Anda di halaman 1dari 32

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS III


SDN 18 BALAESANG TANJUNG MEMBACA NYARING MELALUI
METODE LATIHAN TERBIMBING

Oleh

ABDUL RAUF
19180202710132

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako


Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk
Memenuhi Tugas PPG Dalam Jabatan

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2019
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dan

siswa dalam situasi pendidikan dan pengajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Salah satu tugas utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan di

sekolah adalah mengembangkan strategi belajar mengajar yang efektif.

Pengembangan strategi ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang dapat

mempengaruhi siswa sehingga mereka mengembangkan kemampuannya dalam

belajar secara optimal.

Salah satu materi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar yang

memegang peranan penting ialah membaca. Keterampilan membaca tidak

langsung serta langsung dikuasai siswa melainkan harus melalui latihan dan

praktek yang banyak dan teratur.

Masalah utama dalam pembelajaran membaca dikelas rendah ialah masih

banyak siswa yang belum memiliki kemampuan memahami dan membaca dengan

intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk membaca. Salah satu penyebabnya

adalah masih kurangnya minat membaca siswa. Upaya pemecahan masalah

rendahnya minat membaca siswa melalui proses pembelajaran dikelas dengan

menggunakan metode terbimbing sebagai alternatif. Dasar pertimbangan

digunakan metode terbimbing sebagai alternatif dalam upaya penigkatan

kemampuan membaca siswa, karena banyak siswa kelas III SDN 18 Balaesang
3

Tanjung yang kurang tertarik untuk belajar bahasa Indonesia sehingga masih

banyak siswa yang belum memiliki kemampuan dan menyuarakan tulisan dan

intonasi yang wajar.

Rendahnya pemahaman siswa terhadap pemahaman tentang materi pelajaran

ini disebabkan oleh kegiatan pembelajaran selama siswa ini, siswa hanya

bertindak pasif dalam menerima informasi dan pembelajaran, sementara itu guru

lebih mendominasi kegiatan pembelajaran tanpa memberikan kesempatan kepada

siswa dan peran guru sebagai pemberi ilmu, dan sudah saatnya berubah menjadi

fasilitator yang menfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan menkonstruksi

pengetahuan sendiri. Dalam upaya menjembatani kondisi dan permasalahan

diatas, salah satu langkah yang harus diilakukan mengadakan perubahan dan

perbaikan pada aspek pembelajaran yang mengarah pada peningkatan kemampuan

belajar mengajar dalam proses belajar dan pembelajaran, dengan upaya perubahan

dan perbaikan pada aspek pembelajaran tersebut, diharapkan akan memberikan

nuansa baru bagi siswa dalam belajar maupun bagi guru dalam mengajar yang

pada gilirannya diharapkan dapat mempengaruhi proses dan kemampuan siswa

dalam belajar.

Kemampuan membaca nyaring bukanlah suatu hal yang mudah dalam

membimbing siswa, melainkan diperlukan suatu upaya tindakan dalam metode

yang tepat kerja keras dengan penuh kesabaran, serta cara memotivasi siswa

dalam membaca dengan adanya upaya penelitian diharapkan dapat membantu dan

memudahkan segala kesulitan siswa dalam proses pembelajaran membaca nyaring

melalui metode terbimbing.


4

Di kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung siswa masih mengalami kesulitan

dalam membaca nyaring, dari 25 jumlah siswa yang ada 56% yang bisa membaca.

Hal itu diketahui dengan ciri-ciri yang terlihat pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Ciri-ciri siswa yang tidak membaca dengan benar, anak-anak belum

bisa membaca dengan lancar, belum bisa berintonasi dengan tepat, dan belum

menguasai tanda baca. Hal tersebut terjadi disebabkan karena kurangnya perhatian

dan minat siswa untuk membaca.

Untuk menanggulangi hal tersebut penulis berusaha merumuskan solusi atas

masalah tersebut melalui penelitian ini dengan judul: Peningkatan kemampuan

siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung membaca nyaring melalui metode

latihan terbimbing. Pada pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan alat bantu

berupa media, sebagai alat untuk menarik minat siswa untuk membaca.

Alasan memilih judul diatas, yaitu peneliti ingin memberikan dan menambah

pemahaman mengenai peningkatan kemampuan membaca melalui suatu metode

pembelajaran yang disebut metode latihan terbimbing.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang rendahnya minat belajar siswa yang

telah diuraikan diatas, maka fokus masalah penelitian ini adalah : apakah

kemampuan membaca nyaring siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung dapat

ditingkatkan melalui metode terbimbing ?


5

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan

siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung membaca nyaring melalui metode

latihan terbimbing.

1.4. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :

1) Bagi Guru

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih keterampilan yang

tepat dalam pembelajaran.

2) Bagi siswa

Dengan menggunakan metode latihan terbimbing dapat melatih dan

meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca nyaring, serta dapat

memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat memahami materi apa

yang telah dipelajari dalam proses belajar mengajar berlangsung.

3) Bagi Sekolah

Hasil Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan tentang

metode pembelajaran atau keterampilan yang efektif guna meningkatkan

kemampuan membaca siswa dalam kegiatan belajar di sekolah.


6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian yang Relevan

Dasni Babao (2011), Judul Penelitian “ Peningkatan Kemampuan siswa Kelas

III SD Inpres Tanamodindi Membaca Nyaring melalui Metode Latihan” Telah

meningkat, hal ini ditunjukkan oleh siswa dalam siklus I didalam kategori baik,

dan berdasarkan hasil tes pada siklus I diperoleh siswa yang tuntas secara individu

20 orang dari 46 orang siswa yang tuntas secara individu dan pada siklus II telah

meningkat sebanyak 38 dari 46 orang siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh pada

siklus I yaitu 6,15 dengan persentase 62, 21% dan pada siklus II meningkat

menjadi 62,45 dengan persentase ketuntasan 82,60%. Hal tersebut dapat

dikemukakan bahwa berdasarkan hasil tes menunjukan bahwa dengan metode

latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca nyaring.

Nurina T. Bindas (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan

Keterampilan Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa

Kelas II SDN Paranonge menunjukkan bahwa pada siklus I diketahui siswa yang

tuntas dalam belajar 8 orang siswa ( 32%) pada siklus I. Selanjutnya dari tindakan

siklus I ke siklus II mengalami peningkatan kemampuan membaca nyaring

menggunakan metode latihan terbimbing yaitu dari 8 orang siswa ( 32%) yang

tuntas dalam belajar menjadi 22 orang siswa ( 88%). Berdasarkan hasil tersebut

dapat dikatakan penggunaan metode latihan terbimbing dapat meningkatkan

kemampuan siswa membaca nyaring di SDN Paranonge.


7

Sukarno Salim (2017) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan

Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing di

Kelas III SD Inpres Kantewu penelitian dilakukan dalam dua siklus dan materi

pelajaran yang diajarkan adalah membaca nyaring. Hasil pembelajaran

menunjukkan bahwa pada siklus I memperoleh nilai rata-rata cukup selanjutnya

pada siklus II memperoleh nilai rata-rata baik. Nilai rata-rata ketuntasan belajar

klasikal siklus I memperoleh nilai 55,56%. Nilai rata-rata ketuntasan belajar

klasikal siklus II memperoleh nilai 85,18%, terdapat peningkatan sebesar sebesar

29,62% dari presentase ketuntasan belajar siklus I. Hal ini berarti pembelajaran

pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian dengan nilai rata-

rata ketuntasan belajar klasikal memperoleh nilai minimal 80% dan proses

pembelajaran diperoleh hasil observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran

berdasarkan lembar observasi minimal rata-rata dalam kategori baik. Berdasarkan

hasil tersebut dapat dikatakan penggunaan metode latihan terbimbing dapat

meningkatkan kemampuan siswa membaca nyaring di kelas III SD Inpres

Kantewu.

Relevansi penelitian ini terletak pada variabel kemampuan siswa membaca

nyaring, dimana melalui metode latihan terbimbing dapat meningkatkan

kemampuan siswa membaca nyaring, sehingga dapat dikatakan bahwa melalui

metode latihan terbimbing berperan dalam meningkatkan kemampuan siswa

membaca nyaring.
8

2.2. Kajian Teori

2.2.1. Membaca

2.2.1.1. Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu kegiatan komunikasi interaktif yang memberi

kesempatan kepada penulis dan pembaca untuk membawa latar belakang

dan hastrat dimana seorang harus menangkap isi bacaan yang di baca

(Hanasuain 1987:36).

2.2.1.2. Tujuan Membaca

Tujuan membaca memang sangat beragam tergantung pada situasi dan

kondisi membaca, secara umum tujuan membaca dapat dibedakan antara

lain :

1) Salah satu tujuan membaca untuk mendapatkan informasi. Informasi

yang dimaksud disini mencakup informasi dan fakta kejadian sehari-

hari sampai informasi tingkat tinggi teori-teori serta penemuan-

penemuan ilmiah yang canggi, tujuan ini mungkin berkaitan dengan

keinginan pembaca untuk mengembangkan diri.

2) Mungkin juga orang membaca untuk tujuan kreatif, untuk

mendapatkan kesenangan atau hiburan untuk mengisi waktu-waktu

tertentu.

3) Tujuan membaca yang tinggi untuk mencari nilai-nilai keindahan dan

pengalaman dan keindahan nilai-nilai lainnya.


9

Tujuan membaca nyaring adalah agar semua orang dapat

mendengarkan apa yang dibaca dan memahami isinya (Erlangga 2007:1).

2.2.1.3. Faktor – Faktor Dalam Membaca

Kemampuan membaca seperti juga kegiatan membaca merupakan

suatu kemampuan yang komplek, artinya banyak seginya dan banyak pula

faktor yang mempengaruhinya. Pada bagian ini akan dibahas sebagai

berikut :

1) Motivasi

Motivasi merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap

kemampuan membaca. Kerapkali kegagalan membaca terjadi karena

rendahnya motivasi. Motivasi membaca dapat dibedakan berdasarkan

sumbernya, dalam hal ini ada motivasi yang bersifat instrisik yaitu yang

bersumber pada pembaca itu sendiri dan motivasi instrisik yang terletak

diluar membaca itu. Contoh motivasi yang instrisik ialah keinginan atau

dorongan untuk mendapatkan imbalan pujian atau berupa hadiah.

2) Bahan Bacaan

Bahan membaca akan mempengaruhi seseorang dalam kemampuan

membaca maupun kemampuan memahami bahan bacaan yang terlalu sulit

untuk seseorang. Akhirnya akan mematahkan semangat untuk

membacanya. Seseorang anak yang diberi bacaan yang disajikan dalam

struktur kalimat-kalimat serta istilah-istilah yang terlalu tinggi baginya

akhirnya akan menolak untuk membacanya.


10

Sehubungan dengan bacaan-bacaan ini ada beberapa faktor yang perlu

diperhatikan :

1) Topik

Topik yang sesuai dengan kehidupan pembaca tentu akan lebih

menarik dari pada yang tidak sesuai. Namun perlu diperhatikan siswa

perlu diberi bacaan mengenai bermacam-macamtopik agar mereka

memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, dengan hal ini penyajian

yang menarik banyak menolong.

2) Keterbacaan bacaan

Faktor keterbatasan merupakan faktor yang sangat penting dalam

pemilihan bacaan. Tentu saja keterbacaan maupun kesulitan bacaan ini

berbeda-beda bagi tingkatan-tingkatan kemampuan membaca.suatu bacaan

mempunyai keterbacaan/kesulitan yang berbeda dengan yang lainya.

Sehubungan dengan keterbacaan/kesulitan dibedakan atas tiga tingkat yaitu

bebas, instruksional dan frustasi suatu bahan dikatakan pada tingkatan bebas

jika bahan itu dapat dipahami siswa tanpa bantuan atau bimbingan guru

artinya siswa dapat memahaminya secara mandiri. Jika bahan itu hanya dapat

dibaca dan dipahami meskipun sudah dipelajarinya dengan bimbingan guru

maka hal tersebut dapat digolongkan dalam tingkatan frustasi.


11

2.2.2. Membaca Nyaring

2.2.2.1. Pengertian Membaca Nyaring

Membaca nyaring adalah membaca dengan suara keras dan jelas

(Erlangga 2007:1). Membaca nyaring adalah suatu kegiatan membaca

yang merupakan alat bagi pembaca bersama orang lain untuk menangkap

isi yang berupa informasi bagi pengarang (Kamidjan,1996:b). Sementara

Tarigan, (1985:22) berpendapat bahwa membaca nyaring adalah suatu

kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-

sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap atau memahami

informasi, pikiran dan perasaan seorang pengarang.

Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan

tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar

pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan

oleh penulis baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap atau pengalaman

penulis.

Beberapa keterampilan yang diperlukan dalam membaca nyaring

dikemukakan oleh Widyamartaya, A. ( 1992 : 42 ) antara lain :

1) Penggunaan ucapan yang tepat

2) Penggunaan intonasi, nada dan tekanan yang tepat

3) Penggunaan tanda baca yang baik

4) Penggunaan ekspresi baca yang tepat

5) Pengaturan ketepatan membaca

6) Pembaca dengan penuh perasaan, ekspresif


12

7) Pehaman dan kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang

dibacanya

8) Membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri

Menurut dawson, (1963 : 103), membaca nyaring adalah sebuah

pendekatan yang dapat memuaskan serta dapat memenuhi berbagai ragam

tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat.

Sedangkan Moulton, (1970 : 76). Membaca nyaring dapat diterjemahkan

sebagai proses mengidentifikasi dan menelusuri pesan yang disampaikan

melalui sistem bahasa tertulis.

Ada lima dasar tujuan keterampilan membaca yang dikemukakan oleh

Subyakto, (1993 :35 ), yaitu :

1) Menambah kecepatan membaca siswa.

2) Memperbaiki kemampuan membaca bacaan.

3) Memperkaya atau menambah kopetensi bahasa.

4) Menambah kekayaan kosa kata.

5) Memperluas skemata pengetahuan siswa.

Suhendar, M.E, (1997:21) dapat dibedakan ciri-ciri membaca nyaring

menjadi dua, antara lain yaitu :

1) Membaca sebagai pengujian demi kepentingan orang lain, seseorang

yang sedang membaca nyaring seolah-olah mewakili penulis

menyampaikan buah pikirnya.

2) Membaca sebagai kegiatan komunikasi atau sebagai kesenangan dan

kegembiraan.
13

Membaca nyaring merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi

siswa, dengan demikian cerita yang bersumber dari guru atau orang tua

lebih diingat siswa dibandingkan cerita yang dibacakan dari buku teks.

Selain itu juga membaca nyaring sering merangsang untuk membaca

kembali cerita yang dibacakan guru dan lebih mengarahkan mereka

kepada karya sastra. Membaca salah satu keterampilan bahasa selain

menyimak, berbicara, dan menulis. Membaca salah satu proses, hal ini

didukung oleh Hadson (dalam Tarigan 1987:7), yang mengemukakan

bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis melalui

media bahasa tulis agar terlaksana dengan baik serta dapat berjalan lancar.

Berdasarkan pengertian membaca nyaring diatas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa membaca nyaring merupakan kegiatan yang bisa

meningkatkan keterampilan menyimak, keterampilan menulis dan

membantu perkembangan siswa untuk mencintai buku dan membaca cerita

sepanjang hidup mereka.

2.2.2.2. Sistematika Membaca Nyaring

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa selain

menyimak, berbicara dan menulis. Membaca merupakan suatu proses. Hal

ini didukung oleh Hodgson (Tarigan 1985:7), mengemukakan bahwa

membaca ialah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca

untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa


14

tulis. Didalam membaca diperlukan suatu sistematika agar pelaksanaan

membaca nyaring tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca nyaring

adalah :

1) Seni menyimak merupakan sesuatu yang bermanfaat dan mesti

diajarkan.

2) Panjang dan pendek mata pelajaran yang dibacakan hendaknya

berfariasi.

3) Jika membaca buku cerita bergambar guru harus yakin bahwa bisa

melihat gambar.

4) Hentikan membaca pada titik yang menegangkan.

5) Sesudah membaca sediakan waktu untuk diskusi, mengekspresikan

secara lisan ataupun tertulis.

6) Jangan belokan diskusi jadi bentuk ujian.

7) Bacalah teks tersebut dengan penuh ekspresi dan bacalah pelan-pelan.

8) Sebelum membaca buku tersebut tinjaulah buku tersebut lebih dahulu.

Hal–hal yang perlu dihindari waktu membaca nyaring yaitu :

1) Jangan bacakan cerita yang anda sendiri tidak suka.

2) Jangan teruskan membaca cerita jika ternyata buku tersebut pilihan

yang salah.
15

3) Jangan bingung dengan pertanyaan yang diajukan oleh siswa selama

membaca dan diskusikan dengan siswa pendapat dan kesimpulan

mereka.

4) Ciptakan pertanyaan terbuka yang mengharuskan siswa memusatkan

perhatian pada bagian tertentu.

2.2.3. Meningkatkan Kemampuan Membaca

Dalam kaitannya dengan kegiatan membaca menurut para pakar bahwa

kemampuan membaca seorang sangat menentukan dengan faktor kualitas

membacanya. Kemampuan berbahasa sangat menentukan dengan pengaruh sejauh

mana lamanya seorang melakukan aktifitas membacanya.

Ada dua faktor yang melingkupi kemampuan membaca, yaitu :

1) Faktor Internal

Melingkupi kemampuan intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi dan

tujuan membaca, misalnya siswa dapat mengembangkan kemampuan melalui

potensi yang ada pada dirinya sesuai dengan isi bacaan.

2) Faktor Eksternal

Melingkupi sarana membaca, teks bacaan, faktor lingkungan, latar

belakang sosial ekonomi, dan tradisi membaca. Misalnya siswa dapat

memilih bahan bacaan sesuai dengan faktor ekonomi dan faktor lingkungan

yang dapat membantu.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca siswa dituntut untuk

mempelajari aneka jenis teori dalam membaca, khususnya dalam membaca


16

nyaring siswa melakukan proses latihan yang sungguh-sungguh dan konsisten

agar kemampuan keterampilan dalam membaca nyaring meningkat dalam hasil

yang baik dan efisien.

2.2.4. Keterampilan Dalam Membaca

Keterampilan dalam membaca merupakan keterampilan berbahasa yang

bersifat objektif, yang tak lepas dengan keterampilan menyimak, berbicara,

membaca dan menulis. Dalam pembelajaran berbahasa Indonesia keterampilan

yang diperlukan dalam membaca adalah ketepatan dalam membaca, pemahaman

isi bacaan, penggunaan tanda-tanda baca dan dapat mengintonasikan bacaan yang

baik dan benar.

Dalam keterampilan membaca terdapat tiga ranah yang berkaitan dengan

pendidikan dan pengajaran, ketiga ranah tersebut meliputi, 1) ranah kongnitif, 2)

ranah apektif, 3) ranah psikomotorik.

Dalam keterkaitannya dengan pendidikn dan pengajaran membaca, ketiga

ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Ranah Kongnitif

Didalam pembelajaran membaca dapat diartikan sebagai aktifitas kongnitif

dalam bacaan secara tepat dan kritis. Aktivitas ini sering disebut sebagai

kemampuan membaca atau lebih khusus disebut kemampuan kongnisi.

b. Ranah Apektif

Ranah ini berkaitan dengan sikap dan minat serta motivasi siswa untuk

meningkatkan ketermpilan membaca, misalnya aktifitas fisik pada saat membaca,


17

teknik membaca nyaring tentunya sangat berbeda saat melakukan teknik membaca

dalam hati.

c. Ranah Psikomotor

Ranah ini berkaitan dengan aktifitas fisik siswa pada saat melakukan teknik

membaca nyaring tentunya berbeda dengan membaca dalam hati. Keterampilan

membaca nyaring pada dasarnya mempunyai tujuan yaitu dapat menyuarakan

tulisan, dapat memahami isi bacaan, dapat mengenal tanda-tanda baca, dan dapat

mengintonasikan bacaan yang baik dan benar.

Kemampuan yang interaktif dan terpadu, mempunyai faktor-faktor penunjang

dalam proses membaca serta mempunyai sifat yang menguntungkan tentunya

didasari dengan memperbanyak latihan yang sungguh-sungguh baik dalam

lingkungan sekoah maupun diluar sekolah (misalnya diperpustakaan, dirumah

ataupun di tempat-tempat tertentu), maka kemapuan membaca akan berhasil

dengan baik dan sempurna.

2.2.5. Pengertian Metode Terbimbing

Metode adalah salah satu cara atau alat untuk mencapai tujuan, sedangkan

metode mengajar adalah strategi pengajaran untuk mencapai tujuan baik. Metode

terbimbing adalah belajar dan membiasakan diri agar dapat melakukan sesuatu

dan berakhir dengan keberhasilan serta bimbingan sendiri, dan cara membimbing,

memberi petunjuk kepada yang dibimbing (Kamidjan 1996:36).

Metode terbimbing yang digunakan dalam proses pembelajaran akan

menciptakan kondisi siswa yang aktif. Dalam menggunakan metode tersebut guru
18

harus berhati-hati karena hasil dari suatu latihan terbimbing akan tertanam dan

kemudian akan menjadi kebiasaan. Selain untuk menanam kebiasaan metode

terbimbing dapat menambah kecepatan, ketepatan dan kesempurnaan dalam

melakukan sesuatu. Untuk menunjang keberhasilan penggunaan metode latihan

terbimbing dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam membaca

nyaring diperlukan benar-benar guru yang berkompetensi dibidangnya, dalam hal

ini guru yang menguasai sastra.

Keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal dan

mengucapkan bunyi huruf-huruf. Kesukaran mengucapkan huruf-huruf tertentu

dapat diatasi dengan melatih ucapan yang benar. Latihan secara berulang-ulang

akan membantu terbentuknya kemampuan siswa dalam mengucapkan huru-huruf

yang sukar untuk diucapkan, maka keinginan anak untuk dapat membaca dapat

terpenuhi. Menurut Nurhadi (2007:63), untuk membangkitkan kemampuan

berpikir siswa secara logis diperlukan metode mendidik anak dengan

membimbing anak didik untuk dapat memahami masalah dengan menemukan

jalan keluar yang benar dari berbagai macam kesulitan dengan melatih anak didik

menggunakan pikirannya dalam mendata menginfenterisasi masalah, dengan cara

memilah, membuang mana yang salah dan meluruskan yang bengkok serta

mengambil yang benar.

Metode terbimbing yang digunakan dalam proses pembelajaran akan

menciptakan kondisi siswa yang aktif. Guru harus berhati-hati karena hasil dari

suatu metode terbimbing akan tertanam dan kemudian menjadi kebiasaan. Selain

menanan kebiasaan metode latiahan terbimbing dapat menambah kecepatan,


19

ketepatan dan kesempurnaan dalam melakukan sesuatu serta dapat pula digunakan

sebagai suatu cara untuk mengulangi bahan yang telah dikaji.

Untuk menunjang keberhasilan penggunaan metode terbimbing dalam

pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca nyaring diperlukan benar-

benar guru yang berkompetensi dibidangnya, dalam hal ini yaitu guru yang

menguasai latihan mengajar dan menguasai sastra. Bimbingan adalah bantuan

yang diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita yang terlatih dengan baik

dan memiliki kepribadian serta pendidikan yang memadai kepada seseorang, dari

semua usia untuk membantunya mengatur kegiatan, keputusan sendiri, dan

menanggung bebannya sendiri.

Mukhtar, (2007:102) mengemukakan bahwa metode terbimbing membentuk

pelaksana praktek oleh siswa dibawah bimbingan dari dekat oleh pengajar.

Praktek tersebut dilaksanakan atas dasar penjelasan atau demonstrasi yang

diterima atau diamati siswa. Sementara Djauzak Ahmad (1997:53) berpendapat

bahwa metode terbimbing merupakan suatu metode yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melatih melakukan sesuatu keterampilan tertentu

berdasarkan penjelasan atau petunjuk guru.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa melalui latihan ini dapat

dikembangkan keterampilan membaca siswa melalui pembiasaan dan kemampuan

membaca akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas

perkembangannya.
20

2.3. Kerangka Pemikiran

Adapun alur berpikir untuk pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Siswa kelas III


SDN 18 Balaesang Tanjung

Metode Latihan terbimbing

Membaca Nyaring

Kondisi akhir hasil belajar siswa


meningkat dan tuntas

Gambar 2.1 Bagan Alir Kerangka Pemikiran

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian, maka hipotesis

penelitian ini adalah melalui metode latihan terbimbing, kemampuan siswa

membaca nyaring pada kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung dapat ditingkatkan.
21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Subjek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah dengan mengambil

sampel kelas III yang berjumlah 25 orang siswa yang terdiri dari 14 orang siswa

laki-laki dan 11 orang siswa perempuan Tahun Ajaran 2019/2020.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Balaesang Tanjung yang terletak di

usun II Desa Palau Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala Provinsi

Sulawesi Tengah.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari – maret di SDN 18

Balaesang Tanjung tahun pelajaran 2019/2020.

3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas observasi dan

evaluasi.
22

1) Observasi, teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan pada saat proses

pembelajaran berlangsung di kelas. Yang bertindak sebagai observer adalah

teman sejawat yang mengajar di SDN 18 Balaesang Tanjung. Teknik

observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang

kemampuan guru mengajar dan kondisi belajar siswa.

2) Evaluasi, dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan membaca nyaring

siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung melalui metode latihan

terbimbing. Untuk mengukur dan mengevaluasi keberhasilan belajar tersebut

dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar.

3.3.2 Alat Pengumpula Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan data

kualitatif. Data kuantitatif seperti hasil tes awal dan tes akhir serta hasil tugas

(membaca) yang diperoleh siswa, sedangkan data kualitatif yaitu data yang

diperoleh dari hasil observasi, hasil wawancara, dan catatan lapangan terhadap

siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3.3.3 Teknik Analisis Data

Data kemampuan siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung dalam

membaca nyaring diolah dengan statistik deskriptif. Data ini diperoleh melalui

evaluasi yang berupa tes kemampuan siswa dalam membaca nyaring melalui

latihan terbimbing.
23

Langkah-langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah nilai secara individual yang didapatkan dari hasi tes

membaca nyaring siswa dengan menggunakan rumus :

Skor Perolehan
X 100
Skor maksimal

b. Menghitung nilai hasil observasi pada saat melaksanakan penelitian

tindakan kelas menggunakan rumus sebagai berikut.

