Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KURIKULUM 2013
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pembelajaran IPS MI/SD
Yang diampu oleh : Afni Firdausia, M.Pd

Disusun oleh :
1. KHUSNUL SETYO HARIYANTI ( 2422.201.004 )
2. UMMI A’IMATUL MAHMUDAH ( 2422.201.005)
PRODI : PGMI semester V

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) AL-MUHAMMAD


CEPU-BLORA –JAWA TENGAH
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan
Pemerintah Negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk
mewujudkan upaya tersebut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (3) memerintahkan agar
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang telah diatur dengan Undang-Undang. Perwujudan dari amanat Undang-
Undang Dasar 1945 yaitu dengan diberlakukannya Undang-Undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Seiring dengan perubahan waktu dalam kurikulum, Kurikulum 2013 merupakan
Kurikulum baru pada saat ini yang merupakan implementasi dari Undang-Undang nomor 32
tahun 2013 dengan melihat kebutuhan masyarakat dan pemerintah. Dengan adanya perubahan
kurikulum tersebut, hakikat tujuan Pendidikan Nasional tetap tidak berubah, yaitu untuk
mencerdaskan bangsa dan menciptakan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

B.     Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013 ?
2.         Apa saja tujuan, dasar penyusunan, karakteristik dan komponen yang terdapat pada
kurikulum 2013 pada tingkat MI/SD.

C.    Tujuan
1.      Agar lebih mengetahui dan memahami tentang Kurikulum 2013.
2.      Dapat mengetahui dan memahami tujuan, dasar penyusunan, karakteristik dan komponen
pada Kurikulum 2013
3.      Mengetahui sebagai bahan pembelajaran dan pengalaman, memahami dan
mengimplementasikan hasil yang dicapai dari observasi kurikulum 2013 di MI/SD.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KURIKULUM
Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin curerer yaitu pelari, dan
curere yang artinya tempat berlari. Pada awalnya kurikulum adalah suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish. Kemudian pengertian
kurikulum tersebut digunakan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan
pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam
menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.

Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:

 Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua pembelajaran yang
dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun
di luar sekolah.
 Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang
dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang
sudah ditentukan.
 Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum adalah semua
pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.
 Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen tertulis yang
mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata
pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
 Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah kumpulan kursus
ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
 Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Jadi dapat di simpulkan bahwa Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program
pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang
pendidikan. Dengan program itu, para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga
terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pembelajran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan
kesempatan untuk belajar. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut
serta kebutuhan lapangan kerja.

B. PENGERTIAN KURIKULUM 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam rintisan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum terselesaikan karena desakan untuk
segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Selain itu
penataan kurikulum pada kurikulum 2013 dilakukan sebagai amanah dari UU No.20 tahun 2003
tentang pendidikan nasional dan peraturan presiden N0. 5 tahun 2010 tentang rencana
pembangunan jangka menengah nasional.

Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan dengan dua strategi
utama, yaitu peningkatan efektifitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan penambahan
waktu pembelajaran di sekolah. Efektifitas pembelajaran dicapai melalui tiga tahap, yaitu:

1. Efektifitas interaksi, akan tercipta dengan adanya harmonisasi iklim akademi dan budaya
sekolah. Efektifitas interaksi dapat terjaga apabila kesinambungan manajemen dan
kepemimpinan pada satuan pendidikan.
2. Efektifitas pemahaman, menjadi bagian penting dalam pencapaian efektifitas pembelajaran.
Efektifitas tersebut dapat dicapai apabila pembelajaran yang mengedepankan pengalaman
personal siswa melalui observasi, asosiasi, bertanya, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
3. Efektivitas penyerapan, dapat tercipta manakala adanya kesinambungan pembelajaran
horizontal dan vertikal.

Penerapan kurikulum 2013 diimplementasikan adanya penambahan jam pelajaran, hal tersebut
sebagai akibat dari adanya perubahan proses pembelajaran yang semula dari siswa diberi tahu
menjadi siswa yang mencari tahu. Selain itu, akan merubah pula proses penialaiayang semula
berbasis output menjadi berbasis proses dan output.

Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi
sikap, keterampilan dan pengetahuan. Hal itu sejalan dengan amanat UU no.20 tahun 2003
sebagai mana tersurat dalam penjelasan pasal 35: “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
yang telah disepakati”. Hal ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencangkup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

C. LANDASAN KURIKULUM 2013

1. Landasan Yuridis

Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-
undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah
nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor
22 tahun 2006 tentang Standar Isi.

2. Landasan Filosofis

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban


bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan membentuk watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi
peserta didik “menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang
demokratis serta bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional).

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan kurikulum


haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di
masa mendatang.Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu proses
pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang
budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau
diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang
sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri.
Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki peserta didik
apabila pengetahuan, kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, keterampilan sosial
memberikan dasar untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota
masyarakat, warganegara, dan anggota umat manusia. Artinya, konten pendidikan yang
dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus
menjadi dasar bagi peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka
sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang produktif serta bertanggungjawab di
masa mendatang.

3. Landasan Teoritis

Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan teori pendidikan
berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan
standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum.
Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi
Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. Standar
Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005)

Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan


Pendidikan yaitu SKL SD, SMP, SMA, SMK. Standar Kompetensi Lulusan satuan pendidikan
berisikan 3 (tiga) komponen yaitu kemampuan proses, konten, dan ruang lingkup penerapan
komponen proses dan konten. Komponen proses adalah kemampuan minimal untuk mengkaji
dan memproses konten menjadi kompetensi. Komponen konten adalah dimensi kemampuan
yang menjadi sosok manusia yang dihasilkan dari pendidikan. Komponen ruang lingkup adalah
keluasan lingkungan minimal dimana kompetensi tersebut digunakan, dan menunjukkan gradasi
antara satu satuan pendidikan dengan satuan pendidikan di atasnya serta jalur satuan pendidikan
khusus (SMK, SDLB, SMPLB, SMALB).

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan pengetahuan dan


keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan lingkungan dimana
yang bersangkutan berinteraksi. Kurikulum dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
seluas-luasnya bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk membangun kemampuan tersebut. Hasil dari pengalaman belajar tersebut
adalah hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia dengan kualitas yang
dinyatakan dalam SKL.

D. Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki


kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.

E. Rasionalitas Pengembangan Kurikulum 2013

Sebagaimana disebutkan di dalam Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka


Dasar dan struktur kurikulum sekolah dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah
pertama atau madrasah tsanawiyyah, No 69 tahun 2013 tentang dasar dn struktur kurikulum
menengah ke atas atau madrasah aliyyah, dan Nomor 70 tahun 2013 tentang kerangka dasar
dan struktur kurikulum sekolah menengah dan kejuruan atau madrasah aliyyah kejuruan
bahwa faktor- faktor yang digunakan dalam pengembangan kurikulunm 2013 adalah :

1. Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu pada 8 standar Nasional Pendidikan yang meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan standar prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, standar penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainya terkait dengan perkembangan pendidik Indonesia dilihat dari
pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia
produktif (15-64 tahun) lebih banyak usia yang tidak produktif (anak-anak berusia 0-
14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini
di perkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2020 -2035 pada saat angkanya
mencapai 70% .oleh sebab itu tantangan besar yang di hadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpa ini dapat di
transformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
ketrampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

2. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industry kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional . arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris
dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industry dan perdagangan modern
seperti terdapat terlihat di world trade Organization (WTO), Association of southeast
Asian Nations (ASEAN). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains ,serta mutu, investasi, dan
tranformasi bidang pendidikan. keikutsertaan Indonesia didalam study internasional
Trends in internasional Mathematics and science study (TIMSS) dan progam for
internasional student assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa
capaian anak- anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan
yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya
materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum
Indonesia.

3. Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut :

a. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta
didik. Peseta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang di pelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama .
b. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru – pesrta didik-masyarakat-lingkungan alam,sumber atau media
lainya .
c. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembeljaran secara jejaring (peseta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat di hubungi serta di peroleh
melalui internet)
d. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (Pembelajaran system aktif
mencari semakin di perkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains)
e. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok(berbasis tim).
f. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia.
g. Pola pembelajaran berbasis masal menjadi kebutuhan pelanggan (user) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki peserta didik.
h. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monosdiscpline) menjadi pembelajaran
ilmu pengetahuan jamak atau (multi discipline)
i. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Dalam kurikulum2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut :

a. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif
b. Penguatan manajemen sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala
sekolah sebagai pimpinan kependidikan
c. Penguatan sarana dan prsarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.

5. Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan
bagi peserta didik.

F. Faktor Adanya Pengembangan Kurikulum

Tiga faktor yang menjadi alasan pengembangan kurikulum 2013:

1. Tantangan masa depan diantaranya meliputi arus globalisasi, masalah lingkungan hidup,
kemajuan teknologi informasi, kovergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis
ilmu pengetahuan.
2. Kompetensi masa depan yang diantaranya meliputi kemampuan berkomunikasi,
kemampuan berfikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral,
kemampuan menjadi kewarganegaraan yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk
mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.
3. Fenomena sosial yang mengemuka, seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi,
plagiarisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial (social unrest).
4. Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitik beratkan pada aspek
kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter.

G. Karakteristik Kurikulum 2013

Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:

1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti
(KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD)
mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu
tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS,
SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah diutamakan pada
ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah berimbang antara sikap dan
kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar
yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat oleh kompetensi inti.
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD). Dalam silabus
tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata
pelajaran dan kelas tersebut.

H. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-kurikuler dan


pembelajaran ekstra-kurikuler.

1. Pembelajaran intra kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata
pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
Pembelajaran didasarkan pada prinsip berikut :
a. Proses pembelajaran intra-kurikuler Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema
sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang dikembangkan guru.
b. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan (excepted).
2. Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang
dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap
minggu. Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka
adalah kegiatan ekstra-kurikuler wajib.

Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kurikulum.Kegiatan


ekstra-kurikulum berfungsi untuk:

a. Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang tidak dapat
dilaksanakan melalui pembelajaran kelas biasa,
b. Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada kepemimpinan, hubungan
sosial dan kemanusiaan, serta berbagai ketrampilan hidup.

Kegiatan ekstra-kurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung
kegiatan intra-kurikuler.

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia
pendidikan karena kurikulum ini digunakan oleh pakar-pakar pendidikan terutama
guru-guru sebagai landasan untuk mengembangkan proses pendidikan yang lebih
inovatif dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Sesuai dengan
Kurikulum 2013, guru dituntut siap untuk melaksanakan pendekatan saintifik dalam
proses belajar mengajar. Pendekatan saintifik merupakan proses belajar yang
dirancarang agar anak didik aktif dan inovatif. Dengan melihat lingkungan sekitarnya
siswa diharapkan mampu mengidentifikasi dan menemukan masalah, merumuskan
masalah, mengumpulkan data, memproses data yang ditemukan, menemukan
jawaban, dan mengomunikasikan jawaban yang ditemukan. Pendekatan saintifik ini
dilakukan dengan lima (5) langkah yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan data,
mengasosiasi, mengomunikasikan.

b. Saran
Berdasarkan seluruh uraian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya dan uraian
kesimpulan di atas, maka saran penulis adalah:
1. Kepada pemerintah agar membuat kebijakan di bidang pendidikan yang lebih matang,
sosialisasi yang memadai, dan pelatihan kepada guru dengan baik. Karena gurulah yang
berhadapan langsung dengan siswa.
2. Melaksanakan Kurikulum 2013 karena pada dasarnya Kurikulum 2013 sangat baik untuk
mengembangkan spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
3. Guru-guru diharapkan agar tetap terus berinovasi mengembangkan cara pengajaran yang
lebih efektif dan menyenangkan terutama dalam menggunakan metode mengajar yang
menekankan pendekatan saintifik.
4. Kepada seluruh mahasiswa calon guru untuk lebih berinovasi lagi untuk mengembangkan
pendidikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai