Anda di halaman 1dari 110

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING

DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA


DIDIK PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK
DI MTsN 3 KOTA PALU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana pada Program


Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu

Oleh :

KIKIANA
NIM. 17.1.01.0013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU
2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini

menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika di

kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat

oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi yang diperoleh karenanya

batal demi hukum.

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning

dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Akidah

Akhlak di MTsN 3 Kota Palu” oleh Kikiana Nim 171010013, Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu. Setelah dengan seksama meneliti dan

mengoreksi skripsi yang bersangkutan, maka masing-masing pembimbing

memandang bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat ilmiah untuk

diujiankan.

iii
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi saudari Kikiana, Nim:17.1.01.0013, dengan judul “Penggunaan

Media Pembelajaran E-Learing dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta

Didik pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTsN 3 Kota Palu” yang telah

diujikan dihadapan dewan penguji Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Palu pada tanggal 27 Juli 2021 M yang bertepatan

pada tanggal 17 Dzulhijah 1443 H. Dipandang bahwa skripsi tersebut telah

memenuhi kriteria penulisan karya ilmiah dan dapat diterima sebagai persyaratan

guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan

Agama Islam dengan beberapa perbaikan.

iv
KATA PENGANTAR

‫ـــــاء‬
ِ َ‫ف األ َ ًْبِي‬ َ ‫علَـى أ َ ْش‬
ِ ‫ـــــس‬ َ ‫ســــالَ ُم‬ َّ ‫ وال‬, َ‫ب ْالعـَـــا لَ ِوــــيْي‬
َّ ‫صالَة ُ َوال‬ ِ ّ ‫ال َح ْود ُ ِللّـــ ِه َز‬
َ ‫علَى آ ِلــ ِه َو‬
ُ ‫ أ ّهـــــابَ ْعــــــد‬, َ‫صحْ ـ ِب ِه اَجْ َو ِعـــــــيْي‬ َ ‫س ِيّ ِد ًا َ ُه َح َّو ٍد َو‬
َ َ‫س ِلــيْي‬
َ ‫وال ُو ْس‬ْ
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah

memberikan nikmat dan hidayahnya berupa kesehatan dan kesempatan sehingga

penulis dapat menulis skripsi yang berjudul “ Penggunaan Media Pembelajaran

E-Learning dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik pada Mata

Pelajaran Akidah Akhlak di MTsN 3 Kota Palu”.

Shalawat serta salam penulis kirimkan kepada baginda rasulullah

Muhammad saw yang telah membimbing umat dari masa jahiliyyah menuju masa

yang penuh dengan cahaya ilmu pengetahuan seperti apa yang kita rasakan hingga

saat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan bimbingan dan

kritikan yang bersifat membangun dari pada pembaca.

Dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan banyak terimah kasih

yang sebesar – sebesarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta ayah handa Firman Djamarudin (Almarhum)

dan Ibunda Rosiana dengan susah payah mengasuh dan membesarkan

penulis, sehingga bisa melangkah sejauh ini. Tidak lupa seluruh keluarga

yang senantiasa mendukung untuk menyelesikan studi di bangku

perkuliahan.

v
2. Bapak Prof. Dr. H. Sagaf S. Pettalongi, M.Pd selaku Rektor Universitas

Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu.

3. Bapak Dr. Hamlan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Bapak

Drs. Syahril, M.A selaku Wadek I, Ibu Dr. Hj. Adawiyah Pettalongi,

M.Pd selaku Wadek II, dan Bapak Dr. Rusdin, M.Pd Selaku Wadek III

yang telah mengarahkan penulis dalam menempuh perkuliahan di

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

Datokarama Palu..

4. Bapak Sjakir Lobud, S.Ag, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan

Agama Islam, dan sekretaris bapak Suharnis, S.Ag M.Ag. yang telah

mengarahkan penulis yakni memberikan motivasi dan dukungan serta

telah meluangkan waktu dan pemikirannya kepada penulis sejak awal

kuliah sampai menyelesaikan Skripsi.

5. Bapak Dr. Askar, M.Pd selaku dosen penasehat akademik penulis yang

selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan

perkuliahan di Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu.

6. Ibu Supiani, S.Ag selaku kepala perpustakaan yang mengijinkan penulis

mencari referensi terkait judul skripsi.

7. Ibu Dr. Hj. Adawiyah Pettalongi, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu

Zaitun, S.Pd M.Pd.I selaku pembimbing II yang selalu membimbing dan

mengarahkan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan Skripsi.

vi
8. Bapak/Ibu Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, terkhusus

untuk bapak/ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

yang berkat ilmu yang diajarkan telah membuka wawasan berpikir dan

cakrawala pengetahuan, sehingga menjadikan landasan yang kokoh bagi

penulis dalam mengembangkan keilmuan pada masa yang akan datang.

9. Ibu Hj. Munira, S.Ag selaku Kepala Sekolah MTsN 3 Kota Palu yang

telah memberi izin dan menerima penulis meneliti di MTsN 3 Kota Palu.

10. Saudara kandung penulis, Adam, S.Pd yang telah memberikan dukungan,

motivasi serta membiayai penulis selama Perkuliahan.

11. Seluruh teman-teman PAI 1 selalu memotivasi penulis untuk bisa

menyelasaikan skripsi penulis.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. … i


PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
ABSTRAK ....................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................... 5
D. Penegasan Istilah/Definisi Operasional................................................... 6
E. Garis-Garis Besar Isi ............................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 11
B. Kajian Teori ........................................................................................... 13
1. Media Pembelajaran ............................................................................ 13
2. E-Learning .......................................................................................... 14
3. Minat Belajar Peserta Didik ................................................................ 24
4. Mata Pelajaran Akidah Akhlak ........................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 30
B. Lokasi Penelitian .................................................................................... 31
C. Kehadiran Penelitian ............................................................................... 32
D. Data dan Sumber Data ............................................................................ 32
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 35
G. Pengecekan Keabsahan Data................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum MTsN 3 Kota Palu .................................................. 38
B. Penerapan Media Pembelajaran E-Learning dalam proses pembelajaran
Akidah Akhlak di MTsN 3 Kota Palu ..................................................... 45

viii
C. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung penggunaan media
pembelajaran E-Learning terhadap Minat Belajar Peserta Didik pada
mata pelajaran Akidah Akhlak di MTsN 3 Kota Palu............................ 53

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 62
B. Implikasi Penelitian................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ix
DAFTAR TABEL

1. Daftar Kepemimpinan MTsN 3 Kota Palu...................................................... 40


2. Data Pegawai Urusan Tata Usaha di MTsN 3 Kota Palu 2020/2021 ............. 42
3. Data Keadaan Guru MTsN 3 Kota Palu 2020/2021........................................ 43
4. Data Pimpinan Madrasah MTsN 3 Kota Palu 2020/2021 ............................... 44
5. Data Jumlah Peserta Didik dan Kelas MTsN 3 Kota Palu 2020/2021 ............ 44
6. Data Sarana dan Prasarana MTsN 3 Kota Palu 2020/2021............................. 45

x
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pengajuan Judul Skripsi ..................................................................... 67


2. Surat Penetapan Pembimbing Skripsi .......................................................... 68
3. Undangan Ujian Seminar Proposal Skripsi.................................................. 69
4. Daftar Hadir Ujian Proposal Skripsi ............................................................ 70
5. Surat Izin Penelitian Penyusunan Skripsi .................................................... 71
6. Surat Keterangan Penyelesaian Penelitian ................................................... 72
7. Kartu Seminar Proposal Skripsi ................................................................... 73
8. Daftar Informan Penelitian........................................................................... 74
9. Surat Penetapan Tim Penguji Skripsi ......................................................... 75
10. Undangan Ujian Skripsi ............................................................................... 76
11. Pedoman Wawancara ................................................................................... 77
12. Website E-Learning .................................................................................... 81
13. Buku Konsultasi Pembimbingan Skripsi ..................................................... 91
14. Dokumentasi ................................................................................................ 94
15. Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. 96

xi
ABSTRAK

Nama Penulis : Kikiana


Nim : 17.10.1.0013
Judul Skripsi : Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning dalam
Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak di MTsN 3 Kota Palu.

Skripsi ini berkenaan dengan Penggunaan Media Pembelajaran


E-Learning dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak di MTsN 3 Kota Palu dan masalah yang ada dalam
penelitian ini yaitu bagaiman cara penggunakan media pembelajaran berbasis
Website E-Learning dan apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
penggunaan media pembelajaran Website E-Learning di MTsN 3 Kota Palu.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Teknik pengumpulan data
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun tehnik penelitian analisis
data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media pembelajaran
E-Learning berjalan dengan semestinya pada masa pandemi covid 19, sistem
E-Learning yang digunakan terus diperbaharui. Jika diliat dari implementasinya
pada pembelajaran akidah akhlak terlaksana sebagaimana seharusnya. Kemudian,
sulitnya guru untuk mentransfer ilmu pengetahuan karena pembelajaran secara
daring atau online. Adapun faktor penghambat pada peserta didik yaitu
ketidaksediaan alat seperti handphone untuk pembelajaran E-Learning, jaringan
data, serta sulitnya untuk faham pada pelajaran yang ada. Dan sebagai faktor
pendukung tersedianya fasilitas pembelajaran di sekolah seperti wifi, laptop.
Kemudian materi pembelajaran maupun tugas printout yang disediakan oleh guru
bagi peserta didik yang tidak memiliki fasilitas untuk mengakses E-Learning.
Kesimpulan yang diperoleh diharapkan guru sebagai pendidik di MTsN 3
Kota Palu agar lebih kreatif dalam mengembangkan kemampuan peserta didik
walaupun menerapkan pembelajaran secara online atau daring menggunakan
media E-Learning.

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi seperti ini, manusia dituntut untuk dapat mengikuti

perkembangan zaman. Tidak dapat dipungkiri perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi saat ini sudah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan

besar bagi dunia pendidikan. Kehadiran teknologi modern tidak memberikan

pilihan lain kepada dunia pendidikan selain turut serta dalam memanfaatkannya.

Seiring dengan perkembangan teknologi metode pembelajaran juga

banyak mengalami perkembangan baik secara personal, media pembelajaran

maupun proses pembelajaran. Bentuk perkembangan teknologi seperti Komputer

dan internet adalah contoh sarana pembelajaran untuk memudahkan kegiatan

pembelajaran di sekolah.

Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak

yang harus dipenuhi sepanjang hayat. 1 Seseorang dikatakan terdidik apabila

mengalami pertumbuhan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan perilaku yang

lebih baik. Untuk mewujudkannya proses pembelajaran benar-benar harus

diperhatikan Kemampuan guru dalam menyampaikan pembelajaran merupakan

faktor yang menentukan tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran merupakan salah

satu upaya untuk meningkatkan efektivitas serta kualiatas proses

1
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan (Komponen MKDK), (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), 2.

1
2

pembelajaran. Pembelajaran dengan memanfaatkan media juga membuat materi

lebih menarik dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi. Serta

meningkatkan minat belajar peserta didik. Berbagai macam media pembelajaran

seperti buku, karton, majalah. Selain itu, sekarang sudah berkembang media

pembelajaaran audio, visual, audio visual maupun berbasis website yang

memanfaatkan internet.

Pemberian materi bahan ajar memegang peranan penting dalam menarik

minat belajar peseta didik dalam upaya meningkatkan kualitas belajarnya. Namun,

keterbatasan ruang dan waktu menjadi kendala utama bagi peningkatan kualitas

pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan sebuah model

pembelajaran yang inovatif bagi peserta didik. model pembelajaran memang

merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik. maka

dari itu pemilihan model pembelajaran menjadi sesuatu yang penting terhadap

peningkatan hasil belajar peserta didik di sekolah. Salah satu adalah media

pembelajaran E-learning.

Bentuk perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi yang

diterapkan dalam dunia pendidikan dikenal dengan nama E-Learning atau

pembelajaran secara elektronik. E-Learning juga dikenal dengan nama

pembelajaran jarak jauh. Yaitu sebuah sistem pembelajaran elektronik yang

berupa website yang bisa di akses dimana saja. Penggunaan media E-Learning,

dimana proses belajar tidak lagi hanya mendengarkan uraian materi dari guru

tetapi peserta didik juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,

mendemonstrasikan dan lain-lain. Materi bahan ajar yang dapat divisualisasikan


3

dalam berbagai format dan bentuk secara dinamais dan interaktif sehingga

menumbuhkan rasa ingin tau peserta didik. E-Learning adalah proses pendidikan

yang memanfaatkan fasilitas internet sebagai salah satu sarana dalam proses

pembelajran.

Pada mulanya E-Learning diciptakan untuk mempermudah pelaksanaan

distance learning atau pembelajaran jarak jauh. Pembalajaran jarak jauh adalah

suatu bentuk pembelajaran dimana peserta didik guru terpisah jarak dan waktu.

Bentuk pembelajaran ini pertama muncul di Amerika dan Eropa dari satu abad

yang lalu. Bukan hanya mengenai jarak dan waktu saja pembelajaran ini

diterapkan sebagai inovasi dari pembalajaran konvensional secara tatap muka,

akan tetapi IPTEK, kultur/budaya, letak geografis, dan adanya kesempatan belajar

juga menjadi alasan pembelajaran ini diterapkan.2

Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kota Palu merupakan salah satu sekolah

yang berada di Kota Palu Sulawesi Tengah yang sudah menerapakan

pembelajaran berbasis E-Learning. Akan tetapi, E-Learning baru diterapkan

ketika Covid-19 melanda Indonesia, yaitu pada bulan Maret 2020. Sebelumnya,

MTsN 3 Kota Palu masih memberlakukan pembelajaran konvensional, yaitu

pembelajaran yang penyampaian materinya diuraikan oleh guru dengan media

pembelajaran yang standar. Misalnya, poster, karton, soal (penugasan) kepada

peserta didik dengan materi yang disesuaikan.

2
Dian Wahyuningsi, Rahmat Makmur, E-Learning Teori dan Aplikasi, (Bandung:
Informatika Babdung, 2017), 4.
4

Media pembelajaran E-Learning yang digunakan di MTsN 3 Kota Palu

merupakan E-Learning berbasis website yang dapat di akses oleh guru dan peserta

didik dengan link yang sama didalamnya memuat segala sesuatu untuk proses

pembelajaran seperti materi, penugasan, pengumpulan tugas. Terdapat banyak

pilihan sub didalamnya seperti forum, kelas online (mata pelajaran), kelender,

tugas online, notifikasi, profil peserta didik, guru online, peserta didik online,

logout. Dan juga tersedia timeline, kompetensi, KKM, RPP, bahan ajar, absensi,

ujian CBT, tugas K13, tugas K14 serta nilai rapor.

Media pembelajaran E-Learning berbasis website sangat membantu dalam

proses pembelajaran online pada masa pendemi covid 19 seperti saat ini. Disisi

lain, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sudah cukup memadai seperti

jaringan internet, komputer dan fasilitas pendukung lainnya. Dengan adanya

media pembelajaran E-Learning ini, diharapkan akan membuat proses

pembelajaran menjadi lebih kondusif, meningkatkan minat peserta didik, serta

diharapkan dapat meningkatkan proses pembelajaran dan juga hasil belajar peserta

didik. Dan memunculkan keaktifan peserta didik yang disebabkan tantangan, serta

ketersedian materi untuk pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah Penulis tertarik untuk mengkaji

penggunaan media pembelajaran E-Learning yang telah diterapkan di MTsN 3

Kota Palu pada mata pelajaran Akidah Akhlak sebagai sumber belajar untuk

meningkatkan minat belajar peserta didik.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok

permasalahan dari skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Pembelajaran E-

Learning dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran

Akidah Akhlak di MTsN 3 Kota Palu”. Dengan demikian, dapat dirumuskan sub

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penggunaan media pembelajran E-Learning dalam proses

pembelajaran akidah akhlak di MTsN 3 Kota Palu ?

2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penggunaan

media pembelajaran E-Learning terhadap minat belajar peserta didik pada

mata pelajaran akidah akhlak di MTsN 3 Kota Palu ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran E-Learning dalam

proses pembelajaran akidah akhlak di MTsN 3 Kota Palu.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam

penggunaan media pembelajaran E-Learning terhadap minat belajar

peserta didik pada mata pelajaran akidah akhlak di MTsN 3 Kota Palu
6

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak :

a. Manfaat Ilmiah, yaitu sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan

wawasan ilmu pengetahuan khusunya yang menyangkut tentang

penggunaan media E-Learning terhadap minat belajar peserta didik pada

mata pelajaran akidah akhlak di MTsN 3 Kota Palu. Selain itu, peneliti

juga berharap dapat dijadikan sumber data informasi yang positif.

b. Manfaat praktis

1) Bagi guru akidah akhlak di MTsN 3 Kota Palu di harapkan dengan

penelitian ini dapat meningkatkan kreativitas guru dalam

pembelajaran sehingga dapat tercapainya tujuan sekolah

2) Bagi sekolah diharapkan dengan penilitian ini dapat mendorong

tercapainya tujuan sekolah dan pendidikan yang baik kepada peserta

didik.

D. Penegasan Istilah/Definisi Operasional

Sebelum melangkah lebih jauh, ada beberapa istilah atau kata yang

digunakan penulis dalam judul skripsi, ini perlu ditegaskankan maksudnya agar

pembaca tidak menimbulkan asumsi dan kekeliruan dalam memahami maksud

dari judul.
7

1. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan

untuk menyampaikan pesan pembelajaran.3 Sedangkan menurut Gagne

mengatakan bahwa media pembelajaran dinyatakan sebagai komponen sumber

belajar yang dapat merangsang peseta didik untuk belajar.4

2. E-Learning

E-Learning (Electronic Learning) adalah sebuah teknologi berbasis website

dalam dunia dunia pembelajaran untuk mendukung proses pendidikan. Secara

sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran yang dilakukan dengan

memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh

yang mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran

berbasis website.5

3. Minat Belajar

Secara bahasa, minat berarti perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas,

pelajaran atau objek itu berharga atau berarti bagi individu.6 Minat diartikan

sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang

studi atau pokok bahasa tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi

itu.7 Jadi, minat merupakan kecenderungan atau kesadaran peserta didik yang

sudah menetap dalam dirinya akan menyebabkan timbulnya rasa senang dalam

mempelajari materi yang diberikan.

3
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, (Yogyakarta: Kaukaba
Dipantara, 2013), 3.
4
Ibid., 138.
5
Rustam, Model-Model Pembelajaran, (Depok: Rajagrafindo Persada,2010), 335.
6
J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), 255.
7
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Grasindo, 1996), 188.
8

4. Peserta Didik

Peserta didik menurut ketentuan umum undang-undang RI No. 20 tentang

Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada

jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. 8 Peserta didik adalah orang orang

mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan

masa depan.

Peserta didik dalam pendangan Islam adalah manusia yang memeliki potensi

(fitrah) yang dapat dikembangkan lebih lanjut agar tumbuh dan berkembang

menjadi manusia dewasa yang berkepribadian muslim.9

5. Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Mata pelajaran adalah pelajaran yang harus diajarkan atau dipelajari untuk

sekolah dasar dan sekolah lanjutan. Mata pelajaran akidah akhlak adalah

memahami dan mengimani tentang suatu perbuatan. Perbuatan tersebut

merupakan hal yang baik dilakukan oleh manusia.

Pembelajaran akidah akhlak juga dapat memberikan pengalaman kepada

peserta didik untuk memahami dan mengimani Allah swt dalam perilaku akhlak

mulia dalam kehidupan sehari-hari.

8
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Undang-Undang Republik Indonesia No 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen & Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas, (Bandung: Pernama, 2006), 65.
9
Arifuddin M. Arif, Pendidikan dan Pembelajaran Agama Islam, (Palu Barat: EnDeCe
Press, 2014), 24.
9

Skripsi ini berfokus pada penggunaan media pembelajaran E-learning dalam

meningkatkan minat belajar peseta didik pada mata pelajaran akidah akhlak

melalui media pembelajarn E-learning berbasis website.

E. Garis-Garis Besar Isi

Gambaran awal isi skripsi ini, penulis perlu mengemukakan garis-garis

besar isi dari skripsi ini yang bertujuan agar menjadi informasi awal terhadap

masalah yang diteliti. Skripsi ini terdiri dari lima bab. Untuk mendapatkan

gambaran isi dari masing-masing bab, berikut akan di urai garis-garis besar isinya.

Bab pertama sebagai pendahuluan diuraikan beberapa hal yang terkait

dengan eksisitensi penelitian ini. Yaitu latar belakang masalah yang menguraikan

tentang penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian lapangan yang

menganalisis tentang penggunaan media pembelajaran E-learning dalam

meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran akidah akhlak di

MTsN 3 Kota Palu, penegasan istilah yang menguraikan istilah-istilah yang

penulis gunakan, serta garis-garis besar isi skripsi yang menguraikan gambaran

tentang isi dari skripsi penulis.

Bab kedua, kajian pustaka, membahas kajian-kajian teoritis yang menjadi

acuan dalam penelitian ini. Bab ini terdiri dari uraian tentang penggunaan media

pembelajaran E-learning dalam meningkatkan minat belajar peserta didik pada

mata pelajaran akidah akhlak.

Bab ketiga, metode penelitian, menjelaskan secara rinci kerangka kerja

metodologis yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian hingga penulisan


10

skripsi. Meliputi sub bab: jenis penelitian, kehadiran penelitian, sumber data,

teknik pengumpulan data, analisis data, dan pengecekan keabsahan data.

Bab keempat, Penulis menguraikan tentang hasil penelitian sesuai dengan

rumusan masalah yang ada.

Bab kelima, yang merupakan bab penutup dari isi skripsi ini, berisikan

beberapa kesimpulan yang tentunya senantiasa mengacu pada rumusan masalah

yang dikaji serta saran yang merupakan input dari Penulis yang berkaitan dengan

penggunaan media pembelajaran E-Learning dalam proses pembelajaran akidah

akhlak di MTsN 3 Kota Palu.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penilitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sangatlah penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

untuk mengetahui penelitian sebelumnya. Setelah peneliti mencari literature

penelitian terlebih dahulu yang memiliki tema relevan dengan penelitian ini di

jurnal, maka penulis menemukan hasil penelitian yang sama dengan penelitian

yang lain tetapi pokok pembahasan yang berbeda.

1. Skripsi yang disusun oleh mahasiswa Elektronika/ Pend. Teknik Informatika

Unversitas Negeri Yogyakarta atas Nama Shinta Kurnia Dewi Tahun 2011

yang berjudul Efektivitas E-Learning sebagai Media Pembelajaran Mata

Pelajaran TIK Kelas XI di SMA Negeri 1 Depok hasil penelitian

menunjukan bahwa dalam E-learning sebagai media pembelajaran memiliki

dampak yang positif terhadap prestasi belajar peserta didik. Hal ini

disebabkan karena peserta didik pada kelompok E-learning lebih

termotivasi untuk belajar, peserta didik merasa lebih mudah untuk

memahami materi yang ada dan peserta didik mampu belajar mandiri.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa pembelajaran dengan E-learning sebagai

media pembelajaran lebih efektif diterapkan dari pada metode konvensional

pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Depok.

2. Jurnal yang disusun oleh mahasiswa Pascasarjana UIN Malang atas nama

Shobich Ulil Albab yang berjudul Analisis Kendala Pembelajaran E-Learning

pada Era Disrupsi di SMK Terpadu Al-Islahiyah Singosari Malang, Volume 2,

11
12

Nomer 1, Januari 2020 bahwa kendala-kendala pendidikan di era disrupsi

dengan alternatif pembelajaran onlien/daring (E-Learning) tidak dapat

dihindarkan karena kendala yang terjadi sebab utamanya berasal dari teknis,

kendala-kendala tersebut berupa koneksi internet, kuota yang dimiliki,

perangkat yang digunakan, serta pemahaman materi dari akunnya. Hal

tersebut memang umumnya menjadi kendala dalam proses pembelajaran

daring di SMK Terpadu Al-Ishlahiyah.

3. Jurnal yang oleh mahasiswa Fakultas Tarbiah dan Keguruan UIN Alaudin

Makassar atas nama Andi Achru P, yang berjudul Pengembangan Minat

Belajar Dalam Pembelajaran, Vol 3, No 2, 2019 Minat adalah suatu

pemusatan perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan, kesenangan,

kecenderungan hati, keinginan yang tidak disengaja yang sifatnya aktif

untuk menerima sesuatu dari luar (lingkungan). Bila dihubungkan dengan

proses belajar, maka minat dapat diartikan sebagai keseluruhan daya

penggerak untuk melakukan kegiatan belajar.

Dari hasil penelitian yang penulis sebutkan diatas, terdapat perbedaan

dengan penelitian yang penulis lakukan. Untuk lebih jauh, penulis meneliti lebih

kepada Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning dalam Meningkatkan Minat

Belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MtsN 3 Kota Palu.
13

B. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran

Pengertian kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium

dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari

pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi,

yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju konikan.10 Jadi, dapat

dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses

pembelajaran memiliki lima komponen komunikasi yaitu guru, bahan ajar, media

pembelajaran, peserta didik dan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan

pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan

peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai belajar.11

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang tidak dapat

berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dengan kompenen lainnya dalam rangka

menciptakan situasi belajar yang dapat diharapkan. Tanpa media, maka proses

pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Keefektifan proses pembelajaran akan

terjadi apabila ada komunikasi antara sumber pesan atau guru dengan peseta

didik.

Media merupakan sarana untuk menuju kesuatu tujuan pembelajaran. Di

dalamnya terdapat informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain.

Informasi didapatkan dari buku-buku, rekaman, internet, film, dsb.

10
Kemp, J.E, dan Dauton, D.K, Planing and Producing Insrunctional Media (New York:
Harper dan Row, 2001), 28.
11
Arief S. Sadirman, Et, Al, Media Pembelajaran Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2011), 7.
14

Media pembelajaran juga dapat memanfaatkan internet sebagai media

utamanya, seperti pada masa pandemi Covid 19 pada saat ini. Internet menjadi

pilihan salah satunya, dapat melalui aplikasi, link, maupun website, yang bisa

diakses kapan dan dimana saja. Dalam lingkungan pembelajaran online interaksi

terjadi tanpa harus bertatap muka. Lingkungan ini membawa konsekuensi

hilangnya interaksi budaya dalam tatap muka pembelajaran konvesional. Namun

demikian, melalui bantuan teknologi terciptalah lingkungan belajar yang

bermakna.

2. E-Learning

a. Pengertian E-Learning

E-Learning terdiri dari huruf “E” yang merupakan singkatan dari

elektronik dan kata learning yang berarti pembelajaran.12 Dengan demikian,

E-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan bantuan

perangkat elekrtonik dan jaringan internet.

E-learning merupakan salah satu media pembelajaran yang efektif yang

mampu menjangkau tempat yang sanagat luas.13 Untuk mengakses materi

pembelajaran pada E-learning diperlukan komputer/telefon genggam dengan

jaringan internet. Materi pembelajaran selalu ada kapanpun dan dimanapun

dibutuhkan, sehingga dapat mengatasi kendala jarak ruang dan waktu. Peserta

didik juga bebas mengakses bahan pembelajaran E-learning dimana saja ia suka.

Dengan sistem semacam ini, diharapkan bahwa minat belajar peseta didik lebih

meningkat.
12
Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi dan Komunikasi (Bandung:
Alfabeta, 2009), 169.
13
Ibid., 170.
15

E-learning termaksud media pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

dengan ini, peserta didik dituntut untuk mandiri dan bertanggung jawab terhadap

proses pembelajarannya. Sebab ia dapat belajar dimana saja, kapan saja.

E-learning adalah segala pemanfaatan atau penggunaan teknologi internet dan

web untuk mencipkatan pengalaman belajar. E-learning dapat dipandang sebagai

suatu pendekatan yang inovatif untuk dijadikan sebuah desain media penyampaian

yang baik, berpusat pada pengguna, interaktif dan sebagai lingkungan belajar

yang memiliki berbagai kemudahan bagi siapa saja, dimana saja dan kapan saja.

Dengan memanfaatkan berbagai atribut dan sumber teknologi digital dengan

bentuk lain dari materi dan bahan pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan pada

suatu lingkungan belajar yang terbuk, fleksibel dan terdistribusi.14

E-learning menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat

dengan tujuan meningkatkan efesiensi, efektifitas, transparansi, akuntabilitas, dan

kenyamanan belajar dengan obyeknya adalah layanan pembelajaran yang lebih

baik, menarik, interaktif, dan atraktif. Hasil akhir yang diharapkan adalah

meningkatnya minat belajar dan prestasi belajar maupun kecakapan akademik

peserta didik.

E-learning adalah proses dan kegiatan penerapan pembelajaran berbasis

web (web-based learning), pembelajaran berbasis komputer (computer based

learning), kelas virtual (virtual classrooms), dan/atau kelas digital (digital

classroom). Materi-materi dalam kegiatan pembelajaran elektronik tersebut

14
Ibid., 175.
16

kebanyakan dihantarkan melalui media internet, intranet, tape video atau audio,

penyiaran melalui satelit, televisi interaktif serta CD-ROM.15

Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari

pendidik dan pembelajarannya menngunakan berbagai sumber belajar melalui

teknologi komunikasi, informasi, dan media lainnya. 16 Pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar.17

Jadi, penulis menyimpulkan bahwa E-learning adalah suatu pembelajaran

yang memanfaatkan internet dengan menggunakan laptop, komputer, telefon

genggam yang memiliki akses jaringan internet. Berupa halaman Website yang

bisa diakses oleh peserta didik. Agar terjadinya proses interaksi antara peserta

didik dan guru.

