Anda di halaman 1dari 2

Hubungan Dakwah dan Pendidikan

Hubungan antara pendidikan dan dakwah dapat di lihat dari analisis sebagai berikut.
a. Di lihat dari segi sasarannya.
Di lihat dari segi sasarannya, dakwah dan pendidikan memiliki sasaran yang sama, yaitu
manusia. Bedanya, dalam berdakwah sasarannya terkadang ada yang di kelompokkan dan
terkadang ada yang tidak di kelompokkan.
Dalam berdakwah terkadang di lakukan kedalam kelompok sasaran dari berbagai latar
belakang jenis kelamin, usia, tingkat kecerdasan dan lainnya yang berbeda-beda menjadi satu,
seperti yang terlihat pada acara dakwah di masjid-masjid, majlis ta’lim dan lain sebagainya.
sedangkan dalam pendidikan, sasarannya lebih terklafisikasikan berdasarkan perbedaan usia,
kecerdasan dan lain sebagainya.
b. Di lihat dari segi ruang lingkup atau materi yang di sampaikan.
Keduanya memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah bahwa ruang lingkup
atau materi dakwah dan pendidikan pada intinya harus sejalan dengan al-Quran dan al-
Sunnah. Bedanya bahwa ruang lingkup atau materi dalam berdakwah lebih umum atau tidak
terperinci dan lebih menggambarkan motivasi secara global.
Sedangkan dalam pendidikan, ruang lingkup atau materi berdakwah lebih terperinci
sebagaiman di tuangkan dalam kurikulum dan silabi yang harus di capai pada setiap semester,
triwulan dan setiap kali tatap muka. Perbedaan dakwah dan pendidikan dapat di umpamakan
dengan makan obat/vitamin dan makan nasi.
Berdakwah lebih di arahkan kepada motivasi agar setiap orang terdorong untuk
melaksanakan ajaran, seperti orang yang makan obat atau vitamin agar timbul nafsu makan,
dan setelah nafsu makan, maka orang tersebut jangan di beri obat atau vitamin terus, tetapi
harus di beri nasi, makanan, minuman dan sebagainya.
c. Di lihat dari segi tujuannya.
Antara dakwah dan pendidikan juga memiliki persamaan dan perbedaan. Dakwah dan
pendidikan sama-sama bertujuan mengubah sikap mental manusia dengan cara di berikan
motivasi dan ajaran-ajaran, agar orang tersebut mau melaksanakan ajaran Islam dalam arti
seluas-luasnya, sehingga ia dapat melaksanakan fungsi kekhalifahannya dalam rangka
beribadah kepada Allah SWT.
Perbedaanya, dalam pendidikan di samping terdapat tujuan universal yang berjangka panjang
dan sulit di ukur dalam waktu singkat, juga terdapat tujuan khusus yang berjangka pendek
dan dapat dengan mudah dapat di ukur pada setiap selesai akhir pelajaran. Dalam berdakwah,
tujuan yang di rencanakan tampak bersifat umum bahkan dalam berdakwah yang tradisional,
tidak terdapat rumuasan tujuan sama sekali.
d. Di lihat dari segi caranya.
Di lihat dari segi caranya terdapat persaaan dan perbedaan antara dakwah dan pendidikan.
Persamaannya, dalam berdakwah sebagaimana di kemukakan paling kurang dapat di lakukan
dengan tiga cara, yaitu di lakukan dengan cara hikmah, mua’idzah hasanah dan mujadalah.
Di dalam pendidikanpun ketiga cara tersebut dapat pula di lakukan. Perbedaannya, dalam
pendidikan cara atau metode yang di gunakan di samping tiga cara tersebut masih banyak lagi
variasinya, seperti ceramah, diskusi, keteladanan, kisah, sosiodrama, simulasi, problem
solving, karya wisata, penugasan, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain metode dalam pendidikan metodenya jauh lebih bervariasi dan berkembang
di bandingkan dengan metode yang terdapat dalam dakwah. Hal ini sebagai akibat dari
keadaan dimana penelitian, uji coba(percobaan) dan pengembangan metode dalam
pendidikan jauh lebih banyak di lakukan ketimbang dengan apa yang terdapat dalam bidang
dakwah.
e. Di lihat dari segi hukumnya.
Terdapat pula persamaan antara dakwah dan pendidikan. Dakwah dan pendidikan ada yang
termasuk kedalam kategori hukumnya wajib bagi semua ( fardu’ain ) dan ada yang
hukumnya fardu kifayah. Dakwah dan pendidikan hukumnya wajib dilakukan oleh setiap
orang, manakala yang di maksut dengan dakwah dan pendidikan tersebut dalam arti umun,
yaitu di lakukan kapan saja, di mana saja, dengan cara apa saja, oleh siapa saja Sesuai
keadaan dan kemampuan yang bersangkutan.
Dakwah dan pendidikan hukum fardlu kifayah, manakala yang di maksut dengan arti khusus,
yaitu dakwah dan pendidikan yang terprogran secara sistematis, dan berkesinambungan,
ruang lingkup, sasaran dan tujuan yang khusus, serta memerlukan keahlian khusus pula bagi
orang yang melakukannya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka perlu adanya kerjasama yang baik dan
seerat mungkin antara kegiatan dakwah dengan pendidikan. Dakwah harus mendorong
masyarakat agar mau meningkatkan kualitas dirinya dengan cara meningkatkan
kemampuannya melalui pendidikan dalam arti yang luas.
Demikan pula pendidikanpun harus mendorong masyarakat agar mau melakukan
dakwah dan mengamalkan ajaran amar ma’ruf nahi munkar. Pendidikan islam menempati
posisi sentral dalam upaya mensosialisasikan ajaran-ajaran islam, baik secara individu
maupun sosial di berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan demikian hubungan dakwah
dengan pendidikan tampak erat.

Anda mungkin juga menyukai