Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurfenita

Nim : 22022035

Mapel : perkembangan anak

Prodi : Departemen PG.PAUD

Dosen Pengampu : Tisna Syafnita M.Pd

Resume 2 perkembangan anak

ASPEK SOSIAL DAN EMOSIONAL

A. Gangguan / masalah aspek sosial & emosional


Masalah Sosial dan Emosi (Social and Emotional Problem) : perkembangan
sosial anak berhubungan dengan kemampuan anak dalam berinteraksi dengan teman
sebaya, orang dewasa, atau lingkungan pergaulan yang lebih luas. Dengan pergaulan
atau hubungan sosial, yang meliputi perilaku sebagai berikut:
1) Pemalu
2) Kecanduan gadget
3) Anak manja
4) Gangguan emosi
Ada dua faktor yang mempengaruhi permasalahan pada anak yakni faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri individu atau anak sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang
berasal dari luar, seperti lingkungan tempat anak berada. Faktor internal secara umum
mempengaruhi perkembangan anak antara lain : kesehatan menurun yang memiliki
resiko terhadap perkembangan fisik motorik anak, kelainan pada system otak, genetic
dan saraf, dan terakhir kecerdasan.

1. Anak yang pemalu


Menurut Bunda Novi (2015:81) sifat pemalu merupakan sifat yang membuat
anak cenderung kurang suka terampil, tidak percaya diri, kurang bisa membina
interaksi sosial dengan orang lain, dan tidak bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Menurut Hurlock (dalam Muchlas, 2010:61) mengatakan rasa malu pada diri
anak sebagai reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada
seseorang akibat adanya penilaian negatif terhadap dirinya.
Dampak sikap pemalu terhadap perkembangan anak yaitu bakatnya kurang
muncul dan tidak dapat kita ketahui. Sehingga guru dan orangtua harus bekerja
sama untuk merubah sifat pemalu yang dimiliki oleh anak. Disamping itu, anak
yang memiliki sifat pemalu Juga menjadi susah bergaul, beradaptasi,
berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Kecanduan Gadget pada anak usia dini
Gadget saat ini marak diperbincangkan dikonsumsi oleh masyarakat saat ini
karna kecanggihan teknologi gadget diciptakan dalam bentuk perangkat kecil
yang fleksibel dan nyaman dibawa kemana saja. Bukan hanya orang dewasa, saat
ini anak-anak mampu menggunakan gadget dalam kehidupan seharihari, dan
mereka nyaman dalam menggunakan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
kecanduan gadget yang dapat berdampak pada perkembangan anak berupa
gangguan mental, emosi dan perilaku negatif anak.
Beberapa anak yang menghabiskan waktu dengan bermain gadget akan lebih
emosional, pemberontak jika diganggu saat asyik bermain game, selain itu anak
mengeluarkan emosional yang arogan, bahkan memukul, menangis kencang,
sampai pada tahap keputusasaan jika gadget tidak dikembalikan dengan segera.

3. Anak manja
Menurut Seto Mulyadi (1997) menyatakan: “Anak manja adalah anak yang
selalu mengharapkan perhatian berlebihan dari lingkungan sekelilingnya, juga
diikuti dengan keinginan untuk serta dituruti segala kemauannya”. Dalam
kebutuhan anak, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani dalam
pembelajaran anak perlu ditanamkan dan diarahkan berbagai upaya dan berbagai
cara supaya tidak lagi terjadi kemanjaan dalam diri anak.
Pengertian dengan penuh kasih sayang yang tulus tentunya tidak mengarahkan
pada kemanjaan anak. Karena sikap, tindakan maupun kebutuhan anak yang
dibawakan dan dilaksanakan adalah sebagai hasil dari penanaman pembelajaran
yang baik yang didapat dari lingkungan masyarakat, keluarga dan sekolah.
Faktor yang mempengaruhi kemanjaan anak yaitu :
1. Kemanjaan Diperoleh dari Faktor Lingkungan Keluarga
2. Kemanjaan Diperoleh dari Lingkungan Masyarakat
3. Kemanjaan Diperoleh dari Lingkungan Sekolah
Hal hal lain yang menjadikan seorang anak tumbuh dan berkembang menjadi
anak yang bersikap manja adalah :
1. Orang terlalu menuruti kemauan anaknya di luar batas kewajaran.
2. Memberikan kebebasan penuh kepada anak sesuai kehendaknya.
3. Adanya orang tua yang memberikan kasih sayang secara berlebihan.
4. Pemberian bantuan secara terus menerus

4. Gangguan emosi pada anak

Gangguan emosi dan perilaku bila dicermati secara mendalam, akan terlihat perilaku
anak memiliki intensitas dan frekuensi yang berlebih, durasi perilakunya pun bertahan
lebih lama dibandingkan dengan anak normal sebayanya. Sunardi (1996) mengatakan
seseorang dikatakan mengalami gangguan perilaku apabila memiliki satu atau lebih
dari lima karakteristik berikut dalam kurun waktu yang lama, yaitu:
1. Ketidakmampuan untuk belajar yang bukan disebabkan oleh faktor intelektualitas,
alat indra maupun kesehatan.
2. Ketidakmampuan untuk membangun atau memelihara kepuasan dalam menjalin
hubungan dengan teman sebaya dan pendidik.
3. Tipe perilaku yang tidak sesuai atau perasaan yang di bawah keadaan normal.
4. Mudah terbawa suasana hati (emosi labil), ketidakbahagiaan, atau depresi.
5. Kecenderungan untuk mengembangkan simtom-simtom fisik atau
ketakutanketakutan yang diasosiasikan dengan permasalahan-permasalahan pribadi
atau sekolah.

Anda mungkin juga menyukai