Jumla h item perole h an


X 100
Jumla h item keseluru h an

c. Menghitung skor rata-rata siswa dalam bentuk tabel data yang diperoleh

dan dikumpulkan serta diolah secara statistik untuk menentukan nilai rata-

rata.

ΣX
Nilai rata-rata secara klasikal = M =
ΣN

Keterangan :

M = nilai rata-rata

ΣX = jumlah hasil perkalian

ΣN = jumlah siswa
24

3.4 Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini, desain yang digunakan adalah model Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yang mengacu pada model Kemmis dan McTaggart, yang meliputi

empat alur (langkah): (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3)

observasi; dan (4) refleksi (Depdiknas, 2005a:6), dengan alur pelaksanaan

tindakan dapat dilihat pada gambar berikut:

Keterangan :

O : Perencanaan
1 : Rencana siklus I
2 : Pelaksanaan siklus I
3 : Observasi siklus I
4 : Refleksi siklus I
5 : Rencana siklus II
6 : Pelaksanaan siklus II
7 : Observasi siklus II
8 : Refleksi
a : Siklus I
b : Siklus II

Gambar 3.1 Bagan Alir Desain Penelitian


25

3.5 Langkah-langkah (skenario) Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu kegiatan pratindakan dan

pelaksanaan tindakan.

a. Kegiatan Pratindakan

Kegiatan pada pratindakan adalah melakukan observasi awal dilaksanakan

untuk mengetahui kemampuan siswa pada pelajaran bahasa Indonesia dan

untuk mengetahui tingkat kemampuan awal sebelum diberikan tindakan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas (PTK) ini dilakukan dalam dua siklus yang

mengacu pada model Kemmis dan McTaggart, yang meliputi empat alur

(langkah): (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi;

dan (4) refleksi.

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas untuk setiap siklus

dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Pembelajaran Siklus 1

1. Perencanaan

Peneliti merencanakan membuat RPP, bahan ajar, media

pembelajaran, LKPD dan instrumen evaluasi, lembar pengamatan dan

pedoman penilaian. Tindakan diajarkan untuk indikator yang

dirumuskan antara lain : (1) membaca wacana secara seksama; (2)

membuat kelanjutan isi ceritanya sesuai dengan alur cerita; (3)

membacakan kembali cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat.


26

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Membuat skenario pembelajaran dalam proses belajar mengajar

yang berhubungan dengan pelajaran membaca nyaring melalui

metode terbimbing, melakukan tes awal untuk mengetahui

kemampuan siswa.

b. Menyiapkan alat / media yang digunakan dalam proses belajar

mengajar.

c. Mendesain alat evaluasi (tes) untuk mengukur kemampuan siswa

dan membaca, evaluasi yang dilakukan yaitu evaluasi proses dan

evaluasi hasil.

3. Observasi

Pada saat pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap

aktivitas siswa dan guru .

Dalam pengamatan dilakukan lembar observasi, yaitu :

1. Lembar observasi untuk siswa yaitu lembar observasi data aktifitas

siswa selama kegiatan pembelajaran membaca dengan menggunakan

metode terbimbing.

2. Lembar observasi untuk guru, yakni lembar observasi pengelolahan

pembelajaran yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode

terbimbing.

4. Refleksi
27

hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta

dianalisis pada tahap ini. Demikian pula hasil evaluasinya, dari hasil

yang didapatkan guru akan merefleksikan diri dengan melihat data

observasi. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan

dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya.

Apakah dengan latihan metode terbimbing ini dapat meningkatkan

kemampuan siswa membaca nyaring terutama dikelas III SDN 18

Balaesang Tanjung.

b. Siklus II

1. Perencanaan

- Menetapkan materi ajar

- Membuat skenario pembelajaran

- Membuat rencana pembelajaran

- Membuat bahan ajar pembelajaran

- Membuat lembar kerja peserta didik

- Mempersiapkan media pembelajaran

- Membuat lembar observasi guru dan siswa selama pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar berlangsung

- Menyiapkan tnstrumen evaluasi akhir tindakan

2. Pelaksanaan Tindakan
28

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II tidak berbeda dengan tindakan siklus I

dilakukan perbaikan guna meminimalisir kekurangan-kekurangan yang terjadi

selama tindakan siklus II.

3. Observasi

Seperti halnya pada tindakan siklus II kegiatan yang dilakukan adalah

mengobservasi dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh

observer yang sama. Selain itu, memberikan tes pada siswa pada akhir siklus.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil refleksi tindakan yang dilakukan pada siklus I dilakukan

perbaikan pelaksanaan pembelajaran siklus II. Pelaksanaan tindakan peneliti

siklus disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai.

Hasil yang diperoleh pada siklus ini dikumpulkan serta dianalisis hasilnya

digunakan untuk menetapkan apakah dengan menggunakan metode terbimbing

dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca.

Bila hasil tes kemampuan siswa dalam membaca nyaring pada siklus I belum

berhasil, maka dilakukan tindakan kedua dengan cara memperbaiaki dari mana

sisi kelemahan yang ada pada siklus pertama.

3.6 Indikator Kinerja

Indikator penelitian tindakan kelas yang dijadikan dasar untuk mengetahui

tingkat kemampuan siswa membaca nyaring dapat dirumuskan sesuai dengan

hasil KKG gugus III Kecamatan Balaesang Tanjung sebagai berikut; apabila
29

siswa secara individu telah mendapat nilai 70, maka siswa tersebut tuntas secara

individu, sedangkan ketuntasan secara klasikal apabila memperoleh persentase

80% rata-rata, maka dapat dinyatakan telah tuntas secara klasikal.

3.7 Prosedur penilaian

Pada bagian ini akan dilaksanakan hal-hal sebagai berikut; (1) Pratindakan,

dan (2) Pelaksanaan tindakan. Pada pratindakan dikemukakan hal-hal yang

dilakukan sebelum tindakan dilaksanakan, seperti tes awal, hasil pelaksanaan tes

awal pertemuan dengan sejawat yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan

penelitian dan pelaksanaan tindakan yaitu melaksanakan prosedur dan langkah-

langkah penelitian tindakan yang merupakan proses daur ulang dalam suatu siklus

yang berkelanjutan mulai dari tahap; (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan

tindakan, (3) Pengamatan langsung atau onservasi, dan (4) Refleksi.


30

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Djauzak. (1997). Pedoman Pelasanaan Proses Belajar Mengajar


DiSekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud.

Dawson. (1963). Pintar Berbahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.

Depdikbud (2018). Buku Pedoman Guru Tema 4 Kelas 3 Tematik Terpadu


Kurikulum 2013, Jakarta: kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Depdikbud (2018). Buku Pedoman Siswa Tema 4 Kelas 3 Tematik Terpadu


Kurikulum 2013, Jakarta: kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Depdiknas, (2005a). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Direktorat Pendidikan


Nasional.

Erlangga. (2007). Saya Senang Berbahasa Indonesia Jilid 3 Untuk SD Kelas 3.


Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

Hanasuaina Ahmad. (1998). Materi Pokok Membaca. Jakarta : Universitas


Terbuka Karunika.

Kamidjan. (1996). Teori Membaca Surabaya. : JPBSI FPBS IKIP Surabaya :


tidak diterbitkan.

Moulton. (1970). Membaca Ekspresif. Bandung : Angkasa.

Mukhtar. (2007). 10 Kiat Sukses Mengajar Di Kelas. Jakarta : Nimas Multima.

Nurhadi,. (1995). Tata Bahasa Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang Press.

Sardiman. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Gramedia Pusaka Utama.

Sukardi. (2008). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksra.


31

Sudjana. (1998). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung. : PT. Remaja


Rosdakarya.

Suhender. (1997). Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Pengajaran dan
ujian keterampilan membaca, menulis. Bandung : CV PIONIR Jaya
Bandung.

Tarigan. (1985). Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Usman Uzer (1996). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.


32

Lampiran :
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Bulan Pelaksanaan yang ke
No Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Kamis 2 Januari Persiapan
2020
2. Jjum’at, 3 Januari Observasi Lapangan
2020
3. Senin, 6 Januari Koordinasi Kepala
2020 Sekolah dan Guru
SDN 18 Balaesang
Tanjung
4. Selasa, 7 Januari Perencanaan
2020
5. Kamis 16 Januari Penyusunan Laporan
2020
6. Senin, 3 Februari Bimbingan Proposal
2020
7. Senin, 17 Februari Ujian/Seminar
2020 Proposal
8. Senin, 24 Februari Mempersiapkan
2020 Penelitian
9. Kamis, 27 Februari Melaksanakan
2020 Penelitian
10. Senin,16 Maret Menyusun laporan
2020 hasil penelitian
11. Rabu, 25 Maret Ujian seminar hasil
2020 penelitian

Anda mungkin juga menyukai