Anda di halaman 1dari 22

ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN HARIAN

OLEH :
SAHRUL HAMDANI PANE

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI FILSAFAT
INSTITUT AGAMA ISLAM
DAAR AL ULUUM
KISARAN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


kita kesehatan dan kesempatan dalam rangka menyelesaikan kewajiban kami
sebagai mahasiswa, yakni dalam bentuk tugas yang diberikan oleh bapak dosen
dalam rangka menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kami.
Yang kedua shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
besar Muhammad SAW, sahabat beserta keluarganya karena dengan perjuangan
beliau kita bisa berkumpul di tempat yang mulia ini.
Dengan membuat tugas kami ini, diharapkan mampu untuk lebih
mengenal tentang ciri-ciri kebudayaan yang kami sajikan berdasarkan informasi
dari berbagai sumber. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
jauh dari sempurna, baik dari penyusunan, bahasan, maupun penulisannya. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman
bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Aek Songsongan, 19 Agustus 2022


Penulis,

SAHRUL HAMDANI PANE

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Secara Umum................................................5
B. Pengertian Ilmu Pengetahuan Menurut Para Ahli.........................................5
C. Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan.................................................................7
D. Ilmu Pengetahuan..........................................................................................8
E. Perbedaan ilmu dan pengetahuan..................................................................8
F. Perkembangan Ilmu Pengetahuan.................................................................8
G. Hakikat Ilmu Pengetahuan..........................................................................10
H. Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan.........................................................................11
I. Macam-Macam Ilmu Pengetahuan.............................................................13
J. Skeptisisme.................................................................................................16
BAB III PENUTUP...............................................................................................21
A. KESIMPULAN...........................................................................................21
Hakikat Ilmu Pengetahuan.................................................................................21
Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan................................................................................21
Macam-Macam Ilmu Pengetahuan.....................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
        Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode  yang diakui dalam bidang
ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia
berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu
pengetahuan adalah produk dari istemologepi.
Rumusan Masalah

berdasarkan latar belakang penulisan makalah ini, maka dirumuskan


masalah sebagai berikut :

1. Definisi ilmu pengetahuan,


2. macam-macam pengetahuan,
3. hubungan antara empat macam pengetahuan,
4. ciri-ciri ilmu pengetahuan,
5. Skeptisisme

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Secara Umum


Ilmu pengetahuan jika dimaknai secara terpisah, dapat diartikan dari
kata dasar ilmu. Ilmu serapan bahasa arab ‘alama yang memiliki makna
pengetahuan. Menurut Oxford Dictionary, ilmu adalah aktivitas berfikir yang
meliputi tentang sistematika, perilaku dan struktur.

Sementara ilmu dalam perspektif bahasa Indonesia, ilmu adalah


pengetahuan tentang bidang tertentu yang dibuat secara sistematis. Jika
dipandang secara holistik, maka ilmu adalah kumpulan pengetahuan
berdasarkan sumber dan teori yang telah disepakati secara bersama.

Jika ilmu dan pengetahuan digabung, maka secara sederhana dapat


disimpulkan sebagai ilmu yang menyelidiki, meningkatkan, menemukan demi
tujuan memberikan pengertian kepada para pembacanya. Dimana manusia itu
sendiri memiliki rasa penasaran sebagai bentuk kebutuhan.

Maka, lahirlah ilmu pengetahuan dari berbagai pandangan yang


sifatnya memberikan informasi, memberi pengetahuan dan memberi
pengalaman bagi yang mau menerima ilmu itu sendiri.

Ilmu pengetahuan secara global, dapat diartikan sebagai kumpulan


ilmu pengetahuan yang disusun secara metodologi dan sistem. Tujuannya
untuk mencapai ilmu secara universal dan dari segi kebenarannya dapat
diverifikasi. Ilmu pengetahuan itu sendiri sebenarnya bersifat terbuka, dapat
dijadikan sebagai problem solving terhadap masalah dan bersifat plural.

B. Pengertian Ilmu Pengetahuan Menurut Para Ahli


Lantas, bagaimana pendapat ilmu pengetahuan dari para ahli. Mari
kita intip pendapat mereka seperti apa.

5
1. Menurut The Liang Gie

Ilmu adalah adalah usaha manusia untuk memahami dunia dan


sekelilingnya melalui tiga bidang yang meliputi bidang pengetahuan
ilmiah, bidang persoalan ilmiah dan bidang penjelasan gaib.

