Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM
DAN BUDI
PEKERTI
Untuk SMA Kelas XII
BAB I
BERPIKIR KRITIS
DAN BERSIKAP
DEMOKRATIS
Peta Konsep
Melafalkan/melafazkan Bacaan Al-Qur’an
surah Ali ‘Imran/3 ayat 190-191 dan 159 serta
hadits tentang
berpikir kritis dan demokratis

Menganalisis isi kandungan surah Ali ‘Imran/3 ayat


190-191 dan 159 serta hadits tentang berpikir kritis
dan demokratis
Membaca Q.S. Ali ‘Imran/3 ayat 190-191
tentang Berpikir Kritis dan Demokratis
Membaca Q.S Ali ‘Imran/3 ayat 159
Asbabun Nuzul Q.S. Ali ‘Imran/3 ayat 190-191
• Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., dia berkata
: “Orang-orang Quraisy datang menemui orang-orang Yahudi dan mereka
bertanya, ‘Bukti-bukti apakah yang dibawa oleh Nabi Musa kepada tuan-tuan?.
Mereka menjawab, ‘Tongkat dan tangannya yang putih bagi mata yang
memandang’. Kemudian mereka (orang-orang Quraisy) mendatangi orang-orang
Nasrani, lalu menanyakan kepada mereka, ‘Apa mukjizat Nabi Isa?’. Mereka
menjawab, ‘Menyembuhkan orang yang buta sejak lahir, orang yang berpenyakit
kusta, bahkan menghidupkan orang yang telah mati.” Setelah itu mereka
menjumpai Nabi Muhammad saw. dan berkata, ‘Mohonkanlan kepada Tuhanmu
untuk kami agar bukit Shafa ini dijadikan sebagai bukitemas. Maka Nabi pun
memohon kepada Allah, lalu diturunkan Q.S. Ali ‘Imran/3 ayat 190
• Q.S. Ali ‘Imran/3 ayat 191 tidak ada asbabun nuzul secara khusus, dan secara
umum mengikuti asbabun nuzul dalam Q.S. Ali ‘Imran/3 ayat 190
Analisis isi kandungan Q.S. Ali ‘Imran/3 ayat 190-191

a. Semua yang terjadi di alam semesta ini, berakal, sehingga menyadari dan meyakini
termasuk penciptaan langit, bumi dan kebesaran dan kemahakuasaan Allah swt.
pergantian malam dan siang merupakan bukti adalah orang-orang yang selalu mengingat
dan tanda kebesaran dan kemahakuasaan Allah swt. baik dalam keadaan berdiri maupun
Allah swt. duduk atau berbaring.

b. Tidak semua manusia di bumi ini d. Umat Islam hendaklah senantiasa


mengakui dan menyadari terhadap kebesaran memohon kepada Allah swt. agar diberikan akal yang mampu menangkap
makna setiap ciptaan Allah swt. sehingga dapat terjauhkan dari ancaman api
dan kemahakuasaan Allah swt. kecuali orang- neraka.
orang yang berakal.

c. Yang tergolong sebagai orang yang


Asbabun Nuzul Q.S. Ali ‘Imran/3 ayat 159

Sebab-sebab turunnya Surah Ali ‘Imran/3 ayat 159 sebagaimana diriwayatkan


oleh Ibnu Abbas r.a. bahwa setelah terjadi perang Badar, Rasulullah saw.
mengadakan musyawarah dengan Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khattab r.a. untuk
meminta pendapat mereka tentang para tawanan perang. Abu Bakar r.a.
berpendapat agar mereka sebaiknya dikembalikan kepada keluarganya dan
keluarganya membayar tebusan. Namun, Umar bin Khattab r.a. berpendapat
bahwa mereka sebaiknya dibunuh dan yang diperintah membunuh adalah
keluarganya. Rasulullah saw. kesulitan dalam memutuskan. Kemudian turunlah
ayat ini sebagai dukungan atas pendapat Abu Bakar r.a.
Analisis Isi Kandungan Q.S. Ali ‘Imran/3 ayat 159

a. Para ‘Ulama berkata, “Allah swt. memerintahkan kepada Nabi-Nya dengan


berbagai perintah secara berangsur-angsur. Allah swt. memerintahkan kepada
Nabi Muhammad saw. untuk memaafkan kesalahan mereka terhadap beliau.
Setelah mereka mendapat maaf, Allah swt. memerintahkan beliau untuk
memintakan ampun atas kesalahan mereka kepada Allah swt. setelah mereka
mendapat hal tersebut, mereka pantas untuk diajak bermusyawarah dalam
segala perkara.
b. Ibnu ‘Athiyah berkata, “Yang termasuk untuk dimusyawarahkan adalah kaidah
syariah dan penetapan hukum Islam. Dan Allah swt. memuji orang-orang yang
beriman karena mereka suka bermusyawarah”.
c. Firman Allah swt. “Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu”,
menunjukkan kebolehan ijtihad dalam semua perkara yang tidak ditemukan
sumbernya secara pasti dari Al-Qur’an dan hadits.
Analisis Isi Kandungan Hadits riwayat Abu Daud

a. Memberi contoh berpikir kritis dan demokratis dalam


menyelesaikan suatu persoalan.
b. Sikap kritis ditunjukkan oleh sahabat Mu’adz bin Jabal,
sedangkan sikap demokratis ditunjukkan oleh sikap Rasulullah
saw.
c. Dalam menyelesaikan suatu persoalan hukum, rujukan (acuan)
yang dipergunakan adalah Al-Qur’an, hadits dan ijtihad
seorang mujtahid
TEST YANG DIKERJAKAN MELALUI LINK DRIVE GOOGLE

https://forms.gle/EZ3Qy9zHTa21CNWM9

Anda mungkin juga menyukai