Anda di halaman 1dari 49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Rembang


1. Sejarah Singkat Berdirinya MIN 1 Rembang
Awal berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Rembang dimulai
atas dorongan masyarakat, yang kemudian didukung oleh tokoh-tokoh
masyarakat dalam pembentukan yayasan bernama Miftahul Huda pada
tanggal 1 April 1967. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1991,
madrasah ini memenuhi persyaratan untuk diakui sebagai madrasah
negeri dan berganti nama menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sedan.
Kepemimpinan pada masa itu dipegang oleh Bapak H. Adib Munawwir
hingga tahun 2007. Setelahnya, kepala madrasah digantikan oleh Bapak
Asrip S, Ag. hingga tahun 2011, kemudian dilanjutkan oleh Bapak
Badrudin, M.Si. sejak tahun 2012 hingga saat ini.1
Pada tahun 2017, karena hanya ada dua Madrasah Ibtidaiyah
Negeri di Kabupaten Rembang, yaitu MIN Sedan dan MIN Sale,
Kementerian Agama mengeluarkan regulasi yang mengubah nama MIN
Sedan menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Rembang, sementara MIN
Sale berubah nama menjadi MIN 2 Rembang. Sejak itu, hingga saat ini,
madrasah ini dikenal dengan nama MIN 1 Rembang.2
2. Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Rembang
Berikut adalah profil dari MIN 1 Rembang:
a. Nama Lembaga : MIN 1 Rembang
b. NSM : 111133170002
c. NPSN : 60712118
d. Status : Negeri
e. Bentuk Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah
f. Kepala Madrasah : Ahmad Fahimi,S.Pd, M.Pd.
1
Ahmad Fahimi, ‘Dokumentasi, Sejarah Singkat MIN 1 Rembang’, 12 February 2024.
2
Ahmad Fahimi, ‘Dokumentasi, Sejarah Singkat MIN 1 Rembang’, 12 February 2024.

60
61

g. Alamat : Jl. Kragan Km. 01 Sedan Rembang


h. Penyelenggara : Perorangan
i. Luas Tanah : 5467 𝑚2
j. SK Pendirian Sekolah : No. 137 tahun 1991
k. Tanggal SK Pendirian : 11-07-1991
l. SK Izin Operasional :-
m. Tanggal Izin Operasional : 06-11-20173
3. Letak Geografis MIN 1 Rembang
MIN 1 Rembang berlokasi di Desa Sedan Rembang, dengan
alamat tepat di Jalan Kragan Km. 01, Sedan Rembang. Secara geografis,
MIN 1 Rembang terletak di wilayah yang strategis, dengan posisi sebagai
berikut:
a. Sebelah Timur : terdapat pemukiman rumah warga
b. Sebelah Barat : terdapat pemukiman rumah warga
c. Sebelah Utara : terdapat persawahan
d. Sebelah Selatan : terdapat lapangan desa Sedan4
4. Visi, Misi, dan Tujuan MIN 1 Rembang
a. Visi MIN 1 Rembang
Program dan kegiatan madrasah harus sesuai dengan Visi yang
telah ditetapkan. Visi tidak hanya berupa kata-kata tanpa makna
yang dipahami. Untuk memastikan bahwa setiap anggota madrasah
memahami dan menerapkan visi tersebut, penting untuk secara
teratur melakukan sosialisasi terhadap visi tersebut. Tanpa
pemahaman yang baik terhadap visi, kegiatan yang dilakukan tidak
akan memiliki arah yang jelas. Berikut adalah visi dari MIN 1
Rembang “Terbentuknya Peserta Didik yang Cerdas, Mandiri,
Estetik Religius, Literasi dan Cinta Lingkungan (Cemerlang)”

b. Misi MIN 1 Rembang

3
Ahmad Fahimi, ‘Dokumentasi, Profil MIN 1 Rembang’, 10 February 2024.
4
Muhammad Najib, ‘Dokumentasi Letak Geografis MIN 1 Rembang’, 20 February 2024.
62

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif yang


disesuaikan dengan konteks lingkungan, kemampuan, minat dan
bakatnya melalui pendekatan Technological pedagogical content
2) Menumbuhkan sikap giat, mandiri, berkompetisi secara sehat dan
bersemangat tinggi dalam belajar.
3) Menciptakan lingkungan yang indah, aman, nyaman tertib dan
kondusif dalam mendukung kualitas belajar siswa di madrasah
4) Membangun kebiasaan tertib beribadah dan 7S (Senyum, Salam,
Sapa, Sopan, Santun, Semangat dan Sepenuh hati) pada siswa.
5) Menumbuhkan budaya membaca sejak dini dilingkungan
madrasah
6) Menumbuhkan perilaku budaya lingkungan hidup sehat di
madrasah
c. Tujuan MIN 1 Rembang
Berdasarkan visi dan misi madrasah, serta tujuan umum
pendidikan dasar, tujuan madrasah dalam mengembangkan
pendidikan ini adalah seperti berikut ini:
1) Menyusun karakter pembelajar sepanjang hayat berdasarkan
profil peserta didik yang terinspirasi oleh nilai-nilai Pancasila
dan semangat Rahmatan lil 'alamin.
2) Memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi, minat, dan bakat mereka, serta
meningkatkan kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan
kinestetik secara optimal sesuai dengan tahapan perkembangan
yang mereka alami.
3) Membantu peserta didik dalam meningkatkan budaya disiplin
beribadah, kesadaran akan hidup sehat, dan cinta terhadap
lingkungan.
4) Mengajarkan peserta didik keterampilan berpikir kreatif dan
kritis.
63

5) Memberikan bekal kepada peserta didik dalam penguasaan


teknologi digital.
6) Mendukung peserta didik dalam mengembangkan kepekaan,
kemampuan berekspresi, dan penghargaan terhadap keindahan
dan harmoni, serta mendorong mereka untuk hidup
bermasyarakat dan memberikan manfaat bagi orang lain.5
5. Profil Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa MIN 1 Rembang
Pada tahun ajaran 2023/2024, MIN 1 Rembang memiliki total 30
guru dan tenaga kependidikan, yang terdiri dari 13 laki-laki dan 17
perempuan. Informasi lebih lengkap mengenai pendidik dan karyawan
yang ada di MIN 1 Rembang dapat ditemukan dalam Tabel 4.1 berikut
ini:6

Tabel 4.1
Data Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan MIN 1
Rembang Tahun 2023/2024
Pendidikan Sertifi
No. Nama Status
Terakhir kasi
Ahmad Fahimi, S.Pd,
1 S2 PNS √
M.Pd.
2 Subandi, S.Pd.I S1 PNS √
3 Machsunah, S.Ag. S1 PNS √
Ahmad Nurul Mubin,
4 S1 PNS √
S.Ag.
Yuni Kurniawati,
5 S2 PNS √
S.Pd.I.
6 Abdul Ngaziz, S.Pd.I. S1 PNS √
7 Qoni’ah, S.Pd.I S1 PNS √
8 Suwandi, S.Pd.I. S1 PNS √
Ni’matur Rohmah HN,
9 S1 PNS √
S.Pd.I.
10 Daningsih, S.Pd.I S1 PNS √
11 Istiqomah, S.Pd.I. S1 PNS √
12 Siti Maghfirotin, S.Pd.I S1 PNS √
13 Siti Mas’udah, S.Pd.I. S2 PNS √
5
Muhammad Najib, ‘Dokumen Visi, Misi, Dan Tujuan MIN 1 Rembang’, 20 February 2024.
6
Muhammad Najib, ‘Dokumen Profil Guru, Tenaga Kependidikan, Dan Siswa MIN 1
Rembang’, 20 February 2024.
64

Pendidikan Sertifi
No. Nama Status
Terakhir kasi
14 Sri Indari, S.Pd.I. S1 PNS √
Siti Mahmudah,
15 S1 PNS √
S.Pd.I.
16 Salbiyah, S.Pd.I. S1 PNS √
Sadhikul Aziz Eka
17 S1 PNS √
Matif, S.Pd
18 Santoso, S.Pd.I. S1 PNS √
Wasiratul Likmah,
19 S1 PNS √
S.Pd.I.
Khodliatul Khoiriyah,
20 S1 PNS √
S.Pd.I.
21 Abdul Kholiq,S.Pd.I S1 PNS √
22 Sirojuddin, S.Pd.I S1 PNS √
23 Harni, S.Pd.I S1 PNS
24 Masy’udah, S.Pd.I. S1 Non PNS √
25 Siti Nur Ika Juwita S1 Non PNS
26 Nisfatul Mufidah, S.E. S1 Non PNS
Muhammad Ainun
27 S1 Non PNS
Najib
28 M.Najib S1 Non PNS
29 Achmad Saeroji S1 Non PNS
30 Rudi Susanto S1 Non PNS

Jumlah siswa di MIN 1 Rembang adalah 404 siswa, yang terdiri


dari kelas I hingga kelas VI. Setiap kelas, kecuali kelas V, terbagi menjadi
tiga kelas. MIN 1 Rembang memiliki kelas sains, IMC, dan kelas reguler.
Data jumlah siswa di setiap kelas tiga tahun terahir dapat ditemukan
dalam Tabel 4.2 berikut ini.7
Tabel 4.2
Rekapitulasi Peserta Didik MIN 1 Rembang Tiga Tahun Terakhir
Tahun Kelas
No. Jumlah
Pelajaran I II III IV V VI
1 2021/2022 58 80 54 68 42 67 369
2 2022/2023 64 58 81 53 68 41 365
3 2023/2024 80 62 59 83 52 68 404

7
Muhammad Najib, ‘Dokumen Profil Guru, Tenaga Kependidikan, Dan Siswa MIN 1
Rembang’, 20 February 2024.
65

6. Sarana dan Prasarana MIN 1 Rembang


Salah satu elemen krusial dalam sebuah institusi adalah fasilitas
dan infrastruktur. Fasilitas dan infrastruktur yang tersedia di MIN 1
Rembang meliputi, seperti yang tercantum dalam tabel 4.3 berikut ini.8

Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana MIN 1 Rembang

Jumlah Keadaan
No. Jenis
Lokal Baik Rusak
1 Ruang kelas 18 12 6
2 Ruang kepala 2 2 -
3 Ruang guru 2 2 -
4 Ruang Perpustakaan 1 1 -
5 Ruang UKS 1 1 -
6 Kamar Mandi/WC 10 10 -
7 Musholla 1 1 -
8 Lapangan Upacara 1 1 -
9 Ruang Aksi1 1 1 -
10 Ruang laboratorium 1 1 -
11 Taman 2 2 -
12 Parkiran 2 2 -

Di samping informasi yang disebutkan sebelumnya, MIN 1


Rembang juga memiliki berbagai peralatan dan inventaris, termasuk meja,
kursi, komputer, sound system, laptop, printer, kipas angin, AC, LCD
Projector, tenda pramuka, matras, kamera, dan lain sebagainya.9

8
Muhammad Najib, ‘Dokumen Sarana Dan Prasarana MIN 1 Rembang’, 20 February 2024.
9
Muhammad Najib, ‘Dokumen Sarana Dan Prasarana MIN 1 Rembang’, 20 February 2024.
66

7. Program Prioritas/ Keunggulan MIN 1 Rembang


Program unggulan MIN 1 Rembang berfokus pada pendidikan
yang mengintegrasikan keunggulan lokal dan global, dengan
memanfaatkan kelebihan lokal serta mempertimbangkan kebutuhan
persaingan global dalam bidang ekonomi, budaya, bahasa, teknologi
informasi dan komunikasi, ekologi, dan bidang lainnya. Semua ini
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi peserta didik.
Pengembangan keterampilan hidup spesifik vocational dilakukan melalui
program pendidikan yang berbasis pada keunggulan lokal dan global.
a. Program unggulan lokal di MIN 1 Rembang adalah keterampilan jahit
dan tata busana.
b. Program unggulan global yang dilaksanakan di MIN 1 Rembang .
adalah keterampilan komputer dan internet.10
8. Prestasi peserta didik MIN 1 Rembang
Prestasi siswa MIN 1 Rembang dalam setahun terakhir dapat
disimak pada tabel 4.4 berikut ini:

Tebel 4.4
Prestasi Siswa MIN 1 Rembang Satu Tahun Terakhir
No. Kompetisi Kategori Juara Jumlah Tingkat
1 Milad Madrasah MTQ Juara 2 1 Kabupaten
Muallimin
Muallimat ke-54
2 Scotrain Science Bahasa Honourable 3 Nasional
Mathematics Indonesia Mention/
Competition (SSMC Juara
2023) Harapan
3 Olimpiade Pelajar Mapel Medali 2 Nasional
Madrasah Indonesia IPA Emas
(OPMI 2023)
4 Olimpiade Pelajar Mapel Medali 2 Nasional
Madrasah Indonesia IPA Perak
(OPMI 2023)
5 Olimpiade Pelajar Mapel Medali 3 Nasional

10
Ahmad Fahimi, ‘Dokumen Program Prioritas/ Keunggulan MIN 1 Rembang’, 24 February
2024.
67

No. Kompetisi Kategori Juara Jumlah Tingkat


Madrasah Indonesia IPA Perunggu
(OPMI 2023)
6 Olimpiade Pelajar Mapel Juara 1 Nasional
Madrasah Indonesia IPA Harapan
(OPMI 2023)
7 Ajang Prestasi Bahasa Medali 2 Nasional
Pelajar Indonesia Indonesia Emas
(APPI 2023)
8 Olimpiade Pelajar Bahasa Medali 4 Nasional
Madrasah Indonesia Indonesia Perak
(OPMI 2023)
9 Ajang Prestasi Bahasa Medali 1 Nasional
Pelajar Indonesia Indonesia Perak
(APPI 2023)
10 Olimpiade Pelajar Bahasa Medali 2 Nasional
Madrasah Indonesia Indonesia Perunggu
(OPMI 2023)
11 Scotrain Science Mapel Medali 5 Nasional
Mathematics IPA Perunggu
Competition (SSMC
2023)
12 Scotrain Science Mapel Medali 3 Nasional
Mathematics IPA Perak
Competition (SSMC
2023)
13 Science Olimpiad Mapel Medali 1 Nasional
Training IPA Perak
14 Science Olimpiad Mapel Medali 1 Nasional
Training IPA Perunggu
15 Scotrain Science Mapel Honourable 2 Nasional
Mathematics IPA Mention/
Competition (SSMC Juara
2023) Harapan
16 Science Olimpiad Bahasa Juara 3 1 Nasional
Training Indonesia
17 Science Olimpiad Bahasa Medali 1 Nasional
Training Indonesia Perak
18 Scotrain Science Bahasa Medali 2 Nasional
Mathematics Indonesia Perak
Competition (SSMC
2023)
19 Scotrain Science Bahasa Medali 2 Nasional
Mathematics Indonesia Perunggu
Competition (SSMC
2023)
68

No. Kompetisi Kategori Juara Jumlah Tingkat


20 Scotrain Science Bahasa Honourable 2 Nasional
Mathematics Indonesia Mention/
Competition (SSMC Juara
2023) Harapan

B. Temuan Penelitian
Sebagaimana yang telah tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui implementasi pembelajaran IPA berbasis
Science Fun pada siswa MIN 1 Rembang, aktivitas belajar siswa MIN 1
Rembang pada pembelajaran IPA berbasis Science Fun, dan hasil
pembelajaran IPA berbasis Science Fun pada siswa MIN 1 Rembang. Oleh
karena itu, Bab IV ini akan membahas hasil penelitian sesuai dengan
pendekatan metodologi yang telah digunakan, yakni menggunakan metode
deskriptif kualitatif.
Data yang dikumpulkan oleh peneliti berasal dari tiga metode, yaitu
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Narasumber yang
berpartisipasi terdiri dari Bapak Bapak Ahmad Fahimi, S.Pd, M.Pd selaku
Kepala MIN 1 Rembang, kemudian para guru IPA kelas V MIN 1 Rembang
yaitu yang terdiri dari Ibu Siti Mahmudah, S.Pd.I. dan Bapak Sirojuddin,
S.Pd.I, serta siswa kelas V MIN 1 Rembang, diantaranya adalah Muhammad
Faizul Ma’ali, Nurma Amrina Rosyada, Syafira Yuliana Anggraini, dan
Muhammad Azka Ainur Rofiq.
1. Implementasi Pembelajaran IPA Berbasis Science Fun pada Siswa
MIN 1 Rembang
Hasil observasi implementasi pembelajaran IPA berbasis Science
Fun menunjukkan bahwa pendekatan tersebut berhasil membuat
pembelajaran IPA lebih diminati siswa karena dinilai sebagai
pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran berbasis Science Fun
biasanya diawali dengan memancing keingintahuan siswa melalui
pertanyaan yang menarik dan memikat. Kemudian guru menyajikan
materi pokok bahasan mengenai menerapkan konsep perpindahan kalor
69

dalam kehidupan sehari-hari dan menganalisis pengaruh kalor terhadap


perubahan suhu dan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari dengan
pendekatan yang menarik menggunakan metode eksperimen sederhana.
Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berbasis
Science Fun, kelas V MIN 1 Rembang menggunakan metode eksperimen
sederhana sebagai pendekatan utama. Proses dimulai dengan membagi
siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diberi proyek yang
menitikberatkan pada pemahaman konsep perpindahan kalor dalam
kehidupan sehari-hari, serta analisis pengaruh kalor terhadap perubahan
suhu dan wujud benda. Kemudian, secara bergantian, siswa dari setiap
kelompok melaksanakan eksperimen yang telah direncanakan dan
mempraktekkannya di depan kelas. Setelah melakukan eksperimen, siswa
menyajikan hasil eksperimen mereka dalam bentuk presentasi.
Dilanjutkan dengan diskusi aktif antara siswa, di mana mereka berbagi
pemahaman tentang materi yang dibahas dan mengevaluasi hasil
eksperimen secara bersama-sama. Pendekatan ini tidak hanya mendorong
keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, tetapi
juga meningkatkan pemahaman mereka tentang konsep IPA yang
diajarkan melalui pengalaman nyata dan interaksi kolaboratif.
Menurut guru IPA kelas V, terdapat beberapa tantangan yang
dihadapi dalam pembelajaran IPA berbasis Science Fun, diantaranya
adalah meskipun mayoritas siswa merespons positif terhadap
pembelajaran ini, terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan atau
kurang tertarik. Dari 52 siswa, hanya ada 6-7 siswa yang kurang tertarik,
dan hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman konsep-konsep ilmiah
yang rendah, sebagian siswa masih merasa kurang berminat karena
belum menguasai langkah-langkah dalam eksperimen sederhana dan
merasa malu untuk mempresentasikan hasil eksperimen mereka di depan
kelas. Oleh karena itu, guru-guru berupaya memberikan dukungan
tambahan dan memberikan tantangan yang sesuai untuk meningkatkan
motivasi siswa serta membuat lingkungan kelas yang mendukung agar
70

siswa merasa nyaman untuk berpartisipasi aktif. Guru juga melakukan


pendekatan diferensiasi atau strategi tambahan agar siswa yang
mengalami kesulitan tetap terlibat dalam pembelajaran.
Secara keseluruhan, dari hasil observasi terlihat bahwa
implementasi pembelajaran IPA berbasis Science Fun berhasil
meningkatkan partisipasi serta pemahaman mereka terhadap konsep-
konsep ilmiah. Dengan pendekatan yang inovatif dan interaktif,
pembelajaran menjadi lebih menarik dan memicu minat belajar siswa
dalam ilmu pengetahuan.
Sementara itu, hasil penelitian yang didasarkan pada wawancara
dengan kepala sekolah menunjukkan bahwa MIN 1 Rembang mulai
menerapkan pendekatan Science Fun dalam pembelajaran IPA selama
tiga tahun terakhir. Pendekatan ini secara efektif mengintegrasikan
konsep-konsep ilmiah ke dalam aktivitas yang menyenangkan dan
interaktif bagi siswa. Untuk mendukung implementasi pendekatan
tersebut, sekolah memberikan pelatihan kepada guru-guru dan
menyediakan bahan ajar kreatif yang sesuai dengan pendekatan tersebut.
Selain itu, MIN 1 Rembang mendorong kolaborasi antar-guru untuk
berbagi pengalaman dan ide dalam mengembangkan pembelajaran yang
menarik. Upaya ini dipadukan dengan memastikan bahwa guru memiliki
akses yang memadai terhadap sumber daya, baik teknologi maupun
materi ajar, dengan menyediakan perpustakaan yang dilengkapi dengan
koleksi buku-buku IPA yang relevan. Dengan demikian, MIN 1
Rembang telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam menerapkan
pendekatan pembelajaran yang inovatif dan memastikan bahwa guru
memiliki sumber daya yang memadai untuk mendukung pembelajaran
yang efektif.
Melalui wawancara dengan para guru kelas 5 di MIN 1 Rembang,
data menunjukkan bahwa implementasi pendekatan Science Fun telah
memberikan dampak positif pada pembelajaran IPA. Para guru
menyatakan bahwa mereka aktif menggabungkan konsep ilmiah dengan
71

elemen yang menarik dan menyenangkan bagi siswa, seperti eksperimen


sederhana. Mereka juga menggunakan pertanyaan terbuka untuk
membangkitkan antusiasme siswa dan mendorong diskusi, serta
memanfaatkan teknologi seperti video untuk memperkaya pengalaman
belajar. Konsep Science Fun telah menjadi bagian integral dalam rencana
pembelajaran, dengan kegiatan yang menarik disusun sesuai dengan
kurikulum, namun tetap memastikan tujuan pembelajaran ilmiah tercapai.
Penggunaan berbagai media dan alat peraga, termasuk alat eksperimen,
juga membantu siswa memvisualisasikan konsep IPA dengan lebih baik,
yang pada gilirannya meningkatkan pemahaman mereka serta
keterlibatan dalam pembelajaran. Meskipun dihadapi dengan tantangan
terkait ketersediaan peralatan dan tuntutan kehati-hatian siswa dalam
melakukan eksperimen, para guru melaporkan bahwa kesuksesan
implementasi terlihat dari peningkatan antusiasme dan aktivitas siswa
serta hasil belajar yang lebih baik.
Selain itu, implementasi pendekatan Science Fun dalam
pembelajaran IPA juga dilakukan secara interaktif dan menarik oleh guru
dan para siswa di MIN 1 Rembang. Mereka menggunakan strategi
pembelajaran berbasis proyek, diskusi kelompok, dan permainan kelas
untuk memfasilitasi pemahaman siswa. Guru-guru ini berusaha
merancang kegiatan yang memungkinkan siswa untuk berpartisipasi aktif
serta mengalami konsep ilmiah secara langsung. Penggunaan alat peraga
juga membantu siswa memahami materi secara visual dan praktis.
Meskipun terdapat tantangan dalam persiapan dan ketersediaan alat
peraga, serta kesulitan siswa dalam menggunakan alat tersebut, namun
para guru merasa bahwa keberhasilan dalam meningkatkan antusiasme
dan pemahaman siswa jauh lebih berarti dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan data wawancara dengan para siswa kelas 5 di MIN 1
Rembang, implementasi pendekatan pembelajaran IPA berbasis Science
Fun dinilai sangat menarik oleh siswa. Mereka merasa lebih tertarik dan
bersemangat dalam proses pembelajaran karena metode yang digunakan
72

sangat menyenangkan. Siswa menikmati eksperimen praktis sederhana


dan demonstrasi langsung dari konsep-konsep IPA yang disajikan dalam
pembelajaran. Guru-guru dinilai sangat kreatif dalam menyajikan materi
IPA dengan menggunakan alat peraga untuk menjelaskan dengan cara
yang mudah dimengerti oleh siswa. Pembelajaran IPA berbasis Science
Fun di MIN 1 Rembang juga dinilai sangat menyenangkan oleh siswa
karena metode pembelajaran yang melibatkan eksperimen-eksperimen
yang sering dilakukan di kelas membuat materi lebih mudah dipahami.
Sehingga guru-guru IPA dianggap menarik dan berhasil membuat
pembelajaran IPA menjadi sangat menyenangkan bagi siswa.
Selain itu, pembelajaran IPA berbasis Science Fun menunjukkan
keberhasilan dalam meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses
belajar. Metode pembelajaran yang menggabungkan konsep ilmiah
dengan elemen permainan dan eksperimen di dalam kelas telah
membantu meningkatkan keterlibatan siswa. Para guru yang aktif
menggunakan berbagai alat peraga serta kegiatan menyenangkan dalam
menyampaikan materi telah berhasil membantu siswa untuk lebih terlibat
dan memahami konsep-konsep ilmiah dengan lebih baik. Siswa merasa
senang dan bersemangat dalam pembelajaran IPA berbasis Science Fun
karena eksperimen bersama teman-teman membuat pembelajaran lebih
menarik daripada hanya mendengarkan ceramah di kelas. Mereka
merasakan bahwa materi terasa lebih nyata dan hidup, sehingga
membantu mereka lebih tertarik dan mudah memahami apa yang
diajarkan.
2. Aktivitas Belajar Siswa MIN 1 Rembang Pada Pembelajaran IPA
Berbasis Science Fun
Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran IPA berbasis
Science Fun di MIN 1 Rembang, siswa menunjukkan antusiasme yang
tinggi dan semangat yang luar biasa saat terlibat dalam kegiatan
eksperimen sederhana dengan kelompok mereka. Mereka tampak
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan menunjukkan
73

antusiasme yang mendalam terhadap konsep-konsep yang dipelajari.


Siswa secara aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan berbasis
Science Fun, berupa eksperimen sederhana dan aktivitas lainnya, dengan
antusias mengikuti instruksi guru dan terlibat secara langsung dalam
proses pembelajaran, baik secara individu maupun dalam kelompok.
Kreativitas siswa tercermin dalam kemampuan mereka untuk
mengaplikasikan ide-ide baru dan imajinasi dalam proses belajar. Mereka
tidak hanya mengikuti instruksi secara mekanis, tetapi juga mencoba
pendekatan-pendekatan baru atau menemukan solusi yang inovatif dalam
menjelajahi konsep-konsep IPA, khususnya terkait penerapan konsep
perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari dan analisis pengaruh
kalor terhadap perubahan suhu dan wujud benda dalam kehidupan sehari-
hari. Selain itu, siswa menunjukkan kemampuan yang baik dalam
berkolaborasi dengan teman-teman mereka dalam tim atau kelompok,
serta mampu mengkomunikasikan pemahaman mereka secara jelas dan
mudah dimengerti. Hal ini menunjukkan tingkat pemahaman dan
keingintahuan yang tinggi dari siswa terhadap materi yang telah
dipelajari.
Hasil penelitian dari wawancara dengan kepala sekolah
mengungkapkan beberapa temuan penting terkait aktivitas siswa MIN 1
Rembang dalam pembelajaran IPA berbasis Science Fun.
a. Tingkat aktivitas belajar siswa diamati melalui observasi langsung
oleh guru selama proses pembelajaran.
Pengamatan ini memberikan gambaran tentang keterlibatan siswa
dalam pembelajaran tersebut. Selain itu, sesi tanya jawab digunakan
untuk mendapatkan umpan balik langsung dari siswa tentang tingkat
keterlibatan mereka dalam pembelajaran IPA berbasis Science Fun.
b. Guru-guru di MIN 1 Rembang menerapkan berbagai strategi
pembelajaran yang beragam, seperti pembelajaran berbasis proyek,
diskusi kelompok, dan eksperimen praktik.
74

Pendekatan ini dirancang untuk merangsang keterlibatan siswa, serta


mendorong eksplorasi mandiri dan kolaborasi dalam menyelesaikan
tugas-tugas pembelajaran
c. Para guru memberikan dukungan individual kepada siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami materi atau konsep-konsep
tertentu. Ini dilakukan melalui penyediaan bahan ajar tambahan dan
sesi tutoring bagi siswa yang membutuhkannya. Pendekatan ini
menunjukkan komitmen MIN 1 Rembang dalam memastikan bahwa
setiap siswa mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk
berhasil dalam pembelajaran IPA berbasis Science Fun.
Hasil penelitian dari wawancara dengan guru-guru IPA kelas V di
MIN 1 Rembang menggambarkan aktivitas siswa dalam pembelajaran
IPA berbasis Science Fun. Para guru melaporkan peningkatan signifikan
dalam tingkat partisipasi siswa, yang lebih aktif bertanya, berdiskusi, dan
berkolaborasi dalam kelompok-kelompok. Mereka mendorong partisipasi
siswa dengan memberikan umpan balik positif dan menciptakan
lingkungan kelas yang inklusif, serta menggunakan teknik kooperatif
seperti kerja kelompok untuk mendorong kolaborasi dan komunikasi.
Guru-guru IPA mengamati tingkat aktivitas belajar siswa dengan
memperhatikan partisipasi mereka dalam diskusi, eksperimen, dan
aktivitas praktis lainnya, serta seberapa aktif mereka dalam mencatat dan
menganalisis hasil percobaan.
Wawancara juga dilakukan dengan beberapa siswa kelas V. Hasil
penelitian dari wawancara dengan para siswa kelas V di MIN 1 Rembang
tentang aktivitas siswa pada pembelajaran IPA berbasis Science Fun
menunjukkan tingkat antusiasme dan keterlibatan yang tinggi. Para siswa
mengungkapkan bahwa mereka sangat antusias dan semangat saat
mengikuti kegiatan pembelajaran IPA yang menggunakan pendekatan
Science Fun. Mereka merasa bahwa kegiatan tersebut membuat
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan menarik. Siswa-siswa
secara aktif terlibat dalam kegiatan eksperimen dan aktivitas praktis
75

lainnya yang disajikan dalam pembelajaran IPA. Mereka


mengungkapkan bahwa mereka aktif terlibat dalam melakukan
eksperimen dan percaya bahwa melalui aktivitas tersebut, mereka dapat
memahami konsep-konsep IPA dengan lebih baik. Selain itu, mereka
juga menunjukkan antusiasme dalam mengajukan pertanyaan yang
kreatif dan menarik terkait dengan materi yang dipelajari, serta bekerja
sama dengan baik dalam tim atau kelompok saat melaksanakan kegiatan
Science Fun.
Sebagian besar siswa juga percaya bahwa mereka mampu
menjelaskan hasil eksperimen mereka dengan jelas dan mudah
dimengerti oleh teman-teman sekelas. Mereka merasa bahwa kegiatan
eksperimen dan pembelajaran IPA berbasis Science Fun mendorong
mereka untuk berpikir lebih kreatif, mencoba hal-hal baru, serta
menghubungkan materi yang dipelajari dengan situasi di kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran IPA berbasis Science Fun di MIN 1 Rembang berhasil
meningkatkan antusiasme, keterlibatan, dan pemahaman siswa terhadap
konsep-konsep IPA.
Berikut adalah kesimpulan hasil temuan mengenai aktivitas siswa
kelas V IN 1 Rembang dalam pembelajaran IPA berbasis Science Fun:
a. Antusiasme dalam Kegiatan
Siswa menunjukkan antusiasme dan semangat saat terlibat dalam
kegiatan IPA yang berbasis Science Fun. Mereka tampak
bersemangat dan tertarik dalam mencoba eksperimen atau
berpartisipasi dalam permainan edukatif.
b. Partisipasi Aktif
Siswa secara aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan berbasis
Science Fun, seperti eksperimen sederhana, yang meliputi praktek
melakukan eksperimen, mengamati dan mempresentasikan hasil.
Mereka berani mencoba hal baru dan berkontribusi dalam tim atau
kelompok.
76

c. Kreativitas dalam Pembelajaran


Siswa menunjukkan kreativitas untuk mengaplikasikan ide-ide baru
dan imajinasi dalam proses belajar. Seperti melakukan eksperimen
Balon ajaib tahan api, botol penghisap air, dan sebagainya. Ini
melibatkan berpikir di luar batasan yang sudah ada dan menemukan
cara-cara baru untuk memahami, mengekspresikan, dan mengatasi
tantangan pembelajaran.
d. Keterlibatan dalam Eksperimen
Siswa aktif terlibat dalam melakukan eksperimen atau aktivitas
praktis lainnya. Mereka mengikuti instruksi dengan baik dan
mencoba untuk memahami dampak dari setiap langkah yang mereka
ambil.
e. Kemampuan Mengajukan Pertanyaan
Siswa mampu mengajukan pertanyaan yang kreatif dan menarik
terkait dengan materi IPA yang sedang dipelajari. Mereka ingin
mencari jawaban dan pemahaman yang lebih dalam.
f. Kolaborasi Tim
Siswa bekerja sama dengan baik dalam tim atau kelompok saat
melaksanakan kegiatan berbasis Science Fun. Mereka mendengarkan
pendapat anggota tim lainnya dan berkontribusi dalam mencapai
tujuan bersama.
g. Kemampuan Berkomunikasi
Siswa mampu menjelaskan hasil pembelajaran mereka secara jelas
dan mudah dimengerti. Mereka menggunakan bahasa yang sesuai dan
mengomunikasikan ide-ide mereka dengan baik.
Melalui temuan ini, dapat disimpulkan bahwa siswa menunjukkan
keterlibatan yang tinggi dan beragam dalam pembelajaran IPA berbasis
Science Fun, yang meliputi aspek antusiasme, partisipasi aktif,
kreativitas, keterlibatan dalam eksperimen, kemampuan mengajukan
pertanyaan, kolaborasi dalam tim, dan kemampuan berkomunikasi.
77

3. Hasil Pembelajaran IPA Berbasis Science Fun pada Siswa MIN 1


Rembang
Data tentang hasil pembelajaran IPA Berbasis Science Fun pada
Siswa MIN 1 Rembang meliputi data hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi nilai siswa kelas V MIN 1 Rembang.
Hasil observasi menunjukkan bahwa guru aktif dalam
mengevaluasi pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPA yang
diajarkan melalui berbagai metode evaluasi yang sesuai dengan
pendekatan Science Fun. Metode evaluasi tersebut mencakup tes tertulis,
permainan kuis interaktif, proyek kreatif, dan penilaian ketrampilan.
Beragam metode evaluasi ini dirancang untuk menguji pemahaman siswa
secara holistik, baik dari segi pengetahuan konseptual maupun
ketrampilan praktis. Meskipun distribusi nilai atau pencapaian siswa
dalam pembelajaran berbasis Science Fun cenderung bervariasi, rata-rata
nilai siswa telah mencapai atau melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan. Sebagian besar siswa menunjukkan peningkatan
yang signifikan dalam pemahaman mereka terhadap konsep-konsep IPA,
terutama terkait dengan menerapkan konsep perpindahan kalor dalam
kehidupan sehari-hari dan menganalisis pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu dan wujud benda. Meskipun demikian, terdapat beberapa
siswa yang masih memerlukan dukungan tambahan untuk mencapai
tingkat pemahaman yang sama dengan yang lainnya, menunjukkan
bahwa pendekatan diferensiasi mungkin diperlukan untuk mendukung
kebutuhan individual siswa.
Hasil penelitian dari wawancara dengan kepala sekolah mengenai
hasil belajar siswa di MIN 1 Rembang dalam pembelajaran IPA berbasis
Science Fun menunjukkan adanya respons yang positif dari guru dan
siswa. Guru-guru IPA secara aktif mengevaluasi hasil pembelajaran
siswa melalui berbagai metode, termasuk ujian tulis, presentasi, dan
observasi langsung terhadap kemampuan praktik siswa dalam
menerapkan konsep-konsep IPA dalam konteks pembelajaran Science
78

Fun. Selain itu, mereka juga mengadakan diskusi dan sesi refleksi
dengan rekan guru untuk mengevaluasi efektivitas pendekatan yang
diterapkan.
Hasil penelitian dari wawancara dengan guru kelas V.A dan kelas
V.B tentang hasil belajar siswa MIN 1 Rembang dalam pembelajaran
IPA berbasis Science Fun menunjukkan adanya peningkatan dalam
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPA. Guru-guru melihat
bahwa siswa menjadi lebih aktif dalam kelas dan hasil evaluasi mereka
menunjukkan peningkatan dalam pencapaian akademis. Guru-guru juga
mencatat bahwa siswa lebih percaya diri dalam menerapkan konsep-
konsep ilmiah dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka juga lebih
mampu menjelaskan dan mempertahankan argumen mereka secara
ilmiah. Respons siswa terhadap pembelajaran berbasis Science Fun
sangat positif, mereka lebih antusias dalam pembelajaran mata pelajaran
IPA dan sering kali meminta lebih banyak eksperimen dan kegiatan yang
menyenangkan.
Dalam menilai hasil pembelajaran siswa, guru-guru
memperhatikan seberapa baik mereka dapat memahami dan menerapkan
konsep-konsep IPA yang diajarkan. Mereka juga memperhatikan tingkat
keterlibatan dan antusiasme siswa selama pembelajaran. Guru-guru
melihat adanya peningkatan dalam pemahaman siswa terhadap konsep-
konsep IPA, dengan siswa menjadi lebih aktif dalam mengajukan
pertanyaan, melakukan diskusi, dan mengaplikasikan konsep yang
dipelajari dalam situasi praktis. Secara umum, siswa merespons positif
terhadap pembelajaran IPA berbasis Science Fun, mereka terlihat lebih
antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran serta
menunjukkan minat yang tinggi terhadap konsep-konsep IPA yang
disajikan dengan cara yang menarik dan interaktif.
Hasil penelitian dari wawancara dengan siswa kelas V tentang
hasil belajar siswa MIN 1 Rembang dalam pembelajaran IPA berbasis
Science Fun menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi IPA
79

meningkat secara signifikan. Mereka merasa lebih mudah memahami


konsep-konsep yang rumit karena pendekatan pembelajaran yang
menyenangkan dan dipraktekkan langsung. Siswa juga menyatakan
adanya perubahan yang positif dalam cara mereka memahami konsep-
konsep IPA setelah pembelajaran berbasis Science Fun. Mereka menjadi
lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar. Misalnya, ketika mereka
melakukan eksperimen langsung untuk mengamati perpindahan kalor,
mereka merasa eksperimen tersebut membantu mereka memahami
konsep perpindahan kalor dengan lebih baik.
Pembelajaran berbasis Science Fun membuat siswa lebih aktif
dalam proses belajar. Mereka tidak hanya mendengarkan guru
menjelaskan, tetapi juga terlibat langsung dalam eksperimen dan aktivitas
yang membuat konsep-konsep tersebut lebih mudah dipahami. Misalnya,
ketika mereka belajar tentang pengaruh kalor terhadap perubahan suhu
dan wujud benda, melakukan eksperimen langsung dengan memanaskan
dan mendinginkan berbagai benda membantu mereka untuk memahami
konsep tersebut dengan lebih baik. Selain itu, siswa juga merasa lebih
nyaman dan percaya diri dalam memahami konsep-konsep IPA setelah
pembelajaran berbasis Science Fun. Melalui pengalaman langsung dan
observasi, mereka merasa lebih mudah memahami konsep-konsep
tersebut. Contohnya, saat mereka melakukan eksperimen tentang
perpindahan kalor, melihat dan merasakan langsung bagaimana kalor
dapat berpindah dalam kehidupan sehari-hari membuat konsep tersebut
lebih mudah dipahami bagi mereka.
Dari hasil wawancara dengan para guru dan siswa kelas V di MIN
1 Rembang terkait pembelajaran IPA berbasis Science Fun, terlihat
bahwa terdapat tantangan dan dukungan yang memengaruhi proses
pembelajaran. Tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan
sumber daya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan eksperimen
atau kegiatan praktis lainnya. Selain itu siswa kadaang merasa kurang
merasa percaya diri dalam mempresentasikan hasil eksperimen mereka
80

secara jelas di depan kelas. Namun, para guru dan siswa berusaha untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia dan mencari
solusi kreatif untuk mengatasi hambatan tersebut. Mereka juga terus
berkolaborasi dengan pihak sekolah untuk mencari dukungan tambahan
jika diperlukan. Dukungan yang diberikan oleh MIN 1 Rembang meliputi
pelatihan tambahan bagi guru-guru untuk meningkatkan keterampilan
dalam menerapkan pendekatan Science Fun, fasilitasi forum diskusi dan
sesi workshop kolaboratif antar guru untuk berbagi pengalaman dan ide,
serta penyediaan sumber daya dan fasilitas lainnya yang diperlukan
dalam pembelajaran.
Meskipun menghadapi beberapa tantangan, pembelajaran IPA
berbasis Science Fun telah memberikan hasil positif. Para siswa
melaporkan peningkatan dalam pemahaman mereka terhadap konsep-
konsep IPA, peningkatan aktivitas dalam kelas, dan peningkatan
keterampilan belajar. Dengan adanya dukungan dari sekolah dan upaya
bersama untuk mengatasi tantangan, pembelajaran berbasis Science Fun
di MIN 1 Rembang telah membawa dampak positif bagi siswa dalam
memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep ilmiah dalam kehidupan
sehari-hari. Dampak dari pembelajran IPA berbasis Science Fun juga
terlihat dalam perbaikan dalam hasil belajar siswa MIN 1 Rembang.
Bukti dari hal ini terlihat dari hasil evaluasi tes nilai kelas V.A dan Kelas
V.B pada materi menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan
sehari-hari dan menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu
dan bentuk benda, yang rata-rata sudah mencapai tingkat pencapaian
yang diharapkan. Nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
berbasis Science Fun dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5
Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa kelas V
No. Nama Siswa Materi Materi
Perpindahan Pengaruh
Kalor Kalor
81

Ket Ket
Nilai (KKM Nilai (KKM
70) 70)
Kelas V.A
1 Ahmad Dhaniar Sofa 70 Tuntas 80 Tuntas
2 Ahmad Rizqi Jazilul 75 Tuntas 75 Tuntas
Wildan
3 Ayu Mauluda Nindiana 70 Tuntas 75 Tuntas
4 Devi Rosalia 85 Tuntas 90 Tuntas
5 Diana Zulfa Romania 85 Tuntas 80 Tuntas
6 Dimas Ali Murtadlo 75 Tuntas 70 Tuntas
7 Kamelya Avyka Putri 80 Tuntas 90 Tuntas
8 Khilfi Syauqi Ashfar 85 Tuntas 80 Tuntas
9 Mochammad Dzikri Al- 90 Tuntas 90 Tuntas
Khalifi
10 Muhammad 75 Tuntas 75 Tuntas
Akmalamaluddin
11 Muhammad Bustanul 100 Tuntas 90 Tuntas
Arifin
12 Muhammad Faizul Ma'ali 95 Tuntas 90 Tuntas
13 Muhammad Fauzan 50 Belum 60 Belum
Abdhi F. Tuntas Tuntas
14 Muhammad Khoirul 70 Tuntas 65 Belum
Mafakhir Tuntas
15 Muhammad Lukmanul 85 Tuntas 85 Tuntas
Khakim
16 Muhammad Niamullah 85 Tuntas 90 Tuntas
17 Muhammad Rizqi Aufal 80 Tuntas 85 Tuntas
Fahri
18 Muhammad Saiful Anwar 65 Belum 60 Belum
Tuntas Tuntas
19 Muhammad Shofa Fahmi 90 Tuntas 90 Tuntas
20 Nailul Amaniah 85 Tuntas 85 Tuntas
21 Nailul Maali 80 Tuntas 85 Tuntas
22 Nurma Amrina Rosyada 90 Tuntas 90 Tuntas
23 Safira Nailal Fitria 90 Tuntas 85 Tuntas
24 Silviatus Sakinah 60 Belum 50 Belum
Tuntas Tuntas
25 Syauqi Ahmad 70 Tuntas 65 Belum
Tuntas
26 Zulfa Alfi Luthfiana 75 Tuntas 75 Tuntas
Kelas V.B
1 Abdullah Faricka Aditya 80 Tuntas 80 Tuntas
2 Abdullah Tsuroyya 65 Belum 60 Belum
Tuntas Tuntas
82

3 Afro' Robbani 80 Tuntas 80 Tuntas


4 Ahmad Affan 85 Tuntas 80 Tuntas
5 Ahmad Yuzril Afandi 75 Tuntas 80 Tuntas
6 Aliya Roudhotul Jannah 80 Tuntas 85 Tuntas
7 Arina Nur Hidayah 90 Tuntas 85 Tuntas
Fitriyah
8 Bilfaqih Gibran Alghanie 75 Tuntas 80 Tuntas
9 Farah Firzan Fatimah 70 Tuntas 80 Tuntas
10 Farrel Anzar Aswangga 65 Belum 70 Belum
Tuntas Tuntas
11 Khilfi Syauqi Azfar 90 Tuntas 90 Tuntas
12 Layyinatul Afidah 70 Tuntas 70 Tuntas
13 Mohammad Misbahul 70 Tuntas 75 Tuntas
Arifin
14 Muhammad Azka Ainur 80 Tuntas 85 Tuntas
Rofiq
15 Muhammad Fardy Asyrof 80 Tuntas 80 Tuntas
16 Syafira Yuliana Anggraini 85 Tuntas 80 Tuntas
17 Muhammad Fendy 90 Tuntas 95 Tuntas
Abdullah F.
18 Muhammad Ibra Ali 50 Belum 50 Belum
Khadafi Tuntas Tuntas
19 Nabila Ammatul Firdausi 90 Tuntas 90 Tuntas
20 Naila Niswatul Bariroh 85 Tuntas 80 Tuntas
21 Najwa Lidya Saniyah 80 Tuntas 80 Tuntas
22 Nayra Zelika Khanza 75 Tuntas 65 Belum
Tuntas
23 Safana Alfa Rehani Jinan 80 Tuntas 75 Tuntas
24 Shofiyun Nazali 80 Tuntas 80 Tuntas
25 Shofwatur Romadhon 85 Tuntas 90 Tuntas
26 Siti Wardah Latifah 85 Tuntas 90 Tuntas
Jumlah 4100 4110
Rata-Rata 78,84 79,04

C. Pembahasan
Setelah mengumpulkan sejumlah data melalui hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi, peneliti akan melakukan analisis terhadap
temuan tersebut. Analisis ini membahas mengenai pembelajaran IPA
berbasis Science Fun di MIN 1 Rembang.
83

Sebagaimana dijelaskan dalam teknik analisis data penelitian,


pendekatan yang digunakan adalah analisis kualitatif deskriptif, yang
melibatkan pemaparan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara,
dan dokumentasi dari sumber-sumber yang terlibat dalam konteks
penelitian. Berikut adalah rincian data yang diperoleh:
1. Implementasi Pembelajaran IPA Berbasis Science Fun pada Siswa
MIN 1 Rembang
Dari temuan data mengenai implementasi pembelajaran IPA
berbasis Science Fun di MIN 1 Rembang, terlihat bahwa pendekatan
tersebut berhasil meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Berikut
beberapa elemen yang esensial terkait implementasi pembelajaran IPA
berbasis Science Fun di MIN 1 Rembang:
a. Penggunaan Pendekatan Science Fun
Implementasi pendekatan pembelajaran IPA berbasis Science
Fun telah membawa dampak positif dengan meningkatkan
antusiasme siswa terhadap materi yang dipelajari. Pendekatan ini
berhasil memancing rasa ingin tahu siswa melalui penggunaan
pertanyaan-pertanyaan yang menarik dan eksperimen sederhana
yang dilakukan di dalam kelas. Keberhasilan pendekatan ini
tercermin dari tingkat keterlibatan siswa yang tinggi dalam setiap
kegiatan eksperimen, serta kemampuan mereka dalam berkolaborasi
dengan sesama siswa. Dengan cara ini, pendekatan pembelajaran
IPA berbasis Science Fun telah terbukti efektif dalam menciptakan
lingkungan pembelajaran yang dinamis dan memicu pemahaman
yang lebih mendalam pada siswa.
b. Efektivitas Penggunaan Media dan Alat Peraga
Penggunaan berbagai media dan alat peraga dalam pendekatan
pembelajaran IPA berbasis Science Fun ternyata memiliki dampak
yang signifikan. Melalui penggunaan media seperti video
pembelajaran dan alat peraga seperti eksperimen praktis, siswa dapat
lebih mudah memvisualisasikan konsep IPA yang diajarkan. Dengan
84

kemampuan untuk melihat konsep secara langsung atau melalui


representasi visual, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang
lebih mendalam tentang materi yang dipelajari. Selain itu,
keterlibatan siswa dalam penggunaan alat peraga dan media tersebut
juga meningkatkan tingkat partisipasi dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, penggunaan berbagai media dan alat peraga tidak
hanya mendukung konsep Science Fun, tetapi juga meningkatkan
efektivitas pembelajaran dengan memfasilitasi pemahaman yang
lebih baik dan meningkatkan tingkat keterlibatan siswa dalam
pembelajaran IPA.
c. Tingkat Ketertarikan dan Partisipasi Siswa
Respon siswa terhadap pembelajaran berbasis Science Fun
sangatlah positif, yang tercermin dari tingkat ketertarikan yang tinggi
dan partisipasi aktif mereka dalam proses pembelajaran. Siswa
terlibat dalam diskusi yang hidup, mengajukan pertanyaan yang
relevan, dan dengan antusias menyampaikan hasil dari eksperimen
yang mereka lakukan. Partisipasi ini menunjukkan bahwa siswa
tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga aktif
terlibat dalam memahami dan menjelajahi konsep-konsep ilmiah.
Melalui diskusi, siswa memiliki kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan mempertimbangkan
berbagai sudut pandang, yang semuanya berkontribusi pada
pemahaman mereka yang lebih mendalam tentang materi pelajaran.
Selain itu, presentasi hasil eksperimen oleh siswa juga menunjukkan
bahwa mereka merasa percaya diri untuk berbagi pengetahuan dan
pengalaman mereka dengan teman-teman sekelas. Ini menunjukkan
bahwa pendekatan pembelajaran berbasis Science Fun berhasil
membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar serta
mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi mereka.
d. Tantangan Terkait Pemahaman Konsep Ilmiah
85

Meskipun mayoritas siswa merespons positif terhadap


pembelajaran ini, terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan
atau kurang tertarik. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman
konsep-konsep ilmiah yang rendah. Diperlukan pendekatan
diferensiasi atau strategi tambahan agar siswa yang mengalami
kesulitan tetap terlibat dalam pembelajaran.
e. Dukungan dan Komitmen MIN 1 Rembang
MIN 1 Rembang telah menunjukkan dedikasi yang kuat dalam
menerapkan pendekatan pembelajaran yang inovatif dengan berbagai
langkah konkret. Salah satu langkah yang diambil adalah
memberikan pelatihan kepada para guru untuk memastikan bahwa
mereka memahami konsep dan praktik pembelajaran IPA berbasis
Science Fun dengan baik. Pelatihan ini bertujuan untuk memperluas
pengetahuan mereka tentang metode pembelajaran yang menarik dan
efektif serta memberikan keterampilan baru yang diperlukan dalam
menerapkan pendekatan ini di kelas. Selain itu, sekolah juga
menyediakan bahan ajar yang kreatif dan sesuai dengan pendekatan
tersebut. Bahan ajar yang menarik dan relevan membantu guru
dalam menyampaikan materi dengan cara yang lebih menarik dan
interaktif kepada siswa. Selanjutnya, MIN 1 Rembang juga
memastikan akses yang memadai terhadap sumber daya yang
diperlukan, baik itu teknologi maupun materi ajar. Dengan
menyediakan perpustakaan yang dilengkapi dengan koleksi buku-
buku IPA yang relevan serta memastikan ketersediaan alat peraga
dan perangkat teknologi, sekolah memfasilitasi guru dalam
menjalankan pembelajaran dengan lancar dan efektif. Langkah-
langkah ini menegaskan komitmen MIN 1 Rembang untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan memastikan bahwa guru
memiliki dukungan yang cukup untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diinginkan.
f. Dampak Positif pada Pembelajaran IPA
86

Implementasi pendekatan Science Fun di MIN 1 Rembang


memberikan dampak positif yang signifikan pada pembelajaran IPA.
Para guru di sekolah ini aktif menggabungkan konsep ilmiah dengan
elemen yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Mereka tidak
hanya menyajikan materi dengan cara konvensional, tetapi juga
menggunakan berbagai metode kreatif seperti eksperimen sederhana,
permainan kuis, dan demonstrasi langsung. Pendekatan ini berhasil
meningkatkan minat, motivasi, dan pemahaman siswa terhadap
konsep-konsep ilmiah yang dipelajari. Melalui penggunaan metode
yang interaktif dan menghibur, guru berhasil membuat pembelajaran
menjadi lebih menarik dan relevan bagi siswa. Hasilnya, siswa tidak
hanya lebih tertarik untuk belajar, tetapi juga lebih memahami materi
yang diajarkan. Dengan demikian, pendekatan Science Fun bukan
hanya memperkaya pengalaman belajar siswa, tetapi juga
memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran IPA.
g. Pengalaman Positif Siswa
Hasil wawancara dengan para siswa di MIN 1 Rembang
menggambarkan bahwa implementasi pembelajaran IPA berbasis
Science Fun dinilai sangat menarik oleh mereka. Para siswa merasa
lebih tertarik dan bersemangat dalam proses pembelajaran karena
metode yang diterapkan sangat menyenangkan. Mereka
menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan
pembelajaran, terutama dalam melaksanakan eksperimen praktis
sederhana, mengikuti permainan kuis, dan menyaksikan demonstrasi
langsung dari konsep-konsep IPA yang disajikan dalam
pembelajaran. Pendekatan ini telah memberikan pengalaman belajar
yang berbeda dan lebih menarik bagi siswa, sehingga mereka lebih
terlibat dalam pembelajaran dan merasa lebih mudah untuk
memahami materi yang diajarkan. Hal ini mencerminkan bahwa
pendekatan Science Fun tidak hanya berhasil membuat pembelajaran
87

menjadi lebih menarik, tetapi juga meningkatkan minat siswa dalam


mempelajari ilmu pengetahuan. Dengan demikian, hasil wawancara
dengan para siswa menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran
IPA berbasis Science Fun telah sukses dalam menciptakan
lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan memikat bagi
mereka.
h. Meningkatnya Keterlibatan Siswa
Penerapan pendekatan pembelajaran IPA berbasis Science
Fun telah berhasil meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses
belajar di MIN 1 Rembang. Melalui penggabungan konsep ilmiah
dengan elemen permainan dan eksperimen di dalam kelas,
pendekatan pembelajaran ini mampu memberikan pengalaman
belajar yang menarik dan bermakna bagi siswa. Mereka tidak hanya
mendapatkan pengetahuan tentang konsep-konsep ilmiah, tetapi juga
terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Pendekatan
ini telah membantu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih
baik, karena mereka merasa terlibat dalam proses pembelajaran yang
menyenangkan dan menantang. Dengan demikian, pembelajaran IPA
berbasis Science Fun telah berhasil menciptakan lingkungan
pembelajaran yang dinamis dan memikat, yang memungkinkan
siswa untuk mengembangkan minat yang lebih dalam terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Dari paparan analisis data mengenai implementasi pembelajaran
IPA berbasis Science Fun di MIN 1 Rembang di atas, dapat
disimpulkan bahwa Implementasi pembelajaran IPA berbasis Science
Fun di MIN 1 Rembang telah membawa dampak positif yang signifikan
terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Berbagai elemen esensial
terkait implementasi ini telah berhasil menciptakan lingkungan
pembelajaran yang dinamis dan memikat bagi siswa.
a. Penggunaan pendekatan Science Fun dengan metode eksperimen
sederhana telah meningkatkan minat siswa terhadap materi
88

pelajaran, memancing rasa ingin tahu siswa melalui pertanyaan


menarik, dan mendorong keterlibatan siswa dalam kegiatan
eksperimen dan kolaborasi.
b. Efektivitas penggunaan media dan alat peraga telah membantu
siswa memvisualisasikan konsep IPA dan meningkatkan
pemahaman mereka melalui representasi visual, serta
meningkatkan tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
c. Tingkat ketertarikan yang tinggi dan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran tercermin dalam diskusi hidup, pertanyaan relevan,
dan presentasi hasil eksperimen yang menunjukkan kepercayaan
diri siswa.
d. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep
ilmiah, tetapi diperlukan pendekatan diferensiasi atau strategi
tambahan untuk tetap terlibat dalam pembelajaran.
e. Dukungan dan komitmen MIN 1 Rembang dalam memberikan
pelatihan bagi guru, penyediaan bahan ajar kreatif, dan memastikan
akses yang memadai terhadap sumber daya telah menjadi faktor
kunci dalam kesuksesan pembelajaran.
f. Dampak positif pada pembelajaran IPA tercermin dalam
pembelajaran yang lebih menarik dan relevan, peningkatan minat,
dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep ilmiah.
g. Pengalaman positif siswa mencakup antusiasme dan keterlibatan
dalam proses pembelajaran, serta pengalaman belajar yang
menyenangkan dan bermakna.
h. Meningkatnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran
menunjukkan bahwa pembelajaran IPA berbasis Science Fun telah
berhasil menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik,
dinamis, dan memungkinkan siswa untuk mengembangkan minat
yang lebih dalam terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
89

Bagan di bawah ini memberikan gambaran yang lebih


terperinci mengenai implementasi pembelajaran IPA berbasis Science
Fun di MIN 1 Rembang.
Implementasi Pembelajaran IPA Berbasis Science Fun di MIN 1 Rembang
Berbasis Science Fun di MIN 1 Rembang

Penggunaan Pendekatan Science Faktor Kesuksesan Implementasi


Fun
Siswa melakukan eksperimen
Bentuk
Dukungan dan Tantangan dan
Pembelajaran IPA Memancing rasa ingin tahu siswa
Komitmen MIN Strategi
Science Fun
Sebagai pembelajaran yang menyenangkan 1 Rembang Tambahan

Membantu siswa memvisualisasikan konsep IPA


Efektivitas
Penggunaan Media Meningkatkan pemahaman melalui representasi
dan Alat Peraga
visual Kesulitan dalam Memerlukan
Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran
presentasi hasil pendekatan
eksperimen diferensiasi
Antusiasme dan keterlibatan dalam proses
Tingkat Ketertarikan
dan Partisipasi Aktif Siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan
Siswa
Siswa berpartisipasi aktif dalam presentasi hasil
Memberikan pelatihan bagi guru
Pengalaman belajar yang menyenangkan dan
Dampak Positif bermakna Penyediaan bahan ajar kreatif
Lingkungan Pembelajaran yang Menarik dan
Pembelajaran
Science Fun Dinamis Memastikan akses yang memadai
Peningkatan aktifitas dan Pemahaman Siswa
terhadap sumber daya

Gambar 2 Bagan Implementasi Pembelajaran IPA Berbasis Science Fun di MIN 1 Rembang

90
2. Aktivitas Belajar Siswa MIN 1 Rembang Pada Pembelajaran IPA
Berbasis Science Fun
Analisis data yang disajikan memberikan gambaran yang
komprehensif tentang pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis Science
Fun di MIN 1 Rembang. Analisis dari data tersebut mengungkapkan
beberapa hal penting tentang pembelajaran IPA berbasis Science Fun di
MIN 1 Rembang, yaitu:
a. Antusiasme dan Semangat Tinggi
Antusiasme dan semangat yang tinggi yang ditunjukkan oleh
siswa dalam kegiatan eksperimen sederhana dan pembelajaran secara
umum mencerminkan keberhasilan pendekatan pembelajaran yang
diterapkan dalam membangkitkan minat mereka terhadap konsep-
konsep IPA. Dengan terlibat secara aktif dalam eksperimen dan
kegiatan praktis lainnya, siswa merasakan pengalaman langsung
dalam menerapkan konsep-konsep yang dipelajari, sehingga mereka
dapat mengaitkan teori dengan aplikasi praktis dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini tidak hanya meningkatkan minat mereka dalam
pembelajaran, tetapi juga memperkaya pemahaman mereka tentang
materi IPA dengan memberikan pengalaman nyata yang memotivasi
dan membangun keterampilan berpikir kritis serta kreativitas dalam
menjelajahi dunia ilmu pengetahuan.
b. Partisipasi Aktif
Siswa menunjukkan keterlibatan yang aktif dalam beragam
kegiatan berbasis Science Fun, terutama dalam eksperimen
sederhana. Mereka tidak hanya menjadi penonton dalam proses
pembelajaran, tetapi juga menjadi peserta aktif yang terlibat dalam
setiap langkah. Dengan penuh antusiasme, mereka mengikuti
instruksi guru dan menerapkannya dengan sungguh-sungguh, baik
saat bekerja secara mandiri maupun dalam kerja sama kelompok.
Ketika terlibat dalam eksperimen, mereka dengan teliti mengikuti
prosedur yang ditetapkan, mencatat hasil percobaan, dan

91
92

menganalisis data dengan cermat. Kemampuan mereka untuk terlibat


secara langsung dalam kegiatan praktis ini tidak hanya meningkatkan
pemahaman mereka tentang konsep-konsep ilmiah, tetapi juga
memperkaya pengalaman pembelajaran mereka dengan memberikan
konteks nyata yang memotivasi. Dengan demikian, keterlibatan aktif
siswa dalam pembelajaran Science Fun mencerminkan kesungguhan
mereka dalam memperdalam pemahaman ilmiah dan keterampilan
praktis yang relevan.
c. Kreativitas dalam Pembelajaran
Siswa menunjukkan kreativitas dalam mengaplikasikan ide-ide
baru dan mencari solusi inovatif dalam menjelajahi konsep-konsep
IPA, khususnya terkait dengan penerapan konsep perpindahan kalor
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa mereka
tidak hanya mengikuti instruksi mekanis, tetapi juga mencoba
pendekatan-pendekatan baru dalam pembelajaran.
d. Keterlibatan dan Dedikasi
Partisipasi aktif siswa dalam kegiatan eksperimen dan aktivitas
praktis lainnya mencerminkan semangat mereka dalam belajar Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Dengan menunjukkan ketertarikan yang
tinggi, siswa tidak hanya terlibat secara langsung dalam proses
belajar, tetapi juga menunjukkan dedikasi yang kuat terhadap
pemahaman konsep-konsep IPA. Ketelitian mereka dalam mengamati
dan mencatat hasil eksperimen mengindikasikan keseriusan mereka
dalam memahami materi. Selain itu, keterlibatan aktif dalam
pembahasan hasil percobaan memperkuat pemahaman mereka dan
memfasilitasi pertukaran ide antar sesama siswa. Melalui partisipasi
yang penuh semangat ini, siswa tidak hanya mengembangkan
keterampilan praktis, tetapi juga mengasah kemampuan kritis dan
analitis mereka dalam memahami dunia ilmiah.
93

e. Kemampuan Bertanya dan Kolaborasi


Kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan yang kreatif
dan menarik, serta kemampuan mereka dalam bekerja sama dengan
baik dalam tim atau kelompok, adalah cerminan dari tingkat
pemahaman, keingintahuan, dan keterampilan sosial yang tinggi.
Dalam proses belajar, kemampuan untuk mengajukan pertanyaan
yang relevan dan inovatif merupakan tanda dari keinginan siswa
untuk mendalami konsep-konsep yang dipelajari. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut tidak hanya mencerminkan keingintahuan siswa,
tetapi juga mendorong mereka untuk memperluas pemahaman
mereka melalui eksplorasi lebih lanjut.
Di sisi lain, kemampuan bekerja sama dalam tim atau
kelompok menunjukkan bahwa siswa tidak hanya memiliki
pengetahuan individu yang solid, tetapi juga memiliki keterampilan
interpersonal yang kuat. Dalam kerja sama ini, mereka belajar untuk
mendengarkan dan menghargai pandangan orang lain, membagi tugas
secara adil, dan mencapai tujuan bersama. Dengan demikian,
kombinasi antara kemampuan bertanya yang kreatif dan kemampuan
kerja sama yang baik menciptakan lingkungan belajar yang dinamis
dan mendukung, di mana siswa tidak hanya mengembangkan
pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan sosial yang esensial
untuk sukses di masa depan.
f. Kemampuan Komunikasi yang Baik
Kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan pemahaman
mereka secara jelas dan mudah dimengerti merupakan indikator dari
tingkat penguasaan materi yang mereka miliki. Dengan menggunakan
bahasa yang tepat dan mengadaptasikannya sesuai dengan audiens
mereka, siswa mampu menyampaikan informasi dengan cara yang
menarik dan informatif. Hal ini menandakan bahwa mereka tidak
hanya memiliki pemahaman yang mendalam terhadap materi yang
telah dipelajari, tetapi juga memiliki kemampuan untuk
94

menyampaikannya dengan efektif kepada orang lain. Dalam proses


ini, siswa dapat menggunakan berbagai teknik komunikasi, seperti
contoh konkret, ilustrasi visual, atau analogi yang relevan, untuk
membantu memperjelas konsep-konsep yang kompleks. Dengan
demikian, kemampuan komunikasi yang baik tidak hanya
memperkuat pemahaman siswa terhadap materi, tetapi juga
mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin yang efektif dan
penggerak perubahan di masa depan.
Sementara itu dari analisis hasil wawancara dengan kepala
sekolah, guru-guru IPA kelas V, dan siswa di MIN 1 Rembang
menggambarkan beberapa temuan penting terkait aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPA berbasis Science Fun. Berikut adalah analisis rinci dari
setiap aspek:
a. Tingkat Aktivitas Belajar Siswa (Pengamatan dan Sesi Tanya Jawab)
Dalam konteks pembelajaran di MIN 1 Rembang, guru-guru
mengadopsi pendekatan yang terfokus pada pengamatan langsung
dan interaksi langsung dengan siswa. Melalui observasi langsung
selama proses pembelajaran, guru dapat secara langsung memantau
tingkat keterlibatan siswa dalam materi pelajaran yang diajarkan.
Selain itu, sesi tanya jawab juga digunakan sebagai alat untuk
mendapatkan umpan balik langsung dari siswa tentang tingkat
keterlibatan mereka dalam pembelajaran. Pendekatan ini
memungkinkan guru untuk mengukur sejauh mana siswa terlibat
dalam pembelajaran IPA berbasis Science Fun. Dengan memiliki
pemahaman yang mendalam tentang tingkat keterlibatan siswa, guru
dapat menyesuaikan metode pembelajaran secara lebih efektif,
memastikan bahwa pendekatan yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan dan minat siswa. Hal ini menciptakan lingkungan
pembelajaran yang dinamis dan responsif, di mana siswa merasa
didukung dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
95

b. Penerapan Metode Pembelajaran Beragam oleh Guru


Guru-guru di MIN 1 Rembang mengambil pendekatan yang holistik
dalam mengajar IPA berbasis Science Fun dengan menerapkan
berbagai strategi pembelajaran yang beragam. Mereka tidak hanya
memusatkan perhatian pada penyampaian materi, tetapi juga aktif
menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan berarti bagi
siswa. Salah satu strategi yang diterapkan adalah pembelajaran
berbasis proyek, di mana siswa diberi kesempatan untuk menggali
topik tertentu secara mendalam melalui penelitian dan karya praktis.
Selain itu, diskusi kelompok menjadi bagian integral dari proses
pembelajaran, di mana siswa diajak untuk berkolaborasi dalam
memecahkan masalah dan mendiskusikan konsep-konsep IPA yang
rumit. Tak kalah pentingnya, eksperimen praktik juga menjadi sarana
utama dalam mengajar, memungkinkan siswa untuk belajar secara
langsung melalui pengalaman praktis. Dengan menerapkan metode
ini, guru tidak hanya merangsang minat siswa terhadap pembelajaran,
tetapi juga mendorong eksplorasi mandiri dan kolaborasi dalam
menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Hasilnya adalah siswa yang
tidak hanya memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep
IPA, tetapi juga keterampilan praktis dan sosial yang mendukung
perkembangan mereka sebagai pembelajar yang mandiri dan kritis.
Dengan demikian, penerapan strategi pembelajaran yang beragam ini
membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis dan
responsif di MIN 1 Rembang, di mana siswa dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.
c. Pemberian Dukungan Individual oleh Guru
Guru di MIN 1 Rembang tidak hanya berfokus pada pengajaran
kepada seluruh kelas, tetapi juga memberikan perhatian individual
kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi
atau konsep-konsep tertentu. Pendekatan ini menunjukkan komitmen
96

sekolah untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan


dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka untuk mencapai
keberhasilan dalam pembelajaran. Dengan mendekati setiap siswa
secara individual, guru dapat mengidentifikasi tantangan yang
dihadapi oleh siswa dan menyediakan bantuan tambahan yang
dibutuhkan, baik melalui penyediaan bahan ajar tambahan, sesi
tutoring, atau pendekatan pembelajaran yang disesuaikan. Dengan
cara ini, tidak ada siswa yang dibiarkan tertinggal, dan semua siswa
memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai potensi belajar
mereka secara maksimal. Dukungan individual ini juga menciptakan
lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung, di mana
setiap siswa merasa didengar, dihargai, dan didorong untuk terus
berkembang.
d. Peningkatan Partisipasi Siswa Menurut Guru IPA
Guru di MIN 1 Rembang mengamati peningkatan yang
signifikan dalam tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
IPA berbasis Science Fun. Para siswa semakin aktif dalam
mempraktekkan eksperimen mereka, aktif bertanya, berdiskusi, dan
berkolaborasi dalam kelompok-kelompok. Hal ini menunjukkan
bahwa pendekatan yang diterapkan oleh guru telah berhasil
merangsang minat siswa dan mendorong mereka untuk terlibat secara
aktif dalam pembelajaran. Guru menggunakan pendekatan yang
inklusif dengan memberikan umpan balik positif kepada setiap siswa,
yang memotivasi mereka untuk berpartisipasi lebih aktif. Selain itu,
guru menciptakan lingkungan kelas yang mendukung dan
memfasilitasi kolaborasi dengan menggunakan teknik kooperatif
seperti kerja kelompok. Dengan cara ini, siswa merasa didukung dan
dihargai, sehingga mereka merasa nyaman untuk berkontribusi dalam
diskusi kelas dan bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas
pembelajaran. Peningkatan partisipasi siswa ini tidak hanya
mencerminkan efektivitas pendekatan pembelajaran yang digunakan
97

oleh guru, tetapi juga menunjukkan bahwa siswa semakin terlibat dan
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran mereka.
e. Observasi Guru terhadap Aktivitas Belajar Siswa
Guru-guru IPA di MIN 1 Rembang secara cermat mengamati tingkat
aktivitas belajar siswa melalui berbagai kegiatan seperti partisipasi
dalam diskusi, eksperimen, dan aktivitas praktis lainnya. Melalui
pengamatan langsung ini, mereka dapat memahami sejauh mana
siswa terlibat dalam pembelajaran IPA berbasis Science Fun. Guru
menggunakan pendekatan yang terbukti efektif untuk meningkatkan
partisipasi siswa, termasuk memberikan umpan balik positif,
menciptakan lingkungan kelas yang inklusif, dan menerapkan teknik
kooperatif seperti kerja kelompok. Selain itu, mereka juga berusaha
untuk memahami penyebab kurangnya minat siswa dalam
pembelajaran dan mencari cara untuk menyesuaikan pendekatan
pembelajaran agar lebih sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Dengan demikian, guru tidak hanya memantau aktivitas siswa secara
cermat, tetapi juga berupaya secara proaktif untuk meningkatkan
keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran, menciptakan
lingkungan yang mendukung dan mendorong perkembangan
akademik dan pribadi siswa secara optimal.
f. Hasil Wawancara dengan Siswa
Siswa di MIN 1 Rembang menunjukkan tingkat antusiasme
dan keterlibatan yang tinggi terhadap pembelajaran IPA berbasis
Science Fun. Mereka secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan
eksperimen dan aktivitas praktis lainnya yang disajikan dalam
pembelajaran. Tidak hanya menjadi penonton, tetapi siswa juga aktif
berpartisipasi dalam melakukan eksperimen, mencatat hasil, dan
menganalisis data. Selain itu, mereka menunjukkan kemampuan
untuk berkolaborasi dalam tim atau kelompok, dengan mendengarkan
dan menghargai pendapat anggota tim lainnya serta berkontribusi
secara aktif dalam mencapai tujuan bersama. Selain itu, siswa juga
98

menunjukkan kemampuan komunikasi yang baik dengan


menyampaikan ide dan pemahaman mereka secara jelas dan mudah
dimengerti. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak hanya menerima
informasi secara pasif, tetapi juga aktif terlibat dalam proses
pembelajaran, mengambil peran aktif dalam membangun
pengetahuan dan keterampilan mereka dalam IPA. Dengan demikian,
keterlibatan siswa yang tinggi dalam pembelajaran IPA berbasis
Science Fun di MIN 1 Rembang merupakan indikator dari
keberhasilan pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam
membangkitkan minat dan motivasi mereka dalam mempelajari ilmu
pengetahuan alam.
Kesimpulan dari analisis data yang disajikan memberikan
gambaran yang komprehensif tentang pelaksanaan pembelajaran IPA
berbasis Science Fun di MIN 1 Rembang. Dari hasil wawancara dengan
kepala sekolah, guru-guru IPA kelas V, dan siswa, beberapa temuan
penting tentang pembelajaran IPA berbasis Science Fun dapat
diidentifikasi:
a. Antusiasme dan semangat tinggi yang ditunjukkan oleh siswa
mencerminkan keberhasilan pendekatan pembelajaran dalam
membangkitkan minat mereka terhadap konsep-konsep IPA.
Partisipasi aktif dalam eksperimen sederhana dan aktivitas praktis
lainnya memberikan pengalaman langsung yang membangun
keterampilan berpikir kritis serta kreativitas siswa.
b. Partisipasi aktif siswa dalam berbagai kegiatan berbasis Science Fun
menandakan keterlibatan mereka yang tinggi dalam pembelajaran.
Dengan terlibat secara langsung dalam proses belajar, siswa tidak
hanya menjadi penonton, tetapi juga peserta aktif yang mengikuti
instruksi dengan sungguh-sungguh.
c. Kreativitas siswa dalam mengaplikasikan ide-ide baru dalam
pembelajaran menunjukkan kemampuan mereka untuk berpikir di
luar batasan yang ada. Dengan mencoba pendekatan-pendekatan
99

baru, siswa dapat menjelajahi konsep-konsep IPA dengan lebih


mendalam.
d. Keterlibatan dan dedikasi siswa dalam memahami materi IPA
tercermin dalam partisipasi aktif mereka dalam eksperimen dan
aktivitas praktis lainnya. Ketelitian dalam mencatat hasil eksperimen
dan keterlibatan dalam pembahasan hasil percobaan memperkuat
pemahaman siswa.
e. Kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan yang kreatif dan
berkolaborasi dalam tim atau kelompok menunjukkan tingkat
pemahaman, keingintahuan, dan keterampilan sosial yang tinggi.
Dengan berpikir kritis dan bekerja sama dengan baik, siswa dapat
mendalami pemahaman mereka tentang konsep-konsep IPA.
f. Kemampuan komunikasi yang baik siswa dalam menyampaikan
pemahaman mereka secara jelas dan mudah dimengerti menandakan
penguasaan materi yang mereka miliki. Dengan menggunakan
berbagai teknik komunikasi, siswa dapat memperjelas konsep-
konsep yang kompleks kepada orang lain.
Dengan demikian, analisis menyeluruh terhadap data
menunjukkan bahwa pembelajaran IPA berbasis Science Fun di MIN 1
Rembang berhasil menciptakan lingkungan pembelajaran yang
mendukung keterlibatan siswa secara aktif, seperti antusiasme, partisipasi
aktif, kreativitas, keterlibatan dalam eksperimen, kemampuan
mengajukan pertanyaan, kolaborasi dalam tim, dan pengembangan
keterampilan sosial dan komunikasi.
Untuk mempermudah dalam melihat aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPA berbasis Science Fun di MIN 1 Rembang dapat dilihat
dalam gambar 3 di bawah ini.
100
Antusiasme dan Partisipasi aktif dalam eksperimen sederhana dan aktivitas praktis
Semangat Tinggi Siswa
Motivasi dan keterlibatan tinggi dalam pembelajaran konsep-konsep IPA

Partisipasi Aktif dalam Terlibat langsung dalam proses pembelajaran


Kegiatan Berbasis
Science Fun
Mengikuti instruksi dengan sungguh-sungguh

Kreativitas dalam Berpikir di luar batasan yang ada


Aktivitas Mengaplikasikan Ide
siswa dalam Baru Menjelajahi konsep-konsep IPA secara mendalam
pembelajaran
IPA berbasis
Science Fun Keterlibatan dalam Ketelitian dalam mencatat hasil eksperimen
di MIN 1 Eksperimen dan
Rembang Aktivitas Praktis Pembahasan hasil percobaan untuk memperkuat pemahaman

Kemampuan Mengajukan Kemampuan berpikir kritis


Pertanyaan Kreatif dan
Kolaborasi Kerja sama dalam tim atau kelompok

Kemampuan Komunikasi Menyampaikan pemahaman secara jelas dan mudah dimengerti


yang Baik Kemampuan berpikir kritis

Gambar 3 Bagan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA Berbasis Science Fun

101
3. Hasil Pembelajaran IPA Berbasis Science Fun pada Siswa MIN 1
Rembang
Hasil analisis data mengenai pembelajaran IPA berbasis Science
Fun di MIN 1 Rembang menunjukkan bahwa pendekatan ini telah
memberikan hasil positif dalam mengevaluasi pemahaman siswa
terhadap konsep-konsep IPA. Melalui observasi, ditemukan bahwa guru-
guru aktif dalam menggunakan berbagai metode evaluasi yang sesuai
dengan pendekatan Science Fun, seperti tes tertulis, permainan kuis
interaktif, proyek kreatif, dan penilaian ketrampilan. Metode evaluasi
yang beragam ini dirancang untuk menguji pemahaman siswa secara
holistik, baik dari segi pengetahuan konseptual maupun ketrampilan
praktis. Meskipun terdapat variasi dalam distribusi nilai siswa, namun
secara keseluruhan, rata-rata nilai siswa telah mencapai atau melebihi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Terutama, terlihat
peningkatan yang signifikan dalam pemahaman siswa terhadap konsep-
konsep IPA, khususnya terkait dengan konsep perpindahan kalor dalam
kehidupan sehari-hari dan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan
wujud benda. Meskipun demikian, beberapa siswa masih memerlukan
dukungan tambahan untuk mencapai tingkat pemahaman yang sama
dengan yang lainnya, mengindikasikan perlunya pendekatan diferensiasi
untuk mendukung kebutuhan individual siswa. Dengan demikian,
pendekatan pembelajaran IPA berbasis Science Fun telah berhasil dalam
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPA dan
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Hasil penelitian dari wawancara dengan kepala sekolah mengenai
hasil belajar siswa di MIN 1 Rembang dalam pembelajaran IPA berbasis
Science Fun menunjukkan respons yang positif dari guru dan siswa.
Guru-guru IPA di sekolah tersebut terlibat secara aktif dalam
mengevaluasi hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan berbagai
metode, seperti ujian tulis, presentasi, dan observasi langsung terhadap
kemampuan praktik siswa dalam menerapkan konsep-konsep IPA dalam

102
103

konteks pembelajaran Science Fun. Tidak hanya itu, mereka juga


melibatkan diri dalam diskusi dan sesi refleksi dengan rekan guru untuk
mengevaluasi efektivitas pendekatan yang diterapkan. Hal ini
menunjukkan adanya kesadaran akan pentingnya evaluasi kontinu
terhadap pembelajaran, serta komitmen untuk terus meningkatkan
metode pengajaran yang digunakan. Respons positif dari siswa juga
mencerminkan keberhasilan pendekatan pembelajaran ini dalam
meningkatkan minat dan pemahaman mereka terhadap materi IPA
melalui pendekatan yang menyenangkan dan interaktif. Dengan
demikian, hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pendekatan
pembelajaran IPA berbasis Science Fun telah memberikan dampak
positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa di MIN 1 Rembang.
Tanggapan positif dari guru dan siswa terhadap pembelajaran IPA
berbasis Science Fun di MIN 1 Rembang mencerminkan kesuksesan
pendekatan ini dalam meningkatkan hasil belajar. Dari perspektif guru,
peningkatan signifikan dalam keterlibatan siswa dan hasil evaluasi
akademis yang meningkat menunjukkan bahwa pendekatan Science Fun
telah berhasil menciptakan lingkungan pembelajaran yang merangsang
minat dan partisipasi siswa. Hal ini sesuai dengan observasi bahwa siswa
menjadi lebih aktif dalam kelas dan lebih percaya diri dalam menerapkan
konsep-konsep ilmiah dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Lebih lanjut, respons positif dari siswa terhadap pembelajaran IPA
berbasis Science Fun mengindikasikan bahwa pendekatan ini berhasil
membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi mereka.
Siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi, bahkan meminta lebih
banyak eksperimen dan kegiatan yang menyenangkan. Hal ini
menegaskan bahwa pendekatan Science Fun telah berhasil mengubah
persepsi siswa terhadap pembelajaran IPA, membuat mereka lebih
nyaman dalam memahami materi dan menerapkan konsep-konsep IPA
dalam kegiatan praktik.
104

Pentingnya evaluasi hasil pembelajaran siswa tidak hanya terfokus


pada pemahaman konsep, tetapi juga pada keterlibatan dan antusiasme
siswa selama pembelajaran. Guru secara aktif memantau kemajuan siswa
dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep IPA yang diajarkan,
serta memperhatikan tingkat partisipasi dan minat siswa dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian, hasil penelitian ini memberikan
gambaran yang jelas bahwa pembelajaran IPA berbasis Science Fun telah
memberikan dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa di
MIN 1 Rembang.
Hasil penelitian dari wawancara dengan siswa kelas V di MIN 1
Rembang mengungkapkan bahwa pembelajaran IPA berbasis Science
Fun telah memberikan dampak positif terhadap pemahaman siswa
terhadap materi IPA. Pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan
dipraktekkan langsung telah membantu siswa dalam memahami konsep-
konsep yang rumit dengan lebih baik. Mereka melaporkan perubahan
positif dalam cara mereka memahami konsep-konsep IPA dan merasa
lebih tertarik serta termotivasi untuk belajar. Partisipasi siswa dalam
eksperimen langsung dan aktivitas praktis membuat mereka lebih aktif
dalam proses belajar, tidak hanya sebagai pendengar pasif saat guru
menjelaskan. Melalui pengalaman langsung dan observasi, siswa merasa
lebih mudah memahami konsep-konsep IPA dan merasa lebih nyaman
serta percaya diri dalam memahaminya. Hal ini terlihat dari respons
positif siswa saat mereka melakukan eksperimen, di mana mereka
menyatakan bahwa pengalaman tersebut membantu mereka memahami
konsep-konsep IPA dengan lebih baik.
Meskipun terdapat tantangan, seperti keterbatasan sumber daya dan
fasilitas untuk melakukan eksperimen atau kegiatan praktis lainnya, baik
guru maupun siswa berusaha untuk mengatasi hambatan tersebut dengan
cara mencari solusi kreatif dan mengoptimalkan penggunaan sumber
daya yang tersedia. Dukungan dari sekolah, seperti pelatihan tambahan
105

bagi guru dan fasilitasi forum diskusi antar guru, juga telah membantu
meningkatkan efektivitas pembelajaran IPA berbasis Science Fun.
Sementara itu analisis dari tabel nilai hasil belajar kognitif siswa
kelas V di MIN 1 Rembang menunjukkan perbaikan yang signifikan
dalam pemahaman siswa terhadap materi IPA berbasis Science Fun.
Materi yang dievaluasi mencakup menerapkan konsep perpindahan kalor
dalam kehidupan sehari-hari dan menganalisis pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu dan bentuk benda. Dari tabel tersebut, dapat dilihat
bahwa mayoritas siswa telah mencapai atau melampaui KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan, terutama dalam materi
perpindahan kalor. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPA
berbasis Science Fun efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa
terhadap konsep-konsep ilmiah yang kompleks. Terdapat peningkatan
yang konsisten dalam nilai siswa dari kelas V.A dan kelas V.B,
menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran ini berhasil
diimplementasikan secara merata di seluruh kelas.
Analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran IPA berbasis
Science Fun di MIN 1 Rembang telah memberikan hasil positif yang
signifikan meskipun menghadapi beberapa tantangan. Para siswa
melaporkan peningkatan dalam pemahaman terhadap konsep-konsep
IPA, peningkatan aktivitas dalam kelas, dan peningkatan keterampilan
belajar. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran yang
digunakan efektif dalam merangsang minat dan partisipasi siswa serta
membantu mereka memahami konsep-konsep ilmiah dengan lebih baik.
Dukungan dari sekolah dan upaya bersama untuk mengatasi tantangan
juga berkontribusi pada dampak positif pembelajaran berbasis Science
Fun bagi siswa dalam memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep
ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi hasil belajar kognitif,
terlihat perbaikan yang signifikan, terutama pada materi menerapkan
konsep perpindahan kalor dan menganalisis pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu dan bentuk benda. Mayoritas siswa telah mencapai atau
106

melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan, menunjukkan


keberhasilan pendekatan pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman
siswa terhadap konsep-konsep ilmiah yang kompleks. Meskipun masih
terdapat beberapa siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan
minimal, data ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan
strategi pembelajaran yang lebih efektif di masa mendatang. Dengan
demikian, analisis data menyimpulkan bahwa pembelajaran IPA berbasis
Science Fun di MIN 1 Rembang telah memberikan dampak positif yang
signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis data, wawancara dengan guru dan siswa,
serta evaluasi hasil belajar kognitif siswa kelas V di MIN 1 Rembang,
dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran IPA berbasis Science
Fun berhasil meningkatkan hasil belajar kognitif dan psikomotor siswa.
Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat diambil:
a. Peningkatan Pemahaman Konsep
Pendekatan Science Fun berhasil meningkatkan pemahaman siswa
terhadap konsep-konsep IPA, terutama terkait dengan perpindahan
kalor dalam kehidupan sehari-hari dan pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu dan wujud benda.
b. Partisipasi Aktif dalam Pembelajaran
Pendekatan ini berhasil menciptakan lingkungan pembelajaran yang
merangsang partisipasi siswa. Siswa menjadi lebih aktif dalam kelas
dan lebih percaya diri dalam menerapkan konsep-konsep ilmiah
dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini menjadi indikasi
peningkatan psikomotor siswa.
c. Efektivitas Metode Evaluasi
Berbagai metode evaluasi yang digunakan, seperti tes tertulis,
permainan kuis interaktif, proyek kreatif, dan penilaian ketrampilan,
terbukti efektif dalam menguji pemahaman siswa secara holistik.
d. Perbaikan dalam Hasil Belajar Kognitif
107

Mayoritas siswa telah mencapai atau melampaui Kriteria Ketuntasan


Minimal yang ditetapkan, menunjukkan perbaikan dalam pemahaman
mereka terhadap konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-
hari dan menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan
wujud benda dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, kesimpulan tersebut menegaskan bahwa
pendekatan pembelajaran IPA berbasis Science Fun di MIN 1 Rembang
berhasil meningkatkan hasil belajar kognitif dan psikomotor siswa.
Untuk memudahkan dalam memahami hasil pembelajaran IPA berbasis
Science Fun Siswa MIN 1 Rembang dapat dilihat pada gambar 4 di
bawah ini.
Mayoritas siswa mencapai atau
Peningkatan Perbaikan
melampaui
Pemahaman dalam Hasil
Konsep Belajar
Kognitif
Hasil Perbaikan pemahaman terhadap konsep
Pembelajaran perpindahan kalor dan pengaruh kalor
IPA Berbasis pada perubahan suhu dan wujud benda
Science Fun
Siswa MIN 1
Rembang
Lingkungan pembelajaran merangsang
Perbaikan partisipasi siswa
Partisipasi
dalam Hasil
Aktif dalam
Belajar
Pembelajaran Siswa lebih aktif dan percaya diri dalam
Psikomotorik
menerapkan konsep ilmiah

Gambar 4 Bagan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Berbasis Science Fun

108

Anda mungkin juga menyukai