2. Menurut Muhammad Hatta

Siapa yang tidak tahu Muhammad Hatta? Pasti semua orang tahu siapa
beliau. Ilmu pengetahuan menurut Mohammad Hatta adalah pengetahuan
yang disusun secara teratur dan membahas tentang pekerjaan hukum
umum, mempelajari sebab akibat dalam sebuah permasalahan yang
muncul.

3. Karl Pearson

Ilmu merupakan pengetahuan yang menggambarkan atau menerangkan


secara komprehensif dan ajeg. Gambaran yang disampaikan pun
berdasarkan pada fakta pengalaman.

4. Dadang Ahmad S

Ilmu pengetahuan adalah sebuah proses untuk menemukan penjelasan


terhadap fenomena terhadap kondisi alam, atau apapun yang
dipertanyakan.

5. Syahruddin Kasim

Berbeda dengan pendapat Syahruddin kasim, yang mengartikan ilmu


pengetahuan adalah hidayah dari sang pencipta, dimana dari proses
berasalnya melalui interaksi fenomena fitrawi. Misalnya Lewat dimensi
hati, nafsu, akal yang dipikirkan secara rasional empirik, sehingga mampu
menjelaskan hasanah alam semesta.

6. Sondang Siagian

Sementara Sondang Siagian mengartikan ilmu pengetahuan adalah rumus,


dalil dan prinsip yang diperoleh dari percobaan dan kemudian dari hasil

6
percobaan dikemas secara sistematis dan disampaikan secara berulang
sampai teruji kebenarannya, dan akhirnya ilmu pengetahuan inilah yang
akhirnya dipelajari

7. Abu Bakar

Pengertian ilmu pengetahuan menurut Abu Bakar adalah sudut pandang


atau buah pikiran seseorang. Dimana buah pikiran tersebut sudah
memenuhi persyaratan dalam ilmu pengetahuan, dicabang ilmu tertentu.

Itulah beberapa pengertian ilmu pengetahuan menurut para ahli. Dari


beberapa pendapat di atas, pendapat siapa yang mendekati pendapat kamu?
Siapa tahu kamu memiliki pendapat sendiri tentang ilmu pengetahuan.

C. Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan


Jika sebelumnya kita sudah mengintip pengertian ilmu pengetahuan,
sekarang waktunya kita mengintip perbedaan diantara keduanya. Ilmu
merupakan pengetahuan yang diperoleh secara sistematis, dapat diukur,
koheren, empiris dan dapat dibuktikan.

Ilmu berbentuk satu kesatuan ide yang fokus pada objek tertentu dan
memiliki keterkaitan yang bersifat logis, dan koheren. Ilmu itu meliputi
semua cabang pengetahuan, sementara pengetahuan tidak meliputi semua
cabang ilmu yang ada.

Berbeda dengan ilmu, pengetahuan adalah kepandaian batiniah dan


kepandaian dalam menyikapi persoalan yang ada di dalam kehidupan sehari-
hari. Pengetahuan lahir ketika seseorang memiliki rasa penasaran dan
mempelajarinya. Selama proses mempelajari, dibutuhkan pengamatan,
pengalaman indrawi dan dibutuhkan analitis untuk mengolah informasi dan
menyimpan informasi sehingga menjadi pengetahuan. Secara sederhana,
maka perbedaan ilmu dan pengetahuan, dapat dilihat sebagai berikut.

7
D. Ilmu Pengetahuan
Pengertian Ilmu sebagai kerangka konseptual (teori) yang mengkaji
dan menguji secara kritis, tentu saja menggunakan metodologi ilmiah.
pengetahuan adalah hasil pengamatan yang bersifat tetap. Sifatnya tidak
dapat diuji atau dikaji secara kritis. Dari segi bentuk tidak universitas dan
tidak bersifat sistematis

Proses Ilmu diperoleh melalui proses pembelajaran Pengetahuan


dapat diperoleh melalui TANPA harus mengikuti proses pembelajaran Luas
Cakupan ilmu adalah kumpulan banyak sekali pengetahuan pengetahuan
hanya sebagian kecil dari keseluruhan ilmu pengetahuan.

E. Perbedaan ilmu dan pengetahuan


Itulah tabel tentang perbedaan antara ilmu dan pengetahuan. Belum
afdol rasanya jika kita belum mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan.
Langsung saja kita lihat perkembangan di sub bab dibawah.

F. Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Ilmu pengetahuan dikenal dan diperkenalkan ke masyarakat melalui
empat periode. Tentu saja dari empat periode tersebut memakan waktu yang
sangat panjang. Dimulai dari Yunani Kuno atau bahkan sebelum Yunani
Kuno. Berikut adalah 4 perioe perkembangan ilmu pengetahuan.

1. Yunani Kuno

Yunani kuno salah satu induk ilmu pengetahuan. Pasalnya di Yunani kuno
sudah banyak filsuf yang memiliki pemikiran yang luar biasa. Di sinilah
ilmu pengetahuan mulai lahir cukup pesat.

Jadi Yunani kuno paling banyak melahirkan ilmu pengetahuan, seolah


disanalah awal mula lahirnya ilmu pengetahuan. Padahal, jauh sebelum
periode Yunani kuno, sudah ada peradaban di Mesir dan Mesopotamia

8
yang usianya sudah ribuan tahun sebelumnya. Lagi-lagi karena pemikiran
tajam para filsuf di Yunani, perkembangan ilmu pengetahuan mulai
berkembang secara masif dan melahirkan generasi berikutnya.

Rahasia kenapa banyaknya ilmu pengetahuan pada saat itu karena saat itu
banyak orang yang bersikap kritis dan memiliki dorongan besar untuk
menyelidiki sesuatu. Tidak seperti masyarakat sekarang yang sifatnya
hanya pasrah mengikuti dan menerima mentah-mentah.

Adapun tokoh besar yang lahir di di periode Yunani Kuno, termasuk


Pythagoras, thales, plato, socrates, dan Aristoteles.

2. Periode Islam

Periode Islam lahir ketika gairah intelektualitas di Eropa dan Barat


melandai, bahkan di titik kegelapan. Tepatnya di tahun 650m -1250M
Islam klasik tengah bergeliat. Saat itulah Islam mulai menerjemahkan
karya-karya filosof Yunani secara besar-besaran. Di sana mulai ditemukan
korelasi antara ilmu agama, dan ilmu yang ditemukan para filsuf Yunani
Kuno. Kemudian lahirlah cabang ilmu filsafat islam, yang lahir karena
masa kejayaan islam yang mempelajari filsfat Yunani Kuno dengan ajaran
islam yang memiliki pandangan yang sama.

3. Masa Renaisans dan Modern

Istilah masa renaisans diperkenalkan oleh Michelet yang memiliki arti


sebagai kebangkitan intelektual. Renaisans adalah peradaban yang muncul
di ujung abad kegelapan sampai menuju abad modern. Kebangkitan masa
renaisans adalah kebangkitan yang dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan
islam atas Eropa. Munculnya gerakan renaissance atau kebudayaan Yunani
klasik muncul di abad ke-14M, rasionalisme di abad ke-17M dan
pencerahan (aufklärung) di abad 18M.

9
4. Periode Kontemporer

Periode terakhir adalah periode abad 20 M yang masih berlangsung hingga


sekarang. Seperti yang kamu tahu, periode kontemporer sudah banyak
teknologi canggih dan terdapat spesialisasi ilmu yang mempelajari cabang-
cabang ilmu tertentu secara spesifik.

Tokoh yang lahir di era ini adalah Albert Einstein, seorang fisikawan yang
muncul di abad ke-20 yang menemukan banyak penemuan dan memiliki
puluhan paten. Penemuan yang paling terkenal adalah teori relativitas,
kosmologi, mekanika dan statistik. Di era modernisasi sekarang,
sebenarnya banyak ilmuwan yang mengembangkan teori dari Albert.
Mereka tidak sekedar fokus mengembangkan teori relativitas, tetapi juga
kosmologi sampai sekarang terus dikembangkan.

Dari empat perkembangan ilmu pengetahuan di atas menyadarkan kita


bahwa pengertian ilmu pengetahuan itu lebih luas dan memakan waktu
yang sangat panjang. Jadi dari ilmu pertama kali muncul, kemudian
dikembangkan, diteliti, dikaji hingga ratusan tahun lamanya.

Hingga sekarang, kita bisa menikmati ilmu pengetahuan dengan mudah.


Kita hanya cukup mempelajari di bangku pendidikan. Padahal, para
pendahulu kita, butuh banyak proses untuk menemukan jawaban yang
sekarang sudah kita pelajari.

G. Hakikat Ilmu Pengetahuan


Berikut ini merupakan hakikat ilmu pengetahuan yang berasal dari
beberapa sudut pandang yang ada.

A. Idealisme

Para pengikut idealisme percaya bahwa ilmu pengetahuan merupakan


proses psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengetahuan

10
tidak lain adalah gambaran subjektif dari realitas. Menurut mereka,
pengetahuan tidak memberikan situasi nyata di luar pikiran manusia.

B. Empirisme

Mengenai asal usul pengetahuan, penganut aliran empirisme ini


mengatakan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman indrawi. Mereka
mengatakan bahwa hakikat ilmu pengetahuan adalah pengalaman. David
Hume adalah seorang empiris radikal. Dia percaya bahwa ide dapat
ditelusuri kembali ke perasaan. Pengalaman adalah ukuran akhir dari
realitas.

C. Pragisme

Menurut Willian J, John D dan C.S. Piercing yang menganut paham


pragisme, esensi pengetahuan terletak pada aplikasi praktisnya dalam
kehidupan. Pengetahuan adalah pembawa tindakan.

H. Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan


Setelah mempelajari tentang pengertian ilmu pengetahuan, barangkali
ada sebagian dari kamu yang masih bingung membedakan? Berikut beberapa
ciri ilmu pengetahuan

1. Empiris

Ciri ilmu pengetahuan diperoleh lewat proses pengamatan, penelitian,


percobaan terlebih dahulu. Dari proses panjang itulah yang akhirnya
melahirkan pengetahuan.

2. Radikal

11
Maksud dari radikal bukanlah kebebasan tanpa aturan. Tetapi lebih fokus
upaya untuk menguraikan sampai ke akar persoalan dan lebih menekankan
pada esensinya.

3. Sistematis

Dikatakan sistematis karena ilmu yang sudah ditemukan kebenarannya,


perlu disebarluaskan. Karena tidak semua orang awam tahu maksud dari
peneliti atau penemu ilmu pengetahuan tersebut. Maka dari segi
penyampaian atau penyebarluasan ilmu pengetahuan harus disusun secara
sistematis. Tujuannya agar masyarakat bisa menangkap dan mudah
memahami. Ketika mudah dipahami, setidaknya orang akan bisa
mempraktekan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

4. Objektif

Sifat ilmu pengetahuan harus objektif. Maksud objektif tidak memihak.


Adapun manfaat sifat objektif, yaitu menghilangkan prasangka atau
penilaian negatif orang lain.

5. Analitis

Ciri yang sudah pasti, tentu saja ilmu tersebut dibuat secara analitis.
Dimana disampaikan secara rinci, kritis dan menyeluruh. Jadi tidak ada
yang nama nya membeda-bedakan persoalan atau perannya.

6. Verifikatif

Maksud dari verifikatif adalah, ilmu pengetahuan harus sudah melalui


pengujian berkali-kali. Pengujian ini sebagai bentuk pertanggungjawaban
dan mencari jawaban sempurna terkait pertanyaan yang selama ini
mungkin masih dipertanyakan. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan harus
dapat dikomunikasikan.

7. Logis

12
pengertian Ilmu pengetahuan secara roligs diperoleh melalui metodologi
penelitian dan disusun secara logis. Tujuannya untuk mencapai
keseluruhan solusi dan pesan

8. Bersifat Ilmiah

Ilmu pengetahuan bersifat ilmiah dan proses peroleh ilmu pengetahuan


memang dilakukan secara serius dan bersungguh-sungguh.

9. Kritis

Dikatakan kritis apabila teori tersebut tidak lagi ditemukan teori definitive.
Selain kritis ilmu pengetahuan sebagai keterhubungan teori dengan kasus
yang sekarang tengah terjadi.

Itulah kesembilan ciri pengertian ilmu pengetahuan. Dari ciri di atas


menunjukan bahwa ilmu pengetahuan itu bukanlah ilmu yang abal-abal.
Butuh proses panjang. Maka tidak heran jika kita harus membayar banyak
uang demi memperoleh ilmu pengetahuan.

I. Macam-Macam Ilmu Pengetahuan


Setelah mempelajari tentang pengertian ilmu pengetahuan dan
perkembangan ilmu, ternyata ilmu pengetahuan memiliki bermacam-macam.
Yang termasuk ilmu pengetahuan antara lain ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, ilmu budaya, ilmu sosial, ilmu agama, dan ilmu sastra.

a. Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan alam adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang


science. Dimana ilmu ini mempelajari dan menggali pengetahuan tentang
gejala-gejala alam. Jika dilihat dan ditinjau dari hakikatnya, Ilmu
Pengetahuan Alam memiliki beberapa hakikat. Sebagai berikut.

 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Produk


13
Produk yang dimaksud segala sesuatu yang mempelajari tentang fakta,
hukum, konsep, konsep dan teori. Dimana produk tersebut dicari untuk
memahami dan menjelaskan alam dan segala fenomena yang
ditampakkan.

 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Proses

Seperti yang kita tahu bahwa jenis ilmu pengetahuan satu ini
mempelajari tentang peristiwa alam. Saat mempelajari sebuah peristiwa,
pasti berdasarkan pada proses ilmiah. Bentuk proses yang dimaksud di
sini memang ada banyak sekali bentuknya, ada yang berbentuk observasi,
interpretasi, klasifikasi, prediksi, hipotesis dan masih banyak lagi.

 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Sikap

Sementara yang dimaksud sebagai sikap disini menonjolkan pada sikap


ilmiah yang mana manusia memiliki rasa penasaran tinggi. Berawal dari
rasa penasaran tinggi inilah yang akan mencari solusi. Hasil solusi itulah
yang nantinya dapat menciptakan sebuah sikap.

Mengapa biologi disebut sebagai ilmu pengetahuan?

Sebab, biologi sebagai ilmu telah memenuhi syarat menjadi ilmu


pengetahuan, yaitu memiliki obyek kajian, metode ilmiah yang
sistematis, bersififat obyektif, analitik, universal, dan dapat diverifikasi.

b. Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang keteraturan dan


aturan tentang hubungan manusia. Tentu saja ilmu sosial diterapkan
menggunakan metode ilmiah. Meskipun menggunakan ilmu ilmiah, hasil dari
penelitian tidak menjamin 100% objektif, tetap hanya mendekati kebenaran.
Alasannya sederhana, karena saat berbicara tentang sosial, ada banyak sekali
hubungan keteraturan manusia yang bersifat dinamis.

14
Ilmu sosial adalah cabang ilmu yang memiliki turunan cabang ilmu
seperti cabang ilmu sastra, bahasa, ilmu hukum, ekonomi (termasuk
manajemen & perdagangan), ilmu sosiologi dan ilmu hubungan internasional

c. Ilmu Pengetahuan Budaya

Sementara yang disebut dengan ilmu pengetahuan budaya adalah


cabang ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan. Kita tahu bentuk
kebudayaan di Negara kita sangat beragam, dan tiap budaya memiliki pesan
dan nilai sentimentilnya. Tujuan dari pengetahuan budaya tidak lain
memberikan pemahaman dan mencari makna yang bersifat manusiawi. Setiap
kali kita mempelajari tentang ilmu budaya, kita akan menemukan peristiwa
dan realitas yang unik.

Batasan dari ilmu pengetahuan budaya meliputi ilmu filsafat dan


kesenian. Keduanya jika dibedah lagi, akan dibagi-bagi lagi menjadi bidang
keahlian lain, misal pada kesenian dan seni tari, seni rupa, seni musik dan
masih banyak lagi.

d. Ilmu Pengetahuan Agama

Ilmu pengetahuan agama adalah cabang ilmu yang mempelajari


tentang ketuhanan. Ada banyak sub cabang ada agama islam, agama kristen
protestan, agama katolik, agama hindu agama Kong Hu Cu dan agama budha.

