I
KATA PENGANTAR
II
DAFTAR ISI
III
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Al-Suaal Wa Al-Jawaab merupakan salah satu
bahagian penting dalam kaedah penafsiran. Ia haruslah
sesuai dengan pertanyaan yang dilontarkan, Kadang-
kadang jawaban itu lebih umum daripada pertanyaannya
karena adanya kebutuhan yang tampak darinya. Kadang-
kadang jawaban itu kurang memenuhi dari yang
seharusnya karena adanya kebutuhan terhadap hal itu pula.
Adapun beberapa contoh dalam ayat-ayat Al-Qur’an
sebagai pembahasan dalam makalah ini adalah tambahan
ilmu mengenai Al-Suaal Wa Al-Jawaab.
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Al-Ashlu Fii Al-Jawab
Pada dasarnya setiap jawaban haruslah sesuai dengan
pertanyaan yang dilontarkan. Kadang-kadang jawaban itu
dialihkan dari yang dikehendaki oleh suatu pertanyaan untuk
memberikan peringatan bahwa inilah yang semestinya
ditanyakan. As-Sakaki1 menamainya dengan al-uslub al-hakiim.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abul ’Aliyah bahwa dia
berkata, “Kami mendengar bahwa mereka berkata, ‘Wahai
Rasulullah, untuk apa hilal diciptakan?’ Maka Allah menurunkan
QS. al-Baqarah: 189.2 Sebagaimana firman Allah SWT:
ْ َ ْ َْ َْ َّ ُ َ َ َُ َْ
َ ك َعن ْالأَهلَّة ُق ْل ه َي َم
اس َوالح ِجۗ َولي َس ال ِب ُّر ِبأن لن
ِ ِ ل يت اق
ِ و ِ ِ ِ ِ يسألون
ْ
ْوت من َ ُُْ ُ َ َٰ َ َّ َ َّ ْ َّ ََٰ َ َ ُ ُ ْ َ ُ ُ ْ َُْ
ِ ورها ول ِكن ال ِبر م ِن اتقىۗ وأتوا البي ِ تأتوا البيوت ِمن ظه
َ ُ ْ ُ ْ ُ َّ َ َ َ َّ ُ َّ َ َ َ ْ َ
أبو ِابهاۚ واتقوا اَّلل لعلكم تف ِلحون
1
Bisa jadi yang dimaksud adalah Yusuf bin Abi Bakr al-Sakaki (w 626 H)
pengarang kitab Miftah Al-ulum
2
al-Suyuti, Al-Itqan Fi Ulum al-Quran, Jilid 2, 371. Hal: 67-68
2
itu, untuk memberikan peringatan bahwa yang lebih penting dan
mendesak adalah menanyakan hal itu, bukan sebagaimana
pertanyaan yang mereka ajukan. Demikianlah yang dikatakan
oleh As-Sakaki dan para pengikutnya3.
Namun menurut al-Taftazânî pertanyaan ini tidak
menyimpang dari jawaban karena berdasarkan pada hadis sahih
yang diriwayatkan oleh imam al-Thabari dalam Tafsirnya
pertanyaan para sahabat adalah “wahai Rasulullah kenapa hilal
diciptakan”4
Adapun contoh lain yaitu ketika Firaun menanyakan
tentang hakikat Tuhan dan jenis Tuhan yaitu dengan pertanyaan
ma rabb al-‘alamin, akan tetapi Nabi Musa menjawab tentang
sifat Tuhan, karena pertanyaan tentang hakikat Tuhan adalah
salah, sebab Tuhan tidak memiliki jenis dan dzat Tuhan tidak
diketahui, tidak dapat diraba dan dibayangkan. Jadi, Nabi Musa
tidak menjawab pertanyaan Fir’aun tapi menjawab dengan
menjelaskan sifat Tuhan sebagai petunjuk untuk mengetahui
Nya.5
Lalu pada QS. asy-Syu’ara: 23-24 diterangkan
َ َ َْ ُ َ َ َ
) قال ِف ْرع ْون َو َما َر ُّب العال ِمين٢٣(
َ ْ ْ ُّ ْ ُ ْ ُ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ
َ ْ
َ َ َ َّ ُّ َ َ
ات والأر ِض وما بينهما ِان كنتم مو ِق ِنين ِ ) قال رب السماو٢٤(
“Apakah Tuhan semesta alam itu?” Dia berkata, “Tuhan
langit, bumi, dan apa yang berada di antara keduanya” (QS.
asy-Syu’ara: 23-24).
3
Jalaluddin Al-Suyuti, Al-Itqan Fi Ulum al-Quran (mesir: al Haiah al-
Mishriyyah al-’Ammah lil kutub, 1974), Jilid 2, 369.
4
Al-Suyuti, Al-Itqan Fi Ulum al-Quran, Jilid 2, 370.
5
Khalid, M. Rusydi. "Kaidah-Kaidah Untuk Menafsirkan Al-Quran." Jurnal
al-Hikmah 13.1 (2012): 59-82. Hal: 69
3
kemudian Nabi Musa As menjawab bahwa Tuhan seluruh
alam adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Jawaban
ini menyimpang dari pertanyaan yang diajukan oleh Fir’aun
karena yang ia maksud adalah seperti apa Tuhan itu, sedangkan
untuk menjelaskan hal tersebut perlu menyebutkan bagian-bagian
yang menyusunnya dan Tuhan tidak tersusun dari bagian-bagian.6
Lalu dijelaskanya lagi didalam ayat selanjutnya:
َ ُ َ ْ َ ََ ُ َ ْ َ ْ َ َ َ
قال ِلمن حوله ألا تست ِمعون
25. Dia (Fir‘aun) berkata kepada orang-orang di
sekelilingnya, “Apakah kamu tidak mendengar (apa yang
dikatakannya)?”
َ َ ْ ُ ُ َ َ
قال َر ُّبك ْم َو َر ُّب َآب ِائك ُم الأَّ لِو ين
6
Fakhruddin al-Razi, Tafsir al-Razi (Beirut: Darul Ihya Turas al-Arabi, 1420),
Jilid 24, 499.
4
berkata: َ“ أَ َال تَست َِمعُونtidakkah kalian mendengar?” (QS. asy-
Syu’ara: 25). Maksudnya, jawaban tidak sesuai dengan
pertanyaan. Maka Musa menjawabnya dengan: َربُّ ُكم َو َربُّ آبَائِ ُك ُم
َ“اْل َ َّولِينTuhan kalian dan Tuhan bapak-bapak kalian terdahulu”
(QS. asy-Syu’ara: 26).
Jawaban ini mengandung pembatalan terhadap ketuhanan
Fir’aun seperti yang mereka yakini berdasarkan nash. Walaupun
jawaban yang lalu mengandung makna yang demikian juga,
tetapi dengan sindiran maka Fir’aun bertambah mengejek. Ketika
Musa melihat mereka memahami dengan baik maka dia
memperkuat dengan jawaban ketiga dengan pertanyaan: ن ُكنتُم
َ“ تَع ِقلُونjika kalian mampu menggunakan akal” (QS. asy-
Syu’ara: 28) yang mengisyaratkan bahwa jika Fir’aun benar-
benar faham maka ia akan tau bahwa tidak ada jawaban terhadap
pertanyaan yang ia ajukan karena ia meminta untuk
mendefinisikan hakikat dengan hakikat itu sendiri.7
)٩٠ : ( يوسف
7
Al-Razi, Jilid 24, 499.
5
bersabar, maka Sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala
orang yang berbuat baik.” (Yusuf:90)
Kalimat ana pada ayat tersebut dikembalikan kepada
kalimat anta yang ada pada pertanyaan dalam ayat itu. Contoh
lainya seperti pada QS. Al ‘Imran/3:81:
َّ ُ َ ْ َّ َٰ ْ ْ ُ ُ ْ َ َٰ َ َ َ َّ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ ه
﴿ واِ ذ اخذ اَّلل ِميثاق الن ِب ّٖين لمآْ اتيتكم ِمن ِكت ٍب و ِحكم ٍة ثم
َ َ ٗ َّ ُ ْ َ َ َُّ ْ ُ َ ُ َ َ َ ُ َ
جا َۤءك ْم َر ُس ْول ُّمص ِدق ِلما َمعك ْم لتؤ ِمنن ِب ّٖه َولتنص ُرنهۗ قال
ُ ْ َ َ َ َ َْ ُ َ ْ ُ َٰ َٰ َ ُ ْ َ َ ُ َْ
َءاق َر ْرت ْم َواخذت ْم على ذ ِلك ْم ِاص ِر ْيۗ قال ْوْٓا اق َر ْرناۗ قال فاش َهد ْوا
َٰ َ َ ََ۠ َ َ ُ ْ َ ه
ْ
)٨١ : ﴾ ( ال عمران٨١ وانا معكم ِمن الش ِه ِدين
6
َ يحي ْالع َظ
ام َو ِه َي َر ِم ْيم
ْ ُّ ْ َ َ َ ٗ َ ْ َ َ َ َّ ً َ َ َ َ َ َ َ َ
ِ ِ ﴿ وضرب لنا مثلا ون ِسي خلقهۗ قال من
ْ َ ْ َ ُ َ ُ َ َّ َ َ ََّ َ َ َ ْ َ ْ َّ َ ْ ْ ُ ْ ُ
﴾ ٧٩ ۙي انشاهآْ اول مر ٍةۗوهو ِبك ِل خل ٍق ع ِليم ْٓ قل يح ِييها ال ِذ٧٨
َٰ
)٧٩-٧٨ :س ۤ (ي
ً ْ ُ ً َ َ َٗ ُ َْ ْ ْ ُ ُ ْ ْ ُ ْ َ ُّ ْ َ ْ ُ
َْ
ۚالب ِر َوال َبح ِر تدع ْونه تض ُّرعا َّوخف َية
َٰ
﴿ قل من ين ِجيكم ِمن ظلم ِت
ْ ُ َ ُه ُ َ ُ ََ
ه َٰ َ َٰ ْ َ ْ َ
اَّلل ُين ِج ْيك ْم ِمن َها ق ِل٦٣ الش ِك ِر ْي َن
لىِٕن انجىنا ِم ْن ه ِذ ّٖه لنك ْونَّن ِم َن
َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ َُّ َ ُ
)٦٤-٦٣ :6/ ﴾ ( الانعام٦٤ َو ِم ْن ك ِل كر ٍب ثم انتم تش ِركون
ْ
8
Khalid, M. Rusydi. "Kaidah-Kaidah Untuk Menafsirkan Al-Quran." Jurnal al-
Hikmah 13.1 (2012): 59-82. Hal: 69
9
Mana’ al-Qattan, Mabahis fi Ulum al-Qur’an (Maktabah al-Ma’arif li al-
Nasyri wa al-Tauji’, 2000), 205.
7
63. Katakanlah (Muhammad), "Siapakah yang dapat
menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, ketika
kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah hati dan dengan suara
yang lembut?" (Dengan mengatakan), "Sekiranya Dia
menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi
orang-orang yang bersyukur."
64. Katakanlah (Muhammad), "Allah yang
menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam
kesusahan, namun kemudian kamu (kembali) mempersekutukan-
Nya."
Allah ﷻmemerintahkan Nabi Muhammad ﷺuntuk
bertanya kepada kafir mekah siapa yang dapat menyelamatkan
mereka dari bencana di laut ataupun daratan. Allah ﷻkemudian
memerintahkan Nabi Muhammad untuk mengatakan jawaban
dari pertanyaan yang diajukan namun dengan jawaban yang lebih
panjang dari yang seharusnya. Jawaban yang diperlukan dari
jawaban cukup “Allah yang menyelamatkan kalian dari bencana
itu” namun disana jawabannya ditambahkan redaksi “dan dari
segala bencana”.10 Hal ini untuk mengingatkan bahwa Allah
Maha Kuasa.
