Anda di halaman 1dari 15

Bumi Manusia

Kelompok 3 | XII IPS 3 | B.Indonesia


Anggota Kelompok 3
1 . Sabrina Kayla Navindra
2 . Nayla Aqila Azzahra
3 . Alifia Kayyisah Azalea
4 . Nurul Kamila
5 . Naufal Athallah
6 . Farhan Hakim
7 . Indra Bayu
Pengertian Novel Menurut Para Ahli

Dr. Nurhadi
Novel adalah sebuah bentuk karya sastra yang di dalmnya memiliki nilai-nilai sosial, budaya,
moral, dan pendidikan.

Paulus Tukam, S.Pd


Novel adalah suatu karya sastra yang berbentuk prosa serta di dalamnya memiliki unsur-unsur
intrinsik.

Drs. Rostamaji, M.Pd


Novel adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki dua unsur, yakni unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik, di mana kedua unsur tersebut saling berkaitan dan saling memengaruhi dalam
suatu karya sastra.
Pramoedya Anata Toer
Dikutip dari laman resmi Kemdikbud, Pramoedya
Ananta Toer adalah sosok pengarang novel tahun 1940-
an. Salah satu novelnya adalah Keluarga Gerilya dan
Perburuan. Pram lahir di Blora, Jawa Tengah, tanggal 6
Februari 1925 dan meninggal di Jakarta 30 April 2006.

Adapun nama asli Pramoedya adalah Pramoedya Ananta


Mastoer, nama ini tertulis dalam koleksi cerita pendek
semi-otobiografinya yang berjudul Cerita Dari Blora.

Oleh karena nama keluarga Mastoer (nama ayahnya)


dirasa terlalu aristokratik, ia menghilangkan awalan
Jawa "Mas" dari nama tersebut dan menggunakan
"Toer" sebagai nama keluarganya.
Latar / Setting
Latar Tempat Latar Waktu Latar Sosial

Cerita dalam "Bumi Cerita ini berlangsung pada "Bumi Manusia"


Manusia" sebagian besar menggambarkan beragam lapisan
awal abad ke-20, terutama
masyarakat dalam masyarakat
berlangsung di pulau Jawa, antara tahun 1898 hingga kolonial Hindia Belanda. Hal ini
yang merupakan salah satu 1918. Periode ini mencakup mencakup para pejabat kolonial
pulau terbesar di Indonesia. akhir masa penjajahan Belanda, pribumi yang terdidik,
Beberapa tempat penting kolonial Belanda di Hindia kaum priyayi, petani, dan kelas
dalam novel ini adalah Belanda dan awal pekerja. Novel ini juga
Surabaya, Semarang, dan membahas perbedaan sosial,
perjuangan kemerdekaan
budaya, dan ekonomi yang ada
beberapa desa di Jawa Indonesia. pada masa itu.
Tengah.
Pendidikan
Dalam novel "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer, digambarkan sistem pendidikan yang
mencerminkan realitas pendidikan pada masa penjajahan Belanda di Indonesia pada awal abad ke-
20. Sistem pendidikan pada cerita tersebut memiliki beberapa ciri khas:

1. Diskriminasi Rasial:
Sistem pendidikan pada masa tersebut sangat dipengaruhi oleh rasialisme kolonialisme Belanda.
Penduduk pribumi, terutama anak-anak pribumi, seringkali diberikan pendidikan yang lebih rendah
daripada anak-anak keturunan Belanda.
2. Pendidikan Formal:
Novel ini menggambarkan pendidikan formal sebagai alat penting dalam menjaga supremasi
kolonial Belanda. Siswa-siswa Belanda mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, sedangkan
siswa pribumi terbatas dalam pendidikan yang lebih rendah dan lebih terfokus pada keterampilan
yang dianggap berguna oleh pemerintah kolonial.
Religi/Keagamaan
Nilai agama yang terdapat dalam novel ini dapat dilihat bagaimana Ibunda
Minke yang sangat berpegang teguh pada ajaran agamanya, yaitu Islam. Beliau juga
tak luput selalu mengingatkan Minke untuk shalat di dalam suratnya. Agama bangsa
kulit putih juga sangat tergambar jelas yaitu mereka sangat berpegang teguh pada
ajaran agama Kristen.
Dalam cerita, agama juga digunakan sebagai alat perlawanan terhadap
penindasan kolonial. Beberapa karakter menggunakan agama mereka sebagai landasan
moral dalam perjuangan mereka melawan ketidakadilan dan penjajahan. Hal ini
tercermin dalam berbagai aksi perlawanan yang diilhami oleh keyakinan agama.
Kebudayaan
Dalam novel "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer, nilai-nilai kebudayaan sangat penting
dalam menggambarkan latar belakang budaya Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Beberapa
aspek kebudayaan yang mencolok dalam novel ini meliputi:

1. Hubungan Keluarga dan Masyarakat:


Konsep keluarga dan masyarakat sangat kuat dalam budaya Indonesia dan tercermin dalam novel
ini. Karakter-karakter memiliki hubungan yang erat dengan keluarga mereka dan menjalani
kehidupan sosial yang kuat. Konsep gotong-royong dan solidaritas dalam masyarakat juga
mencerminkan nilai-nilai budaya.
2. Kesenjangan Sosial dan Kebudayaan:
Kesadaran akan kesenjangan sosial dan budaya menjadi tema penting dalam novel ini. Beberapa
karakter pribumi yang berpendidikan tinggi merasa terasing dari budaya mereka sendiri, sementara
yang lain berusaha mempertahankan akar budaya mereka meskipun situasi sosial yang sulit.
Amanat
Bumi Manusia menyampaikan banyak pesan dan amanat yang sangat berharga bagi pembaca. Salah
satu amanat yang terkandung dalam novel ini adalah tentang pentingnya belajar dan memperoleh
pengetahuan yang luas.

Minke diceritakan sebagai tokoh yang sangat rajin belajar dan ia selalu berusaha untuk
meningkatkan pengetahuannya. Hal ini sangat penting bagi pembaca, terutama bagi generasi muda,
untuk memotivasi mereka agar tidak berhenti belajar dan terus mengembangkan diri.

Selain itu, novel ini juga membahas tentang pentingnya perjuangan dalam mencapai keadilan dan
kebebasan. Minke dan para tokoh lainnya diceritakan berjuang untuk memperjuangkan hak-hak
rakyat pribumi dan melawan penjajahan Belanda.
Penokohan
Nyai
Minke Ontosoroh
Minke adalah tokoh utama dalam
novel ini. Dia adalah seorang pribumi Nyai Ontosoroh adalah seorang
yang cerdas dan berpendidikan, dan wanita keturunan Jawa yang kuat dan
dia berusaha untuk melawan cerdas. Dia memiliki pengaruh besar
penindasan kolonial Belanda di dalam kehidupan Minke dan
Hindia Belanda. Minke mewakili mengajarkannya banyak hal,
semangat perlawanan dan semangat termasuk tentang kekuasaan dan
nasionalisme. penindasan.
Penokohan
Annelies Robert
Mellema Mellema
Annelies adalah seorang gadis
Belanda yang jatuh cinta pada Robert adalah suami Annelies,
Minke. Hubungan mereka menjadi seorang pejabat Belanda yang
salah satu inti konflik dalam novel, berkuasa. Dia mewakili pihak
menggambarkan perbedaan budaya kolonial yang menindas rakyat
dan ketegangan antara kolonialisme pribumi.
dan nasionalisme.
Penokohan
Juffrow Magda
Darsam Peters

Darman adalah seorang pelayan dari


Raden Mas Sinyo Minke yang kerap Magda Peters adalah salah satu
menjemput dan mengantar Minke sahabat terdekat Minke yang gemar
ketika hendak atau selepas dari membaca buku sehingga ia
pekerjaannya. mempunyai nilai yang memuaskan.
Sudut Pandang
Dalam novel "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer, sudut pandang
penceritaan adalah sudut pandang orang pertama. Ini berarti bahwa narator
adalah tokoh utama dalam cerita, yaitu Minke. Minke menceritakan
peristiwa-peristiwa dan pengalamannya secara langsung melalui sudut
pandang pribadinya. Ini memberikan wawasan dalam pemikiran, perasaan,
dan pengalaman pribadi Minke, sementara juga mengungkapkan
pandangannya tentang situasi politik dan sosial di Hindia Belanda pada masa
itu. Sudut pandang orang pertama ini memberikan kedalaman karakter dan
nuansa emosional yang kuat dalam novel
Kesimpulan
Tokoh utama dalam novel ini adalah Minke,seorang pribumi asli, namun
karena keturunan ningrat Jawa diperbolehkan bersekolah di HBS Surabaya. Hanya dia
pribumi totok yang bersekolah disana. Selebihnya adalah warga negara kelas 1, orang
Eropa, kelas 2 : Indo dan Tionghoa. Karena ajakan Robert Surhorf (teman Minke di
HBS), dia berkesempatan berjunjung ke sebuah rumah Tuan Belanda, Herman
Mellema. Sebuah kunjungan yang merubah hidup Minke selamanya.
Tidak disangka, Annelies Mellema, putri sang tuan rumah jatuh cinta pada
Minke. Cinta sang putri mendapat dukungan dari sang bunda, Nyai Ontosoroh. Minke
memasuki kehidupan keluarga itu, bahkan dipersilahkan untuk tinggal serumah dengan
mereka. Sejak itulah, banyak pertentangan dan rintangan yang menghampiri hidupnya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai