Khatulistiwa
E-ISSN xxxx-xxxx ISSN xxxx-xxxx
https://doi.org/...../.....
0–3 Kurang 0%
5
guru di 10 Sekolah Menengah Atas yang 4 guru. Hasil ini menunjukkan bahwa
berada di kota Pontianak tergolong pada 3 mekanisme evaluasi pembelajaran dalam
kategori yaitu sangat baik, dan baik. pembelajaran penjasorkes guru sudah
Kategori sangat baik sebesar 86,7%, dan memiliki mekanisme evaluasi
baik sebesar 13,3%. Sedangkan untuk pembelajaran yang sesuai dengan kriteria.
kategori cukup dan kurang sebesar 0%. Guru yang termasuk klasifikasi baik
Guru yang termasuk dalam kategori pada mekanisme evaluasi pembelajaran
sangat baik sebesar 86,7% atau sebanyak sebesar 60% atau sebanyak 9 guru. Hasil
13 guru menunjukkan bahwa aspek ini menunjukkan bahwa mekanisme
penilaian dalam evaluasi penjas dalam evaluasi pembelajaran guru dalam
memberikan pembelajaran penjasorkes, memberikan pembelajaran penjasorkes
guru sudah memiliki aspek penilaian sudah baik.
dalam evaluasi penjas yang sesuai dengan Sedangkan guru yang termasuk klasifikasi
kriteria. kategori cukup yaitu sebesar 13,3% atau
Klasifikasi baik pada aspek penilaian sebanyak 2 guru. Hasil Ini menunjukkan
dalam evaluasi penjas sebesar 13,3% atau bahwa mekanisme evaluasi pembelajaran
sebanyak 2 guru. Hasil ini menunjukkan guru dalam memberikan pembelajaran
bahwa aspek penilaian dalam evaluasi penjasorkes sudah memadai. Kategori
penjas guru dalam memberikan kurang dengan persentase sebesar 0% atau
pembelajaran penjasorkes sudah baik dan tidak ada menandakan bahwa tidak
seharusnya tetap dipertahankan. terdapat guru yang belum memenuhi
Sedangkan klasifikasi kategori cukup kriteria kurang. Hal ini membuktikan
dan kurang yaitu sebesar 0% atau tidak bahwa mekanisme evaluasi pembelajaran
ada. Hal ini menandai bahwa pemahaman guru di 10 Sekolah Menengah Atas yang
mengenai aspek penilaian dalam evaluasi berada di kota Pontianak dalam
penjas guru di 10 Sekolah Menengah Atas memberikan pembelajaran penjasorkes
yang berada di kota Pontianak tidak perlu tidak perlu diragukan lagi.
diragukan lagi. Data ini juga menunjukkan Meskipun nilai rata-rata keseluruhan
bahwa aspek penilaian dalam evaluasi sangat baik guru harus tetap selalu
penjas guru dalam memberikan memperhatikan aspek-aspek mekanisme
pembelajaran penjasorkes sudah mencapai evaluasi pembelajaran seperti mengadakan
kriteria maksimal dan guru tetap harus perencanaan sebelum pembelajaran
selalu memperhatikan aspek-aspek yang dengan matang, pelaksanaan pembelajaran
menyangkut aspek penilaian dalam dengan sagat maksimal, melakukan
evaluasi penjas seperti menguasai analisis hasil pembelajaran yang telah
penilaian secara kognitif, afektif dan dilakukan, menyiapkan tindak lanjut demi
psikomotor. mendapatkan pembelajaran yang efektif
Mengenai mekanisme evaluasi dan melakukan pelaporan hasil untuk
pembelajaran guru dapat dipaparkan evaluasi kedepan yang lebih baik.
bahwa guru di 10 Sekolah Menengah Atas Berdasarkan data dari hasil penelitian
yang berada di kota Pontianak tergolong yang telah dilaksanakan, dapat diketahui
pada tiga kategori yaitu kategori sangat bahwa evaluasi pembelajaran penjasorkes
baik, baik, dan cukup. Kategori sangat yang terdiri dari aspek (kognitif guru
baik sebesar 26,7%, baik sebesar 60%, terkait evaluasi bagian dari kompetensi
dan cukup sebesar 13,3%. Sedangkan pedagogik, aspek penilaian dalam
untuk kategori kurang sekali sebesar yaitu evaluasi penjas, dan mekanisme evaluasi
0%. pembelajaran) pada guru di 10 Sekolah
Guru yang termasuk dalam kategori Menengah Atas yang berada di kota
sangat baik sebesar 26,7% atau sebanyak Pontianak memiliki dua kategori, yaitu
6
kategori sangat baik dan kategori baik. bahkan pada saat menjalankan tugasnya
Adapun kategori sangat baik memiliki sebagai guru tentu seorang gurupun
nilai yaitu sebesar 66,7% atau sebanyak memiliki kekurangan dan kelebihannya
10 guru. Hal ini menunjukkan bahwa guru terutama dalam memberikan pembelajaran
di 10 Sekolah Menengah Atas yang berada penjasorkes. Hal itu dapat dilihat dari
di kota Pontianak sudah memiliki guru yang tentunya terdapat perbedaan
pengetahuan yang sangat baik dan dari beberapa guru, ada guru yang
memadai mengenai evaluasi pembelajaran memiliki pengetahuan tentang evaluasi
penjasorkes. pembelajaran penjasorkes dan ada pula
Sedangkan untuk kategori baik yaitu guru yang belum memahami tentang
sebesar 33,3% atau sebanyak 5 guru. Hasil evaluasi pembelajaran penjasorkes,
ini menunjukan bahwa dalam kategori ini tentunya ini tidak mudah untuk
memiliki nilai yang sangat signifikan dilaksanakan guru tapi sudah merupakan
dengan selisih perbandingan 66,7% tugas dari seorang guru untuk
dibanding dengan nilai kategori sangat melaksanakan dalam memberikan
baik. Hasil ini juga menunjukkan bahwa pembelajaran penjasorkes sesuai dengan
dalam memberikan pembelajaran prosedur evaluasi penjasorkes.
penjaorkes guru di 10 Sekolah Menengah Setiap guru harus memiliki indikator
Atas yang berada di kota Pontianak sudah aspek kognitif guru terkait evaluasi bagian
baik. dari kompetensi pedagogik, aspek
Persentase guru yang termasuk dalam penilaian dalam evaluasi penjas, dan
kategori cukup dan kurang yaitu sebesar mekanisme evaluasi pembelajaran dalam
0% atau tidak ada. Hal ini menunjukkan memberikan pembelajaran penjasorkes
bahwa persepsi guru penjas mengenai yang dijalaninya.
evaluasi pembelajaran penjasorkes yang Hasil yang dilakukan peneliti selama
terdiri dari aspek (kognitif guru terkait penelitian di 10 Sekolah Menengah Atas
evaluasi bagian dari kompetensi yang berada di kota Pontianak terlihat
pedagogik, aspek penilaian dalam bahwa dalam memberikan pembelajaran
evaluasi penjas, dan mekanisme evaluasi penjasorkes di Di 10 Sekolah Menengah
pembelajaran) di 10 Sekolah Menengah Atas yang berada di kota Pontianak sudah
Atas yang berada di kota Pontianak sangat sangat baik.
memadai tentu data ini dapat dijadikan
acuan bahwa guru di 10 Sekolah SIMPULAN
Menengah Atas yang berada di kota Simpulan
Pontianak telah melaksanakan tugasnya Adapun kesimpulan penelitian
sebagai guru dengan sangat baik. evaluasi pembelajaran guru pendidikan
Setelah dilakukan penelitian tentang jasmani, maka dapat disimpulkan bahwa:
persepsi guru penjas mengenai evaluasi (1) Kognitif guru terkait evaluasi bagian
pembelajaran penjasorkes diketahui dari kompetensi pedagogik tergolong dua
bahwa kognitif guru terkait evaluasi kategori yaitu sangat baik, dan baik.
bagian dari kompetensi pedagogik, aspek Kategori sangat baik sebesar 93,3%, dan
penilaian dalam evaluasi penjas, dan baik sebesar 6,7%. Sedangkan kategori
mekanisme evaluasi pembelajaran guru di cukup dan kurang tidak ada (0%), (2)
10 Sekolah Menengah Atas yang berada di Aspek penilaian dalam evaluasi penjas
kota Pontianak tergolong sangat baik. dua kategori yaitu kategori sangat baik
Hasil penelitian ini telah dan baik. Kategori sangat baik mempunyai
menunjukkan bahwa guru di 10 Sekolah persentase sebesar 86,7%, dan kategori
Menengah Atas yang berada di kota baik sebesar 13,3%. Sedangkan untuk
Pontianak tidaklah selalu sempurna kategori cukup dan kurang yaitu sebesar
7
0%, (3) Mekanisme evaluasi pembelajaran What Teachers Need To Know.
tergolong pada tiga kategori yaitu kategori Mass: Allynbacon.
sangat baik, baik, dan cukup. Kategori Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul
sangat baik memiliki persentase sebesar Jannah. 2012. Metode Penelitian
26,7%, kategori baik sebesar 60%, dan Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja
kategori cukup sebesar 13,3%. Sedangkan Grafindo Persada.
untuk kategori kurang sebesar 0%, dan (4) Saodih, Nana, Sukmadinata. 2011. Metode
Evaluasi pembelajaran penjasorkes Penelitian Pendidikan. Bandung:
tergolong pada dua kategori, yaitu PT. Remaja Rosdakarya
kategori sangat baik dan kategori baik. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Adapun kategori sangat baik memiliki Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
nilai yaitu sebesar 66,7% atau sebanyak Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa
10 guru. Sedangkan untuk kategori baik Beta.
yaitu sebesar 33,3% atau sebanyak 5 guru. Tim MKDK IKIP Semarang. 1996.
Belajar dan Pembelajaran. Semarang :
DAFTAR RUJUKAN IKIP Press
Adang, S. 2000. Perencanaan
Pembelajaran Penjaskes. Jakarta
:Depdikbud.
Arikunto, S. 2009. Evaluasi Program
Pendidikan: Pedoman Teoritis
Praktis Bagi Mahasiswa Dan
Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Bungin, B. 2005. Metodologi Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: Prenada
Media Group.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Rancangan Penilaian Hasil
Belajar. Jakarta: Direktorat
Jendral Manajemen Pendidikan
Dasar Dan Menengah, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah
Atas.
E. Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis
Sekolah. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Gulo, W. 2010. Metodologi Penelitian.
Jakarta: PT.Grasindo.
Maksum, A. 2012. Metodologi Penelitian
Dalam Olahraga. Surabaya:
Unesa University Press.
Mawardi. 2011. Memahami Pengertian
Evaluasi. Jakarta: Mentor.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Republik
Indonesia No. 16 Tahun 2007.
Jakarta.
Popham,W.J. 1999. Classroon Asessment: