Anda di halaman 1dari 25

KISAH NABI YAHYA AS DAN NABI ISA AS

OLEH :
M. RAMADONA AL FARIZI

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB
INSTITUT AGAMA ISLAM
DAAR AL ULUUM
KISARAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, Agustus 2022


Penyusun,

M. RAMADONA AL FARIZI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. Nabi Isa As ..................................................................................... 3
B. Nabi Yahya As ............................................................................. 15
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 22
A. Kesimpulan .................................................................................. 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Israiliyat merupakaan cerita yang berkaitan erat dengan Tafsir bil-Ma‟tsur


(Tafsir yang berdasarkan Hadits dan Riwayat). Keberadannya disela-sela
penafsiran al-Qur‟an bisa menimbulkan perusakan ajaran Islam tanpa disadari
oleh umat islam itu sendiri, khususnya Israiliyat yang merusak aqidah.

Israiliyat sebenarnya merupakan kisah yang bersumber dari literatur Ahli


Kitab, yang kebanyakan bersumber dari orang Yahudi, atau orang Islam yang
dahulunya pernah memeluk agama Yahudi.Sebenarnya para shahabat yang masuk
Islam itu tidak menyampaikan cerita bohong. Sebab selama mereka memeluk
agama Yahudi, kisah-kisah itulah yang mereka punya. Ketika ada ayat al-Qur‟an
menyinggung kisah yang sama, mereka pun memberikan komentar berdasarkan
apa yang mereka baca dari kitab-kitab mereka sebelumnya.

Meskipun ada kebohongan, tidak serta-merta bersumber dari para


shahabat, melainkan kebohongan tersebut sudah ada sebelum agama mereka.
Dalam kitab-kitab tafsir tidak terlepas dari Israiliyat. Bahakan Muhammad Rasyid
Ridha, yang menyusunTafsir al-Manar, yang dikenal sabagai mufassir yang
sangat menentang keberadaan Israiliyat. Namaun menurut al-Dazahabi, ternyata
dalam tafsir al-Manar terdapat sebagian riwayat yang bersumber dari Israiliyat.

Sebagian mufassir ada yang jujur dalam membicarakan masalah


Israiliyat.Di antaranya adalah Ibnu Katsir.Bilau menyebutkan Israiliyat untuk
dapat diketahui masyarakat, hal tersebut bertujuan agar masyarakat tahu
keberadaan Israiliyat yang tidak harus dipercayai. Sehingga masyarakat tidak
terpengaruh dengan tafsiran yang berkenaan Israiliyat.

Adapun kitab-kitab yang banyak memuat riwayat-riwayat Israiliyat adalah


Tafsir al-Thabari oleh Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir al-Thabari; Tafsir Ibnu
Katsir oleh Ibnu Katsir al-Dimasyqi; Tafsir al-Khazin oleh Alaudin Abu al-Hasan
Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin Umar bin Khalil al-Syaihi.
B. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan penjelaasan diatas, maka penulis dapat mengambil suatu


rumusan yang menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini, yakni tentang
kisah Nabi Isa As. Dari rumusan masalah diatas kemudian dapat dituangkan lagi
kedalam beberapa batasan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Biografi Nabi Isa As?
2. Bagaimana Kisah Nabi Isa As dalam AlQur‟an?
3. Bagaimana Kisah Nabi Isa As dalam Israiliyat?
4. Bagaimana Kisah Nabi Yahya As?
5. Bagaimana Kelahiran Nabi Yahya As?
6. Bagaimana Akhir Hidup Nabi Yahya As?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nabi Isa As
1. Biografi dari Nabi Isa As
Nabi Isa as merupakan salah satu dari Ulul Azmi. Dalam Al-
Qur‟an, ia disebut Isa bin Maryamatau Isa al-Masih. Ia diangkat
menjadi nabi pada tahun 29 M dan ditugaskan berdakwah kepada Bani
Israil di Palestina. Kemudian, ia diyakini mendapatkan gelar dari
Allah dengan sebutan Ruhullah dan Kalimatullah. Karena Isa dicipta
dengan kalimat Allah “Jadilah!”, maka terciptalah Isa, sedangkan
gelar Ruhullah artinya ruh dari Allah karena Isa langsung diciptakan
Allah dengan meniupkan ruh kedalam rahim Maryam binti Imran.
Nama Isa as dalam al-Quran disebut dengan „Isa as putera
Maryam, al-Masih, Isa as dan putera Maryam. Disebut Isa as putera
Maryam karena dia adalah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita
yang bernama Maryam. Ia tidak dinisbahkaan kepada nama seorang
bapak, karena kelahirannya merupakan mukjizat dari langit. Isa as
merupakan nama kecilnya, dalam bahasa Arab „Isa
as dan Esau (dalam bahasa Yahudi) serta dalam bahasa Ibrani
disebut Yeshua.
Kata al-Masih ditemukan di dalam al-Quran sebanyak sebelas
kali, semua menunjuk kepada Isa as. Para ahli tafsir mengemukakan
dua kemungkinan arti dari kata tersebut, yaitu pertama, bila ia
terambil dari kata Masaha, maka artinya adalah yang diusapi, disebut
al-Masih karena ia sering mengusap kepala orang-orang dengan air
untuk mensucikan mereka Kedua, kata al-Masih terambil dari
kata Saha Yasihuyang berarti berwisata, karena Isa as dikenal banyak

3
berpindahpindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk
menyampaikan kabar baik melalui dakwahnya.
Atas kekuasaan Allah swt dia dilahirkan hanya perantara ibu
saja, tidak seperti kelahiran manusia biasa yang ada ibu dan bapaknya.
Kejadian yang luar biasa ini untuk menunjukkan kepada seluruh umat
manusia, sesungguhnya Allah swt dapat menciptakan manusia tanpa
perantara ibu maupun ayah seperti Nabi Adam, ini semua menjadi
ujian bagi manusia apakah bertambah imannya pada Allah, ataukah
bertambah ingkar (kufur) kepada Allah swt.
Menurut al-Quran surat Ali Imran ayat 45-46, Jibril
membawa kabar gembira kepada Maryam akan kelahiran seorang
anak darinya yang akan dipanggil Isa as putera Maryam. al-Quran
sekali lagi menekankan bahwa Isa as adalah putera Maryam, bukan
putera yang lain. Jibril memberitahukan kepada Maryam bahwa Isa as
akan dihormati dan dia bisa berbicara pada saat dia masih kecil
sebagai bukti bahwa Maryam tidak bersalah dari tuduhan perzinaan
yang sudah dilontarkan oleh orang-orang Yahudi kepadanya.Jibril
mengatakan kepada Maryam bahwa dia akan melahirkan anak, dia
sangat terkejut sekali mendengarnya, seperti yang terdapat dalam al-
Quran surat Ali Imran ayat 47. Ayat tersebut menjelaskan bahwa
sangat terkejutlah Maryam karena selama ini dia belum pernah
disentuh oleh seorang laki-lakipun.
Maryam melahirkan Isa as, setelah itu Maryam pergi dari
tempat yang jauh karena ejekan-ejekan dari masyarakat, merasa
kesakitan dalam perjalanannya Maryam istirahat dibawah pohon
kurma, lalu Jibril datang dan menyerunya dari tempat yang rendah,
“Janganlah bersedih kamu, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan
anak sungai dibawahmu dan goyanglah pangkal pohon kurma itu
kearahmu, niscaya pohon itu akan berguguran jatuh kebawah”lalu
makan dan minumlah Maryam dibawah pohon Kurma itu.

4
Isa as yang lahir tanpa perantara ayah tidak menjadikannya
anak Tuhan atau bukan manusia, karena sebagaimana dijelaskan al-
Quran, Allah bisa menciptakan Adam tanpa ayah atau ibu, dan dia
dapat saja dengan mudah menciptakan Isa as tanpa ayah, kalau
penciptaan Adam tidak menjadikannya anak Allah, maka demikian
pula dengan penciptaan Isa as.
Al-Quran tidak menyebutkan kapan dimulainya tugas
kenabian Isa as dan dimana tempat diturunkannya wahyu beserta kitab
sucinya, tetapi perintah kenabian Isa as pada umumnya dikenal sejak
diterimanya kabar gembira oleh ibunya (Maryam) atas kelahirannya,
dan sejak ia dapat berbicara kepada Bani Israil, ketika masih dalam
buaian. Injil Barnabas menceritakan bahwa Nabi Isa as menerima
wahyu kitab suci umur 30 tahun melalui malaikat jibril. Isa as adalah
hamba Allah yang dijadikan oleh Allah sebagai nabi dan diberikannya
kitab suci sebagai pedoman dia menyebarkan ajaran Allah yaitu Injil.
Al-Quran telah menegaskan bahwa risalah Isa as adalah untuk Bani
Israel saja. Isa as membenarkan empat fakta penting bahwa dia adalah
seorang nabi saja, dia diutus untuk Bani Israel saja, dia datang untuk
membenarkan hukum Taurat Musa, dan bahwa seorang Nabi akan
datang setelah dirinya.

2. Mu’Jizat Nabi Isa As


Isa hidup dalam keadaan tenggelam dalam ibadah seperti
anak dari bibinya, yaitu Yahya. Jika Yahya khusuk beribadah dan
tinggal di gunung dan gurun bahkan dia menginap di gua, maka hal itu
adalah hal yang alami baginya, sedangkan Isa hidup justru di tengah-
tengah masyarakat kota. Persoalannya adalah, bukan hanya Isa tidak
terkait hubungan dengan seorang wanita dan bukan hanya mukjizat-
mukjizat yang diperolehnya yang luar biasa yang berhubungan dengan
ruh, tetapi yang lebih dari itu adalah, bahwa beliau didukung

5
oleh ruhul kudus sepanjang masa dakwahnya. Tentu itu adalah nikmat
yang tak seorang pun dari para nabi sebelumnya diberi.
Nabi Isa diutus di tengah-tengah kaum materialis yang
mengingkari ruh dan hari kebangkitan. Mereka menduga bahwa
manusia hanya sekadar tubuh tanpa ruh. Mereka adalah kaum yang
meyakini bahwa darah makhluk adalah ruhnya atau jiwanya “
Nabi Isa diutus di tengah-tengah kaum yang mereka
disesatkan oleh falsafah yang dasarnya mengatakan bahwa penciptaan
alam memiliki sumber pertama, seperti sebab dari akibat. Jadi, alam
memiliki wujud yang mendahuluinya. Ditengah-tengah masa yang
niaterialis ini, di mana ruh diingkari, maka secara logis mukjizat Nabi
Isa terkait dengan usaha menunjukkan alam ruhani.Demikianlah Isa
dilahirkan tanpa seorang ayah. Mukjizat ini cukup untuk
membungkam kaum yang mengatakan bahwa alam memiliki sumber
pertama. Jelas bahwa alam tidak memiliki wujud yang
mendahuluinya. Kita berada di hadapan Sang Pencipta yang
mengadakan sistem bagi segala sesuatu dan menjadikan sebab bagi
segala sesuatu. Dia menjadikan proses kelahiran anak berasal dari
hubungan laki-laki dan wanita, tetapi Pencipta ini sendiri menciptakan
sebab-sebab dan sebab-sebab itu tunduk kepadanya sedangkan Dia
tidak tunduk kepada sebab-sebab itu. Dengan kehendak-Nya yang
bebas, Dia mampu memerintahkan kelahiran anak tanpa melalui ayah
sehingga anak itu lahir.
Kelahiran Isa membawa mukjizat yang luar biasa yang
menegaskan dua hal: pertama, kebebasan kehendak Ilahi dan ketidak
terkaitannya dengan sebab karena Dia adalah Pencipta sebab-sebab,
kedua pentingnya ruh dan menjelaskan kedudukannya serta nilainya di
antara kaum yang hanya mementingkan fisik sehingga mereka
mengingkari ruh. Seandainya kita mengamati sebagian besar mukjizat
Nabi Isa, maka kita akan melihatnya dan mendukung pandangan
tersebut.

6
Misalnya, mukjizat Nabi Isa yang mampu membentuk tanah
seperti burung lalu beliau meniupkannya sehingga tanah itu menjadi
burung. Mukjizat ini pun menguatkan adanya ruh. Semula ia berupa
tanah yang bersifat fisik yang tidak dapat disifati dengan kehidupan
tetapi ketika Nabi Isa meniupnya, maka segenggam tanah itu menjadi
burung yang memiliki kehidupan, Sungguh sesuatu yang bukan fisik
masuk ke dalamnya. Sesuatu itu adalah ruh. Ruh itu masuk ke dalam
tanah sehingga ia menjadi burung. Jadi, ruh adalah nilai yang hakiki,
bukan jasad atau fisik.Di samping itu, juga ada mukjizat
menghidupkan orang-orang yang mati. Bukankah ini juga
menunjukkan adanya ruh dan adanya hari akhir atau hari kebangkitan.
Orang yang mati telah ditelan oleh bumi di mana anggota tubuhnya
telah hancur berantakan sehingga ia hampir menjadi tulang-belulang
yang hancur lalu al-Masih memanggilnya dan tiba-tiba dia hidup
kembali dan bangkit dari kematiannya.
Seandainya orang yang mati hanya berupa fisik sebagaimana
dikatakan orang-orang Yahudi, maka ia tidak akan mampu bangkit
dari kematiannya karena fisiknya telah hancur tetapi mayit itu mampu
bangkit dari kematian. Jasadnya kembali hidup dan ia bangkit dari
kuburannya serta berbicara. Jadi, ruh adalah nilai yang hakild.bukan
fisik atau jasad. Kalau begitu, di sana terdapat hari kebangkitan dan
hari kiamat. Hal ini bukanlah mustahil sebagaimana yang dikatakan
orang-orang Yahudi, karena setelah kematian jasad menjadi tanah
yang berterbangan di udara.Itu bukan mustahil tetapi mungkin-
mungkin saja.Dalil dari hal itu adalah, kebangkitan orang-orang yang
telah mati di hadapan mata kepala mereka sendiri. Nabi Isa telah
menghidupkan mereka agar kaumya yakin bahwa kiamat fisik akan
terjadi dari kematian dan itu adalah benar dan bahwa hari akhir adalah
benar.
Juga terdapat mukjizat yang lain, yaitu beliau mampu
memberi tahu kaumnya tentang apa yang mereka simpan di rumah-

7
rumah mereka, tanpa terlebih dahulu beliau masuk ke rumah mereka
atau dapat bocoran dari seseorang. Mukjizat ini menetapkan bahwa
panca indera bukanlah nilai yang hakiki. Nabi Isa tidak melihat apa
yang ada di rumah mereka tetapi ruhnya mampu untuk melihat dan
berbicara atau memberitahu mereka. Jadi, ruhani adalah nilai yang
hakiki, bukan fisik.Demikianlah mukjizat-mukjizat Isa datang untuk
memberitahukan pentingnya ruh dan kebebasan kehendak Ilahi.
Mukjizat-mukjizat Nabi
Lalu, apakah mukjizat menghidupkan orang-orang yang mati
masih memberikan celah kepada para pengingkar akhirat untuk terus
mengingkarinya atau memberikan ruangan kepada penentang hari
kebangkitan untuk meneruskan penentangannya? Kami telah
mengatakan bahwa orang-orang Yahudi telah diracuni dengan pikiran
ketidak percayaan atau penentangan pada hari akhirat serta tidak
beriman kepada hari akhir, maka menghidupkan orang-orang yang
mati yang dibawa atau dikuasai oleh Isa menjadi suatu pukulan telak
bagi mereka yang membuat mereka beriman, tetapi mereka masih
menentang tanda-tanda kebesaran Allah.

3. Kisah Nabi Isa As dalam Alqur’an


Isa bin Maryam, Nabi terakhir bani Israil yang lahir di
Betlehem (Baitulahmi) pada masa kekuasaan raja Herodes Romawi di
Palestina. Kelahirannya merupakan sebuah mukjizat.Sebab, dia
dilahirkan oleh perawan suci yang terjaga kehormatannya.

Setelah lahir beberapa hari, Nabi Isa dapat berbicara untuk


membebaskan ibunya dari fitnah.Peristiwa tersebut merupakan
mukjizat pertamanya. Setelah berusia 30 tahun, dia menemui Nabi
Yahya bin Zakaria untuk dibaptis. Baptis merupakan suatu istilah
dalam agama Nasrani yang berarti memandikan seseorang dengan
mandi taubat.Setelah itu, Malaikat Jibril turun dan inilah tanda awal

8
kenabiannya. Nabi Isa kemudian pergi ke padang pasir dan berpuasa
selama 40 hari di sana tanpa makan dan minum. Allah lalu
menurunkan kitab Injil kepadanya .Sejak saat itu, risalah Nabi Isa
berlaku kepada kaum Yahudi yang telah menyeleweng dari syariat
Nabi Musa
Ketika Nabi Isa masih merasakan kekufuran dan keingkaran
bani Israil, dia lalu berangkat menuju Baitul Maqdis pada hari raya
umat Yahudi.Orang-orang yang di sekitarnya kemudian
berkumpul.Kejadian itu membuat marah para pendeta Yahudi hingga
mereka membuat berita dusta tentang Isa kepada penguasa Romawi,
Raja Pilathus, pengganti Raja Herodes di Palestina.Sang raja pun
meminta mereka mengadili dan menghukum Isa. Seseorang dari
Hawariyin, pengikut Nabi Isa, Yahudza al-Askharyuthi (Yudas
Iskariot) berkhianat dengan menunjukkan persembunyian Isa kepada
mereka. Namun, Allah berkehendak lain dan menyelamatkan Nabi Isa
dari kelicikan kaum Yahudi. Allah kemudian menyerupakan
seseorang persis dengan Nabi Isa. Dengan demikian, para prajurit
menangkap dan menyerahkan orang tersebut yang mirip dengan Isa
kepada Raja Pilathus. Mereka pun kemudian menyalib dan
membunuhnya, seperti yang dikisahkan al-Qur‟an berikut ini.
“(Kami hukum juga) karena ucapan mereka, „Sesungguhnya
kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah.
„Padahal mereka tidak membunuhnya, tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan
Isa.Sesungguhnya mereka yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa, selalu berada dalam keraguan tentang yang
dibunuh itu.Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang
dibunuh itu), kecuali mengikuti perkiraan belaka.Jadi, mereka tidak
yakin telah membunuh Isa.Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah
mengangkat Isa ke hadirat-Nya.Allah Mahaperkasa dan
Mahabijaksana.” (QS. An-Nisa [4]: 157-158).

9
4. Kisah Nabi Isa dalam Israiliyat
surah an-Nisa 158 tentang kenaikkan Isa al-Masih, “Tetapi
(yang sebenarnya) Allah telah mengangkat Isa kepadaNya dan adalah
Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana”.
Al-Qur‟an memang tidak membahas secara rinci bagaimana
proses penyerupaan dan kenalkan Isa as sehingga persoalan ini kerap
kali menjadi bahan kontraversi di kalangan umat Islam. Umpamanya
masih diperselisihkan apakah yang diserupakan dengannya itu dan
kemudian dibunuh oleh orang-orang Yahudi hanya satu orang atau
semua sahabatnaya yang ketika kejadian itu berlangsung berada di
rumah dengannya.Bila ada uraian tentang hal itu sudah bisa dipastikan
bersumber pada israiliyyat. Dalam hal ini ath-Thabari mengutip
israiliyyat itu.Ia mengemukakan dua macam riwayat yang masing-
masing didukung oleh banyak sanad. Riwayat pertama berasal dan
Wahbah bin Munabbih mengatakan yang diserupakan dengan Nabi Isa
as adalah seluruh sahabatnya. Ketika memasuki rumah tersebut dan
hendak membunuhnya, orang-orang Yahudi kebingungan karena seisi
rumah itu wajahnya sama, akhirnya mereka membunuh salah seorang
sahabatnya, sedang Nabi Isa diangkat ke langit.
Riwayat kedua yang berasal dari Qatadah mengatakan bahwa
yang diserupakan dengannya adalah salah seorang sahabatnya saja,
ketika masuk orang-orang Yahudi membunuh orang yang diserupakan
itu, sedangkan Nabi Isa as diangkat ke langit. Sementara Ath-Thabari
lebih cenderung kepada pendapat Wahab bin Munabbih dengan
pertimbangan rasionya lebih mendekati kebenaran, jika salah satu saja
yang diserupakan, tentu para sahabatnya yakin yang dibunuh adalah
orang yang diserupakan. Padahal sebenarnya mereka merasa
kebingungan siapa sebenarnya yang mereka bunuh tersebut.
Dari israiliyyat-israiliyyat yang mengwarnai kitab tafsir,
menurut pendapat saya, sebelum menjadi dasar menafsiran ayat al-

10
Qur‟an seorang mufasir harus bersikap extra hati-hati.Metodenya
adalah melakukan studi kritis sanad, dengan meyebutkan nama-nama
rawi yang terlibat dalam transmisian sebuah riwayat sehingga didapati
riwayat yang didasarkan pada sanad yang sahih. Pencantuman
israiliyyat dalam tafsir harus diberi komentar tidak sekedar “taken for
granted” saja sehingga membingungkan para pembaca tafsir apa
pendapat pengarang sebenarnya, apakah mendukung atau tidak
terhadap israiliyyat yang dicantumkan dalam tafsirnya. Yang kedua
harus diperhatikan kesesuaiannya dengan syari‟at Islam, persesualan
ini dengan pada al-Qur‟an dan Hadits Nabi.Yang ketiga apakah sesuai
dengan rasio atau tidak.
Dalam tafsirnya, al-Imam Ibnu
Katsir rahimahullah menyebutkan bahwa di antara kisah mengenai
orang-orang Yahudi semoga laknat Allah subhanahu wata‟ala,
kemurkaan, kemarahan, dan adzab-Nya selalu menimpa mereka-
adalah tatkala Allah subhanahu wata‟ala mengutus Isa bin
Maryam „alaihissalamdengan membawa bukti-bukti (kebenaran
risalah-Nya) yang nyata dan petunjuk, mereka (orang-orang Yahudi)
dengki kepadanya karena beliau telah dikaruniai oleh Allah subhanahu
wata‟ala berupa risalah kenabian dan berbagai mukjizat yang nyata.
Di antara mukjizatnya adalah dapat menyembuhkan orang yang buta
dan orang yang terkena penyakit sopak (penyakit belang pada kulit),
menghidupkan kembali orang yang telah mati dengan izin
Allah subhanahu wata‟ala, mampu membuat patung seekor burung
dari tanah liat lalu ia meniupnya dan jadilah patung itu burung
sungguhan dan dapat terbang dengan disaksikan oleh banyak orang
dengan seizin Allah subhanahu wata‟ala, serta berbagai mukjizat
lainnya sebagai bentuk pemuliaan Allah subhanahu wata‟ala terhadap
beliau „alaihissalam.
Berbagai mukjizat tersebut atas kehendak Allah subhanahu
wata‟ala melalui kedua tangan Nabi Isa „alaihissalam. Walaupun

