Anda di halaman 1dari 3

Resensi Buku Cerita Fiksi “Belenggu” Karya Armijn Pane

Identitas Buku :

Judul : Belenggu
Penulis : Armijn Pane
Penerbit : Dian Rakyat
Tahun Terbit : 1940 - cetakan ke-18 tahun 2000
Tebal Halaman : 150 halaman
Ukuran Buku : 20 x 14 cm
ISBN : 979-523-046-8

Pendahuluan
Siapa yang tidak mengenal Armijn Pane? Armijn Pane merupakan seorang sastrawan Indonesia. Tahun 1933 bersama Sutan Takdir
Alisjahbana dan Amir Hamzah membangun majalah Pujangga Baru yang mampu mengintegrasikan penulis-penulis dan pendukung lainnya dari
seluruh penjuru Hindia Belanda untuk memulai sebuah pergerakan modernisme sastra. Salah satu karya sastranya yang terkenal adalah novel
Belenggu (1940).
Selain menulis novel dan puisi, Armijn Pane juga menulis kritik sastra. Tulisan-tulisannya yang beredar pada Pujangga Baru, terutama di edisi-
edisi awal menunjukkan wawasannya yang sangat luas dibandingkan dengan beberapa kontributor lainnya seperti Sutan Takdir Alisjahbana dan
saudara laki-laki Armijn yaitu Sanusi Pane, kemampuan mengalkulasi dan menimbang yang adil dan tidak terlalu terpengaruh suasana
pergerakan nasionalisme yang terutama di perioda akhir Pujangga Baru menjadi sangat politis dan dikotomis. Salah satu karya sastranya yang
terkenal adalah novel Belenggu (1940).
Pada novelnya yang berjudul Belenggu menunjukan gaya romantisme, membangkitkan suasana dan perasaan yang melantun dan bergantian
dalam ritme yang terpola dengan suasana lain yang bahkan cenderung sedih. Novel Belenggu ini merupakan novel satu-satunya yang diterbitkan
oleh majalah sastra dan sekaligus novel psikologis Indonesia pertama. Belenggu mengutamakan konflik psikis tokoh. Novel ini menunjukkan
bahwa sifat modern dan tradisional itu sebenarnya berlawanan.
Buku yang menghebohkan karena dipuji dan dicela banyak orang yang akhirnya menjadi salah satu roman klasik modern Indonesia. Novel ini
bercerita tentang seorang dokter yang bernama Sukartono alias Tono. Dokter yang banyak sekali pasiennya karena sifatnya yang santun, pintar
dan siap menolong orang kapanpun. Tetapi sangat disayangkan, dokter Sukartono kurang bahagia dengan profesinya. Sebab, dia lebih
menggemari bidang seni terutama musik.

Isi
Di dalam novel tersebut, Tono tidak bahagia hidup dengan istrinya yang bernama Sumartini atau biasa dipanggil Tini. Karena Tini lebih
suka menyita waktunya untuk berorganisasi daripada mengurus rumah tangganya. Tetapi, Tini juga merasa tidak bahagia karena kehidupan masa
lalunya dengan Hartono yang sampai saat ini masih ia cintai, dan yang tak lain adalah teman baik suaminya, Sukartono. Namun, jauh di dalam
hati Tini, dia sangat mencintai Tono. Begitupun sebaliknya, Tono juga mencintai Tini. Namun mereka saling tidak mengetahui, karena selalu
bersikap dingin dan tidak suka bertukar pikiran.
Kebahagiaan mulai muncul ketika Tono bertemu dengan perempuan yang tidak lain adalah teman masa kecilnya yaitu Siti Rohayah alias Siti
Hayati dan biasa dipanggil Yah, penyanyi keroncong yang selama ini membuat Tono terpesona. Kemudian Tono pun mulai jatuh cinta kepada
Siti Rohayah, dan sering bertamu kerumah Siti Rohayah untuk mencari ketenangan.
Kebahagiaan yang dirasakan Tono tidak berjalan lama. Sebab Tini mengetahui bahwa Tono sering bertemu dengan Siti Rohayah. Dan tidak lama
kemudian Tini mengambil keputusan untuk berpisah dengan Tono, dan memilih pergi ke Surabaya untuk mengelola rumah piatu. Tetapi entah
mengapa Siti Rohayah pun pergi meninggalkan Tono, lelaki yang sangat ia cintai sejak kecil. Akhirnya, Tono merasa sedih dan kesepian karena
orang-orang yang berarti dalam hidupnya pergi meninggalkan dia.
Adapun kelebihan dalam novel Belenggu ini adalah warna sampul cukup menarik dengan perpaduan warna yang cocok, sinopsis yang terdapat
disampul belakang cukup lengkap, sehingga dapat merangkum semua isi cerita novel, dan cerita novel menarik dan menginspirasi. Adapun
kekurangan dalam novel ini yaitu bahasa yang digunakan cukup sulit dimengerti, karena menggunakan bahasa Indonesia klasik, dan kertas
setiap halaman terlalu tipis sehingga akan mudah sobek.

Kesimpulan
Novel Belenggu adalah karya sastra yang sangat indah dan mengandung banyak unsur intrinsik yang menarik. Pengarang berhasil
menggambarkan dengan baik tentang bagaimana cinta segitiga dapat membuat seseorang merasa terbelenggu dan sulit untuk lepas dari
ikatannya. Pembaca dapat mempelajari banyak hal dari novel ini, terutama tentang bagaimana mengatasi cinta segitiga dan menerima kenyataan
bahwa cinta tidak selalu memihak pada kita. Dari sinopsis novel belenggu di atas kita bisa tahu bahwa pernikahan yang tidak didasari dengan
rasa cinta tidak akan berakhir lama, akan selalu ada saja halang rintang nya. Maka dari itu kita harus bijak dalam menguasai hati, otak serta
fikiran kita agar tidak salah dalam berbuat sesuatu apapun.

Anda mungkin juga menyukai