Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan mempunyai peranan penting bagi keberlangsungan suatu
negara. Pendidikan merupakan kunci utama terwujudnya sumber daya
manusia yang unggul dan berkualitas, sehingga dapat bersaing dengan negara
lain di era global ini. Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan
peningkatan dan penyempurnaan pendidikan, yang berkaitan erat dengan
peningkatan mutu proses belajar mengajar secara operasional yang
berlangsung di dalam kelas. Oleh karena itu diperlukan manajemen kelas
yang baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Karenanya
manajemen kelas memegang peranan yang sangat menentukan dalam proses
belajar mengajar.
Manajemen sangat penting untuk diimplementasikan dalam kegiatan di
dalam kelas. Kebutuhan terhadap menajemen di kelas merupakan respon
terhadap semakin meningkatnya tuntutan peningkatan kualitas pendidikan
yang dimulai dari ruang kelas. Di ruang kelas guru dituntut untuk mampu
menghasilkan peserta didik yang utuh, sesuai dengan fungsi pendidikan
dalam undang-undang sistem pendidikan nasional, yaitu mengembangkan
kemampuan, dan membentuk peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.1
Keberhasilan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak hanya
menuntut kemampuan menguasai materi pelajaran, strategi dan metode
pembelajaran. Tetapi guru melaksanakan tugas profesionalnya dituntut
kemampuan lainnya yaitu menyediakan atau menciptakan situasi dan kondisi

1
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, 6.

1
belajar mengajar bisa terlaksana dengan baik sesuai perencanaan dan
mencapai tujuan sesuai yang dikehendaki. Pengelolaan kelas adalah
ketrampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu
suasana pembelajaran.2
Manajemen tidak hanya sebagai seni dan keahlian dalam memecahkan
persoalan yang muncul, tetapi manajamen bersifat ilmu yang dapat digunakan
untuk mengelola berbagai kegiatan pembelajaran di kelas. Relevan dengan
uraian di atas, dalam Al-Quran Q.S As-Saff ayat 4 dijelaskan bahwa:

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya


dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan
yang tersusun kokoh” (Q.S As-Saff (37) .3
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah menganjurkan untuk
melakukan sesuatu dengan cara terorganisir dan direncanakan dengan
matang. Hal ini bertujuan agar terciptanya suatu kesatuan yang kokoh dalam
suatu organisasi demi tercapainya tujuan yang dicita-citakan. Oleh sebab itu
manajemen kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan waktu ke waktu
tingkah laku peserta didik selalu berubah. Hari ini peserta didik dapat belajar
dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan
yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi
persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam perilaku, perbuatan,
sikap, mental, dan emosional siswa.4
Dalam hal ini kemampuan dalam mengelola kelas juga akan sangat
berdampak pada tingkat antusiasme maupun motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Biasanya guru yang menguasai pengelolaan kelas akan
mendapat apresiasi lebih dari siswa daripada guru yang tidak menguasai.

2
Sanjaya, Penilaian Tindakan Kelas, 44.
3
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, 440.
4
Mudasir, Manajemen Kelas, (Jakarta: Zanafa, 2013), 15-17.

2
Oleh karena itu, kemampuan dalam pengelolaan kelas tidak boleh diabaikan
oleh siapapun yang berniat atau sudah menjadi guru.5
Manajemen kelas yang baik sangat penting untuk mendorong
tercapainya hasil pendidikan yang positif. Manajemen kelas diperlukan
karena dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu
berubah, khususnya anak usia SD/MI yang belum terlalu pandai dalam
mengatur dirinya. Masa usia anak SD/MI merupakan masa yang masih sangat
membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang dewasa (guru), baik itu
dalam perkataan maupun perbuatan. Pada masa sekolah dasar salah satu masa
adaptasi anak dalam lingkungan sekitar. Sehingga pada usia sekolah dasar
anak mampu terpengaruh oleh lingkungan sekitar baik dari cara belajar,
perilaku maupun gaya bahasa. Hari ini anak didik dapat belajar dengan baik
dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat
dalam kelompok, sebaliknya di masa mendatang boleh jadi persaingan itu
kurang sehat. Konteks ini menunjukan bahwa kelas selalu dinamis dalam
bentuk perilaku, perbuatan, sikap mental, dan emosional anak didik.6
Dengan adanya pengelolaan kelas maka dapat meningkatkan kegiatan
pembelajaran, meningkatkan prestasi peserta didik dalam belajar, menerapkan
kegiatan belajar yang kreatif, variatif, dan inofatif, bahkan dapat membuat
kontrak belajar dengan peserta didik. Di samping itu juga dengan manajemen
kelas, tingkat daya serap materi yang telah diajarkan pendidik akan lebih
membekas dalam ingatan siswa karena adanya penguatan yang diberikan
pendidik selama proses belajar mengajar berlangsung.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas, penulis mengusung rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari manajemen kelas?

5
Sahrizal Fahlawi, “Manajemen Kelas dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas
Pembelajaran”, Elhikam- Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman, (diakses 30/09/22),
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/elhikam/article/view/3055.
6
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif , 172.

3
2. Apa fungsi dan tujuan manajemen kelas?
3. Bagaimana prinsip-prinsip manajemen kelas?
4. Bagaimana pendekatan dalam manajemen Kelas?
5. Apa saja ruang lingkup dalam manajemen kelas?
6. Bagaimana karakteristik belajar anak usia SD/MI?
7. Bagaimana peran guru dalam manajemen kelas?

C. Tujuan Pembahasan Masalah


Sebagaimana yang tercantum dalam rumusan masalah di atas, makalah
ini dibuat agar pembaca dapat mengetahui:
1. Pengertian dari manajemen kelas.
2. Fungsi dan tujuan manajemen kelas.
3. Prinsip-prinsip manajemen kelas.
4. Pendekatan dalam manajemen kelas.
5. Ruang lingkup dalam manajemen kelas.
6. Karakteristik belajar anak usia SD/MI.
7. Peran guru dalam manajemen kelas.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kelas


1. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan terjemahan dari kata “Pengelolaan”.
Karena terbawa oleh derasnya arus penambahan kata pungut ke dalam
Bahasa Indonesia, maka istilah Inggris tersebut kemudian di Indonesiakan
menjadi “Manajemen“. Arti dari manajemen adalah pengelolaan,
penyelenggaraan, ketatalaksanaan penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan. 7
Terry mendefinisikan manajemen adalah usaha-usaha untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan
mempergunakan kegiatan orang lain. Lebih lanjut lagi Stoner, Freeman,
dan Gilbert menyatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan serta pengawasan terhadap anggota
organisasi dan penggunaan semua sumber daya yang dimiliki organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi. Gibson, Ivancevich, dan Donelly
menyatakan bahwa manajemen adalah proses individual maupun
kelompok untuk mengkoordinasikan berbagai kegiatan yang dilakukan
oleh orang lain agar memperoleh hasil yang tidak dapat diraih oleh
seorang individu saja.8
2. Pengertian Kelas
Hornby mendefinisikan kelas merupakan sekelompok siswa yang
belajar bersama atau suatu wahana ketika kelompok itu menjalani proses
pembelajaran pada tempat dan waktu yang diformat secara format.9
Sedangkan Hadari Nawawi juga memandang kelas dari dua sudut,
yakni :

7
Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Sebagai Lembaga
Pendidikan, 116.
8
Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas, 3-4.
9
Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah Dan Manajeman Kelas, 98.

5
a. Kelas dalam arti sempit: ruangan yang dibatasi oleh empat dinding,
tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar
mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini, mengandung sifat
statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut
tingkat perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur
kronologis masing-masing.
b. Kelas dalam arti luas: suatu masyarakat kecil yang merupakan
bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan
diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk
mencapai suatu tujuan.10
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa kelas diartikan sebagai
ruangan belajar atau rombongan belajar, yang dibatasi oleh empat
dinding atau tempat peserta didik belajar, dan tingkatan (grade). Ia juga
dapat dipandang sebagai kegiatan belajar yang diberikan oleh guru dalam
suatu tempat, ruangan, tingkat dan waktu tertentu.

3. Pengertian Manajemen Kelas


Setelah berbicara tentang pengertian dari Manajemen dan Kelas di
atas, maka kemudian kedua kata tersebut di gabung menjadi manajemen
kelas yang berarti proses atau upaya yang dilakukan oleh seseorang guru
secara sistematis untuk menciptakan dan mewujudkan kondisi kelas yang
dinamis dan kondusif dalam rangka menciptakan pembelajaran yang
efektif dan efisien.11
Sejalan dengan itu, menurut Nawawi menyatakan bahwa
manajemen kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam
mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang

10
Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Sebagai Lembaga
Pendidikan, 116.
11
Sulistyorini dan Muhammad Faturrohman, Esensi Manajemen Pendidikan Islam:
Pengelolaan Lembaga Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam, 160.

6
seluas-luasnya pada setiap individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
yang kreatif dan terarah.12
Dalam hal ini Depdikbud juga menjelaskan bahwa pengelolaan
kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana
belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi
siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.13
Dari pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa manajemen
kelas merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan iklim atau kondisi kelas yang kondusif sehingga terciptanya
pembelajaran yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan
pembelajaran.

B. Fungsi dan Tujuan Manajemen Kelas


1. Fungsi Manajemen
a. Perencanaan Kelas (Planning)
Perencanaan yaitu proses dan rangkaian kegiatan untuk
menetapkan tujuan terlebih dahulu pada suatu jangka waktu/periode
tertentu serta tahapan atau langkah-langkah yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan tersebut.14
Perencanaan kelas juga sangat penting bagi guru karena berfungsi
untuk :
1) Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai di dalam kelas
2) Menetapkan aturan yang harus diikuti agar tujuan kelas dapat
tercapai dengan efektif.
3) Memberikan tanggung jawab secara individu kepada peserta didik
yang ada dikelas.
4) Memperhatikan serta memonitor berbagai aktivitas yang ada
dikelas agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.15

12
Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas, 6.
13
Sulistyorini dan Muhammad Faturrohman, Esensi Manajemen Pendidikan Islam, 160.
14
Siswanto, Pengantar Manajemen, 3.
15
Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas, 21.

7
Perencanaan merupakan aspek penting dari manajemen. Dalam
menejemen kelas, perencanaan ini harus tertuang secara tertulis dalam
dokumen perangkat pembelajaran guru (program tahunan, program
semester, silabus, rencana pembelajaran, serta evaluasi hasil belajar,
dan sebagainya).
b. Fungsi Pengorganisasian Kelas (Organizing)
Setelah mendapatkan kepastian tentang arah, tujuan, tindakan,
sumberdaya, sekaligus metode atau teknik yang tepat untuk digunakan,
lebih lanjut lagi bagi guru melakukan upaya pengorganisasian agar
rencana tersebut berlangsung dengan sukses. Dalam kaitannya dengan
manajemen kelas, mengorganisasikan berarti:
1) Menentukan sumberdaya dan keinginan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan organisasi.
2) Merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi
orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan.
3) Menugaskan seseorang atau kelompok orang dalam suatu
tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu.
4) Mendelegasikan wewenang kepada individu yang berhubungan
dengan keleluasaan melaksanakan tugas.16
c. Fungsi Kepemimpinan Kelas (Actuating)
Kepemimpinan efektif di ruang kelas merupakan bagian dari
tanggung jawab guru di dalam kelas, dalam hal ini guru memimpin,
mengarahkan, memotivasi, dan membimbing peserta didik untuk dapat
melaksanakan proses belajar dan pembelajaran yang efektif sesuai
dengan fungsi dan tujuan pembelajaran. Selain itu guru harus dapat
memberikan keteladanan yang baik bagi peserta didik sehingga peserta
didik akan mengikuti apa yang dilakukan oleh guru. Dalam
kepemimpinan guru perlu menjaga wibawa dan kreasibilitas, dengan

16
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan, 173.

8
tanpa mengabaikan kemampuan fleksibilitas dan adaptif dengan
kebutuhan peserta didik.
d. Fungsi Pengendalian Kelas (Controlling)
Mengendalikan kelas bukan merupakan perkara mudah, karena
di dalam kelas terdapat berbagai macam peserta didik yang memiliki
karakteristik yang berbeda, kegiatan di dalam memonitori, dicatat, dan
kemudian dievaluasi agar dapat dideteksi apa yang kurang serta dapat
direnungkan kira-kira apa yang kita perbaiki. Pengendalian merupakan
proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan
aktivitas yang direncanakan.
2. Tujuan Manajemen Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam
tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah
penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang
disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya
suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada
siswa.17
Sedangkan menurut Tabrani, tujuan manajemen kelas adalah
sebagai berikut:
a. Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan
pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
b. Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa
dalam pelajarannya. Dengan Manajemen Kelas, guru mudah untuk
melihat dan mengamati setiap kemajuan/ perkembangan yang dicapai
siswa, terutama siswa yang tergolong lamban.

17
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar, 178.

9
c. Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah
penting untuk dibicarakan di kelas demi perbaikan pengajaran pada
masa mendatang.18

C. Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas


1. Hangat dan antusias
Guru yang hangat dan akrab pada peserta didik selalu
menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya dan berhasil
dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas. Untuk dapat memiliki
sikap yang hangat pada siswa, guru dapat memulainya dari hal-hal yang
sederhana seperti bertanya tentang kabar siswanya, guru juga berperan
sebagai konsultan yang selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengemukakan persoalan-persoalan yang mereka hadapi, tidak pelit
memberikan pujian kepada siswa, selalu berusaha untuk membantu siswa,
dan senantiasa menghargai pendapat mereka.19
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, cara kerja, atau bahan-bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah peserta didik untuk belajar sehingga
mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi
antara guru dan peserta didik akan mengurangi munculnya gangguan,
meningkatkan perhatian peserta didik. Kevariasian ini merupakan kunci
untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari
kejenuhan
4. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi
mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan peserta
didik serta mencipatakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan
18
Wijaya, Cece dan Rusyan, A. Tabrani, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar, 114.
19
Salman Rusydie, Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas, 35-36.

10
pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan peserta
didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
5. Penekanan hal yang positif
Penekanan pada hal-hal positif yaitu penekanan yang dilakukan
guru terhadap tingkah laku peserta didik yang positif daripada mengomeli
tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan
pemberian penguatan yang posistif dan kesadaran guru untuk menghindari
kesalahan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.20
6. Penanaman kedisiplinan
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah peserta didik dapat
mengembangkan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi
teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab.

D. Pendekatan dalam Manajemen Kelas


Dalam rangka menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam proses
pembelajaran, seorang guru harus memahami dan dapat memilih pendekatan
yang tepat dalam mengelola kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik. Berkaitan dengan hal tersebut, dibawah ini akan
diuraikan beberapa pendekatan pengelolaan kelas sebagai berikut:
1. Pendekatan perubahan perilaku (Behaviuor Modification Approach)
Dalam pendekatan perilaku ini dapat dikemukakan bahwa
mengabaikan perilaku siswa yang tidak diinginkan dan menunjukkan
persetujuan atas perilaku yang diinginkan adalah amat efektif dalam
menumbuhkan perilaku yang baik bagi para siswa dikelas, sedangkan
menunjukkan persetujuan atas perilaku siswa yang baik merupakan kunci
pengelolaan kelas yang efektif.
2. Pendekatan iklim sosioemosional (Socio Emotional Climate Approach)
Menurut Rogers william Glasser bahwa pengajar perlu bersifat
tulus terhadap siswanya, menerima dan menghargai siswa sebagai
manusia, serta memahami siswa dari sudut siswa itu sendiri (epathic

20
Euis Karwati, Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas, 26-27.

11
understanding), sedangkan Glasser lebih menekankan pada pentingnya
pengajar membina rasa tanggung jawab dan harga diri siswa.
3. Pendekatan proses kelompok (Group Processes Approach)
Menurut Schmuck bahwa terdapat enam unsur yang berkaitan
dengan pengelolaan kelas. Unsur-unsur yang dimaksud adalah harapan,
kepemimpinan, kemenarikan, norma, komunikasi, dan keeratan
hubungan.21

E. Ruang Lingkup Manajemen Kelas


Adapun ruang lingkup pengelolaan kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua
yaitu:
1. Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik.
Pengelolaan kelas yang bersifat fisik ini berkaitan dengan
ketatalaksanaan atau pengaturan kelas yang merupakan ruangan yang
dibatasi oleh dinding tempat siswa berkumpul bersama mempelajari
segala yang diberikan oleh pengajar, dengan harapan proses belajar
mengajar bisa berlangsung secara efektif dan efisien. Pengelolaan kelas
yang bersifat fisik ini meliputi pengadaan dan pengaturan ventilasi,
tempat duduk siswa, alat-alat pelajaran dan lain-lain sebagai inventaris
kelas.22
Penataan kelas akan mempengaruhi keterlibatan dan partisipasi
peserta didik, dan penataan secara fisik harus sejalan dengan tujuan
pembelajaran. Wahana lingkungan fisik akan mempengaruhi perilaku
peserta didik baik secara langsung maupun melalui perilaku guru, atau
melalui tugas-tugas terstruktur yang diberikan guru kepada peserta
didik.23
a. Pengaturan ventilasi
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendatipun guru sulit
mengatur karena sudah ada) adalah asset penting untuk terciptanya
21
Sulistyorini dan Muhammad Faturrohman, Esensi Manajemen Pendidikan Islam, 163.
22
Sulistyorini dan Muhammad Faturrohman, Esensi Manajemen Pendidikan Islam, 161.
23
Nyoman Dantes, Landasan Pendidikan: Tinjauan dari Dimensi Makropedagogis, 115.

12
suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu, ventilasi harus cukup
menjamin kesehatan peserta didik. Ventilasi yang baik dan udara yang
sehat adalah dimana guru dan siswa di dalam kelas dapat menghirup
udara yang segar. Untuk menciptakan sirkulasi udaraa yang sehat
dapat menggunakan ventilasi seperti jendela kelas, kipas angin, atau
air conditioning (AC).24
b. Pengaturan pencahayaan
Widiasworo mengemukakan pengaturan pencahayaan
merupakan peran yang sangat penting untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Karena hal tersebut mempengaruhi penyerapan materi
yang diberikan berdasarkan media visual, yaitu teks atau tulisan, yang
dilakukan baik di papan tulis maupun dari buku. Cahaya yang masuk
didalam ruang kelas perlu dikelola supaya cahya yang masuk
seimbang tidak kelebihan atau kekurangan.25
c. Pengaturan kenyamanan
Kelas merupakan taman belajar siswa dan tempat bagi para
siswa untuk tumbuh dan berkembang baik potensi intelektual dan
emosionalnya. Hal tersebut hendaknya kelas dikelola sebaik mungkin
dan menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan. Adapun syarat-
syarat kelas yang nyaman meliputi pengaturan kenyamanan harus
sesuai dengan pencahayaan, suhu udara, akuistik (ketenangan dari
gangguan suara), keindahan ruangan dan kepadatan kelas.26
d. Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah
memungkinkan terjadinya tatap muka, dimana dengan demikian guru
sekaligus dapat mengontrol tingkah laku peserta didik. Melalui
pengaturan tempat duduk yang baik dan jumlah siswa yang ideal
antara 20-30 orang siswa satu kelas dapat mempengaruhi kelancaran
proses belajar mengajar. Susunan fisik yang sesuai dapat
24
Imam Gunawan, Manajemen Kelas, Teori dan Aplikasinya, 83.
25
Erwin Widiasworo, Cerdas Pengelolaan Kelas, 46-49.
26
Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas,

13
meningkatkan perasaan menjadi lebih baik dan membantu mencegah
masalah-masalah dalam pengelolaan kelas.27
Djamarah mengemukakan beberapa contoh formasi tempat
duduk yaitu: posisi berhadapan, posisi tengah lingkaran, dan posisi
berbaris dibelakang.28 Dalam kurikulum 2013 menetapkan bahwa
pengaturan tempat duduk peserta didik adalah secara berkelompok.
Cara seperti ini mendukung anjuran kurikulum 2013 tentang
penerapan metode diskusi sebanyak mungkin selama proses belajar
mengajar berlangsung. Guru didorong untuk aktif mengawasi dan
membantu peserta didik dengan berjalan berkeliling kelas mendekati
kelompok-kelompok yang membutuhkan penguatan, jawaban maupun
penjelasan tambahan tentang materi pelajaran yang sedang dibahas.29
e. Penempatan peserta didik
Penempatan peserta didik atau pembagian kelas yaitu kegiatan
pengelompokan peserta didik yang dilakukan dengan sistem kelas,
pengelompokan peserta didik bisa dilakukan dengan kesamaan yang
ada pada peserta didik yaitu jenis kelamin atau umur, selain itu juga
pengelompokan berdasarkan perbedaan yang ada pada individu
peserta didik seperti minat, bakat, dan kemampuan.
2. Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat non
fisik.
Adapun hal-hal yang bersifat non fisik berkaitan dengan pemberian
stimulus dalam rangka membangkitkan dan mempertahankan kondisi
motivasi siswa untuk secara sadar berperan aktif dan terlibat dalam proses
pendidikan dan pembelajaran disekolah. Manivestasinya dapat berbentuk
kegiatan, tingkah laku, suasana yang diatur atau diciptakan guru dengan
menstimulasi siswa agar ikut serta berperan aktif dalam proses pendidikan

27
Sulistyorini dan Muhammad Faturrohman, Esensi Manajemen Pendidikan Islam, 161.
28
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, 204-205.
29
Lies Kryati,” Sistem Pengelolaan Kelas di Indonesia dalam Kurikulum 2013”, Jurnal
Pendidikan Islam Iqra, Vol 11 No. 2, 32-33, (diakses 01/10/22).
http://journal.iain-manado.ac.id/index.php/JII/article/view/583

14
dan pembelajaran secara penuh. Manajemen kelas yang baik
memungkinkan guru mengembangkan apa-apa yang diinginkan. Dengan
demikian guru juga bisa membina hubungan yang baik dengan murid.30
Murid atau peserta didik atau siswa adalah orang yang melakukan
aktifitas dan kegiatan yang ditempatkan sebagai objek dan arena
perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa
bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai objek. Pengaturan siswa
berkaitan dengan mengatur dan menempatkan siswa dalam kelas sesuai
dengan potensi intelektual dan perkembangan emosionalnya. 31
Dalam pengelolaan kelas, hal-hal yang bersifat nonfisik yang pelu
diperhatikan meliputi:
a. Tingkah laku peserta didik
Tingkah laku adalah tindakan-tindakan yang dilakukan peserta
didik sesuai dengan nilai-nilai norma ataupun nilai yang ada dalam
masyarakat yang sudah ada sebelumnya dalam suatu kelompok sosial
masyarakat. Terkait dengan proses identifikasi tingkah laku peserta
didik, maka yang perlu diperhatikan adalah:
1) Tahap meminta perhatian. Apabila seorang guru merasa terganggu
dengan perbuatan peserta didiknya, maka kemungkinan peserta
didik tersebut berada pada tahap meminta perhatian (attention
getting).
2) Tahap ingin berkuasa. Ketika seorang guru merasa dikalahkan atau
terancam akibat kelakuan peserta didiknya, maka peserta didik
berada pada tahap ingin berkuasa (power seeking).
3) Tahap ingin membalas dendam. Pada saat seorang guru merasa
tersinggung atau hati terluka karena perbuatan peserta didiknya,
kemungkinan peserta didik berada pada tahap ingin balas dendam
(revenge-seeking).

30
Sulistyorini dan Muhammad Faturrohman, Esensi Manajemen Pendidikan Islam, 161.
31
Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas, 23.

15
4) Tahap ketidakmampuan. Jika guru merasa benar-benar tidak
mampu lagi berbuat apa-apa untuk menghadapi peserta didik, maka
kemungkinan besar peserta didik ingin mengetahui sejauh mana
ketidakmampuan guru dalam mengaturnya. Oleh karena itu, guru
perlu menyemangati dirinya sendiri dan menunjukkan kepada
peserta didik bahwa ia memiliki sikap dan perilaku yang baik. 32
b. Kedisiplinan peserta didik
Pelaksanaan pengelolaan kelas yang sangat erat kaitannya dengan
kedisiplinan peserta didik, dalam pengelolaan yang efektif kedisiplinan
pesera didik akan terwujud dengan adanya aturan-aturan kelas yang
menjadi standar bagi prilaku peserta didik. Peran guru dalam manajemen
kelas untuk membina kedisplinan peserta didik sangat penting untuk
mengarahkan hal-hal yang baik, menjadi teladan, sabar dan
penuh pengertian. Untuk itu guru harus mampu melakukan hal-hal
sebagai berikut: pertama membantu mengembangkan pola perilaku
dirinya, kedua membantu peserta didik untuk meningkatkan standar
perilakunya dan ketiga tata tertib kelas digunakan sebagai media untuk
menegakkan disiplin. Fungsi disiplin ini adalah untuk mengajarkan
peserta didik menghormati, mematuhi dan mengendalikan dirinya agar
lebih baik.
c. Minat/perhatian peserta didik.
Minat adalah suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian
dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek
dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang dalam perubahan
tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Setiap
individu peserta didik memiliki berbagai macam minat dan potensi.
Adapun indikator minat belajar peserta didik terdiri dari:
keinginan untuk mengetahui/memiliki sesuatu, obyek-obyek atau kegiatan
yang disenangi, jenis kegiatan untuk memperoleh sesuatu yang disenangi,

32
Ani Setiani, Donni Juni Priansa, Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran, 55-
56.

16
dan upaya-upaya yang dilakukan untuk merealisasikan keinginan/rasa
senang terhadap obejek atau kegiatan tertentu. Lebih lanjut lagi ada
beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta
didik, yaitu:
1) Faktor intern, yang meliputi faktor jasmaniah seperti (kesehatan dan
cacat tubuh), dan faktor psikologi seperti (intelegensi, perhatian,
bakat, kematangan, dan kesiapan).
2) Faktor Ekstern, yang meliputi faktor keluarga seperti (cara orang tua
mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan), dan faktor sekolah seperti (metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik
dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standar penilaian diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar
dan tugas rumah).33
d. Gairah belajar peserta didik
Gairah belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri
dalam beberapa gejala seperti semangat, keinginan, perasaan suka
melakukan proses tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi
mencari pengetahuan dan pengalaman. Gejala tersebut terjadi adanya
motivasi, karena motivasi memiliki pengaruh meningkatnya semangat dan
kekuatan dalam belajar. Motivasi belajar memegang peranan yang penting
dalam memberi gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar.
Motivasi peserta didik dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1) Motivasi intrinsik yaitu motivasi rangsangan dari dalam diri peserta
didik, dimana motivasi ini timbul dari dalam diri peserta didik tanpa
adanya paksaan dorongan dari orrang lain.
2) Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi rangsanan dari luar peserta didik,
jenis motivasi ekstrinsik ini timbul akibat pengaruh dari luar peserta
didik, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang

33
Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas, 149-150.

17
lain sehingga dengan keadaan demikian peserta didik mau melakukan
sesuatu, contohnya cara-cara guru untuk memotivasi peserta didik
diantaranya memberi nilai, hadiah, kompetisi, pujian, dan hukuman.34

F. Karakteristik Belajar Anak SD/MI


1. Dari Kongret ke Abstrak
Perkembangan kognitif anak pada usia SD/MI (7-11tahun) cara belajar
didasari oleh perkembangan berfikir yang bersifat kongkret operasinal,
artinya anak mampu melakukan proses berfikir pada taraf kongkret.
Anak dapat melakukan tugas-tugas belajar, untuk hal hal yang bersifat
kongkrit. Contoh demontrasi sederhana, alat peraga konkret misalnya :
konsep bilangan, konsep matematik dan sebagainya.
2. Dari keselurahan ke bagian-bagian
Proses pembelajaran di mulai mengenalkan sesuatu yang bersifat
keseluruhan (gestalt) menuju pengenalan bagian – bagian. Dengan guru
kelas, guru akan lebih mudah membuat dari keseluruhan dari apa yang di
ajarkan, dan demikian pula akan mudah melihat segala sesuatu sebagai
keseluruhan.
3. Lingkungan yang makin meluas
Ditandai dengan masuknya anak ke lingkungan kehidupan yang lebih
luas. Proses transisi ini akan berpengaruh terhadap karaktristik
pembelajaran mereka terutama dengan cara, materi, dan suasana
pembelajaran. Pembelajaran di sekolah dasar mempunyai karaktristik
sangat dekat dengan lingkungan anak terutama lingkungan keluarga dan
sekitarnya.
4. Belajar dan bermain
Belajar merupakan bagi perkembangan anak. Anak akan memperoleh
kemanjuan dalam proses perkembangannya melalui kegiatan
perkembangan. Proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana
yang menyenangkan sebagaimana dalam permainan.

34
Ani Setiani, Donni Juni Priansa, Manajemen Peserta Didik, 132-134.

18
5. Kelompok Sebaya
Salah satu ciri perkembangan sosial anak SD/MI adalah perkembangannya
kehidupan anak dalam kelompok sebaya, yaitu kelompok yang terdiri
anak-anak yang memiliki usia yang relatif sama. Kelompok ini terbentuk
semenjak anak keluar dari lingkungan keluaga kemudian berkembang di
sekolah. Tugas pembelajaran dapat di lakukan dalam kelompok sehingga
anak dapat memanfaatkan kelompok dari sumber belajar.
6. Penguasaan ketrampilan dasar
Pembelajaran di SD/MI di kelas rendah mencakup penguasaan
ketrampilan dasar dan berupa baca tulis hitung, untuk di kembangkan di
kelas-kelas selanjutnya. Ketrampilan dasarnya ketrampilan dalam
hubungan dengan lingkungan sosial, lingkungan alam, dan kehidupan nilai
dan sikap.

G. Peran Guru dalam Manajemen Kelas SD/MI


Guru berada di posisi garda terdepan dan sentral dalam pelaksanaan
proses pembelajaran yang dibutuhkan keprofesionalan dalam
menjalankannya. Guru professional akan dapat menyelenggrakan Proses
Belajar mengajar yang bersih dan menyenangkan, sehingga dapat mendorong
kreativitas pada diri siswa.
Peran guru dalam manajemen kelas antara lain meliputi guru sebagai
pengajar, demonstrator, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan
belajar, perencana, manajer, fasilitator, motivator.
1. Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila
ada orang tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya
maka siswa tersebut akan menyalahkan argumen si orangtua dan
membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi peserta didiknya
oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar
akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan
guru sebagai tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.

19
2. Guru Sebagai Manajer Kelas
Manager mengelola kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan
karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau
tanpa tujuan. Guru sebagai pengelola kelas, agar anak didik betah tinggal
di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di
dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas: merancang
tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran dan
memotivasi, mendorong, serta menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam
memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan
reaward. Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa
belum dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
3. Guru Sebagai Fasilitator
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan
juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga
termasuk sebagai sember belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru.
Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi
berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang
media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran.
Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang
pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa
dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran di
dalam kelas banyak macamnya misalkan bigbook, Hand Phone,
proyektor, dan lain sebagainya.
4. Guru Sebagai Motivator
Sebagai seorang siswa rasa lelah, jenuh dan beberapa alasan lain bisa
muncul setiap saat. Disinilah unsur guru sangat penting dalam
memberikan motivasi, mendorong dan memberikan respon positif guna
membangkitkan kembali semangat siswa yang mulai menurun. Guru
seolah sebagai alat pembangkit motivasi (motivator) bagi peserta
didiknya, yaitu :

20
a. Bersikap terbuka, artinya bahwa seorang guru harus dapat mendorong
siswanya agar berani mengungkapkan pendapat dan menanggapinya
dengan positif. Guru juga harus bisa menerima segala kekurangan dan
kelebihan tiap siswanya.
b. Membantu siswa agar mampu memahami dan memanfaatkan potensi
yang ada pada dirinya secara optimal.
c. Menciptakan hubungan yang serasi dan penuh kegairahan dalam
interaksi belajar mengajar di kelas. Hal ini dapat ditunjukkan antara
lain, menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secara positif,
menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah senyum, mampu
mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional sehingga
berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukan pada
tempatnya.
5. Guru Sebagai Pengajar yang Efektif
Berdasarkan karakteristik belajar anak SD/MI, maka dalam proses belajar
mengajar, guru harus dapat mengembangkan proses pengajaran yang
efektif. Proses pengajaran yang efektif dapat terbentuk melalui
pengajaran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berpusat pada anak
Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, siswa merupakan subjek
utama. Oleh karena itu, dalam proses pengajaran hendaknya siswa
menjadi perhatian utama dari para guru. Segala bentuk aktifitas
hendaknya di arahkan untuk membantu perkembangan siswa.
b. Interaktif edukatif antara guru dengan anak
Dalam proses belajar hendaknya terjalin hubungan yang bersifat
edukatif atau mendidik dan mengembangkan. Interaksi antara
guru dengan siswa hendaknya berdasarkan sentuhan-sentuhan
psikologis yaitu adanya saling pemahaman antara guru dengan
siswa. Rasa percaya diri dapat di tumbuhkan dalam suasana seperti
itu.

21
c. Suasana demokratis.
Suasana dalam kelas yang bersifat demokratis akan banyak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih mewujudkan
dan mengembangkan hak dan kewajibannya. Dalam suasana
demokratis, semua pihak memperolah penghargaan sesuai dengan
prestasi dan potensinya sehingga dapat memupuk rasa percaya diri,
dan pada gilirannya dapat berinovasi dan berkreasi sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
d. Variasi metode mengajar
Metode mengajar yang di gunakan guru hendaknya bervariasi sesuai
dengan tujuan dan bahan yang di ajarkan. Dengan metode mengajar
yang bervariasi, akan membuat siswa lebih senang bersemangat dalam
belajar, sehingga dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik.
e. Lingkungan yang kondusi
Lingkungan yang kondusif ialah lingkungan yang dapat menunjang
bagi proses belajar mengajar secara efektif. Kehidupan anak SD
masih sangat dekat dengan lingkungan terutama lingkungan keluarga
dan sekitarnya. Dalam hubungan ini proses belajar mengajar
hendaknya senantiasa terkait dengan lingkungan anak.
f. Sarana belajar yang menunjang.
Proses belajar dan pengajaran akan berlangsung secara efektif apabila
di tunjang dengan sarana yang baik. Sarana tersebut adalah berupa
alat bantu mengajar, laboratorium, aula, lapangan olah raga,
perpustakaan, dsb.
6. Guru Sebagai Evaluator
Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran
karena setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik
kuantitatif maupun kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan,
pelaksanaan, evaluasi.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Manajemen kelas merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh guru
untuk menciptakan iklim atau kondisi kelas yang kondusif sehingga
terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Fungsi manajemen, yaitu sebagai perencanaan kelas (Planning),
pengorganisasian kelas (Organizing), fungsi kepemimpinan kelas
(Actuating), fungsi pengendalian kelas (Controlling).
3. Tujuan manajemen kelas adalah agar pengajaran dapat dilakukan secara
maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien, memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa
dalam pelajarannya, memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-
masalah penting untuk dibicarakan di kelas demi perbaikan pengajaran
pada masa mendatang.
4. Prinsip-prinsip manajemen kelas antara lain: hangat dan antusias,
tantangan, bervariasi, keluwesan, penekanan hal yang positif, penanaman
kedisiplinan.
5. Pendekatan dalam manajemen kelas, meliputi pendekatan perubahan
perilaku (behaviuor modification approach), pendekatan iklim
sosioemosional (socio emotional climate approach), pendekatan proses
kelompok (group processes approach).
6. Ruang lingkup manajemen kelas diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik
yang meliputi pengadaan dan pengaturan ventilasi, pengaturan
pencahayaan, pengaturan kenyamanan, pengaturan tempat duduk,
penempatan peserta didik, dan pengelolaan kelas yang memfokuskan
pada hal-hal yang bersifat non fisik yang meliputi tingkah laku peserta

23
didik, kedisiplinan peserta didik, minat/perhatian peserta didik, gairah
belajar peserta didik.
7. Karakteristik belajar anak sd/mi yaitu dari kongret ke abstrak, dari
keselurahan ke bagian-bagian, lingkungan yang makin meluas, belajar
dan bermain, kelompok sebaya, penguasaan ketrampilan dasar.
8. Peran guru dalam manajemen kelas SD/MI
peran guru dalam manajemen kelas antara lain meliputi guru sebagai
pengajar, demonstrator, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur
lingkungan belajar, perencana, manajer, fasilitator, guru sebagai
motivator, guru sebagai evaluator.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka dapat diajukan saran
sebagai berikut:
1. Bagi para pendidik agar lebih memahami dan menerapkan menajemen
kelas agar dapat melaksanakan pembelajaran yang lebih efektif dan
efisien.
2. Guru hendaknya mampu meningkatkan kemauan untuk
mempraktekkan metode mengajar yang lebih bervariasi serta
penggunaan berbagai variasi media pembelajaran saat pembelajaran di
kelas.
3. Dalam melakukan pembelajaran di kelas, guru harus
mempertimbangkan tingkat usia dalam memilih metode, media, dan
sarana dalam pembelajaran.
4. Pihak sekolah hendaknya bisa meningkatkan pengadaan fasilitas
sarana prasarana sekolah yang menunjang pembelajaran di kelas.

24

Anda mungkin juga menyukai