Anda di halaman 1dari 13

1

MADZHAB
TAFSIR AL-QUMMI
A. Biografi Ali bin Ibrahim al-Qummi
Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan Ali bin Ibrahim bin
Hasyim al-Qummi(w. 307 H) kelahiran kota Qom, termasuk
periwayat besar Syiah di abad ketiga Hijriah (ada juga yang
menyebutkan di abad ke empat). Ali bin Ibrahim al-Qummi
merupakan seorang sahabat Imam Hasan al-Askari as (imam
besar Syiah) dan termasuk dari golongan para syieh yang diakui
oleh Tsiqatul Islam Kulaini. Ia lahir dari keluarga mukmin yang
memiliki kecintaan terhadap Ahlul Bait as (Ali bin Abi Thalib).
Ayahnya termasuk periwayat hadis besar Syiah.
Sejak masih kecil, Ali bin Ibrahim telah

memulai

pelajarannya bersama ayahnya dan menguasai ajaran Nabi


Muhammad Saw dan keluarganya. Ali bin Ibrahim banyak
mengetahui para periwayat dan para syieh Syiah dan ia sendiri
menjadi perawi muktabarah dan terkenal di kota Qom.
Menurut Syeih Abbas al-Qummi dalam buku al-Kuna dan alAlqab, dikatakan bahwa derajat ayah Ali bin Bin Ibrahim al-Qumi
yakni Ibrahim bin Hasyim, merupakan tokoh terbesar periwayat
hadis di kota Qom. Dan juga termasuk orang pertama yang
menyebarkan riwayat-riwayat penduduk Kufah di kota Qom dan
pada hakikatnya ia adalah guru besar para perawi Qom."
Ali bin Ibrahim al-Qummi sebagai tokoh sekaligus perawi
paling muktabarah di kalangan Syiah, setidaknya ada sekitar
7140 hadis dari kumpulan riwayat besar Syiah dinukil darinya
dan dari jumlah itu ada 6214 hadis yang diriwayatkan dari
ayahnya, Ibrahim bin Hasyim. Ali bin Ibrahim al-Qumi sangat
dihormati oleh ulama dan ahli fiqih syiah, bahkan Kulaini dalam
bukunya al-Kafi sangat banyak meriwayatkan darinya.

Ali Ibrahim al-Qumi juga termasuk perawi besar hadis di kota


Qum dan ahli fiqih Syiah menyebutnya sebagai guru para syieh
Qom dan memandangnya sebagai tokoh di kota ini. Ali bin
Ibrahim banyak belajar kepada banyak perawi besar Syiah
seperti:
1. Ibrahim bin Hasyim, ayahnya.
2. Ishaq bin Ibrahim bin Hasyim, kakaknya.
3. Muhammd bin Isa.
4. Ahmad bin Muhammad bin Khalid al-Barqi.
5. Ayyub bin Nuh.
1
6. Ahmad bin Ishaq bin Saad.
7. Ahmad bin Muhammad.
8. Ismail bin Muhammad al-Malaki.
9. Hasan bin Muhammad.
10. Hasan bin Musa al-Khasyab.
Adapun murid-murid terkemuka yang pernah belajar kepada
Ibrahim al-Qumi adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Tsiqaul Islam Muhammad bin Ya'qub al-Kulaini.


Qasim bin Muhammad.
Ahmad bin Ziyad bin Ja'far al-Hamadani.
Hasan bin Hamzah al-Alawi.
Muhammad bin Musa bin Mutawakkil.
Ibrahim al-Qummi juga terkenal sebagai ulama Syiah yang

produktif, terbukti ia memiliki banyak karya tulis, antara lain:


1. Nawadir al-Quran.
2. Nasikh wa Mansukh.
3. Qurb al-Isnad.
4. Al-Syara'i.
5. Al-Haidh.
6. Al-Tauhid wa al-Syirk.
7. Fadhail Amirul Mukminin Alaihissalam.
8. Al-Maghazi.
9. Al-Anbiya.
10. Al-Musyadzir
11. Al-Manaqib1

1http://indonesian.irib.ir/component/k2/item/75717-Ahli Hadis Syiah Ali


bin Ibrahim al-Qummi, (Kamis, October 06, 2016 3:49:02 PM).

B. Nama lengkap tafsir al-Qummi dan latar belakang penulisan


Nama lengkap dari tafsir al-Qummi adalah tafsir Ali Ibrahim
al-Qummi, kitab ini merupakan kitab tafsir golongan Syiah yang
paling

terkenal,

sekaligus

merupakan salah satu

referensi

terpenting dalam kitab-kitab tafsir Syiah Imamiyyah. Menurut


pengamatan penulis kitab tafsir ini ditulis oleh Ali Ibrahim alQummi sebagai bukti akan kemantapan keyakinannya terhadap
paham Imamiyah, sekaligus untuk melegitimatis kebenaran
paham imamiyah. oleh sebab itu dalam menafsirkan ayat-ayat
al-Quran ia hanya menggunakan periwayatan dari para imam
yang maksum.
Naskah asli

kitab

tafsir

al-Qummi

ditulis

dengan

menggunakan bahasa persi, yang ditahqiq pertama kali oleh Said


Tayyib al-Musi al-JuzI dan secara resmi dipublikasikan di kota alQum pada tahun 1313 M. dengan bentuk terdiri dari dua jilid. jilid
pertama dimulai dari surah al-Fatiha dan diakhiri dengan surah
al-Nahl. Sedangkan jilid kedua dari surah al-Isra sampai surah alNas. kemudian pada tahun 1412 M diterjemahkan kedalam
bahasa arab oleh penerbit Dar Muasasah Alami dan diterbitkan
di kota Beirut.2
C. Manhaj tafsir al-Qummi
Adapun langkah-langkah Ali bin Ibrahim al-Qummi dalam
menafsirkan ayat al-Quran adalah sebagai berikut:
1. Dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran Ali Ibrahim al-Qumi
selalu menggunakan riwayat

2Abu Hasan Ali bin Ibrahim al-Qummi, Tafsir al-Qummi, (Qum: Iran, Dar
al-Kitab li al-Thibaah wa al-Nasyr, 1404 H), Juz. 1, 2.

2. Dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran mushannif tidak


segan-segan menggunakan takwil untuk mendukung paham
imamiyah

Dan menjadikan para Imam sebagai orang yang dimaksudkan


dalam firman Allah. Dalam tafsir ayat, Orang-orang yang beriman
dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Qs. arRaad : 28. Al-Qummi mengatakan, Orang-orang yang beriman
maksudnya adalah Syiah, mengingat Allah artinya adalah
mengingat Amirul Mukminin dan para Imam.3
3. Sebelum menafsirkan suatu ayat mushannif menyebutkan jumlah
ayat dan menyebutkan makki atau madani

4.

Mushannif meyakini ketidak otentikan al-Quran mushaf Ustmani







3Ibid. Juz. 1, 365.



Alquran di dalamnya ada nasikh, mansukh, muhkam,
mutasyabih, am, khas, taqdim, takhir, munqati, mathuf,
huruf diposisi huruf, dan sebagiannya berbeda dengan apa
yang diturunkan Allah swt. Di dalamnya juga terdapat lafadz
umum tetapi bermakna khusus, dan lafadz khusus bermakna
umum, ayat-ayat yang sebagiannya di satu surat dan
penyempurnaanya ada pada surah yang lain, terdapat
tawilnya pada turunnya, bersamaan dengan turunnya,
sebelum turunnya, dan sesudah turunnya4



( )






Adapun tentang sebagiannya berbeda dengan apa yang
diturunkan Allah swt, adalah seperti firman-Nya, Kamu adalah
sebaik-baik ummat yang dikeluarkan untuk manusia, yang
memerintahkan kepada yang maruf dan mencegah yang mungkar
dan beriman kepada Allah (Kuntum khairu ummah ukhrijat linnasi
takmuruna bil maruf wa tanhauna anil munkar wa tuminuna
billah) (Q.S. Ali Imran: 110). Maka berkata Abu Abdillah as kepada
yang membaca ayat ini : khairu ummah (sebaik-baik ummat)
apakah mereka juga yang membunuh Amirul Mukminin Ali, Hasan
dan Husain? Maka ditanyakan, bagaimana ayat ini diturunkan
wahai putra Rasulullah? Imam as menjawab, Sesungguhnya ia
diturunkan kuntum khairu aimmah ukhrijat linnasi (kamu adalah
sebaik-baik imam yang dikeluarkan untuk manusia). Perhatikanlah
bagaimana Allah swt memuji mereka pada bagian akhir
ayatnyaYang memerintahkan kepada yang maruf dan
mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah .

4Ibid. Juz. 1, 5
5Ibid. Juz. 1, 10

Disini mushannif melalui riwayat dari imam jafar


meyakini bahwa sebagian ayat al-Quran ada yang
hakikat turunnya disertai dengan takwil. dengan kata lain
ia meyakini bahwa sebagian teks al-Quran tidaklah asli
karena teks tersebut hanyalah penjelasan dari maksud alQuran yang sesungguhnya agar orang-orang tidak salah
paham. Hal ini dipertegas dengan kritik dari imam jafar
terhadap ayat tersebut apakah yang membunuh Ali,
Hasan, dan Husain termasuk khairu ummah. Oleh karena
itu yang dimaksud bukanlah khairu ummah tapi khairu
aimma bukankah hal ini sangat jelas dengan pujian dari
Allah

yang

diberikan

kepada

para

imam

di

ayat

selanjutnya.
5. Riwayat-riwayat yang digunakan hanya melalui jalur imamiyah dan
kebanyakan menggunakan jalur periwayatan dari ayahnya

6. Menafsirkan dan Meyakini kebenaran makna batin al-Quran


Al-Qummi menyebutkan riwayat bahwa imam Ali mengatakan,
Itulah al-Quran, mintalah dia untuk berbicara, niscaya tidak
mungkin dia akan bicara. Saya akan kabarkan kepada kalian bahwa
didalam al-Quran ada ilmu yang telah lalu dan yang akan datang
hingga hari kiamat, dia akan menghakimi urusan diantara kalian,
dan menjelaskan perkara-perkara yang kalian perselisihkan.
Seandainya kalian bertanya kepadaku tentang hal itu, niscaya akan
saya beri tahukan kepada kalian. Karena saya lebih mengetahui
daripada kalian.6

D. Madhab tafsir al-Qummi


Secara umum untuk menentukan madzhab atau aliran dari
suatu kitab tafsir sangatlah sulit, karena seperti yang dikatakan
6Ibid. Juz. 1, 3.

oleh

al-Zarqani

setiap

golongan

tertentu

sama-sama

menggunakan metode dan bentuk penafsiran al-Quran yang


hampir sama, seperti tahli atau muqarin, bi al-Matsur atau alRayi.
Meski

demikian

bukan

berarti

benar-benar

tidak

ada

perbedaan dari penafsiran masing-masing golongan tersebut,


karena pada prakteknya sikap yang diambil oleh masing-masing
golongan ternyata berbeda. Seperti misalnya golongan sunni
akan berpijak pada sunnah-sunnah rasul, sahabat, dan tabiin,
sedangkan golongan syiah lebih memilih berpijak pada riwayat
para imam setelah rasul.7
Oleh karena itu dibawah ini penulis akan akan menampilkan
penafsiran-penafsiran yang dilakukan oleh Ali Ibrahim al-Qummi
ketika

berhadapan

kemudian

ditemukan

dengan
ciri

ayat-ayat

pemikiran

al-Quran,

yang

ia

sehingga

ajarkan

dan

kecenderungan metodologi yang ia gunakan.


1. Penafsiran-penafsiran Ali Ibrahim al-Qummi
a. Akidah
1) Para imam mendapat wahyu

Artinya: pada malam itu turun malaikat-malaikat dan


Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala
urusan. (Q.S. Al-Qadar: 4).
Penafsirran: Malaikat dan Ruhul Kudus saat itu turun pada
Imam Zaman dan mereka menyerahkan apa yang telah mereka
tulis tentang semua urusan itu8
2)

Mengagungkan sayidina Ali





7Muhammad Abdul al-Adzim Zarqani, Manahil al-Irfan fi Ulum al-Quran
(Beirut: Dar Ihya al-Arabi, T.th), 480.
8Al-Qummi, Tafsir al-Qummi, Juz. 2, 423.

Artinya: Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya)


tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim
terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan
terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya. (Q.S. Al-nisa: 65).
Penafsiran: Tetapi tidak, demi Tuhanmu! Mereka tidak
akan beriman, hingga mereka menjadikanmu wahai Ali
(tambahan penafsir) sebagai hakim yang mengadili apa yang
mereka perselisihkan di antara mereka.9

3) Mengagungkan para imam


()













Artinya: kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik.
Penafsiran: Adapun tentang sebagiannya berbeda
dengan apa yang diturunkan Allah swt, adalah seperti
firman-Nya, Kamu adalah sebaik-baik ummat yang
dikeluarkan untuk manusia, yang memerintahkan kepada
yang maruf dan mencegah yang mungkar dan beriman
kepada Allah (Kuntum khairu ummah ukhrijat linnasi
takmuruna bil maruf wa tanhauna anil munkar wa tuminuna
billah) (Q.S. Ali Imran: 110). Maka berkata Abu Abdillah as
kepada yang membaca ayat ini : khairu ummah (sebaik-baik
ummat) apakah mereka juga yang membunuh Amirul
Mukminin Ali, Hasan dan Husain? Maka ditanyakan,
bagaimana ayat ini diturunkan wahai putra Rasulullah? Imam
as menjawab, Sesungguhnya ia diturunkan kuntum khairu
aimmah ukhrijat linnasi (kamu adalah sebaik-baik imam yang
dikeluarkan untuk manusia). Perhatikanlah bagaimana Allah
swt memuji mereka pada bagian akhir ayatnyaYang
memerintahkan kepada yang maruf dan mencegah yang
mungkar dan beriman kepada Allah.

4) Menyatakan hak khalifah milik Ali dan para Imam


















9Ibid. Juz. 1, 142.

Artinya: orang-orang yang kafir berkata: "Mengapa tidak


diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran)
dari Tuhannya?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang
pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang
memberi petunjuk.
Penafsiran: bercerita kepadaku ayahkuk, dari Hammad
dari abi Basyir dari Abu abdillah, dia berkata pemberi
peringatan adalah rasulullah dan pemberi petunjuk adalah
para amirul mukminin dan setelahnya para imam as.

Padahal

sebenarnya

yang

dimaksud

hanyalah

sayidina ali sebagai pemberi petunjuk dalam masalah


ilmu pengetahuan saja, seperti yang diriwayatkan oleh
al-Thabari dalam kitab tafsirnya
diriwayatkan dari Saad bin Jubair yang dipuji oleh Ibnu
Abbas sebagai ahli hujjah agama yang paling terpercaya,
bahwa beliau meriwayatkan dari Ibnu abbas, ia berkata ketika
turun ayat seseungguhnya engkaulah sang pemberi
peringatan, Nabi meletakkan tangan didadanya sendiri,
akulah sang pemberi peringatan, lau beliau mengisyaratkan
(meletakkan) tangannya pada bahu (pundak) Ali seraya
berkata: engkau adalah pemberi petunjuk wahai Ali ra.
Denganmulah orang-orang yang mengharapkan petunjuk
setelahku nanti mendapat petunjuk.10


Artinya: dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang
dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan dan janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros. (Q.S. Al-Isra: 26)
Penafsiran: yang dimaksud adalah berikanlah hak Ali dan
kerabat dekat Ali yakni para imam.11

5) Menyatakan para kemaksuman para imam

Artinya; dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang


bingung lalu Dia memberikan petunjuk. (Q.S. al-Duha: 7)
10Ignaz goldnizer, Mazhab Tafsir dari klasik hingga kontemporer
(Yogyakarta: Kalimedia, 2015), 322.
11Ibid, 321-322.

10

Penafsiran: al-Qummi merubah lafad daalan yang ber Irab


nasab (sebagai objek) menjadi daalun ber Irab rafa (sebagai
predikat), kemudian lafad Hada sebagai kata kerja aktif
menjadi hudiya sebagai kata kerja pasif. Sehinnga memiliki
arti : dan terdapat orang sesat yang menemui kamu
(Muhammad), maka denganmulah mereka mendapatkan
petunjuk.12
6)

Mencela para sahabat


( )

Artinya: dan orang-orang yang kafir, Maka kecelakaanlah


bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka.9.
yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci
kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah
menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. (Q.S.
Muhammad: 8-9)

Penafsiran: Jibril turun kepada Muhammad saw dengan


ayat yang demikian : Adapun orang-orang kafir mereka akan
memperoleh kehancuran, dan Ia akan melenyapkan amal
mereka. Hal itu disebabkan karena mereka tidak suka kepada
apa yang telah Allah wahyukan, tentang Ali (tambahan
penafsir) maka Ia menjadikan amal mereka sia-sia. 13

b. Syariah

1) Memperbolehkan nikah mutah







Artinya: Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati
(campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka
maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan
Tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu
telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Penafsiran: Lalu kepada (wanita) yang kamu nikmati
(dengan jalan perkawinan), sampai batas tertentu (tambahan
penafsir) berilah mereka maskawin seperti yang telah
ditetapkan. Dia menambahkan bahwa ayat ini adalah dalil
yang menunjukkan bolehnya kawin mutah

2. Analisa

12Al-Qummi, Tafsir al-Qummi, Juz. 2, 506.


13Ibid. Juz. 2 302.

11

Dari penjelasan penafsiran yang dilakukan oleh Ali bin


Ibrahim al-Qumi diatas ditemukan kecenderungan metode
yang ia gunakan dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran
sebagai berikut:
a. Menafsirkan al-Quran dengan sabda Rasul saw yang
diriwayatkan dari jalur mereka saja.
b. Menafsirkan al-Quran dengan khabar-khabar

yang

dinisbatkan kepada para imam mereka.


c. Menafsirkan
al-Quran
dengan
takwil-takwil

untuk

mendukung keyakinan maupun fikih mereka yang berbeda


dengan ahlus Sunnah.
Adapun

paham

yang

ingin

ia

sampaikan

dalam

penafsirannya adalah
a. Mengagungkan sayidina Ali dan mencela para sahabat
lainnya
b. Menyebarkan paham imamiyah dan mengagungkan para
imam
c. Meyakini ketidak aslian al-Quran
Berdasarkan hal ini, maka dapat dipastikan bahwa tafsir
al-Qummi adalah kitab tafsir yang bermadzhab syiah
imamiyah
E. Kesimpulan
Tafsir al-Qummi adalah tafsir yang ditulis oleh Ali Ibrahim alQummi untuk membuktikan keyakinannya kepada para imam,
oleh sebab itu dalam menafsirkan aya-ayat al-Quran hanya
berdasar pada riwayat dari jalur para imam.
Tafsir al-Qummi merupakan kitab tafsir bermadzhab syiah
berdasarkan ajaran yang disebarkan dan kemiripan metode
penafsiran yang ia gunakan dengan metode tafsir golongan
syiah, sebagaimana berikut

12

1. Dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran Ali bin Ibrahim al-Qumi


hanya menerima periwayatan dari rasul, sayidina Ali, dan para
Imam.
2. Dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran Ali Ibrahim al-Qumi tidak
segan-segan

menambah

atau

mendukung paham imamiyah


3. Dalam menafsirkan ayat-ayat

merubah

al-Quran

Ali

al-Quran

untuk

Ibrahim

al-Qumi

menjelek-jelekkan para sahabat selain sayidina Ali.


4. Dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran Ali Ibrahim

al-Qumi

menegaskan hak khalifah hanya milik sayidina ali dan para imam.

13

Daftar Pustaka

Al-Qumi, Abu Hasan Ali bin Ibrahim. 1404 H. Tafsir al-Qummi.


Qum: Dar ak-Kitab li al-Thibaah wa al-Nasyr
Abdul al-Adzim Zarqani, Muhammad. T.th. Manahil al-Irfan fi
Ulum al-Quran. Beirut: Dar Ihya al-Arabi
goldnizer,

Ignaz.

2015.

Mazhab

Tafsir

dari

klasik

hingga

kontemporer. Yogyakarta: Kalimedia


http://indonesian.irib.ir/component/k2/item/75717-Ahli

Hadis

Syiah Ali bin Ibrahim al-Qummi, (Kamis, October 06, 2016


3:49:02 PM).

Anda mungkin juga menyukai