Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENELITIAN

KURANGNYA PERHATIAN DAN KASIH SAYANG ORANG TUA


MEMPENGARUHI PSIKOLOGI ANAK
Mata kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Laila Asmanah , M.Pd

Disusun Oleh :

Maulana Abdul Fatah (2311101135) PAI 6

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA
2023

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pola asuh orang tua merupakan bagaimana cara orng tua dalam mendidik,
melindungi, merawat dan memberi perilaku kepada anak. Orang tua memiliki cara
dan pola asuh yang berbeda antara orng tua satu dan lainnya terhadap anak. Peran
orang tua sangat penting dalam perkembangan anak. Orang tua dan keluarga
merupakan tempat pertama anak dalam bel ajar berbagai hal. Peran oarng tua dapat
dijadikan sebagai penentu hasil bagaimana kelak anak itu nantinya.
Polah asuh dapat mempengaruhi kecerdasan emosional anak karena orng tua
adalah keluarga terdekat yang memberikan secara sepenuhnya apa yang ada maupun
terjadi pada dirinya. Peran orang tausangatlah penting dalam memberikan pendidikan
kepribadian kepada anak, sehingga anak dapat mengerti dan dapat belajar sebagai
bekal dalam perkembangan hidupnya.1
Menurut Yusuf, mengatakan bahwa perkembangan sosial emosional merupakan
perkembanga tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang
berlaku dimasyarakat terhadap anak berada. Sedangkan Senan mengatakan, bahwa
perkembangan sosial emosional meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang
lain. Perubahan emosinya dan juga perubahan kepribadianya, artinya dalam
perkembangan seorang anak dalam kehidupannya akan mengalami perubahan sosial
emosionalnya sesuai dengan tingkat kematanganya didalam hal hubungannya denga
orang lain, teman sebaya atau orang tuangnya.2
Dalam kesimpulan, pola asuh orang tua memiliki dampak yang signifikan teehadap
perkembangan sosial-emosional anak anak. Orang tua juga perlu memberikan
rangsangan fisik, mental, emosional, moral, maupun sosial yang akan mendorong
tumbuh kembang anak, serta memberikan kebebasan kepada anak untuk memberikan
relasi pertemanan dengan siapa saja, namun tetap memberikan pengawasan dan
bimbingan yang tepat.

1
Yapono dan suharman, “Dampak Pola asuh Terhadap Perkembangan Anak” 2013, hal.211
2
Rizki Ananda and others, “Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional Melalui Permainan Kolaboratif KB”, 2.1 (2018),
hal.20-26

ii
B. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan dari laporan ini adalah dapat mengembangkan resilensi nya pola
asuh sosial yang membantu konseli untuk mengembangkan ketahanan mental dan
sosial emosional. Belajar menghadapi masalah sendiri, berani bertanggung jawab dan
mengatasi kegagalan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. BIODATA

Nama : Bayu(samaran)
Tempat, tanggal lahir : Kutai Timur, 25 Juni 2003
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : jln,poros kaliorang,Desa bangun jaya,
Kec,kaliorang,Kutai Timur.

Nama Orang Tua


Ayah :Yanto
Ibu :Yanti
Sekolah - (Tidak Sekolah)

B. PERMASALAHAN
Permasalahan yang di alami oleh konseli yaitu tidak adanya dukungann,
kurangnya perhatian serta didikan dari orang tua, disebabkan sejak kecil sering
melihat orang tuanya bertengkar yang akhirnya berujung perceraian. Dari perceraian
inilah yang membuat si anak mengalami depresi yang begitu berat sehingga
mengkibatkan terganggunya psikologi dan mentalnya, sulit untuk mengendalikan
emosi serta membuatnya kesulitan dalam belajar. Anak yang mengalami perceraian
orang tua cenderung mengalami penurunan dalam performa akademik mereka,stress
karena tidak ada yang bisa mengerti perasaannya dan kurangnya dukungan dari orang
sekitar, sehingga perubahan yang terjadi dapat mengganggu konsentrasi dan motivasi

iii
belajar anak. Maka dari itu Penting bagi orang tua untuk tetap memberikan dukungan
dan kasih sayang agar emosionalnya dapat stabil dan konsisten kepada anak walaupun
kondisinya orangtua telah bercerai.

Dalam firmanNya surat At Tahrim ayat 6, Allah SWT mengingatkan seluruh manusia
untuk selalu bertakwa. Mereka yang melanggar ketentuan tersebut akan mendapat
ganjaran setimpal.

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ُقٓو ۟ا َأنُفَس ُك ْم َو َأْه ِليُك ْم َناًر ا َو ُقوُدَها ٱلَّناُس َو ٱْلِح َج اَر ُة َع َلْيَها َم َٰٓلِئَك ٌة ِغ اَل ٌظ ِش َداٌد اَّل َيْعُصوَن ٱَهَّلل َم ٓا َأ‬
‫َم َر ُهْم َو َيْفَعُلوَن َم ا ُيْؤ َم ُروَن‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan

C. PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data adalah suatu metode atau pendekatan yang digunakan
untuk memperoleh data yang akan diteliti. Dalam penelitian yang akan dilakukan,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi untuk mengetahui
informasi lebih jelas dan mendetail. Teknik observasi adalah metode yang dilakukan
berupa pengamatan dan pengindraan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi,
proses atau perilaku.
Hasil dari penelitian saya diperoleh melalui teknik observasi perilaku anak
tersebut pada kesehariannya, kebetulan dia berkediaman di sebelah rumah saya
(tetangga), sayangnya saya tidak dapat melakukan wawancara langsung dengan orang
tersebut di karenakan jika di ajak berkumunikasi dia tidak begitu faham, selain itu
cara berbicayanya tidak begitu jelas sehingga orang yang mendengar tidak faham.
Sehingga saya mengumpulkan data melalui kesehariannya dan kesaksian dari
masyarakat setempat.

D. ANALISIS DATA

iv
Faktor penyebab perilaku terganggunya psikologi anak yaitu:
1. faktor internal

Faktor internal yang menyebabkan perilaku tersebut di antara lain:

a. Emosional yang berlebihan


Faktor yang dapat mempengaruhi psikologi anak terganggu adalah esmosional
seperti kecemasan,depresi dan trauma.Faktor ini dapat mempengaruhi perilaku dan
kesehatan mental seseorang.Akibat dari perceraian orang tuanya membuat dia
merasa sulit untuk mengendalikan dirinya sendiri.Biasanya sifatnya lebih sensitif
seingga memerlukan perlakuan yang lebih dari orang sekitar agar dia tidak merasa
sendirian
Mengenai faktor internal dari anak yang terganggu psikologinya. Beberapa
faktor internal yang dapat mempengaruhi anak yang terganggu psikologinya antara
lain masalah emosional seperti kecemasan, depresi, dan trauma. Faktor-faktor ini
dapat mempengaruhi perilaku dan kesehatan mental seseorang, dan dapat
memperburuk kondisi psikologis mereka.
b. Memiliki rasa takut kehilangan
Faktor yang dapat mempengaruhi anak terganggu adalah memiliki rasa takut
kehilangan ,perasaan bersalah,dan kecemasan. Anak-anak yang mengalami
perceraian orang tua dapat merasa kehilangan keamanan dan stabilitas, serta
merasa bersalah karena merasa bertanggung jawab atas perceraian tersebut. Selain
itu, anak-anak tersebut juga dapat mengalami kecemasan dan ketidakpastian
tentang masa depan mereka.
2. Faktor Eksternal
Beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi anak yang terganggu
psikologisnya antara lain:
a. Pengaruh lingkungan.
Faktor dari terganggunya psikologi anak adalah pengaruh lingkungan bisa dari
teman sebaya yang mendorong perilaku negatif. Akibat kurangnya perhatian
orangtuanya inilah dia menjadi berfikir bahwa dia hanya bisa bergantung pada
teman dan teman yang ada saat dia sedang terpuruk. Hingga dia lupa untuk
memilih sikap mana teman yang menjerumuskan ke hal negatif dan mana yang
baik.

v
b. Pengaruh media sosial
Media sosial yang paling berpengaruh bagi psikologi anak.Biasanya dia
melihat dari video yang menghasut atau mengajak ke hal negatif seperti contoh
ada video yang mengatakan bahwa keluarga hanyalah masalah maka kita harus
membenci keluarga, dari video tersebut yang membuat makin rusak psikologinya
dan terlalu jauh memikirkan masalahnya.
c. Lingkungan keluarga
Akibat dari keluarga kurang memberikan perhatian dan kasih sayang,
kemudian dia merasa minder dan iri dengan keluarga lain yang utuh. Kurangnya
nasehat dan masukan membuat dia menjadi anak yang kurang didikan dan
gampang untuk melakukan perilaku menyimpang

E. DIAGNOSIS

akibat dari keluarga kurang memberikan perhatian dan kasih sayang,


kemudian dia merasa minder dan iri dengan keluarga lain yang utuh. Kurangnya
nasehat dan masukan membuat dia menjadi anak yang kurang didikan dan
gampang untuk melakukan perilaku menyimpang.

Dampak lain yang mungkin terjadi ketika seorang anak merasakan kurangnya
kasih sayang orang tua adalah dia akan tumbuh menjadi pribadi possessif. Bisa
jadi sikap tersebut muncul kepada teman atau pasangannya Saat dewasa nanti.
Sikap tersebut tentu akan membuat teman atau pasangannya merasa tidak nyaman.

F. PROGNOSIS
Prognosis merupakan prediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi
apabila permasalahan yang dihadapi peserta didik tidak segera mendapat bantuan
dan apabila segera mendapat bantuan.
Apabila permasalahan konseli tidak terselesaikan, maka kemungkinan yang
dapat terjadi yaitu :
1.Tidak naik kelas/tidak lulus
2.Prestasi belajar semakin rendah
3.Mengalami ketertinggalan dalam pelajaran
4.Terancam mengganggu masa depan konseli terutama terkait karir dan cita-
citanya.

vi
Apabila permasalahan konseli dapat terselesaikan, maka kemungkinan yang
akan terjadi yaitu :
1.Prestasi belajar meningkat
2.Dapat mengikuti pembelajaran
3.Dapat membagi waktu dengan baik antara bermain dan belajar
4.Dapat menggapai cita-cita atau karir yang diharapkan

G. TERAPI
Terdapat beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan oleh seorang psikolog
untuk menangani gangguan kesehatan mental pada pasien, di antaranya adalah:
1. Cognitive Behavioural Therapy (CBT)
Salah satu jenis terapi psikologis yang menjadi ruang lingkup pekerjaan
seorang psikolog adalah terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural
therapy (CBT). Terapi ini dilakukan dengan mendeteksi dan memodifikasi
pola pikir, perilaku, serta emosi tidak sehat yang menyebabkan gangguan
kesehatan mental. Selain itu, terapi ini juga bertujuan untuk membantu pasien
dalam mengatasi masalah dan meningkatkan suasana hati.

2. Interpersonal Therapy (IPT)


Terapi interpersonal atau interpersonal therapy (IPT) merupakan
pendekatan yang bertujuan untuk memodifikasi perilaku dan pola pikir pasien
dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Terapi ini biasanya digunakan
untuk mengatasi gangguan suasana hati seperti gangguan bipolar, gangguan
kepribadian ambang (borderline personality disorder), gangguan bipolar, dan
lain sebagainya.

3. Psychodynamic Therapy
Terapi psikodinamika atau psychodynamic therapy adalah metode
pendekatan melalui pembicaraan secara mendalam dengan pasien untuk
mendorong pasien tersebut menjadi lebih terbuka terhadap masalah, ketakutan,
fantasi, atau impian yang dimiliki. Tujuan terapi psikodinamika adalah untuk
mengendalikan emosi negatif serta meningkatkan rasa percaya diri pasien.

vii
H. EVALUASI

Evaluasi anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua adalah
hal yang penting untuk dilakukan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat
Anda lakukan:

1. Mengamati dan memahami situasi: Perhatikan tanda-tanda dan perilaku anak


yang menunjukkan kurangnya kasih sayang dari orang tua. Misalnya, apakah
anak sering terlihat sedih, cemas, atau sulit berinteraksi dengan orang lain.

2. Komunikasi dengan anak: Ajak anak berbicara secara terbuka dan jujur tentang
perasaannya. Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengungkapkan apa yang
mereka rasakan dan pikirkan. Dengarkan dengan empati dan perhatian.

3. Evaluasi hubungan orang tua-anak: Tinjau kembali hubungan antara orang tua
dan anak. Apakah ada ketidakseimbangan dalam memberikan perhatian dan kasih
sayang? Apakah ada faktor eksternal yang mempengaruhi interaksi tersebut?

4. Mencari solusi: Diskusikan bersama orang tua cara-cara untuk meningkatkan


hubungan dengan anak. Misalnya, mengatur waktu khusus untuk berinteraksi,
bermain bersama, atau melibatkan anak dalam kegiatan keluarga.

5. Mencari dukungan: Bila diperlukan, carilah bantuan dari profesional seperti


psikolog atau konselor yang dapat membantu dalam mengatasi masalah ini.
Mereka dapat memberikan panduan dan strategi yang lebih spesifik sesuai
dengan situasi Anda.

Selalu ingat bahwa setiap anak unik, dan proses ini mungkin membutuhkan waktu
dan kesabaran. Penting untuk tetap konsisten dan memberikan kasih sayang yang
memadai kepada anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

viii
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Anak yang mengalami perceraian orang tua cenderung mengalami penurunan
dalam performa akademik mereka,stress karena tidak ada yang bisa mengerti
perasaannya dan kurangnya dukungan dari orang sekitar, sehingga perubahan
yang terjadi dapat mengganggu konsentrasi dan motivasi belajar anak.
2. Dari perceraian inilah yang membuat si anak mengalami depresi yang begitu berat
sehingga mengkibatkan terganggunya psikologi dan mentalnya, sulit untuk
mengendalikan emosi serta membuatnya kesulitan dalam belajar.
3. Hasil dari penelitian saya diperoleh melalui teknik observasi perilaku anak
tersebut pada kesehariannya, kebetulan dia berkediaman di sebelah rumah saya
(tetangga), sayangnya saya tidak dapat melakukan wawancara langsung dengan
orang tersebut di karenakan jika di ajak berkumunikasi dia tidak begitu faham,
selain itu cara berbicayanya tidak begitu jelas sehingga orang yang mendengar
tidak faham.

B. SARAN
Dengan adanya permasalahan ini orang tua harus lebih teliti dan mencerminkan
kehidupan yang baik dan memberi perhatian yang penuh terhadap anak agar
terciptanya lingkungan dan pribadi anak menjadi aktif dalam kehidupanya baik dalam
keseharian nya ataupun hubungan sosialnya.

ix

Anda mungkin juga menyukai