Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) DARUSSALIMIN NW PRAYA


LOMBOK TENGAH 2022 / 2023
'' Semester Genap''
Disusun oleh
Nama : MUHAMMAD ALWANI
Semester : VI ( Genap )
Mata kuliah : Pengelolaan Kelas
Dosen pengampu : Drs. MASTUR, M.Pd

1 Pengertian manajmen kelas, Pandangan para ahli tentang manajmen kelas dan kesimpulan
. a. Pengertian manajmen kelas Ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna menciptakan dan
memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan mengajar.
b. Pandangan para ahli tentang manajmen kelas.
Menurut Nawawi (1982:115), manajemen kelas adalah kemampuan guru atau wali kelas
dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada
setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah, sehingga waktu dan
dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas
yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
Menurut Arikunto (1992:67), manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
penanggung-jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapainya
kondisi yang optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
Menurut Djamarah (2000:173), manajemen kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan
potensi kelas yang ada se-optimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai
tujuan pembelajaran.
Menurut Suhardan dkk (2009:106), manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan
untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa
untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen
kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis.
Menurut Sulistiyirini (2006:66), manajemen kelas adalah proses atau upaya yang dilakukan
oleh seseorang guru secara sistematis untuk menciptakan dan mewujudkan kondisi kelas yang
dinamis dan kondusif dalam rangka menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.
c. Kesimpulan: Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa manajmen kelas
adalah sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh guru sebagai manajer kelas dalam mengelola siswa
yang berada di dalam kelas yang dilakukan untuk merancang atau mendesain sehingga mampu
menciptakan dan sekaligus dapat mempertahankan suasana yang menyenangkan, menimbulkan
motivasi siswa untuk selalu ikut aktif dalam proses pembelajaran.
2 Tujuan, Aspek, Fungsi dan masalah menejmen kelas serta rancangan pengelolaan kelas
. a. Tujuan: mengupayakan agar peserta didik pada saat mengikuti proses pembelajaran di kelas dapat
melakukan aktifitas belajar serta mengerjakan tugas atau kegiatan lainnya sesuai dengan peraturan
yang berlaku sehingga menciptakan suasana.
b. Aspek: tujuan pengajaran, pengaturan waktu, pengaturan ruangan dan peralatan, dan pengelompokan
siswa atau kelompok.
c. Fungsi: Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang telah diberikan dan prosedur
yang digunakan. Membantu guru dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan para peserta didik, minat-
minat mereka, dan mendorong motivasi belajar.
d. Masalah manajmen kelas: 1) Hilangnya hubungan pendidik dan anak didik, maksudnya kurangnya
komunikasi antara pendidik dengan peserta didik. 2) Kurangnya professional
pendidik dalam pembelajaran baik dalam penggunaan metode, strategi maupun media.
e. Rancangan pengelolaan kelas: serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis berdasarkan
pemikiran yang rasional, untuk menciptakan serta mempertahankan kondisi lingkungan yang
optimal yang mendukung proses belajar mengajar
3 A. Pengertian Pengelolaan Kelas.
. Pengelolaan kelas terdiri daridua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar
katanya adalah “kelola” ditambah awalan “pe”dan akhiran “an”. Istilah lain dari kata pengelolaan
adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu
“management”,yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen atau
pengelolaan dalam pengertian umum adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu
kegiatan. Sedangkan Kelas merupakan suatu kelompok orang yang melakukan aktivitas belajar
secara bersama-sama, dengan bimbingan dan pengajaran dari guru. Pengertian kelas dari dua sudut,
yaitu: Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah
siswa berukumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini
mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat
perkembangannya yang antara lain didasarkan pada batas umur kronologis masing-masing. Kelas
dalam arti luas adalah, suatu masyarakat kecil yang merupakan bagiandari masyarakat oleh
sekolah, yang sebagai satu kesatuan di organisasimenjadi unit kerja yang secara dinamis
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Dari uraian tersebut dapatlah dipahami bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang
dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan yang sangat sederhana
adalah, bahwa pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan
pengajaran. Pengertian lain dari pengelolaan kelas adalah ditinjau dari paham lama, yaitu
mempertahankan ketertiban kelas. Sedangkan menurut pengertian baru bahwa pengelolaan kelas
adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas.
