Oleh
ABDUL RAUF
19180202710132
BAB I
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dan
siswa dalam situasi pendidikan dan pengajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Salah satu tugas utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan di
langsung serta langsung dikuasai siswa melainkan harus melalui latihan dan
banyak siswa yang belum memiliki kemampuan memahami dan membaca dengan
intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk membaca. Salah satu penyebabnya
kemampuan membaca siswa, karena banyak siswa kelas III SDN 18 Balaesang
3
Tanjung yang kurang tertarik untuk belajar bahasa Indonesia sehingga masih
banyak siswa yang belum memiliki kemampuan dan menyuarakan tulisan dan
ini disebabkan oleh kegiatan pembelajaran selama siswa ini, siswa hanya
bertindak pasif dalam menerima informasi dan pembelajaran, sementara itu guru
siswa dan peran guru sebagai pemberi ilmu, dan sudah saatnya berubah menjadi
diatas, salah satu langkah yang harus diilakukan mengadakan perubahan dan
belajar mengajar dalam proses belajar dan pembelajaran, dengan upaya perubahan
nuansa baru bagi siswa dalam belajar maupun bagi guru dalam mengajar yang
dalam belajar.
yang tepat kerja keras dengan penuh kesabaran, serta cara memotivasi siswa
dalam membaca dengan adanya upaya penelitian diharapkan dapat membantu dan
dalam membaca nyaring, dari 25 jumlah siswa yang ada 56% yang bisa membaca.
Hal itu diketahui dengan ciri-ciri yang terlihat pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Ciri-ciri siswa yang tidak membaca dengan benar, anak-anak belum
bisa membaca dengan lancar, belum bisa berintonasi dengan tepat, dan belum
menguasai tanda baca. Hal tersebut terjadi disebabkan karena kurangnya perhatian
siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung membaca nyaring melalui metode
berupa media, sebagai alat untuk menarik minat siswa untuk membaca.
Alasan memilih judul diatas, yaitu peneliti ingin memberikan dan menambah
Dengan mengacu pada latar belakang rendahnya minat belajar siswa yang
telah diuraikan diatas, maka fokus masalah penelitian ini adalah : apakah
kemampuan membaca nyaring siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung dapat
siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung membaca nyaring melalui metode
latihan terbimbing.
1) Bagi Guru
2) Bagi siswa
3) Bagi Sekolah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
meningkat, hal ini ditunjukkan oleh siswa dalam siklus I didalam kategori baik,
dan berdasarkan hasil tes pada siklus I diperoleh siswa yang tuntas secara individu
20 orang dari 46 orang siswa yang tuntas secara individu dan pada siklus II telah
meningkat sebanyak 38 dari 46 orang siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh pada
siklus I yaitu 6,15 dengan persentase 62, 21% dan pada siklus II meningkat
Kelas II SDN Paranonge menunjukkan bahwa pada siklus I diketahui siswa yang
tuntas dalam belajar 8 orang siswa ( 32%) pada siklus I. Selanjutnya dari tindakan
menggunakan metode latihan terbimbing yaitu dari 8 orang siswa ( 32%) yang
tuntas dalam belajar menjadi 22 orang siswa ( 88%). Berdasarkan hasil tersebut
Kelas III SD Inpres Kantewu penelitian dilakukan dalam dua siklus dan materi
pada siklus II memperoleh nilai rata-rata baik. Nilai rata-rata ketuntasan belajar
29,62% dari presentase ketuntasan belajar siklus I. Hal ini berarti pembelajaran
pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian dengan nilai rata-
rata ketuntasan belajar klasikal memperoleh nilai minimal 80% dan proses
Kantewu.
membaca nyaring.
8
2.2.1. Membaca
dan hastrat dimana seorang harus menangkap isi bacaan yang di baca
(Hanasuain 1987:36).
lain :
tertentu.
suatu kemampuan yang komplek, artinya banyak seginya dan banyak pula
berikut :
1) Motivasi
sumbernya, dalam hal ini ada motivasi yang bersifat instrisik yaitu yang
bersumber pada pembaca itu sendiri dan motivasi instrisik yang terletak
diluar membaca itu. Contoh motivasi yang instrisik ialah keinginan atau
2) Bahan Bacaan
diperhatikan :
1) Topik
menarik dari pada yang tidak sesuai. Namun perlu diperhatikan siswa
memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, dengan hal ini penyajian
2) Keterbacaan bacaan
bebas, instruksional dan frustasi suatu bahan dikatakan pada tingkatan bebas
jika bahan itu dapat dipahami siswa tanpa bantuan atau bimbingan guru
artinya siswa dapat memahaminya secara mandiri. Jika bahan itu hanya dapat
yang merupakan alat bagi pembaca bersama orang lain untuk menangkap
kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-
sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap atau memahami
tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar
oleh penulis baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap atau pengalaman
penulis.
dibacanya
kegembiraan.
13
siswa, dengan demikian cerita yang bersumber dari guru atau orang tua
lebih diingat siswa dibandingkan cerita yang dibacakan dari buku teks.
menyimak, berbicara, dan menulis. Membaca salah satu proses, hal ini
bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh
media bahasa tulis agar terlaksana dengan baik serta dapat berjalan lancar.
membaca ialah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca
adalah :
diajarkan.
berfariasi.
3) Jika membaca buku cerita bergambar guru harus yakin bahwa bisa
melihat gambar.
yang salah.
15
mereka.
1) Faktor Internal
2) Faktor Eksternal
memilih bahan bacaan sesuai dengan faktor ekonomi dan faktor lingkungan
isi bacaan, penggunaan tanda-tanda baca dan dapat mengintonasikan bacaan yang
a. Ranah Kongnitif
dalam bacaan secara tepat dan kritis. Aktivitas ini sering disebut sebagai
b. Ranah Apektif
Ranah ini berkaitan dengan sikap dan minat serta motivasi siswa untuk
teknik membaca nyaring tentunya sangat berbeda saat melakukan teknik membaca
dalam hati.
c. Ranah Psikomotor
Ranah ini berkaitan dengan aktifitas fisik siswa pada saat melakukan teknik
tulisan, dapat memahami isi bacaan, dapat mengenal tanda-tanda baca, dan dapat
Metode adalah salah satu cara atau alat untuk mencapai tujuan, sedangkan
metode mengajar adalah strategi pengajaran untuk mencapai tujuan baik. Metode
terbimbing adalah belajar dan membiasakan diri agar dapat melakukan sesuatu
dan berakhir dengan keberhasilan serta bimbingan sendiri, dan cara membimbing,
menciptakan kondisi siswa yang aktif. Dalam menggunakan metode tersebut guru
18
harus berhati-hati karena hasil dari suatu latihan terbimbing akan tertanam dan
dapat diatasi dengan melatih ucapan yang benar. Latihan secara berulang-ulang
yang sukar untuk diucapkan, maka keinginan anak untuk dapat membaca dapat
jalan keluar yang benar dari berbagai macam kesulitan dengan melatih anak didik
memilah, membuang mana yang salah dan meluruskan yang bengkok serta
menciptakan kondisi siswa yang aktif. Guru harus berhati-hati karena hasil dari
suatu metode terbimbing akan tertanam dan kemudian menjadi kebiasaan. Selain
ketepatan dan kesempurnaan dalam melakukan sesuatu serta dapat pula digunakan
benar guru yang berkompetensi dibidangnya, dalam hal ini yaitu guru yang
yang diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita yang terlatih dengan baik
dan memiliki kepribadian serta pendidikan yang memadai kepada seseorang, dari
pelaksana praktek oleh siswa dibawah bimbingan dari dekat oleh pengajar.
perkembangannya.
20
Adapun alur berpikir untuk pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Membaca Nyaring
membaca nyaring pada kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung dapat ditingkatkan.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
Subjek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah dengan mengambil
sampel kelas III yang berjumlah 25 orang siswa yang terdiri dari 14 orang siswa
Sulawesi Tengah.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas observasi dan
evaluasi.