Ilmu pengetahuan agama setiap masing-masing agama memiliki dasar


pemahaman terhadap Ketuhanan yang berbeda. Kesamaan dari masing-
masing agama tersebut, semuanya mengenalkan Tuhan mereka dan
mengajarkan perilaku dan sikap yang baik

e. Ilmu Pengetahuan Sastra

Ilmu pengetahuan sastra adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang seni.
Cabang ilmu satu ini ternyata cukup tua dan sudah dipelajari sejak zaman Yunani

15
Kuno. Ilmu pengetahuan sastra itu sendiri memiliki tiga cabang yang dapat kamu
pelajari, yaitu cabang ilmu sastra, sejarah sastra dan kritik sastra.

J. Skeptisisme
1. Pengertian Skeptisisme
Menurut kamus akbar bahasa indonesia skep-tis yaitu kurang percaya,
ragu-ragu (terhadap kesuksesan nasihat dsb): contohnya; penderitaan dan
pengalaman menjadikan orang bersifat sinis dan skeptis. Sedangkan
skeptis-isme adalah saluran (paham) yang memandang sesuatu selalu
tidak pasti (meragukan, mencurigakan) contohnya; kesukaran itu telah
banyak menimbulkan skeptis-isme terhadap kesanggupan dalam
menanggapi gejolak hubungan internasional. Sah secara umum skeptis-
isme adalah ketidakpercayaan atau keraguan seseorang tentang sesuatu
yang belum tentu kebenarannya.

Dalam penggunaan sehari-hari skeptis-isme bisa berarti:

suatu sikap keraguan atau disposisi untuk keraguan baik secara umum
atau menuju objek tertentu;

doktrin yang aci ilmu pengetahuan atau terdapat di wilayah tertentu


belum pasti; atau cara ditangguhkan pertimbangan, keraguan sistematis,
atau kritik yang karakteristik skeptis (Merriam-Webster).Dalam filsafat,
skeptis-isme adalah merujuk lebih bermakna khusus untuk suatu atau dari
beberapa sudut pandang. Termasuk sudut pandang tentang sebuah
pertanyaan, cara mendapatkan pengetahuan melewati keraguan sistematis
dan terus menerus pengujian, kesembarangan, relativitas, atau
subyektivitas dari nilai-nilai moral, keterbatasan pengetahuan, cara
intelektual kehati-hatian dan pertimbangan yang ditangguhkan.

16
2. skeptisme menurut ilmu pengetahuan
Skeptisime sbg sebuah pemahaman bisa dirunut dari yunani kuno.
Pemahaman yang persangkaan secara sepelenya “tidak aci yang bisa kita
ketahui”, “Tidak aci yang pasti” “Diri sendiri ragu-ragu.” sebuah
pernyataan yang akan diprotes karena memiliki paradoks. Bila memang
tidak aci yang bisa diketahui, darimana kamu mengetahuinya. Bila
memang tidak aci yang pasti, perkataan itu sendiri sesuatu ketentuan.
Setidaknya ia yakin jikalau dirinya ragu-ragu.

Skeptis juga bisa dianggap sbg sifat. Kadang kita juga melakukannya
tanpa kita sadari. Ketika kita mendengar bahwa aci kisah kita diculik
pocong tentu saja kita mengerutkan kening. Kesudahan kita tidak
mempercayai dengan gampang, kita anggap isapan jempol, urban legend,
palsu. Orang skeptis bisa memberikan argumen-argumen keberatan
terhadap kisah tersebut. Mereka berharap bukti, menyodorkan fakta
kenapa kisah itu tak mungkin dan lain sbgnya.

Dengan kata lain meragukan. Sifat skeptis faedahnya sifat meragukan


sesuatu. Tidak bersedia menerima dengan gampang apa keadaan. Selalu
meragukan sesuatu bila belum aci bukti yang benar-benar jelas. Bila aci
kisah karenanya tidak langsung mempercayainya.

Sifat semacam ini penting bagi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan


memerlukan suatu ketentuan yang seakurat mungkin karena itu ilmuan
diharapkan skeptis. Ilmuan tidak boleh langsung percaya begitu saja
terhadap berita, percobaan dan lain sbgnya. Ini karena cara dalam ilmu
pengetahuan yang sempit.

Bila seseorang mencetuskan sebuah teori misalnya “Naga itu ada!”


Ilmuan kesudahan berdiskusi. Mana buktinya? Ilmu selalu
mempertanyakan bukti. Ini karena ilmu tidak boleh gampang percaya. Ini
karena di dunia banyak penipu dan pembohong, aci mereka yang

17
mencetuskan melihat sesuatu padahal tidak aci di sana. Aci juga mereka
yang merasa melihat sesuatu padahal sebenarnya tidak. Bila komunitas
ilmuan akan mempercayai hal semacam ini tanpa bukti dan berharap
yang lain supaya percaya, karenanya celakalah.

3. skeptisisme menurut filsafat


Sikap skeptis adalh sebuah pendirian didalam epistemologi (filsafat
pengetahuan) yang menyangsikan kenyataan yang diketahui baik ciri-
cirinya maupun eksistensinya. Para skeptikus sudah aci sejak zaman
yunani kuno, tetapi di dalam filsafat modern, Rene Descartes adalah
perintis sikap ini dalam cara ilmiah. Kesangsian descartes dalam cara
kesangsiannya adalah sebuah sikap skeptis, tetapi skeptis-isme macam itu
bersifat metodis, karena tujuan yang belakang sekalinya adalh untuk
mendapatkan ketentuan yang tak tergoyangkan, yaiutu: cogito atau
subjectum sbg onstansi yang belakang sekali pengetahuan manusia. Di
dalam filsafat D.Hume kita menjumpai skeptisme radikal, karena ia tidak
hanya menyangsikan hubungan-hubungan kausal, melainkan juga
keadaan substansi atau realitas yang belakang sekali yang bersifat tetap.

Dalam filsafat klasik, mempertanyakan merujuk kepada nasihat


mengenai "Skeptikoi". Dalam ilmu filsafat dari yang diceritakan bahwa
mereka "tidak mencetuskan apa-apa selain pandangan sendiri saja."
(Liddell and Scott). Dalam hal ini, keraguan filsafati, atau Pyrrhonisme
adalah posisi filsafat yang harus menangguhkan satu keputusan dalam
penyelidikan. Sextus Empiricus, Outlines Of Pyrrhonism, Terjemahan
R.G. Bury, Harvard University Press, Cambridge, Massachusetts, 1933,

4. skeptisisme menurut agama


Dalam agama, mempertanyakan merujuk kepada "keraguan tentang
prinsip-prinsip dasar agama (seperti keabadian, pemeliharaan, dan
wahyu)." (Merriam–Webster) Pandangan yang mirip tetapi tak sama
dengan Ian G. Barbour, yaitu John F. Haught [1995], yang membagi
pendekatan sains dan agama, dijadikan pendekatan konflik, pendekatan

18
kontras, pendekatan kontak, dan pendekatan konfirmasi.Untuk itu, secara
singkat membahas empat pemikiran Haught tentang hubungan sanis dan
agama, sbg berikut : Pendekatan Konflik, suatu kepercayaan bahwa pada
dasarnya sains dan agama tidak bisa dirujukan atau dipadukan.
Faedahnya banyak pemikir [saintis] yang memandang bahwa agama
tidak akan pernah bisa didamaikan dengan sains. Masing-masing berada
pada posisi yang berlainan, sains menguji semua hipotesis dan semua
teorinya sesuai pengalaman, sedangkan agama sesuai kepercayaan. Kaum
skeptis ilmiah sering mengatakan agama dilandaskan pada asumsi-asumsi
apriori atau “keyakinan”, sedangkan sains tidak bersedia menerima
begitu saja segala sesuatu sbg aci. Menurut kaum saintis, memandang
agama terlalu bersandar pada imajinasi yang liar,sedangkan sains
bertumpuk pada fakta yang bisa diamati. Agama terlalu emosional, penuh
gairah dan subjektif, sedangkan sains berusaha untuk tidak sewenang-
wenang, tidak terlalu bergairah, dan objektif. Jadi, pertautan selang
keduanya tidak dengan gampang bisa dilakukan. Keduanya memiliki
perbedaan mendasar sehingga upaya menyandingkan keduanya dalam
satu ”kotak” tentu akan memicu beberapa persoalan, terutama terkait
dengan benturan-benturan konseptual, metodologis dan ontologis selang
”sains” dan ”agama”. Secara tegas bisa diceritakan, bahwa dalam sejarah,
sikap ”ekspansionis” agama maupun ”sains” menolak pengaplingan
wilayah masing-masing. Keduanya sulit dipaksa berdiam dalam kotak-
kotak tertentu, tetapi akan memperluas wilyah signifikansinya ke kotak-
kotak lain. Maka, ketika satu ”kotak” ditempati oleh dua entitas ini,
terbukalah peluang terjadinya konflik selang keduanya.Pendekatan
kontras, suatu pernyataan bahwa tidak adan pertentangan yang sungguh-
sungguh, karena agama dan sains memberi tanggapan terhadapmasalah
yang sangat berlainan. Banyak ilmuwan dan agamawan [teolog]tidak
menemukan keadaan pertentangan selang agama dan sains. Menurut
kubu kontras, ”agama” dan ”sains” sangatlah berlainan sehingga secara
19
logis tidak mungkin aci konflik di selang keduanya. Agama dan sains
sama-sama absah [valid] meskipun hanya dalam batas ruang
penyelidikan mereka sendiri yang sudah jelas. Kita tidak boleh menilai
agama dengan tolok ukur sains, begitu juga sebaliknya, oleh karena itu
keduanya harus dipisahkan selang satu dan lainnya. Bila agama dan sains
sama-sama mencoba untuk mengerjakan pekerjaan yang sama, tentu saja
mereka akan bertentangan. Sains dan agama benar-benar mempunyai
tugas-tugas yang tidak sama dan tetap menjaga supaya sains dan agama
berada dalam wilayah yurisdiksinya masing-masing. Jadi, agama dan
sains tidak perlu mencampuri urusan satu sama lain. Pendekatan Kontak,
suatu pendekatan yang mengupayakan dialog,interaksi, dan probabilitas
keadaan ”penyesuaian” selang sains dan agama,dan terutama
mengupayakan cara-cara bagaimana sains ikut mempengaruhi
pemahaman religius dan teologis. Cara untuk menghubungkan agama
dengan sains, karena Haught, tidak rela membiarkan dunia ini terpilah-
pilah dijadikan dua ranah [dikotomik]. Tetapi ia juga tidak setuju pada
harmoni yang dangkal dalam pendekatan peleburan. Karenanya
menurutnya, pendekatan ini setuju bahwa sains dan agama jelas berlainan
secara logis dan linguistik, tetapi dalam dunia kenyata, mereka tidak bisa
dikotak-kotakan dengan mutlak, sebagaimana diandaikan oleh kubu
pendekatan kontras. Kata mempertanyakan bisa menggambarkan posisi
pada sebuah klaim, namun di kalangan lain lebih sering menjelaskan
yang menetapkan kekekalan akal dan pendekatan untuk menerima atau
menolak informasi baru. Individu yang mencetuskan memiliki
pandangan mempertanyakan sering dikata bersikap skeptis, akan tetapi
sering terlupakan apakah sikap secara filsafati mempertanyakan atau
ketidakpercayaan secara empiris sebenarnya malahan adalah pernyataan
sebuah pengakuan.

20
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan adalah hasil pengamatan yang bersifat tetap.
Sifatnya tidak dapat diuji atau dikaji secara

Ilmu berbentuk satu kesatuan ide yang fokus pada objek tertentu dan
memiliki keterkaitan yang bersifat logis, dan koheren. Ilmu itu meliputi
semua cabang pengetahuan, sementara pengetahuan tidak meliputi semua
cabang ilmu yang ada.

Berbeda dengan ilmu, pengetahuan adalah kepandaian batiniah dan


kepandaian dalam menyikapi persoalan yang ada di dalam kehidupan sehari-
hari.

periode perkembangan ilmu pengetahuan Yunani kuno, Periode Islam.


masa renaisans Periode Kontemporer

Hakikat Ilmu Pengetahuan


Berikut ini merupakan hakikat ilmu pengetahuan yang berasal dari
beberapa sudut pandang yang ada.

a. Idealisme
b. Empirisme
c. Pragisme

Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan


1. Empiris
2. Radikal
3. Sistematis
4. Objektif
5. Analitis
6. Verifikatif
21
7. Logis
8. Bersifat Ilmiah
9. Kritis

Macam-Macam Ilmu Pengetahuan


a. Ilmu Pengetahuan Alam
 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Produk
 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Proses
 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Sikap
b. Ilmu Pengetahuan Sosial
c. Ilmu Pengetahuan Budaya
d. Ilmu Pengetahuan Agama
e. Ilmu Pengetahuan Sastra

22

Anda mungkin juga menyukai