Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ANALISIS NOVEL

MATA KULIAH TEORI DAN KRITIK SASTRA

Disusun oleh :

RHATU DIEVA OCTASERRA


F1011221027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIAJURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
HASIL ANALASIS STRUKTURAL NOVEL BUMI MANUSIA KARYA
PRAMOEDYA ANANTA

Novel Bumi Manusia merupakan salah satu novel dari rangkaian tetralogi buru karya
Pramoedya Ananta Toer yang terbit pada tahun 1980. Novel ini dibuat saat Pramoedya
menjalani masa pengasingan sebagai tahanan politik di Pulau Buru. Novel Bumi Manusia ini
dapatlah menarik karena latar utama pada novel ini adalah pada masa awal abad ke-20, lebih
tepatnya pada tahun 1900.

"Bumi Manusia" mengisahkan perjalanan seorang pemuda Jawa bernama Minke pada
awal abad ke-20 di Hindia Belanda. Minke, yang memiliki semangat dan keinginan untuk
belajar, memasuki dunia kolonial yang penuh dengan ketidaksetaraan dan penindasan. Ia
menjalin hubungan dengan Annelies, seorang perempuan Eropa, yang membuka pandangannya
terhadap perbedaan kelas dan ras.

Kisah ini melibatkan Minke dalam perjuangan melawan ketidakadilan sosial dan rasial.
Nyai Ontosoroh, seorang wanita Indo yang cerdas dan berpengaruh, menjadi mentor Minke
dan memperkenalkannya pada dunia pendidikan. Namun, hubungan Minke dengan Annelies
dan ketidaksetaraan rasial membawa konsekuensi tragis.

Seiring berjalannya waktu, Minke menghadapi konflik identitas, cinta yang terhalang
oleh perbedaan kelas dan ras, serta perlawanan terhadap kolonialisme. Kisah ini merangkum
dinamika sosial dan politik pada masa itu, membawa pembaca melalui lapisan-lapisan emosional
dan filosofis yang mendalam.

"Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer adalah sebuah karya sastra yang kaya
akan lapisan makna. Analisis mendalamnya dapat dimulai dengan memahami konteks
sejarah kolonial Hindia Belanda pada awal abad ke-20.

Minke menjalin hubungan dengan Annelies, seorang perempuan Eropa, yang


membuka matanya terhadap ketidakadilan sosial dan ketidaksetaraan rasial. Meskipun cinta
mereka melintasi batas-batas sosial yang ditentukan, konflik dan tekanan dari lingkungan
sekitarnya membawa kisah ini ke arah tragis.

Dalam perjalanan hidupnya, Minke bertemu dengan Nyai Ontosoroh, seorang wanita
Indo yang cerdas dan berpengaruh. Nyai Ontosoroh menjadi mentor Minke dalam perjuangan
melawan ketidakadilan sosial dan memberikan pandangan yang mendalam tentang kompleksitas
kolonialisme.

Kisah ini mencakup perlawanan terhadap penindasan, konflik identitas, dan pertentangan
antara budaya Jawa tradisional dengan budaya Eropa modern. "Bumi Manusia" tidak hanya
menyajikan narasi yang menggugah emosi tetapi juga menyoroti ketidaksetaraan sosial dan
politik pada masa itu.
1. Pemberontakan Terhadap Kolonialisme

Novel ini menyoroti perlawanan terhadap penjajahan melalui kisah Minke, yang menghadapi
konflik batin dan eksternal dalam mencari identitasnya. Analisis dapat fokus pada bagaimana
Pramoedya menggambarkan perlawanan budaya dan politik terhadap kolonialisme.

2. Karakter Nyai Ontosoroh


Nyai Ontosoroh adalah karakter sentral yang mencerminkan peran perempuan dalam
perlawanan. Analisis dapat mengeksplorasi bagaimana karakter ini menciptakan
dinamika gender yang kuat dan perannya dalam menantang norma sosial kolonial.

3. Ketidaksetaraan Rasial
Karya ini juga menyentuh tema ketidaksetaraan rasial melalui hubungan antara Minke dan
Annelies. Analisis dapat menyoroti bagaimana penulis menyampaikan dampak serta
ketidakadilan sosial yang dihasilkan dari pandangan rasialis pada masa itu.

4. Gaya Naratif dan Bahasa


Pramoedya menggunakan gaya naratif yang kuat dan bahasa yang kaya untuk
menyampaikan pesan-pesan kritisnya. Analisis dapat mencakup eksplorasi penggunaan
simbol, metafora, dan bahasa figuratif untuk memahami lapisan makna yang lebih dalam.