22
1) Observasi, teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan pada saat proses
Dalam penelitian ini, data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif seperti hasil tes awal dan tes akhir serta hasil tugas
(membaca) yang diperoleh siswa, sedangkan data kualitatif yaitu data yang
diperoleh dari hasil observasi, hasil wawancara, dan catatan lapangan terhadap
membaca nyaring diolah dengan statistik deskriptif. Data ini diperoleh melalui
evaluasi yang berupa tes kemampuan siswa dalam membaca nyaring melalui
latihan terbimbing.
23
a. Menghitung jumlah nilai secara individual yang didapatkan dari hasi tes
Skor Perolehan
X 100
Skor maksimal
c. Menghitung skor rata-rata siswa dalam bentuk tabel data yang diperoleh
dan dikumpulkan serta diolah secara statistik untuk menentukan nilai rata-
rata.
ΣX
Nilai rata-rata secara klasikal = M =
ΣN
Keterangan :
M = nilai rata-rata
ΣN = jumlah siswa
24
Pada penelitian ini, desain yang digunakan adalah model Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang mengacu pada model Kemmis dan McTaggart, yang meliputi
empat alur (langkah): (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3)
Keterangan :
O : Perencanaan
1 : Rencana siklus I
2 : Pelaksanaan siklus I
3 : Observasi siklus I
4 : Refleksi siklus I
5 : Rencana siklus II
6 : Pelaksanaan siklus II
7 : Observasi siklus II
8 : Refleksi
a : Siklus I
b : Siklus II
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu kegiatan pratindakan dan
pelaksanaan tindakan.
a. Kegiatan Pratindakan
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan kelas (PTK) ini dilakukan dalam dua siklus yang
mengacu pada model Kemmis dan McTaggart, yang meliputi empat alur
a. Pembelajaran Siklus 1
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan Tindakan
kemampuan siswa.
mengajar.
evaluasi hasil.
3. Observasi
metode terbimbing.
terbimbing.
4. Refleksi
27
dianalisis pada tahap ini. Demikian pula hasil evaluasinya, dari hasil
observasi. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan
Balaesang Tanjung.
b. Siklus II
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan Tindakan
28
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II tidak berbeda dengan tindakan siklus I
3. Observasi
observer yang sama. Selain itu, memberikan tes pada siswa pada akhir siklus.
4. Refleksi
Hasil yang diperoleh pada siklus ini dikumpulkan serta dianalisis hasilnya
Bila hasil tes kemampuan siswa dalam membaca nyaring pada siklus I belum
berhasil, maka dilakukan tindakan kedua dengan cara memperbaiaki dari mana
hasil KKG gugus III Kecamatan Balaesang Tanjung sebagai berikut; apabila
29
siswa secara individu telah mendapat nilai 70, maka siswa tersebut tuntas secara
Pada bagian ini akan dilaksanakan hal-hal sebagai berikut; (1) Pratindakan,
dilakukan sebelum tindakan dilaksanakan, seperti tes awal, hasil pelaksanaan tes
langkah penelitian tindakan yang merupakan proses daur ulang dalam suatu siklus
yang berkelanjutan mulai dari tahap; (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
Suhender. (1997). Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Pengajaran dan
ujian keterampilan membaca, menulis. Bandung : CV PIONIR Jaya
Bandung.
Lampiran :
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Bulan Pelaksanaan yang ke
No Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Kamis 2 Januari Persiapan
2020
2. Jjum’at, 3 Januari Observasi Lapangan
2020
3. Senin, 6 Januari Koordinasi Kepala
2020 Sekolah dan Guru
SDN 18 Balaesang
Tanjung
4. Selasa, 7 Januari Perencanaan
2020
5. Kamis 16 Januari Penyusunan Laporan
2020
6. Senin, 3 Februari Bimbingan Proposal
2020
7. Senin, 17 Februari Ujian/Seminar
2020 Proposal
8. Senin, 24 Februari Mempersiapkan
2020 Penelitian
9. Kamis, 27 Februari Melaksanakan
2020 Penelitian
10. Senin,16 Maret Menyusun laporan
2020 hasil penelitian
11. Rabu, 25 Maret Ujian seminar hasil
2020 penelitian