Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HUBUNGAN LOGIKA DENGAN ILMU PENGETAHUAN

Disusun untuk memenuhi mata kuliah : Logika/mantiq

Dosen pengampu : Lestari, S. Fil, I., MA

DISUSUN OLEH :

1. Muhammad Alwani

2. Siti Ariyah Ulfa

3. Saadatul Hasanah

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT )

DARUSSALIMIN NW PRAYA

TAHUN AJARAN (2022- 2023 )


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
kareana dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan Logika Dengan Ilmu
Pengetahuan“. Pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada  Bapak
Lestari, S. Fil, I., MA selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan sudi
membagi ilmunya kepada kami sehingga dapat terselesaikannya makalah ini. Tak
lupa juga kami ucapakan terimakasih kepada teman-teman dan semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
         Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari berbagai pihak. Sebagai
manusia biasa, kami berusaha dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin,
dan sebagai manusia biasa juga kami tidak luput dari segala kesalahan dan
kekhilafan dalam menyusun makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya
bagi kami dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Amin.

Batukliang, 26 Oktober 2022


           

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

A. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2

B. PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A........................................................................................................... 3

B. ......................................................................................................... 5

C. ......................................................................................................... 9

C. PENUTUP ................................................................................................. 13

A. Kesimpulan ..................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14

iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

4
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ilmu
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab “alima” dan berarti pengetahuan.
Pemakaian kata ini dalam bahasa Indonesia kita ekuivalenkan dengan istilah
“science”. Science berasal dari bahasa Latin: Scio, Scire yang juga berarti
pengetahuan. Ilmu adalah pengetahuan. Namun, ada berbagai macam
pengetahuan. Dengan “pengetahuan ilmu” dimaksud pengetahuan yang pasti,
eksak, dan betul-betul terorganisir. Jadi, pengetahuan yang berasaskan
kenyataan dan tersusun baik.
Ilmu mengandung tiga kategori, yaitu hipotesis, teori, dan dalil hukum.
Ilmu itu haruslah sistematis dan berdasarkan metodologi, ia berusaha mencapai
generalisasi. Dalam kajian ilmiah, kalau data yang baru terkumpul sedikit atau
belum cukup, ilmuwan membina hipotesis. Hipotesis ialah dugaan pikiran
berdasarkan sejumlah data. Hipotesis memberi arah pada penelitian dalam
menghimpun data. Data yang cukup sebagai hasil penelitian dihadapkan pada
hipotesis. Apabila data itu mensahihkan (valid)/menerima hipotesis, hipotesis
menjadi tesis atau hipotesis menjadi teori. Jika teori mencapai generalisasi
yang umum, menjadi dalil ia dan bila teori memastikan hubungan sebab-akibat
yang serba tetap, ia akan menjadi hukum.
Berikut ini macam-macam jenis ilmu.
1. Ilmu praktis, ia tidak hanya sampai kepada hukum umum atau abstraksi,
tidak hanya terhenti pada suatu teori, tetapi juga menuju kepada dunia
kenyataan. Ia mempelajari hubungan sebab-akibat untuk diterapkan dalam
alam kenyataan.
2. Ilmu praktis normatif, ia memberi ukuran-ukuran (kriterium) dan
norma-norma.
3. Ilmu proktis positif, ia memberikan ukuran atau norma yang lebih
khusus daripada ilmu praktis normatif. Norma yang dikaji ialah bagaimana
membuat sesuatu atau tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai hasil
tertentu.
4. Ilmu spekulatif ideografis, yang tujuannya mengkaji kebenaran objek
dalam wujud nyata dalam ruang dan waktu tertentu.
5. Ilmu spekulatif nomotetis, bertujuan mendapatkan hukum umum atau
generalisasi substantif.
6. Ilmu spekulatif teoretis, bertujuan memahami kausalitas. Tujuannya
memperoleh kebenaran dari keadaan atau peristiwa tertentu.1Hal 20-21
2. Definisi dan Jenis Pengetahuan
Secara etimologis pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris
yaitu “knowledge”. Dalam encyclopedia of philosophy dijelaskan bahwa
1
Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu, (Bogor – Indonesia: IPB Press Printing, 2016). Cet. I. hal. 20-21

5
definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (Knowledge is justified
true belief). Sementara secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi
tentang pengetahuan.
Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah yang diketahui atau hasil
pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf,
mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran.
Dengan demikian, pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia
untuk tahu.
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah
proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya
sendiri.2
Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa pengetahuan dalam arti luas berarti
semua kehadiran internasional objek dalam subjek. Namun dalam arti sempit
dan berbeda dengan imajinasi atau pemikiran-pemikiran belakang,
pengetahuan hanya berarti putusan-putusan yang benar dan pasti (kebenaran,
kepastian). Disini subjek sadar akan hubungan objek dengan eksistensi. Pada
umumnya, adalah tepat kalau mengatakan pengetahuan hanya merupakan
pengalaman “sadar”. Karena sangat sulit melihat bagaimana persisnya suatu
pribadi dapat sadar akan suatu eksisten tanpa kehadiran eksisten itu didalam
dirinya.
Orang pragmatis, terutama John Dewey tidak membedakan pengetahuan
dengan kebenaran (antara knowledge dengan truth). Jadi, pengetahuan itu
harus benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi.
a. Jenis pengetahuan
Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah
pengetahuan maka di dalam kehidupan manusia dapat memiliki
pengetahuan dan kebenaran. Burhanuddin Salam mengemukakan bahwa
pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat yaitu :3
Pertama, pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat
dikatakan dengan istilah common sense, sering diartikan dengan Good sense
karena seseorang memiliki sesuatu dimana ia menerima secara baik. Semua
orang menyebutnya sesuatu itu merah karena memang itu merah, benda itu
panas karena memang dirasakan panas dan sebagainya.
Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science
yang pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan
mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari
pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun,
dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti menggunakan

2
Amsal Bakhtiar, Filsafat Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 85
3
Ibid., hlm. 86

6
berbagai metode. Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara
objektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberi
makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu,
diperolehnya melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisis ilmu
itu objektif dan menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika
diutamakan, netral dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat
kedirian karena dimulai dengan fakta.
Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari
pemikiran yang kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih
menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.
Kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit, filsafat
membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan
pengetahuan yang reflektif dan kritis sehingga ilmu yang tadinya kaku dan
cenderung tertutup menjadi longgar kembali.
Keempat, pengetahuan agama, yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh
dari Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan
wajib diyakini oleh para pemeluknya. 4
3. Perbedaan pengetahuan dengan ilmu
Dari sejumlah pengertian yang ada, sering ditemukan kerancuan antara
pengertian pengetahuan dan ilmu. Kedua kata tersebut dianggap memiliki
persamaan arti, bahkan ilmu dan pengetahuan terkadang dirangkum menjadi
kata majemuk yang mengandung arti sendiri. Hal ini sering kita jumpai dalam
berbagai karangan yang membicarakan tentang ilmu pengetahuan. Namun, jika
kedua kata ini berdiri sendiri akan tampak perbedaan antara keduanya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu disamakan artinya dengan
pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan. Dari asal katanya, kita dapat ketahui
bahwa pengetahuan diambil dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge,
sedangkan ilmu diambil dari kata science dan peralihan dari kata arab alima
(ilm).
Pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala
perbuatan manusia untuk memenuhi suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat
berwujud barang-barang fisik, pemahamannya dilakukan dengan cara persepsi
baik lewat indra maupun lewat akal. Dapat pula objek yang dipahami oleh
manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
Dalam Ensyclopedia Americana, dijelaskan bahwa ilmu (science) adalah
pengetahuan yang bersifat positif dan sisteatis.
The Liang Gie mengutip Paul Freedman dari buku The Principle of
scientific research member batasan ilmu sebagai berikut:

4
Amsal Bakhtiar, Filsafat Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 87-89

7
Ilmu adalah suatu bentuk aktifitas manusia yang dengan melakukannya
umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih
lengkap dan lebih cermat tentang alam dimasa lampau, sekarang dan
kemudian hari, serta suatu kemampuan yang meningkat untuk
menyesuaikan dirinya pada dan mengubah lingkunganya serta mengubah
sifat-sifatnya sendiri.
Dalam perkembangannya lebih lanjut di Indonesia, pengetahuan
disamakan artinya dengan ilmu. Hal ini dapat dilihat dari pendapat berikut ini:
“kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘alima (ia telah mengetahui). Jadi kata
ilmu berarti pengetahuan. Dengan demikian dapat kita tarik kesimpulan bahwa
dalam bahasa, pengetahuan dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti
material, keduanya mempunyai perbedaan.5

DAFTAR ISI

5
Amsal Bakhtiar, Filsafat Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 89-92

8
Suaedi, (2016). Pengantar Filsafat Ilmu, (Bogor – Indonesia: IPB Press Printing).
Cet. I.
Amsal Bakhtiar, (2006). Filsafat Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)

Anda mungkin juga menyukai