Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas adalah proses pemberdayaan sumber daya

baik material element maupun human element di dalam kelas oleh

guru sehingga memberikan dukungan terhadap kegiatan belajar siswa

dan mengajar guru.1

Menurut Hadari Nawawi Pengelolaan kelas dapat diartikan

sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan

potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada

setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan

terarah sehingga waktu dan dana tersedia dapat dimanfaatkan secara

efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan

dengan kurikulum dan perkembangan murid.2

Menurut Suharmi Arikunto pengelolaan kelas adalah suatu

usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar


mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi

optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar yang diharapkan.3

Menurut Made Pidarta pengelolaan kelas adalah proses seleksi

dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi

kelas.4

Ini berarti guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan

memelihara sistem/organisasi kelas, sehingga anak didik dapat

memanfaatkan kemampuannya, bakatnya, dan energinya pada tugastugas individual.

Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah suatu

upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin

untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan

pembelajaran.

Kegiatan pengelolaan kelas merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan oleh guru yang erat hubungannya dengan pengajaran dan


salah satu prasyarat untuk terciptanya proses belajar mengajar yang

efektif. Untuk itu tugas dan tanggungjawab guru meliputi 3 aspek

Menurut Peters dalam Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar yang

dikutip oleh Nana Sudjana, yakni:

a. Guru sebagai pengajar, lebih menekankan kepada tugas dalam

merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru

dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan

teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan

diajarkannya.

b. Guru sebagai pembimbing, memberi tekanan kepada tugas,

memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah

yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik sebab

tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan Ruang Lingkup Pengelolaan
Kelas

Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa pengelolaan kelas

adalah proses pemberdayaan sumber daya baik material element

maupun human element yang di lakukan oleh guru untuk mendukung

kegiatan belajar mengajar di dalam kelas agar terjadi interaksi edukatif

yang efektif. Sebagai sebuah proses maka dalam pelaksaannya

pengelolaan kelas memiliki kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan

oleh guru. Dalam pengelolaan kelas ini juga terkandung maksud

bahwa kegiatan yang dilakukan efektif mengenai sasaran yang hendak

dicapai dan efisien karena tidak menghambur-hamburkan waktu, uang

dan sumber daya lainnya.

Secara garis besar ada dua kegiatan dalam pengelolaan kelas

yaitu:

a. Pengaturan (orang) siswa

Siswa adalah orang yang melakukan aktifitas dan kegiatan di


kelas yang ditempatkan sebagai obyek dan arena perkembangan

ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa bergerak

kemudian menduduki fungsi sebagai subyek. Artinya siswa bukan

barang atau obyek yang hanya dikenai akan tetapi juga objek yang

memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak.

Jadi pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian

tujuan tidak sembarang, artinya disini fungsi guru memiliki

proporsi yang besar dalam rangka membimbing, mengarahkan dan

memandu segala aktifitas yang dilakukan oleh siswa. Oleh karena

itu pengaturan siswa adalah bagaimana mengatur dan

menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual

dan perkembangan emosionalnya. Siswa diberi kesempatan untuk


memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan

keinginannya.

2.Tujuan Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas pada umumnya bertujuan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan

pembelajaran. Adapaun kegiatan fisik dan pengelolaan sosioemosional merupakan bagian

dalam pencapaian tujuan pembelajaran

dan belajar siswa.21

Menurut Suharmi Arikunto berpendapat bahwa tujuan

pengelolaan kelas adalah agar setiap anak dikelas dapat bekerja secara

efektif dan efisien.22

Tujuan pengelolaan kelas menurut Dirjen Dikdasmen yang

menjadi tujuan pengelolaan kelas adalah untuk mewujudkan situasi

dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai


kelompok belajar, memungkinkan peserta didik untuk

mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.23

4. Fungsi Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas selain memberi makna penting bagi tercipta

dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, pengelolaan kelas

berfungsi :

a. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas

seperti : membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu

pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan

tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat

bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur

kerja, merubah kondisi kelas.

b. Memelihara agar tugas-tugas itu dapat berjalan lancar.

