Anda di halaman 1dari 16

MAK

ALA
KISAH NABI IBRAHIM AS

DISUSUN OLEH :
ANGGOTA KELOMPOK : AYATUL HASNA
ADI RUSTIADI
DINDA MALINDA
DESWITA PUTRI RAHAYU
FAUJAN
PUTRA FADILA
ARIAN
FAHRIL SAKBAN
HIRIR ANWAR
KELAS : VIII10

SMP NEGERI 1 WOHA


TAHUN PEMBELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Ucapan puja-puji dan syukur hanya semata milik Allah SWT. Hanya Kepadanya lah kami
memuji dan bersyukur, meminta ampunan dan pertolongan. Kepadanya juga lah kita meminta
perlindungan dari kejelekan diri dari syetan yang senantiasa membisikkan kebatilan kepada
hati kita.
Dengan rohmat serta pertolongan-Nya, puji syukur, akhirnya makalah tentang Kisah Nabi
Ibrahim as ini bisa terselesaikan dengan lancar. Kami menyadari sepenuh hati bahwa tetap
terdapat kekurangan yang ada pada makalah ini.

                                                                                                 Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kisah masa kecil..........................................................................................................3
B. Mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim..................................................................4
C. Khitan Pertama Disyariatkan pada Nabi Ibrahim........................................................5
D. Nabi Ibrahim Mendapat Wahyu dari Allah SWT........................................................6
E. Nabi Ibrahim dan Ismail yang Jadi Asal Usul Perintah Berkurban.............................7
F. Nabi Ibrahim Membangun Ka’bah bersama Ismail.....................................................9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nabi Ibrahim dikenal dengan sebutan Ab al-Anbiya. Secara historis, pernyataan itu
cukup beralasan karena anak cucu Ibrahim merupakan tokohtokoh di zamannya dan
banyak di antara mereka yang diangkat oleh Allah menjadi seorang nabi. Ada yang
dari jalur putra beliau Ismail, yakni Nabi Muhammad saw, yang lainnya merupakan
anak cucu dari putra Ishaq yang merupakan nabi-nabi Bani Israil. Dengan petunjuk
kitab suci dan bukti arkeologis, seperti yang ditulis Keene, para ahli meyakini Ibrahim
hidup di masa Mesopotamia, antara tahun 2000-1200 SM.1 Al-Qur’an tidak menyebut
secara eksplisit kapan dan di mana Ibrahim pernah menginjakkan kaki, kecuali
keterangan yang menunjukkan beliau pernah di daerah dengan raja yang zalim, dan
juga di Bakkah.
Nama nabi ini hanya merupakan salah satu di antara sekian banyak nama nabi
yang disebut dalam Al-Qur’an. Sekalipun Al-Qur’an mengajarkan agar tidak
membeda-bedakan para nabi dan rasul,4 namun ada dua orang yang ditegaskan
mengandung contoh atau teladan bagus (uswatun hasanah) bagi orang-orang yang
mengharap pahala Allah dan kebahagiaan di hari kemudian, yaitu Nabi Muhammad
dan Nabi Ibrahim.5 Nabi saw sendiri mengajari kepada umatnya satu salawat yang
memohonkan kepada Allah agar beliau diberi keimanan sebagaimana iman nabi yang
ditemui oleh Nabi saw tersebut di langit ketujuh saat Mi’raj itu. 6 Seakan-akan tak
cukup “disejajarkan” dengan pribadi Nabi Ibrahim, Nabi saw juga memohonkan
keberkahan keluarga beliau sebagaimana keberkahan yang diterima keluarga Nabi
Ibrahim. Umat Islam mengenal doa Nabi Muhammad itu dengan syalawat
Ibra>himi>yah. Belum berhenti di situ—dalam tataran praktis—membaca salawat
tersebut juga dianjurkan di dalam salat ketika duduk tahiyat akhir.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah masa kecil Nabi Ibrahim?
2. Apa sajakah mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim?
3. Bagaimanakah Nabi Ibrahim melawan Raja Namrud?

1
4. Bagaimanakah Nabi Ibrahim mendapatkan Wahyu dari Allah SWT?
5. Bagaimanakah Nabi Ibrahim dan Ismail menjadi asal usul perintah berkurban?
6. Bagaimanakah Nabi Ibrahim membangun Ka’bah bersama Ismail?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui bagaimana masa kecil Nabi Ibrahim
2. Untuk mengetahui mukjizak yang dimiliki Nabi Ibrahim
3. Mengetahui bagaimana Nabi Ibrahim melawan Raja Namrud
4. Memahami bagaimana Nabi Ibrahim mendapatkan Wahyu dari Allah SWT
5. Supaya mengetahui bagaimana Nabi Ibrahim dan Ismail menjadi asal usul
perintah berkurban
6. Untuk mengetahui bagaimanah Nabi Ibrahim membangun Ka’bah bersama Ismail

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kisah masa kecil


Nabi Ibrahim AS lahir di kota Ur yang berada di wilayah Mesopotamia yang
kini dikenal sebagai Iraq sekitar 2295 SM. Ia dilahirkan di tengah
masa jahiliyah yang banyak membuat patung untuk disembah.
Ibunda Nabi Ibrahim AS bahagia melihat bayinya lahir selamat. Ia juga terperangah
melihat wajah sang bayi yang elok dan dari keningnya terpancar cahaya. Bersamaan
dengan lahimya Nabi Ibrahim AS, di kampung halaman ibunda Nabi Ibrahim AS
terjadi peristiwa yang membuat Raja Namrud gelisah.
Tiba-tiba saja patung berhala yang menghiasi pusat Kota Babilonia roboh, hiasan
istana dan pernakpernik singgasana Raja Namrud porak-poranda. Tak hanya itu,
malam itu burung-burung bergerombol terbang kcluar dari sarangnya. Biasanya gejala
ini menunjukkan pertanda akan terjadinya peristiwa besar.
Dari dalam istana, Raja Namrud menampakkan raut wajah gelisah. Ia mkutdan
panikjika mimpinya menjadi kenyataan. Sementara itu, ibunda Nabi Ibrahim AS yang
sudah selesai persalinan, bersiap-siap meninggalkan gua untuk kembali ke rumahnya
di Faddam Aram, Babilonia. Dengan berat hati, ia tinggalkan bayi mungilnya di
dalam gua
“Maafkan ibunda, Nak. lbu harus meninggalkanmu. Semoga engkau selamat,” kata
ibunda Nabi Ibrahim AS sambil menciumi bayinya.
Sesekali ia menghapus air matanya. Sebenarnya, ibunda Nabi Ibrahim AS sangat berat
meninggalkan bayinya. Tetapi, bahaya besar mengancam, kalau bayi itu dibawa turut
serta pulang ke rumah. Sebab, bala tentara Raja Namrud masih berkeliaran di setiap
sudut kota.
Tujuh hari kemudian, ibunda Nabi Ibrahim AS kembali mendatangi gua di pinggir
kota untuk melihat keadaan bayinya. Ia khawatir bayinya tidak selamat di dalam gua
sepi itu. Akan tetapi, sesampainya di gua, ia terkejut melihat bayinya terlihat sehat dan
bugar. Terlebih ketika bayinya tengah asyik mengisap jarinya yang mengeluarkan
madu dan susu..

3
Pada masanya ada penguasa yang mengaku sebagai Tuhan yang bernama Raja
Namrud. Raja Namrud merupakan penguasa Babilonia yang sombong dan
banyak dari kaumnnya yang mempercayai bahwa Raja Namrud adalah Tuhan.
Raja Namrud pada suatu ketika bermimpi ada seorang anak yang dapat
menghancurkan dan menggulingkannya. Ia pun membuat kebijakan untuk
membunuh seluruh bayi laki-laki yang lahir. Namun orang tua Nabi Ibrahim AS
menyembunyikan putranya ke dalam sebuah gua.
Di negeri Nabi Ibrahim AS, seluruh masyarakat menyembah berhala,
menyembah matahari, bulan dan bintang yang membuat Nabi Ibrahim AS
memiliki banyak pertanyaan siapa yang menciptakan dunia ini. Ia pun
termenung dan mencari tahu siapakah Tuhan yang patut disembah.

B. Mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim


1. Mukjizat Nabi Ibrahim tidak Hangus Dimakan Api
Mukjizat Nabi Ibrahim yang paling banyak diceritakan adalah tentang Beliau
tidak hangus dimakan api. Hal ini terjadi dikarenakan Nabi Ibrahim tidak
melakukan perlawanan kuat terhadap tindakan Raja Namrud.
Raja Namrud, yang merupakan raja kafir, memaksa kaumnya untuk menyembah
berhala. Nabi Ibrahim kemudian menghancurkan semua berhala tersebut.
Dikarenakan hal ini, Raja Namrud dan seluruh pengikutnya merasa marah dan
murka. Sehingga mereka mengejar dan menangkap Nabi Ibrahim.
Sebagai bentuk hukuman, Nabi Ibrahim kemudian dibakar hidup-hidup dalam api
yang sangat besar. Di saat ini Nabi Ibrahim memohon pada Allah SWT untuk
diberi pertolongan agar bisa selamat. Lalu Allah SWT membuat api tersebut
menjadi dingin sehingga menyelamatkan Nabi Ibrahim.
2. Mukjizat Nabi Ibrahim yang Mampu Membuat Pasir Menjadi Makanan
Mukjizat Nabi Ibrahim yang kedua adalah mampu membuat pasir berubah
menjadi makanan. Hal ini terjadi ketika seluruh anggota kaumnya merasa
kesulitan dalam mendapatkan makanan.
Sedangkan saat itu syarat wajib untuk bisa mendapatkan makanan dari Raja
Namrud adalah menyebut Raja Namrud sebagai Tuhan mereka. Anggota
masyarakat yang sudah tidak kuat menahan lapar, akhirnya menyebut Raja
Namrud sebagai Tuhan.

4
Nabi Ibrahim yang dilanda kesulitan makanan juga datang kepada Raja Namrud.
Namun tujuannya bukan untuk mengagungkan sang Raja, melainkan untuk
menjawab bahwa Tuhan-nya adalah Allah SWT.
Raja Namrud yang marah akhirnya tidak memberikan makanan sedikitpun.
Sehingga Nabi Ibrahim pulang dengan tangan hampa.
Di perjalanan pulang, Nabi Ibrahim memasukkan pasir ke dalam kantong sampai
penuh dan mengaku pada istri bahwa itu berisi makanan. Dan, benar saja, Bun!
Keesokan harinya Nabi Ibrahim disiapkan makanan oleh sang istri yang diambil
dari kantong kemarin
3. Mukjizat Nabi Ibrahim yang Bisa Mengeluarkan Madu dari Jari
Mukjizat Nabi Ibrahim yang ketiga adalah bisa mengeluarkan madu dari jari. Hal
ini terjadi ketika Nabi Ibrahim baru saja dilahirkan. Saat itu Raja Namrud
mendapat informasi dari peramal bahwa akan ada anak laki-laki yang bisa
membuatnya tewas.
Raja Namrud yang ketakutan akhirnya melakukan pencarian seluruh bayi laki-laki
di negeri tersebut. Ibu Nabi Ibrahim yang mengetahui hal ini segera
menyelamatkan diri ke gua dan melahirkan di sana.
Beliau kemudian keluar dari gua dan ketika kembali ia melihat Nabi
Ibrahim sedang mengisap jarinya sendiri yang sudah mengeluarkan madu.

C. Khitan Pertama Disyariatkan pada Nabi Ibrahim

Ibnul Qayyim dalam kitabnya Al-Jauziyah, mengatakan, khitan pertama disyariatkan


kepada Nabi Ibrahim dan para nabi sesudahnya. Hal itu seperti disampaikam dalam
shahih Imam Bukhari dan Imam muslim, dari Abu Hurairah ra, ia berkata Rasulullah
SAW bersabda, "Ibrahim khitan pada usia 80 tahun di Al Qadum."

Imam Bukhari menerangkan, Al-Qadum (tanpa tasydid) adalah nama suatu tempat.
Begitu pula Imam Al-Marwazi mengatakan, Abu Abdillah pernah ditanya benarkah
Nabi Ibrahim AS mengkhitan dirinya? "Dia menjawab, "Di ujung al-Qadum."

Imam Abu Daud, Imam 'Abdullah bin Ahmad dan Harb mengatakan orang-orang
pernah bertanya kepada Imam Ahmad tentang Sabda Rasulullah SAW "Ikhtatana bil
Qadum." "Dia pun menjawab. "Al Qadum adalah satu tempat."

5
Sekelompok ulama lainnya mengatakan, orang yang meriwayatkan kata Qadum
dengan takhfif berarti nama tempat. Ada pula riwayat yang menyebutkan dengan
tasydid yang berarti nama alat. Ibnul Qayyim mengatakan, nemang, kisah Nabi
Ibrahim Al Khalil AS diriwayatkan dengan berbagai lafaz sebagian di antaranya ada
yang memberi kesan saling bertentangan. 

D. Nabi Ibrahim Mendapat Wahyu dari Allah SWT


Setelah melalui penantian sangat panjang, Nabi Ibrahim akhirnya dikaruniai seorang
anak, yang diberi nama Ismail, dan kemudian menjadi salah satu nabi bagi umat
Islam. Pada 8 Zulhijjah, Nabi Ibrahim bermimpi menyembelih anaknya, yang saat itu
sudah beranjak remaja. Kemudian, Ibrahim merenungi makna mimpinya dan momen
itu diabadikan sebagai hari Tarwiyah dalam Islam.
Akhirnya, Nabi Ibrahim sadar bahwa ia mendapatkan wahyu dari Allah, berupa
perintah untuk menyembelih putranya sendiri. Nabi Ibrahim pun mematuhi perintah
tersebut, meski harus mengorbankan anak kandungnya yang sudah sangat lama ia
nantikan. Ketika Nabi Ibrahim menyampaikan wahyu tersebut, Nabi Ismail juga
langsung mematuhi perintah itu. Ibrahim memutuskan akan menyembelih Ismail pada
10 Dzulhijjah. 
Sesaat sebelum penyembelihan, setan muncul dengan bisikan sesatnya, agar Nabi
Ibrahim mengurungkan niatnya tersebut. Namun karena iman dan tekad Nabi Ibrahim
sudah sangat bulat, maka ia mengambil batu dan melemparkannya kepada setan.
Peristiwa itu hingga kini diabadikan dengan istilah ‘lempar jumrah’, dan menjadi
salah satu rangkaian saat melakukan ibadah Umrah.
Setelah Ibrahim berhasil mengusir setan, mereka berdua menuju sebuah tanah lapang
dengan pedang yang sudah diasah dengan sangat tajam agar Nabi Ismail tidak merasa
kesakitan saat disembelih. Lalu, Nabi Ibrahim mengikat kedua kaki dan tangan Ismail.
Anehnya, pedang itu selalu terpental, hingga Nabi Ismail meminta agar talinya
dilepaskan sebagai tanda kepasrahan atas perintah Allah.
Melihat ketakwaan mereka, Allah kemudian mengganti Nabi Ismail dengan kambing.
Itulah asal-muasal sunah kurban yang dilaksanakan umat Islam setiap Hari Raya Idul
Adha atau Hari Raya Kurban. Idul Adha juga disebut sebagai Lebaran Haji, karena
sejak 9 Dzulhijah, umat Islam yang menunaikan ibadah Haji sedang melaksanakan
ritual haji yang paling utama, yaitu wukuf di Padang Arafah. 

6
Wukuf adalah ritual haji yang mengajarkan umat Islam untuk meninggalkan
aktivitasnya sejenak agar dapat merenungkan diri, seperti yang dilakukan Ibrahim
setelah menerima perintah dari Allah untuk mengorbankan anaknya. Bagi umat Islam
yang tidak melaksanakan ibadah haji, disunnahkan untuk melakukan ibadah puasa
Arafah ditanggal yang sama, 9 Dzulhijah.

E. Nabi Ibrahim dan Ismail yang Jadi Asal Usul Perintah Berkurban

Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail adalah momen awal turunnya perintah Allah SWT
untuk berkurban pada Hari raya Idul Adha. Ibadah kurban sampai saat ini masih
dilaksanakan bagi umat Muslim yang mampu secara materi.
Perintah berkurban tertuang dalam firman Allah pada surat Al Kautsar ayat 1-3 yang
artinya: "Sesungguhnya, Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
Dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya, orang yang
membenci kamu adalah orang yang terputus."
Ibadah kurban dilaksanakan setelah sholat Idul Adha hingga tiga hari setelahnya atau
biasa disebut hari tasyriq. Untuk tahun 2021 ini, ibadah kurban bisa dilaksanakan
pada tanggal 20-23 Juli.
Nabi Ibrahim salah satu dari 25 nabi utusan Allah yang wajib diimani dan juga masuk
golongan Ulul Azmi. Ia memiliki putra bernama Ismail dari istrinya, Hajar, dan Ishaq
dari istrinya, Sarah. Kisah Nabi Ibrahim yang mengurbankan anaknya melibatkan
Nabi Ismail.
Kisah ini bermula dari nazar yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim. Sebelum ia memiliki
putra, ia pernah bernazar bahwa berkurban sejumlah domba, sapi, dan unta setiap
tahun itu tidak ada apa-apanya, ia bahkan rela mengurbankan anaknya jika itu
memang perintah Allah.
Dalam buku Kisah Orang-orang Sabar oleh Nasiruddin, dikisahkan bahwa Nabi
Ibrahim memang rutin mengurbankan 1000 ekor domba, 100 sapi, dan 1000 unta
setiap musim haji.
Jumlah tersebut terbilang sangat banyak dan membuat masyarakat kagum. Namun,
karena ketaatannya kepada Allah, ia menganggap itu merupakan jumlah yang biasa.
Suatu hari, ia berkata, "Kurban sejumlah itu bagiku belum apa-apa. Demi Allah!
Seandainya aku memiliki anak lelaki, pasti akan kusembelih karena Allah dan
kukurbankan kepada-Nya."Perbesar

7
Setelah ia memiliki Ismail, Allah menagih nazar tersebut. Saatitu, usia Nabi Ibrahim
sudah menginjak 86 tahun dan Ismail berusia 7 tahun (ada yang berpendapat 13
tahun). Tepat pada malam tarwiyah, hari ke-8 di bulan Dzulhijjah, Nabi Ibrahim
bermimpi.
Dalam mimpi itu, ia mendapati sebuah seruan yang berbunyi, "Hai Ibrahim!
Penuhilah nazarmu." Saat terbangun, ia merenungkan arti mimpinya dan bertanya-
tanya apakah mimpi tersebut datang dari Allah atau dari setan? Itu mengapa tanggal 8
Dzulhijah disebut sebagai hari Tarwiyah yang artinya berpikir atau merenung.
Dalam riwayat lain dijelaskan, setelah Nabi Ibrahim AS bermimpi untuk yang
pertama kalinya, maka beliau memilih mengurbankan domba-domba gemuk sebanyak
100 ekor. Beliau mengira perintah dalam mimpi sudah terpenuhi.
Pada malam ke-9 Dzulhijjah, mimpi tersebut datang lagi. Di sinilah beliau yakin
mimpi itu berasal dari Allah sehingga tangggal tersebut disebut sebagai hari Arafah
yang artinya mengetahui.
Untuk mimpi kedua, Nabi Ibrahim memilih 100 unta gemuk untuk disembelih sebagai
kurban. Tiba-tiba, api menyantapnya dan Nabi Ibrahim mengira perintah Allah telah
dilaksanakan.
Namun di malam berikutnya, ia kembali bermimpi seolah-olah ada yang menyeru,
“Sesungguhnya Allah SWT memerintahkanmu agar menyembelih putramu Ismail."
Nabi Ibrahim langsung terbangun dan memeluk putra tercintanya, Ismail. Ia menangis
hingga waktu Subuh tiba.
Dalam buku 99 Kisah Hebat Penuh Hikmah & Teladan oleh Nurul Ihsan, Nabi
Ibrahim meminta Siti Hajar untuk memberikan pakaian terbaik pada Ismail.
Kemudian, Hajar pun mendandani Ismail dengan pakaian yang paling bagus serta
menyisir rambutnya.
Dalam perjalanan menuju Mina, Nabi Ibrahim digoda oleh setan untuk membatalkan
niatnya, tetapi beliau tetap teguh pada pendiriannya. Ia bahkan melempari setan
sebanyak tiga kali yang menjadi asal mula prosesi melempar jumroh dalam ibadah
haji.
Ketika sudah sampai di lokasi, Nabi Ibrahim menceritakan perintah Allah kepada
sang putra. Kisah ini diabadikan dalam surat Ash-Shaffaat ayat 102. "Wahai anakku!
Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah apa pendapatmu?"

8
Ismail menjawab, “Hai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya
Allah, engkau mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Saat Nabi Ibrahim hendak menyembelih Nabi Ismail, Allah menurunkan firman-Nya
yang berbunyi: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu
sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS Ash-Shafaat (37): 104:107)
Pada akhirnya, dengan izin Allah, posisi Nabi Islamil digantikan dengan domba kibas.
Menurut satu riwayat, Malaikat Jibril datang membawa domba kibas itu dan sempat
melihat Nabi Ibrahim dalam proses akan menyembelih putranya.
Melihat ketaatan Nabi Ibrahim, malaikat Jibril kagum dan mengagungkan asma Allah,
"Allaahu Akbar, Allaahu Akbar." Nabi Ibrahim berseru "Laa Ilaaha Illallaahu
Allaahu Akbar". Ismail mengikutinya dengan mengucap "Allaahu Akbar wa Lillaahil
Hamdu". Lafal ini yang kemudian sebagai bacaan takbir saat Hari Raya Idul Adha.

F. Nabi Ibrahim Membangun Ka’bah bersama Ismail

Ismail tumbuh dan mempelajari bahasa Arab. Ia tumbuh sebagai sosok pemuda yang
baik mewarisi sifat ayahnya. Ia juga mengadopsi moral-moral orang Arab yang baik.
Dari mereka ia belajar kedermawanan, menyenangkan orang lain, berani dan bersikap
ksatria.

Bersama ayahnya Nabi Ibrahim, Ismail diperintah membangun Ka’bah sebagai


lambang Tauhid. Mereka saling bekerja sama dan tentu dengan kerja keras juga.
Mengumpulkan batu-batu, membangun fondasi, mengumpulkan pasir dan segala hal
mereka kerjakan dengan ketekunan.

Setiap harinya mereka bangun satu baris demi satu baris hingga mencapai ketinggian
delapan meter. Hingga menjulang menjadi tinggi dan bisa dijadikan untuk berkumpul
orang-orang.

Bangunan Ka’bah mempunyai dua pintu, satu menghadap timur, satu lagi menghadap
barat. Ibrahim mengumpulkan tanaman-tanaman berbau harum dan menggantungkan
di pintu Ka’bah. Hajar datang dan memberikan kain untuk menutup Ka’bah.

9
Sempurnalah bangunan Ka’bah yang mereka bangun. Setelah rampung, mereka
berdua menyerukan orang-orang untuk berhaji ke Baitullah. Sebagai umat Islam, tentu
harapannya adalah bisa menyempurnakan rukun islam, yakni dengan berhaji ke
Mekkah. Meneledani kisah-kisah Nabi ketika berhaji dan meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan terhadap Allah.

Kelak, di kemudian hari, Ka’bah menjadi, menjadi pusat bagi agama islam. Tempat
jutaan umat muslim sedunia bersujud dan menyerahkan diri kepada sang pencipta,
Allah Subahanahu wa ta’ala

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Abraham lahir di Babel, dengan seorang Ayah bernama Torakh (Tanggal) yang
dikenal sebagai Azar.

Nabi Ibrahim lahir pada zaman Raja Namrud.

Nabi Ibrahim lahir di tengah hutan, karena ayahnya khawatir Raja Namrud akan
terbunuh, sehingga Nabi Ibrahim tumbuh di tengah hutan.

Nabi Ibrahim mencintai alam tadabbur, ia memandang dunia ini untuk mencari
Tuhan. Bulan, Bintang, Matahari ia perhatikan, mula-mula ia mengutus Bulan,
Bintang, Matahari adalah Tuhan, namun karena Bulan, Bintang, matahari silih
berganti akhirnya Nabi Ibrahim bergumam, “Tuhan tidak bisa hilang, pasti ada
menjadi zat yang mengatur silih bergantinya bulan, bintang, dan matahari”.
Menginjak dewasa, nabi Ibrahim berbaur dengan masyarakat, dan sudah mendapat
titik terang tentang agama yang benar.

Suatu hari, Nabi Ibrahim mengharap kesucian jiwanya kepada Allah, dan dengan
bimbingan para malaikat, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk membunuh 4 burung dan
meremukkan tubuh burung itu menjadi 1, lalu ia membaginya lagi menjadi 4 dan
menempatkannya di tempat yang berbeda, dengan izin Allah burung-burung itu hidup
kembali. , maka semakin kuat iman Nabi Ibrahim.

Nabi Ibrahim mulai mendakwahkan agamanya, dan menentang agama Raja Namrud,
hingga suatu hari, pada hari Sabtu, orang-orang pergi mencari ikan untuk pertunjukan
pemujaan kepada berhala di Makkah, Nabi Ibrahim pergi ke Makkah, dan
menghancurkan semua berhala di sana, dan meninggalkan 1 berhala yang sangat
besar, dan kapak yang digunakan untuk menghancurkan berhala itu digantungkan di
leher berhala besar tadi.

11
Setelah orang-orang menyadari apa yang terjadi pada berhala mereka, mereka
melaporkannya kepada raja, dan nabi Ibrahim adalah tersangka utama, dan segera
dipanggil untuk diadili.
Dalam persidangan, abraham dapat mengalahkan argumentasi raja, dan karena murka
raja maka abraham dieksekusi dengan cara dibakar, tetapi atas izin Tuhan api yang
membakar abraham tidak panas malah membuat abraham segar, melihat kenyataan
itu, banyak orang mengikuti ajaran nabi Ibrahim.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://news.schmu.id/kisah-nabi-ibrahim-singkat-dan-lengkap/
https://www.kompasiana.com/primata/60f22ef206310e7600794fa2/kisah-nabi-
ibrahim-dan-ismail-membangun-ka-bah-dan-turunnya-perintah-ibadah-haji
https://islami.co/kisah-nabi-ismail-membangun-kabah-bersama-ibrahim/
https://kumparan.com/berita-hari-ini/kisah-nabi-ibrahim-dan-ismail-yang-jadi-asal-
usul-perintah-berkurban-1wA70mYnuo3/full
https://www.jalansirah.com/masa-kecil-nabi-ibrahim.html
https://pelopor.id/2021/07/21/sejarah-idul-adha-kisah-nabi-ibrahim-mendapat-wahyu-
dari-allah-swt/#:~:text=Pada%208%20Zulhijjah%2C%20Nabi%20Ibrahim,saat
%20itu%20sudah%20beranjak%20remaja.&text=Akhirnya%2C%20Nabi%20Ibrahim
%20sadar%20bahwa,perintah%20untuk%20menyembelih%20putranya%20sendiri.
https://republika.co.id/berita/qdnghp366/khitan-pertama-disyariatkan-pada-nabi-
ibrahim
https://www.haibunda.com/parenting/20210630182042-61-223247/3-mukjizat-nabi-
ibrahim-yang-bermanfaat-untuk-diceritakan-kepada-anak

13

Anda mungkin juga menyukai