Anda di halaman 1dari 2

Judul : Bumi Manusia

Penulis : Pramoedya Ananta Toer

Halaman : 535

Penerbit : Lentera Dipantara

Cetakan : ke-17, Januari 2011

ISBN : 979-97312-3-2

Bumi manusia adalah buku pertama dari tetralogy pulau buru karya Pramoedya Ananta
Toer (Pram), beliu adalah sastrawan besar yang pernah dimiliki bangsa Indonesia. Buku ini sudah
ada dalam pikiran Pramoedya Ananta Toer pada tahun 1973 ketika diasingkan di pulau Buru,
sebelum akhirnya beliau tulis pada tahun 1975.

Buku ini menceritakan kejadian tahun 1898 sampai tahun 1918, pada saat itu adalah saat dimana
munculnya pemikiran politik etis dan awal dari kebangkitan Nasional, dan menjadi awal
tumbuhnya pemikiran untuk berorganisasi dibangsa ini.

Minke (Tirto Adhie Soerjo), adalah seorang pribumi keturunan ningrat yang memiliki pemikiran
seperti orang-orang eropa (pada masa itu). Minke adalah seorang pemuda yang cerdas, penyuka
sastra, yang berbeda dengan pemuda lain pada masa itu.

Annelis Mellema (Ann) adalah gadis yang dikatakan amat sangat cantik (dalam novel ini), bahkan
kecantikannya dikatakan melebihi kecantikan dari Ratu Wilhelmina (Ratu Belanda pada saat itu),
Ann merupakan putri dari seorang Nyai, namun bukan seorang Nyai biasa, Ann merupakan putri
dari seorang ibu yang luar biasa, seorang ibu yang mampu mengurusi banyak pekerjaan setelah
Tuan Mellema, Tuannya (suami tidak sahnya), berubah menjadi seorang yang sudah tidak peduli
pada apapun disekelilingnya. Ann lebih memilih untuk menjadi seorang pribumi seperti ibunya
disbanding menjadi seorang Belanda. Ann begitu manja pada mamanya, sikapnya begitu manis.
Sangat berbeda dengan sikap abangnya, Robert Mellema yang selalu merasa bahwa dirinya
seorang belanda tulen dan Robert tidak menganggap Nyai sebagai ibunya. Robert sangat
mengagumi ayahnya.

Dalam buku ini Pram menanamkan bahwa pentingnya belajar, khususnya membaca, dengan
membaca. Dalam kisah ini, seorang Nyai dapat menjadi seorang guru kehidupan bagi seorang
siswa H.B.S (sekolah yang bergengsi pada saat itu). Semua itu bisa terjadi karena sang Nyai giat
menimba ilmu, terlebih dahulu sang Nyai pernah diajari begitu banyak hal oleh Tuannya (Suami
tidak sah) yaitu Tuan Mellema. Novel ini bukan melulu tentang konflik pergerakan, namun semua
konflik tertanam didalamnya, mulai dari pergolakan pemikiran sampai hati terkemas dengan apik
dalam kisah ini.
Sudut pandang orang pertama dalam kisah ini, membuat kita seperti berada pada masa itu, dan
mengikuti tepat disisi Minke dan menyaksikan secara langsung kejadian-kejadian yang terjadi.
Pemikiran-pemikiran untuk keadilan para pribumi, sikap masyarakat yang ada pada saat itu, strata
sosial yang ada pada saat itu, semuanya terbalut dengan indah dalam kisah cinta yang terjalin
antara Minke dan Ann.

Anda mungkin juga menyukai