OLEH :
SAHRUL HAMDANI PANE
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI FILSAFAT
INSTITUT AGAMA ISLAM
DAAR AL ULUUM
KISARAN
2022
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Secara Umum................................................5
B. Pengertian Ilmu Pengetahuan Menurut Para Ahli.........................................5
C. Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan.................................................................7
D. Ilmu Pengetahuan..........................................................................................8
E. Perbedaan ilmu dan pengetahuan..................................................................8
F. Perkembangan Ilmu Pengetahuan.................................................................8
G. Hakikat Ilmu Pengetahuan..........................................................................10
H. Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan.........................................................................11
I. Macam-Macam Ilmu Pengetahuan.............................................................13
J. Skeptisisme.................................................................................................16
BAB III PENUTUP...............................................................................................21
A. KESIMPULAN...........................................................................................21
Hakikat Ilmu Pengetahuan.................................................................................21
Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan................................................................................21
Macam-Macam Ilmu Pengetahuan.....................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang
ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia
berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu
pengetahuan adalah produk dari istemologepi.
Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
1. Menurut The Liang Gie
Siapa yang tidak tahu Muhammad Hatta? Pasti semua orang tahu siapa
beliau. Ilmu pengetahuan menurut Mohammad Hatta adalah pengetahuan
yang disusun secara teratur dan membahas tentang pekerjaan hukum
umum, mempelajari sebab akibat dalam sebuah permasalahan yang
muncul.
3. Karl Pearson
4. Dadang Ahmad S
5. Syahruddin Kasim
6. Sondang Siagian
6
percobaan dikemas secara sistematis dan disampaikan secara berulang
sampai teruji kebenarannya, dan akhirnya ilmu pengetahuan inilah yang
akhirnya dipelajari
7. Abu Bakar
Ilmu berbentuk satu kesatuan ide yang fokus pada objek tertentu dan
memiliki keterkaitan yang bersifat logis, dan koheren. Ilmu itu meliputi
semua cabang pengetahuan, sementara pengetahuan tidak meliputi semua
cabang ilmu yang ada.
7
D. Ilmu Pengetahuan
Pengertian Ilmu sebagai kerangka konseptual (teori) yang mengkaji
dan menguji secara kritis, tentu saja menggunakan metodologi ilmiah.
pengetahuan adalah hasil pengamatan yang bersifat tetap. Sifatnya tidak
dapat diuji atau dikaji secara kritis. Dari segi bentuk tidak universitas dan
tidak bersifat sistematis
1. Yunani Kuno
Yunani kuno salah satu induk ilmu pengetahuan. Pasalnya di Yunani kuno
sudah banyak filsuf yang memiliki pemikiran yang luar biasa. Di sinilah
ilmu pengetahuan mulai lahir cukup pesat.
8
yang usianya sudah ribuan tahun sebelumnya. Lagi-lagi karena pemikiran
tajam para filsuf di Yunani, perkembangan ilmu pengetahuan mulai
berkembang secara masif dan melahirkan generasi berikutnya.
Rahasia kenapa banyaknya ilmu pengetahuan pada saat itu karena saat itu
banyak orang yang bersikap kritis dan memiliki dorongan besar untuk
menyelidiki sesuatu. Tidak seperti masyarakat sekarang yang sifatnya
hanya pasrah mengikuti dan menerima mentah-mentah.
2. Periode Islam
9
4. Periode Kontemporer
Tokoh yang lahir di era ini adalah Albert Einstein, seorang fisikawan yang
muncul di abad ke-20 yang menemukan banyak penemuan dan memiliki
puluhan paten. Penemuan yang paling terkenal adalah teori relativitas,
kosmologi, mekanika dan statistik. Di era modernisasi sekarang,
sebenarnya banyak ilmuwan yang mengembangkan teori dari Albert.
Mereka tidak sekedar fokus mengembangkan teori relativitas, tetapi juga
kosmologi sampai sekarang terus dikembangkan.
A. Idealisme
10
tidak lain adalah gambaran subjektif dari realitas. Menurut mereka,
pengetahuan tidak memberikan situasi nyata di luar pikiran manusia.
B. Empirisme
C. Pragisme
1. Empiris
2. Radikal
11
Maksud dari radikal bukanlah kebebasan tanpa aturan. Tetapi lebih fokus
upaya untuk menguraikan sampai ke akar persoalan dan lebih menekankan
pada esensinya.
3. Sistematis
4. Objektif
5. Analitis
Ciri yang sudah pasti, tentu saja ilmu tersebut dibuat secara analitis.
Dimana disampaikan secara rinci, kritis dan menyeluruh. Jadi tidak ada
yang nama nya membeda-bedakan persoalan atau perannya.
6. Verifikatif
7. Logis
12
pengertian Ilmu pengetahuan secara roligs diperoleh melalui metodologi
penelitian dan disusun secara logis. Tujuannya untuk mencapai
keseluruhan solusi dan pesan
8. Bersifat Ilmiah
9. Kritis
Dikatakan kritis apabila teori tersebut tidak lagi ditemukan teori definitive.
Selain kritis ilmu pengetahuan sebagai keterhubungan teori dengan kasus
yang sekarang tengah terjadi.
Seperti yang kita tahu bahwa jenis ilmu pengetahuan satu ini
mempelajari tentang peristiwa alam. Saat mempelajari sebuah peristiwa,
pasti berdasarkan pada proses ilmiah. Bentuk proses yang dimaksud di
sini memang ada banyak sekali bentuknya, ada yang berbentuk observasi,
interpretasi, klasifikasi, prediksi, hipotesis dan masih banyak lagi.
14
Ilmu sosial adalah cabang ilmu yang memiliki turunan cabang ilmu
seperti cabang ilmu sastra, bahasa, ilmu hukum, ekonomi (termasuk
manajemen & perdagangan), ilmu sosiologi dan ilmu hubungan internasional
Ilmu pengetahuan sastra adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang seni.
Cabang ilmu satu ini ternyata cukup tua dan sudah dipelajari sejak zaman Yunani
15
Kuno. Ilmu pengetahuan sastra itu sendiri memiliki tiga cabang yang dapat kamu
pelajari, yaitu cabang ilmu sastra, sejarah sastra dan kritik sastra.
J. Skeptisisme
1. Pengertian Skeptisisme
Menurut kamus akbar bahasa indonesia skep-tis yaitu kurang percaya,
ragu-ragu (terhadap kesuksesan nasihat dsb): contohnya; penderitaan dan
pengalaman menjadikan orang bersifat sinis dan skeptis. Sedangkan
skeptis-isme adalah saluran (paham) yang memandang sesuatu selalu
tidak pasti (meragukan, mencurigakan) contohnya; kesukaran itu telah
banyak menimbulkan skeptis-isme terhadap kesanggupan dalam
menanggapi gejolak hubungan internasional. Sah secara umum skeptis-
isme adalah ketidakpercayaan atau keraguan seseorang tentang sesuatu
yang belum tentu kebenarannya.
suatu sikap keraguan atau disposisi untuk keraguan baik secara umum
atau menuju objek tertentu;
16
2. skeptisme menurut ilmu pengetahuan
Skeptisime sbg sebuah pemahaman bisa dirunut dari yunani kuno.
Pemahaman yang persangkaan secara sepelenya “tidak aci yang bisa kita
ketahui”, “Tidak aci yang pasti” “Diri sendiri ragu-ragu.” sebuah
pernyataan yang akan diprotes karena memiliki paradoks. Bila memang
tidak aci yang bisa diketahui, darimana kamu mengetahuinya. Bila
memang tidak aci yang pasti, perkataan itu sendiri sesuatu ketentuan.
Setidaknya ia yakin jikalau dirinya ragu-ragu.
Skeptis juga bisa dianggap sbg sifat. Kadang kita juga melakukannya
tanpa kita sadari. Ketika kita mendengar bahwa aci kisah kita diculik
pocong tentu saja kita mengerutkan kening. Kesudahan kita tidak
mempercayai dengan gampang, kita anggap isapan jempol, urban legend,
palsu. Orang skeptis bisa memberikan argumen-argumen keberatan
terhadap kisah tersebut. Mereka berharap bukti, menyodorkan fakta
kenapa kisah itu tak mungkin dan lain sbgnya.
17
mencetuskan melihat sesuatu padahal tidak aci di sana. Aci juga mereka
yang merasa melihat sesuatu padahal sebenarnya tidak. Bila komunitas
ilmuan akan mempercayai hal semacam ini tanpa bukti dan berharap
yang lain supaya percaya, karenanya celakalah.
18
kontras, pendekatan kontak, dan pendekatan konfirmasi.Untuk itu, secara
singkat membahas empat pemikiran Haught tentang hubungan sanis dan
agama, sbg berikut : Pendekatan Konflik, suatu kepercayaan bahwa pada
dasarnya sains dan agama tidak bisa dirujukan atau dipadukan.
Faedahnya banyak pemikir [saintis] yang memandang bahwa agama
tidak akan pernah bisa didamaikan dengan sains. Masing-masing berada
pada posisi yang berlainan, sains menguji semua hipotesis dan semua
teorinya sesuai pengalaman, sedangkan agama sesuai kepercayaan. Kaum
skeptis ilmiah sering mengatakan agama dilandaskan pada asumsi-asumsi
apriori atau “keyakinan”, sedangkan sains tidak bersedia menerima
begitu saja segala sesuatu sbg aci. Menurut kaum saintis, memandang
agama terlalu bersandar pada imajinasi yang liar,sedangkan sains
bertumpuk pada fakta yang bisa diamati. Agama terlalu emosional, penuh
gairah dan subjektif, sedangkan sains berusaha untuk tidak sewenang-
wenang, tidak terlalu bergairah, dan objektif. Jadi, pertautan selang
keduanya tidak dengan gampang bisa dilakukan. Keduanya memiliki
perbedaan mendasar sehingga upaya menyandingkan keduanya dalam
satu ”kotak” tentu akan memicu beberapa persoalan, terutama terkait
dengan benturan-benturan konseptual, metodologis dan ontologis selang
”sains” dan ”agama”. Secara tegas bisa diceritakan, bahwa dalam sejarah,
sikap ”ekspansionis” agama maupun ”sains” menolak pengaplingan
wilayah masing-masing. Keduanya sulit dipaksa berdiam dalam kotak-
kotak tertentu, tetapi akan memperluas wilyah signifikansinya ke kotak-
kotak lain. Maka, ketika satu ”kotak” ditempati oleh dua entitas ini,
terbukalah peluang terjadinya konflik selang keduanya.Pendekatan
kontras, suatu pernyataan bahwa tidak adan pertentangan yang sungguh-
sungguh, karena agama dan sains memberi tanggapan terhadapmasalah
yang sangat berlainan. Banyak ilmuwan dan agamawan [teolog]tidak
menemukan keadaan pertentangan selang agama dan sains. Menurut
kubu kontras, ”agama” dan ”sains” sangatlah berlainan sehingga secara
19
logis tidak mungkin aci konflik di selang keduanya. Agama dan sains
sama-sama absah [valid] meskipun hanya dalam batas ruang
penyelidikan mereka sendiri yang sudah jelas. Kita tidak boleh menilai
agama dengan tolok ukur sains, begitu juga sebaliknya, oleh karena itu
keduanya harus dipisahkan selang satu dan lainnya. Bila agama dan sains
sama-sama mencoba untuk mengerjakan pekerjaan yang sama, tentu saja
mereka akan bertentangan. Sains dan agama benar-benar mempunyai
tugas-tugas yang tidak sama dan tetap menjaga supaya sains dan agama
berada dalam wilayah yurisdiksinya masing-masing. Jadi, agama dan
sains tidak perlu mencampuri urusan satu sama lain. Pendekatan Kontak,
suatu pendekatan yang mengupayakan dialog,interaksi, dan probabilitas
keadaan ”penyesuaian” selang sains dan agama,dan terutama
mengupayakan cara-cara bagaimana sains ikut mempengaruhi
pemahaman religius dan teologis. Cara untuk menghubungkan agama
dengan sains, karena Haught, tidak rela membiarkan dunia ini terpilah-
pilah dijadikan dua ranah [dikotomik]. Tetapi ia juga tidak setuju pada
harmoni yang dangkal dalam pendekatan peleburan. Karenanya
menurutnya, pendekatan ini setuju bahwa sains dan agama jelas berlainan
secara logis dan linguistik, tetapi dalam dunia kenyata, mereka tidak bisa
dikotak-kotakan dengan mutlak, sebagaimana diandaikan oleh kubu
pendekatan kontras. Kata mempertanyakan bisa menggambarkan posisi
pada sebuah klaim, namun di kalangan lain lebih sering menjelaskan
yang menetapkan kekekalan akal dan pendekatan untuk menerima atau
menolak informasi baru. Individu yang mencetuskan memiliki
pandangan mempertanyakan sering dikata bersikap skeptis, akan tetapi
sering terlupakan apakah sikap secara filsafati mempertanyakan atau
ketidakpercayaan secara empiris sebenarnya malahan adalah pernyataan
sebuah pengakuan.
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan adalah hasil pengamatan yang bersifat tetap.
Sifatnya tidak dapat diuji atau dikaji secara
Ilmu berbentuk satu kesatuan ide yang fokus pada objek tertentu dan
memiliki keterkaitan yang bersifat logis, dan koheren. Ilmu itu meliputi
semua cabang pengetahuan, sementara pengetahuan tidak meliputi semua
cabang ilmu yang ada.
a. Idealisme
b. Empirisme
c. Pragisme
22