Pentingnya Revitaslisasi Pendidikan Vokasi Ciri-ciri Pendidikan Vokasi yang Baik Paradigma Baru Pendidikan Vokasi Pengembangan Kelembagaan Pendidikan Vokasi
NAMA: ASRI ANSAR
NIM : 1622042016
KELAS : B / 02
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR MEI 2017
Revitaslisasi Pendidikan Vokasi
Di bidang pendidikan-pun yang masalahnya tentu mengalami pasang-surut, sama seperti dialami perjalanan dinamika bidang-bidang yang lain, maka di saat-saat tertentu revitalisasi juga menjadi penting dilakukan. Hal ini bisa disebut bagian dari proses penyegaran agar himmah terus bisa berlangsung. Revitalisasi dalam konteks pendidikan maksudnya adalah memaksimalkan semua unsur pendidikan yang dimiliki menjadi lebih vital atau terberdaya lagi, sehingga sasaran dan proses pendidikan yang dilakukan bisa dicapai dan dilangsungkan dengan maksimal pula. Banyak hal yang penting dibuat lebih berdaya. Diantaranya sama seperti enam agenda rapat koordinasi nasional (Rakornas) yang digelar selama tiga hari sejak tanggal 7 sampai dengan tanggal 9 Agustus 2006, membincang tentang tiga isu aktual saat itu, salah satunya revitalisasi pendidikan. Enam unsur penting beserta rumusan hasil yang menjadi agenda pembahasan revitalisasi pendidikan, diantaranya: 1. Penyempurnaan Renstra. 2. Penjaminan mutu melalui ujian nasional. 3. Penjaminan mutu melalui peningkatan kualifikasi dan sertifikasi pendidik, kurikulum, dan metode pembelajaran. 4. Penjaminan mutu melalui saluran pendidikan bertarap internasional, peningkatan mutu sarana dan prasarana, pembelajaran berbasis ICT dan TV Edukasi. 5. Sistem seleksi dan pembinaan peserta didik berpotensi kecerdasan dan atau bakat istimewa. 6. Penuntasan desentralisasi pendidikan jenjang dasar dan menengah, dan pengakuan kelulusan pendidikan keagamaan. Pada prinsipnya ruang lingkup dan substansi draft agenda pembahasan pertama, yaitu Rencana Strategis Pendidikan Nasional 2005-2009 sudah cukup memadai untuk menjadi pedoman dasar dalam pembangunan pendidikan nasional. Dalam pengembangan konsep dan implementasi Revitalisasi Pendidikan, diidentifikasi tiga aspek yang perlu diperkuat yaitu: 1. Sinergisme dan harmonisasi pelaksanaan tugas dan fungsi departemen, kementerian dan lembaga terkait pendidikan. 2. Sinergisme pemerintah pusat dan daerah dalm konteks otonomi daerah. 3. Peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat. Revitalisasi Pendidikan adalah upaya yang lebih cermat, lebih gigih dan lebih bertangung jawab untuk mewujudkan tujuan pembangunan pendidikan nasional sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Aspek akhlak mulia, moral dan budi pekerti perlu dimasukkan dalam pengembangan kebijakan, program dan indikator keberhasilan pendidikan, khususnya dalam mengembangkan potensi peserta didik. Khusus untuk lembaga pendidikan agama dalam konteks Indonesia, tawaran revitalisasi menurut Abdul Mu'ti, dapat dilakukan melalui tiga langkah. 1. Menyempurnakan perangkat perundang-undangan dan pelaksanaannya. Rancangan UU Sisdiknas yang sedang dibahas DPR sesungguhnya sudah sangat mencerminkan kondisi obyektif bangsa Indonesia yang multi-religius. Rancangan dalam pasal 13-1 yang menyebutkan bahwa "pendidikan agama diberikan sesuai dengan agama siswa dan diajarkan oleh guru yang seagama" dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan praktik pendidikan agama yang ternyata belum berjalan sebagaimana mestinya. 2. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. Selama ini pelajaran agama lebih terkesan sebagai "pengajaran" dibandingkan dengan "pendidikan". Dalam konteks "pengajaran", pelajaran agama dapat diberikan oleh guru yang tidak seagama, bahkan yang anti-agama. Praktik inilah yang berlaku di negara-negara sekuler, dimana pelajaran agama dimaksudkan untuk mengetahui ajaran agama sebagai realitas sosiologis mayarakat plural. 3. Meningkatkan peran sekolah sebagai lembaga pendidikan agama. Dengan sistem persekolahan sekarang ini, siswa menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah dibandingkan dengan di rumah.
D. Unsure-unsur Revitalisasi Pendidikan
Beberapa unsur itu, diantaranya : 1. Peserta Didik Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah: a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik. b. Individu yang sedang berkembang. c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. 2. Pendidik Istilah pendidik lebih dikenal dengan sebutan guru, mereka adalah orang yang diberi pelimpahan dari tugas orang tua yang tidak mampu untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada anak-anaknya Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Mendidik mempunyai arti jauh lebih luas lagi dari sekedar mengajar. Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan Lebih spesifik lagi menurut Dede Rosyada, bahwa tujuan pendidikan selalu diarahkan kepada pencapaian kompetensi, yaitu kecakapan atau kemampuan peserta didik dalam tiga ranah sekaligus, kognetif, afektif dan psikomotorik. Ciri-ciri Pendidikan Vokasi yang Baik 1. Program pendidikan mengarah ke profesi 2. Memiliki tenaga pengajar kompeten. Dosen pada pendidikan berbasis vokasi harus memiliki sertifikat tenaga pendidik dan sertifikat kompeten 3. Peserta didik memiliki potensi untuk dikembangkan 4. Peralatan dan fasilitas memadai 5. Keterjaminan biaya operasional 6. sistem pengelolaan yang menjamin kesinambungan sumber daya berkelanjutan
1. Sistem Pendidikan Nasional menurut UU No. 4 Tahun 1950 jo UU No. 12
tahun 1954 Tujuan pendidikan dan pengajaran menurut UU No. 4 Tahun 1950 Bab. II pasal 3 adalah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Selanjutnya pada tahun 1954 dikeluarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1954 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 Dari Republik Indonesia Dahulu tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah untuk Seluruh Indonesia. Undang-undang ini lahir sebagai akibat dari perubahan sistem pemerintahan Indonesia pada saat itu, dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berganti menjadi Negara Republik Indonesia Serikat, dan kembali lagi menjadi negara kesatuan. 2. Sistem Pendidikan menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional meneguhkan dasar pendidikan nasional adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hal tersebut termaktub dalam Bab II pasal 2 yang bunyi lengkapnya adalah Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Sedangkan tujuan pendidikan nasional tercantum dalam Bab II pasal 4 yang berbunyi Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
3. Sistem Pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tetap mempertahankan dasar pendidikan nasional adalah Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Hal tersebut termaktub dalam Bab II pasal 2 yang bunyi lengkapnya adalah Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional tercantum dalam Bab II pasal 3 yang berbunyi Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.