Disusun oleh:
1. Achmad Afandi (11211193003)
2. Lukman Arif Muanaf (11211193041)
3. Alif Rahmawati (11211193044)
JURUSAN
TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas kebesaran dan limpahan rahmat serta karunia yang diberikan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam tentang
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah ini, dan harapan penulis
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu selama proses pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
makalah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
BAB II PENUTUP....................................................................................... 16
A. Kesimpulan........................................................................................ 16
B. Saran.................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
rendahnya kualitas pendidikan di setiap jenjang mulai dari sekolah dasar sampai sekolah
berbagai pelatihan, pengadaan buku dan alat alat penunjang pembelajaran, perbaikan
sarana dan prasarana, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian,
perubahan yang signifikan. Tetapi pada beberapa sekolah yang berada di kota-kota besar
sudah menunjukkan berbagai peningkatan, namun pada sekolah yang berada di pelosok
negeri masih dalam kondisi yang memprihatinkan. Dapat diartikan bahwa kualitas
pendidikan di Indonesia masih belum merata. Sama halnya seperti usaha untuk
hambatan. Pada kenyatannya, permasalahan yang ada di lembaga pendidikan islam begitu
beragam.
Lembaga pendidikan islam tidak boleh kalah saing dengan lembaga pendidikan
yang lain. Maksut dari kalah saing disini adalah kalah saing dari segi mutu juga bukan
hanya dari segi pendidikannya saja. Sebenarnya lembaga pendidikan islam itu lebih
unggul daripada lembaga pendidikan lainya karena dengan adanya pelajaran agama yang
1
lebih lengkap. Untuk mencapai upaya agar lembaga pendidikan islam bisa setara dengan
lembaga pendidikan lain berbagai upaya harus dilakukan. Salah satu upaya yang dapat
pendidikan islam.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
ISI
A. Mutu Pendidikan
Mutu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti (ukuran) baik buruk suatu
pendidikan adalah kemampuan seklah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap
terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku. 2 Mutu pendidikan terdiri dari
tiga pespektif. Yang pertama yaitu perspektif ekonomi, pendidikan itu bermutu jika memiliki
kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Yang kedua yaitu sosiologi, pendidikan bermutu jika
pendidikan itu dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Dan yang kedua adalah perspektif
Pendidikan, dilihat dari aspek proses belajar mengajar dan aspek kemampuan lulusan
memecahkan masalah dan berpikir kritis.3 Dalam hal peningkatan mutu pendidikan, lembaga
pendidikan sangat berperan penting dalam memberikan fasilitas maupun kontribusinya untuk
pihak eksternal dan internal. Ada Lembaga pendidikan yang dapat memberikan mutu pendidikan
secara memuaskan dan ada pula yang kurang puas dalam memberikan mutu pendidikan.
Mutu pendidikan yang rendah disebabkan karena tidak terpenuhi beberapa syarat seperti,
desain kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak memenuhi syarat, lingkungan kerja yang
1
https://kbbi.web.id/mutu
2
Faisal Mubarak,”Faktor Dan Indikator Mutu Pedidikaan Islam”,Management of Education,Volume 1,No 1,hal.10
3
Pendi Susanto, Produktivitas Sekolah, Teori dan Praktik di Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2016),
hal. 154
3
buruk, sistem dan prosedur yang tidak sesuai, jadwal kerja yang tidak teratur dengan baik,
sumber daya yang kurang, dan pengembangan staf yang tidak memadai. Selain itu juga bisa juga
karena kurangnya motivasi, kegagalan komunikasi, atau masalah yang berkaitan dengan
perlengkapan-perlengkapan.4 Selain itu masih banyak orang yang memandang mutu pendidikan
pada kualitas pengelolaan sumber daya manusia,capaian peserta didik selama bersekolah, dan
Faktor sumber daya manusia merupakan salah satu kata kunci dalam mengkonsep
pendidikan yang bermutu. Faktor SDM, terutama SDM dalam makna human resources,
memberikan sumbangan yang paling besar. Pendidikan itu harus mampu menghasilkan
Sistem Pendidikan, Pustaka Pelajar Jogyakarta, Cet II, 2006.) yaitu: pertama, kemampuan
proses pemanusiaan dan kemanusiaan secara terus-menerus menuju bangsa yang adil dan
kemampuan SDM untuk membangun, memelihara dan menyikapi secara positif hasil-
hasil pembangunan.
4
Mardan Umar,Feiby Ismail,”Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan Islam Iqra’,Volume
11,No 2,Tahun 2007,hal. 16
4
b) Faktor Perbaikan Berkesinambungan
Tuntutan peningkatan mutu pendidikan terus mengalir dan terus mengalami peningkatan,
baik dari siswa, orang tua, masyarakat, pemerintah maupun dunia usaha. Ajaran Islam
memandang bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. “tuntutlah ilmu dari buaian
sampai liang lahat”. Ini juga berarti pendidikan berkelanjutan, dan tentu saja harus
bermutu. Sesuai dengan visi Pendidikan Nasional menurut Depag RI diantaranya adalah;
bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, dan pada poin yang lain disebutkan yaitu
membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia
dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar (Depag RI, 2007:
196).5
Dalam peningkatan kualitas pendidikan, tidak mungkin lepas dari berbagai permasalahan,
permasalahan yang terjadi bisa seperti kualitas guru yang tidak professional, kualitas kurikulum
yang kurang berkembang dan lain sebagainya. Permasalahan pendidikan islam di Indonesia yang
sering terjadi yaitu lembaga pendidikan islam selalu dijadikan pilihan kedua. Pendidikan islam
menjadi satu dalam sistem pendidikan nasional, tetapi sebagian masyarakat masih memandang
bahwa pendidikan islam sering “dinobatkan” hanya untuk masyarakat yang kurang mampu
secara perekonomian, memproduk orang-orang yang eksklusif, fanatik, dan yang paling
menyedihkan yaitu sebagian masyarakat masih memiliki stigma bahwa lembaga pendidikan
5
Masykur H Mansyur,”Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Islam”, Passion of the Islamic Studies Center,hal.224-
227
5
islam memproduksi “teroris”. Walaupun stigma tersebut keliru dan dapat ditolak, sebab tidak ada
lembaga pendidikan islam manapun yang ingin memproduk atau menciptakan kelompok-
kelompok seperti itu. Tetapi realitas di masyarakat banyak tindakan yang kurang benar dan
mengatasnamakan islam.6
Berbagai permasalahan yang ada di lingkup lembaga pendidikan islam antara lain masih
labilnya mental pengelola pendidikan. Pengelola pendidikan tersebut baik yang memimpin
maupun yang dipimpin, karena mental yang tidak menentu berpotensi menyebabkan
menurunnya kualitas pendidikan. Permasalahan berikutnya adalah tindak lanjut dari evaluasi
program. Hampir semua program yang ada di sekolah dimonitor dan di evaluasi dengan baik,
tetapi tidak ada tindak lanjut dari evaluasi tersebut sehingga peningkatan mutu pendidikan tidak
Mutu pendidikan yang rendah dapat disebabkan oleh beberapa syarat, seperti desain
kurikulum yang lemah sehingga proses pembelajaran bisa saja terhambat atau tertinggal dari
sekolah lain/lembaga lain yang sudah meningkatkan desain kurikulumnya. Selanjutnya adalah
bangunan yang tidak memenuhi syarat. Bangunan dan sarana prasarana yang tidak memadai
dapat mengganggu kenyamanan peserta didik ketika proses pembelajaran dan dapat mengganggu
kerja yang buruk. Lingkungan kerja juga dapat memengaruhi kinerja para guru maupun staf-staf
sekolah karena dengan melihat kondisi lingkungannya yang kurang layak, maka para tenaga
pendidik pun juga akan malas untuk memberikan yang terbaik jika kondisi lingkungan kerjanya
6
Dr. H. Muwahid Shulhan, M.Ag. Dkk,”Manajemen Pendidika Islam Strategi Dasar Menuju Penigkatan Mutu
Pendidika Islam”,(Yogyakarta:Penerbit Teras, 2013),hal. 113
6
kurang memadai. Berikutnya sumber daya yang kurang, jika suatu lembaga kekurangan sumber
daya maka proses pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan tidak akan optimal.7
sangat penting dalam mengembangkan peradaban Islam dan mencapai kejayaan umat Islam.
Mutu pendidikan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal mutu proses dan hasil
belajar mengajar di kelas. Adapun faktor internal berupa: faktor psikologis, sosiologis dan
fisiologis yang ada pada diri siswa dan guru sebagai pelajar dan pembelajar. Sedangkan yang
termasuk faktor eksternal ialah semua faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar
mengajar di kelas selain faktor yang bersumber dari faktor guru dan siswa, yakni berupa faktor
masukan lingkungan, peralatan, dana lain-lain. Dilihat dari objek formalnya, pendidikan menjadi
sarana kemampuan manusia untuk dibahas dan dikembangkan. Dalam pengalaman historis, tidak
ada satu negara manapun yang mampu mencapai kemajuan yang hakiki tanpa didukung
Mutu produk pendidikan akan dipengaruhi oleh sejauh mana lembaga mampu mengelola
seluruh potensi secara optimal mulai dari tenaga kependidikan, peserta didik, proses
Pada kesempatan ini, lembaga pendidikan Islam harus mampu merubah paradigma baru
pendidikan yang berorientasi pada mutu semua aktifitas yang berinteraksi didalamnya,
7
Hujair A.H. Sanaky,”Permasalahan dan Penataan Pendidikan Islam Menuju Pendidikan yang Bermutu”,El-Tarbawi
Jurnal Pendidikan Islam,Volume 1,No. 1,Tahun 2008,Hal. 85
7
Selain itu untuk menjawab berbagai permasalahan yang ada di lingkungan pendidikan
khususnya pendidikan Islam terletak pada Manajemen Mutu Terpadu yang akan memberi solusi
para professional pendidikan untuk menjawab tantangan masa kini dan masa depan. Dengan
manajemen terpadu dapat membangun aliansi antara pendidikan, pemerintah, dan bisnis. Dengan
adanya manajemen mutu terpadu membuat sekolah tannggap dan merespon perubahan yang
terjadi dalam peningkatan kualitas pendidikan islam untuk memberikan kepuasan stakeholder.
Abad ke-21 merupakan momentum yang penuh tantangan bagi negara sedang
berkembang seperti Indonesia. mencari model baru manajemen pendidikan untuk meningkatkan
Pengertian Total Quality Management (TQM) menurut Edward Sallis adalah; a philoshopy and
a methodology which assists institutions to manage change and to set their own agendas for
merupakan sebuah filosofi metodologi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat
memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi
kebutuhan, keinginan,, dan harapan pelanggan, saat ini maupun masa yang akan datang.
menempatkan siswa sebagai “klien” atau dalam istilah perusahaan sebagai “ stakeholders” yang
terbesar, maka suara siswa harus disertakan dalam setiap pengambilan keputusan strategis
langkah organisasi madrasah. Tanpa suasana yang demokratis manajemen tidak mampu
menerapkan Manajemen Mutu Terpadu, yang terjadi adalah kualitas pendidikan didominasi oleh
8
pihak – pihak tertentu yang seringkali memiliki kepentingan yang bersimpangan dengan hakekat
pendidikan.
Keberhasilan aplikasi Manajemen Mutu Terpadu di sekolah diukur dari tingkat kepuasan
pelanggan baik internal maupun eksternal. Sekolah dikatakan berhasil jika mampu memberikan
layanan sesuai harapan pelanggan. Untuk dapat mencapai peningkatan mutu pendidikan
1. Kerjasama Tim (Team Work) Kerjasama tim merupakan unsur yang sangat penting
dalam Manajemen Mutu Terpadu. Tim adalah sekelompok orang bekerja secara bersama-
sama dan memiliki tujuan bersama yaitu untuk memberikan kepuasan kepada seluruh
stakeholders. Kerja tim dalam sebuah organisasi merupakan komponen penting dalam
TQM, mengingat kerja tim akan meningkatkan kepercayaan diri, komunikasi dan
mengembangkan kemandirian.
2. Keterlibatan Stakeholders Misi utama dari Manajemen Mutu Terpadu adalah untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan seluruh pelanggan. Sekolah yang baik adalah sekolah
yang mampu menjaga hubungan dengan pelanggannya dan memiliki obsesi terhadap
mutu.
i. Kepemimpinan profesional
9
iii. Kerja sama, teamwork, dan akuntabilitas
v. Sistem pengukuran
mencapai tujuan dalam Manajemen Peningkatan Mutu pada suatu lembaga pendidikan adalah
sebagai berikut :
a.Keterlibatan Siswa Upaya melibatkan siswa telah menjadi fenomena yang berkembang pada
sekolah/madrasah akhir-akhir ini, tetapi belum maksimal siswa yang terlibat dan mempengaruhi
b. Keterlibatan Orang Tua Keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak disekolah
merupakan hal yang penting dilakukan oleh institusi pendidikan dan inilah salah satu unsur
penting dalam TQM. Peran orang tua dalam pembentukan motivasi dan penguasaan diri anak
sejak dini merupakan modal besar bagi kesuksesan anak di sekolah. Peran orang tua terdiri dari:
orang tua dapat mendukung perkembangan intelektual anak dan kesuksesan akademik anak
dengan memberi mereka kesempatan dan akses ke sumber-sumber pendidikan seperti jenis
sekolah yang dimasuki anak atau akses ke perpustakaan, multi media seperti internet dan televisi
pendidikan
8
Rusman,”Manajemen Kurikulum”,(Bandung:PT Rajagrafindo Persada, 2009),Hal. 556
10
1. Memberikan ucapan selamat datangdisekolah dan komite sekolah
2. Kirimkan berita sekolah secara transparan, sehingga orang tua tidak mendapat berita hoax
masalah.
4. Melakukan kunjungan rumah bila diperlukan agar sewaktu-waktu kalau ada masalah bisa
5. Orang tua membantu guru dengan suka relawan agar tugasnya berjalan dengan lancar.
6. Mengadakan rapat antara orang tua dengan guru sehingga bisa saling mengenal.
A. Tahap persiapan
Tahapan persiapan mencakup beberapa hal kegiatan yang antara lain adalah:
2) Menyusun tim pengembang, yang terdiri dari guru, kepala sekolah, dan pakar; '
indikatornya masing-masing;
9
Direktorar Dikmenum, Pandsan, 182
11
B. Tahap Implementasi Thhapan implementasi mencakup beberapa hal kegiatan yang ' antara
lain adalah:
C. Tahap Tindak lanjut Thhapan tindak lanjut mencalcup beberapa hal kegiatan yang antara lain
adalah:
1) Kepala sekolah, guru, dan orang tua mempelajari hasil evaluasi. Menyusun skala
prioritas Menetapkan sasaran dan target sekolah Menyusun program kerja untuk
mutu di sekolah, maka melalui partisipasi aktif dan dinamis dari orangtua, siswa, guru dan staf
lainnya termasuk institusi yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan sekolah harus
a. Penyusunan basis data dan profil sekolah lebih presentatif, akurat, valid dan sistematis
menyangkut berbagai aspek akademis, administratif (siswa, guru, staf), dan keuangan
b. Melakukan evaluasi diri (self assessment) untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan
mengenai sumber daya sekolah, personal sekolah, kinerja dalam mengembangkan dan mencapai
target kurikulum dan hasil-hasil yang dicapai siswa berkaitan dengan aspek-aspek intelektual dan
10
Direktorar Dikmenum, Pandsan, 182
12
c. Berdasarkan analisis tersebut sekolah harus mengidentifikasikan kebutuhan sekolah dan
merumuskan visi, misi, dan tujuan dalam rangka menyajikan pendidikan yang berkualitas bagi
siswanya sesuai dengan konsep pembangunan pendidikan nasional yang akan dicapai.
d. Berangkat dari visi, misi dan tujuan peningkatan mutu tersebut sekolah bersama-sama dengan
masyarakatnya merencanakan dan menyusun program jangka panjang atau jangka pendek
Mutu pendidikan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal mutu proses
dan hasil belajar mengajar di kelas. Adapun faktor internal berupa: faktor psikologis, sosiologis
dan fisiologis yang ada pada diri siswa dan guru sebagai pelajar dan pembelajar. Sedangkan yang
termasuk faktor eksternal ialah semua faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar
mengajar di kelas selain faktor yang bersumber dari faktor guru dan siswa, yakni berupa faktor
Bagi setiap lembaga pendidikan mutu adalah suatu isu sentral yang perlu diperhatikan. Menurut
Ismail, penerapan manajemen mutu dalam dunia pendidikan merupakan memerlukan adanya
pengelolaan yang baik dan profesional, manajemen organisasi yang baik dan penyediaan personil
yang memadai dalam menjalankan proses yang baik sehingga menghasilkan output yang
Dalam hal mutu dan kualitas pendidikan terdapat suatu standar yang ditemukan dalam standar
nasional pendidikan. Standar nasional yang ditetapkan merupakan standar yang sudah dikaji dan
11
Rusman,”Manajemen kurikulum”,(Bandung:PT Rajagrafindo Persada, 2009),Hal. 556
12
Abdul Hadis dan Nurhayati,”Manajemen Mutu Pendidkan”,( Bandung; Alfabeta,2010),Hal. 100
13
Feiby Ismail, “Implementasi Total Quality Management (TQM) di Lembaga Pendidikan”, Jurnal Pendidikan
Islam Iqra’,Volume 2,Nomor 2,Tahun 2016,Hal . 26
13
dapat dicapai oleh setiap Lembaga pendidikan di Indonesia. Dengan adanya standar nasional
dapat memotivasi sekolah untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pesert didik
dilingkungan pendidikannya.14
Dalam kaitan diatas , Lembaga pendidikan islam perlu di evaluasi diri untuk mengetahui sudah
sampai dimanakah proses penjaminan mutu dilakukan dalam tiap satuan pendidikan Islam.
Berapa jumlah lembaga pendidikan Islam yang sudah terakreditasi dan memenuhi standar dan
berapa banyak lembaga pendidikan Islam yang sudah menapaki tahapan peningkatan mutu
pendidikan. Evaluasi ini penting untuk mengetahui posisi lembaga pendidikan Islam dalam
Kurikulum pendidikan Islam harus mampu menjawab tantangan zaman, sehingga perlu
dilakukan pengembangan kurikulum pendidikan Islam secara terus menerus. Pembenahan aspek
materi pelajaran yang up to date, revisi model dan metode pembelajaran yang dilakukan secara
bersamaan dengan peningkatan kualitas guru di madrasah dan pesantren. Pembelajaran lebih
mengarah pada pemecahan masalah aktual di masyarakat didasarkan pada landasan Al-Qur’an
dan Hadis. Sehingga pendidikan Islam menjadi jawaban atas permasalahan yang dihadapi. Hal
Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui kolektifitas sistem pendidikan yang
melibatkan berbagai aspek seperti kurikulum, kebijakan pendidikan, materi, strategi, pendekatan
dan metode pembelajaran, fasilitas, sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan,
proses manajerial yang dilakukan secara professional, proses pembelajaran, aplikasi teknologi
14
Ridwan Abdullah Sani, op.cit., Hal. 53
14
informasi dan komunikasi, khususnya dalam proses pembelajaran di kelas, evaluasi yang sesuai
BAB III
15
Dede Rosyada,”Madrasah dan Profesionalisme Guru”,(Depok:Kencana, 2017), Hal. 42-43
15
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan
nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku. Dalam
peningkatan kualitas pendidikan, tidak mungkin lepas dari berbagai permasalahan, permasalahan
yang terjadi bisa seperti kualitas guru yang tidak profesional, kualitas kurikulum yang kurang
berkembang dan lain sebagainya. Permasalahan pendidikan islam di Indonesia yang sering
terjadi yaitu lembaga pendidikan islam selalu dijadikan pilihan kedua. Untuk meningkatkan
kualitas mutu pendidikan islam dapat digunakan metode Total Quality Management (TQM) atau
B. Saran
1. Disarankan pada pihak lembaga pendidikan islam untuk menerapkan salah satu metode
kualitas mutu pendidikan lembaga tinggi islam yang lebih unggul daripda lembaga
lainnya.
2. Disarankan pada pihak orang tua untuk mendukung program peningkatan kualitas mutu
pendidikan islam. Dengan demikian lembaga pendidikan islam bisa menjadi lebih
16
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Dikmenum,Pandsan,182
Shulhah Muwahid. 2013. Manajemen Pendidikan Islam Strategi Dasar Menuju Peningkatan
Faisal Mubarak. Faktor dan Indikator Mutu Pendidikan Islam. Management of Education.
1(1):10
https://kbbi.web.id/mutu
Hujair A.H. Sanaky. 2008. Permasalahan dan Penataan Islam Menuju Pendidikan yang
Mardan Umar,Feiby Ismail. 2007. Penigkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal
Masykur H Mansyur. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Islam. Passion of The Islamic
Center. 224-227
Susanto Pendi. 2016. Produktivitas Sekolah, Teori, dan Praktik di Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
17
Ridwan Abdullah Sani,Op.Cit. Hal 153
18