11
demikian, orang-orang Yahudi mendustakan beliau dan
menyelisihinya, serta berupaya untuk mengganggunya dengan
segenap kemampuan yang mereka miliki.Sehingga hal ini
menyebabkan Nabiyullah Isa „alaihissalam tidak bisa tinggal dalam
satu negeri bersama mereka, namun beliau banyak mengembara, dan
ibunya (Maryam) pun ikut mengembara bersama beliau „alaihissalam.
Orang-orang Yahudi masih belum puas dengan keadaan
ini.Akhirnya mereka pun berusaha menemui Raja Dimasyq
(Damaskus) di masa itu.Raja Dimasyq adalah seorang musyrik
penyembah bintang, para pemeluk agamanya dikenal dengan sebutan
pemeluk agama Yunani.Ketika orang-orang Yahudi itu sampai kepada
raja tersebut, mereka menyampaikan (berita dusta) kepadanya bahwa
di Baitul Maqdis terdapat seorang lelaki yang menebarkan fitnah di
tengah-tengah manusia, menyesatkan mereka, dan mengajak mereka
agar memberontak kepada raja. Si raja pun murka demi mendengar
laporan tersebut. Kemudian ia menulis surat kepada wakilnya (kepala
daerah) yang ada di Baitul Maqdis, memerintahkan agar menangkap
lelaki yang dimaksud, lalu menyalibnya, dan meletakkan duri-duri di
kepalanya agar tidak mengganggu orang-orang lagi.
Ketika surat raja itu sampai kepadanya, ia segera
melaksanakan perintah rajanya itu. Lalu ia berangkat bersama
sekelompok orang Yahudi menuju sebuah rumah yang di dalamnya
terdapat Nabi Isa„alaihissalam. Ketika itu, beliau bersama sejumlah
sahabatnya, jumlah mereka ada dua belas atau tiga belas orang.
Menurut pendapat yang lain adalah tujuh belas orang. Peristiwa
tersebut terjadi pada hari Jum‟at, sesudah waktu Ashar, yaitu malam
Sabtu.Mereka pun mengepung rumah tersebut.
Ketika Nabi Isa „alaihissalam merasa bahwa mereka pasti
dapat memasuki rumah itu atau ia (terpaksa) keluar rumah dan
akhirnya pasti berjumpa dengan mereka, maka ia pun berkata kepada
para sahabatnya, “Siapakah di antara kalian yang bersedia untuk

12
diserupakan dengan diriku? Kelak ia akan menjadi temanku di
surga.”Maka ada seorang pemuda yang bersedia untuk itu. Namun
Nabi Isa „alaihissalam memandang pemuda itu masih terlalu kecil
untuk melakukannya. Sehingga ia pun mengulangi permintaannya
sebanyak dua atau tiga kali. Tetapi setiap kali ia mengulangi
perkataannya, tidak ada seorang pun yang bersedia kecuali pemuda
itu. Akhirnya Nabi Isa „alaihissalam pun berkata, “(Kalau memang
demikian), kamulah orangnya.”Maka Allah subhanahu
wata‟ala menjadikannya mirip seperti Nabi Isa „alaihissalam, hingga
seolah-olah ia memang Nabi Isa „alaihissalam sendiri.Lalu terbukalah
salah satu bagian dari atap rumah itu, dan Nabi
Isa „alaihissalam tertimpa rasa kantuk yang sangat hingga ia pun
tertidur.
Dalam keadaan demikian, Allah SWT mengangkat
beliau „alaihissalam menuju langit sebagaimana firman-Nya dalam
surah Ali Imran ayat 55 Setelah Nabi Isa ‟alaihissalam diangkat ke
langit, para sahabatnya keluar. Ketika mereka (orang-orang yang
hendak menangkap Nabi Isa „alaihissalam) melihat pemuda (yang
mirip Nabi Isa „alaihissalam) itu, mereka menyangka ia adalah Nabi
Isa „alaihissalam. Pada malam itu juga mereka menangkap dan
menyalibnya, serta meletakkan duri-duri di kepalanya.
Orang-orang Yahudi menampakkan bahwa merekalah yang
telah berhasil menyalib Nabi Isa „alaihissalamdan mereka merasa
bangga dengan hal ini.Ternyata beberapa kalangan dari orang-orang
Nasrani juga mempercayai hal tersebut (bahwa Nabi
Isa „alaihissalam disalib) karena kebodohan dan pendeknya akalnya
mereka.Kecuali mereka yang ada di rumah tersebut bersama Nabi Isa
Al-Masih „alaihissalam, mereka tidak mempercayainya karena
menyaksikan sendiri bahwa Nabi Isa „alaihissalam diangkat ke
langit.Adapun selain dari mereka, semuanya menyangka sebagaimana

13
yang disangka oleh orang-orang Yahudi, bahwa orang yang disalib itu
adalah Isa Al-Masih putra Maryam „alaihissalam.
Hingga akhirnya mereka pun menyebutkan (sebuah mitos)
bahwa Ibunda Maryam duduk di bawah orang yang disalib itu dan
menangisinya.Disebutkan pula bahwa Nabi Isa „alaihissalam (yang
mereka sangka disalib itu) bisa berbicara dengan ibundanya
itu. Wallahu a‟lam.(Tafsir Ibnu Katsir). Mereka Sendiri
MeragukannyaWalaupun mereka mengaku telah membunuh dan
menyalib Isa Al-Masih „alaihissalam, namun sebenarnya mereka
sendiri ragu, apakah yang dibunuh dan disalib itu benar-benar Nabi
Isa „alaihissalamatau bukan. Allah Dzat yang Maha Mengetahui isi
hati hamba-Nya menyatakan (artinya):
“Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang
dibunuh itu.Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang
dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak
(pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (An-Nisa‟:
157).

14
B. Nabi Yahya As
1. Kisah Nabi Yahya As
Nabi Yahya 'alaihissalam adalah nabi Islam yang
ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Ia adalah putra
satu-satunya nabi Zakaria 'alaihissalam yang dIlahirkan saat orang
tuanya sudah berusia lanjut. Ibunya yang bernama Isya adalah saudara
perempuan Hannah yang merupakan istri Imran dan ibu dari Maryam.
Sejak usia dini Yahya sudah diajari dan hafal ajaran- ajaran yang
terkandung dalam kitab Taurat. Nabi Yahya hidup sekitar sekitar 1
SM - 31 SM.
Ia membantu ayahnya berdakwah dengan mengingatkan
kaumnya dan para pemimpin Bani Israil yang melanggar hukum
Taurat. Nama Yahya merupakan pemberian langsung dari Allah Swt.
Nama itu belum pernah digunakan sebelumnya, hal tersebut tercantum
dalam Al Qur'an surat Maryam ayat 7.
Keshalehan Nabi Yahya sudah terlihat sejak maa anak-
anak, Abdullah bin al Mubarok mengatakan : Ma‟mar mengatakan
bahwa suatu ketika ada seorang anak yang mengatakan kepada Yahya
bin Zakaria,”Mari kita bermain bersama.” Lalu Yahya
menjawab,”Sesunguhnya kita diciptakan bukan untuk bermain.”, ada
yang mengatakan bahwa ini adalah maksud dari firman Allah swt :

ْ ِ
َ َ ْ ِ ْ ِ ٰ ْ َ ٰ َ َِّ َ ٰ ْ
)91 :91/‫ ( مريم‬١٢ ۙ‫ٰي َيح ٰيى خ ّذ ال ّكتب ّةلي ٍةۗواحينه الحكم ص ّبيا‬
ًّ

12. (Allah berfirman,) “Wahai Yahya, ambillah (pelajarilah)460)


Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” Kami
menganugerahkan hikmah kepadanya (Yahya)461) selagi dia masih
kanak-kanak.
460) Maksudnya adalah, “Pelajarilah Taurat itu, amalkan isinya,
dan sampaikan kepada umatmu!”-><-461) Maksudnya adalah

15
pemahaman Taurat dan pendalaman agama.-><--><-
(Maryam/19:12)

2. Kelahiran
Nabi Yahya lahir saat Nabi Zakaria sedah lanjut usia,
sehingga beliau berdo'a agar diberi keturunan oleh Allah. Kisahnya
terdapat dalam AlQur'an berikut ini'

Qur'an surat Maryam Ayat 4-10


ْ
َ َ َ ِ ْ ِ َ ْ َ َّ ً ْ َ ِ َّ َ َ َ ْ َ ْ ِ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ
٤ ‫كال َر ّب ّ ّاني وون الػظم ّم ّني واشخػل الرأس شيتا ولم اكنْۢ ّةدعاۤىِٕك ر ّب ش ّليا‬
ًّ َ

ِ َ ْ ِ َّ َ َ َ َ َ ْ ِ ْ
‫ َّي ّرذ ّن ْي‬٥ ۙ‫َواّ ّن ْي ّخفج ال َم َي ّال َي ّم ْن َّو َرا ّۤء ْي َوكان ّج ْام َر ّات ْي ع ّاك ًرا ف َى ْب ّل ْي ّم ْن لدنك َولّ ًّيا‬

َ َْ ٗ ٰ ِ َ َ ِ َّ َّ َ َ ٰ ِْ َ ْ ِ ْ ٰ ِ
ْ‫يح ٰيىۙ لم‬ ‫ يزك ّريآ ّانا نب ّشرك ّةغل ّم اسمه‬٦ ‫َو َي ّرث ّم ْن ا ّل َيػل ْي َب َواجػله َر ّب َر ّض ًّيا‬
ِ ْ ِ

ِ ْ َ َ ْ َ َّ ً َ ْ َ َ ْ َ َ َّ ٌ ٰ ِ ْ ِ ْ ِ َ ّٰ َ َ َ َ ًّ َ ِ ْ َ ْ ٗ َّ ْ َ ْ َ
‫ كال ر ّب انى يكين ّلي غلم وكان ّج امر ّاتي ع ّاكرا وكد ةلغج‬٧ ‫نجػل له ّمن كتل س ّميا‬

ِ َ َ ِ َ َ ِ َْ َ ْ َ ٌ َ َ َ ِ َ َ َ َ ٰ َ َ َ َ ْ
‫ كال كذ ّلكۗ كال َر ُّةك و َي علَّي و ّين َّوكد خللخك ّم ْن ك ْتل َول ْم حك‬٨ ‫ّم َن ال ّكب ّد ّغ ّت ًّيا‬

َ ٰ َ َ َّ َ َ ِ ََّ َ ِ َ ٰ َ َ ً َ ٰ
َ ‫د َل‬ ْ َ ْ َ ‫ َك َال‬٩ ‫َش ْي ًٔـا‬
( ٪ ‫ال َس ّي ًّيا‬
ٍ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ذ‬ ‫اس‬ ‫الن‬ ‫م‬ ‫ل‬
ّ ‫ك‬‫ح‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ك‬ ‫خ‬‫ي‬‫ا‬ ‫ال‬ ‫ۗك‬
‫ث‬ ‫ي‬‫ا‬ ‫ي‬
ٓ ْ ‫ل‬ ّ ‫ل‬ ‫ػ‬ ‫اج‬ ‫ب‬ّ ‫ر‬

)91-4 :91/‫مريم‬

4. Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya tulangku


telah lemah, kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku tidak pernah
kecewa dalam berdoa kepada-Mu, wahai Tuhanku.
5. Sesungguhnya aku khawatir terhadap keluargaku sepeninggalku,
sedangkan istriku adalah seorang yang mandul. Anugerahilah aku
seorang anak dari sisi-Mu.
6. (Seorang anak) yang akan mewarisi aku dan keluarga Ya„qub
serta jadikanlah dia, wahai Tuhanku, seorang yang diridai.”

16
7. (Allah berfirman,) “Wahai Zakaria, Kami memberi kabar gembira
kepadamu dengan seorang anak laki-laki yang bernama Yahya yang
nama itu tidak pernah Kami berikan sebelumnya.”
8. Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana (mungkin)
aku akan mempunyai anak, sedangkan istriku seorang yang mandul
dan sungguh aku sudah mencapai usia yang sangat tua?”
9. Dia (Allah) berfirman,459) ”Demikianlah.” Tuhanmu berfirman,
”Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan
sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama
sekali.”
459) Sebagian mufasir berpendapat bahwa yang berkata di sini
adalah Allah Swt. Sebagiannya lagi berpendapat bahwa yang berkata
di sini adalah Jibril.
10. Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah aku suatu
tanda.” (Allah) berfirman, “Tandanya bagimu ialah bahwa engkau
tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama (tiga hari) tiga
malam, padahal engkau sehat.”
(Maryam/19:4-10)

Sebelum kelahiran Yahya, Zakaria sudah diberitahu


mengenai putranya yang akan membenarkan firman Allah Swt.
mengenai kedatangan Nabi Isa. Di kemudian hari Yahya
membenarkan risalah yang dibawa nabi Isa.

Qur'an Surat Ali Imran Ayat 38-41


َ ُّ َ َّ ً َ ً ِ َ ْ ِ َّ َ َ َ ٗ َ َ َ َ َ َ ِ
٣٨ ‫ونا ّلك دعا زك ّرَّيا َرَّةهۚ كال َر ّب و ْب ّل ْي ّم ْن لدنك ذ ّرَّيث ط ّي َتثۚ ّانك َس ّم ْي ِع الدعا ّۤء‬

َ ً ُ ْ َ َ َ ّٰ ََّ ْ َ ْ
َ ‫َف َن َاد ْح ِه ال َملٰۤىِٕك ِث َو ِو َي َكاۤى ٌِٕم ُّي َصل ْي فى الم ْح‬
‫اّٰلل ِيب ّش ِرك ّة َيح ٰيى ِمص ّدكاْۢ ّةك ّل َم ٍث ّم َن‬ ‫ابۙ ان‬
ّ ‫ر‬ ّ ّ ّ

ََ ْ َ ِٰ ِ ِ ّٰ َ َ َ َ ّٰ َ ِ َ ً ّٰ
‫ كال َر ّب انى َيك ْين ّل ْي غل ٌم َّوكد َةلغ ّن َي‬٣٩ ‫اّٰلل َو َس ّيدا َّوحص ْي ًرا َّون ّب ًّيا ّم َن الص ّل ّح ْين‬
ّ

17
َ َ ً َٰ
ْ
ْ َ ْ َ َ َ
ِ َ َ َ ِ َ ْ َ ِ ّٰ َ ٰ َ َ َ ٌ َ ْ َ َ ْ َ ِ َ ْ
‫ كال ر ّب اجػل ّل ٓي ايثۗ كال‬٣٪ ‫ال ّكبد وامر ّاتي ع ّاكرۗ كال كذ ّلك اّٰلل يفػل ما يشاۤء‬

َّ
َ ْ ْ َ َ ْ ْ َ َّ ً ْ َ َ ََّّ ْ ِ ْ َ ً ْ َ َّ ََّ َ َ ٰ َ َ َّ َ َ ِ َ َ ِ َ ٰ
ࣖ ‫ام ّالا رمزاۗ واذكر رةك ك ّريدا وس ّتح ّةالػ ّشي وال ّاةك ّار‬
ٍ ‫ايخك الا حك ّلم الناس ذلرث اي‬
ّ

ٰ
)49-33 :3/‫ ( ال غمران‬٣٫

38. Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata,


“Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari
sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”
39. Lalu, Malaikat (Jibril) memanggilnya ketika dia berdiri
melaksanakan salat di mihrab, “Allah menyampaikan kabar gembira
kepadamu dengan (kelahiran) Yahya yang membenarkan kalimat dari
Allah,90) (menjadi) anutan, menahan diri (dari hawa nafsu), dan
seorang nabi di antara orang-orang saleh.”
90) Membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan
kata kun („jadilah!‟) tanpa ayah, yaitu Nabi Isa a.s.
40. Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana aku bisa
mendapat anak, sedangkan aku sudah sangat tua dan istriku pun
mandul?” (Allah) berfirman, “Demikianlah, Allah melakukan apa
yang Dia kehendaki.”
41. Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah aku suatu tanda
(kehamilan istriku).” Allah berfirman, “Tandanya bagimu adalah
engkau tidak (dapat) berbicara dengan manusia selama tiga hari,
kecuali dengan isyarat. Sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-
banyaknya dan bertasbihlah pada waktu petang dan pagi hari.”
(Ali 'Imran/3:38-41)

Sifat-sifat utama yang dikaruniakan Allah kepada nabi


Yahya 'alaihissalam

18
Terdapat beberapa sifat-sifat kebaikan yang diperoleh nabi
Yahya 'alaihissalam dari Allah subhanahu wata'ala. Diantaranya
adalah dengan diberikannya kitab torat, diberikan ilmu hikmat sejak
kecil (maksudnya, Yahya dianugerahi ilmu agama dan cepat
menerima kebaikan), kasih sayang terhadap manusia, suci dari noda
dosa, bertaqwa, tidak sombong dan durhaka, berikut ini penjelasannya
dalam Al Qur'an:
Qur'an surat Maryam Ayat 12-15
َِّ َّ ْ ً َ َ َّ َ َ ْ ِ ْ ِ ٰ ْ َ ٰ َ َِّ َ ٰ
ْ ِ ْ
‫ وحنانا ّمن لدنا‬١٢ ۙ‫ٰي َيح ٰيى خ ّذ ال ّكتب ّةلي ٍةۗواحينه الحكم ص ّبيا‬
ًّ

ْ ََ ٌ ٰ َ َ ًّ َ ً َّ َ ْ ِ َ ْ َ َ ْ َ َ ًّ َ َّ ًّ َ َ ََ ً ٰ َ َ
‫ وسلم علي ّه‬١٤ ‫ وةراْۢ ّةيالّدي ّه ولم يكن جتارا غ ّصيا‬١٣ ۙ‫وزكيةۗوكان ح ّليا‬

َ ِ َ ِ َ
)95-91 :91/‫ ( مريم‬١٥ ࣖ ‫َي ْي َم ِولّد َو َي ْي َم َي ِم ْيت َو َي ْي َم ِي ْتػد ح ًّيا‬

12. (Allah berfirman,) “Wahai Yahya, ambillah (pelajarilah)460)


Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” Kami
menganugerahkan hikmah kepadanya (Yahya)461) selagi dia masih
kanak-kanak.
460) Maksudnya adalah, “Pelajarilah Taurat itu, amalkan isinya, dan
sampaikan kepada umatmu!”-><-461) Maksudnya adalah
pemahaman Taurat dan pendalaman agama.-><--><-
13. (Kami anugerahkan juga kepadanya) rasa kasih sayang (kepada
sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dia pun adalah seorang
yang bertakwa.
14. (Dia) orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan dia
bukan orang yang sombong lagi durhaka.
15. Kesejahteraan baginya (Yahya) pada hari dia dilahirkan, hari dia
wafat, dan hari dia dibangkitkan hidup kembali.
(Maryam/19:12-15)

19
3. Akhir hidup Nabi Yahya 'alaihissalam
Banyak yang mengisahkan kematian Nabi Yahya
'alaihissalam yang sangat tragis, diantaranya dipenggal lehernya. Hal
itu sama sekali tidak terdapat dalam Al Qur'an, dan bagaimana
mungkin seorang nabi berakhir dengan tanpa diselamatkan oleh Allah.
Pembunuhan yang dialami Nabi Yahya adalah sesuatu yang
mustahil, karena Yahya adalah seorang Nabi yang dijaga dan
dilindungi Allah swt dan berita tersebut adalah berasal dari israiliyat
dan sebagaimana kebiasaan orang-orang israil adalah ingin
merendahkan dan mengecilkan para nabi Allah swt.
Namun demikian yang pasti bahwa didalam kisah-kisah
para Nabi dengan segala keunikan dan kesabaran mereka semua—
termasuk kisah Nabi Yahya—didalam memikul beban kenabian
sebagai pelita umat-umatnya ada banyak pelajaran yang bisa diambil
oleh manusia, sebagaimana firman Allah swt :
ٰ َ َ ْ ََ
َ َ َ
ْ‫ان َحديْ ًثا ُّي ْف َت ٰدى َولكن‬‫ك‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫اب‬ َ ‫ان ف ْي َك َصصى ْم ع ْب َد ٌة ل ِاولى ْال َا ْل‬
‫ب‬
ّ ّ ۗ ّ ّ ّ ّ ّ ّ ّ ‫للد ك‬

َ ْ ِ ْ ُّ ْ َ ً َ ْ َ َّ ً ِ َّ َ ِ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َّ َ ْ ْ َ
ࣖ ‫حص ّديق ال ّذي ةين يدي ّه وحف ّصيل ك ّل ش ْي ٍء وودى ورحمث ّللي ٍم يؤ ّمنين‬

)999 :91/‫ ( ييسف‬١١١

111. Sungguh, pada kisah mereka benar-benar terdapat pelajaran


bagi orang-orang yang berakal sehat. (Al-Qur‟an) bukanlah cerita
yang dibuat-buat, melainkan merupakan pembenar (kitab-kitab) yang
sebelumnya, memerinci segala sesuatu, sebagai petunjuk, dan rahmat
bagi kaum yang beriman.
(Yusuf/12:111)
Diantara hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari
mereka adalah kesabaran mereka dalam mengemban amanah risalah
dan da‟wah, kesabaran terhadap perlakuan buruk kaumnya ketika

20
mendengar da‟wah mereka, kesabaran untuk tidak tergoda oleh
berbagai tarikan-tarikan dunia yang dapat menyimpangkan mereka
dari jalan risalah dan da‟wah serta sifat-sifat mulia lainnya yang ada
didalam diri orang-orang mulia itu.
Tentunya Allah swt juga senantiasa memberikan
pertolongan dan bantuan-Nya kepada mereka semua ketika
mendapatkan kesulitan didalam menyampaikan risalah-risalah-Nya
yang hal itu sudah menjadi janji-Nya kepada mereka sebagaimana
firman-Nya :
َ َ َْ ِ َ ْ َ ْ ِ ْ ِ َ َ ْ َ َ َ ْ ُّ ٰ َْ ْ ِ َ ٰ َ ْ َّ َ َ َ ِ ِ ِ ِ ْ َ َ َّ
‫ ييم لا‬٥١ ۙ‫ية الدنيا وييم يليم الاشىاد‬ ّ ‫ّانا لننصر رسلنا وال ّذين امنيا ّفى الحي‬

َّ ِ ْ ِ ْ ِ َ َ ِ َ ْ َّ ِ ِ َ َ ْ ِ ِ َ ْ َ َ ْ ّٰ َْ
)51-59 :41/‫ ( غافر‬٥٢ ‫َينف ِع الظ ّل ّمين مػ ّذرتهم ولىم اللػنث ولىم س ۤيء الد ّار‬

51. Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-


orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari
dihadirkannya para saksi (hari Kiamat),
52. (yaitu) hari (ketika) permintaan maaf tidak berguna bagi orang-
orang zalim. Bagi mereka laknat dan tempat tinggal yang buruk.
Bagaimana Allah menolong para Rasul dan Nabi-Nya serta
orang-orang yang bersamanya? tentunya Allah swt lebih mengetahui
hal ini, karena ditangan-Nya lah segala kebaikan dan Dia-lah Yang
Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Sementara manusia hanya
dituntut untuk bisa mengambil pelajaran dari kisah-kisah
kepahlawanan mereka dan menghiasi kehidupannya dengan itu semua

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut teks Islam, Isa diutus kepada Bani Israil, untuk mengajarkan
tentang ke-esaan Tuhan dan menyelamatkan mereka dari kesesatan.Muslim
percaya Isa telah dinubuatkan dalam Taurat, membenarkan ajaran-ajaran nabi
sebelumnya. Isa digambarkan juga dalam ajaran Islam, memiliki mukjizat
sebagai bukti kenabiannya, seperti berbicara sewaktu masih bayi dalam
peraduan, memberikan nyawa/kehidupan pada burung yang terbuat dari tanah
liat, menyembuhkan orang yang terkena lepra, menyembuhkan orang tuna
netra, membangkitkan orang mati dan meminta makanan dari surga atas
permintaan murid-muridnya. Beberapa kisah menyebutkan bahwa Yahya bin
Zakariyya pernah bertemu dengan Isa di sungai Yordan, sewaktu Yahya pergi
ke Palestina.
Betapa menyenangkan seandainya kita termasuk yang mendapatkan karunia
untuk tinggal semasa dengan nabi Isa as.Karena di masa beliau kehidupan
manusia benar benar aman dan damai, bahkan kedamaian itu bukan hanya
milik manusia, tetapi juga merata hingga kepada binatang.Zaman Isa
„alaihissalam (setelah turun kembali ke bumi) ini merupakan zaman yang
penuh keamanan, kesejahteraan, dan kemakmuran serta kelapangan.Allah
menurunkan hujan yang lebat, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan
buah-buahan serta banyak barakahnya, harta melimpah ruah; dendam, dengki,
dan kebencian hilang sirna

22

Anda mungkin juga menyukai