Anda di halaman 1dari 3

Simpulan

Emosi adalah pengalaman atau keadaan jiwa seseorang pada suatu saat yang ditandai dengan adanya perasaan kuat dan mendalam akibat rangsangan dari dalam atau dari luar dan memicu munculnya tidak prilaku. Perkembangan emosi ialah perkembangan perasaan-perasaan yang kuat. Khusus perkembangan emosi anak , Hurlock (1997:141) menyatakan bahwa perkembangan emosi anak-anak mengikuti pola yang dapat diramalkan, tetapi terdapat keanekaragaman dalam pola ini, karena tingkat kecerdasan, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendidikan anak dan kondisi-kondisi lain. Ada beberapa tahap perkembangan emosi manusia, yang pertama berawal ketika memasuki masa bayi pada saat umur 0-2 tahun yang di sebut dengan perkembangan infant dan, berlanjut ke masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak akhir, masa remaja awal, masa remaja ahir, masa dewasa dan masa dewasa madya. Emosi sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia, karena emosi dapat mempengaruhi psikolagis, emosi yang ditampilkan berulang-ulang dapat menjaadi kebiasaan dan emosi dapat menghammbat aktifitas motorik dan mental anak. Pekembangan Emosi yang positif cenderung membentuk prilaku yang positif dan demikiann juga sebaliknya demikian pula sebaliknya. Perkembangan emosi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan individu dalam kehidupan. Meskipun seorang individu memiliki kemampuan intelektual/kognitif yang baik, tetapi perkembangan emosionalnya tidak baik, maka ia akan mengalami hambatan dalan pergaulan dan kehidupannya. perkembangan emosi dipengaruhi oleh faktor kematangan atau mansturation dan belajar. Faktor kematangan berpengaruh terhadap respons individu dalam menyikapi berbagai keadaan yang dihadapi, baik dari dalam diri maupun konflik-konflik dalam proses perkembangan yang terjadi. Faktor belajar dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada disekitar. Pada dasarnya seseorang menunjukkan emosinya dengan berbagai hal, diantaranya dengan ekspresi senang, marah, sedih, dan takut. rasa takut anak dan remaja bentuknya berbeda. Pada anak penyebab takut adalah stimulus yang bersifat riil/nyata/terlihat, sedangkan pada remaja kadang penyebabnya adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat mata, seperti: takut gagal, dicela, beda dengan peer-group.

Perkembangan emosi anak-anak juga berbeda dengan remaja. Misalnya, amarah pada anak-anak disebabkan pertengkaran dalam permainan, dan amarah pada remaja biasanya di sebabkan masalah tersinggung atau tersenggol. Berbeda lagi dengan remaja ahir, mereka mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan mulai menunjukkan pemikiran,sikap,perilaku yang semakin dewasadan dan biasanya arang tua dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang selayaknya kepada mereka. Interaksi dengan orang tua juga semakin lebih bagus dan lancar karena mereka sudah semakin bebas penus serta emosinya pun mulai stabil. Ketika manusia telah memasuki fase dewasa muda dan telah menyelesaikan pendidikan sampai taraf universitas kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam pekerjaannya, membuat kehidupan psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak. Sampai ahirnhya manusia memasuki fase dewasa ahir, membuat emosi mereka menurun, kemudian seperti anak kecil yang mudah tersinggung dan mudah marah serta biasanya segala keinginannya ingin terpenuhi. Salah satu contohnya adalah perubahan fisik pada lanjut usia mengakibatkan dirinya merasa tidak dapat mengerjakan berbagai aktivitas sebaik pada saat muda dulu. Hal ini menyebabkan lanjut usia kemudian menjadi menarik diri dari lingkungan sosial.

Saran

Untuk guru dan para orang tua harus banyak mempelajari tentang perkembanganemosi anak, agar semakin baik pula ketika membimbing dan mengembangkan emosi anak. Apabila seorang anak dapat mengontrol emosinya, maka anak tersebut akan melakukan tugastugasnya dengan baik. Apabila emosinya baik atau stabil, maka belajarnya atau pendidikannyapun akan baik.

Anda mungkin juga menyukai