Anda di halaman 1dari 9

RESENSI NOVEL

Diah Ayu Hapsari


XII IPS 2
Judul : Bumi Manusia

Penulis : Pramoedya Ananta Toer

Isi : 535 hlm

Penerbit : Lentera Dipantara

ISBN : 979-97312-3-2

Cetakan 15, Januari 2010

Harga : Rp. 90.000

SINOPSIS
Penjajahan cenderung membahas tentang perampasan kekayaan
oleh suatu bangsa terhadap bangsa lain. Penjajahan di Nusantara
dilakukan oleh Belanda, dengan tujuan agar negeranya semakin
berjaya.Perampasan yang dilakukan oleh penjajah itu bukan hanya
dalam hal kekayaan alam atau kekayaan lainnya, melainkan juga
perampasan sosial dan budaya.Oleh mereka, penduduk Indonesia
dibagi-bagi ke dalam berbagai kelas sosial.Dan kelas yang tertindas
dalam cerita ini adalah kelas pribumi.Inilah yang ingin diperjuangkan
oleh Pramoedya Ananta Toer dalam novel Bumi Manusia ini.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Minke,seorang pribumi asli,


namun karena keturunan ningrat Jawa diperbolehkan bersekolah di
HBS Surabaya. Hanya dia pribumi totok yang bersekolah disana.
Selebihnya adalah warga negara kelas 1, orang Eropa, kelas 2 : Indo
dan Tionghoa. Karena ajakan Robert Surhorf (teman Minke di HBS),
dia berkesempatan berjunjung ke sebuah rumah Tuan Belanda,
Herman Mellema. Sebuah kunjungan yang merubah hidup Minke
selamanya.

Tidak disangka, Annelies Mellema, putri sang tuan rumah jatuh


cinta pada Minke. Cinta sang putri mendapat dukungan dari sang
bunda, Nyai Ontosoroh. Minke memasuki kehidupan keluarga itu,
bahkan dipersilahkan untuk tinggal serumah dengan mereka. Sejak
itulah, banyak pertentangan dan rintangan yang menghampiri
hidupnya.

Tentangan pertama datang dari keluarganya sendiri yang tak sudi


Minke tinggal dalam rumah seorang Nyai. Oleh sebab itu, ayahnya
tak mau mengakuinya sebagai anak lagi. Bencana kedua datang dari
pihak sekolah yang karena alasan moral memberhentikannya sebagai
siswa. Tetapi bencana sesungguhnya datang dari sepucuk surat dari
pengadilan Belanda. Seusai kematian Herman Mellema yang
misterius di rumah pelesiran Ah Tjong. Anak Mellema dari istri
Belandanya menggugat harta kekayaan yang dengan susah payah
dipelihara dan dikembangkan Nyai Ontosoroh.

Bukan itu saja. Annelies yang telah dinikahi Minke secara syah,
harus memenuhi panggilan pengadilan untuk 'kembali' ke tanah
leluhurnya, Belanda. Sebuah tindakan yang jauh dari rasa
keadilan.Itulah yang disebabkan oleh para penjajah; perampasan
kekayaan, pertentangan kelas dan penindasan.

Etika dan estetika yang terkandung dalam novel sastra, dapat


diperoleh dari bahasa-bahasa yang tersirat dari sana dapat diperoleh
keindahan. Untuk mengetahui etika serta estetika dalam suatu novel
akan lebih mudah jika diruntut melalui unsur intrinsik maupun
ekstrinsik di dalam novel, disini akan dijelaskan seperti berikut :

Analisis Unsur Intrinsik

1.Tema

Tema novel ini adalah tentang kisah percintaan seorang pemuda


keturunan priyayi Jawa dengan seorang gadis keturunan Belanda dan
perjuangannya di tengah pergerakan Indonesia di awal abad ke-20.

2. Tokoh dan Penokohan

Minke : merupakan tokoh utama dalam


novel ini, cerdas, berjiwa pribumi, keturunan priyayi, siswa HBS, baik,
penyayang.(hlm 33)

Annelies : putri dari orang belanda (Herman


Mellema) dan pribumi (Nyai Ontosoroh), pendiam, manja, labil.

Nyai Ontosoroh (Sanikem) : istri simpanan dari Herman


Mellema, mandiri, tegas, bijaksana, pandai, dan tegar.

Herman Mellema : kaku dan kasar {“siapa kasih kowe


ijin datang kemari, monyet!”. Dengusnya dalam melayu-pasar, kaku
dan kasar, juga isinya.”} (hal 64)

Robert Mellema : egois, tidak bermoral

Ayah Minke : masih berpatokan dengan adat


istiadat Jawa, pemarah, keras dalam mendidik Minke.

Ibu Minke : bijaksana, penyayang


Robert Surhorf : pengecut

Jean Marais : penyayang (ayah may marais)

May Marais : manja

Darsam : seorang Madura yang berwatak


keras, patuh kepada tuannya.

Ah Tjong : licik

Maiko : seorang pelacur dari Jepang, egois


dan tidak jujur

Amelia Hammers Mellema : istri sah Herman Mellema,


ambisius

Insinyur Maurits Mellema : ambisius,

Magda Petters : baik,

Mevrow Telinga : seorang yang penyayang (hal 268) {“memvrom


telinga telah beberapa kali mengomopres kepala ku dengan cuka-
bawang merah”}

Miriam de la Croix :senior Minke di HBS

Sarah de la Croix :senior Minke di HBS

Herbert de la Croix : ayah Sarah dan Miriam

3.Latar

a. Latar tempat: Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur (hal 24,


dan setiap

penduduk Surabaya dan Wonokromo)


b. Latar waktu: Pagi

c. latar suasana: tegang dan genting

4. Sudut Pandang

Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang


orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah
ini.

“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-


pujian”.

5. Alur dan Pengaluran

Alur cerita ini menggunakan alur keras, yaitu akhir cerita tidak dapat
ditebak. Pada awal dan tengah cerita, mungkin pembaca akan
berpikir cerita akan berakhir bahagia dengan pernikahan Minke dan
Annelies, tetapi cerita ini diakhiri dengan perpisahan Annelies dan
Minke. Annelies harus pergi ke negaranya, Belanda, sedangkan
Minke tetap di Hindia sebagai seorang Pribumi.

Secara keseluruhan novel ini menggunakan alur maju, tetapi


ditengah cerita terdapat kilas balik, yaitu :

Agar ceritaku ini agak urut, biar kuutarakan dulu yang terjadi atas diri
Robert sepeninggalanku dari Wonokromo dibawa agen polisi klas
satu itu ke B……………

6. Unsur Ekstrinsik
Nilai Etika yang Terkandung dalam Novel “Bumi Manusia Dalam
novel “Bumi Manusia” terlihat

- Contoh etika dalam novel ini adalah di saat Minke sungkem kepada
ayahnya.

Berikut kutipan dalam teks

“... kata mulutku, dan seperti mesin tanganku mengangkat sembah


yang kesekian kali....”

Tidak banyak etiket yang terkandung dalam novel ini, karena


kebanyakan budaya yang muncul merupakan penggambaran dari
beberapa budaya yang ditonjolkan.

7. Amanat

Novel yang dilatarbelakangi pergerakan Indonesia di awal abad 20


ini, menceritakan pergerakan, perjuangan, dan semangat pemuda
Indonesia di masa itu. Pengarang menyerukan agar pemuda-pemudi
sekarang ini tetap mempunyai semangat itu meskipun sekarang
sudah tidak ada penjajahan kolonial. “Seorang terpelajar harus juga
berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan”.

KESIMPULAN

Tokoh utama dalam novel ini adalah Minke,seorang pribumi asli,


namun karena keturunan ningrat Jawa diperbolehkan bersekolah di
HBS Surabaya. Hanya dia pribumi totok yang bersekolah disana.
Selebihnya adalah warga negara kelas 1, orang Eropa, kelas 2 : Indo
dan Tionghoa. Karena ajakan Robert Surhorf (teman Minke di HBS),
dia berkesempatan berjunjung ke sebuah rumah Tuan Belanda,
Herman Mellema. Sebuah kunjungan yang merubah hidup Minke
selamanya.

Tidak disangka, Annelies Mellema, putri sang tuan rumah jatuh


cinta pada Minke. Cinta sang putri mendapat dukungan dari sang
bunda, Nyai Ontosoroh. Minke memasuki kehidupan keluarga itu,
bahkan dipersilahkan untuk tinggal serumah dengan mereka. Sejak
itulah, banyak pertentangan dan rintangan yang menghampiri
hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai