Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Peningkatan Kualitas Pendidikan Islam


Memenuhi tugas matakuliah:
Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Dr. H. Nur Efendi, M.Ag

Disusun oleh:
1. Achmad Afandi (11211193003)
2. Lukman Arif Muanaf (11211193041)
3. Alif Rahmawati (11211193044)

JURUSAN
TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa, karena atas kebesaran dan limpahan rahmat serta karunia yang diberikan-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam tentang

“Peningkatan Kualitas Pendidikan Islam”

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah ini, dan harapan penulis

semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu selama proses pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, masih banyak kekurangan dalam

makalah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tulungagung, 15 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah..............................................................................2

C. Tujuan Penulisan................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3

A. Mutu Pendidikan …….…………..………………………..…………. 3

B. Permasalahan peningkatan kualitas pendidikan islam ……………..…5

C. Manajemen mutu pendidikan islam…………………………………...7

BAB II PENUTUP....................................................................................... 16

A. Kesimpulan........................................................................................ 16

B. Saran.................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia adalah

rendahnya kualitas pendidikan di setiap jenjang mulai dari sekolah dasar sampai sekolah

menengah. Berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan telah dilakukan,

diantaranya adalah pengembangan kurikulum sekolah, peningkatan kualitas guru melalui

berbagai pelatihan, pengadaan buku dan alat alat penunjang pembelajaran, perbaikan

sarana dan prasarana, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian,

berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan masih belum menunjukkan

perubahan yang signifikan. Tetapi pada beberapa sekolah yang berada di kota-kota besar

sudah menunjukkan berbagai peningkatan, namun pada sekolah yang berada di pelosok

negeri masih dalam kondisi yang memprihatinkan. Dapat diartikan bahwa kualitas

pendidikan di Indonesia masih belum merata. Sama halnya seperti usaha untuk

peningkatan kualitas pendidikan di lingkup Kementerian Agama, masih banyak menemui

hambatan. Pada kenyatannya, permasalahan yang ada di lembaga pendidikan islam begitu

beragam.

Lembaga pendidikan islam tidak boleh kalah saing dengan lembaga pendidikan

yang lain. Maksut dari kalah saing disini adalah kalah saing dari segi mutu juga bukan

hanya dari segi pendidikannya saja. Sebenarnya lembaga pendidikan islam itu lebih

unggul daripada lembaga pendidikan lainya karena dengan adanya pelajaran agama yang

1
lebih lengkap. Untuk mencapai upaya agar lembaga pendidikan islam bisa setara dengan

lembaga pendidikan lain berbagai upaya harus dilakukan. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan adalah menerapkan berbagai konsep manajemen mutu peningkatan kualitas

pendidikan islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa mutu pendidikan islam itu ?

2. Apa saja masalah dalam peningkatan kualitas mutu pendidikan islam ?

3. Apa saja manajemen peningkatan mutu pendidikan islam ?

C. Tujuan

1. Mendeskripsikan mutu pendidikan islam

2. Mendeskripsikan masalah dalam peningkatan kualitas mutu pendidikan islam

3. Mendeskripsikan manajemen peningkatan kualitas pendidikan islam

2
BAB II

ISI

A. Mutu Pendidikan

Mutu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti (ukuran) baik buruk suatu

benda,kadar,taraf atau derajat(kepandaian,kecerdasan,dan sebagainya).1 Dalam konteks, mutu

pendidikan adalah kemampuan seklah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap

komponen-komponen yang berkaitan dengan seklah sehingga menghasilkan nilai tambah

terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku. 2 Mutu pendidikan terdiri dari

tiga pespektif. Yang pertama yaitu perspektif ekonomi, pendidikan itu bermutu jika memiliki

kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Yang kedua yaitu sosiologi, pendidikan bermutu jika

pendidikan itu dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Dan yang kedua adalah perspektif

Pendidikan, dilihat dari aspek proses belajar mengajar dan aspek kemampuan lulusan

memecahkan masalah dan berpikir kritis.3 Dalam hal peningkatan mutu pendidikan, lembaga

pendidikan sangat berperan penting dalam memberikan fasilitas maupun kontribusinya untuk

pihak eksternal dan internal. Ada Lembaga pendidikan yang dapat memberikan mutu pendidikan

secara memuaskan dan ada pula yang kurang puas dalam memberikan mutu pendidikan.

Mutu pendidikan yang rendah disebabkan karena tidak terpenuhi beberapa syarat seperti,

desain kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak memenuhi syarat, lingkungan kerja yang

1
https://kbbi.web.id/mutu
2
Faisal Mubarak,”Faktor Dan Indikator Mutu Pedidikaan Islam”,Management of Education,Volume 1,No 1,hal.10
3
Pendi Susanto, Produktivitas Sekolah, Teori dan Praktik di Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2016),
hal. 154

3
buruk, sistem dan prosedur yang tidak sesuai, jadwal kerja yang tidak teratur dengan baik,

sumber daya yang kurang, dan pengembangan staf yang tidak memadai. Selain itu juga bisa juga

karena kurangnya motivasi, kegagalan komunikasi, atau masalah yang berkaitan dengan

perlengkapan-perlengkapan.4 Selain itu masih banyak orang yang memandang mutu pendidikan

pada kualitas pengelolaan sumber daya manusia,capaian peserta didik selama bersekolah, dan

juga alumni sekolah tersebut.

Faktor pendidikan yang bermutu antara lain :

a) Faktor Sumber Daya Manusia

Faktor sumber daya manusia merupakan salah satu kata kunci dalam mengkonsep

pendidikan yang bermutu. Faktor SDM, terutama SDM dalam makna human resources,

memberikan sumbangan yang paling besar. Pendidikan itu harus mampu menghasilkan

SDM dengan tiga kemampuan sekaligus (Danim, Sudarwan, Agenda Pembaharuan

Sistem Pendidikan, Pustaka Pelajar Jogyakarta, Cet II, 2006.) yaitu: pertama, kemampuan

melahirkan manusia yang dapat memberikan sumbangan terhadap pembangunan

nasional. Kedua, kemampuan untuk menghasilkan manusia yang dapat mengapresiasi,

menikmati dan memelihara hasil-hasil pembangunan itu. Ketiga, kemampuan melahirkan

proses pemanusiaan dan kemanusiaan secara terus-menerus menuju bangsa yang adil dan

bijak, dalam makna pertumbuhan dan perkembangan pembangunan mensyaratkan

kemampuan SDM untuk membangun, memelihara dan menyikapi secara positif hasil-

hasil pembangunan.

4
Mardan Umar,Feiby Ismail,”Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan Islam Iqra’,Volume
11,No 2,Tahun 2007,hal. 16

4
b) Faktor Perbaikan Berkesinambungan

Tuntutan peningkatan mutu pendidikan terus mengalir dan terus mengalami peningkatan,

baik dari siswa, orang tua, masyarakat, pemerintah maupun dunia usaha. Ajaran Islam

memandang bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. “tuntutlah ilmu dari buaian

sampai liang lahat”. Ini juga berarti pendidikan berkelanjutan, dan tentu saja harus

bermutu. Sesuai dengan visi Pendidikan Nasional menurut Depag RI diantaranya adalah;

mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang

bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, dan pada poin yang lain disebutkan yaitu

membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia

dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar (Depag RI, 2007:

196).5

B. Permasalahan dalam peningkatan kualitas pendidikan islam

Dalam peningkatan kualitas pendidikan, tidak mungkin lepas dari berbagai permasalahan,

permasalahan yang terjadi bisa seperti kualitas guru yang tidak professional, kualitas kurikulum

yang kurang berkembang dan lain sebagainya. Permasalahan pendidikan islam di Indonesia yang

sering terjadi yaitu lembaga pendidikan islam selalu dijadikan pilihan kedua. Pendidikan islam

menjadi satu dalam sistem pendidikan nasional, tetapi sebagian masyarakat masih memandang

bahwa pendidikan islam sering “dinobatkan” hanya untuk masyarakat yang kurang mampu

secara perekonomian, memproduk orang-orang yang eksklusif, fanatik, dan yang paling

menyedihkan yaitu sebagian masyarakat masih memiliki stigma bahwa lembaga pendidikan

5
Masykur H Mansyur,”Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Islam”, Passion of the Islamic Studies Center,hal.224-
227

5
islam memproduksi “teroris”. Walaupun stigma tersebut keliru dan dapat ditolak, sebab tidak ada

lembaga pendidikan islam manapun yang ingin memproduk atau menciptakan kelompok-

kelompok seperti itu. Tetapi realitas di masyarakat banyak tindakan yang kurang benar dan

mengatasnamakan islam.6

Berbagai permasalahan yang ada di lingkup lembaga pendidikan islam antara lain masih

labilnya mental pengelola pendidikan. Pengelola pendidikan tersebut baik yang memimpin

maupun yang dipimpin, karena mental yang tidak menentu berpotensi menyebabkan

menurunnya kualitas pendidikan. Permasalahan berikutnya adalah tindak lanjut dari evaluasi

program. Hampir semua program yang ada di sekolah dimonitor dan di evaluasi dengan baik,

tetapi tidak ada tindak lanjut dari evaluasi tersebut sehingga peningkatan mutu pendidikan tidak

berjalan dengan baik. (jural)

Mutu pendidikan yang rendah dapat disebabkan oleh beberapa syarat, seperti desain

kurikulum yang lemah sehingga proses pembelajaran bisa saja terhambat atau tertinggal dari

sekolah lain/lembaga lain yang sudah meningkatkan desain kurikulumnya. Selanjutnya adalah

bangunan yang tidak memenuhi syarat. Bangunan dan sarana prasarana yang tidak memadai

dapat mengganggu kenyamanan peserta didik ketika proses pembelajaran dan dapat mengganggu

konsentrasi belajar siswa. Permasalahan peningkatan kualitas selanjutnya adalah lingkungan

kerja yang buruk. Lingkungan kerja juga dapat memengaruhi kinerja para guru maupun staf-staf

sekolah karena dengan melihat kondisi lingkungannya yang kurang layak, maka para tenaga

pendidik pun juga akan malas untuk memberikan yang terbaik jika kondisi lingkungan kerjanya

6
Dr. H. Muwahid Shulhan, M.Ag. Dkk,”Manajemen Pendidika Islam Strategi Dasar Menuju Penigkatan Mutu
Pendidika Islam”,(Yogyakarta:Penerbit Teras, 2013),hal. 113

6
kurang memadai. Berikutnya sumber daya yang kurang, jika suatu lembaga kekurangan sumber

daya maka proses pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan tidak akan optimal.7

C. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Islam

Manajemen peningkatan mutu pendidikan islam sebenarnya memiliki peranan yang

sangat penting dalam mengembangkan peradaban Islam dan mencapai kejayaan umat Islam.

Mutu pendidikan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal mutu proses dan hasil

belajar mengajar di kelas. Adapun faktor internal berupa: faktor psikologis, sosiologis dan

fisiologis yang ada pada diri siswa dan guru sebagai pelajar dan pembelajar. Sedangkan yang

termasuk faktor eksternal ialah semua faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar

mengajar di kelas selain faktor yang bersumber dari faktor guru dan siswa, yakni berupa faktor

masukan lingkungan, peralatan, dana lain-lain. Dilihat dari objek formalnya, pendidikan menjadi

sarana kemampuan manusia untuk dibahas dan dikembangkan. Dalam pengalaman historis, tidak

ada satu negara manapun yang mampu mencapai kemajuan yang hakiki tanpa didukung

penyempurnaan pendidikan. Negara-negara Eropa yang terkenal sebagai kawasan negara-negara

yang maju itu sebenarnya sebagai akibat dari pembangunan pendidikannya.

Mutu produk pendidikan akan dipengaruhi oleh sejauh mana lembaga mampu mengelola

seluruh potensi secara optimal mulai dari tenaga kependidikan, peserta didik, proses

pembelajaran, sarana pendidikan, keuangan dan termasuk hubungannya dengan masyarakat.

Pada kesempatan ini, lembaga pendidikan Islam harus mampu merubah paradigma baru

pendidikan yang berorientasi pada mutu semua aktifitas yang berinteraksi didalamnya,

seluruhnya mengarah pencapaian pada mutu.

7
Hujair A.H. Sanaky,”Permasalahan dan Penataan Pendidikan Islam Menuju Pendidikan yang Bermutu”,El-Tarbawi
Jurnal Pendidikan Islam,Volume 1,No. 1,Tahun 2008,Hal. 85

7
Selain itu untuk menjawab berbagai permasalahan yang ada di lingkungan pendidikan

khususnya pendidikan Islam terletak pada Manajemen Mutu Terpadu yang akan memberi solusi

para professional pendidikan untuk menjawab tantangan masa kini dan masa depan. Dengan

manajemen terpadu dapat membangun aliansi antara pendidikan, pemerintah, dan bisnis. Dengan

adanya manajemen mutu terpadu membuat sekolah tannggap dan merespon perubahan yang

terjadi dalam peningkatan kualitas pendidikan islam untuk memberikan kepuasan stakeholder.

Abad ke-21 merupakan momentum yang penuh tantangan bagi negara sedang

berkembang seperti Indonesia. mencari model baru manajemen pendidikan untuk meningkatkan

mutu lulusan sekolah/madrasah. Tidak salahnya mempelajari usaha-usaha dibidang pendidikan

dalam decade terakhir seperti amerika serikat, jepang dan inggris.

Pengertian Total Quality Management (TQM) menurut Edward Sallis adalah; a philoshopy and

a methodology which assists institutions to manage change and to set their own agendas for

dealing with the plethora of new external pressure.

Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) dalam konteks pendidikan

merupakan sebuah filosofi metodologi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat

memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi

kebutuhan, keinginan,, dan harapan pelanggan, saat ini maupun masa yang akan datang.

Dalam ajaran Manajemen Mutu Terpadu, lembaga pendidikan (madrasah) harus

menempatkan siswa sebagai “klien” atau dalam istilah perusahaan sebagai “ stakeholders” yang

terbesar, maka suara siswa harus disertakan dalam setiap pengambilan keputusan strategis

langkah organisasi madrasah. Tanpa suasana yang demokratis manajemen tidak mampu

menerapkan Manajemen Mutu Terpadu, yang terjadi adalah kualitas pendidikan didominasi oleh

8
pihak – pihak tertentu yang seringkali memiliki kepentingan yang bersimpangan dengan hakekat

pendidikan.

Keberhasilan aplikasi Manajemen Mutu Terpadu di sekolah diukur dari tingkat kepuasan

pelanggan baik internal maupun eksternal. Sekolah dikatakan berhasil jika mampu memberikan

layanan sesuai harapan pelanggan. Untuk dapat mencapai peningkatan mutu pendidikan

sebagaimana yang diharapkan, perlu memperhatikan hal-hal berikut dibawah ini:

1. Kerjasama Tim (Team Work) Kerjasama tim merupakan unsur yang sangat penting

dalam Manajemen Mutu Terpadu. Tim adalah sekelompok orang bekerja secara bersama-

sama dan memiliki tujuan bersama yaitu untuk memberikan kepuasan kepada seluruh

stakeholders. Kerja tim dalam sebuah organisasi merupakan komponen penting dalam

TQM, mengingat kerja tim akan meningkatkan kepercayaan diri, komunikasi dan

mengembangkan kemandirian.

2. Keterlibatan Stakeholders Misi utama dari Manajemen Mutu Terpadu adalah untuk

memenuhi kebutuhan dan tuntutan seluruh pelanggan. Sekolah yang baik adalah sekolah

yang mampu menjaga hubungan dengan pelanggannya dan memiliki obsesi terhadap

mutu.

1) LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

i. Upaya pengendalian proses (teknik-administrasi)

ii. Melibatkan diagnose dan tindakan

iii. Memerlukan partisipasi semua pihak (intern-ekstern)

2) PRINSIP PENINGKATAN MUTU

i. Kepemimpinan profesional

ii. Membantu siswa mengembangkan kemampuan

9
iii. Kerja sama, teamwork, dan akuntabilitas

iv. Komitmen pada perubahan

v. Sistem pengukuran

vi. Program berkelanjutan

vii. Keterlibatan peran masyarakat

viii. Pelatihan staf8

Adapun komponen-komponen yang harus dilibatkan secara berkesinambungan guna

mencapai tujuan dalam Manajemen Peningkatan Mutu pada suatu lembaga pendidikan adalah

sebagai berikut :

a.Keterlibatan Siswa Upaya melibatkan siswa telah menjadi fenomena yang berkembang pada

sekolah/madrasah akhir-akhir ini, tetapi belum maksimal siswa yang terlibat dan mempengaruhi

proses penyusunan kegiatan belajar mengajar disekolah.

b. Keterlibatan Orang Tua Keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak disekolah

merupakan hal yang penting dilakukan oleh institusi pendidikan dan inilah salah satu unsur

penting dalam TQM. Peran orang tua dalam pembentukan motivasi dan penguasaan diri anak

sejak dini merupakan modal besar bagi kesuksesan anak di sekolah. Peran orang tua terdiri dari:

orang tua dapat mendukung perkembangan intelektual anak dan kesuksesan akademik anak

dengan memberi mereka kesempatan dan akses ke sumber-sumber pendidikan seperti jenis

sekolah yang dimasuki anak atau akses ke perpustakaan, multi media seperti internet dan televisi

pendidikan

Cara untuk mengakrabkan orang tua dan sekolah.

8
Rusman,”Manajemen Kurikulum”,(Bandung:PT Rajagrafindo Persada, 2009),Hal. 556

10
1. Memberikan ucapan selamat datangdisekolah dan komite sekolah

2. Kirimkan berita sekolah secara transparan, sehingga orang tua tidak mendapat berita hoax

dari pihak yang tidak bertaggung jawab.

3. Mengundang anaknya jika berprestasi disekolah jangan mengundang kalau anaknya

masalah.

4. Melakukan kunjungan rumah bila diperlukan agar sewaktu-waktu kalau ada masalah bisa

langsung kerumah orang tuanya.

5. Orang tua membantu guru dengan suka relawan agar tugasnya berjalan dengan lancar.

6. Mengadakan rapat antara orang tua dengan guru sehingga bisa saling mengenal.

Pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu

A. Tahap persiapan

Tahapan persiapan mencakup beberapa hal kegiatan yang antara lain adalah:

1) Menyampaikan informasi pada guru, staf administrasi dan

orang tua siswa.

2) Menyusun tim pengembang, yang terdiri dari guru, kepala sekolah, dan pakar; '

3) Melatih tim waluasi sekolah;

4) Menentukan fokus: aspek yang akan dievaluasi berikut

indikatornya masing-masing;

5) Menentukan secara random subiek sumber informasi dan sample responded.9

9
Direktorar Dikmenum, Pandsan, 182

11
B. Tahap Implementasi Thhapan implementasi mencakup beberapa hal kegiatan yang ' antara

lain adalah:

l) Pengumpulan informasiPengolahan informasi

2) Penyusunan draft (buram) laporaa dan rekomendasi

3) Penyampaian laporan dan rekomendasi.10

C. Tahap Tindak lanjut Thhapan tindak lanjut mencalcup beberapa hal kegiatan yang antara lain

adalah:

1) Kepala sekolah, guru, dan orang tua mempelajari hasil evaluasi. Menyusun skala

prioritas Menetapkan sasaran dan target sekolah Menyusun program kerja untuk

meningkatkan mutu sekolah.

Oleh karena itu dalam rangka mengimplementasikan konsep manajeman peningkatan

mutu di sekolah, maka melalui partisipasi aktif dan dinamis dari orangtua, siswa, guru dan staf

lainnya termasuk institusi yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan sekolah harus

melakukan tahapan kegiatan sebagai berikut

a. Penyusunan basis data dan profil sekolah lebih presentatif, akurat, valid dan sistematis

menyangkut berbagai aspek akademis, administratif (siswa, guru, staf), dan keuangan

b. Melakukan evaluasi diri (self assessment) untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan

mengenai sumber daya sekolah, personal sekolah, kinerja dalam mengembangkan dan mencapai

target kurikulum dan hasil-hasil yang dicapai siswa berkaitan dengan aspek-aspek intelektual dan

keterampilan, maupun aspek lainnya

10
Direktorar Dikmenum, Pandsan, 182

12
c. Berdasarkan analisis tersebut sekolah harus mengidentifikasikan kebutuhan sekolah dan

merumuskan visi, misi, dan tujuan dalam rangka menyajikan pendidikan yang berkualitas bagi

siswanya sesuai dengan konsep pembangunan pendidikan nasional yang akan dicapai.

d. Berangkat dari visi, misi dan tujuan peningkatan mutu tersebut sekolah bersama-sama dengan

masyarakatnya merencanakan dan menyusun program jangka panjang atau jangka pendek

( tahunan termasuk anggarannya).11

Mutu pendidikan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal mutu proses

dan hasil belajar mengajar di kelas. Adapun faktor internal berupa: faktor psikologis, sosiologis

dan fisiologis yang ada pada diri siswa dan guru sebagai pelajar dan pembelajar. Sedangkan yang

termasuk faktor eksternal ialah semua faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar

mengajar di kelas selain faktor yang bersumber dari faktor guru dan siswa, yakni berupa faktor

masukan lingkungan, peralatan, dana lain-lain.12

Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Islam

Bagi setiap lembaga pendidikan mutu adalah suatu isu sentral yang perlu diperhatikan. Menurut

Ismail, penerapan manajemen mutu dalam dunia pendidikan merupakan memerlukan adanya

pengelolaan yang baik dan profesional, manajemen organisasi yang baik dan penyediaan personil

yang memadai dalam menjalankan proses yang baik sehingga menghasilkan output yang

bermutu dan berkualitas tinggi. 13

Dalam hal mutu dan kualitas pendidikan terdapat suatu standar yang ditemukan dalam standar

nasional pendidikan. Standar nasional yang ditetapkan merupakan standar yang sudah dikaji dan
11
Rusman,”Manajemen kurikulum”,(Bandung:PT Rajagrafindo Persada, 2009),Hal. 556
12
Abdul Hadis dan Nurhayati,”Manajemen Mutu Pendidkan”,( Bandung; Alfabeta,2010),Hal. 100
13
Feiby Ismail, “Implementasi Total Quality Management (TQM) di Lembaga Pendidikan”, Jurnal Pendidikan
Islam Iqra’,Volume 2,Nomor 2,Tahun 2016,Hal . 26

13
dapat dicapai oleh setiap Lembaga pendidikan di Indonesia. Dengan adanya standar nasional

dapat memotivasi sekolah untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pesert didik

dilingkungan pendidikannya.14

Dalam kaitan diatas , Lembaga pendidikan islam perlu di evaluasi diri untuk mengetahui sudah

sampai dimanakah proses penjaminan mutu dilakukan dalam tiap satuan pendidikan Islam.

Berapa jumlah lembaga pendidikan Islam yang sudah terakreditasi dan memenuhi standar dan

berapa banyak lembaga pendidikan Islam yang sudah menapaki tahapan peningkatan mutu

pendidikan. Evaluasi ini penting untuk mengetahui posisi lembaga pendidikan Islam dalam

standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan.

Kurikulum pendidikan Islam harus mampu menjawab tantangan zaman, sehingga perlu

dilakukan pengembangan kurikulum pendidikan Islam secara terus menerus. Pembenahan aspek

materi pelajaran yang up to date, revisi model dan metode pembelajaran yang dilakukan secara

bersamaan dengan peningkatan kualitas guru di madrasah dan pesantren. Pembelajaran lebih

mengarah pada pemecahan masalah aktual di masyarakat didasarkan pada landasan Al-Qur’an

dan Hadis. Sehingga pendidikan Islam menjadi jawaban atas permasalahan yang dihadapi. Hal

ini akan meningkatkan daya tarik lembaga pendidikan Islam.

Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui kolektifitas sistem pendidikan yang

melibatkan berbagai aspek seperti kurikulum, kebijakan pendidikan, materi, strategi, pendekatan

dan metode pembelajaran, fasilitas, sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan,

proses manajerial yang dilakukan secara professional, proses pembelajaran, aplikasi teknologi

14
Ridwan Abdullah Sani, op.cit., Hal. 53

14
informasi dan komunikasi, khususnya dalam proses pembelajaran di kelas, evaluasi yang sesuai

serta pengontrolan dan pengendalian mutu pendidikan. 15

BAB III

15
Dede Rosyada,”Madrasah dan Profesionalisme Guru”,(Depok:Kencana, 2017), Hal. 42-43

15
PENUTUP

A. Kesimpulan

Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan

efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan

nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku. Dalam

peningkatan kualitas pendidikan, tidak mungkin lepas dari berbagai permasalahan, permasalahan

yang terjadi bisa seperti kualitas guru yang tidak profesional, kualitas kurikulum yang kurang

berkembang dan lain sebagainya. Permasalahan pendidikan islam di Indonesia yang sering

terjadi yaitu lembaga pendidikan islam selalu dijadikan pilihan kedua. Untuk meningkatkan

kualitas mutu pendidikan islam dapat digunakan metode Total Quality Management (TQM) atau

Manajemen Mutu Terpadu menurut Edward Sallis.

B. Saran

1. Disarankan pada pihak lembaga pendidikan islam untuk menerapkan salah satu metode

peningkatan kualitas mutu pendidikan islam. Dengan demikian dapat menghasilkan

kualitas mutu pendidikan lembaga tinggi islam yang lebih unggul daripda lembaga

lainnya.

2. Disarankan pada pihak orang tua untuk mendukung program peningkatan kualitas mutu

pendidikan islam. Dengan demikian lembaga pendidikan islam bisa menjadi lebih

berkembang dari sebelumnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati,Hadis. 2010. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung:Alfabeta

Rosyada Dede. 2017. Madrasah dan Profesionalisme Guru. Depok:Kencana

Direktorat Dikmenum,Pandsan,182

Shulhah Muwahid. 2013. Manajemen Pendidikan Islam Strategi Dasar Menuju Peningkatan

Mutu Pendidikan Islam. Yogyakarta:Teras

Faisal Mubarak. Faktor dan Indikator Mutu Pendidikan Islam. Management of Education.

1(1):10

Feiby Ismail. 2016. Implementasi Total Quality Management (TQM) di Lembaga

Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam Iqro’. 2(2):26

https://kbbi.web.id/mutu

Hujair A.H. Sanaky. 2008. Permasalahan dan Penataan Islam Menuju Pendidikan yang

Bermutu. El-Tarbawi Jurnal Pendidikan Islam. 1(1):85

Mardan Umar,Feiby Ismail. 2007. Penigkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal

Pendidikan Islam Iqra’. 11(2):16

Masykur H Mansyur. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Islam. Passion of The Islamic

Center. 224-227

Susanto Pendi. 2016. Produktivitas Sekolah, Teori, dan Praktik di Tingkat Satuan

Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

17
Ridwan Abdullah Sani,Op.Cit. Hal 153

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Bandung:PT Rajagrafindo

18

Anda mungkin juga menyukai