D. Al-Jawab Anqosh
Terkadang pula, jawaban disampaikan lebih ringksas
daripada pertanyaan yang diajukan karena tuntutan kondisi,
seperti disebutkan dalam firman Allah:
ْ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َّ َ َ َٰ َ ُ َ َٰ ْ ْ َ َ َٰ ْ ُ َ َ
َب ِين ٍتۙ قال ال ِذين لا يرجون ِلقاۤءنا ائ ِت ﴿ واِ ذا تتلى علي ِهم اياتنا
َ ْ ْ ٗ َ َُ ْ َ ُ ْ ُ َ َ ْ ُ ُ
ْ َ َ َٰ َ َٰ ُ
ۤئ
ِ ا ق لت ن
ِ ِم هلدِ با نا ي ْ
ْٓ ِ قل ما يكو
ل ن ِۗبق ْرا ٍن غ ْي ِر هذآْ ا ْو َب ِدله
10
Al-Suyuti, Al-Itqan Fi Ulum al-Quran, Jilid 2, 371.
8
ُ َ َ
َ اف ا ْن َع َص ْي ُت َرب ْي َع َذ
َ ٰٓ ْ َ َّ ُ ََّ ْ
ُ َن ْفس ْيۚان اتبع الا ما
اب َي ْو ٍم ِ ِ خ ا ي
ْٓ ْ ن ا
ِ ِ ۚيَّل اِ ى ح وي ِ ِ ِ ِ
َ
)١٥ :10/ ﴾ ( يونس١٥ ع ِظ ْي ٍم
E. Makna Suaal
Makna pertanyaan adalah untuk mencari pengetahuan atas
sesuatu yang belum diketahui dengan menggunakan lafadz
khusus untuk istifham.12 Dalam Al-Qur’an, terdapat istifham
berdasarkan makna aslinya yaitu untuk mencari pemahaman atau
11
Al-Suyuti, Jilid 2, 371.
12
Abdurrahman al akhdhari, Jauhar maknun (markaz al bashair) , 32
9
pengetahuan atas apa yang tidak diketahui seperti pada QS. Al-
A’raf/7:187:
َ َ َ ْ َ ْ َ َّ ْ ُ َ َٰ ُ َ ََّ َ َّ َ َ َُْ َْ
ْ ُ ْ
﴿ يسـلونك ع ِن الساع ِة ايان مرسىهاۗ قل ِانما ِعلمها ِعند ر ِبيۚ لا
َّ ْ ُ ْ ْ َ َ َْ َّ يجل ْي َها ل َو ْقت َهآْ اَّلا ُه َو َث ُق َل ْت فى َُ
الس َٰم َٰو ِت َوالا ْر ِضۗ لا تأ ِتيكم ِالا ِ َۘ ِ ِ ِ ِ
ْ َ َٰ ْ َ ه ْ َ َّ ْ ُ َ ْ َ َ َ ََّ َ َ َ ْ ُ ْ َ ً َ ْ َ
َاَّلل َولكَّن اك َثر َ ُ ٌّ
ِ ِ بغتةۗيسـلونك كانك ح ِفي عنهاۗ قل ِانما ِعلمها ِعند
َ َ ْ َ َّ
)١٨٧ :7/ ﴾ ( الاعراف١٨٧ اس لا َيعل ُم ْون ِ الن
10
disesatkan Allah. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi
mereka. (Al-Rum/30:29)
Term faman yahdî man adhallallah merupakan istifham
nafyi sehingga maknanyaa adalah “tidak ada yang memberi
petunjuk kepada orang yang telah Allah sesatkan”
2. Takjub
َ ْ ُ ْ َ ْ ُ َْ َ ْ ُ َ َُْ َ ْ َ ْ َ َ ْ
ْ
َ َّ َ ْ ُ ُ َ َ
﴿ ۞ اتأمرون الناس ِبال ِب ِر وتنسون انفسكم وانتم تتلون
َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ َٰ ْ
)٤٤ :2/ ﴾ ( البقرة٤٤ ال ِكتبۗ افلا تع ِقلون
)٤٤ :42/الشورى
44. Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka
tidak ada baginya pelindung setelah itu. Kamu akan
melihat orang-orang zalim ketika mereka melihat azab
berkata, “Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke
dunia)?” (Asy-Syura/42:44)
4. menetapkan
َ ْ َ َ َ ْ َْ ََ
)١ :94/ ﴾ ( الشرح١ ۙ﴿ ال ْم نش َرح لك صد َرك
11
5. Menghinakan
َ َ َ َ ْ َ ْ ََّّ ُ ْ َ َ َّ ُ ُ ً َ َٰ َ َّ ْ َ َ َ ه
ُاَّلل ﴿ واِ ذا راوك ِان يت ِخذونك ِالا هزواۗ اهذا ال ِذي بعث
ًْ ُ َ
)٤١ :25/ ﴾ ( الفرقان٤١ رسولا
6. menganggap lama
َ َ َ ْ َّ ُ َ ُ ْ َّ َ َ ََّ ْ ُ ُ َْ ْ َ ُْ َ َ
﴿ ا ْم ح ِسبت ْم ان تدخلوا الجنة َولما َيأ ِتك ْم َّمثل ال ِذين خل ْوا
َْ َُ َ ُْ ُْ َ ه ْ
ُ َّ َّ َ ُ َ َ ْ ُ ُ ْ َّ َ ْ ُ ْ َ ْ
ِمن قب ِلكمۗ مستهم البأساۤء والضراۤء وزل ِزلوا حتى يقول
َّ ُ ْ ُ َ َّ ْ َ َٰ َ ُ ْ َ َ ٗ َ َٰ َ ْ ُ ه َ َ َّ َ ْ َ ه
اَّلل
ِ اَّللۗ ال ْٓا ِان نصرِ الرسول وال ِذين امنوا معه متى نصر
َ
)٢١٤ :2/ ﴾ ( البقرة٢١٤ ق ِر ْيب
ُ َ ْ َ ْ َ َ
( ﴾ ١٣ ۙالذك َٰرى َوقد جا َۤءه ْم َر ُس ْول ُّم ِب ْين ُ ﴿ انهى ل ُه
م
ِ
)١٣ :٤٤/الدخان
12
13. Bagaimana mereka dapat menerima peringatan,
padahal (sebelumnya pun) seorang Rasul telah datang
memberi penjelasan kepada mereka, (Ad-Dukhan/44:13)
8. meremehkan
َ َٰ َ ْ َ ُ َٰ َ
ْك َتأ ُم ُر َك ا ْن َّن ْت ُر َك َما َي ْع ُب ُد ا َبا ُۤؤ َنآْ او َ ْ َ ُ َٰ ُ َ
﴿ قال ْوا يشعي ُب اصلوت
ُ ْ َّ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َّ ُ ٰۤ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َّ ْ َ
( ﴾ ٨٧ ۗانك لانت الح ِليم الر ِشيد ِ ان نفعل ِف ْٓي امو ِالنا ما نشؤا
)٨٧ :11/هود
َ َ ُّ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ
)6 :89/ ﴾ ( الفجر6 اد
ٍ ﴿ الم تر كيف فعل ربك ِبع
13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya setiap jawaban haruslah sesuai dengan
pertanyaan yang dilontarkan. Kadang-kadang jawaban itu dialihkan
dari yang dikehendaki oleh suatu pertanyaan untuk memberikan
peringatan bahwa inilah yang semestinya ditanyakan. Dalam Al-
Qur’an ada pula jawaban yang lebih umum dari apa yang ditanyakan
agar sesuai dengan kondisi yang ada. Terkadang pula, jawaban
disampaikan lebih ringksas daripada pertanyaan yang diajukan
karena tuntutan kondisi. Makna pertanyaan adalah untuk mencari
pengetahuan atas sesuatu yang belum diketahui dengan
menggunakan lafadz khusus untuk istifham. Dalam Al-Qur’an,
terdapat istifham berdasarkan makna aslinya yaitu untuk mencari
pemahaman atau pengetahuan atas apa yang tidak diketahui
14
DAFTAR PUSTAKA
Khalid, M. Rusydi. "Kaidah-Kaidah Untuk Menafsirkan Al-
Quran." Jurnal al-Hikmah 13.1 (2012): 59-82. Hal: 69
Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir. (pustaka
belajar), 326.
Al-Qattan, mana. Mabahis fi Ulum al-Qur’an. Maktabah al-
Ma’arif li al-Nasyri wa al-Tauji’, 2000.
Razi, Fakhruddin al-. Tafsir al-Razi. Beirut: Darul Ihya Turas al-
Arabi, 1420.
Suyuti, jalaluddin al-. Al-Itqan Fi Ulum al-Quran. 4 vol. mesir: al
Haiah al-Mishriyyah al-’Ammah lil kutub, 1974.
15