Nim : 22022035
3. Anak manja
Menurut Seto Mulyadi (1997) menyatakan: “Anak manja adalah anak yang
selalu mengharapkan perhatian berlebihan dari lingkungan sekelilingnya, juga
diikuti dengan keinginan untuk serta dituruti segala kemauannya”. Dalam
kebutuhan anak, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani dalam
pembelajaran anak perlu ditanamkan dan diarahkan berbagai upaya dan berbagai
cara supaya tidak lagi terjadi kemanjaan dalam diri anak.
Pengertian dengan penuh kasih sayang yang tulus tentunya tidak mengarahkan
pada kemanjaan anak. Karena sikap, tindakan maupun kebutuhan anak yang
dibawakan dan dilaksanakan adalah sebagai hasil dari penanaman pembelajaran
yang baik yang didapat dari lingkungan masyarakat, keluarga dan sekolah.
Faktor yang mempengaruhi kemanjaan anak yaitu :
1. Kemanjaan Diperoleh dari Faktor Lingkungan Keluarga
2. Kemanjaan Diperoleh dari Lingkungan Masyarakat
3. Kemanjaan Diperoleh dari Lingkungan Sekolah
Hal hal lain yang menjadikan seorang anak tumbuh dan berkembang menjadi
anak yang bersikap manja adalah :
1. Orang terlalu menuruti kemauan anaknya di luar batas kewajaran.
2. Memberikan kebebasan penuh kepada anak sesuai kehendaknya.
3. Adanya orang tua yang memberikan kasih sayang secara berlebihan.
4. Pemberian bantuan secara terus menerus
Gangguan emosi dan perilaku bila dicermati secara mendalam, akan terlihat perilaku
anak memiliki intensitas dan frekuensi yang berlebih, durasi perilakunya pun bertahan
lebih lama dibandingkan dengan anak normal sebayanya. Sunardi (1996) mengatakan
seseorang dikatakan mengalami gangguan perilaku apabila memiliki satu atau lebih
dari lima karakteristik berikut dalam kurun waktu yang lama, yaitu:
1. Ketidakmampuan untuk belajar yang bukan disebabkan oleh faktor intelektualitas,
alat indra maupun kesehatan.
2. Ketidakmampuan untuk membangun atau memelihara kepuasan dalam menjalin
hubungan dengan teman sebaya dan pendidik.
3. Tipe perilaku yang tidak sesuai atau perasaan yang di bawah keadaan normal.
4. Mudah terbawa suasana hati (emosi labil), ketidakbahagiaan, atau depresi.
5. Kecenderungan untuk mengembangkan simtom-simtom fisik atau
ketakutanketakutan yang diasosiasikan dengan permasalahan-permasalahan pribadi
atau sekolah.