sebagai Contoh: pada saat proses mengajar 1 alat untuk 6 orang siswa atau
lebih. Frekuensi siswa dalam melakukan gerakan akan sedikit atau berkurang,
karena jumlah siswa yang meningkat, waktupun akan cepat habis.
Keterbatasan media praktek pendidikan jasmani ini mempengaruhi semua
aspek, akan berjalan tidak lancar apabila siswa tidak bisa mempraktekan dengan
baik, waktupun akan lebih berkurang apabila media yang digunakan minim.
Contohnya: siswa diam pada saat menunggu giliran, pengulangan gerakan relatif
sedikit dan keterampilan siswa yang sudah diberikan idak akan bisa terkuasai,
sebaliknya jika waktu yang cukup siswa bisa lebih banyak melakukan gerakan
secara berulang-ulang, maka keterampilan yang dipelajari dapat diterima dan
dikuasai dengan baik.
Tersedianya sarana dan prasrana diatas harus sangat diperhatikan dan
disediakana oleh pihak sekolah. Mengingat sangat pentingnya dan bisa
memperlancar kegiatan tersebut. Hal itu juga dapat menambah banyak akan
tercapainya pembelajaran. Faktor materi yang di berikan kepada iswa harus terus
diperhatikan. Selain mengajar alangkah baiknya guru mempersiapkan dulu materi
yang akan diberikan.

2.2.3 Hubungan Antara Minat Dan Pendidikan Jasmani


Pendidikan jasmani adalah bagian yang sangat penting dari dunia
pendidikan dan bukan hanya pelengkap program belajar dan aktivitas siswa di
sekolahan . Sudah jelas bahwa penjasorkes merupakan bagian yang tidak bisa di
pisahkan dar pendidikan secara umum. Yang memebedakan penjasorkes dengan
mata pelajaran lai adalah alat yang digunakan yaitu gerak insansi, manusia yang
bergerak secara sadar tersebut dirancang dan diberikan secara tepat agar dapat
merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
Seringkali masyarakat rancu pada pengertian penjas dan olahraga. Pada
dasarnya penjas dan olahraga tidaklah jauh berbeda. Menurut Husdarta (2009:
21). penjas sendiri memiliki arti program pendidikan lewat gerak atau permainan
dan olahraga, Selanjutnya, Sedangkan, pendidikan olahraga sendiri memiliki arti
pendidikan yang membina anak agar menguasai cabang olahraga tertentu”
(Husdarta,2009. 21). Mengingat PJOK merupakan bagian dari pendidikan, tak
selayaknya penjasorkes dikesampingkan dari pendidikan secara keseluruhan.
Proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran penjasorkes sendiri juga
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa secara keseluruhan.
Seperti yang sudah dijelaskan mengenai minat dan pentingnya minat dalam
pembelajaran, pada pembelajaran PJOK juga dibutuhkan minat dari siswa agar
siswa tersebut bisa memberi perhatian sehingga dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik kemudian memperoleh hasil yang baik dari proses pembelajarannya.
Minat siswa terhadap pembelajaran penjasorkes adalah sikap tertarik dan
keinginan yang sangat kuat dari diri siswa untuk mengikuti dan berprestasi dalam
mata pelajaran PJOK tanpa ada paksaan atau suruhan dari pihak lain.
2.2.4 Kerangka Berfikir

Gambar 2.3. Bagan Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori minat adalah suatu keinginan yang diambil oleh
individu yang mendorongnya melakukan suatu kegiatan menarik, hal itu
dipengauhi faktor dari dalam seperti adanya perhatian, rasa senang dan suatu
aktivitas. Peranan guru dan fasilitas sangat mempengaruhi, yang digunakan dalam
penelitian pendidikan jasmani ini adalah faktor yang disebutakan di atas tersebut,
bahwa pembelajaran jasmani bisa mempengaruhi diri sendiri, bahkan juga dapat
membentuk jati diri dan kesadarannya, maka dengan adanya pembelajaran ini kita
bisa lebih tau bahwa minat bisa memberikan kita tentang gambaran suatu tingkah
laku siswa. Perlu adanya perhatian supaya siswa bisa membentuk perilakunya,
ketika melakukan aktivitas harus timbul perasaan senang di dalam pembelajaran,
peranan guru dalam penyampaian atau memberi contoh harus diperhatikan, siswa
akan sangat tertarik atau minat jika metode yang digunakan menimbulkan
perasaan senang.

Di Madrasah Ibtida’iyah Ulul Albab sendiri minat siswa dipengaruhi oleh


dua faktor, instrinsik yaitu terdapat pada diri manusia sendiri yang melputi adnya
perhatian, sikap tertarik dan berbagai aktivitas. Estrinsik adalah yang berada di
luar diri manusia, keluarga, sekolah dan lingkungan sangat berpengaruh besar
kecilnya minat dapat terwujud. Guru harus bisa menyampaikan materi yang
diberikan serta mempunyai tanggung jawab yang cukup tinggi. Kemampuan guru
pada saat memberikan materi sangat berpengaruh terhadap minatnya siswa
mengikuti pelajaran, salah satunya menghidupkan suasana kelas saat belajar. Jalan
yang bisa di tempuh lagi adalah memberikan pengetahuan,manfaat yang diperoleh
ketika melakukan aktivitas olahraga.
Hubungannya dengan minat Pada pembelajaran PJOK Madrasah Ibtida’iyah
Ulul Albab adalah bila siswa tersebut memiliki rasa ingin tahu untuk mengikuti
proses belajar mengajar, siswa tersebut akan memiliki rasa senang atau tertarik
terhadap pembelajaran pendidikan jasmani dan akan memberikan perhatian yang
lebih untuk mengetahui lebih mendalam lagi tentang pembelajaran pjok yang
dilakukan setra berusaha untuk terlibat adanya aktivitas siswa terhadap
pembelajaran pendidikan jasmani tersebut. Untuk mengetahui minat siswa
tersebut maka dapat di analisis dari faktor-faktor dengan menyusun sebuah
instrumen dalam bentuk angket, Angket tersebut berisi butir-butir pertanyaan
yang dapat mengugkapkan perhatian, perasaan senang, aktivitas, peranan guru,
dan fasilitas terhadap pembelajaran pendidikan jasmani. Menjawab pertanyaan
tersebut maka dapat diketahui dari minat siswa terhadap pembelajaran pendidikan
jasmani.
BAB III
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Dapat disimpulkan penelitian ini memakai deskriptif kuantitatif, teknik
pengambilannya menggunakan suatu angket dan survei. Salah satu metode yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi dari kelompok yang mewakili sebuah
populasi. Skor yang diperoleh dari angket ini akan di analisis yang mana
menggunakan statistik deskriptif kuantitatif setelah itu disajikan dalam bentuk
presentase.
Menurut Sugiyono (2017: 11), penelitian deskriptif adalah penelitian yang
di gunakan untuk menjawab rumusan masalah yang berkenan denganm
pertanyaan terhadap beberapa variabel mandiri, baik hanya satu variabel atau
lebih. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu survei. Menurut
Arikunto (2013: 16),suatu pendekatan penelitian yang menggunakan instrumen
kuesioner (angket) yaitu dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis
kepada responden untuk di jawab. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan atau rumusan masalah dengan prosedur yang
sistematis dan ilmiah (Mulyatiningsih,2011: 1)
3.2 Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang dijadikan sebagai sumber data atau
sumber informasi oleh peneliti untuk riset yang dilakukannya maka penelitian ini
menggunakan survei minat siswa terhadap pembelajaran penjas dengan metode
ceramah siswa siswi kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ulul Albab.
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2015: 117), adapun
populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Madrasah Ibtidaiyah Ulul
Albab.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah cuplikan atau bagian dari pupulasi yang akan dijadikan objek
penelitian. Menurut Arikunto (2010: 174), Sampel adalah bagian dari populasi
(sebagian atau wakil populasi yang di teliti). Maka pada penelitian ini akan
mengambil teknik sampling yaitu random sampling. Metode ini mempunyai cara
penarikan anggota populasi tersebut memiliki peluang yang sama untuk terambil
atau terpilih, adapun teknik pengambilan ata dalm penelitian ini adalah dengan
cara kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2012: 142) Kuesioner adalah salah
satu enelitian yang pengambilan datanya tersebut melalui beberapa pertanyan
yang diberikan kepada kepada responden lalu di jawabnya. Teknik tersebut adalah
supaya peneliti lebih rinci dan tau variabel yang akan di ukur dan hasilnya bisa
sesuai dengan apa yang diharapkan, selain itu massa yang cukup besar tidak
berpengaruh dalam penelitian ini, dapat berupa pertanyaan terbuka ataupun
tertutup. Hasilnyapun juga dapat bisa diberikan langsung kepada responden, maka
dari itu penelitian ini mengambil sampel kelas III Madrasah Ibtida’iyah Ulul
Albab. Adapun data tabel responden, sampel data siswa Madrasah Ibtida’iyah
Ulul Albab yang ditentukan secara random (secara acak) kemudian angket
diberikan selanjutnya diambil kesimplan dan hasil survei.
Tabel 1.1 Sampel data jumlah siswa siswi kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ulul
Albab
No Kelas Jumlah Siswa
1 III A 21
2 III B 22
Jumlah 43
3.3 Lokasi dan waktu penelitian
Pada penelitian ini dilakukan di:
Tempat : Madrasah Ibtida’iyah Ulul Albab
Waktu : April 2021
3.4 Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu minat siswa
kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ulul Albab dalam mengikuti pelajaran pendidikan
jasmani dengan metode ceramah. Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
bagaimana siswa dalam proses belajar pendidikan jasmani di kelas cukup
cenderung bersikap, berkeinginan untuk lebih memperhatikan penjelasan dari
guru dibandingkan praktek langsung dilapangan. Menurut Sugiyono (2015, hlm,
38) bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi untuk hal
tersebut. Minat sendiri merupakan keingian dimana sesorang melakukannya
dengan sadar. Dengan minatlah seseorang akan lebih terdorong dan memperoleh
subjek khusu, suatu aktivitas, pemahaman, selain itu dengan keterampilan kita
bisa memperoleh perhatian yang diinginkan. Masalah yang sangat berpengaruh
dan sangat penting di dunia pendidikan dalam kehidupan sehari-hari tidaklepas
dari yang namanya minat. dengan adanya minat seseorang akan lebih bisa
mengerti bagaimana gambaran yang ada pada dirinya untuk mencapai tujuan.
3.5 Pengambilan data
3.5.1 Bahan penelitian
Teknik pengambilan data dilakukan dengan penelitian, yaitu dengan cara
kuantitatif, menggunakan analisis dan survei yang bertujuan untuk mengetahui
seberapa minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode ceramah.
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan,
yang mana peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan pihak terkait,
supaya bisa menghasilkan atau memperoleh data yang diperlukan. Adapun yang
digunakan dalam adalah teknik pengumpulan data hasil dari pengamatan, angket
responden, dokumentasi, menentukan batas ukuran dan menetapkan aturan untuk
mencatat informasi.
3.5.2 Instrumen penelitian
Dalam artinya instrumen adalah suatu bantuan yang digunaka untuk
meneliti atau pengambilan suatu data supaya dalam proses pengambilannya
sendiri mempunyai hasi yang lebih Baik. Penelitian ini menggunakan cara yang
mengacu pada Bab II di atas, Menurut Arkunto (2006: 69), Yang dimaksud
instrumen adalah alat atau aktivitas yang digunakan oelh peneliti untuk
menemukan atau mengumpulkan data, bisa berarti dengan cara yang hemat,
lengkap dan mudah diolah. Untuk mengukur minat siswa kelas III dalam
mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga di Madrasah
Ibtida’iyah Ulul Albab Dengan menggunakan sistem angket, Menurut Arikunto
(2010: 194) Pengertian angket sendiri yaitu menyalurkan suatu pertanyaan tertulis
yang berguna untuk memperoleh informasi yang diinginkan dari responden.
Dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup, mempunyai arti suatu
pertanyaan yang di berikan dalam bentuk sedemikian rupa kepada responden dan
tinggal memberi tanda centang pada kolom atau tempat yang sudah diberikan,
serta menggunakan bertingkat yang caranya adalah memodifikasi skala Likert
dengan empat plihat jawaba, yaitu “Setuju, Sangat setuju, Tidak Setuju Dan
Sangat Tidak Setuju”. Skala Likert di ajukan dalam bentuk pertanyaan untuk
dinilai responden, Apakah pertanyaan itu di dukung atau di tolak, Disini ada dua
pertanyaan yang di ajukan, yaitu positif dan negatif.
Tabel 1.2. Skala Likert, skor penilaian pada alternatif jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban


Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 3
(sumber: Renis Likert, 1932)
Dalam penyusunan angket ini sangat membutuhkan langkah-langkah yang
harus ditempuh. Menurut Sutrisno Hadi (1991: 7) ada tiga langkah yang harus di
tempuh dalam melakukan instrumen. Ketiga langkah tersebut adalah yang
pertama mendefinisikan konstrak. Defini dari konstrak tersebut adalah membuat
batasan atau variabel yang di ukur. Konstrak dalm penelitian ini adalah survei
minat siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di kelas dengan
metode ceramah siswa siswi Madrasah Ibtidaiyah Ulul Albab.
Langkah kedua yaitu penyidik faktor.Yang dimaksud penyidik faktor
adalah tahap yang bertujuan untuk menandai faktor-faktor yang di temukan dalam
bentuk konstrak yang diteliti. Adapun faktor-faktor yang ada didalamnya yaitu:
perhatian, perasaan senang, aktivitas. Dan faktor yang ada diluar yaitu: peranan
guru dan fasilitas. Langkah ketiga yaitu menyusun butir-butir pertanyaan
berdasarkan faktor yang menyusun konstrak. Item-item harus berupa penjabaran
dari isi faktor. Berdasarkan faktor-faktor tersebut kemudian disusun item-item
soal yang dimana soal tersebut memberikan gambaran tentang keadan faktor
tersebut.

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian Minat Siswa Dalam Mengikuti
Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Variabel Faktor Indikator Butir Soal Jumlah


Survei Minat Siswa Dari a.Perhatian
Terhadap Dalam
b.Perasaan
Pembelajaran Penjas
Senang
Dengan Metode
c.Aktivitas
Ceramah Siswa Siswi
Kelas III Madrasah Dari a.Keluarga
Ibtidaiyah Ulul Albab Luar
b.Sekolah

c. Lingkungan

Tabel 3.4 Alternatif Jawaban Angket dan Skornya


Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)

Keterangan:
1) Dalam instrumen ini terdapat butir pertanyaan negatif yang terdapat pada butir
nomor 3, 4, 5, 6, 8, Adapun pertanyan selebihnya merupakan pernyataan
positif yang berjumplah31 butir.
2) (*), Adalah pernyataan yang mengandung kalimat negatif. Supaya data yang
diperoleh dari penelitianini ada kuantitatif, maka dari seriap butir jawaban
dari pertanyaan diberi skot dalam bentuk Skala Likert yang telah
dimodifikasi.

3.5.3 Teknik Pengambilan Data


Metode penelitian ini menggunakan metode survei yang mana teknik
pengambilan datanya adalah angket. Teknik ini dirasa cukup untuk penelitian ini
karena sangat praktis dan efisien dan membutuhkan waktu yang sangat singkat.
Nilai semakin tinggi maka minat siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas
dalam metode ceramah di Madrasah Ibtida’iyah Ulul Albab Ini sangat
mengingkat. Mekanisme yang digunakan adalah:
1) Peneliti melakukan rekap data kelas III siswa siswi Madrasah Ibtida’iyah
Ulul Albab.
2) Menentukan jumlah siswa yang aktif.
3) Memberikan instrumen kepada seluruh reponden.

3.5.4 Sumber Data


Sumber data dari informasi yang dioeroleh akan dibahas sebagaimana hal-
hal yang terkait dengan metode data yang digunakan sebagai berikut:
1) Data primer, Menurut Wardiyanta dalam Sugiarto (2017:87), data primer
merupakan informasi yang diperoleh dari sumber-sumber primer yaitu
informasi dari narasumber. Dalam penelitian ini, data primer merupakan hasil
data survei minat siswa terhadap pembelajaran penjas dengan metode
ceramah siswa siswi kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ulul Albab.
2) Data sekunder, Menurut Wardiyanta dalam Sugiarto (2017: 87) data sekunder
merupakan informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari narasumber
melainkan dari pihak ketiga. Dalam penelitian ini sekunder dapat didapatkan
dari literatur kepustaan tentang survei minat siswa terhadap pembelajaran
penjas dengan metode ceramah Madrasah Ibtidaiyah Ulul Albab.
3.5.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian in i menggunakan statistik deskriptif
sederhana yaitu menghitung frekuensi dan presentase, yang diajikan dalam
bentuk tabel. Sedangkan rumus yang yang digunakan untuk mengetahui
survei minat siswa terhadap pembelajaran penjas dengan metode ceramah
siswa siswi kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ulul Albab. Adapun untuk
menentukan minat siswa ini dikategorikan menjadi 5 kategori yaitu sangat
tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Adapun penilaiannya
seperti tabel berikut ini:
Tabel 3.5 Penilaian minat siswa
No. Interval Nilai Kategori
1. X > M + 1,5 SD Sangat Tinggi
2. M + 0, 5 SD < X ≤ M + 1, 5 SD Tinggi
3. M – 0, 5 SD < X ≤ M + 0, 5 SD Sedang
4. M – 1, 5 SD < X ≤ M – 0, 5 SD Rendah
5. X ≤ M – 1, 5 SD Sangat Rendah
Keterangan:
M = Mean
SD = Standar deviasi
(Sumber : Sudjiono,2009: 116)

Menurut Sudjiono (2012: 43) Untuk memperoleh frekuensi yang relatif


(angka frekuensi) menggunakan rumus persamaan (1) dengan ketentuan
sebagai berikut:
............. (1)

Keterangan:
P = Angka persentase
F = Frekuensi yang sedang di cari

persentase N = Jumalah /
banyaknya individu
(Sumber : Sudijono, 2009: 116)

UJI COBA INSTRUMEN ANGKET SURVEI MINAT SISWA DALAM


PEMBELAJARAN PJOK DENGAN METODE CERAMAH PASA SISWA
MADRASAH IBTIDA’IYAH LUL ALBAB

A. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
B. Petunjuk Menjawab
1. Tulisalah identitas anda pada lembar yang tersedia
2. Bacalah dengan teliti semua pertanyaan dan pernyataan
3. Jawablah semua pertanyaan dengan memeri tanda (X) pada kolom alternatif
jawaban
1) Sangat Setuju (SS)
2) Setuju (S)
3) Sangat Tidak Setuju (STS)
C. Butir-butir Pertanyaan
No Pertanyaan SS S TS STS
Faktor Intern
Perhatian
1 Saya selalu aktif dalam mengikuti pembelajaran
pjok di sekolah.
2 Saya selalu memperhatikan ketika guru sedang
memberi contoh gerak dasar dalam pembelajaran
pjok.
3 Penilaian yang dilakukan guru tidak sesuai
dengan yang saya inginkan.
4 Guru pjok sering meninggalkan ketika
pembelajaran pjok, sehingga siswa malas-
malasan saat mengikuti prmbrlajaran pjok.
Tertarik
5 Saya selalu mengikti pembelajaran pjok karena
selalu menyenangkan.
6 Pjok diajarkan oleh guru yang mengajar dengan
teknik yang baik, sehingga saya tertarik
mengikuti pembelajaran pjok.
7 Saya tertarik dengan pembelajaran pjok karena
banyakmanfaat yang saya dapat.
8 Saya tidak senang mengikui pembelajaran pjok
9 Saya malas mengikuti pembelajaran pjok karena
pembelajaran di kelas sangat membosankan.
10 Aktivitas
11 Pembelajaran pjok dalam bentuk ceramah
membuat saya tertarik mengikuti pelajaran.
12 Aktivitas pembelajaran pjok yang menarik selalu
membuat saya senang.
13 Saya tetap aktif dalam mengikuti pembelajaran
pjok walaupun guru tidak hadir di kelas.
14 Aktivitas pembelajaran pjok di kelas cepat
membuat saya bosan dan bermalas-malasan.

No Pertanyaan SS S TS STS
Faktor Ekstern
Keluarga
15 Keluarga saya mendukung dalam mengikuti
pembelajaran pjok disekolah.
16 Orang tua saya membelikan perlengkapan untuk
mengikuti pelejaran pjok di kelas seperti, Buku
tulis, pensil, penghapus. Sehingga saya bisa
mengkuti pembelajaran di kelas.
17 Keluarga saya selalu mendorong untuk selalu
mengikuti pembelajaran pjok.
18 Saya kurang mengenal pjok di sekolah..
Sekolah
19 Sekolah selalu mendukung aktivitas pjok di
kelas contohnya, media belajar di kelas .
20 Di sekolah kami tidak menyediakan
perelengkapan untuk pembelajaran pjok.
21 Guru pjok sering meninggalkan kelas sehingga
siswa kurang berminat dan malas saat mengikuti
pembelajaran pjok.
Lingkungan
23 Teman-teman saya kebanyakan gemar menonton
olahraga seperti yang di ajarkan di kelas
24 Di lingkungan tempat tinggal saya terdapat
beberapa olahraga seperti yang di ajarkan di
kelas.

Anda mungkin juga menyukai