Dalam hal ini guru bertugas menciptakan, mempertahankan dan memelihara sistem/organisasi
kelas.Sehingga individu siswa dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya dan energinya pada
tugas-tugas individual.
B. Masalah Pengelolaan Kelas.
1. Masalah Perorangan
Penggolongan masalah perorangan didasarkan kepada anggapan dasar bahwa tingkah laku
manusia mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Setiap individu memiliki kebutuhan dasar
untuk memiliki dan merasa dirinya berguna. Jika individu gagal mengembangkan rasa ingin
memiliki dan rasa dirinya berharga, maka ia akan bertingkah laku menyimpang. Terdapat empat
jenis penyimpangan perilaku perorangan di kelas, yaitu:
a) Menarik perhatian orang lain Tingkah laku destruktif (mengganggu ketenangan) pencari
perhatian yang aktif dapat dijumpai pada siswa yang suka pamer, suka melawak, membikin
onar, memperlihatkan kenakalan, terus menerus bertanya, tingkatnya rewel.
b) Mencari kekuasaan dengan Tingkah laku pencari kekuasaan hampir mirip dengan siswa
pencari perhatian tetapi lebih mendalam. Siswa pencari kekuasaan yang aktif: suka
mendekat, berbohong, menampilkan adanya pertentangan, tidak mau melaksanakan tugas
dan menunjukkan sikap tidak patuh secara terbuka.
c) Siswa Menuntut Balas ini ditandai dengan frustasi yang amat mendalam dan tidak
menyadari bahwa ia sebenarnya mencari sukses dengan jalan menyakiti orang lain. Perilaku
siswanya ditunjukkan dengan: keganasan, penyerangan secara fisik (mencakar, menggigit,
menendang) terhadap sesama siswa petugas atau penguasa ataupun terhadap binatang.
d) Siswa Memperlihatkan Ketidakmampuan yang berperilaku merasa amat tidak mampu
berusaha mencari sesuatu yang dikehendakinya atau rasa memiliki, dan bersikap menyerah
terhadap tangtangan yang menghadangnya, anggapan lain yang ada dihadapannya hanyalah
kegagalan yang terus menerus. Perasaan tanpa harapan dan tidak tertolong lagi ini biasanya
diikuti dengan perilaku mengundurkan diri atau memencilkan diri (isolasi diri), akhirnya
siswa tersebut menjadi rendah diri.
2. Masalah Kelompok.
Terdapat tujuh masalah kelompok yang sering muncul dikelas, yang berakibat terhadap
pelaksanaan manajemen kelas.
a) Kekurangan kekompakan ditandai dengan adanya kekurang cocokan diantara para anggota
kelompok. Konflik antara siswa dari yang berjenis kelamin atau suku berbeda termasuk
kedalam kategori kekurang kompakan. Siswa yang berada di kelas jenis ini, siswa nya tidak
saling membantu dan siswa tidak tertarik dengan kelas yang mereka tempati.
b) Kekurang mampuan mengikuti peraturan kelompok dalam kelas ini muncul apabila siswa
tidak lagi mematuhi aturan atau tata tertib kelasnya. Contoh perilakunya : berisik, dorong
mendorong dan sebagainya.
c) Reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok ini terjadi apabila ekspresi yang bersifat
kasar dilontarkan terhadap anggota kelompok yang tidak diterima oleh kelompok itu,
anggota kelompok yang menyimpang dari aturan kelompok, aggota kelompok yang
menghambat kegiatan kelompok, biasanya dibarengi dengan unsure pemaksaan oleh
kelompok.
d) Penerimaan kelompok atas perilaku menyimpang terjadi apabila kelompok mendorong
timbulnya dan mendukung anggota kelompok yang berperilaku menyimpang dari norma-
norma social pada umumnya. Contoh: perbuatan memperolok-olokkan atau membuat
lawakan lucu dengan cara menggambar “lucu” tentang guru.
e) Kelompok mudah terganggu dalam kelancaran kegiatannya yaitu mereaksi secara berlebihan
terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak berarti atau bahkan memanfaatkan hal-hal kecil
untuk mengganggu kegiatan kelompok itu. Contoh: siswa menolak untuk melakukan karena
beranggapan guru kurang adil.
f) Kelompok protes tidak mau melakukan kegiata Perilaku kelompok ini tergolong yang paling
rumit, baik pernyataannya dinyatakan secara terbuka, ataupun secara terselubung. Contoh:
permintaan penjelasan yang terus menerus tentang suatu tugas, kehilangan pensil, lupa
mengerjakan pekerjaan rumah.
g) Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan, Perilaku ini terjadi apabila
kelompok mereaksi secara tidak wajar terhadap peraturan baru atau perubahan peraturan,
penggantian guru, penggantian anggota kelompok, dan lain-lain. Siswa menganggap
perubahan yang terjadi sebagai ancaman terhadap keutuhan kelompok.

4 Pendekatan pengelolaan kelas paling efektif.


. a. Pendekatan kekuasaan Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah
laku anak didik. Peranan guru di sini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin
dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk menaatinya. Di
dalamnya ada kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas, Melalui
kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru mendekatiny
b. Pendekatan Ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk
mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan
dengan cara memberikan ancaman misalnya melarang. ejekan, sindiran, dan memaksa.
c. Pendekatan kebebasan Pengelolaan diartikan sebagai suatu proses untuk membantu anak didik agar
merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan di mana saja. Peranan guru adalah
mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
d. Pendekatan Resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat
menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi
semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap
apa yang harus dikerjakan oleh guru. Perasan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang
tertulis dalam resep.
e. Pendekatan Pengajaran ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan
pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan
masalah itu bila tidak bisa dicegah Pendekatan ini mengajarkan tingkah laku guru dalam mengajar
untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah
merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik
f. Pendekatan perubahan tingkah laku (behavior modification approach), Sesuai dengan namanya,
pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan
guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang
kurang baik. Pendekatan ini bertolak dari psikologi behavioral yang mengemukakan asumsi bahwa
(1) semua tingkah laku, yang "baik" maupun "yang kurang baik" merupakan hasil proses belajar,
dan (2) ada sejumlah kecil proses psikologi yang fundamental yang dapat digunakan untuk
menjelaskan terjadinya proses belajar yang dimaksud. Ada pun proses psikologi yang dimaksud
adalah penguatan positif (positive reinforcement), hukuman, penghapusan (extinction), dan
penguatan negatif (negative reinforcement).
g. Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial (Socio emotional climate approach) di dalam
kelas sebagai sekelompok individu cenderung pada pandangan Psikologi Klinis dan Konseling
(penyuluhan). Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan suatu proses menciptakan
iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas. Suasana emosional dan
hubungan sosial yang positif, artinya, ada hubungan yang baik yang positif antara guru dengan anak
didik, atau antara anak didik dengan anak didik.
h. Pendekatan proses kelompok (group processes approach), Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu
proses untuk menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial, di mana proses kelompok merupakan
yang paling utama. Peranan guru adalah mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan proses
kelompok itu efektif. Proses kelompok adalah usaha guru mengelompokkan anak didik ke dalam
beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang
bergairah dalam belajar.
i. Pendekatan electis atau pluralistic, Pendekatan electis (Electic Approach) ini menekankan pada
potensialitas, kreativitas dan inisiatif wali/guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut
di atas berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi
mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengombinasikan dua atau
ketiga pendekatan tersebut di atas. Pendekatan electis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu
pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi
untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses belajar
mengajar berjalan efektif dan efisien.

5 a. Beberapa prinsip manajmemen pengelolaan kelas itu adalah sebagai berikut.


. 1) Prinsip Kesiapan “Readiness” yaitu Kesiapan belajar ialah kematangan dan pertumbuhan fisik,
psikis, inteligensi, latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan
faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.
2) Prinsip Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku
ke arah suatu tujuan tertentu. Adanya motivasi pada peserta didik maka akan bersungguh-
sungguh menunjukkan minat, mempunyai perhatian dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut
serta dalam kegiatan belajar, berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk
melakukan kegiatan tersebut serta terus bekerja sampai tugas-tugas tersebuty terselesaikan.
3) Prinsip Perhatian merupakan suatu strategi kognitif yang mencakup empat keterampilan yaitu
berorientasi pada suatu masalah, meninjau sepintas isi masalah, memusatkan diri pada aspek-
aspek yang relevan dan mengabaikan stimuli yang tidak relevan. Dalam proses pembelajaran
perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya.
4) Prinsip Persepsi
Prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persepsi adalah:
a) Makin baik persepsi mengenai sesuatu makin mudah peserta didik belajar mengingat sesuatu
tersebut.
b) Dalam pembelajaran perlu dihindari persepsi yang salah karena hal ini akan memberikan
pengertian yang salah pula pada peserta didik tentang apa yang dipelajari.
c) Dalam pembelajaran perlu diupayakan berbagai sumber belajar yang dapat mendekati benda
sesungguhnya sehingga peserta didik memperoleh persepsi yang lebih akurat.
5) Prinsip Retensi adalah apa yang tertinggal dan dapat diingat kembali setelah seseorang
mempelajari sesuatu. Dengan retensi membuat apa yang dipelajari dapat bertahan atau tertinggal
lebih lama dalam struktur kognitif dan dapat diingat kembali jika diperlukan. Karena itu retensi
sangat menentukan hasil yang diperoleh peserta didik dalam proses pembelajaran.
6) Prinsip Transfer merupakan suatu proses dimana sesuatu yang pernah dipelajari dapat
memengaruhi proses dalam mempelajari sesuatu yang baru. Dengan demikian transfer berarti
pengaitan pengetahuan yang sudah dipelajari dengan pengetahuan yang baru dipelajari.
Pengetahuan atau keterampilan yang diajarkan disekolah selalu diasumsikan atau diharapkan
dapat dipakai untuk memecahkan masalah yang dialami dalam kehidupan atau dalam pekerjaan
yang akan dihadapi kelak.
b. Metode pendekatan dalam manajemen kelas.
1) Pendekatan instruksional adalah pendekatan yang didasarkan pada premis bahwa pengajaran yang
dirancang dan dilaksanakan dengan hati-hati akan mencegah sebagian besar manajemen kelas
terjadi. Pendekatan ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif adalah hasil dari perencanaan
pengajaran yang berkualitas. Dengan demikian peran guru adalah merencanakan secara matang
pelajaran yang baik, kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
masing-masing siswa.
2) Pendekatan Proses Kelompok dalam pengelolaan kelas memandang peran guru sebagai pencipta
terbentuknya kelompok belajar di dalam kelas. Kelompok belajar ini membutuhkan keterampilan
guru untuk menerapkan strategi dalam menciptakan kelompok belajar yang produktif dan efektif.
Selain itu, guru perlu mengembangkan kondisi kelompok belajar agar tetap kondusif dalam
mengikuti setiap pembelajaran dan proses pembelajaran yang dilakukan di kelas. Untuk menjaga
kondisi kelas, guru harus mampu menjaga semangat kerja yang tinggi, menyelesaikan konflik, dan
mengurangi masalah manajemen.
3) Pendekatan Sosio Emosional yaitu: peserta didik. Sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi kelas
yang kondusif dapat tercapai jika hubungan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa
terjalin dengan baik. Untuk mewujudkan hubungan tersebut, seorang guru harus mampu
membangun komunikasi dan interaksi yang positif dengan siswanya. Untuk menciptakan hubungan
guru-siswa yang positif, diperlukan sikap pengertian dan pengasuhan dari guru terhadap siswa.
Sedangkan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antar siswa, setiap siswa perlu diberikan
pemahaman tentang pentingnya saling pengertian, menghargai, dan gotong royong antar siswa.
Berdasarkan uraian Tersebut, pendekatan sosio-emosional dapat diartikan sebagai menciptakan
iklim sosial atau suasana emosional sehingga dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara
guru dan siswa serta antara siswa, menciptakan hubungan yang positif dengan sikap pengasuhan
guru terhadap siswa. siswa dan rasa saling menghormati. memahami dan menghargai antara guru
dan siswa serta antara siswa.