5. Implikasi Politik dan Sosial


Novel ini juga bisa dianalisis dalam konteks implikasi politik dan sosialnya terhadap pembaca
pada masanya. Bagaimana pesan-pesan dalam karya ini merefleksikan situasi politik dan sosial
Indonesia pada saat itu?

Melalui analisis yang mendalam terhadap aspek-aspek ini, kita dapat lebih memahami
kompleksitas "Bumi Manusia" sebagai sebuah karya sastra yang menggugah pikiran dan
mempunyai relevansi yang kuat dalam menyikapi konteks sejarah dan sosialnya.

Pada halaman kelima tertulis kutipan: Dara kekasih para dewa ini seumur denganku:
delapanbelas. Kami berdua dilahirkan pada tahun yang sama: 1880. hanya satu angka yang
berbentuk batang, tiga lainnya bulat-bulat seperti kelereng salah cetak. Hari dan bulannya juga
sama 31 Agustus. (Bumi, hal.5)

Dari kutipan di atas, membuktikan kembali pada catatan biografi tokoh R.M dan Minke
memiliki kesamaan waktu kelahiran (31 Agustus 1880). Di tambah lagi seratus penamaan Minke
dalam Bumi Manusia seakan menegaskan status fiksi yang terkandung dalam novel tersebut.
Tirto Adhi Soerjo.

Pada halaman kedua tertulis kutipan: Dalam hidupku, baru seumur jagung, sudah dapat
kurasai: ilmu pengetahuan telah memberikan padaku suatu restu yang tiada terhingga
indahnya. Ilmu dan pengetahuan yang kudapatkan dari sekolah dan kusaksikan sendiri
pernyataaanya dalam hidup, telah membikin pribadiku menjadi agak berbeda dari sebangsaku
pada umumnya.
Menyalahi wujudku sebagai orang Jawa atau tidak aku pun tidak tahu. Dan justru
pengalaman hidup sebagai orang Jawa berilmu penngetahuan Eropa yang mendorong aku
suka mencatat- catat. Suatu kali akan berguna, seperti sekarang ini. (Bumi, hal. 2).

Dari kutipan di atas Minke di gambarkan hidup pada saat zaman di mulainya adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan mulai ditemukannya beberapa hasil penemuan, beberapa
hasil penemuan dari zaman tersebut adalah kereta api, adanya percetakan dan zincografi. “kowe
kira, kalo sudah pake pakean Eropa, bersama orang Eropa, bisa sedikit bicara Belanda lantas jadi
Eropa ? tetap monyet !” ( Bumi, hal.43). Dapat di lihat dari kutipan di atas sikap dari tokoh
Robert Mellema dan Herman Mellema memperlihatkan sikap rasis dan rasial, karena dapat kita
ketahui pada saat itu dalam sejarah kolonial Belanda membuat ordonansi yang dikeluarkan pada
tahun 1854. Membaca tetralogi buru khususnya Bumi Manusia secara tidak langsung membawa
pembaca ke dalam bumi manusia Hindia pada fase pergantian abad 19 ke abad 20 dimana
Hindia dihuni oleh beragam penduduk. Interaksi antar beragam penduduk itu.

Selain banyak hal yang menunjukkan menganai penemuan ilmiah yang


berkontribusi memajukan peradaban manusia, Minke kerap memperhatikan dan menulis
catatan mengenai kemajuan dari suatu negara, perkembangan peradaban yang paling
menyita perhatian Minke adalah Negara Jepang.

Tulisan itu memperkaya catatanku tentang negri Jepang yang banyak dibicarakan dalam
bulan-bulan terakhir ini. Tak ada diantara teman sekolahku yang mempunyai perhatian pada
negri dan bangsa ini sekalipun barang dua kali pernah disinggung dalam diskusi sekolah. Teman-
teman menganggap bangsa ini terlalu rendah untuk dibicarakan. Secara selintas mereka
menyamaratakan dengan pelacur-pelacurnya yang memenuhi Kembang Jepun, warung-warung
kecil, restoran dan pangkas rambut, verkoper, dan kelontongnya yang sama sekali: tak dapat
mencerminkan suatu pabrik yang menantang ilmu dan pengetahuanmoderen.

