Anda di halaman 1dari 6

Izin menjawab bu nama budiyono (1900005119)

Perkembangan individu merupakan integrasi dari beberapa proses, yakni biologis, kognitif, dan sosio-
emosional. Ketiga proses ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Dengan demikian, obyek
psikologi perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi dalam diri individu meliputi beberapa
aspek sebagai implikasinya, yakni: Aspek perkembangan pertama yakni, Aspek fisik dan motorik,
berkaitan dengan perkembangan fisik dan motorik.

Aspek perkembangan pertamq yakni, aspek kognitif atau intelektual, perkembangan kognitif berkaitan
dengan potensi intelektual yang dimiliki individu, yakni kemampuan untuk berfikir dan memecahkan
masalah. Aspek kognitif juga dipengaruhi oleh perkembangan sel-sel syaraf pusat di otak.

Aspek perkembangan kedya yakni, aspek perkembangan sosial, perkembangan sosial individu ditandai
dengan pencapaian kematangan dalam interaksi sosialnya, bagaimana ia mampu bergaul, beradaptasi
dengan lingkungannya dan menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok .

Aspek perkembangan ketiga yakni, aspek perkembangan emosi. Menurut Retno (2013), emosi adalah
perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau suatu kejadian. Ragam emosi dapat terdiri dari
perasaan senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat beralu daripada suasana hati. Sebagai contoh, bila
seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi
perkembangan emosi peserta didik, sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukkan bahwa
perkembangan emosi mereka bergantung kepada faktor kematangan dan faktor belajar.

Pada anak yang kurang mendapat stimulasi perkembangan sosial emosi berdasarkan Hurlock (dalam
Nugraha dan Rachmawati (2005) banyak yang mengalami kehausan atau kelaparan emosi (emotional
starved). Kondisi ini kemudian berkembang menjadi pribadi yang labil, memiliki hambatan dalam
penyesuaian diri, dan menjadi pribadi yang tidak bahagia pada tahap perkembangan selanjutnya.Selain
itu, anak yang kurang mendapat stimulasi kasih sayang dari lingkungan sosialnya juga berdampak pada
fisik. Fisik anak menjadi lemah, kurang berkembang, dan tidak berdaya. Ini terjadi karena anak anak
yang sedih (mengalami emosi negatif) terdapat hambatan pada sekresi hormon kelenjar di bawah otak
(pituitary hormon) termasuk di dalamnya hormon pertumbuhan. Dapat disimpulkan bahwa stimulasi
perkembangan sosial dan emosi menentukan perkembangan individu selanjutnya,jika tidak berkembang
dengan baik maka akan berefek anak menjadi ketidakpatuhan, temper tentrum, perilaku agresif,
penakut, pencemas, rendah diri, dan pemalu.

https://ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/academica/article/download/1052/297&ved=2ahUKEwjA
jaPet-foAhUGXn0KHUCGDowQFjAKegQIAhAB&usg=AOvVaw0CV6YspmpvLJ-YhOXdoJOr
Nama : Zerintan Aprida

NIM : 1900005155

Izin menjawab soal no 1

Aspek perkembangan anak

meliputi perkembangan fisik motorik, kognitif,

bahasa, dan sosial emosi.

Perkembangan sosial emosi yang tidak tercapai secara optimal dapat menimbulkan masalah sosial emosi
pada anak (Kruizinga et

al., 2011).

Menurut Brauner & Stephens (2006)

Sekitar 9,5 hingga 14,2 persen balita yang

mengalami keterlambatan perkembangan

sosial emosi akan berdampak negatif pada

fungsi perkembangan dan kesiapan sekolah

mereka. Penelitian Velderman et al. (2010)

menemukan bahwa sekitar 8,0 hingga 9,0

persen anak prasekolah mengalami masalah

sosial emosi seperti perasaan cemas, depresi,

berperilaku tidak taat, kurangnya hubungan

dengan teman sebaya, kurangnya


keterampilan sosial, dan kinerja akademik

yang buruk. Anak yang mengalami

keterlambatan perkembangan sosial emosi

pada saat usia dini cenderung lebih berisiko

untuk berperilaku maladaptif seperti perilaku

antisosial, kriminalitas, dan penggunaan

narkoba di kemudian hari.

Menurut Erikson (1950) kegagalan dalam mengembangkan aspek psikososial

anak pada setiap tahapannya (kognisi dan sosial emosi) mengakibatkan

sifat-sifat negatif yang terbentuk bisa

berdampak negatif pada proses

perkembangan selanjutnya. Artinya,

kegagalan-kegagalan perkembangan di

tahapan awal terbawa sampai dewasa. Hal ini

sejalan dengan teori kelekatan yang menganggap begitu pentingnya seorang anak

memiliki kelekatan aman karena dianggap

sebagai faktor penentu untuk tumbuhnya

pribadi yang sehat.

https://journal.ipb.ac.id/index.php/jikk/article/view/15182
Izin menjawab no 1 bu

Nama: Dicna Amelia

Nim: 1900005152

Bagaimana jika fungsi dan dinamika kognisi serta sosial emosin anak tidak berkembang dengan baik, Apa
efek kedepannya bagi perkembangan psikologi anak?

Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan anak untuk mengeksplorasi lingkungan


karena bertambah besarnya koordinasi dan pengendalian motorik, maka dunia kognitif anak
berkembang pesat, makin kreatif, bebas, dan imajinatif.

Anak pun akan meledak amarahnya jika ia tidak bisa melakukan sesuatu yang dianggap dapat dilakukan
dengan mudah. hal ini disebabkan oleh pemikiran intelektual anak-anak belum bisa mencapai
pemahaman menganai prinsip-prinsip benar dan salah, pada masa ini anak-anak belum bisa
membedakan hal-hal yang benar untuk dilakukan dan hal- hal yang tidak boleh dilakukan. Pada masa ini
anak-anak hanya mengikuti peraturan yang telah ada, tanpa ia mengetahui guna ataupun fungsi dan
juga tanpa menilai apakah peraturan tersebut benar atau salah. Hal ini disebabkan karena
perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai titik dimana ia dapat mempelajari atau
menerapkan prinsip- prinsip abstrak tentang benar dan salah. Awal masa anak-anak ditandai dengan apa
yang oleh Piaget disebut “moralitas melalui paksaan” Dalam tahap perkembangan moral ini anak-anak
secara otomatis mengikuti peraturan- peraturan tanpa berpikir atau menilai.

Efeknya bagi perkembangan psikologis anak yakni: Pada masa-masa ini anak-anak sulit untuk dibimbing
dan diarahkan, mereka cenderung akan marah, memberontak dan tersinggung jika diperingati, hal ini
disebabkan anak-anak keluar dari fokus mereka.

Emosi yang tinggi kebanyakan disebabkan oleh masalah psikologis. Biasanya para orang tua hanya
memperbolehkan anak melakukan beberapa hal saja, padahal sang anak merasa ia mampu melakukan
lebih banyak lagi, sehingga pada akhrinya anak pun akan menolak larangan orang tua dan anak
cenderung akan memberontak.

Sumber: Buku psikologi perkembangan, Farida Salim Sungkar & Titik Mulat W, Universitas PGRI
Yogyakarta;2015
Izin menjawab ibu, nama Rahmatialdi Yasifan Maulana (1900005123)

Perkembangan kognitif berkaitan dengan kemampuan anak dalam berpikir di setiap masa
perkembangannya. Perkembangan sosial emosi pada anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan
atau bimbingan orang tua. Ada beberapa hal penting dalam perkembangan emosional anak yaitu usia
berpengaruh pada pebedaan perkembangan emosi, perubahan ekspresi wajah terhafap
emosi,menunjukkan ekspresi yang kompleks,bahasa tubuh, dll. pada saat ini banyak orangtua ketika
anaknya menangis atau marah, orangg tua hanya memberikan gadget agar anak tersebut berhenti
menangis, itu akan berpengaruh pada saat semakin dewasa. Adapun efek kedepan bagi perkembangan
pkisikologidnya yaitu kurangnya daya mengingat , sulit untuk menerima dan memahami ketika diberi
penjelasan, tidak bisa memberi penjelasan atas apa yang diperbuat, kurang berani mencoba hal yang
baru, akan mempunyai sifat pemalas,pemarah,mudah putus asa, dll.

Jurnal:

https://journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/download/10567/7946

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/download/2042/1513

https://journal.ipb.ac.id/index.php/jikk/article/view/15182

http://www.jurnal.untirta.ac.id/index.php/jpsd/article/download/689/542

https://journal.unilak.ac.id/index.php/paud-lectura/article/view/2007/1250

Izin menjawab pertanyaan no 1 bu,

Nama : Lailina Lutfiyah Ningrum

NIM : 1900005110

Dalam perkembangannya anak memiliki fungsi dan dinamika kognisi serta sosial emosi, hal ini sangat
berkaitan dengan pertumbuhan dan psikologi anak kedepannya.

Emotionally disturbed children yaitu kelompok anak yang terganggu atau terhambat perkembangan
emosinya, dengan menunjukan adanya gejala ketegangan atau konflik batin, menunjukan kecemasan,
penderita neurotis atau bertingkahlaku psikotis. Beberapa tingkah laku dari anak ini dapat dikatagorikan
sebagai tingkahlaku socially maladjusted. Apabila tingkah laku tersebut sudah merugikan
danmengganggu kehidupan orang lain, seperti mencuri, mengganggu ketertiban dan keamanan
masyarakat, dan sebagainya. Emotionally disturbed children merupakan salah satu efek yang
ditimbulkan karena sosial emosi pada anak tidak dapat berkembang dengan baik.
Hubungan antara fungsi kognitif dengan gangguan perilaku merupakan sesuatu yang kompleks. Fungsi
kognitif merupakan proses berpikir seseorang atau pola/cara berpikirnya. Fungsi kognitif berhubungan
dengan tingkat intelegensi seseorang yang dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan. Jika gangguan
prilaku ini dibiarkan,

maka akan berdampak secara berkelanjutan dan akan menyebabkan kerusakan yang signifikan pada
fungsi sosial, akademis, maupun masa depannya. Jika gangguan perilaku itu makin kompleks maka
menyebabkan gangguan perilaku pada diri anak akan semakin parah.

Mengingat kasus gangguan perilaku banyak terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja. Pada masa ini
orang tua dan guru hanya memiliki anggapan sebagai suatu kewajaran dan hanya memberikan label
“nakal” atau pembangkang pada anak tersebut. Hasil survei dari sumber Balitbang 2006 terhadap 696
anak SD dari empat

provinsi di Indonesia yang nilai-rata-rata raportnya memiliki kurang dari 6.0

dinyatakan 33% mengalami gangguan perilaku dan emosi. Hasil survey ini menunjukkan bahwa anak
yang memiliki gangguan perilaku memiliki nilai akademis

dibawah rata-rata. Artinya bahwa penderita gangguan perilaku sangat rentan terhadap

perkembangan kognitifnya.

http://www.jurnal.untirta.ac.id/index.php/jpsd/article/download/689/542

Anda mungkin juga menyukai