6 A. PROSEDUR MANAJEMEN KELAS.
. Prosedur manajemen kelas adalah serangkaian Langkah kegiatan manajemen kelas yang
dilakukan lagi terciptanya kondisi optimal serta mempertahankan kondisi optimal tersebut supaya
proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
1. Prosedur Dimensi Pencegahan (Preventif) antara lain:
a) Peningkatan kesadaran diri sebagai guru
b) Peningkatan kesadaran peserta didik.
c) Sikap tulus dari guru
d) Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan
e) Menciptakan kontrak sosial
2. Prosedur Dimensi Penyembuhan (Kuratif) Antara lain:
a) Mengindentifikasi masalah
b) Menganalisis masalah.
c) Menilai alternatif-alternatif pemecahan.
d) Mendapatkan balikan
B. RANCANGAN MANAJEMEN KELAS.
Rancangan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis
berdasarkan pemikiran yang rasional untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini berarti dalam kaitan
dengan tugas guru Menyusun rancangan prosedur manajemen kelas adalah guru menentukan
serangkaian kegiatan tentang langkah-langkah manajemen kelas yang disusun secara sistematis
berdasarkan pemikiran yang rasional untuk tujuan menciptakan kondisi lingkungan yang optimal
bagi berlangsungnya kegiatan belajar siswa. Penyusunan rancangan prosedur manajemen kelas
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) Pemahaman terhadap arti, tujuan, dan hakikat manajemen kelas.
b) Pemahaman terhadap hakikat peserta didik yang sedang dihadapi.
c) Pemahaman terhadap bentuk penyimpangan serta latar belakang Tindakan
penyimpangan yang dilakukan peserta didik.
d) Pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam manajemen
kelas.
e) Pemilikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan prosedur
manajemen kelas
Setelah rancangan prosedur manajemen kelas disusun, hal yang paling penting adalah
bagaimana proses pelaksanaan rancangan tersebut. Peranan dan pengaruh guru menjadi sangat
penting, karena di samping kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan rencangan
tersebut, sikap, tingkah laku, kepribadian, serta kemampuan berinteraksi merupakan aspek yang
perlu mendapatkan perhatian. Sedangkan proses manajemen kelas dimulai dari Langkah - langkah
sebagai berikut:
a) Memahami hakikat konsep dan tujuan manajemen kelas.
b) Menentukan permasalahnya baik dari segi prevenrtif atau kuratif.
c) Mempertimbangkan hakikat anak yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan
sendiri, lalu memperhatikan kenyataan penyimpangan perilaku yang ada.
d) Menentukan pemasalahan dari segi individu maupun kelompok.
e) Menyusun rancangan prosedur manajemen kelas dari segi preventis individul atau
kelompok.
f) Menjabarkan langkah-langkah kegiatan rancangan prosedur manajemen kelas.
g) Melaksanakan rancangan yang telah disusun, dimana fungsi dan peranan guru sangat
menentukan.
h) Monitoring untuk mengetahui sejauh mana hasil pemecahan masalah itu dilaksanakan
dan ditaati atau telah terjadi perkembangan baru.
Penyusunan rancangan prosedur ini, berarti guru menentukan serangkaian kegiatan tentang
langkah-Iangkah pengelolaan kelas yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang
rasional guna menciptakan kondisi lingkungan yang memberi kemudahan bagi siswa untuk
melakukan kegiatan belajar. Pengelolaan kelas merupakan langkah kegiatan yang dapat berdimensi
preventif dan kuratif sehingga perencanaan prosedur pengelolaan kelas ke arah dimensi preventif
dan dimensi kuratif yangkesemuanya bermuara atau menuju pada tujuan yang diharapkan, yaitu
terciptanya kondisi serta mempertahankan kondisi optimal yang mendukung terlaksananya proses
belajar mengajar. Dalam penyusunan rancangan prosedur pengelolaan kelas dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
a) Pemahaman terhadap arti, tujuan dan hakikat pengelolaan kelas
b) Pemahaman terhadap hakikat siswa yang dihadapinya.
c) Pemahaman terhadap penyimpangan yang dihadapinya
d) Pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan
dalampengelolaan kelas.
e) Pemilikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan
prosedurpengelolaan kelas.
Kelima faktor di atas merupakan hal-hal yang patut dipertimbangkan dalam penyusunan
rancangan prosedur pengelolaan kelas. Adapun Teknik - tekniknya sebagai berikut:
a) Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya
efektif yaitu teknik mendekatinya.
b) Teknik memberikan isyarat. Apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat
memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan jari,
pandangan tajam, atau lambaian tangan.
c) Teknik mengadakan humor. Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek
saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana
baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang
akan terjadi.
d) Teknik tidak mengacuhkan. Untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan tidak perlu
menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu, tidak
mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di perhatikanTeknik
menghimbau. Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut
adakalanya membawa hasil siswa memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering
digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.
Dalam pengelolaan kelas, guru juga bisa melakukan,pengorganisasian kelas, melakukan
kegiatan komunikasi, kegiatan monitoring dan seperti apa ketika menyampaikan pembelajarannya.
 Pengorganisasian kelas, antara lain:
a) Mengatur tempat duduk, sehingga memudahkan siswa memandang ataupun berpindah.
b) Membuat jadwal harian dan mendiskusikannya.
c) Siswa diberi janji sampai guru memaparkan secara jelas kegiatan yang akan dating.
d) Mendorong siswa untuk bertanggung jawab dalam belajar untuk tidak mengerjakan
tugas-tugas siswa lainnya.
e) Menetapkan kegiatan rutin untuk mengumpulkan pekerjaan rumah.
f) Melakukan kompetisi kelompok untung merangsang transisi yang lebih banyak lagi.
 Kegiatan komunikasi, Dalam kegiatan komunikasi ini dapat berupa sending skills,
keterampilan-keterampilan yang disampaikan kepada siswa, seperti, melakukan perjanjian
dengan segera, berbicara langsung dengan siswa, berbicara dengan santun. Dan juga dapat
berupa Receiving skills, bentuk keterampilan yang diterimakan kepada siswa yang terdiri
dari, tidak menilai apa yang didengar tetapi bersifat empatik, agar membuat pendengar
jelas upayakan aktif dan reflektif dalam mendengar, lakukan tatap muka dan selalu
memperhatikan informasi nonverbal, sarankan kepemimpinan yang kuat dengan
menggunakan gesture, ekspresi wajah dan gerakan badan.
 Kegiatan monitoring.
a) Tangani secara tenang dan cepat apabila terdapat perilaku siswa yang mengganggu di
kelas.
b) Ingatkan kembali kepada siswa tentang prosedur dan aturan kelas.
c) Ciptakan agar siswa patuh terhadap prosedur dan aturan kelas.
d) Berikan penjelasan terhadap siswa bahwa akibat gangguan tersebut akan mendapatkan
konsekuensi khusus.
e) Lakukan konsekuensi untuk kelainan perilaku siswa secara konsisten
f) Adakalanya terdapat satu atau dua siswa yang mengganggu kelas, upayakan siswa
lainnya tetap fokus terhadap tugas.
Dalam menyampaikan pembelajaran, guru biasanya melibatkan siswa dalam menilai
pekerjaannya maupun kegiatan pembelajaran, mengajukan pertanyaan dan berikan waktu untuk
berpikir sebelum disuruh menjawab, serta memberikan semangat, ciptakan antisipasi dan lakukan
berbagai kegiatan yang meningkatkan minat dan motivasi siswa. Indikator keberhasilan dalam
pengelolaan kelas yaitu:
a) Guru mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas.
b) Sebagai guru jika anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat lelah.
7 A. Kekuatan pembelajaran diluar kelas.
. 1) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk berjam-jam, sehingga
motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
2) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang
sebenarnya atau bersifat alami.
3) Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya akurat.
4) Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau
mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.
5) Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti
lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain.
B. Kelemahan pembelajaran diluar kelas.
1) Siswa akan kurang konsentrasi.
2) Pengelolaan siswa akan lebih sulit terkondisi.
3) Waktu akan tersita (kurang tepat waktu).
4) Penguatan konsep kadang terkontaminasi oleh siswa lain atau kelompok lain.
5) Guru lebih intensif dalam membimbing.
6) Akan muncul minat yang semu
C. Manfaat penataan ruang kelas yang menarik.
1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar yang memungkingkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal
mungkin.
2) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajar.
