Kelas :9F
No :15
TUGAS PAI
Menengok sisi historis dari perayaan Idul Adha ini, maka pikiran kita akan
teringat kisah teladan Nabi Ibrahim. Dari berbagai sumber disebutkan bahwa
Idul Adha dinamai juga “Idul Nahr” artinya hari raya penyembelihan. Hal ini
untuk memperingati ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim. Karena
kesabaran dan ketabahan Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan
cobaan, Allah memberinya sebuah anugerah, sebuah kehormatan
“Khalilullah” (kekasih Allah).
Ketika sang ayah belum juga mengayunkan pisau di leher putranya. Ismail
mengira ayahnya ragu, seraya ia melepaskan tali pengikat tali dan
tangannya, agar tidak muncul suatu kesan atau image dalam sejarah bahwa
sang anak menurut untuk dibaringkan karena dipaksa ia meminta ayahnya
mengayunkan pisau sambil berpaling, supaya tidak melihat wajahnya.
Peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail diatas harus
dimaknai sebagai pesan simbolik agama, yang mengandung beberapa
pelajaran penting yakni:
1. Ketakwaan
Pengertian takwa terkait dengan ketaatan seorang hamba pada Sang Khalik
dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Nya. Koridor agama
(Islam) mengemas kehidupan secara harmoni seperti halnya kehidupan
dunia-akhirat. Bahwa meraih kehidupan baik (hasanah) di akhirat kelak perlu
melalui kehidupan di dunia yang merupakan ladang untuk memperbanyak
kebajikan dan memohon ridho Nya agar tercapai kehidupan dunia dan
akhirat yang hasanah. Sehingga kehidupan di dunia tidak terpisah dari upaya
meraih kehidupan hasanah di akhirat nanti.
Hikmah yang dapat dipetik dalam konteks ini adalah seorang Muslim
diingatkan untuk siap sedia berkurban demi kebahagiaan orang lain
khususnya mereka yang kurang beruntung, waspada atas godaan dunia agar
tidak terjerembab perilaku tidak terpuji seperti keserakahan, mementingkan
diri sendiri, dan kelalaian dalam beribadah kepada sang Pencipta.
Kemudian, hikmah yang dapat diambil dari pelaksanaan shalat Idul Adha
adalah bahwa hakikat manusia adalah sama. Yang membedakan hanyalah
taqwanya. Dan bagi yang menunaikan ibadah haji, pada waktu wukuf di
Arafah memberi gambaran bahwa kelak manusia akan dikumpulkan
dipadang mahsyar untuk dimintai pertanggungjawaban. [Eva De]