Pada dasarnya menuntut ilmu wajib bagi setiap manusia. Karena manusia

dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan tidak berilmu. Oleh karena itu, walaupun

pada masa covid 19 seperti saat ini guru dan peserta didik tetap melakukan proses

pembelajaran, Walaupun pembelajaran secara online atau daring. Karena orang-

orang yang menuntut ilmu ditinggikan derajatnya.

15
Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru (Jakarta: Penerbit Rajawali
Pers, 2012), 263.
16
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan
Nasional (Jakarta: PT. Kloang Klede Putra Timur, 2003), 2.
17
Ibid., 2.
17

Sesuai dengan Firman Allah swt dalam Q.S Al-Mujadillah/58 :11

‫ٱّللُ لَ ُك ۡن‬
َّ ِ‫سح‬ َ ‫س ُحىاْ فِي ۡٱل َو َٰ َج ِل ِس فَ ۡٱف‬
َ ‫س ُحىاْ يَ ۡف‬ َّ َ‫َٰ َٰٓيَأَيُّ َها ٱلَّرِييَ َءا َهٌُ َٰٓىاْ ِإذَا قِي َل لَ ُك ۡن تَف‬
‫ٱّلل ُ ٱلَّرِييَ َءا َهٌُىاْ ِهٌ ُك ۡن َوٱلَّرِييَ أُوتُىاْ ۡٱل ِع ۡل َن‬
َّ ِ‫ش ُزواْ يَ ۡسفَع‬ ُ ً‫ش ُزواْ فَٱ‬ ُ ً‫َو ِإذَا قِي َل ٱ‬
١١ ‫يس‬ٞ ِ‫ٱّللُ بِ َوا ت َعۡ َولُىىَ َخب‬ َّ ‫دَ َز َٰ َج ٖۚت َو‬
Terjemahnya:
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.18

b. Syarat Pelaksanaan E-learning

Konsep pembelajaran dengan menggunakan Komputer dan Jaringan

memungkinkan proses pengembangan pengetahuan tidak hanya terjadi di dalam

ruangan kelas saja dimana guru secara terpusat memberikan pelajaran secara

searah, tetapi dengan bantuan peralatan komputer dan jaringan, para peserta didik

dapat secara aktif dilibatkan dalam proses pembelajaran.

Pada dasarnya E-learning telah mulai diterapkan sejak tahun 1970-an.

Secara umum terdapat beberapa hal penting sebagai persyaratan pelaksanaan

E-learning, yaitu:

1) Kegiatan proses pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan.


2) Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta didik
apabila mengalami kesulitan belajar.
3) Adanya lembaga penyelenggara/pengelola E-learning.
4) Adanya sikap positif dari peserta didik dan tenaga guru terhadap teknologi
komputer dan internet.
5) Tersedianya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui
oleh setiap peserta didik.

18
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV
Penerbit J-ART, 2005), 543.
18

6) Adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan belajar peserta didik dan


mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga
penyelenggaraan.19

Meningkatkan pemahaman materi pembelajaran kepada peserta didik

dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi serta media

komunikasi lainnya secara efektif dan efesien. Dan untuk mendukung proses

pembelajaran bagi peserta didik dan guru dengan meminimalkan kendala waktu,

jarak dan ruang serta meningkatkan mutu pembelajaran. Mereka bisa terus

berkomunikasi dengan sesamanya kapan dan dimana saja dengan cara akses ke

sistem yang tersedia secara online. 20

c. Model Pelaksanaan E-Learning

E-Learning memungkinkan pembelajaran tidak hanya berlangsung secara

formal dikelas, tetapi dengan bantuan peralatan komputer dan jaringan, para siswa

dapat secara aktif dilibatkan dalam proses belajarmengajar, dalam suatu bentuk

sistem pembelajaran jarak jauh tanpa terkendala oleh kondisi geografis, ruang dan

waktu.

Model Penyelenggaraan E-learning dapat diklasifikasikan menjadi tiga

bentuk atau model, yaitu : 21

19
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (PT. Bumi Aksara, 2012), 212
20
Rabiah Adawi, “Pembelajaran Berbasis E-Learning” Universitas Negeri Medan no.7
(2012): 4.
21
Dewi Salma Prawaladiga, dkk. Mozaik Teknologi Pendidikan E-learning. (Jakarta:
Prandamedia Group, 2013), 37.
19

a. Model Adjunct.

Dalam model ini E-learning digunakan untuk menunjang sistem

pembelajaran tatap muka di kelas. Model ini dapat dikatakan sebagai

model tradisional plus karena keberadaan E-learning hanya sebagai

pengayaan atau tambahan saja. Contoh untuk menunjang pembelajaran

dikelas, seorang guru/dosen menugaskan mahasiswanya untuk mencari

informasi dari internet.

b. Model Mixed/Blended.

Model ini menempatkan E-learning menjadi bagian tidak

terpisahkan dari pembelajaran. Misalnya pembelajaran teori dilaksanakan

secara daring (dalam jaringan), sedangkan pembelajaran praktik

dilaksanakan secara tatap muka.

c. Model Daring Penuh/Fully Online.

Dalam model ini semua proses pembelajaran mulai dari

penyampaian bahan belajar, interaksi pembelajaran, dan evaluasi

pembelajaran terjadi secara online. Contohnya bahan ajar berupa video di

sream via internet, atau pembelajaran ditautkan (linked) melalui hyperlink

ke sumber lain yang berupa teks atau gambar.

Hasil dari proses pembelajaran, datanya dapat disimpan dalam bentuk

database, yang bisa dimanfaatkan untuk mengulang kembali proses pembelajaran

yang lalu sebagai rujukan, sehingga bisa dihasilkan materi pelajaran yang lebih

baik lagi. Perkembangan E-Learning, website merupakan salah satu teknologi


20

internet yang telah berkembang sejak lama dan yang paling umum dipakai dalam

pelaksanaan pendidikan dan latihan jarak jauh (E-Learning).

d. Hambatan Pelaksanaan E-learning

Tantangan dunia pendidikan saat ini adalah beralihnya pembelajaran yang

bersifat klasik menjadi pembelajaran yang bersifat komputer, hal ini sering kali

menuntut komponen-komponen dalam pendidikan untuk maju mengikuti zaman.

Guru dituntut untuk menguasi komputerisasi yang dengan mengikuti

perkembangan zaman. disisi lain peserta didik juga harus mengikuti

perkembangan zaman yang serba modern.22

Salah satu latar belakang mengapa kesiapan adaptasi dan implementasi

E-learning menjadi perlu karena adanya hambatan dalam mengimplementasi

metode ini. Terdapat tujuh rintangan dalam adaptasi dan implementasi E-learning:

a. Rintangan personal (Personal Barrier), termasuk masalah manajemen


waktu, masalah pada segi faktor dan sikap terhadap E-learning.
b. Rintangan gaya belajar (Learning Style), termasuk preferensi belajar.
c. Rintangan situasional, termasuk durasi belajar dan gangguan dalam
belajar.
d. Rintangan organisasi, termasuk masalah kultur organisasi, kurangnya
waktu untuk studi, hambatan interpersonal, ketersediaan mata pelajaran
online yang terbatas, masalah dalam registrasi, kurangnya awareness dan
kegagalan untuk melibatkan karyawan dalam perencanaan atau
pengambilan keputusan.
e. Rintangan teknologi, termasuk kualitas Learning Management System
(LMS), masalah konektifitas, kurangnya pelatihan, masalah navigasi,
keterbatasan dukungan teknis, kehilangan data dan ketidak mampuan
mentransfer data.
f. Rintangan Konten E-learning, termasuk ekspektasi pelajar terhadap
pelajaran, relevansi pelajar, konten yang tidak spesifik terhadap peserta,
kualitas konten yang tidak baik dan faktor penilaian/evaluasi yang tidak
baik.

22
Shobich Ulil Albab, “Analisis Kendala Pembelajaran E-learning Pada Era Disrupsi di
SMK Terpadu Al-Islahiyah Singosari Malang” 2, no 1 (2020), 5.
21

g. Hambatan instruksional, termasuk kurangnya progres dan umpan balik,


terbatasnya keterlibatan pelajar, desain instruksional yang terbatas, bahan
referensi yang terbatas, masalah akses dan navigasi, penggunaan
multimedia yang terbatas, instruksi yang tidak konsisten, informasi yang
berlebihan, kurangnya kehadiran instruktur/interaksi dan koordinasi yang
kurang baik.23

Kesiapan lembaga pendidikan dalam menghadapai sistem pembelajaran

berbasis online atau E-Learning yang mengharuskan mau atau tidak mau lembaga

tersebut harus menerapkan sistem pembelajaran berbasis E-Learning ketika

mengalami situasi dan kondisi seperti saat ini, karena itu bersifat tuntutan zaman.

Karena peserta didik dari berbagai daerah, maka hal uatama terkait kendala dalam

pembelajaran online yaitu koneksi internet. Jika diamati maka bisa dikatakan

bahwasanya setiap peserta didik menggunakan provider yang berbeda-beda.

Paket Internet atau Kuota. Tidak semua peserta didik mempunayi paket

kuota, hal tersebut menjadi kendala bagi peserta didik dalam proses pembelajaran

online. Serta sebagian keluarga peserta didik dari golongan menegah kebawah.

Jadi paket kuota merupakan kendala yang dihapapi oleh sebagian peserta didik

dalam proses pembelajaran online (E-Learning).

Perangkat yang tidak memadai. Disamping akses internet yang sering

lambat dan paket kuota yang sebagian peserta didik tidak punya. Salah satunya

laptop yang perangkat wifi yang rusak. Smartphone yang tergolong jadul,

mungkin sudah berbasis android, akan tetapi jika perangkat lawas terkadang

mempengaruhi koneksi internet. Serta ketika waktu membuka Website E-Learning

sering didapati error. Kendala pemahaman materi. Jika pembelajaran online

23
Penina Mungania. The Seven E-learning Barriers Facing Employees. ( research final
report of the masie center of e-learning consortium, universitas of louisville. USA, 2003).
22

berbasis paper/teks maka peserta didik disuguhkan dengan materi yang telah

disediakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Akan tetapi, terdapat

sebagian peserta didik yang mengeluhkan akan pemahaman yang sering kali

belum dimengerti. Karena peserta didik tersebut berpendapat bahwa pengajaran

guru lebih mudah dipahami dari pada membacanya sendiri.

Kendala materi, Mungkin kendala ini sering dijumpai oleh guru yang

membuiat soal, khususnya soal-soal yang berkaitan dengan rumus-rumus.

Terkadang soal atau materi menjadi tidak beraturan ketika sudah dipaparkan di

website E-Learning akan menyulitkan peseta didik.24

e. Kelebihan dan Kekurangan E-learning

Sebagaimana media pembelajaran pada umumnya, media pembelajaran

berbasis E-learning pun memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. Yaitu:

a. Kelebihan

Beberapa keuntungan dari proses E-Learning adalah ekonomis, mudah

diakses,efisien,interaktif dan kolaboratif, konsisten, fleksibel, kreatif dan mandiri.

E-Learning dapat diterima dan diadopsi dengan cepat karena pengguna

termotivasi dengan keuntungannya. Adapun kelebihan yang ditawarkan

E-Learning antara lain :

1. Biaya Kelebihan pertama E-Learning adalah mampu mengurangi biaya


pelatihan. Organisasi perusahaan atau pendidikan dapat menghemat
biaya karena tidak perlu mengeluarkan dana untuk peralatan kelas seperti
penyediaan papan tulis, proyektor dan alat tulis.
2. Fleksibilitas Waktu, E-Learning membuat peserta didik dapat
menyesuaikan waktu belajar, karena dapat mengakses pelajaran di
Internet kapanpun sesuai dengan waktu yang diinginkan.

24
Shobich Ulil Albab, “Analisis Kendala Pembelajaran E-learning Pada Era Disrupsi di
SMK Terpadu Al-Islahiyah Singosari Malang” 55.
23

3. Fleksibilitas Tempat, Adanya E-Learning membuat pesera didik dapat


mengakses materi pelajaran dimana saja, selama komputer terhubung
dengan jaringan Internet.
4. Fleksibilitas kecepatan, pembelajaran E-Learning dapat disesuaikan
dengan kecepatan belajar masing-masing peserta didik.
5. Efektivitas pengajaran E-Learning merupakan teknologi baru, oleh
karena itu pesera didik tertarik untuk mencobanya.
6. Ketersediaan On-demand E-Learning dapat sewaktu-waktu diakses dari
berbagai tempat yang terjangkau Internet, maka dapat dianggap sebagai
“buku saku” yang membantu menyelesaikan tugas atau pekerjaan setiap
saat.25

Keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan belajar melalui

E-Learning bukan saja dikarenakan apa yang dikomunikasikan, tetapi lebih pada

bagaimana cara mengkomunikasikannya.

b. Kekurangan

Aplikasi pendukung E-learning berbasis website salah satunya adalah

google, google termaksud dalam mesin pencari/search engine yang paling

digunakan oleh user. Namun, setiap metedo pasti memiliki Kekurangan antara

lain:

1. Penggunaan E-Learning sebagai pembelajaran jarak jauh, membuat


peserta didik dan pengajar/guru terpisah secara fisik, demikian juga
antara peserta didik satu dengan lainnya. Keterpisahan secara fisik ini
bisa mengurangi atau bahkan meniadakan interaksi secara langsung
antara pengajar dan peserta didik. Interaksi ini juga dikhawatirkan bisa
menghambat pembentukan sikap, nilai moral, atau sosial dalam proses
pembelajaran sehingga tidak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Teknologi merupakan bagian penting dari pendidikan, namun jika lebih
terfokus pada aspek teknologinya dan bukan pada aspek pendidikannya
maka ada kecenderungan lebih memperhatikan aspek teknis atau aspek
bisni dan mengabaikan aspek pendidikan untuk mengubah kemampuan
akademik, perilaku, sikap, sosial atau keterampilan peserta didik.
3. Proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan dan pendidikan yang
lebih menekankan aspek pengetahuan atau psikomotor dan kurang
memperhatikan aspek afektif.

25
La Hadisi, Wa Muna “Pengelolaan Teknologi Informasi Dalam Menciptakan Model
Inovasi Pembelajaran (E-Learning) 8, no 1 (2015) 130.
24

4. Guru dituntut mengetahui dan menguasai strategi, metode atau teknik


pembelajaran berbasis TIK. Jika tidak mampu menguasai, maka proses
transfer ilmu pengetahuan atau informasi jadi terhambat dan bahkan bisa
menggagalkan proses pembelajaran.
5. Proses pembelajaran melalui E-Learning menggunakan layanan internet
yang menuntut peserta didik untuk belajar mandiri tanpa
menggantungkan diri pada pengajar. Jika peserta didik tidak mampu
belajar mandiri dan motivasi belajarnya rendah, maka ia akan sulit
mencapai tujuan pembelajaran.
6. Kelemahan secara teknis yaitu tidak semua peserta didik dapat
memanfaatkan fasilitas internet karena tidak tersedia atau kurangnya
komputer yang terhubung dengan internet.
7. Kurangnya keterampilan mengoperasikan komputer dan internet secara
lebih optimal.26

Peserta didik merupakan subyek dalam pembelajaran yang senantiasa

mengembangkan potensinya kearah positif. Dengan segala kendala yang ada,

peserta didik maupun guru dituntut untuk bisa menggunakan E-Learning.

Karakteristik negatif diantaranya memiliki sikap Egosentri atau berpusat pada diri

sendiri, tidak serius, interaksi dilakukan lebih banyak menggunakan gadget, dan

tidak memiliki komitmen yang tinggi. Namun, peserta didik ini juga memiliki

karakteristik positif yaitu kreativitas yang tinggi dan selalu ingin tampil berbeda,

serta peka terhadap perubahan yang terjadi.

3. Minat Belajar Peserta Didik

1. Pengertian Minat Belajar

Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan. Jadi minat

ialah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan

penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungannya.27

26
Pusvyta Sari, “Memotivasi Belajar Dengan Menggunakan E-Learning” Ummul Qura 4,
no 2 (2015) 29.
27
Agus Sujanto, Psikologi Umum (Jakarta: Bumi Aksara. 2001), 92.
25

minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Berdasarkan definisi-definisi di atas, bisa di

simpulkan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada

diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Sedangkan dalam

pengertian lainnya minat adalah

Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenal beberapa


kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus
yang disertai dengan rasa senang. Jadi, berbeda dengan perhatian, karena
perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum
tentu di ikuti dengan perasaan senang dan situ diperoleh kesenangan.28

Belajar adalah “suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. 29

Peningkatan kebutuhan tersebut mendorong muculnya berbagai inovasi yang

memudahkan manusia dalam belajar. Inovasi dalam bidang pendidikan dalam

pembelajaran di era ini telah banyak melibatkan teknologi elektronik dalam

bentuk media dan metode.

pembelajaran di era digital ini harus mengupayakan penyebaran informasi

secara luas dan cepat, sehingga pesan-pesan pembelajaran dapat diperoleh dengan

cepat dan akurat. Inilah yang seharusnya menjadi kekuatan dari media

pembelajaran saat ini. Karena dengan cara itulah peserta didik dapat saling

terkoneksi dan belajar berbagai hal yang diinginkannya menurut bakat, minat, dan

kecepatan belajarnya sendiri.

28
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta, PT Rineka Cipta,
2003), 57.
29
Aunuruhman, Belajar Dan Pembelajaran, (Bandung: PT Alfabela, 2009), 35.
26

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Dalam belajar diperlukan berbagai faktor, sehingga kadang-kadang bila

faktor itu tidak ada, dapat menyebabkan minat untuk belajar bagi peserta didik

akan berkurang, bahakan menjadi hilang sama sekali.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi minat dalam belajar adalah

sebagai berikut:

a. Faktor-faktor internal

1. Faktor biologis Yang termasuk dalam kategori faktor biologis yaitu Faktor

kesehatan: Faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena

apabila seorang peserta didik kesehatannya terganggu maka peserta didik

tersebut tidak punya semangat dalam belajar, jika seperti itu berarti minat

peserta didik untuk belajar juga akan berkurang. 30

2. Faktor psikologi Ada banyak faktor psikologi, namun disini peneliti hanya

mengambil beberapa saja diantaranya:

a) Bakat adalah kemampuan potensional yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat memang

besar pengaruhnya terhadap belajar, jika bahan pelajaran yang akan

dipelajari itu sesuai dengan bakat maka peserta didik akan berminat

terhadap pelajaran tersebut.

b) Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar, mengingat

bahwa intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi

30
http://grahacedikia.Wordpress.com/23/01/2021.
27

yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan

konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat.31

b. Faktor-faktor eksternal

1. Faktor keluarga, adalah ayah, ibu, anak-anak serta keluarga yang

menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat sangat besar

pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar.32

2. Faktor Sekolah, Faktor sekolah memang besar pengaruhnya terhadap

minat belajar peserta didik, adapun komponen yang termasuk dalam

faktor sekolah yaitu metode pembelajaran dan kurikulum.

3. Faktor Masyarakat, dalam kegiatan ini sangat baik untuk diikuti peserta

didik, karena termasuk kegiatan ekstra sekolah dan baik untuk

menambah ilmu dan pengetahuan peserta didik.

Dalam kegiatan dimasyarakat teman bergaul peserta didik sangat

berpengaruh, untuk itu lingkungan sekitar itu baik agar dapat memberikan

pengaruh yang positif terhadap peserta didik tersebut akan terdorong dan

bersemangat untuk belajar.

31
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2003), 57.
32
Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 59.
28

4. Mata Pelajaran Akidah Akhlak

1. Akidah

Secara etimologis (lughat), akidah berakar kata dari kata aqada-ya’qidu-

aqdan-aqidatan. Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah itu

terbentuk menjadi akidah berarti keyakinan, dapat pula diartikan (‫)ع قدة( )ع قد‬

berarti mengingat, menyimpulkan, menggabungkan.33

Sebagaimana diketahui bahwa dasar pokok utama dalam Islam adalah

akidah atau keyakinan secara etimologi akidah berarti keyakinan hidup, dan

secara khusus akidah berarti kepercayaan dalam hati, di ikrarkan dengan lisan dan

diamalkan dengan perbuatan.34

Akidah adalah suatu yang dianut manusia dan diyakininya, apakah

berwujud agama atau lainnya. Demikianlah pengertian akidah secara umum.

Adapun yang dikatakan akidah muslim atau mukmin ialah suatu agama yang

dianut oleh seorang muslim atau orang mukmin dengan perantara dalil-dalil yang

yakin (Alquran dan Assunnah).35

Dasar akidah ada empat yaitu, Alquran, Hadits, Ijma dan Qiyas, yang harus

dipelajari oleh peserta didik muslim. Beserta ilmu-ilmu lainnya yang membentuk

perilaku atau kepribadian peserta didik disekolah maupun dirumah.

33
Roli abdul Rohman dan Khamzah, Menjaga Akidah dan Akhlak, (Solo: PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri, 2006), 3.
34
Khaeruddin, Ilmu Pendidikan Islam (Makassar: Yayasan Fatiya, 2002), 113.
35
Rohman dan Khamzah, Menjaga Akidah Akhlak, 3.
29

2. Akhlak

Secara etimologis (bahasa) akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang
36
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Secara terminologis

akhlak adalah sesuatu keadaan jiwa seseorang yang dapat menimbulkan terjadinya

perbuatan-perbuatan dengan mudah. Di samping istilah akhlak juga dikenal etika

dan moral ketiga istilah ini sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap

perbuatan manusia. perbedaannya terletak pada standar masing-masing. Bagi

akhlak standarnya adalah Alquran dan hadits, bagi etika standarnya adalah akal

pikiran dan bagi moral standarnya adalah adat kebiasaan yang umum berlaku di

masyarakat.

Prinsip akhlak Islam yang paling menonjol adalah bahwa manusia dalam

melakukan tindakan-tindakannya, ia mempunyai kehendak dan tidak melakukan

sesuatu. Ia harus bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya dan harus

menjaga perintah dan larangan akhlak. Tanggung jawab itu merupakan tanggung

jawab pribadi muslim di kehidupan sehari hari. Bukanlah semata-mata perbuatan

tetepi gambaran jiwa yang tersembunyi.

Akidah Akhlak merupakan sebutan yang diberikan pada salah satu subyek

pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik muslim dalam menyelesaikan

pendidikannya pada tinggkat tertentu. Bagian yang tidak terpisahkan dari

kurikulum suatu lembaga pendidikan Islam yang dimaksud untuk membentuk

manusia muslim sesuai dengan cita-cita pandangan Islam.

36
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Yogyakarta: LPPI (Lembaga pengkajian dan
Pengamalan Islam 2005), 1.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu

pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam berbagai bidang tertentu.37

Penelitian ini tergolong penelitian lapangan yaitu penulis melakukan penelitian

langsung ke lokasi untuk mendapatkan dan mendapatkan data. Jenis penelitian ini

adalah kualitatif, yakni penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian menghasilkan data deskriptif

berupa kata kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati.38

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian

yang digunakan adalah kualitatif. Adapun pengertian kualitatif adalah :

Metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data


deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Sedangkan menurut Kirk dan dan Miller dalam
Moleong, penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatanterhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan
dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahan-nya.39

37
Nusa Putra. Metode Penelitian (Jakarta PT Raja Gravindo Persada, 2012), 75.
38
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
6.
39
Ibid., 4.

30
31

Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa penelitian kualitatif adalah

suatu prosedur penelitian yang mendeskripsikan perilaku, orang, peristiwa atau

tempat tertentu secara rinci dan mendalam.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan

informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan menurut apa

adanya pada saat penelitian dilakukan, sehingga merupakan penyingkapan fakta

dengan analisis data.40 Dengan tujuan untuk memperoleh data ilmiah dan tidak

menimbulkan hipotesis yang sifatnya menduga-duga berbagai hal yang

menyangkut efektivitas penggunaan media pembelajaran E-learning dalam

meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran Akidah Akhlak di

MtsN 3 Kota Palu.

B. Lokasi penelitian

Penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MtsN) 3 Kota

Palu yang beralamat di jl. Dewi Sartika no.15, Birobuli Utara Kec. Palu Selatan.,

Kota Palu, Sulawesi tengah 94111. Alamat darurat jl.Kijang Selatan.

Peneliti memilih MTsN 3 Kota Palu karena sekolah tersebut merupakan

salah satu sekolah menengah pertama di Kota Palu yang telah menerapkan

pembelajaran E-learning di sekolah.

Alasan penulis menjadikannya sebagai lokasi penelitian dari beberapa

sekolah karena mudah untuk dijangkau peneliti sehingga memudahkan bagi

peneliti untuk mengumpulkan data sesuai kebutuhan rencana penyusunan

proposal.

40
Suharmisi Arikunto, Manejemen Pnelitian (Jakarta: Rineka Cipta,2007), 234.
32

C. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, penulis sebagai instrumen penelitian sekaligus sebagai

pengumpul data. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan sangat

diperlukan, sebagai pengamat penuh yang mengamati kegiatan-kegiatan yang

terjadi di lokasi penelitian yang lebih berfokus pada efektivitas penggunaan media

pembelajaran E-learning dalam meningkatkan minat belajar peserta didik pada

mata pelajaran Akidah Akhlak di MTsN 3 Kota Palu.

Secara umum, kehadiran peneliti diketahui oleh objek penelitian dengan

tujuan untuk mendapatkan data yang valid dan akurat dari lokasi penelitian yang

berhubungan dengan tujuan penelitian.

D. Data dan sumber data

Jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti terbagi dalam dua jenis, yaitu: 41

1. Data primer, merupakan data yang diperoleh dari pelaku peristiwa itu sendiri,

dengan pertanyaan yang bersifat umum yang bertujuan untuk mengungkap

data. Maka, sumber data primer dalam penelitian ini yaitu guru wali kelas, guru

mata pelajaran di MTsN 3 Kota Palu dan peserta didik itu sendiri.

2. Data sekunder, yaitu pengumpulan data melalui dokumentasi dan catatan-

catatan yang berkaitan dengan objek penelitian yang menunjukan gambaran

dan sejarah MTsN 3 Kota Palu.

41
Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai Instrumen
Penggalian Data Kualitatif (Jakarta: Rajawali Press, 2013). 104.
33

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Teknik observasi merupakan metode pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan terhadap obyek yang diteliti dan pencatatan secara

sistematik gejalah-gejalah yang diselidiki. Dalam buku yang berjudul “Metode

Research Penelitian Ilmiah” S. Nasution, berpendapat, “Observasi dilakukan

untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia yang terjadi dalam

kenyataan”.42

Dalam observasi ini, penulis menggunakan metode observasi langsung,

yakni menggumpulkan data dengan cara mengamati langsung terhadap objek yang

diteliti yaitu proses pembelajaran, yakni cara guru mengajar, strategi, alat dan

bahan yang digunakan dalam mendukung proses pembelajaran dan cara

memberikan motivasi kepada peserta didik yang ada dirumah. Teknik

pengumpulan data dimana penulis mengadakan pengamatan secara langsung

(tanpa alat) terhadap gejalah-gejalah subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu

dilakukan didalam situasi sebenarnya maupun dilakukan didalam situasi buatan

yang khusus diadakan.43

2. Wawancara

Teknik wawancara merupakan suatu metode yang digunakan peneliti

dengan melakukan wawancara terhadap informan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Informan yang dimaksud adalah orang tua serta peserta didik.
42
S. Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), 106.
43
Winarno Surakhmad, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah
(Bandung, 1978), 155.
34

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interview) yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancara memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 44

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Metode ini peneliti

dan responden berhadapan langsung untuk mendapatkan data yang dapat

menjelaskan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti

mewawancarai guru mata pelajaran akidah akhlak maupun wali kelas serta peserta

didik. Yang akan diwawancarai diantaranya adalah apa saja yang dilakukan guru

pada saat proses pembelajaran dari rumah, kendala apa yang ditemukan ketika

proses pembelajaran, dan bagaimana reaksi peserta didik dalam proses

pembelajaran menggunakan media E-learning.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menelaah dokumen penting

yang menunjang kelengkapan data. Peneliti melakukan penelitian dengan

mengumpulkan data yang releven dari sejumlah dokumen resmi atau arsip penting

yang dapat menunjang kelengkapan data penelitian. Dalam teknik dokumentasi

ini, peneliti juga menggunakan camera sebagai bukti bahwa penelitian benar-

benar dilakukan di lokasi yang dimaksud.

44
Ibid., 135.
35

F. Teknik Analisis Data

Analisis data sebagai “upaya mencari dan menata secara sistematis catatan

hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti

tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.

Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan

dengan berupaya mencari makna”.45 Data yang diperoleh akan dianalisis secara

kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan

mencarinya nanti bila diperlukan.

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama

penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul sebagaimana

terlihat dari kerangka konseptual penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan

pengumpulan data yang dipilih peneliti. Melalui, seleksi ketat atas data, ringkasan

atau uraian singkat, dan menggolongkannya ke dalam pola yang lebih luas.46

2. Penyajian Data

45
Ahmad Rijali, “Jurnal Alhadharah”. Analisis Data Kualitatif, Vol. 17 (No. 33 Januari
–Juni 2018), 4.
46
Ibid., 11.
36

Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun

sehingga mempermudah untuk memahami apa yang sedang terjadi, serta

merencanakan tindakan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

Sajian data yang dimaksudkan untuk memilih yang sesuai dengan kebutuhan

peneliti tentang pada efektifitas penggunaan media pembelajaran E-learning

dalam meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran Akidah

Akhlak di MTsN 3 Kota Palu.

3. Verifikasi data

Dalam kegiatan verifikasi data, penulis mengambil kesimpulan dengan

mengacu pada hasil dari reduksi data. Data-data yang terkumpul dari hasil

wawancara, observasi dan dokumentasi. Penulis memilih data yang mana sesuai

dengan judul.

Penarikan kesimpulan/verifikasi dimaksudkan peneliti mencari makna

secara menyeluruh dari berbagai preposisi yang ditemukan tentang fokus

penelitian. Makna menyeluruh sebagai suatu kesimpulan memerlukan verifikasi

ulang pada catatan lapangan atau diskusi dengan teman sejawat, guru, maupun

pembimbing yang ahli pada bidangnya untuk kepentingan terbangunnya

kesepakatan inter subjektif.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekkan data untuk sebuah penelitian merupakan hal yang penting

guna mendapatkan data yang valid dan mendukung tercapainya tujuan penelitian

yang telah ditetapkan dalam rangka menjawab permasalahan yang ada.


37

Pengecekan keabsahan data dalam suatu penelitian kualitatif yang dibutuhkan

untuk mendapatkan validitas dan tingkat kredibilitas data yang diperoleh.

Dalam penelitian ini, Agar data tetap valid dan terhindar dari kesalahan

dalam memformulasikan hasil penelitian, maka kumpulan interpretasi data yang

ditulis dikonsultasikan dengan berbagai pihak untuk ikut memeriksa proses

penelitian yang dilakukan peneliti, agar temuan penelitian dapat dipertahankan

dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah. peneliti melakukan diskusi, dimana

peneliti mengumpulkan data dan bantuan teman-teman dan dosen pembimbing

yang mempunyai pengetahuan tentang judul ini. Pengecekkan keabsahan data

dimaksudkan agar tidak terjadinya keraguan terhadap data yang diperoleh.

Sehingga, dikemudian hari tidak ada yang dirugikan dalam penyusunan karya

ilmiah ini mempunyai tingkat keabsahan yang akurat.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTsN 3 Kota Palu

1. Sejarah singkat MTsN 3 Kota Palu

MTsN 3 Kota Palu secara resmi dinegerikan pada tanggal 11 Agustus

1997 dengan nama Madrasah Tsanawiyah Negeri Palu Selatan selanjutnya

berubah nama menjadi MTsN 3 Kota Palu pada tanggal 17 November 2016.

Setelah dinegerikan mengalami perkembangan secara pesat baik peningkatan

mutu peserta didik, sarana prasarana yang secara bertahap mulai memadai

maupun ditunjang oleh tenaga pengajar yang berpredikat S1 dan S2 yang

merupakan guru profesional yang telah disertfikasi.

MTsN 3 Kota Palu salah satu Madrasah yang ada dalam lingkungan

Kementerian Agama Kota Palu Sulawesi Tengah, terletak di Jl. Dewi Sartika

Kecamatan Palu Selatan yang dapat diakses dari segala arah yang berbatasan

langsung dengan Kabupaten Sigi yang dikenal dengan masyaraktnya memegang

teguh ajaran agama dan adat istiadat.

Karena letaknya yang sangat strategis ditunjang sarana dan prasrana yang

semakin memadai dan merupakan madrasah kawasan hijau yang memiliki

halaman terluas dari semua madrasah tsanawiyah di wilayah Kota Palu sehingga

MTsN 3 Kota Palu punya potensi untuk dikembangkan menjadi madrasah

unggulan sehingga saat ini merupakan pilihan utama dari berbagai kalangan

menengah kebawah. Namun, alamat sementara berada di jl. Kijang selatan.

38
39

MTsN 3 Kota Palu adalah Madrasah atau Sekolah yang berciri khas Islam

dan mengarah pada kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dalam

pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar, Tahun Pelajaran 2020/2021. Jumlah jam

tatap muka 46 jam pelajaran perminggu mulai hari Senin s/d kamis 07.00 – 14.50,

jumat jam 07.00-11.05, dan sabtu 07.00-12.20, sistem pembelajaran

komputerisasi, tenaga Pengajar Profesional, jumlah jam tatap muka 46 jam.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan Kurikulum MTsN 3

Kota Palu yang sudah didesain atau dikembangkan dengan mengacu pada Badan

Nasional Standar Pendidikan.

2. Sejarah kepemimpinan di MTsN 3 Kota Palu

Kepemimpinan merupakan sebuah proses dalam mengarahkan dan

mempengaruhi kegiatan terkait sebuah organisasi atau kelompok demi mencapai

tujuan tertentu. Dan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang saat menjabat

sebagai pimpinan organisasi tertentu. Kepala madrasah mempunyai wewenang

dan tanggung jawab penuh untuk menyelengarakan seluruh kegiatan pendidikan

dalam lingkungan madrasah yang dipimpinnya. Kepala Madrasah tidak hanya

bertanggung jawab secara teknis akademis saja, akan tetapi segala kegiatan,

keadaan lingkungan madrasah dengan kondisi dan situasinya, serta hubungan

dengan masyarakat sekitar merupakan tanggung jawab Kepala Madrasah. Sejak

berdirinya 11 Agustus 1997 MTsN 3 Kota Palu telah dipimpin oleh 9 orang

kepala madrasah.
40

Tabel I
Daftar Kepemimpinan MTsN 3 Kota Palu Tahun 2020/2021
NO Nama Periode Tahun

1. Drs. H. Muhammad Yasin 1997 – 1998

2. Drs. Syamsuddin Badarong 1998 – 2000

3. Asfid Saleringgi, A.Ma 2000 – 2002

4. Drs. Abd. Karim 2002 – 2006

5. Drs. Irawan Hadi, M.Pd 2006 – 2010

6. Drs. Amrin, M.Pd.I 2010 – 2012

7. Drs. H. Muhammad Anas, M.Pd.I 2012 – 2016

8. Drs. Ahyar, M.Pd.I 2017

9. Hj. Munira, S.Ag 2018 – Sekarang

Sumber data : Tata Usaha MTsN 3 Kota Palu Bulan Mei Tahun 2020/2021

3. Visi, Misi dan Tujuan MTsN 3 Kota Palu

a. Visi

Berprestasi, Berkompetisi, Terampil, Taat dan Berakhlak Karimah

serta Berwawasan Lingkungan.

b. Misi

1. Terselenggaranya pendidikan yang efektif sehingga peserta didik

dapat berkembang maksimal.

2. Terselenggaranya pembelajaran untuk menumbuh kembangkan

kemampuan berfikir dan memecahkan masalah.

3. Terselenggaranya pengembangan diri sehingga peserta didik

berkembang sesuai minat dan bakat.


41

4. Membiasakan peserta didik berprilaku jujur, sopan, santun, saling

senyum salam dan sapa.

5. Menciptakan lingkungan dan perilaku religius Sehingga peserta didik

dapat mengamalkan ajaran agama Islam dengan benar.

6. Membiasakan perilaku hidup sehat.

c. Tujuan

1. Mengembangkan budaya madrasah yang religius melalui kegiatan

keagamaan.

2. Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar dikelas

berbasis pendidikan karakter bangsa.

3. Menghargai keberagaman budaya, suku, ras, dan tingkat sosial

ekonomi dalam nasional.

4. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan

sumber lain secara logis kritis dan kreatif.

5. Semua kelas melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif pada

semua mata pelajaran.

6. Menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial yang menjadi bagian dari

pendidikan karakter bangsa.

7. Mengembangkan berbagai wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan

maupun dalam bidang keagamaan.

8. Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif.

9. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai potensi yang

dimilikinya
42

10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari.

11. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

12. Menghargai karya seni dan budaya nasional.

4. Data-data di MTsN 3 Kota Palu

Tabel II
Data Pegawai Urusan Tata Usaha MTsN 3 Kota Palu Tahun 2020/2021
NO Nama Jabatan
1. Saat, S.Pd.I Kaur TU
2. Dra. Syamsurahmah Pengeloloan Bahan Kepegawaian dan
ketatausahaan
3. Anjas Asmaran, S.Pd Pengelolaan Administrasi dan
Dokumentasi
4. Sakir, S.Pd.I Pengelolaan Sarana dan Prasarana
5. Munawati, S.Pd.I Pengadministrasian Umum
6. Nur Hakim, A.Md Staf Administrasi
7. Sitti Nurbiyyah, SH Pengelolaan Data Kelembagaan
8. Fahri Kamal Pengelolaan Data Beasiswa dan Bantuan
9. Marlina Pengelolaan Bahan Kepegawaian
10. Nining Kurniyawati. P, S.Hi Pengelolaan Data
11. Erna Darwis Bandahara Penerimaan dan Penyaluran
12. Sitti Fatmawati Pengelola BMN
13. Fuad Staf Administrasi
14. Israil Petugas Keamanan
15. Ananta Pratiwi, SE Operator Kesiswaan
16. Munirah S. Kom Operator Simpatika
17. Wirda Operator Kesiswaan
18. Abdurrahman Pramubakti
19. Faruk Satpam
20. Syahran Ahmad, S. Kom Operator ARD
21. Muhammad Taufik, S. Phi Operator BMN
Sumber data : Tata Usaha MTsN 3 Kota Palu Bulan Mei Tahun 2020/2021
43

Tabel III
Keadaan Guru MTsN 3 Kota Palu Tahun 2020/2021
No Nama Mata Pelajaran/Profesi
1. Hj. Husen, S.Ag Guru Fiqih
2. Dra. Satya Pratiwi Guru Bhs. Indonesia
3. Hj. Masmiati, M.Pd Guru Bhs. Indonesia
4. Hj. Dra. Nurwahida Guru Bhs. Inggris/Wali kelas
5. Hj. Fadlia, S.Ag Guru SKI
6. Dra. Sitti Aisa N Malawatu. M.Si Guru Fiqih
7. Dra. Hj. Sarinah Guru Ipa Fisika/Wali kelas
8. Nirfan, S.Pd Guru Bhs. Inggis
9. Ni Ketut Sukantiasih, S.Pd Guru Bhs. Indonesia/Wali kelas
10. Salni, S.Pd Guru Bhs. Inggris/Wali kelas
11. Hj. Henny fryda. S.Ag Guru Alquran Hadits
12. Mulyani, S.Pd Guru Bhs. Indonesia/Wali kelas
13. Karima B.Adam, SE. M.Pd Guru IPS
14. Salha, S.Ag Guru Bhs. Arab/Wali kelas
15. Hj. Rosmiati, SE. M.Pd Guru IPS/Wali kelas
16. Usdek Guru Matematika
17. Basir, S. Burahima, S.Pd Guru BP
18. Hasbi Usia, S.Pd.I Guru Fiqih
19. Nurbaya, S.Pd Guru IPA/Wali kelas
20. Zulkifli M. Guru PJOK/Wali kelas
21 Nikmawati, S.Ag Guru Akidah akhlak/Wali kelas
22. Zahra, S.Ag. M.Pd Guru Akidah akhlak/Wali Kelas
23. Muhammad Asad Dg.P, S.Pd.I Guru Bhs. Arab
24. Hasna, S.Pd Guru Ipa Fisika/Wali kelas
25. Hilda, S.Pd Guru IPS/Wali kelas
26. Kamaria, S.Pd Guru SKI/Wali kelas
27. Adi Setiawan, S.Pd.I Guru Matematika/Wali kelas
28. Desi Pujarsih, S.Pd.I Guru Matematika/Wali kelas
29. Ahmad Syarif, S.Pd Guru Bhs. Inggris
30. Dra. Sri Ernawaty Guru PKn/Wali kelas
31. Sri Wahyunu, S.Pd Guru PKn/Wali kelas
32. Andi Andriyani Nur, S,Pd Guru Bhs. Indonesia
33. Fauziah Nadjamudin, S.Pd Guru PKn
34. Asari, S.Pd Guru Bhs. Arab
35. Irwan Moh. Laaba, S.Pd Guru Ipa Biologi
36. Moh. Fauzan, S.Pd Guru Penjaskes
37. Parawita Abd. Makki Guru BK/Wali kelas
38. Sitti Megawana Guru BK/Wali kelas
39. Firmansyah, S.Pd M.Pd Guru Penjaskes
40. Sri Jainun Harun, S.Pd Guru BK/Wali kelas
41. Zulfiantinur, S.Pd Guru Matematika/Wali kelas
42. Nawirah Guru Bhs. Arab/Wali kelas
Sumber data : Tata Usaha MTsN 3 Kota Palu Bulan Mei Tahun 2020/2021
44

Tabel IV
Data Pimpinan Madrasah MTsN 3 Kota Palu Tahun 2020/2021
NO Nama Jabatan Ket

1. Hj. Munirah, S.Ag Kepala Madrasah

2. Hasbi Usia, S.Pd.I Wakamad Kurikulum

3. Masmiati, S.Pd, M.Pd Wakamad Kesiswaan

4. Hj. Fadliah, S.Ag Wakamad Sarana dan Prasarana

5. Dra. Hj. Aisa N Malawatu, M.Si Wakamad Humas

6. Tanwir, S.Sos Komite

Sumber data : Tata Usaha MTsN 3 Kota Palu Bulan Mei Tahun 2020/2021

Tabel V
Data Jumlah Peserta Didik dan Kelas MTsN 3 Kota Palu 2020/2021
Jumlah Peserta didik / Kelas
Jumlah Jumlah
Kelas
No Kelas VII Kelas IX peserta Gedung
VIII
didik Keseluruhan
L P L P L P
Peserta didik

82 87 93 110 103 133 608 21


Jumlah Kelas

7 7 7 21

Sumber data : Tata Usaha MTsN 3 Kota Palu Bulan Mei Tahun 2020/2021
45

Tabel VI
Data Sarana dan Prasarana MTsN 3 Kota Palu Tahun 2020/2021
NO Nama Barang Jumlah Keseluruhan

1. Kursi 632

2. Meja Guru 28

3. Papan Tulis 21

4. Lemari Kelas 21

5. Kipas Angin 3

6. Ruangan 26

7. Komputer 5

8. Printer 3

9. Laptop 5

10 Wifi 1

Sumber data : Tata Usaha MTsN 3 Kota Palu Bulan Mei Tahun 2020/2021

B. Penerapan media pembelajaran E-Learning dalam proses pembelajaran


akidah akhlak di MTsN 3 Kota Palu.

Kementerian Agama mulai menerapkan penggunaan E-Learning

Madrasah dalam pembelajaran. Madrasah terus berinovasi dalam bidang

terknologi informasi. Misalnya, Kemenag menggagas pembelajaran berbasis

online atau E-Learning Madrasah, dalam E-Learning Madrasah, peserta didik

mendapatkan beragam fitur yang mampu memudahkan mereka mendapatkan

informasi serta pembelajaran dengan cepat.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis di MTsN 3 Kota Palu, bahwasanya

peserta didik yang tidak mempunyai fasilitas untuk mengakses E-Learning juga

melaksanakan luring (offline) untuk mengambil bahan ajar serta tugas yang sudah
46

di sediakan oleh guru dengan mematuhi protokol kesehatan yang ada dengan

jadwal yang sudah ditetapkan oleh guru masing-masing mata pelajaran.

Pernyataan dari Wakil Kepala Madrasah bagian Kurikulum MTsN 3 kota

Palu mengenai penggunaan media E-Learning menyatakan bahwa:

Pembelajaran E-Learning yang dilaksanakan atas peraturan kementerian


agama republik Indonesia yang mengharusakn seluruh madrasah agar
menggunakan pembelajaran online atau E-Learning pada semua mata
pelajaran. Penggunaan pembelajaran E-Learning sudah mulai diterapkan
pada bulan Mei 2020. Dikarenakan covid 19 yang melanda Indonesia maka
diterapkan lah penggunaan media pembelajaran berbasis website
E-Learning. Aplikasi E-Learning ini juga sudah pernah disosialisasikan ke
madrasah bahwasanya akan ada aplikasi atau website pembelajaran yang
baru, E-Learning ini tidak dirancang karena covid tetapi memang sudah di
persiapkan dari jauh jauh hari, hanya saja bertepatan dengan covid 19.
Kemudian, sistem yang diberikan sudah sangat baik dan maksimal dan terus
diperbaharui agar mempermudah, menyuguhkan fitur yang lebih baik dan
kompleks.47

Demikian juga yang disampaikan oleh Muhammad Taufik selaku Operator

E-Learning di MTsN 3 Kota Palu terkait penggunaan media pembelajaran website

E-Learning ialah sebagai berikut:

Pada sistem website E-Learning ini bisa diakses oleh kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, operator, guru dan tentunya peserta didik dengan tampilan
dan fitur yang berbeda (bisa dilihat pada lampiran). Cara mengaksesnya
dapat membuka atau mengakses link daring21.mtsn3palu.sch.id pada
jendela pecarian google dan akan memunculkan halaman E-Learning MTsN
3 Kota Palu (bisa dilihat pada lampiran). Kemudian guru maupun peserta
didik dapat log in ke website dengan ID dan password masing masing yang
telah disediakan oleh madrasah.48

47
Hasbi Usia, Wakil Kepala Madrasah bidang Kurikulum MTsN 3 Kota Palu
“wawancara” ruang guru MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
48
Muhammad Taufik, Operator E-Learning di MTsN 3 Kota Palu “ wawancara” ruang
tata usaha di MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
47

Role akses sebagai operator madrasah (administrator) memiliki beberapa

menu dalam website E-Learning yaitu menu dashboard, menu monitoring

pembelajaran, menu video conference, menu kalender akademik, menu profil

Madrasah, menu penilaian kinerja, menu laporan penilaian, menu pengaturan,

menu alumni madrasah dan menu aktifitas E-Learning. Selain itu, ada fitur daftar

peserta didik online dan daftar guru online yang berfungsi menampilkan peserta

didik atau guru yang sedang online secara real-time. (Lihat pada lampiran)

Dari keterangan di atas, bahwasanya untuk sistem E-Learning itu sendiri

didesain mudah untuk diakses guru dan peserta didik, karena aplikasi ini sudah di

persiapkan sebelum pandemi. Aplikasi ini pada dasarnya akan digunakan pada

bulan juli dikarenakan covid 19 yang melanda Indonesia yang mau tidak mau

harus menggunakan media media E-Learning pembelajaran secara online pada

bulan Mei dengan segala keterbatsan yang ada.

Jika dilihat dari teori pada halaman 19, media E-Learning memiliki 3

model pembelajaran yaitu model Adjunct (penunjang), mixed/blended (campuran)

dan fully online (daring penuh). Dari ke tiga model pembelajaran untuk penerapan

media E-Learning tersebut di MTsN 3 kota Palu menerapkan full online dari tiga

model pembelajaran, walaupun tetap melaksanakan luring bagi peserta didik yang

tidak meliki fasilitas.

Sebagaimana pernyataan dari Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum

MTsN 3 kota Palu menyatakan bahwa:

Model pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran E-Learning


diterapkan secara full online (daring penuh) mengingat bahwasanya kita
dalam kondisi pandemi covid 19, bisa saja berubah ketika pembelajaran
konvensional sudah mulai aktif lagi. Akan tetapi, tetap melaksanakan
48

kunjungan rumah ke rumah peserta didik setiap 3 minggu sekali diawal


semester selain itu hanya evaluasi untuk mengontrol peserta didik.
kemudian tetap melaksanakan luring bagi peserta didik yang tidak
mempunyai fasilitas untuk mengakses E-Learning.49

Dalam penggunakan media pembelajaran E-Learning tentunya tidak lepas

dari sarana dan prasana sekolah untuk menunjang proses pembelajaran agar

berjalan secara efektif. Berdasarkan pernyataan Wakil Kepala Sekolah bidang

Kurikulum mengenai sarana dan pranasa penunjang dalam pengguaan media

E-Learning pada proses pembelajaran, sebagai berikut:

Sarana dan prasarana yang kami miliki setidaknya sudah bisa menunjang
agar terlaksannya pembalajaran online seperti saat ini. seperti ketersedian
wifi, komputer yang harus dimiliki sekolah maupun laptop milik pribadi
guru. Website E-Learning yang mendukung untuk proses pembelajaran.50

Demikian juga yang disampaikan oleh Nikmawati selaku guru mata

pelajaran akidah akhlak dalam menerapkan media pembelajaran E-Learning di

MTsN 3 Kota Palu ialah sebagai berikut:

Dalam proses pembelajaran sarana dan prasarana yang digunakan oleh para
guru seperti laptop dan handphone adalah milik pribadi dan diharuskan.
Selain menggunakan media E-Learning kami para guru juga tetap
menggunakan whatsapp sebagai penunjang. Dalam memberikan materi
kami mengunggahnya pada website E-Learning dan peserta didik dapat
membuka materi dan melihat tugas. Sedangkan peserta didik yang tidak
mempunyai fasilitas dapat melaksanakan luring. 51

49
Hasbi Usia, Wakil Kepala Madrasah bidang Kurikulum MTsN 3 Kota Palu
“wawancara” ruang guru MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
50
Hasbi Usia, Wakil Kepala Madrasah bidang Kurikulum MTsN 3 Kota Palu
“wawancara” ruang guru MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
51
Nikmawati, Guru mata pelajaran akidah akhlak di MTsN 3 Kota Palu “wawancara”
ruang guru MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
49

Role akses sebagai guru memiliki beberapa menu dalam website E-Learning

yaitu menu profil guru, menu forum madrasah, menu kelas online, video

conference, menu kalender, standar kompetensi, kriteria ketuntasan minimal,

rencana pembelajaran, bahan ajar, data peserta didik bergabung, absensi kelas,

jurnal guru, dan beberapa menu lainnya seperti menu notifikasi.

Kemudian ibu Nikmawati selaku guru mata pelajaran akidah akhlak

menjelaskan mengenai proses pembelajaran menggunakan website E-Learning

yaitu:

Pada proses pembelajaran guru terlebih dahulu menyediakan bahan ajar


untuk di upload pada website E-Learning agar peserta didik dapat
melihatnya. Peserta didik yang tidak mempunyai fasilitas dapat
melaksanakan luring yang sudah kami data. Pada website E-Learning
peserta didik mengabsen dan melihat bahan ajar yang sudah disediakan.
Diberikan batas waktu tertentu untuk mengabsen, begitu pula pada
pengumpulan tugas, dalam website E-Learning kita bisa melihat peserta
didik yang sedang online, yang sudah mengumpulkan tugas, kita juga dapat
mengontrol peserta didik menggunakan whatsapp apabila terjadi kendala
pada website E-Learning. Sistem yang bagus walaupun terkadang tidak bisa
diakses. Banyak fitur didalam website E-Learning yang cukup memudahkan
kita dalam masa pandemi seperti ini.52

Diperkuat oleh pernyataan Muhammad taufik selaku operator E-Learning

di MTsN 3 Kota Palu yaitu :

Pada website E-Learning terdapat banyak fitur untuk mengakses nya, menu
menu dan tampilan untuk melihat apa yang diinginkan seperti bahan ajar,
RPP, nilai, tugas dan masih banyak lagi, kemudian dapat melihat guru
maupun peserta didik yang sedang mengakses website E-Learning atau
online.53

52
Nikmawati, Guru mata pelajaran akidah akhlak di MTsN 3 Kota Palu “wawancara”
ruang guru MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
53
Muhammad Taufik, Operator E-Learning di MTsN 3 Kota Palu “wawancara” ruang
tata usaha di MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
50

Untuk masuk dan melakukan pembelajaran di kelas, guru dapat

melakukannya di menu kelas online dengan cara mengklik nama kelas online

yang diinginkan. Berikutnya guru akan diarahkan ke dalam kelas online tersebut.

Role akses sebagai peserta didik memiliki beberapa menu yaitu menu

profil peserta didik, menu forum madrasah, menu kelas online, menu notifikasi,

menu kalender, menu tugas kelas.

Untuk masuk dan mengikuti pembelajaran peserta didik dapat

melakukannya di menu kelas online dengan cara mengklik nama kelas online

yang diinginkan. Berikutnya peserta didik akan diarahkan ke dalam kelas online

tersebut. Di dalamnya terdapat beberapa menu utama, di antaranya menu timeline

kelas, menu video converence, menu standar kompetensi, menu kriteria

ketuntasan minimal (KKM), menu rencana pembelajaran, menu bahan ajar, menu

data peserta didik tergabung, menu rekap kehadiran, menu tugas pengetahuan,

menu tugas keterampilan, menu Computer Based Tes, menu rekap nilai dan menu

kalender kelas. (lihat pada lampiran)

Dalam suatu proses pembelajaran, tentunya tidak terlepas dari hasil

pembelajaran yang mana seorang guru harus mampu memberikan pemahaman

kepada peserta didiknya, demi keberhasilan suatu pembelajaran dan media

pembelajaran yang telah digunakan dalam proses pembelajaran, seperti halnya di

MTsN 3 kota Palu yang sudah menggunakan media pembalajaran website

E-Learning , dalam hal ini beberapa pernyataan yang disampaikan peserta didik di

MTsN 3 kota Palu dengan penulis.


51

Wandri Saputra ialah salah satu peserta didik di MTsN 3 kota Palu Ia

menerangkan bahwa:

E-Learning adalah pembelajaran yang menggunakan handphone dengan


jaringan internet untuk online. Semua mata pelajaran menggunakan
E-Learning. Dalam pembelajaran ibu guru memberikan tugas di E-Learning
dan kita mengunduhnya kemudian di kerjakan dengan batas waktu
seminggu setelah diberikan. Akan tetapi, absen kelas diberikan waktu
sampai jam 11.00 malam. Kemudian guru biasanya membantu dalam
memasukan tugas ke dalam website E-Learning. Apabalia E-Learning tidak
bisa di akses maka akan menggunakan whatsapp.54

Sama hal dengan pernyataan peserta didik Lana Nur Dafila Ia mengatakan

bahwa:

Pembelajaran E-Learning adalah pembelajaran online. Saya menyukai nya


karena kita bisa belajar dimana dan kapan saja, tetapi memang kadang sulit
untuk memahami pelajaran. Kita diberikan id dan password nya untuk
masuk ke website E-Learning, untuk mengambil tugas dan mengumpulkan
tugas. 55

Penulis dapat menyimpulkan bahwa Penggunaan Media Pembelajaran

E-Learning dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik pada Mata

Pelajaran Akidah Akhlak di MTsN 3 Kota Palu belum cukup baik dengan segala

kendala yang ada, sangat sulitnya efektif belajar, kemudian guru belum paham

mengenai pembelajaran dan penggunaan yang berbasis website E-Learning.

Terbukti dari hasil wawancara bahwa guru saling membantu untuk cara

penggunaan E-Learning dan masih membutuhkan bantuan secara berkala dari

operator maupun sesama guru. Tetapi mereka tahu dan berusaha bagaimana untuk

saling mengarahkan dan saling menutupi kekurangan satu sama lain.


54
Wandri Saputra, Peserta Didik di MTsN 3 Kota Palu “wawancara” rumah Peserta
Didik tersebut, 01 Mei 2021.
55
Lana Nur Dafila, Peserta Didik di MTsN 3 Kota Palu “wawancara” rumah Peserta
Didik tersebut, 01 Mei 2021.
52

Penulis menilai bahwa penerapan Penggunaan Media Pembelajaran website

E-Learing dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran

Akidah Akhlak di MTsN 3 Kota Palu masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan

lagi terutama dalam menggunakan website E-Learning pembelajaran dengan cara

Guru harus lebih dilatih lagi dalam mengoprasikannya. Dan memang dalam

pengimplemtasian pembalajaran berbasis website E-Learning saat ini memang

cukup sulit karena ada pada keadaan pandemi, membutuhkan sarana dan prasana

yang lebih baik lagi sehingga guru-guru di MTsN 3 kota Palu hanya memberikan

tugas dan menuntut peserta didik agar bisa belajar sendiri.

Hasil pengamatan penulis dengan guru bahwa saat pandemi saat ini

pembelajaran berbasis website E-Learning sulit untuk dilaksanakan karena

keterbatasan memberikan penjelasan dan memaksanakan peseta didik untuk

memahaminya sendiri. seperti biasanya karna guru dan peserta didik memiliki

keterbatasan guru-guru lebih banyak menjelaskan materi saja kemudian

memberikan tugas serta membuat video, Terlebih juga kurikulum yang digunakan

selama covid dan sebelum covid tentu berbeda, selama covid pemerintah

memberikan keringanan peserta didik di mana peserta didik cukup mengetahui

materi yang di ajarkan.

Fitur dan menu yang ada pada aplikasi E-Learning Madrasah di atas, baik

untuk administrator, guru, ataupun peserta didik dapat kita simpulkan bahwa dari

segi aplikasi memiliki fitur yang sangat lengkap, sehingga para guru bisa leluasa

untuk menyiapkan model pembelajaran, soal, ataupun tugas yang akan diberikan

kepada siswa. ini juga bisa diakses menggunakan handphone berbasis android,
53

sehingga memudahkan guru dan peserta didik untuk mengaksesnya yang

mengalami pandemi Covid-19 seperti saat ini. Meskipun dari segi penerapannya

masih terdapat banyak kendala yang harus di perbaiki.

C. Faktor penghambat dan pendukung penggunaan media pembelajaran


E-Learning terhadap minat belajar peserta didik pada mata pelajaran
akidah akhlak di MTsN 3 Kota Palu

1. Faktor Penghambat

Adapun yang dimaksud dengan faktor penghambat ialah semua jenis

faktor yang sifatnya mengahambat (menjadikan lambat). Penerapan semua

program tentu tidak lepas dari beberapa hambatan yang terjadi di lapangan. Begitu

juga dengan penerapan media pembelajaran E-Learning pada mata pelajaran

Akidah Akhlak dalam menunjang tujuan pendidikan itu sendiri. Hambatan-

hambatan bisa saja terjadi baik dalam perencanaan hingga pelaksanaan. Sehingga

untuk menyatukannya juga merupakan hal yang tidak mudah butuh proses dan

perjuangan dalam mengimplementasikannya.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Wakil Kepala Madrasah

MTsN 3 kota Palu mengenai faktor penghambat dalam penggunaan media

pembelajaran E-Learning pada proses pembelajaran ialah sebagai berikut:

Menjadi kendala dalam proses pembelajaran ialah terletak pada guru yang
sulit untuk mengoprasikan barang elektronik kemudian peserta didiknya
sendiri yang kesulitan untuk mengakses website E-Learning yang ada
dikarenakan tidak memiliki handphone maupun paket data. Sebelum
menggunakan E-Learning, terlebih dahulu sekolah menggunakan aplikasi
classroom. Peserta didik yang memiliki berbagai macam tingkah laku dan
tingkat ekonomi yang berbeda sehingga gurunya harus memiliki berbagai
metode dalam memberikan pelajaran apa lagi dimasa pandemi covid-19
54

seperti ini. Yaitu melaksanakan luring bagi peserta didik yang tidak
mempunyai fasilitas untuk mengakses E-Learning.56

Demikian pula yang disampaikan oleh ibu Nikmawati selaku guru mata

pelajaran akidah akhlak di MTsN 3 Kota palu terkait faktor penghambat dalam

penggunaan media pembelajaran E-Learning pada proses pembelajaran ialah

sebagai berikut:

Terkait kendala selama pembelajaran E-Learning pasti ada saja kendala


yang ditemukan seperti terkendala pada jaringan dan proses pengumpulan
tugas yang memakan waktu yang cukup lama. kemudian kendala yamg
dihadapi peserta didik mulai dari tidak ketersedian handphone maupun
jaringan, paket data untuk mengakses website dalam pengambilan tugas
maupun pengumpulan tugas. Selain E-Learning kami tetap juga
menggunakan whatsapp untuk saling berkomunikasi. Guru juga
menyediakan alternatif lain untuk peserta didik yang tidak memiliki akses
internet untuk mengambil tugas di madrasah luring sesuai dengan prototol
kesetahan semudian akan dikembalikan lagi seminggu kemudian. Namun,
tetap saja peserta didik ada keterlambatan dalam mengumpulkan tugas dan
tetap dimaklumi Kemudian belajar online sekarang di mana peserta didik
diajar mandiri, namun peserta didik juga harus membutuhkan dorongan dari
orang tua.57

Demikian juga yang disampaikan oleh Muhammad Taufik selaku operator

E-Learning di MTsN 3 Kota palu terkait faktor penghambat dalam penggunaan

media pembelajaran E-Learning pada proses penggunaannya ialah sebagai

berikut:

Faktor penghambat pada penggunaan website E-Learning, untuk sistem nya


sendiri ini sudah sangat bagus didalamnya kita bisa melihat siapa saja yang
baru mengakses dan mengngunggah tugas ke dalam E-Learning (lihat pada
lampiran) dan banyak firur menarik lainnya. Hanya saja E-Learning sering

56
Hasbi Usia, Wakil Kepala Madrasah bidang Kurikulum di MTsN 3 Kota Palu
“wawancara” ruang guru MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
57
Nikmawati, Guru mata pelajaran akidah akhlak di MTsN 3 Kota Palu “wawancara”
ruang guru MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
55

kali di perbaharui yang mengakibatkan E-Learning tidak bisa untuk diakses


dan menghambat pembelajaran maupun terkendala pada jaringan yang
tersedia.58

Dari keterangan di atas, terdapat beberapa hal yang menghambat

pelaksanaan pembelajaran menggunakan media E-Learning.

Berdasarkan faktor yang menjadi hambatan dalam penggunaan media

pembelajaran E-Learning, untuk dapat mengatasinya diperlukan usaha dari guru

agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Sebagaiaman pernyataan ibu

Nikawati bahwa:

Menurut saya yang menjadi solusinya yakni memberikan tenggang waktu


yang cukup lama untuk mengumpulkan tugas karena keterbatasan media
yang digunakan oleh peserta didik, kemudian apabila peserta didik tidak
mempunyai media berupa handphone bisa mengambil tugas kesekolah
sesuai dengan protokol kesetahan yang ada. Karena kemampuan peserta
didik yang memiliki basik berbeda beda dari segi IQ maupun ekonomi. pada
umumya semua hampir rata mempuyai media dan beberapa peserta didik
yang kurang mampu dari segi ekonomi bisa mengambil tugas ke madrasah
dan kami bantu untuk mengunggah ke website E-Learning. Dan juga kami
tetap mengawasi dan mengungatkan peserta didik melalui whatsapp dan
melakukan kunjungan kerumah kerumah peserta didik sesuai protokol
kesehatan yang ada.59

Ibu Nikmawati selaku ibu guru mata pelajaran akidah akhlak melanjutkan

faktor penghambat dalam proses pembalajaran beliau menyatakan bahwa:

Dikarenakan ini adalah pembelajaran secara online atau daring berbasis


website E-Learning sulitnya untuk memberikan pemahaman kepada peserta
didik. Hanya sebatas memberikan bahan ajar dan tugas, peserta didik
dituntut untuk memahaminya sendiri. Saling memahami dan mendukung
satu sama lain, sering terjadi bahwa peserta didik terlampat dalam

58
Muhammad Taufik, Operator E-Learning di MTsN 3 Kota Palu “wawancara” ruang
tata usaha di MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
59
Nikmawati, Guru mata pelajaran akidah akhlak di MTsN 3 Kota Palu “wawancara”
ruang guru MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
56

mengumpulkan tugas dan terus kita ingatkan dan berikan tenggang waktu
untuk mengumpulkan tugas, kemudian yang sangat berpengaruh adalah
dukungan dan dorongan dari orang tua dirumah yang selalu memberikan
pemahaman kepada peserta didik dirumah.60

Dari hasil wawancara, antara penulis dengan guru mata pelajaran akidah

akhlak bahwa dalam pelaksanaan suatu program tidak akan lepas dari faktor

pendukung dan penghambat dalam penerapan program tersebut. Agar proses

pembelajaran dapat berjalan lancar, teratur, dan terhindar dari beberapa hambatan

yang berakibat pada proses pembelajaran serta kemungkinan lain seperti fasilitas

peserta didik metode yang tidak sesuai, kurangnya pemahaman materi, diperlukan

usaha-usaha untuk mengatasi hal tersebut.

Berdasarkan pernyataan Wakil Kepala Madrasah bidang Kurikulum untuk

mengatasi hambatan dalam pengguaan media E-Learning maupun proses

pembelajaran, sebagai berikut:

Memberikan bimbingan kepada guru mata pelajaran agar menguasai sistem


E-Learning. Dan juga para sesama guru saling membantu dalam
memberikan pemahaman sistem yang ada dengan menggunakan video
tutorial. Dikarenakan website E-Learning terus di kembangkan fitur agar
semakin komplek dan terus di update. Para guru yang kesusahan dapat
langsung berbuhungan dengan operator madrasah. Terlebih lagi pada guru
yang karena faktor usian sangat sulit untuk mengoperasikan barang
elekrtonik dan menggunakan website E-Learning.61

Demikian pula yang disampaikan oleh operator di MTsN 3 Kota Palu untuk

mengatasi hambatan dalam penggunaan media E-Learning maupun proses

pembelajaran, sebagai berikut:

60
Nikmawati, Guru mata pelajaran akidah akhlak di MTsN 3 Kota Palu “wawancara”
ruang guru MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
61
Hasbi Usia, Wakil Kepala Madrasah bidang Kurikulum di MTsN 3 Kota Palu
“wawancara” ruang guru MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
57

Selalu siap siaga apabila terjadi masalah dalam aplikasi seperti tiba-tiba
tidak bisa untuk diakses, loading dan sebagainya, dan membantu para guru
yang memiliki kesulitan untuk mengakses website. Terus mempelajari
aplikasi ini, karena terkadang aplikasi di kembangkan atau di update.62

Kemudian pernyataan ibu Nikmawati selaku guru mata Pelajaran akidah

akhlak untuk mengatasi hambatan dalam penggunaan media E-Learning maupun

proses pembelajaran, sebagai berikut:

Selain upload modul pada E-Learning, modul juga digandakan. Kemudian


mengarahkan peserta didik kami untuk datang kemadrasah sesuai dengan
jadwal dan protokol kesehatan untuk pengambilan dan pengumpulan modul
yaitu bagi peserta didik yang tidak mempunyai media atau alat untuk
mengakses E-Learning.63

Berdasarkan keterangan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa strategi

guru di MTsN 3 Kota Palu dalam mengatasi hambatan/kendala pada peserta didik

hanya lebih mengarah pada strategi pembelajaran pada umumnya. Akan tetapi,

penulis menilai bahwa dengan adanya covid-19 belum maksimalnya strategi yang

digunakan, dan adanya covid ini pembelajaran dilaksanakan secara daring

Sosialisasi yang belum sepunuhnya, aplikasi yang terus di update, keterbatasan

ekonomi dan juga masih banyak nya kendala sebagaimana pernyataan dari peserta

didik MTsN 3 Kota Palu, yang mengakibatkan proses belajar mengajar belum

maksimal karna pembelajarannya cukup terbatas dan berbeda ketika tatap muka

langsung, menjadi tantangan guru dalam proses pembelajaran dan untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang ada.

62
Muhammad Taufik, Operator E-Learning di MTsN 3 Kota Palu “wawancara” ruang
tata usaha di MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
63
Nikmawati, Guru mata pelajaran akidah akhlak di MTsN 3 Kota Palu “wawancara”
ruang guru MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
58

Hambatan/kendala di atas dapat dirasakan oleh peserta didik di MTsN 3

Kota Palu Wandri Saputra yang menyatakan bahwa:

Sangat sulit menggunakan E-Learning dikerenakan terkadang website tidak


bisa terbuka, handphone yang cepat low, jaringan yang tidak memadai,
memori penuh kerena harus mendowload tugas-tugas dengan aplikasi
tambahan yaitu „Polaris‟. Saya juga terkadang tidak mengerti akan materi
yang diberikan karena tidak dijelaskan oleh guru. Kemudian terkadang
peserta didik mengambil tugas disekolah karena kendala yang ada.64

Sama hal nya dengan yang disampaikan oleh Lana Nur Dafila, peserta didik

di MTsN 3 Kota Palu menyatakan bahwa:

Belajar dirumah menjadi malas kerena tidak memahami materi yang


diberikan oleh guru dan mencari jawabannya pada google. Dan harus
mendowload aplikasi lagi biasanya memori penuh dan terkendala untuk
mengerjakan tugas. Jaringan internet yang kurang memadai jadi sulit untuk
mengakses E-Learning. Akan tetapi saya selalu menggunakan E-Learning
tanpa harus kesekolah.65

Kemudian pernyataan dari Muhammad Riski Jumadil peserta didik di

MTsN 3 Kota Palu menyatakan bahwa:

Saya tidak mempunyai handphone jadi harus mengambil dan


mengumpulkan tugas ke madrasah yang dibimbing oleh guru ketika di
sekolah atau yang disebut dengan luring. Untuk mengerjakan tugas dibantu
oleh kaka. Untuk memasukan tugas ke E-Learning di bantu oleh guru.66

Maka dari pernyataan di atas, penulis dapat menyimpulkan hambatan

tersebut mengarah kepada peserta didik yang mana tingkat kemampuan setiap

peserta didik dan juga tingkat ekonomi yang sangat memengaruhi proses

64
Wandri Saputra, Peserta Didik di MTsN 3 Kota Palu “wawancara” rumah Peserta
Didik tersebut, 01 Mei 2021.
65
Lana Nur Dafila, Peserta Didik di MTsN 3 Kota Palu “wawancara” rumah Peserta
Didik tersebut, 01 Mei 2021.
66
Muhammad Riski Jumadil, Peserta Didik di MTsN 3 Kota Palu “wawancara” rumah
Peserta Didik tersebut, 01 Mei 2021.
59

pembelajaran daring maupun luring. Terkait apa yang di ajarkan oleh guru serta

perhatian orang tua cukup penting dalam mengarahkan anaknya untuk lebih giat

lagi dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam mengatasi

hambatan/kendala di perlukan strategi pembelajaran dengan penggunaan media

yang terus di tunjang dari berbagai aspek guru maupun peserta didik untuk

mencapai tujuan pembalajaran tersebut.

Strategi pembelajaran juga dapat membantu proses pembelajaran bagi

peserta didik agar muda setidaknya untuk menemukan dan memahami materi

yang diajarkan. Kegiatan pembelajaran tersebut melibatkan peserta didik untuk

mandiri dalam mempelajari sesuatu yang baru dengan cara peserta didik berperan

aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran dapat dikatakan berjalan dengan efektif apabila

terjadi interaksi yang baik antara guru dan peserta didik demi mencapai tujuan

belajar yakni dengan cara terus memperbaiki dan memfasilitasi pengetahuan

peserta didik melalui kegiatan yang bisa memudahkan peserta didik dalam belajar.

Kerena pembelajaran secara tidak secara langsung menyulitkan peserta didik

untuk paham maka tugas dari guru ialah meningkatakn proses pembelajaran

dengan membimbing dan memberi arahan dengan menggunakan beberapa strategi

pembelajaran.

Dilihat dari teori pada halaman 20-21, masih banyaknya hambatan

pelaksanaan E-Learning mulai dari kesiapan lembaga, sistem, koneksi internet,

perangkat yang tidak memadai dalam menunjang pembelajaran secara online.

Kendala dalam penyampaian materi kepada peserta didik, yang dikarenakan


60

perbedaan ekonomi peserta didik. kemudian kesiapan dalam implementasi

penggunaan E-Learning yang benar-benar harus diperhatikan. Namun, dibatasi

oleh pandemi covid 19.

2. Faktor Pendukung

Selain faktor penghambat juga adannya faktor yang dapat mendukung

dalam pembelajaran di antaranya yakni tersedianya fasilitas pembelajaran seperti

di MTsN 3 kota Palu dilengkapi sarana dan prasarana yang cukup dalam

menunjang pembelajaran online seperti wifi, komputer maupun laptop pada

masing masing guru, printer, buku-buku yang memadai, apa lagi dalam pandemi

covid 19 seperti ini yang menerapkan pembelajaran daring perlu ketersediaan alat-

alat teknologi yang canggi seperti handphone yang canggih di dalamnya aplikasi

E-Learning, whatsapp, dan aplikasi tambahan lainnya.

Sebagaimana pernyataan Wakil Kepala Madrasah bagian Kurikulum di

MTsN 3 kota Palu.

Bahwa di MTsN 3 kota Palu memiliki sarana prasarana yang cukup dalam
mendukung proses pembelajaran demi efektif dan efisiennya proses
pembelajaran online di dalam kelas, fasilitas yang dimiliki masing-masing
guru dan sekolah. Namun terkendala pada fasilitas yang dimiliki oleh
peserta didik yang menjadi sulitnya proses pembelajaran.67

Berdasarkan keterangan di atas penulis menyimpulkan bahwa yang

menjadi faktor penghambat dalam proses pembelajaran di MTsN 3 kota Palu yakni

kurang sadarnya peserta didik dalam memenuhi tugasnya, tingkat kecerdasan,

ekonomi maupun kesadaran peserta didik yang berbeda-beda, kurangnya perhatian

peserta didik dalam proses pembelajaran, ibu Nikmawati menerangkan bahwa yang
67
Hasbi Usia, Wakil Kepala Madrasah bidang Kurikulum di MTsN 3 Kota Palu
“wawancara” ruang guru MTsN 3 Kota Palu, 28 April 2021.
61

menjadi pemicu ketiga faktor tersebut tidak lain faktor malas dalam belajar.

Penegasan mengumpulkan tugas kepada peserta didik oleh guru.

Penulis menilai bahwa belum maksimalnya penggunan E-Learning yang

digunakan. Demikian pula faktor pendukung dalam pembelajaran di MTsN 3 kota

Palu yakni yang menjadi faktor pendukung terpenuhinya proses pembelajaran

berbasis online atau E-Learning dengan tersedianya fasilitas pembelajaran seperti

adanya wifi, laptop, buku-buku yang memadai. dan pernyataan yang di sampaikan

kepala sekolah terbukti dengan adanya lampiran penulis lampirkan mengenai

keadaan fasilitas yang ada di MTsN 3 kota Palu berdasarkan hasil obsevasi. Serta

penulis menilai bahwa adanya pandemi covid 19 saat ini harus didukung juga

dengan adanya perhatian orang tua terhadap anaknya dalam proses belajar daring

maupun luring.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis tentang Penggunaan Media

Pembelajaran E-Learning dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik pada

Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTsN 3 Kota Palu, penulis menarik beberapa

kesimpulan antara lain:

1. Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning belum terlaksanakan

sebagaimana seharusnya, tidak semua guru di MTsN 3 Kota Palu sudah

paham dan mahir menggunakan E-Learning masih perlu ditingkatkan lagi

dan dikembangkan lagi mengingat kondisi pandemik seperti saat ini. Peserta

didik juga masih sangat kesulitan dalam mengakses E-Learning dengan

kendala-kendala yang beragam. Proses pembelajaran yang dilakukan secara

daring maupun luring menggunakan website E-Learning dan whatsapp

sebagai aplikasi pendukung.

2. Faktor pendukung dan pendukung dalam penggunaan media pembelajaran

E-Learning di MTsN 3 Kota Palu yakni faktor penghambat adalah kurang

sadarnya peserta didik dalam menuntaskan tugasnya, alat yang tidak

memadai dalam mengakses E-Learning, tingkat ekonomi yang berbeda-

beda, kurangnya perhatian dalam proses pembelajaran. Dan juga perhatian

orang tua cukup penting dalam mengarahkan anaknya untuk lebih giat lagi

dalam belajar terkhusus pembelajaran daring saat ini. Adapun faktor

62
63

pendukung adalah tersedianya fasilitas pembelajaran, seperti adanya laptop,

wifi dan buku-buku yang memadai.

B. Implikasi Penelitian

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran yaitu:

1. Peserta didik di MTsN 3 Kota Palu untuk lebih aktif dalam menerima

pembelajaran dan juga lebih kreatif dalam menggunakan media E-Learning.

Serta menyusaikan diri dengan pembelajaran yang berbasis online. Yang

tidak luput dari perhatian, pembinaan, pengawasan dari orang tua.

2. Sekolah hendaknya terus mengawasi dan mengadakan pelatihan kepada

guru-guru dalam memberikan pemahaman tentang penggunaan media

pembelajaran E-Learning sehingga guru-guru lebih mudah untuk

mengaplikasikan pembelajaran E-Learning.


64

DAFTAR PUSTAKA

Adawi, Rabiah. Pembelajaran Berbasis E-Learning. Universitas Negeri Medan


no 7, 2012.

Arikunto, Suharmisi. Manejemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Aunuruhman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Alfabela, 2009.

Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikolog. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004

Dalyono. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai


Instrumen Penggalian Data Kualitatif . Jakarta: Rajawali Press, 2013.

Hadi, Sutrisno. Metodologi research. Yogyakarta: Andi Offset, 1989.

Ihsan, Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan (Komponen MKDK). Jakarta: Rineka


Cipta, 2008.

Ilyas, Yunahar. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: LPPI Lembaga pengkajian dan


Pengamalan Islam, 2005

J.E, Kemp, D,K, Dauton. Planing and Producing Insrunctional Media. New
York: Harper dan Row, 2001.

Khaeruddin. Ilmu Pendidikan Islam. Makassar: Yayasan Fatiya, 2002.

Kebudayaan RI, Departemen Pendidikan. Petunjuk Pelaksanaan Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Kloang Klede Putra Timur, 2003.

. Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang


Guru dan Dosen & Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas. Bandung: Pernama, 2006.

Republik Indonesia, Kementrian Agama. Al-Qur’an dan Terjemahannya,


Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005.

M. Arifuddin Arif, Pendidikan dan Pembelajaran Agama Islam, Palu Barat: EnDeCe
Press, 2014.

Munir. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi dan Komunikasi. Bandung:


Alfabeta, 2009.
65

Moleong J. Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,


2011.
Mungania, Penina. The Seven E-learning Barriers Facing Employees. universitas
of louisville. USA, 2003.

Nasution, S. Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara, 2004.

Putra, Nusa. Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2012.

Rustam. Model-Model Pembelajara. Depok: Rajagrafindo Persada, 2010.

Rohman, Roli, abdul, Khamzah. Menjaga Aqidah dan Akhlak. Solo: PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri, 2006.

Rijali, Ahmad. Jurnal Alhadharah. Analisis Data Kualitatif

Roymond, Ns, Simamora, H, M.Kep, Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan,


Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2008.

Sari, Puspyta. Memotivasi Belajar dengan Menggunakan E-Learning. 2015

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka


Cipta, 2003

Surakhmad, Winarno. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah.


Bandung, 1979.

Sujanto, Agus. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara, 2001

Sadirman, S. Arief. Media Pembelajaran Pengertian, Pengembangan dan


Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.

Salma, Dewi. Stategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. PT Bumi Aksara,


2012.

Sujanto, Agus. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara, 2001.

Sanaky, AH. Hujair. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:


Kaukaba Dipantara, 2013.

Shadily, Hasan. Ensiklopedia Indonesia. Jakarta: Ikhtiar Baru Van-Hove, 2003.

Ulil, Shobich, Albab. Analisis Kendala Pembelajaran E-Learning pada Era


Disrupsi di SMK Terpadu Al-Ialahiyah Singosari Malang, 2020.
66

Wa Muna, La Hadisi. Pengelolaan Teknologi Informasi Dalam Menciptakan


Model Inovasi Pembelajaran E-Learning, 2015.

Wahyuningsi Dian, Makmur Rahmat, E-Learning Teori dan Aplikasi, Bandung:


Informatika Babdung, 2017.

Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo, 1996.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Suatu Tinjauan


Konseptual Operasional. PT. Bumi Aksara, 2012.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
67

Lampiran I

Surat Pengajuan Judul Skripsi


68

Lampiran II

Surat Penetapan Pembimbing skripsi


69

Lampiran III

Undangan Ujian Seminar Proposal Skripsi


70

Lampiran IV

Daftar Hadir Ujian Proposal Skripsi


71

Lampiran V

Surat Izin Penelitian Penyusunan Skripsi


72

Lampiran VI

Surat Keterangan Penyelesaian Penelitian di MTsN 3 Kota Palu


73

Lampiran VII

Kartu Seminar Proposal Skripsi


74

Lampiran VIII

Daftar Informan Penelitian


75

Lampiran IX

Surat Penetapan Tim Penguji Skripsi


76

Lampiran X

Undangan Ujian Skripsi


77

Lampiran XI

Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara Dengan Wakil Kepala Madrasah Tentang


Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning

Hari/Tanggal :
Nama :
Jabatan :

1. Apakah MTsN 3 Kota Palu sudah menggunakan media pembelajaran


E-Learning? Jika benar, bagaimana model, gambaran, bentuk
penerapannya?
2. Apakah guru-guru telah mengikuti latihan, sehingga pembelajaran
E-Learning dapat diterapkan di MTsN 3 Kota Palu?
3. Apa yang menjadi pemicu bapak/ibu dengan diterapkannya media
pembelajaran E-Learning di MTsN 3 Kota Palu, dengan melihat tidak
semua sekolah menerapkan atau menggunakan E-Learning di Kota Palu?
4. Apakah dengan penerapakan media pembelajaran E-Learning ini dapat
menjadikan para peserta didik memiliki minat belajar yang tinggi?
5. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan menerpakan media pembelajaran
E-Learning?
6. Apakah kepala madrasah memeriksa kelengakapan selama proses
pembelajaran berlangsung?
7. Apa saja alat yang digunakan dalam membantu proses pembelajaran
E-Learning?
8. Apakah seluruh guru sudah menguasai tentang teknologi E-Learning ini?
9. Apakah ada perencanaan yang dilakukan sebelum proses pembelajaran?
Terutama pada pembelajaran akidah akhlak ?
10. Apakah ada kendala yang dialami guru dalam menerapkan pembelajaran
E-Learning ?
11. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah penggunaan media pembelajaran
E-Learning ini efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran ?
78

Pedoman Wawancara Dengan Guru Akidah Akhlak Tentang Penggunaan


Media Pembelajaran E-Learning

Hari/Tanggal :
Nama :
Nip :
Jabatan :

1. Apakah guru memberikan informasi terlebih dahulu kepada peserta didik


tetang media yang digunakan?
2. Dalam proses pembalajaran adakah media tambahan yang digunakan guru
dalam pembelajaran Akidah Akhlak?
3. Sumber belajar apa saja yang digunakan guru dalam pembelajaran Akidah
Akhlak?
4. Dari mana bapak/ibu mengetahui pembelajaran dengan menggunakan media
E-Learning ?
5. Bagaimana penggunaan media pembelajaran E-Learning di MTsN 3 Kota
Palu?
6. Sejauh mana pembelajaran dengan menggunakan media E-Learning yang
bapak/ibu terapkan?
7. Bagaimana perencaan yang dilakukan oleh guru dalam menggunakan media
pembelajaran E-Learning ?
8. Bagaimana menurut bapak/ibu dalam penggunaan media pembelajaran
E-Learning ?
9. Apakah dengan menggunakan media pembelajaran E-Learning dapat
meningkatkan minat belajar peserta didik ?
10. Bagaimana strategi bapak/ibu agar penggunaan media pembelajaran
E-Learning tetap diterapkan ?
11. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah penggunaan media pembelajaran
E-Learning ini efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran ?
12. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah ada kekurangan dan kelebihan dalam
menggunakan media pembelajaran E-Learning ?
13. Apakah ada kendala dalam menerapkan media pembelajaran E-Learning ?
jika iya, seperti apa kendalanya dan bagaimana solusi guru dalam
menghadapi masalah tersebut ?
14. Apa harapan guru agar media pembelajaran E-Learning tetap diterapkan di
MTsN 3 Kota Palu ?
15. Apakah ada kendala peserta didik dalam penerapan media pembelajaran E-
Learning ? Jika iya, bagaiamana cara menyelesaikan kendala tersebut ?
79

Pedoman Wawancara Dengan Peserta Didik Tentang Penggunaan Media


Pembelajaran E-Learning

Hari/Tanggal :

Nama :

NIS :

Jurusan/Kelas :

1. Apakah peserta didik mengetahui tentang media pembelajaran yang


diterapkan disekolah ?
2. Menurut peserta didik apa itu media pembelajarn E-Learning ?
3. Apakah mata pelajaran akidah akhlak sudah menggunakan media
pembelajaran E-Learning ?
4. Seperti apa model pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
E-Learning oleh guru ?
5. Bagaimana pendapat peserta didik dengan digunakannya media
pembelajaran E-Learning ?
6. Sejauh ini apakah peserta didik merasa senang dengan digunakannyan
media pembelajaran E-Learning ?
7. Bagaimana pendapat peserta didik dengan digunakannyan media
pembelajaran E-Learning ?
8. Apakah dengan menggunakan media pembelajaran E-Learning peserta didik
mampu untuk memahami penjelasan yang diberikan oleh guru ?
9. Bagaimana cara guru dalam memberikan materi dan evaluasi dengan
menggunakan media pembelajaran E-Learning ?
10. Apakah ada kendala peserta didik dengan digunakannya media
pembelajaran E-Learning ?
80

Pedoman Wawancara Dengan Guru TIK atau Operator/Admin Website


E-Learning Tentang Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning

Hari/Tanggal :

Nama :

Nip :

Jabatan :

1. Apa saja alat yang digunakan dalam membantu proses pembelajaran


E-Learning?
2. Apakah bapak/ibu sudah melakukan pelatihan tentang teknologi
E-Learning ini?
3. Bagaimana cara pengoperasian website E-Learning ?
4. Apakah seluruh guru sudah menguasai tentang teknologi E-Learning ini?
5. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah efektif dalam menggunakan media
pembelajaran E-Learning?
6. Apa saja kendala dalam menjalankan website E-Learning ini?
(penulis diarahkan untuk melihat bentuk website E-Learning)
81

Lampiran XII
Website E-LEARNING
82
83
84
85
86
87
88

Tampilan E-Learning pada handphone


89
90
91

Lampiran XIII (Buku Konsultasi Pembimbing)


92
93
94

Lampiran XIV

Dokumentasi

Wawancara bersama Wakamad dan Guru Akidah Akhlak

Wawancara dan bimbingan penggunaan E-Learning bersama Operator


95

Wawancara bersama Pesesta Didik

Seminar Proposal Skripsi


96

Daftar Riwayat Hidup

A. Identitas Penulis
Nama : Kikiana
Tempat Tanggal Lahir : Kotarindau, 10 Desember 1998
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Jurusan : Pendidikan Agama Isalam (PAI)
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu keguruan
Nomor Induk Mahasiswa : 17.10.1.0013
Alamat : Desa Kabobona Kec. Dolo Kab. Sigi

B. Identitas Orang Tua


1. Nama Ayah : Firman Djamarudin (Almarhum)
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP/Sederajat
Pekerjaan :-
Alamat : Desa Kabobona Kec. Dolo Kab. Sigi
2. Nama Ibu : Rosiana
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP/Sederajat
Pekerjaan : URT
Alamat : Desa Kabobona Kec. Dolo Kab. Sigi

C. Riwayat Pendidikan
1. SD Inpres Kotarindau tamat 2011
2. MTs Alkhairat Kalukubula 2014
3. MA Alkhairat Pusat Palu 2017
4. Melanjutkan Studi pada Perguruan Tinggi, Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Palu S1 Program Studi Pendidikam Agama Islam (PAI), Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palu Tahun 2017-Sekarang.

Anda mungkin juga menyukai