3) Menyediakan dan mengatur fasilitas perabot kelas yang mendukung dan memungkinkan siswa
belajar sesuai lingkungan, sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4) Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-
sifat individunya
D. Manfaat belajar didalam kelas.
1) Interaksi sosial: Di dalam kelas, siswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan teman
sekelas dan guru. Mereka dapat berbagi pemikiran, berdiskusi, dan saling belajar dari
pengalaman dan perspektif satu sama lain. Interaksi sosial ini dapat meningkatkan
keterampilan komunikasi, kemampuan kerja sama, dan memperluas jaringan sosial siswa.
2) Pembelajaran yang terarah: Di dalam kelas, guru memainkan peran sentral dalam memberikan
pengajaran yang terstruktur dan terarah. Guru membantu mengorganisir materi pelajaran,
memberikan penjelasan, memberikan tugas, dan memberikan umpan balik kepada siswa.
Pembelajaran yang terarah ini membantu siswa memahami konten pelajaran dengan lebih baik.
3) Pengawasan dan bimbingan: Di dalam kelas, guru dapat memberikan pengawasan dan
bimbingan langsung kepada siswa. Guru dapat mendeteksi kesulitan atau hambatan yang
dihadapi siswa dalam belajar dan memberikan dukungan yang diperlukan. Guru juga dapat
memberikan arahan dan saran untuk meningkatkan pemahaman dan kinerja siswa.
4) Kedisiplinan dan ketertiban: Kelas menyediakan lingkungan yang terstruktur dengan aturan
dan prosedur tertentu. Ini membantu siswa dalam mengembangkan kedisiplinan dan
ketertiban. Mereka belajar tentang tanggung jawab, mengikuti jadwal, menghormati aturan,
dan bekerja secara terorganisir. Kedisiplinan ini penting dalam mempersiapkan siswa untuk
kehidupan di luar lingkungan sekolah.
5) Akses ke sumber daya dan materi pembelajaran: Kelas menyediakan akses langsung ke
berbagai sumber daya dan materi pembelajaran. Guru dapat menggunakan buku teks, bahan
bacaan, alat-alat presentasi, multimedia, dan teknologi pembelajaran lainnya untuk
memberikan materi yang relevan dan bervariasi kepada siswa. Ini membantu siswa dalam
mendapatkan informasi yang diperlukan dan mengembangkan pemahaman yang lebih baik.
6) Umpan balik langsung: Di dalam kelas, siswa dapat menerima umpan balik langsung dari guru
dan teman sekelasnya. Guru memberikan penilaian dan umpan balik terhadap kinerja siswa
dalam bentuk diskusi, tes, tugas, atau proyek. Umpan balik ini membantu siswa dalam
mengevaluasi pemahaman dan kemampuan mereka, serta memberikan peluang untuk
perbaikan.
7) Motivasi dan penghargaan: Kelas dapat menjadi tempat yang memotivasi siswa untuk belajar.
Interaksi dengan guru dan teman sekelas, tantangan dalam pembelajaran, dan penghargaan
yang diberikan dapat mendorong siswa untuk mengembangkan minat, motivasi, dan semangat
dalam belajar.
E. Manfaat belajar diluar kelas.
1) Pikiran menjadi lebih jernih.
2) Sistem pembelajaran terasa lebih menyenangkan
3) Sistem pembelajaran menjadi lebih real dengan objek yang bisa secara langsung dilihat di
luar.
4) Sistem pembelajaran menjadi lebih kreatif.
5) Peserta didik mampu mengenal dunia nyata secara lebih luas
F. Kesimpulan menurut saya dari beberapa uraian diatas adalah baik pembelajaran didalam maupun
diluar kelas sama-sama memiliki peran atau manfaat yang baik bagi tercapainya hasil belajar yang
diinginkan oleh guru terhadap peserta didik, namun pembelajaran haruslah melihat kondisi dan
situasi terbaik untuk menggunakan jenis pembelajaran tersebut agar peserta didik mampu meraih
hasil yang maksimal sehingga tidak banyak hal sia-sia yang diperoleh dalam pembelajaran. Selain
itu juga seorang guru harus mampu mengelola pembelajarn didalam maupun diluar agar kondusif
dan tidak terjadinya tumpeng tinding antara keinginan yang dicapai dengan suasana yang dapat
merusak kegiatan belajar tersebut.

Anda mungkin juga menyukai