Anda di halaman 1dari 2

1.

Bumi manusia

Bumi Manusia, novel terkenal karya Pramoedya Ananta Toer yang berhasil diterjemahkan lebih dari 42
bahasa. Bercerita pada zaman dimana Indonesia masih diduduki oleh Belanda. Pramoedya membawa
alur cerita sangat kental dengan budaya Jawa pada zaman dahulu dan bercampur dengan budaya
Belanda. Tak heran jika novel Bumi Manusia ini juga sangat terkenal di negeri kincir angin itu. Sebagai
buku pertama, novel tersebut berhasil mendapatkan berbagai penghargaan dunia.

Pramoedya Ananta Toer lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925. Meninggal di Jakarta, 30 April 2006
pada umur 81 tahun. Secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah
sastra Indonesia. Hampir separuh hidupnya dihabiskan dalam penjara, 3 tahun dalam penjara kolonial, 1
tahun di Orde Lama, dan 14 tahun yang melelahkan di Orde Baru. Pada tanggal 21 desember 1979, ia
mendapat surat pembebasan secara hukum tidak bersalah dan tidak terlibat dalam G30S PKI tetapi
masih dikenakan tahanan rumah, tahanan kota, tahanan negara sampai tahun 1999 dan wajib lapor ke
Kodim Jakarta Timur 1 kali seminggu selama kurang lebih 2 tahun. Beberapa karyanya lahir dari tempat
purba ini, diantaranya Tetralogi Buru (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah
Kaca).

Membaca novel ini akan membuat seperti berada di dalam cerita. Menyaksikan Minke seorang remaja
cerdas yang mencintai negaranya dan bangga akan darah Jawanya, juga selalu semangat menempuh
pendidikannya. Annelies seorang perempuan cantik dambaan lelaki, terdidik dengan sangat pandai oleh
ibu kesayangannya, mandiri, sopan nan santun, pintar, dan perkerja keras.

Nyai Ontosoroh “buah bibir penduduk Wonokromo” seperti yang dikatakan Minke, Nyai penguasa
Boerderij Buitenzorg, Nyai perkerja keras dari yang paling perkerja keras, pemimpin tegas, baik hati,
sangat menghargai orang, cantik, dan mempunyai tata krama yang sangat bagus untuk seorang ‘Nyai’.

Tokoh lainnya seperti Robert Suurhof sebagai teman sekolah Minke yang mempertemukan Minke
dengan Annelies, Robert Mallema sebagai kakak dari Annelies yang tidak suka dengan kehadiran Minke
ke keluarganya, Jean Marais sebagai teman Minke yang bijaksana siap mendengarkan curahan hati
Minke kapan saja, May Marais sebagai gadis kecil anak dari Jean Marais yang cukup menarik perhatian
di novel ini karena menggemaskan, memprihatinkan, dan sangat dekat dengan Minke. Dengan tokoh-
tokoh luar biasa lainnya yang saya tidak bisa kenalkan satu persatu.

Selain bercerita tentang kisah asmara manis maupun menyakitkan dari Minke dan Annelies, Bumi
Manusia juga menggambarkan keadaan Indonesia pada zamannya. Dimana Indonesia bercampur
Belanda, orang-orang Jawa di bawah naungan orang Belanda. Belanda dan Eropa yang di anggap sangat
tinggi pada zamannya. Cerita ini sangat memperlihatkan sudut-sudut memprihatinkannya Indonesia
pada saat itu.

Konflik-konflik yang terjadi tersusun rapi mengikuti alur, semakin cerita berlanjut konflik semakin rumit
dibuatnya. Konflik orangtua Minke, Robert Mallema selaku suami nyai yang berdatangan memicu
permasalahan hubungan Annelies dan Minke. Annelies dan Minke yang menjalani hubungan manis pun
menjadi korban dari konflik yang terjadi. Hingga saat terjadinya perselisihan antara hukum Belanda dan
Indonesia, permasalahan besar semakin menerpa hubungan Minke dan Annelies. Konflik terbesar yang
ditempatkan di bagian akhir penutup bab dalam novel karya Pram ini sangat berhasil membuat para
pembaca merasa sangat campur aduk.

Anda mungkin juga menyukai