Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN KELAS DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN

Muhammad Abdullah Azzam Brilian1, Dr.Hj. Sulistyorini., M.Ag.2


1,2
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
e-mail: azzambrilian22@gmail.com1,

Abstrak: Manajemen kelas dalam penataan ruang belajar merupakan kemampuan seorang guru dalam
mengelola kegiatan di kelas terutama dalam hal penataan ruang belajar untuk menunjang proses pembelajaran
yang maksimal dan meningkatkan kualitas mutu serta semangat belajar siswa. permasalahan yang terjadi dalam
penelitian ini adalah pengelolaan kelas khususnya dalam hal penataan ruang belajar yang digunakan belum
maksimal untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan,
pelaksanaan dan hambatan dalam penataan ruang belajar. Metode yang digunakan adalah metode pnelitian
kepustakaan sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dan mengeksplorasi sumber data baik
yang berasal dari beberapa kumpulan jurnal, artikel, buku dan dokumen-dokumen serta sumber-sumber data
maupun informasi yang di anggap relevan atau sesuai dengan topik kajian.. Subjek dalam penelitian ini adalah
wali kelas, guru mata pelajaran dan siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Tahapan yang
diperhatikan dalam perencanaan manajemen kelas dalam penataan ruang belajar meliputi pengaturan sarana dan
prasarana, pengajaran, dan siswa. Perencanaan dilakukan dengan menempatkan barang sesuai dengan kondisi
kelas, mempersiapkan perangkat pembelajaran. 2) Pelaksanaan manajemen kelas dalam penataan ruang belajar
dilakukan dengan menempatkan tempat duduk siswa sesuai dengan denah dan menata ruang belajar senyaman
mungkin bagi siswa. 3) Kendala manajemen kelas dalam penataan ruang belajar adalah penataan ruang belajar
yang belum optimal terkhusus dalam penempatan tempat duduk siswa yang hanya menggunakan format tempat
duduk berbentuk klasikal atau menghadap ke papan tulis. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa manajemen
kelas dalam penataan ruang belajar dengan menerapkan aspek manajemen kelas dan prinsip manajemen kelas
secara utuh sehingga dapat meningkatkan kualitas mutu dan semangat belajar siswa.

Kata Kunci : Manajemen Kelas,Pendidikan

Abstrac : Classroom management in the arrangement of study rooms is the ability of a teacher to manage
activities in class, especially in terms of arranging study rooms to support the maximum learning process and
improve the quality and enthusiasm of student learning. The problem that occurs in this study is class
management, especially in terms of the arrangement of the learning space that is used, which is not maximized
to be applied in the learning process. This study aims to determine the planning, implementation and obstacles
in the arrangement of study rooms. The method used is the library research method while data collection is
carried out by examining and exploring data sources both from several collections of journals, articles, books
and documents as well as data and information sources that are considered relevant or in accordance with the
topic of study. The subjects in this study were homeroom teachers, subject teachers and students. The results of
this study indicate that: 1) The stages that are considered in class management planning in the arrangement of
study rooms include setting up facilities and infrastructure, teaching, and students. Planning is done by placing
items according to class conditions, preparing learning tools. 2) Implementation of classroom management in
the arrangement of study rooms is carried out by placing student seats according to the plan and arranging the
study space as comfortable as possible for students. 3) Class management constraints in the arrangement of
study rooms are the arrangement of study rooms that are not optimal, especially in the placement of student
seats that only use a classical-shaped seating format or face the blackboard. The conclusion from this study is
that classroom management in the arrangement of study rooms by applying aspects of class management and
class management principles as a whole can improve the quality and enthusiasm of student learning.

Keywords: Classroom Management, Education


Pendahuluan
Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting bagi pertumbuhan manusia, karena
pendidikan dapat menumbuhkan kreativitas dan potensi siswa, yang pada akhirnya
mengarahkan siswa untuk mencapai satu tujuan yang sebenarnya. Dalam hal ini sesuai
dengan fungsi pendidikan nasional pasal 3, yang berbunyi: “Pendidikan nasional bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.1
Dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari keberadaan guru. Guru secara
perseorangan merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
pembelajaran siswa di kelas bahkan sangat menentukan berhasiltidaknya peserta didik dalam
belajar. Dalam hal ini guru tidak hanya sebagai tenaga pendidik yang hanya mentransfer ilmu
pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik, pelatih, penasehat, model dan teladan, inovator,
evaluator, sekaligus pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam
belajar. Tetapi hanya sedikit guru yang menyempatkan diri untuk melihat aktivitas yang
terjadi di dalam kelas. Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi di dalam kelas sering kali tidak
berjalan dengan lancar. Meskipun dalam segi pendidikan telah berkembang pesat, seni di
dalam mengajar belum mendapat ruang yang cukup layak di dalamnya, baik di dalam
pendidikan pemula, literatur-literatur professional dan lain-lain. Padahal kelas tetap saja
menjadi pusat pendidikan dan mungkin saja akan selalu begitu.2
Manajemen kelas memiliki tujuan untuk mempromosikan pembelajaran yang efektif
dan efisien, mengoptimalkan partisipasi siswa, dan meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar. Dalam prakteknya, manajemen kelas meliputi pengaturan ruang kelas, penggunaan
teknologi dalam pembelajaran, pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa, dan
hubungan antara guru dan siswa.
Latar belakang manajemen kelas berasal dari sejarah pendidikan yang panjang dan
telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan tentang cara-cara
terbaik untuk memotivasi dan mengelola siswa di dalam kelas. Pada awalnya, manajemen
kelas ditekankan pada kontrol perilaku siswa di kelas, terutama dalam konteks pendidikan
formal. Namun, seiring waktu, pendekatan ini telah berkembang menjadi strategi yang lebih
holistik dan terpadu.
Dalam era teknologi yang semakin maju, manajemen kelas juga semakin berkembang
dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, seperti penggunaan media sosial,
aplikasi pembelajaran online, dan alat bantu belajar lainnya. Hal ini bertujuan untuk
memaksimalkan potensi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

1
Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 Nomor 20 Tahun 2003.
2
Marland dan Michael, Seni Mengelola Kelas, (Semarang: Dahara Prize, 1990), h. 7
Dengan demikian, manajemen kelas adalah bagian penting dari praktik pendidikan
yang efektif dan inovatif. Dengan pengelolaan kelas yang baik, diharapkan siswa dapat
belajar dengan nyaman dan menyenangkan, sehingga dapat mencapai potensi mereka secara
optimal.
Metode
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kepustakaan (library research),
dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan jalan mengumpulkan data, menyusun
atau mengklarifikasi dan menginterpretasikannya.
Hasil dan Pembahasan
1. Pengertin Manajemen Kelas
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu asal dari kata manus yang berarti tangan
dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang
artinya menangani. managere diterjemahkan ke dalam. Bahasa Inggris dalam bentuk kata to
manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan
kegiatan manajemen. akhirnya management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
menjadi manajemen atau pengelolaan.3
Menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana mengungkapkan bahwa manajemen
berasal dari bahasa Inggris, yaitu administration sebagai the management of executive affairs.
Dengan pengertian tersebut, manajemen diartikan bukan hanya sekadar kegiatan tulis-
menulis, melainkan pula pengaturan dalam arti luas.4
Menurut Terry “manajemen adalah proses, yakni aktivitas yang terdiri dari empat sub
aktivitas yang masing-masing merupakan fungsi fundamental. Keempat sub aktivitas itu yang
dalam dunia manajemen sebagai P.O.A.C, adalah planning, organizing, actuating dan
controlling”.5
Jadi, manajemen merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berupa proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien melalui kerjasama yang dilakukan oleh banyak orang.
Menurut Hadari Nawawi memandang kelas dari dua sudut yaitu: 1) Kelas dalam arti
sempit adalah ruangan yang dibatasi oleh empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul
untuk mengikuti proses belajar mengajar, dan 2) Kelas dalam arti luas adalah suatu
masyarakat kecil merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai kesatuan
diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
3
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktis dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 3
4
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2012), h. 2
5
Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 39
belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan dari pendapat di atas
dapat dipahami bahwa pada dasarnya kelas merupakan tempat berkumpulnya beberapa orang
dalam melangsungkan proses belajar mengajar.6
Kelas dapat diartikan sebagai unit kerja terkecil di sekolah yang digunakan sebagai
tempat untuk kegiatan pembelajaran. Pembagian kelas sebagai sebuah unit biasanya
ditentukan oleh jenjang usia peserta didik.7
Berdasarkan pembahasan di atas dapat dipahami bahwa kelas diartikan sebagai
ruangan belajar atau rombongan belajar, yang dibatasi oleh empat dinding atau tempat peserta
didik belajar, dan tingkatan (grade). Ia juga dapat dipandang sebagai kegiatan belajar yang
diberikan oleh guru dalam suatu tempat, ruangan, tingkat dan waktu tertentu.
2. Konsep Manajemen Kelas
Ada beberapa definisi manajemen kelas yang bertolak dari sudut pandang tertentu
(Cooper, 1982). Pertama, manajemen kelas dipandang sebagai proses untuk mengontrol
tingkah laku siswa agar tidak melanggar tata tertib belajar di kelas. Tugas guru di bidang
manajemen adalah menciptakan dan memelihara ketertiban kelas. Sehubungan dengan
pandangan tersebut, manajemen kelas adalah pandangan tersebut, manajemen kelas adalah
seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban tingkah laku
siswa di kelas.
Kedua manajemen kelas didasarkan atas pandangan yang bersifat permisif. Tugas
guru di bidang manajemen kelas adalah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa dalam
belajar. Memberikan ketentuan-ketentuan yang mengikat siswa dalam belajarnya berarti
menghalangi kebebasan siswa, yang berarti juga menghambat perkembangan mereka. Setiap
siswa memiliki cara-.cara yang terbaik bagi dirinya untuk melakukan aktivitas belajar,
sehingga guru tidak berwenang mendiktekan cara-cara belajar yang dikehendakinya untuk
dilakukan siswa. Sehubungan dengan itu, manajemen kelas adalah seperangkat.kegiatan guru
untuk memaksimalkan belajar siswa.8
Ketiga, manajemen kelas didasarkan atas prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku.
Tugas guru di bidang manajemen kelas adalah mengembangkan tingkah laku siswa di kelas
sesuai dengan tingkah laku yang relevan untuk kelancaran belajar atau tingkah laku yang
diinginkan guru. Di samping itu adalah meniadakan pola perilaku anak di kelas yang tidak
diinginkan atau tingkah laku yang tidak relevan dengan tingkah laku yang diinginkan.

6
Afriza, Manajemen Kelas, (Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2014), h. 5
7
Novan Ardi Wiyani, Manajemen Kelas, (Jokjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 52
8
Jurnal Tarbiyah (Jurnal Ilmiah Kependidikan) Vol. 5 No. 2. Juli – Desember 2016
Keempat, manajemen kelas dipandang sebagai proses penciptaan iklimsosioemosional
yang positif. Kelancaran proses belajar mengajar bergantung pula pada iklim sosial dan iklim
emosional kelas, yakni hubungan interpersonal yang terjadi di kelas. Iklim sosio-emosional
yang positif dapat memperlancar proses belajar siswa. Oleh karena itu, tugas guru di bidang
manajemen kelas adalah mengembangkan can mempertahankan iklim sosio-emosional kelas
yang positif, yang dicerminkan oleh adanya keterbukaan hubungan antar siswa, dan siswa
dengan guru, suasana kelas yang hangat, dan tidak ada hambatan-hambatan emosional-
psikologis. Bertolak dari pandangan itu, manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru
untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan interpersonal dan sosio-emosional
kelas yang positif.
Kelima, manajemen tindakan kelas bertolak dari pandangan bahwa kelas merupakan
sistem sosial. Sebagai sistem sosial, keutuhan kelas sebagai kelompok berpengaruh terhadap
kesuksesan belajar anggota kelas tersebut. Sebaliknya, kelas yang terpecah belah tidak ada
kekompakan, saling intimidasi, atau kelas yang tidak stabil dapat menghambat pencapaian
hasil belajar anggota kelas tersebut. Tugas guru di bidang manajemen kelas adalah
menciptakan dan mempertahankan keutuhan organisasi kelas, mengendalikan unsur-unsur
yang dapat memecah belah keutuhan kelas.
Oleh karena itu, manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk
menumbuhkembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang kondusif untuk
kelangsungan dan kelancaran aktivitas belajar siswa. Bertolak dari pengertian manajemen
kelas di atas, pada dasarnya manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru yang
bermakna: menciptakan, mengembangkan, mempertahankan, mengendalikan dan juga
menyembuhkan iklim kelas agar kondusif untuk kegiatan pembelajaran.
3. Kegiatan Manajemen Kealas
Kegiatan manajemen kelas dilaksanakan untuk mendukung terpenuhinya program
pengajaran yang berkualitas. Ada tiga kegiatan inti pada manajemen kelas menurut Wiyani
(2013: 65-67) yaitu:9
a. Menciptakan Ruang Belajar yang Tepat
Kegiatan ini diarahkan untuk mewujudkan suasana kelas yang kondusif dan
menyenangkan agar siswa dapat termotivasi untuk belajar dengan baik sesuai
perkembangan dan kemampuannya. Hal yang harus dilakukan oleh seorang guru,
antara lain:

9
A. N Wiyani, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi Untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif. (Yogyakarta: AR-Ruzz
Media, 2013) 65-67
1) Mengkaji konsep dasar manajemen kelas
2) Mengkaji prinsip-prinsip manajemen kelas
3) Mengkaji aspek dan fungsi manajemen kelas
4) Mengkaji pendekatan-pendekatan manajemen kelas
5) Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi suasana belajar mengajar
6) Menciptakan suasana belajar yang baik
7) Menangani masalah pengajaran di kelas
b. Mengatur ruangan belajar
Kegiatan belajar mengajar akan berjalan efektif jika ruangan belajar ditata
dengan baik. Seharusnya di dalam ruangan belajar harus tercipta kondisi kelas yang
menyenangkan dan dapat emmunculkan rasa semangat belajar. Ada 3 hal yang perlu
dilakukan guru, antara lain:
1) Merencanakan sarana kelas yang dibutuhkan
2) Mengkaji berbagai tata ruang belajar
3) Mengkaji berbagai sarana kelas
4) Mengatur ruang belajar yang tepat
c. Mengelola interaksi belajar-mengajar
Interaksi belajar mengajar sangat dibutuhkan saat kegiatan belajar mengajar.
Guru dan siswa harus aktif (sikap, mental, dan perbuatan). Interaksi harus dibangun
agar terjadinya proses interaksi yang edukatif. Ada 5 hal yang perlu dilakukan guru,
antara lain:
1) Mengkaji cara mengamati kegiatan belajar mengajar
2) Mampu mengamati kegiatan belajar mengajar
3) Menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar
4) Mempraktikkan berbagai keterampilan dasar mengajar
5) Mengatur siswa dalam kegiatan belajar mengajar
Penjelasan tersebut membuktikan bahwa kegiatan guru dalam manajemen
kelas tidaklah mudah. Arsil dkk (2018: 40) menjelaskan bahwa sekolah yang efektif
harus memperhatikan iklim yang kondusif. Hal ini ditandai dengan terciptanya
lingkungan belajar yang aman, tertib, dan nyaman. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
guru harus bisa menciptakan kelas yang kondusif dan menyenangkan, harus mampu
mengatur ruangan belajar yang efektif, dan harus bisa membangun interaksi dengan
siswa selama pembelajaran.10
10
Arsil, dkk "Analisis Iklim Sekolah Dalam Mendukung Proses Pembelajaran Di Sekolah Dasar" vol. 3 jurnal gentala
pendidikan dasar No. 1 2018: 40 (https://doi.org/10.22437/gentala.v3i1.6753)
4. Tujuan Manajemen Kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru bukan tanpa tujuan, dikarenakan adanya
tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun kelelahan fisik maupun pikiran.
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya mengandung tujuan pengajaran, karena pengajaran
merupakan salah satu faktor pendukung berhasil tidaknya proses belajar mengajar dalam
kelas.
Melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak saja dituntut menguasai materi pelajaran,
strategi, dan metode mengajar, menggunakan media atau alat pembelajaran. Tetapi guru
menyediakan atau menciptakan situasi dan kondisi belajar yang kondusif dan menyenangkan
yang memungkinkan kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan baik sesuai dengan
perencanaan dan mencapai tujuan sesuai yang dikehendaki. Menurut Dirjen Dikdasmen yang
menjadi tujuan manajemen kelas adalah:
1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
2) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi
pembelajaran.
3) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual siswa dalam kelas.
4) Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya, serta sifat-sifat individunya.11
Secara umum, manajemen kelas bertujuan untuk menciptakan suasana kelas yang
nyaman sebagai tempat berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan demikian,
kegiatan tersebut dapat berjalan dengan efektif dan terarah sehingga tujuan belajar yang telah
ditetapkan dapat tercapai demi terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas. 12
Sedangkan secara khusus tujuan manajemen kelas sebagai berikut:
1) Untuk peserta didik
a. Mendorong peserta didik mengembangkan tanggung jawab individu terhadap
tingkah lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri.

11
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 106-107
12
Salman Rusydie, Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), h. 29
b. Membantu peserta didik mengetahui perilaku yang sesuai dengan tata tertib
kelas dan memahami jika teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan
kemarahan.
c. Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam tugas dan
pada kegiatan yang diadakan.
2) Untuk Guru
a. Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan pembukaan
yang lancar dan kecepatan yang tepat.
b. Menyadari kebutuhan peserta didik dan memiliki kemampuan dalam memberi
petunjuk secara jelas kepada peserta didik.
c. Mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku peserta
didik yang mengganggu.
d. Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yang dapat digunakan
dalam hubungannya dengan masalah perilaku peserta didik yang muncul di
dalam kelas.13
5. Masalah Manajemen Kelas
Dalam memanajemen kelas terdapat persoalan seperti pengelolaan kelas dan
pengajaran, keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat namun keduanya dapat
dibedakan atas dasar tujuannya, perbedaanya yaitu sebagai berikut:14
1) Pengajaran Semua kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai
tujuantujuan khusus pengajaran antara lain: menentukan entry behavior
siswa,menyusun rencana pengajaran, memberikan informasi (mengajar) yang efektif,
bertanya kepada siswa, melakukan evaluasi formatif dan sumatif, dan sebagainya.
2) Pengelolaan kelas Pengelolaan kelas adalah kegiatan-kegiatan menciptakan,
mempertahankan, dan mengembalikan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses
belajar mengajar, kegiatan-kegiatan itu antara lain:pembinaan hubungan keakraban,
penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, penciptaan
kemudahan dalam belajar, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian
tugas siswa, penetapan norma kelompok yang produktif, pengaturan ruangan atau
benda-benda dalam kelas, dan sebagainya.

13
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), h. 147-148
14
Soedomo Hadi, Pengelolaan Kelas, (Surakarta: UNS Press, 2005), hlm.11-12
Dari perbedaan tersebut maka dapat dikatakan bahwa Masalah pengelolaan kelas
harus ditanggulangi dengan tindakan korektif pengelolaan, sedangkan masalah pengajaran
harus ditanggulangi dengan tindakan korektif intruksiona.
Masalah-Masalah dalam Manajemen Kelas yang Harus Diperhatikan Oleh Guru. Dari
semua masalah-masalah yang ada maka guru yang baik dalam mengelola kelas, harus dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang ada di dalam kelas tersebut. Menurut Mudasir
masalah-masalah dalam manajemen kelas terbagi dua yaitu, kasus yang terjadi di dalam kelas
dan pengelompokkan masalah dalam pengelolaan kelas.15
Masalah-masalah manajemen kelas dan cara mengatasi masalah tersebut ialah sebagai
berikut:
1) Kasus yang terjadi di dalam kelas
a. Tingkat penguasaan materi oleh siswa di dalam kelas.
Guru dalam mengatasi masalah materi ini hendaknya memperhatikan
materi atau bahan ajar yang akan disampaikan apakah relevan dengan tujuan
yanghendak dicapai dan guru hendaknya mengulang penjelasan untuk
memperkuat materi yang telah disampaikan.16
b. Fasilitas yang diperlukan.
Fasilitas ini meliputi media, tempat, biaya dan yang dapat
memungkinkan siswa belajar dengan baik. Fasilitas menjadi masalah yang
cenderung tidak diperhatikan guru dalam memanajemen kelasnya, dan inilah
yang dapat memunculkan adanya masalah dalam proses belajar mengajar Dalam
mengatasi masalah tersebut guru harus menggunakan fasilitasfasilitas yang
dibutuhkan, seperti media dan tempat yang dapat digunakan dalam proses
belajar mengajar.
c. Kondisi siswa.
Kondisi siswa juga menjadi persoalan penting di dalam kelas. Karena
kondisi peserta didik inilah yang akan membuat proses belajar mengajar di
dalam kelas menjadi berhasil atau sebaliknya. Dapat dicontohkan jika siswa
bergairah dalam belajar, cenderung proses belajar mengajar di dalam kelas
menjadi kondusif, sebaliknya jika siswa tidak bergairah dalam menerima
pelajaran maka cenderung proses belajar mengajar tidak efektif dan membuat
siswa gaduh serta kurang memperhatikan materi yang diajarkan. Dalam
15
Mudasir, Manajemen Kelas, (Yogyakarta: Nusa Media, 2011), hlm. 72
16
Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajarn Aktif- Menyenangkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga, 2009), hlm. 91-93
mengatasi masalah tersebut guru sebaiknya memperhatikan materi atau bahan
ajar, metode, media, dan strategi pembelajaran
d. Teknik mengajar guru.
Masalah teknik mengajar yang digunakan oleh guru inilah menjadi
masalah yang penting, dikarenakan jika guru pandai memilih dan menggunakan
teknik atau model-model strategi pembelajaran yang baik, cenderung membuat
kelas menjadi menarik. Untuk itu guru dituntut agar dapat menjadi pendidik
yang berkompetensi dalam bidangnya.
2) Pengelompokan masalah dalam pengelolaan kelas
Ada dua jenis masalah pengelolaan kelas, yaitu bersifat perorangan atau
individual dan yang bersifat kelompok. Perbedaan antara kedua jenis masalah itu
akan bermanfaat, terutama apabila guru ingin mengenali dan menangani
permasalahan yang ada di dalam kelas yang menjadi tanggung jawabnya.17
Dua kategori masalah pengelolaan kelas yaitu sebagai berikut:
a. Masalah individu atau perorangan.
Penggolongan masalah individual ini didasarkan atas anggapan dasar
bahwa tingkah laku manusia mengarah pada suatu pencapaian suatu tujuan yaitu
menjadi individu yang berguna, dan jika seorang individu gagal
mengembangkan kepercayaan dirinya terhadap rasa berharganya dia, maka akan
ada penyimpangan tingkah laku.18
Masalah individu ini menjadi sebuah penekanan dalam memanajeman
siswa, dan dalam mengatasi masalah tersebut perlu ada upaya guru dalam
meningkatkan motivasi dalam diri siswa yang bermasalah tersebut.
Sebagai contoh tingkah laku menarik perhatian orang lain, sikap individu
seperti ini dibutuhkan banyak perhatian dari seorang guru yaitu dengan cara
memberikan semacam motivasi, tugas yang mendidik, dan juga memberikan
sebuah peranan penting kepada siswa tersebut dalam proses belajar mengajar,
seperti memberikan kepercayaan untuk menjelaskan isi materi atau kesimpulan
materi yang telah disampaikan.
b. Masalah kelompok
Mudasir menyatakan bahwa ada tujuh masalah pokok dalam kaitannya
dengan pengelolaan kelas yaitu, kurangnya kekompakan, kurang mampu
17
Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajarn Aktif- Menyenangkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga, 2009), hlm. 175
18
Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajarn Aktif- Menyenangkan, hlm. 175
mengikuti peraturan kelompok, reaksi negatif terhadap sesama kelompok,
penerimaan kelas (kelompok) atas tingkah laku yang menyimpang, kegiatan
anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan,
ketidak semangatan atau malas bekerja, dan tidak mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan.19
Di dalam kelas terkadang juga terdapat masalah kelompok, seperti
kurang adanya kerja sama antara siswa, kurang mampu dalam tugas-tugas
kelompok, dan kurangnya memperhatikan lingkungan kelompok.
Masalah-masalah tersebut dapat diatasi oleh guru dengan memberikan
model pembelajaran yang menitik tekankan kepada proses kerja sama
kelompok. Model strategi pembelajaran yang dapat digunakan seperti strategi
pembelajaran kooperatif, yaitu sebuah strategi pendekatan dimana siswa harus
menemukan, mentransformasikan, dan memerikasa informasi yang ada secara
kompleks. Pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara
aktif dan positif dalam kelompok, dan strategi pembelajaran ini hendaknya
mengondisikan dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan
membangkitkan potensi siswa dan menumbuhkan kreativitas anak.

19
Mudasir, Manajemen Kelas, hlm. 178-181
Kesompulan
Manajemen kelas muerupakan suatu rangkaian kegiatan yang berupa proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi, melaluli kegiatan belajar
mengajar yang di lakuakan pendidik dan peserta didik di dalam ruang kelas untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien melalui kerjasama yang dilakukan oleh banyak orang.
Konsep manajemen pembelajaran adalah proses kegiatan mengelola bagaimana
membelajarkan si pembelajar dengan kegiatan yang dimulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan atau pengendalian, dan penilaian dengan memerhatikan
beberapa fungsi dari manajemen yakni : Planning (Perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Actuating (Penggerakan), dan Controlling (Pengawasan).
Adapun kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam manajemen kelas adalah
Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat, Mengatur ruangan belajar, dan Mengelola
interaksi belajar-mengajar. Tujuan manajemen kelas yakni Mewujudkan situasi dan kondisi
kelas, Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi
pembelajaran, Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual
siswa dalam kelas, dan Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang social.
Adapun Masalah-masalah manajemen kelas yakni Tingkat penguasaan materi oleh
siswa di dalam kelas, Fasilitas yang diperlukan, Kondisi siswa, dan teknik mengajar guru.
DAFTAR RUJUKAN
Wiyani A.N, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi Untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif.
(Yogyakarta: AR-Ruzz Media, 2013).

Afriza, Manajemen Kelas, (Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2014).


Arsil, dkk "Analisis Iklim Sekolah Dalam Mendukung Proses Pembelajaran Di Sekolah
Dasar" vol. 3 jurnal gentala pendidikan dasar No. 1 2018: 40
(https://doi.org/10.22437/gentala.v3i1.6753)

Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013’


Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajarn Aktif- Menyenangkan, (Yogyakarta:
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009).

Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktis dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006).

Jurnal Tarbiyah (Jurnal Ilmiah Kependidikan) Vol. 5 No. 2. Juli – Desember 2016
Marland dan Michael, Seni Mengelola Kelas, (Semarang: Dahara Prize, 1990).
Mudasir, Manajemen Kelas, (Yogyakarta: Nusa Media, 2011).
Wiyani, Novan Ardi, Manajemen Kelas, (Jokjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013).
Rusydie, Salman, Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas, (Yogyakarta: Diva Press, 2011).
Hadi, Soedomo, Pengelolaan Kelas, (Surakarta: UNS Press, 2005).
Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media,
2012).

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan
Teoritis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen


Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012).

Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 Nomor 20 Tahun 2003.

Anda mungkin juga menyukai