Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENGANTAR METODE PENELITIAN

SKRIPSI BAB I

TENTANG

KREATIVITAS GURU PENJASORKES DALAM MENGATASI

KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN

PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI PADANG PARIAMAN

Oleh

Fikri Rahmad Dony

NIM. 17089092

PROGAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN KESEHATAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam kehidupan

manusia.Pendidikan akan selalu ada di kehidupan manusia. Pendidikan sebagai gejala

yang universal merupakan suatu keharusan bagi manusia, karena disamping sebagai

gejala pendidikan juga sebagai upaya memanusiakan manusia itu sendiri. Dengan

perkembangan kebudayaan manusia, timbul lah tuntutan akan adanya pendidikan

yang terselenggara lebih baik, lebih teratur, dan didasarkan atas pemikiran yang

matang. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata

pelajaran wajib disekolah. Menurut Harsuki (2003:47) pendidikan jasmani merupakan

bagian integral dari pendidikan keseluruhan yang bertujuan meningkatkan individu

secara organik,neuromuskuler, intelektual ,dan emosional melalui aktivitas fisik.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari

pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek

kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,

penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat, serta pengenalan

lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani, olahraga, dan kesehatan terpilih yang

direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan keolahragaan nasional.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional Bab II Pasal 4,terdapat tujuan keolahragaan nasional yaitu

memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia,

menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin,mempererat dan

membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional,serta


mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa.Oleh karena itu, tujuan dari

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan diantaranya adalah untuk meningkatkan

kesegaran jasmani dan kesehatan ,serta daya tahan tubuh terhadap penyakit. Apabila

mempunyai kesegaran dan daya tahan tubuh yang baik diharapkan siswa dapat

mencapai prestasi belajar yang maksimal

Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) dapat

berjalan sukses dan lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain : guru,

siswa, kurikulum, sarana dan prasarana, tujuan, metode, lingkungan yang mendukung,

dan penilaian. Guru dan sarana pra sarana merupakan unsur yang paling menentukan

dalam keberhasilan pembelajaran Penjasorkes. Namun, unsur utama untuk

keberhasilan tersebut adalah guru itu sendiri. Pada umumnya jumlah siswa disekolah

lebih banyak dibandingkan dengan alat dan fasilitas yang ada. Hal tersebut membuat

siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi

kurang optimal. Oleh karena itu, guru Penjasorkes harus mampu membawa siswa ke

dalam situasi belajar yang menyenangkan dalam pembelajaran dengan memunculkan

dan mengembangkan kreativitas nya dalam mengatasi keterbatasan sarana dan

prasarana Penjasorkes.

Tidak tersedianya sarana dan pra sarana yang baik menimbulkan banyak

hambatan dalam proses pembelajaran. Akibatnya jika guru tidak kreatif, maka dalam

pembelajaran Penjasorkes guru tidak dapat menyampaikan materi pembelajaran

dengan frekuensi dan intensitas yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini juga

berdampak terhadap siswa. Siswa tidak dapat maksimal dalam menerima materi

pembelajaran dan tidak maksimal dalam melakukan berbagai gerak keterampilan

dalam permainan ataupun aktivitas jasmani lainnya, sehingga tujuan pembelajaran

tidak dapat tercapai dengan baik.


Sekolah-sekolah kebanyakan tidak mempunyai lapangan tersendiri untuk

berolahraga. Halaman sekolah yang ada untuk olahraga kurang luas, sehingga pada

saat aktivitas Penjasorkes sangat mengganggu pembelajaran siswa lain yang ada di

dalam kelas. Sarana atau alat penunjang dalam pembelajaran sangat kurang. Jumlah

bola yang diperlukan untuk bermain tidak sebanding dengan jumlah siswa yang ada.

Guru Penjasorkes sebaiknya memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi

siswa dalam mengikuti pembelajaran karena siswa SD masih senang bermain dan

berlomba yang menyenangkan. Dalam hal ini, guru harus berpikir kreatif salah

satunya adalah dengan memodifikasi bola yang lebih ringan dan lunak, misalnya :

menggunakan bola plastik yang dilapisi bahan karet tipis atau dengan membuat

plastik bekas dibentuk bulat. Dengan berpikir kreatif, maka kualitas pembelajaran bisa

ditingkatkan dan diharapkan materi yang disampaikan dapat diterima murid dengan

mudah.

Berdasarkan berbagai permasalahan di atas, mendorong penulis untuk melakukan

penelitian lebih dalam tentang bagaimana tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam

mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di Sekolah

Dasar Se-Padang Pariaman..

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri

se-Kecamatan Pauh Kambar, Kabupaten Padang Pariaman

2. Minimnya alat, perkakas, dan fasilitas Penjasorkes yang dimiliki sekolah.

3. Tidak sebandingnya antara jumlah sarana dan prasarana yang ada dengan
jumlah siswa sehingga proses pembelajaran Penjasorkes berjalan kurang baik

4. Belum diketahui seberapa tinggi tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam

mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD

Negeri se-Padang Pariaman.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka perlu adanya

pembatasan masalah agar lebih fokus. Dengan keterbatasan peneliti baik waktu

maupun dana, maka penelitihanya membatasi masalah pada “Kreativitas Guru

Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran

Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-Padang Pariaman”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

“Bagaimana Tingkat Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan

Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-Padang

Pariaman?”

E. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana

dan pra sarana pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-Padang Padang

Padang.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Teoritisa.

a. Dapat dijadikan gambaran atau informasi tentang tingkat kreativitas guru

Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran

Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-Padang Pariaman.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi

untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama.

2. Praktis.

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan serta

memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan keterampilan meneliti

terutama pada bidang yang dikaji.

b. Bagi Guru Penjasorkes

Dapat dijadikan masukan atau bahan evaluasi agar dapat mengatasi keterbatasan

sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes sehingga pembelajaran tercapai

dengan baik.

c. Bagi Lembaga

Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Sekolah Dasar Negeri se-Padang

Pariaman dan lembaga pendidikan agar lebih memperhatikan keadaan sarana dan

prasarana pembelajaran Penjasorkes supaya lebih lengkap agar proses

pembelajaran Penjasorkesdi sekolah lebih maksimal. Bagi Instansi Terkait Dapat

dijadikan bahan pertimbangan bagi Dinas Dikpora, Kabupaten Padang Pariaman

agar lebih memperhatikan kualitas dan kuantitas maupun keadaan sarananya.

Anda mungkin juga menyukai