Dalam suatu diskusi sekolah, waktu guruku, tuan Lastendienst, mencoba menarik
perhatian para siswa, orang lebih banyak tinggal mengobrol pelan. Ia bilang ilmu Jepang
juga mengalami kebangkitan. Kitasato telah menemukan kuman pes, Shiga menemukan
kuman disentri-dan dengan demikian Jepang telah juga berjasa pada umat manusia. (Bumi,
hal.121)

Tulisan diatas merupakan kutipan catatan dari Minke mengenai Negara Jepang.
Terdapatnya sebuah tulisan dari majalah yang diberikan Robert, catatan Minke menjadi tambah
banyak.Tentang kesibukan di Jepang untuk menentukan strategi pertahanannya. Aku tak banyak
mengerti tentang hal demikian. Justru karna hal itu aku catat. Paling tidak akan menjadi bahan
bermegah dalam diskusi sekolah.Terdapatnya persaingan angkatan darat dengan Angkatan Laut
Jepang menambah kekayaan cerita. Kemudian dilanjut dengan dipilihnya strategi maritim guna
pertahanannya. Angkatan Darat yang berdasar pada tradisi samurainya yang sudah lama ada
merasa kurang senang.

Tulisan itu juga mengatakan: Jepang mencoba meniru Inggris di perairan. Dan
pengaranggya memperingatkan agar menghentikan ejekan terhadap bangsa itu sebagai monyet
peniru. Pada setiap awal pertumbuhan, katanya semua hanya meniru. Setiap kita semasa kanak-
kanak juga hanya meniru. Tapi kanak-kanak itu pun akan dewasa, mempunyai perkembangan
sendiri…. ( Bumi, hal. 123). Faktanya pada perkembangan di Negara Jepang seusai Restorasi
yang dilakukan oleh Meiji memang telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan, tidak
hanya pada kajian ilmu pengetahuan dan maritim saja yang digunakan, bahkan pada bidang
kemajuan ekonomi hingga militer pun Jepang jauh lebih maju ketimbang bangsa-bangsa Asia
pada umumnya.

Pusat perhatian Minke yang tak kalah menarik untuk dianalisis adalah isi diskusi dan
surat menyurat antara Minke dengan Sarah dan Miriam de la Croix tentang teori assosiasi
Doktor Snouck Hurgronje. Berikut ini adalah kutipan diskusi antara Minke dengan Sarah dan
Miriam de la Croix :
“pernah kau dengar tentang teori assosiasi ?”
"juffrouw Miriam, kaulah sekarang guruku,” jawabku mengelak cepat.
“bukan, bukan guru,” tiba-tiba ia jadi rendah hati.” Sudah pada galibnya ada pertukaran pikiran
antara kaum terpelajar. Begitukan? jadi belum pernah dengar tentangnya?”
“belum”
“baik. Teori itu berasal dari sarjana itu. Teori baru. Dia punya pikiran, kalau
percobaannya berhasil, pemerintah Hindia-Belanda bisa mulai memperaktekannya.
Begitukan, Sarah?”
“ tetuskan sendiri,” Sarah mengelak.
“Yang dimaksudkan dengan assosiasi adalah kerjasama berdasarkan serba Eropa antara para
pembesar Eropa dengan kaum terpelajar pribumi. Kalian yang sudah maju diajak memerintah
negri ini bersama-sama. Jadi tanggung jawab tidak dibebankan pada bangsa kulit putih saja.
Dengan demikian tak perlu lagi ada jabatan kontroloir, penghubung antara pemerintah Eropa
dengan pemerintah pribumi. Bupati bisa langsung berhubungan dengan pemerintahan putih.
Kau mengerti”( Bumi, hal 159).

Dalam penutup novel "Bumi Manusia," Pramoedya Ananta Toer memadukan elemen
dramatis dan reflektif. Puncak klimaksnya mencapai tingkat ketegangan yang tinggi, dengan
pengungkapan rahasia dan konflik yang memuncak. Gaya bahasa yang khas dan simbolisme
mendalam digunakan untuk menggambarkan perasaan karakter utama, menciptakan pengalaman
baca yang mendalam. Penutup ini tidak hanya mengakhiri narasi, tetapi juga merangkum tema-
tema penting dalam novel, meninggalkan kesan mendalam pada pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M. H. (1981). Teori Pengantar Fiksi. Yogyakarta: Hanindita Graha Wida.

Efendi Ahmad. (2021). Sinopsis Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer.

Ghani, Y. (2016). Analisis Sosiologi Sastra Terhadap Novel Laskar Pelangi Karya Andrea
Hirata. Jurnal Elektronik Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi, 2(2)

Hardjana, Andre. (1981). Kritik Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.

Nisa, I. N. (2019, November). Perbedaan Kelas Sosial Pada Novel Bumi Manusia Karya
Pramoedya Ananta Toer. In Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia
(SENASBASA) (Vol. 3, No. 2).

Rahayu, I. (2014). Analisis bumi manusia karya pramoedya ananta toer dengan
pendekatan mimetik. Deiksis Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(1).

Semi Atar M. (1992). Anatomi Sastra. Bandung: Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai