Anda di halaman 1dari 13

KEAJAIBAN PENCIPTAAN LABA – LABA DALAM PERSPEKTIF

ISLAM BERDASARKAN AL-QURAN

DISUSUN OLEH :
Nama : Radhitya Anugerah Adhiputro
NIS : 189395

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMTI
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas
izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa
kurang suatu apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di
hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul ‘Keajaiban Penciptaan Laba-Laba Dalam
Perspektif Islam Berdasarkan Al-Quran’ bertujuan untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai pengganti Ulangan Akhir Semester
(UAS).
Selama proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada
Ibu Endah Yuli Astanti S.Pd.I. M.Pd.I. selaku guru mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan
balik berupa kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta, 25 November 2020


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berjuta-juta tahun silam, semua makhluk, bumi, planet lain, dan seisinya
tidak ada.. Langit, gunung, flora dan fauna, sungai, bulan, matahari, dan
bintang pun tidak ada. Yang ada hanyalah Allah SWT, kemudian Allah
menciptakan alam semesta dan juga seisinya dalam enam masa seperti yang
telah dijelaskan pada Al-quran.

Artinya : “Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji
siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata
(kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah
mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain
hanyalah sihir yang nyata".” (Q.S. Hud ayat 7)
Sementara “Ibnu Jarir dalam Tarikh al-Thobari” menyinggung bahwa
periodesasi atau tahapan penciptaan alam dapat disimak dari hadits Nabi
ketika menjawab pertanyaan orang-orang Yahudi yang mendatangi Rosul saw
dan menanyakan perihal penciptaan langit dan bumi. Maka Rosul menjawab
bahwa “Allah menciptakan bumi pada hari ahad dan senin, lalu menciptakan
gunung-gunung pada hari selasa, lalu di hari rabu allah menciptkan
pepohonan, air dan infastuktur bumi, bangunan dan perusakan, pada hari
kamis Allah menciptakan langit. Lalu pada hari jum’at Allah menciptakan
bintangbintang, matahari dan malaikat, hingga tersisa tiga masa (sa’at) dari
zaman itu, pada masa pertama (al-sâ’ah al-ûla) dari tiga masa tersebut adalah
penciptaan ketentuan-ketentuan hidup dan mati, kedua (al-sâ’ah al-tsâniyah)
memberikan suatu cobaan terhadap segala sesuatu yang bermanfaat bagi
manusia, ketiga (al-sâ’ah al-tsâlitsah) menciptakan adam dan
menempatkannya di surga dan memerintahkan pada iblis untuk bersujud
padanya dan mengeluarkan iblis dari surga”. Kemudian orang-orang Yahudi
tadi bertanya tentang apa yang dikerjakan Allah selanjutnya, Muhammad
menjawab “kemudian Allah bersemanyam dalam arsy”, lantas mereka berkata
‘kamu benar seandaikan kamu sempurnakan lagi (dari cerita)’, mereka
menjawab, kemudian (Allah) beristirahat. Dengan ucapan tadi Nabi amat
marah, maka turunlah ayat “Dan kami telah menciptakan langit dan bumi dan
diantara keduanya selama enam masa tanpa kecapaian. Maka bersabarlah
(wahai Muhammad) atas ucapan mereka….” [ CITATION Ibn03 \l 1033 ]
Allah menciptakn segala sesuatu tidak ada yang sia-sia. Salah satunya yaitu
hewan dengan bermacam-macam jenis. Semua itu telah dijelaskan dalam Al-
quran surah Ali-‘Imran ayat 191 yang berbunyi

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau


duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka.”
Begitu pula dengan penciptaan hewan di alam semesta ini. Hewan telah
diciptakan dengan jenis yang bermacam-macam. Mulai dari vertebrata,
avertebrata, omnivora, karnivora, ovipar, vivipar, hidup di air, hidup di darat,
bahkan ada yang hidup di dua alam. Akan tetapi, ada pula hewan yang disebut
dengan hewan pengganggu oleh manusia. Salah satunya adalah laba-laba.
Laba-laba merupakan anggota Filum Artropoda yang memiliki adaptasi
tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan. Menurut Hawkeswood
(2003), lebih dari 20.000 spesies laba-laba di alam yang hidup di darat.
Laba-laba sering kali dianggap sebagai pengganggu bagi manusia bahkan
dianggap tidak menguntungkan, namun kenyataannya tidak seperti itu. Untuk
itu, pada makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai penciptaan laba-
laba dalam perspektif islam berdasarkan al-quran.

B. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui keajaiban penciptaan laba-laba dalam perspektif islam
2. Mengetahui manfaat laba-laba bagi kehidupan manusia
3. Mengetahui hal apa yang bisa diteladani dari laba-laba

C. Permasalahan
Adapun permasalahan yang diambil dalam penulisan makalah ini, yaitu :
1. Apa keajaiban penciptaan laba-laba dalam perspektif Islam?
2. Apa saja manfaat laba-laba bagi kehidupan?
3. Hal apa yang bisa diteladani dari laba-laba?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keajaiban Penciptaan Laba-Laba Dalam Perspektif Islam


Laba-laba tergolong dalam Filum Arthropoda: kelas Arachnida: Ordo
Araneae. Hewan ini merupakan kelompok terbesar dan memiliki
keanekaragaman yang sangat tinggi dalam Filum Arthropoda. Jumlah spesies
laba-laba yang telah dideskripsikan pada saat ini sekitar 44.906 spesies,
digolongkan dalam 114 famili dan 3.935 genus. [ CITATION NIP14 \l 1033 ]
Laba-laba adalah binatang yang tersebar hampir sebagian besar ada di
muka bumi, mulai dari hutan sampai ditempat mukim. Lebih dari 90%
bangunan di dunia terdapat laba-laba di dalamnya, sehingga mayoritas dapat
dipastikan mengenal laba-laba. Dalam al-quran, nama laba-laba diabadikan
menjadi nama surat, yaitu Al-Ankabut. Hal ini tentu tidak lain karena laba-
laba memiliki keistimewaan dan rahasia yang belum bisa diketahui secara
pasti oleh manusia.
Akan tetapi, kata laba-laba dalam surat Al-Ankabut hanya disebutkan satu
kali, yaitu pada ayat 41. Yang berbunyi sebagai berikut :

Artinya : “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung


selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya
rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.”
(Q.S Al-Ankabut ayat 41).
Berdasarkan ayat tersebut, dapat diketahui bahwa orang-orang musyrik,
yang berlindung kepada selain Allah, diumpamakan seperti laba-laba yang
berlindung di rumahnnya. Rumah laba-laba adalah jaring-jaring yang telah
dibuat olehnya. Rumah tersebut dikatakan sangat lemah karena tidak dapat
melindungi laba-laba.
Sebagaimana yang tertera pada Tafsir Al-Wajiz “Ketahuilah wahai manusia
bahwa mereka orang-orang musyrik yang menyembah sesembahan selain
Allah dan menjadikannya sebagai penolong, yaitu mengharap pertolongan
mereka dan manfaat dari mereka, keadaan mereka sebagaimana keadaan laba-
laba yang membuat jaring yang lemah, yang tipis, yang tidak bertahan dengan
musim panas begitu juga dengan dingin. Begitulah sesembahan selain Allah
yang tidak memberikan manfaat bagi yang menyembahnya; Karena sebab batu
tidak memberi manfaat dan juga mudharat, tidak juga menjadi sebab sebuah
keberhasilan seorang hamba pada hari kiamat, bahkan mereka
(sesembahannya) akan berlepas diri dari mereka, dan akan menjadikan sebab
kebinasaan mereka, begitu pula orang-orang yang mereka cintai dari kalangan
orang-orang shalih, mereka akan berlepas diri dari mereka. Kemudian Allah
menjelaskan bahwas kalau saja mereka orang-orang musyrik mengetahui akan
hakikat keilmuan akan sesembahan ini, mereka tidak akan membutuhkan
sesembahan tersebut, karena sesembahan tersebut sebagaimana jaring laba-
laba yang tidak memiliki manfaat, karena lemah ketika mereka ridha dengan
sesembahan selain Allah, mereka meninggalkan ibadah kepada Allah yang
dalam genggaman-Nya segala sesuatu dan kepada-Nya lah semuanya kembali.
Sungguh sesembahan itu akan berlepas diri dari mereka yang sesembahan
tersebut tidak memberikan mudharat dan manfaat, akan tetapi kuatnya
kekafiran mereka dan sombong dengan kebutaan mata-mata mereka, maka
mereka tetap dalam kekafiran dan kesesatan mereka.” [ CITATION Sya91 \l
1033 ]
Ayat tersebut merupakan perumpamaan yang digambarkan oleh Allah SWT
terhadap orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai pelindung.
Semuanya tidak berguna, karena hanya Allah lah yang bisa melindungi dari
hal-hal buruk. Allah menggambarkan kondisi laba-laba yang membuat sarang
sebagai tempat berlindung dari segala bahaya, gangguan, dan sangat
bergantung pada sarang tersebut. Laba-laba meyakini bahwa jaring sarangnya
kuat. Tetapi tidak disadari bahwa sarangnya tidak bisa menahan panas dan
dingin, tidak bisa dijadikan tumpangan dan tempat tinggal permanen.
Adh-Dhahhak mengatakan bahwa Allah SWT memberikan perumpamaan

bagi tuhan yang disembah selain Allah, seperti sarang laba-laba.

“kalau mereka mengetahui.” berkaitan dengan sarang laba-laba, seandainya


manusia itu mengetahui bahwa menyembah berhala itu seperti sarang laba-
laba yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Inilah perumpamaan bagi mereka
yang menyembah tuhan selain Allah, hendaknya mereka tahu bahwa rumah
atau sarang laba-laba itu amatlah rapuh.
1. Keajaiban Penciptaan Struktur Tubuh Laba-Laba
Laba-laba memiliki struktur tubuh dari dua bagian, kepala dan dada yang
menyatu (cepalothorax), seperti perut. Pada ujung perut yang lembut dan
elastic terdapat serat pemintal dan lubang-lubang untuk pernafasan.
Cepalothorax dan perut dihubungkan oleh batang kecil yang disebut
“pedicel”. Tidak ada makhluk lain yang pinggangnya seramping laba-laba.
Laba-laba memiliki empat pasang kaki yang membuat laba-laba mampu
memanjat di segala kondisi. Terdapat rambut-rambut yang dinamakan
“Scopula” di kakinya yang dapat membuat laba-laba berjalan dalam
keadaan terbalik. Laba-laba juga memiliki sistem peringatan yang bekerja
berdasarkan indera peraba. Tubuhnya ditutupi rambut-rambut yang sensitif
terhadap getaran. Sistem ini dapat membuat laba-laba waspada bahkan
terhadap getaran paling kecil sekalipun.
Laba-laba memiliki dua taring yang kuat di depan matanya. Taring ini
merupakan senjata yang digunakan laba-laba untuk berburu dan
mempertahankan diri. Di bagian belakang taring memiliki terdapat kelenjar
bisa yang menyemprotkan racun maut yang disebut pedipalp (perasa) untuk
memeriksa korban yang tertangkap dalam jaring. Sesudah mangsa
terperangkap dalam jaring laba-laba, kemudian laba-laba membungkus
rapat binatang yang tertangkap dalam jaringnya dengan benang lain yang
dibuatnya setelah korban benar-benar terjerat. Selanjutnya, ia menancapkan
taringnya dan menyuntikkan bisa untuk membunuh mangsanya.
[ CITATION Har01 \l 1033 ]
2. Keajaiban Laba-Laba pada Cara Berburu Mangsa
Berdasarkan keajaiban struktur laba-laba yang telah diejalaskan, laba-laba
memiliki keajaiban terhadap cara berburu mangsanya. Hal ini menjadikan
laba-laba terlihat lebih istimewa dan penuh keajaiban dibalik penciptaan
laba-laba yang berarti Allah tidak main-main ketika menciptakan makhluk-
Nya, sesuai dengan firman-Nya :
Artinya : “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya
melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Q.S
Ad-Dukhan ayat 38-39)
Seperti pada laba-laba Bolas atau Pelempar Laso. Ketika berburu laba-
laba jenis ini memintal benang dengan ujung yang lengket, untuk menarik
perhatian serangga dengan zat pheromone, ketika serangga mendekat, maka
laba-laba dapat merasakan lewat getaran dan segera mungkin memutar
seutas benang dengan kecepatan yang tinggi dan setelah tertangkap maka
laba-laba akan membungkus serangga dengan benang khusus yang dapat
menjaga kesegaran makanannya untuk dikonsumsi di lain waktu.
[ CITATION Har01 \l 1033 ]
3. Keajaiban Laba-Laba di Bukit Tsur
Allah SWT pernah memerintahkan laba-laba untuk menyelamatkan Nabi
Muhammad SAW dari kejaran kaum kafir. Peristiwa itu terjadi di Bukit
Tsur saat Sang Nabi dan Abu Bakar berhijrah dari Makkah ke Madinah.
Saat itu, mereka tengah diburu oleh orang-orang Quraisy yang hendak
membunuhnya. Dengan bersembunyi di sana mereka terhindar dari
marabahaya.

Setelah itu, Allah memerintahkan seekor laba-laba untuk membuat sarang


di mulut gua. Kendati mulut gua tersebut sempat diterawang oleh kaum
kafir Quraisy, mereka tidak dapat melihat keberadaan Nabi Muhammad dan
Abu Bakar di dalamnya. Menurut mereka, adanya sarang laba-laba menjadi
penanda bahwa tidak ada orang yang masuk ke dalam gua. Selama tiga hari
Nabi Muhammad dan Abu Bakar bersembunyi di Gua Tsur. Mereka
akhirnya lolos dari kejaran kaum kafir. [CITATION Ano18 \l 1033 ]
D. Manfaat Laba-Laba Bagi Kehidupan
Sering kali laba-laba dianggap sebagai hewan pengganggu manusia. Akan
tetapi, disamping itu laba-laba memiliki banyak manfaat bagi manusia. Di
antaranya sebagai berikut :
1. Manfaat Jaring Laba-Laba
a. Sebagai bahan tekstil
Jaring laba-laba mempunyai keistimewaan yaitu kuat dalam
menahan tekanan dan memiliki elastisitas yang baik, sehingga sangat
baik untuk digunakan sebagai bahan tekstil seperti rompi anti peluru,
pakaian yang resistant terhadap robekan, sabuk pengaman, parasut dan
jaring.
b. Sebagai bahan polimer yang ramah lingkungan
c. Sebagai bahan biomedis
Jaring laba-laba bersifat anti bakteri dan bikompatibel sehingga
dalam dunia medis digunakan sebagai benang jahit pada pembedahan,
bahan perekat pada tendon, serta bahan untuk pembuat ligament
buatan
2. Manfaat Laba-Laba di Bidang Pertanian
Peningkatan produksi tanaman padi sangat berkaitan erat dengan
keberadaan arthropoda pada pertanaman. Arthropoda berdasarkan
keanekaragaman fungsinya di ekosistem sawah terbagi menjadi herbivor,
musuh alami, dekomposer, polinator dan organisme lain yang merupakan
komponen penting lingkungan [ CITATION MAA99 \l 1033 ].
Keanekaragaman arthropoda menentukan kestabilan ekosistem pada
persawahan. Ekosistem yang stabil menggambarkan keseimbangan
populasi antara arthropoda yang berperan sebagai herbivor, musuh alami
dan organisme lainnya sehingga kerusakan tanaman berkurang (Siswanto
& Wiratmo, 2001). Pada ekosistem sawah, laba-laba merupakan musuh
alami yang berperan penting dalam menekan populasi hama, seperti
wereng coklat dan penggerek batang [CITATION WHS88 \l 1033 ]
E. Hal Yang Dapat Diteladani dari Laba-Laba
Ada beberapa hal yang dapat diteladani dari laba-laba, yakni sebagai
berikut:
1. Laba-laba mengajarkan kita untuk selalu berhati lapang dalam menerima
hasil setelah berusaha semampu kita
Dalam mencari mangsa, laba-laba terlebih dahulu membuat sarang agar
ketika ada serangga yang hinggap di sarangnya, ia dapat dengan mudah
menangkapnya. Setelah sarangnya selesai dibuat, laba-laba hanya bisa
pasrah dan berdiam diri di sarangnya untuk menunggu datangnya mangsa
karena hanya itulah yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Selebihnya adalah kehendak Tuhan.

Hal inilah yang patut dicontoh dari laba-laba. Sebagai makhluk Allah,
semestinya harus selalu berusaha untuk berlapang dada dalam menerima
hasil apapun yang Allah berikan, karena hanya Allah yang berhak
memberikan apapun . Yang terpenting adalah sudah berusaha dengan
maksimal untuk dapat hasil terbaik dan tetap yakin bahwa Allah selalu
memberikan yang terbaik.
2. Laba-laba mengajarkan kita untuk bersikap mandiri
Apabila berkaca pada perilaku laba-laba, manusia dapat belajar untuk
hidup mandiri dalam segala kondisi. Laba-laba membangun singgasananya
sendiri berupa tenunan jaring-jaring yang membentuk suatu rangkaian. Hal
tersebut dilakukan sendiri tanpa bantuan laba-laba lainnya. Disaat
nyawanya merasa terancam oleh mangsa, laba-laba dengan tanpa
melibatkan yang lain mulai merangkai jaring-jaringnya lagi sebagai
proteksi. Hewan sekecil laba-laba bisa membangun rumahnya sendiri
tanpa bantuan. Sebuah sifat kemandirian yang layak dicontoh, hal-hal
tergolong pekerjaan berat seperti membangun tempat tinggal bisa
dilakukan sendiri apalagi hal-hal yang bersifat ringan, tentu suatu hal
mudah. [ CITATION Ami12 \l 1033 ]
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan kajian dan menuliskannya dalam sebuah makalah, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Laba-laba adalah salah satu makhluk yang tersebar luas di dunia. Nama
laba-laba diabadikan sebagai nama surat dalam Al-Quran, yaitu surah Al-
Ankabut. Laba-laba disebut satu kali dalam ayat 41, yang menggambarkan
orang-orang musyrik yang berlindung pada selain Allah SWT bagaikan
rumah laba-laba yang lemah. Keajaiban penciptaan laba-laba terdapat pada
struktur tubuhnya yang membuat laba-laba memiliki keunikan pada cara
mencari mangsa. Keajaiban laba-laba juga terdapat ketika sarang laba-laba
mampu menyelamatkan Rasulullah SAW dan Abu Bakar di bukit Tsur
dari kaum Quraisy.
2. Manfaat laba-laba bagi kehidupan yaitu jaringnya sebagai bahan tekstil,
bahan polimer ramah lingkungan, dan bahan biomedis, serta dapat
membasmi hama pertanian.
3. Hal yang dapat diteladani dari laba-laba adalah menerima hasil usaha
dengan hati yang lapang dan bersikap mandiri.
F. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu diperlukan penelitian atau pengkajian lebih lanjut mengenai manfaat
laba-laba bagi kehidupan manusia. Selain itu, penulis memiliki saran bagi
pihak sekolah agar dapat memberikan lebih banyak referensi di perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya


Al-Thobari, I. J. (2003). Tarikh al-Thobari. Kairo: CD maktabah alTarikh wa al-
Hadloroh.
Altieri, M., & Nicholls, C. (1999). Biodiversity, Ecosystem Function and Insect
Pest Management in Agriculture System. USA: CRC Press LLC.
Amirullah, H. (2012). Kompasiana. Retrieved November 25, 2020, from
Kompasiana Beyond Blogging:
https://www.kompasiana.com/www.helmi_fishum.com/551b3087a333117
b21b65d79/belajar-dari-seekor-laba-laba
Anonim. (2018). Republika Corporation. Retrieved 11 25, 2020, from umma.id:
https://umma.id/article/share/id/6/228626
az-Zuhaili, S. W. (1991). Tafsir Al-Wajiz. Damaskus: Dar al-Fikr.
Platnick, N. (2014). The World Spider Catalog. America: American Museum of
Natural History.
Settle, W., Ariawan, H., Astuti, E., Cahyana, W., Hakim, A., Hindayana, D., . . .
Pajarningsih. (1975-1988). Managing tropical rice pest through
conservation of generalist natural enemies and alternative prey. Ecology,
77.
Yahya, H. (2001). Keajaiban Pada Laba-Laba. (H. Berry, Trans.) Bandung:
Dzikra.

Anda mungkin juga menyukai