Selain itu fungsi dari pengelolaan kelas sendiri sebenarnya

merupakan penerapan fungsi-fungsi pengelolaan yang di

aplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan

Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas

Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip pengelolaan kelas di sini

adalah hal-hal yang dapat dijadikan pedoman atau pegangan guru di

dalam mengelola, agar menjadi terarah dan efisien.

Dalam rangka memeperkecil masalah gangguan dalam

pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat

dipergunakan yaitu:

a. Hangat dan antusias

Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar

mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu
menunjukkan atusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan

berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

b. Tantangan

Penggunaan kata-kata tindakan, cara kerja atau bahanbahan yang menantang akan

meningkatkan gairah anak didik untuk

belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah

laku yang menyimpang. Tambahan lagi akan dapat menarik

perhatian anak didik dan dapat mengendalikan gairah belajar

mereka.

c. Bervariasi

Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar

guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi

munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik


Komponen Pengelolaan Kelas

Sebelum melakukan pendekatan dalam pengelolaan kelas sebaiknya

mengetahui beberapa komponen dalam kelas yaitu:

1. Kondisi fisik; Kondisi fisik tempat berlangsungnya belajar mengajar

mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap hasil belajar

mengajar. lingkungan fisik yang dimaksud adalah:

a) Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar

Ruangan tempat berlangsungnya belajar mengajar harus

memungkinkan siswa bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan

dan saling mengganggu antara peserta didik yang satu dengan

yang lainya. Besarnya kelas sangat tergantung pada berbagai hal,

antara lain: jenis kegiatan, apakah kegiatan tatap muka dalam kelas

ataukah dalam ruang praktikum, jumlah peserta didik yang


melakukan kegiatan-kegiatan bersama akan berbeda dengan

kegitan dalam kelompok kecil. Apabila ruangan tersebut memakai

hiasan, pakailah hiasan yang mempunyai nilai pendidikan yang

dapat secara langsung mempunyai daya sembuh bagi pelnggar

disiplin. Misalnya dengan kata-kata yang baik, anjuran-anjuran,

gambar tokoh sejarah dan sebaginya.

b) Pengaturan tempat duduk

Pengaturan tempat duduk sangat mempengaruhi kelancaran

proses belajar mengajar. Dalam mengatur tempat duduk yang

paling terpenting adalahmemungkinkan terjadinya tatap muka,

agar guru dapat sekaligus mengontrol tingkah laku peserta didik.

Beberapa pengaturan tempat duduk, antara lain: berbaris,

pengelompokan yang terdiri antara 8 sampai 10 orang, setengah

ligkaran, berbentuk lingkaran, individual yang biasanya terlihat di

ruang baca, di perpustakaan, atau di ruang praktik laboratorium,

tersedianya ruang yang sifatnya bebas di kelas di samping bangku

tempat bduduk yang diatur. Dengan sendirinya penataan tempat


Pengajaran dan Lingkungan Kelas Kondusif

Dalam dinamika masyarakat, organisasi beradaptasi kepada tuntunan

perubahan melalui perencanaan. Menurut Johnson (1973) bahwa: “The

planning process can be considered as the vehicle for accomplishment of system

change”. Tanpa perencanaan, sistem tersebut tak dapat berubah dan tidak

dapat menyesuaikan diri dengan kekuatan-kekuatan lingkungan yang

berbeda. Dalam sistem terbuka, perubahan dalam sistem terjadi apabila

kekuatan lingkungan menghendaki atau menuntut bahwa suatu

keseimbangan baru perlu diciptakan dalam organisasi tergantung pada

rasionalitas pembuat keputusan. Bagi sistem sosial, satu-satunya wahana

untuk perubahan inovasi dan kesanggupan menyesuaikan diri ialah


pengambilan keputusan manusia dan proses perencanaan
.
6 Tindakan Pengelolaan Kelas

Faktor organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa yang

dapat memengaruhi proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu

besar menjadi kurang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Kelompok belajar yang besar mampu memberikan dampak negatif yaitu:

(1) Sumber daya kelompok aan bertambah luas sesuai dengan jumlah siswa

sehingga waktu yang tersedia akan semakin sempit.

(2) Kelompok belajar akan kurang mampu memanfaatkan dan

menggunakan sumber daya yang ada. Misalnya dalam menggunakan

waktu diskusi, jumlah siswa yang terlalu banyak akan memakan waktu

yang banyak pula, sehingga sumbangan pikiran akan sulit didapatkan

siswa.

(3) Kepuasan belajar setiap siswa akan cenderung menurun. Hal ini

disebabkan kelompok belajar yang terlalu banyak akan mendapatkan

pelayanan yan terbatas dari setiap guru, dengan kata lain perhatian guru akan semakin terpecah.

7.Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

Terdapat beberapa ahli yang berpendapat mengenai pendekatan dalam

pengelolaan kelas antara lain sebagai berikut.

Menurut Alben Ambarita (2006: 53-54) ada beberapa pendekatan yang

dapat dilaksanakan untuk menciptakan interaksi yang menumbuh kembangkan

dari peserta didik, antara lain sebagai berikut.

a. Pendekatan otoritas. Pengendalian perilaku peserta didik oleh guru, dengan

menegakkan peraturan, memberikan perintah, pengarahan, dan pesan,

menggunakan teguran, menggunakan pengendalian dengan melakukan

pendekatan, menggunakan pemisahan dan pengucilan.


b. Pendekatan intimidasi. Pengendalian perilaku peserta didik dilakukan dengan

bentuk-bentuk intimidasi. Guru memaksa peserta didik berperilaku sesuai

dengan perintah guru.

8.Masalah-Masalah Pengelolaan Kelas

Menurut Ahmad Rohani (2004: 155-157) masalah pengelolaan dapat

diklasifikasikan kedalam tiga ketegori yaitu: (a) masalah yang ada dalam

wewenang guru bidang studi, (b) masalah yang ada dalam wewenang sekolah, (c)

masalah-masalah yang ada di luar kekuasaan guru dan sekolah. Masing-masing

akan dijelaskan sebagai berikut. a. Masalah yang ada dalam wewenang guru bidang studi.

Seorang guru bidang studi yang sedang mengelola proses belajar mengajar

dituntut untuk dapat menciptakan, memperhatikan, dan mengembalikan iklim

belajar kepada kondisi belajar mengajar yang menguntungkan. Pengembalian

iklim belajar dilakukan jika dalam proses pembelajaran terjadi masalah yang

mengganggu proses pembelajaran yang berlangsung. Dengan upaya guru tersebut

maka, peserta didik berkesempatan untuk dapat mengambil manfaat yang optimal

dari kegiatan yang dilakukannya.

Faktor-Faktor Mempengaruhi Pengelolaan Kelas

Menurut Ahmad Rohani (2004: 157-160) terdapat beberapa faktor

penghambat pengelolaan kelas antara lain yaitu: (a) faktor guru, (b) faktor peserta

didik, (c) faktor keluarga, dan (d) faktor fasilitas. Masing-masing faktor akan

dijelaskan sebagai berikut.

a. Faktor Guru

Faktor penghambat yang datang dari guru dapat berupa hal-hal seperti:

1) Tipe Kepemimpinan Guru

Tipe kepemimpinan guru yang otoriter dan kurang demokratis akan

menumbuhkan sikap pasif atau agresif peserta didik.

2) Format belajar mengajar yang monoton


Format belajar mengajar yang tidak bervariasi dapat menyebabkan para

peserta didik bosan, frustasi/ kecewa, dan hal ini akan merupakan sumber

pelanggaran disiplin.

3) Kepribadian guru

Seorang guru yang berhasil untuk bersikap hangat, adil, objektif, dan

fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan dalam

proses belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai