Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

Memenuhi tugas mata kuliah : Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:
Dr. H. Nur Efendi, M.Ag

Disusun oleh:
1. Melly Nur Indrastuti (12211193045)
2. Sochifatul Chabibah (12211193046)

JURUSAN TADRIS FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan tugas membuat makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menuntun kita dari
zaman jahilliyah hingga zaman islamiyah. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT
atas limpahan nikmat yang telah diberikan, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang
berjudul “ Pendidik Dalam Perspektif Pendidikan Islam “.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu tersusunnya


makalah ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada para rekan yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini. Serta ucapan terimakasih kepada bapak Nur Efendi selaku
dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam atas bimbingannya dalam penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang dan jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pada pembaca. Selain itu, penulis
juga memohon maaf apabila masih banyak kesalahan yang dimuat dalam makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Tulungagung, Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidik dalam Perspektif pendidikan

islam...............................................................................................................................3

2.2 Kedudukan Pendidik dalam Perspektif pendidikan

islam...............................................................................................................................4

2.3 Syarat-syarat Pendidik dalam Perspektif pendidikan

islam...............................................................................................................................7

2.4 Sifat-sifat Pendidik dalam Perspektif pendidikan islam................................................8

2.5 Tugas dan peranan Pendidik dalam Perspektif pendidikan islam................................12

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan.......................................................................................................................14

3.2 Saran.............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Allah SWT memerintahkan manusia untuk selalu menuntut ilmu.banyak dalil

aqli maupun naqli yang menjelaskan dan mewajibkan manusia menuntut ilmu sejak

dini hingga akhir hayatnya. Bahkan disebutkan “ tuntutlah ilmu samapi ke negeri

Cina” . didalam beberepa hadits menunjukkan keutaman orang berilmu salah satunya,

disebutkan bahwa orang yang berpengetahuan melebihi orang yang beribadah, yang

berpuasa, dan orang yang menghabiskan malamnya dengan sholat, bahkan melebihi

orang yang berperang dijalan Allah SWT. Sedangkan orang yang berpengetahuan

yang meu mengerjakan dan mengamalkan dan mengamalkan ilmu yang didapat dan

dimilikinya kepada orang lain itu lebih utama, sehingga didalam sebuah hadits

menyebutkan bahwa tugas yang diembannya hampir sama seperti tugas yang diemban

seorang Rasul. Seseorang tersebut dapat disebut sebagai pendidik.

Dapat dipahami bahwa pendidik adalah seorang aktor utama yang merancang,

merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan sebuah kegiatan belajar mengajar,

pendidik memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan potensi yang ada pada

peserta didik agar mencapai kedewasaan sesuai yang diharapkan. Kemudian, apabila

dikaitkan dengan pendidikan islam maka dapat diartikan bahwa pendidik adalah orang

yang bertanggung jawab atas terlaksananya proses pendidikan dalam rangka

mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik sesuai dengan syariat islam.

Pendidik dalam proses pendidikan islam mempunyai pengaruh yang sangat

besar sehingga dikatakan pendidik hendaknya memiliki karakteristik yang

membedakannya dengan orang lain. Dengan karakteristiknya, menjadikan ciri dan

sifat yang akan menyatu dalam seluruh totalitas kepribadiannya.

1
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian pendidik dalam perspektif pendidikan islam?

1.2.2 Apa Kedudukan Pendidik dalam Pendidikan Islam?

1.2.3 Apa Syarat-syarat Pendidik dalam Pendidikan Islam?

1.2.4 Apa Sifat-sifat Pendidik dalam Pendidikan Islam?

1.2.5 Apa tugas dan peranan pendidik dalama pendidikan islam?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mendeskripsikan pendidik dalam perspektif pendidikan islam

1.3.2 Mendeskripsikan kedudukan pendidik dalam perspektif pendidikan islam

1.3.3 Mendeskripsikan Syarat-syarat Pendidik dalam Pendidikan Islam

1.3.4 Mendeskripsikan sifat-sifat Pendidik dalam Pendidikan Islam

1.3.5 Mendeskripsikan tugas dan peranan pendidik dalama pendidikan islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidik

Dari segi bahasa, pendidik adalah orang yang mendidik (poerwadarminta,

1976: 250). Dari pengertian ini timbul kesan bahwa pendidik adalah orang yang

melakukan kegiatan dalam hal mendidik. Dalam bahasa inggris ditemui beberapa kata

yang mendekati makna dari pendidik. Kata-kata tersebut seperti teacher yang berarti

guru atau pengajar, tutor yamg berarti guru pribadi atau guru yang mengajar di

rumah(Echols dan Shandily,1980:560). Dalam bahasa Arab dijumpai kata ustadz,

mudarris, mua’llim, dan muaddab. Kata ustadz jmerupakan jamak darikata asaatidz

yang berarti teacher atau guru, profesor (gelar akademik/jenjang di bidang

intelektual), pelatih, penulis, dan penyair (Wehr,1974: 15). Sementara kata mudarris

berarti teacher in qur’an school(guru dalam lembaga pendidikan al qur’an.

Kata-kata tersebut secara keseluruhan terhimpun dalam pengertian pendidik,

karena pada dasarnya semuanya itu mengacu pada seseorang yang memberikan

pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman kepada orang lain. Hanya saja istilah

dalam penggunaannya yang berbeda.

Adapun pengertian pendidik menurut istilah yang dikemukakan oleh para ahli

pendidika islam, diantaranya adalah Ahmad D. Marimba (1989: 37) yang menyatakan

bahwa pendidik ialah orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik. Orang

yang dimaksud disini adalah orang yang dewasa, yang karena hak dan kewajibannya

bertanggung jawab atas pendidikan si terdidik.1 Sama halnya dengan pengertian

pendidik menurut Dwi Nugroho Hindayanto yang menginvestarisasi bahwa pendidik

1
Salim, Moh. Haitami, Studi Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2012)

1
itu meliputi: orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin masyarakat, dan juga

pemimpin agama.

Secara umum, dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam masyarakat dapat

menjadi pendidik, sebab pendidikan merupakan suatu perbuatan sosial, perbuatan

yang fundamental yang menyangkut keutuhan perkembangan pribadi anak didik

menuju pribadi yang dewasa. Dan berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa

pendidik adalah seorang aktor utama yang merancang, merencanakan, menyiapkan

dan melaksankan sebuah kegiatan belajar mengajar, pendidik memiliki tanggung

jawab untuk mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik agar mencapai

kedewasaan sesuai yang diharapkan. Kemudian, apabila dikaitkan dengan pendidikan

islam maka dapat diartikan bahwa pendidik adalah orang yang bertanggung jawab

atas terlaksananya proses pendidikan dalam rangka mengembangkan potensi yang ada

pada peserta didik sesuai dengan syariat islam.

Didalam islam yang disebut dengan seorang pendidik tidak hanya guru saja.

Hal ini diungkapkan oleh Abuddin Nata bahwa didalam al Qur’an dijumpai informasi

bahwa yang menjadi pendidik secara garis besar terdiri dari empat macam (1997: 65)

2.1.1 Allah SWT

Allah SWT merupakan pendidik yeng pertama dan utama. Hal ini

dapat dipahami dalam firman-firman yang diturunkanNya kepada Nabi Muhammad

SAW. Allah SWT memilki penegtahuan yang amat luas. Seperti firman dibawah ini

yang menunjukkan bahwa Allah memiliki keududukan tertinggi dalam mendidik

hambaNya.

2
‫َاب َو ْالحِ ْك َمةَ َو ِإ ْن‬
َ ‫علَ ْي ِه ْم آ َياتِ ِه َويُزَ كِي ِه ْم َويُ َع ِل ُم ُه ُم ْال ِكت‬
َ ‫وًل مِ ْن أ َ ْنفُ ِس ِه ْم َيتْلُو‬
‫س ا‬ َ ‫علَى ْال ُمؤْ مِ نِينَ ِإذْ َب َع‬
ُ ‫ث فِي ِه ْم َر‬ َّ ‫لَقَدْ َم َّن‬
َ ُ‫َّللا‬

َ ‫كَانُوا مِ ْن قَ ْب ُل لَفِي‬
ٍ ‫ض ََل ٍل ُم ِب‬
‫ين‬

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah

mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang

membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan

mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum

(kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS.

Ali Imran[3]: 164)

Menurut Ar-Razi, yang membuat perbandingan antara Allah sebagai

pendidik dengan manusia sebagai pendidik sangatlah jauh berbeda. Allah sebagi

pendidik mengetahui segala kebutuhan orang yang dididikNya. Sebab Dia adalah

Dzat pencipta. Perhatian Allah tidak terbatas hanya terhadap sekelompok manusia

saja, tetapi juga memperhatikan dan mendidik seluruh alam.

2.1.2 Nabi Muhammad SAW

Nabi muhammad SAW sendiri yang mengidentifikasikan dirinya

sebagai mu’allim (pendidik). Nabi sebagai penerima wahyu al Qur’an yang bertugas

menyampaikan petunjuk-petunjuk kepada seluruh umat islam kemudian dilanjutkan

dengan mengajarkan kepada manusia ajaran-ajarannya tersebut. Hal ini pada intinya

menegaskan bahwa kedudukan nabi sebagai pendidik ditunjuk langsung oleh Allah

SWT.

2.1.3 Orang Tua

Pendidik yang berperan didalam lingkungan keluarga adalah orang tua.

Orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anaknya. Hal ini

disebabkan awal kehidupannya berada ditengah-tengah ayah dan ibunnya, dari

3
merekalah anak mulai mengenal pendidikannya. Segala sikap, pandangan hidup dan

juga keterampilan yang baik banyak ditanamkan dalam tubuh anak. Al qur’an

menyebutkan sifat-sifat yang dimilki oleh orang tua sebagai guru, yaitu memilki

kesadaran tentang kebenaran yang diperoleh melalui ilmu dan rasio dapat bersyukur

kepada Allah SWT, suka menasehati anaknya agar menjalankan perintah sholat, sabar

dalam menghadapi penderitaan(QS. Lukman: 12-19). Itulah sebabnya orang tua

disebut “pendidik kudrati” yaitu pendidik yang telah diciptakan oleh Allah

kudratnyasebagi pendidik.

2.1.4 Guru

Peran guru merupakan sebagai orang tua kedua bagi anak didiknya

hanya saja yang membedakan ialah proses belajar mengajar yang dilakukan atau

diselenggarakan dalam sebuah lembaga pendidikan seperti di sekolah, madrasah,

kampus, dan lain-lain.

2.2 Kedudukan Pendidik Dalam Pendidikan Islam

Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam satu pola tertentu.

Dengan demikian seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan oleh karena

seseorang biasanya ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Apabila dipisahkan dari

individu yang memiliknya, kedudukan hanya merupakan kumpulan hak-hak dan

kewajiban.2

Pendidik merupakan sosok yang memiliki kedudukan yang sangat penting

bagi pengembang segenap potensi peserta didik. Pendidik menjadi orang yang paling

menentukan dalam rancangan dan penyiapan proses pendidikan dan pembelajaran.3

Pendidik ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang

2
Sama'un Bakry, Menggagas Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005), h.55
3
Arif Rohman, Memahami Pendidjkan Dan Ilmu Pendidikan,(Yogyakarta: laksbang Mediatama,2009),h. 154

4
berpotensial di bidang pembangunan, pendidik harus berperan aktif dan menempatkan

kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang

semakin berkembang.4 Hal ini karena pendidikan merupakan cultural transition yang

bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara kontinu, sebagai sarana bagi

pembangunan kebudayaan dan peradaban umat manusia.5

Dalam keluarga pendidik berkedudukan sebagai pelindung, pendamping,

pendorong, penasehat, dan pemberi contoh pada anak-anaknya agar dapat tumbuh

berkembang menjadi manusia dewasa. Di sekolah pendidik memiliki sebutan dan

kedudukan yang beragam. Beberapa ahli menyebutkan kedudukan pendidik disekolah

dengan bentuk sebuatan yaitu, fasilitator, motivator, organisator, dinamisator,

strimunator, komunikator, katalisator, inisiator, dan evaluator bagi peserta didiknya.6

Dalam masyarakat pendidik juga mendapatkan kedudukan yang tak kalah terhormat

yakni, ing ngarso sang tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani .

Semboyan ki hajar dewantara yang artinya, didepan seorang pendidik harus mampu

menjadi teladan, ditengah atau diantara murid harus mampu menciptakan ide atau

cita-cita, dan dari belakang harus mampu memberikan dorongan dan motivasi.

Kedudukan ini merupakan penghargaan dari masyarakat yang sangat besar dan

merupakan tantangan yang menuntut akan adanya prestasi dan prestasi yang

senantiasa teruji dan terpuji dari setiap pendidik, bukan hanya dikelas atau

sekolah,tetapi juga ditengah-tengah masyarakat.7

Dalam konteks pendidikan islam, pendidik pun juga memiliki arti dan peranan

sanagt penting. Pendidik adalah bapak rohani,(spiritual father) atau pemberi semangat

4
Sardiman A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar,( Jakarta: PT. Raja Grafindo persada,2008), h. 125
5
Arifuddin Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: kultura,2008,h. 61
6
Arif Rohman, Memahami Pendidikan, ..., Ibid., h.154
7
Akhyaka, Profil Pendidik Sukses, Sebuah Formulasi Dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi,(
Surabaya: Elkaf, 2005, h.10)

5
bagi peserta didik. Dialah yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan

akhlak mulia, dan meluruskan perilakunya yabg buruk. Pendidik juga memiliki

tanggung jawab dan menetukan arah pendidikan. Itulah sebabnya pula islam sangat

menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu pengetahuan dan bertugas

sebagai pendidik.8

Oleh karena itu, pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam islam. Nabi

bersabda dalam hadits yang dikutip dari buku athiyyah Al- Abrasyi:

ُ ‫ا َِّن مِ دَادَ ْالعُلَ َماءِ لَ َخي ٌْر مِ ْن ِد َماءِ ال‬


ِ‫ش َهدَاء‬

Artinya: Tinta seorang ilmuan(yang menjadi guru) lebih berharga ketimbang darah

para syuhada.9

Begitu tingginya penghargaan islam terhadap pendidik, sehingga

menempatkan posisi pendidik setingkat dibawah posisi nabi. Hal ini diungkapkan

oleh penyair yang bernama Syauqi, dalam syairnya dengan ungkapan:

ُ ‫قُ ْم ل ِْل ُمعَل ِِم َوفِ ِه التَب ِْج ْي ِل كَادَ ْالمِ عَل ِِم ا َ ْن يَ ُكونَ َر‬
‫سوًلا‬

Artinya: berdiri dan hormatillah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu

hampir saja merupakan seorang rasul.10

Bahkan orang-orang yang berilmu pengetahuan dan mau mengajarkan

ilmunya kepada mereka yabg membutuhkan akan disukai oleh Allah dan didoakan

oleh penghuni langit, penghuni bumi seperti semut dan ikan didalam laut agar ia

mendapatkan keselamatan dan kebahadiaan. Rasulullah SAW besabda:

8
Nur Ukhbiyati, Ilmu Pendidikan..., Ibid. H.91
9
Muhammad athiyah al abrasyi, Dasar-dasar pokok...ibid., h. 1
10
Ibid.,h.168

6
َ ‫س ْب َحانَهُ َو َمَلَئِ َكتَهُ َوأ َ ْه َل‬
‫س َم َاواتِ ِه‬ َ َ‫ ِإن‬:‫سلَ َم‬
ُ ‫َّللا‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ‫صلى َّللا‬ ُ ‫ ث ُ َّم قَا َل َر‬: ‫ع ْن أ َ ِبي أ َ َما َمةَ ال َبا ِهلِي قَا َل‬
َ ‫سول َّللا‬ َ

)‫ي‬
ْ ‫اس ال َخي َْر (رواه الترمذ‬ َ َ‫صلُون‬
َ َّ‫علَى ُم َعلِمِ ى الن‬ ِ ‫َوأ َ ْر‬
ِ ‫ض ِه َحت َى النَ ْملَ ِة فِى ُح ْج ِرهَا َو َحتَى ال ُحو‬
َ ُ‫ت فِى البَ ْح ِر ِلي‬

Artinya: Sesungguhnya Allah yang maha suci, malaikatNya, penghuni- penghuni

langitNya dan bumiNya termasuk semut dalam lubangnya dan termasuk ikan dalam

laut akan mendoakan keselamatan bagi orang-orang yang mengajar manusia kepada

kebaikan.( HR. Tirmidzi).

Dari sini jelas, bahwa kedudukan pendidik dalam islam sangat tinggi.

Tingginya kedudukan pendidik dalam islam merupakan realisasi ajaran agama islam

itu sendiri. Islam memuliakan ilmu pengetahuan, pengetahuan itu didapat dari belajar

dan mengajar. Maka, tidak boleh tidak islam pasti memuliakan seorang pendidik.

Tingginya kedudukan pendidik ini masih dapat disaksikan nyata pada zaman

sekarang. Hal itu dapat kita lihat terutama di pesantren-pesantren di Indonesia. Santri

bahkan tidak berani menentang pandangan kyainya, sebagian lagi mebutuhkan badan

tatkala menghadap kyainya.

2.3 Syarat-syarat Pendidik dalam Pendidikan Islam

Secara umum syarat pendidik dalam islam adalah:

a. Sehat jasmani dan ruhani

Menurut Zakiyah, kesehatan guru sangat penting, karena apabila seorang pendidik

mengidap penyakit yang menular, maka akan membahayakan kesehatan anak

didiknya. Disamping itu, kesehatan badan akan sangat memengaruhi semangat dalam

mengajar.

b. Bertaqwa

Menurut Zakiyah Drajat, pendidik sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan islam, tidak

mungkin mendidik anak agar bertaqwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertaqwa

7
kepadaNya. Pendidik adalah teladan bagi anak didiknya. Sebagaimana nabi

Muhammad SAW menjadi teladan bagi umatnya. Sejauh seorang pendidik mampu

memberikan teladan yang baik kepada anak didiknya. Sejauh itu pula ia aka berhasil

mendidik mereka menjadi generasi penerus dan mulia.

c. Berilmu pengetahuan yang luas

Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu dan Allah mencintai orang yang

suka mencari ilmu. Oleh karena itu, seorang pendidik harus terus menambah ilmunya.

d. Berlaku adil

Secara harfiah, adil berarti lurus tegak, bergerak dari posisi yang salah menuju posisi

yang diinginkan. Adil juga berarti seimbang. Adil dalam islam memiliki basis

ilahiyah, berakal dan moralitas. Sehingga prinsip pertama adil adalah persamaan

manusia di hadapan Tuhanserta dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu, seorang

pendidik harus bersifat adil kepada anak didiknya. Dan tidak cenderung kepada salah

satu anak didiknya.

e. Ikhlas

Hendaknya seorang pendidik adalah seorang yang ikhlas. Sifat ini termasuk sifat

Robbaniyyah. Dengan kata lain, hendaknya seorang pendidik mendidik hanya dengan

mengharap ridho Allah SWT.

f. Mempunyai tujuan yang Robbani

Hendaknya seorang pendidik mempunyai tujuan yang Rabbani, dimana segala

sesuatunya bersandar kepada Allah dan selalu menaatinya, mengabdi kepadanya,

mengikuti syari’atnya, dan mengenal sifat-sifatnya. Jika pendidik telah mencapaik

sifat Rabbani, maka dalam segala kegiatan pendidikan anak akan menjadi Rabbani

juga.

g. Menguasai bidang yang ditekuni

8
Pendidik harus cakap dalam mengajarkan ilmunya, karena seorang pendidik hidup

dengan ilmunya. Pendidik tanpa ilmu yang dikuasainya bukanlah pendidik. Oleh

karena itu, kewajiban seorang pendidik adalah selalu menekuni dan menambah

ilmu.11

2.4 Sifat-sifat pendidik dalam pendidikan islam

a. Sifat lemah lembut dan kasih sayang

ُ‫شبَبَةٌ ُمتَقَ ِاربُونَ َفأ َ َق ْمنَا ِع ْن َده‬


َ ُ‫سلَّ َم َونَ ْحن‬
َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َ ‫ث َقا َل أَت َ ْي َنا النَّبِ َّي‬
َّ ‫ص َّلى‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ‫ع َْن أَبِي‬
ِ ‫سلَ ْي َمانَ َمالِكِ ب ِْن ا ْل ُح َوي ِْر‬

ْ ‫ع َّم ْن ت َ َر ْك َنا فِي أ َ ْه ِلنَا َفأ َ ْخبَ ْرنَاهُ َوكَانَ َرفِي ًقا َرحِ ي ًما َف َقا َل‬
‫ار ِجعُوا إِلَى‬ َ ‫سأَلَ َنا‬
َ ‫شت َ ْق َنا أ َ ْهلَ َنا َو‬ َ ‫ِعش ِْرينَ لَ ْيلَةً َف‬
ْ ‫ظنَّ أَنَّا ا‬

‫صالَةُ َف ْليُؤَذ ِْن لَ ُك ْم أ َ َح ُد ُك ْم ث ُ َّم ِليَ ُؤ َّم ُك ْم أَ ْكبَ ُر ُك ْم‬


َّ ‫صلُّوا َك َما َرأ َ ْيت ُ ُمونِي أُصَلِي َوإِذَا َحض ََرتْ ال‬
َ ‫أَ ْهلِي ُك ْم َفعَ ِل ُموهُ ْم َو ُم ُروهُ ْم َو‬

)‫(رواه البخارى‬

“Abu Sualiman Malik ibn al-Huwayris berkata: Kami, beberapa orang pemuda

sebaya datang kepada Nabi saw. Lalu kami menginap bersama beliau selama 20

malam. Beliau menduga bahwa kami telah merindukan keluarga dan menanyakan

apa yang kami tinggalkan pada keluarga. Lalu, kami memberitahukannya kepada

Nabi. Beliau adalah seorang yang halus perasaannya dan penyayang lalu berkata:

“Kembalilah kepada keluargamu! Ajarlah mereka, suruhlah mereka dan salatlah

kamu sebagaimana kamu melihat saya mengerjakan salat. Apabila waktu salat telah

masuk, hendaklah salah seorang kamu mengumandangkan azan dan yang lebih

senior hendaklah menjadi imam.”

Dari hadis tersebut di ceritakan ada sekelompok pemuda sebaya datang dan

menginap di rumah Rasulullah SAW, pemuda itu belajar masalah agama (ibadah)

kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW memperlakukan mereka dengan santun

dan kasih sayang. Rasulullah SAW menyuruh mereka mengajarkan salat kepada

11
Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta,2009))hlm.51

9
keluarga masing-masing seperti beliau mengajar mereka. Dari cerita tersebut telah

diajarkan bahwa Rosulullah SAW memperlakukan para sahabat tersebut dengan

santun dan kasih sayang.

Pendidik yang mampu bersikap santun kepada peserta didiknya sesuai dengan

tuntutan Allah dalam Alquran, sebagaimana terdapat dalam ayat-Nya:

‫ستَ ْغف ِْر َل ُه ْم َوشَا ِو ْرهُ ْم‬


ْ ‫ع ْن ُه ْم َوا‬ ُ ‫ب ََل ْنفَضُّوا مِ ْن ح َْو ِلكَ َفاع‬
َ ‫ْف‬ َ ‫غلِي‬
ِ ‫ظ ا ْلقَ ْل‬ ًّ ‫َّللا ِل ْنتَ لَ ُه ْم َولَ ْو ُك ْنتَ َف‬
َ ‫ظا‬ ِ َّ َ‫َفبِ َما َر ْح َم ٍة مِ ن‬

َ‫ب ا ْل ُمت َ َو ِك ِلين‬ َ ‫فِي ْاْل َ ْم ِر َف ِإذَا ع ََز ْمتَ َفت َ َو َّك ْل‬
ِ َّ ‫ع َلى‬
َ َّ َّ‫َّللا إِن‬
ُّ ِ‫َّللا يُح‬

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap

mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah

ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada

Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-

Nya.”(QS. Ali Imron(3):159).

Ahmad musthafa Al-Maraghi menjelaskan, andaikata engkau (Muhammad)

bersikap kasar dan galak dalam muamalah dengan mereka (kaum muslimin), niscaya

mereka akan bercerai (bubar) meninggalkan engkau dan tidak menyenangimu.

Sehingga engkau tidak bisa menyampaikan hidayah dan bimbingan kepada mereka ke

jalan yang lurus.12 Berdasarkan tafsir ini, seorang pendidik harus memiliki rasa santun

kepada setiap peserta didiknya dalam proses pendidikan. Bila tidak, maka kekasaran

itu akan menjadi penghalang baginya untuk mencapai tujuan pendidikan.

b. Mengembalikan ilmu kepada Allah

12
Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Op.cit., Jilid 2, Juz 4, h. 113

10
Seorang pendidik harus memiliki sifat tawaduk, tidak merasa paling tahu atau serba

tahu. Bila ada hal-hal yang tidak diketahui dengan jelas, ia sebaiknya mengembalikan

persoalan itu kepada Allah. Sehubungan dengan hal ini terdapat hadis:

‫َّللاُ إِ ْذ‬
َّ ‫ ع َْن أَ ْوَلَ ِد ا ْل ُمش ِْر ِكينَ َفقَا َل‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬
ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ َقا َل‬- ‫ رضى هللا عنهم‬- ‫اس‬
ُ ‫سئِ َل َر‬ ٍ َّ‫عب‬
َ ‫ع َِن اب ِْن‬

‫ رواه البخارى ومسل‬. َ‫َخلَقَ ُه ْم أ َ ْعلَ ُم بِ َما كَانُوا عَامِ ِلين‬

“Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw ditanya tentang anak-anak

orang yang musyrik. Lalu beliau menjawab: Allah Maha Mengetahui apa yang akan

mereka kerjakan pada saat ia diciptakan.”

Dalam hadis ini dinyatakan bahwa Rasulullah SAW ditanya oleh sahabat

tentang nasib anak-anak orang musyrik pada hari kiamat nanti. Beliau menjawab,

"Allah lebih mengetahui" atau "Allah mengetahui" apa yang mereka lakukan. Di sini

terlihat bahwa Rasulullah SAW tidak selalu menjawab pertanyaan yang diajukan

kepadanya, walaupun beliau adalah Rasulullah Beliau tidak merasa risih dengan sikap

tidak memberikan jawaban yang pasti. Itulah sesungguhnya sikap yang harus dimiliki

oleh setiap pendidik. Bila ternyata ada hal yang diragukan atau belum diketahui sama

sekali, jangan segan mengatakan "Allah Yang Mahatahu”. Itu adalah salah satu

bentuk sikap tawadhu' seorang hamba.

c. Memperhatikan keadaan peserta didik

Agar pendidikan dan pembelajaran dapat terlaksana dengan efektif, pendidik perlu

memperhatikan keadaan peserta didiknya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

minat, perhatian, kemampuan dan kondisi jasmani peserta didik. Pendidik jangan

sampai memberikan beban belajar yang sangat memberatkan peserta didik.

Sehubungan dengan ini terdapat hadis:

‫ رواه‬.‫علَ ْينَا‬ َّ ‫ظ ِة فِي ْاْلَيَّ ِام ك ََرا َهةَ ال‬


َ ‫سآ َم ِة‬ َ ‫سلَّ َم يَت َ َخ َّولُ َنا بِا ْل َم ْو ِع‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫سعُو ٍد َقا َل كَانَ النَّبِ ُّي‬
َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ْ ‫ع َْن اب ِْن َم‬

‫البخارى‬

11
“Dari Ibnu Mas'ud, Nabi SAW. selalu menyelingi hari-hari belajar untuk kami untuk

menghindari kebosanan kami.”

Dari hadis tersebut menunjukkan bahwa Rosulullah SAW mengajar sahabat

tidak setiap hari, tetapi ada waktu belajar dan ada pula waktu istirahat. Hal itu

dilakukannya untuk menghindari kebosanan kepada pelajaran. Itu berarti bahwa

Rasulullah saw. memperhatikan kondisi para sahabat (peserta didik) dalam mengajar.

Peserta didik membutuhkan selingan waktu untuk beristirahat.

Menurut Muhammad Utsman Najati, di antara temuan riset mutakhir dalam

proses belajar ialah jadwal waktu belajar. Dengan kata lain, dalam proses belajar

harus ada jenjang waktu untuk istirahat. Hal ini sangat penting dalam proses belajar

yang tepat dan cepat. Dengan mengatur jadwal waktu belajar, pelajaran yang akan

disampaikan berikutnya dapat dicerna dengan baik13. Oleh karenanya, prinsip belajar

dengan membagi waktu belajar ini dapat menghilangkan rasa lelah dan bosan.

d. Berlaku dan berkata jujur

Seorang pendidik harus bersifat jujur kepada peserta didiknya sebagaimana yang

dipertunjukkan oleh Nabi SAW. dalam hadis berikut:

َّ ‫ع ْنهَا بِأ َ ْعلَ َم مِ نَ ال‬


‫ رواه البخارى‬...‫ساِئ ِل‬ َ ‫سؤْ ُُ ْو ُل‬ ْ َ ‫ع ِة قا َ َل ما‬
َ ‫الم‬ َّ ‫ قا َ َل َفأ َ ْخبِ ْرنِي ع َِن ال‬... ‫عن عمر بن الخطاب‬
َ ‫سا‬

‫ومسلم‬

Dalam hadis di atas dikatakan bahwa ketika Nabi SAW ditanya oleh malaikat Jibril

tentang hari kiamat, beliau menjawab, saya tidak lebih tahu daripada anda, saya sama-

sama tidak tahu dengan anda. Beliau tidak mentang-mentang Rasulullah, lalu

menjawab semua yang ditanyakan kepadanya. Beliau tidak segan-segan mengatakan

13
Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam Perspektif Hadis, Op.cit., h. 195

12
tidak tahu bila yang ditanyakan orang itu tidak diketahuinya. Inilah sifat yang harus

dimiliki oleh setiap pendidik.

2.5 Tugas-tugas pendidik

a. Tugas pendidik secara umum sebagai warasatul ambiya’ yang pada hakikatnya

memiliki misi rohmatal lil’alamin, yakni suatu misi yang mengajak manusia untuk

tunduk dan patuh pada hukum-hukum Allah, guna memperoleh keselamatan dunia

akhirat. Kemudian misi ini dikembangkan pada pembentukan pribadi yang berjiwa

tauhid, kreatif, beramal shaleh, dan bermoral tinggi.

Selain itu tugas utama pendidik adalah untuk menyempurnakan, membersihkan,

menyucikan hati manusia untuk bertaqorrub kepada Allah. Rahman al-Nahlawi

menyebutkan tugas pendidik pertama, fungsi penyucian yakni berfungsi sebagai

pembersih, pemelihara, dan pengembang fitrah manusia. Kedua, fungsi pengajaran

yakni meng-internalisasikan dan mentransformasikan pengetahuan dan nilai-nilai

agama kepada manusia.

b. Tugas pendidik secara khusus adalah:

1) Sebagai pengajar (intruksional) yang bertugas merencanakan program

pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun, dan penilaian setelah

program itu dilaksanakan.

2) Sebagai pendidik (edukator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat

kedewasaan yang berkepribadian insan kamil , seiring dengan tujuan Allah

menciptakan manusia.

3) Sebagai pemimpin (managerial), yang memimpin dan mengendalikan diri

sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait. Menyangkut upaya pengarahan,

13
pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas program yang dilakukan

itu14

14
https://humamsyaharuddin.blogspot.com/2012/03/tugas-dan-tanggung-jawab-pendidik-dalam.html (di akses

pada 19 februari 2020 pukul 19:58)

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dalam Islam, pendidikan sangatlah dihargai baik itu pendidik, peserta didik,

dan orang-orang yang berkecimpung di dalam dunia pendidikan. Istilah pendidik

didalam islam disebut dengan istilah seperti mu’addid, murabbi, dan mu’allim.

Walaupun ketiga istilah itu masih terbedakan, karena masing-masing memiliki

konotasi dan penekanan makna yang agak berbeda, namun dalam sejarah pendidikan

islam ketiganya selalu digunakan secara bergantian. Pendidik dalam islam adalah

orang-orang yang bertanggung jawab terhadap pekembangan peserta didik dengan

mengupayakan seluruh potensi anak didik baik potensi afektif, kognitif, maupun

psikomotorik. Yang paling ditekankan dalam Islam terhadap pendidik adalah

bagaimana seorang pendidik dalam mengarahkan peserta didik munuju kepada

akhlatul karimah.

Menurut pendidikan Islam, macam-macam pendidik yaitu diawali oleh sang

pencipta yang Maha mengetahui yaitu Allah SWT, kemudian Nabi Muhammad SAW

selaku utusan Allah dengan mukjizat terbesarnya yaitu Al-Qur’an sebagai pedoman

seluruh manusia untuk menjalani kehidupan agar bahagia di dunia dan akhirat.

Kemudian pendidik dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua, karena orang tua

adalah orang yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anaknya

dan itu memang sudah kewajiban bagi orang tua yang diberikan oleh Allah. Pendidik

berikutnya adalah Guru, orang yang mengarahkan, mendidik, mengajar, dan

memimpin peserta didik di lembaga pendidikan seperti sekolah.

Didalam pembinaan terhadap akhlak, seorang pendidik harus memiliki sikap

ilmiah yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang berakhlak mulia, seperti sikap

15
cinta, objektif, bertanggung jawab, logis dan kritis. Seorang pendidik juga harus

memiliki sifat-sifat yang mendukung keprofesionalannya dalam mendidik, karena

kedudukan pendidik dalam Islam sangat penting dan tugas yang harus diemban

sebagai seorang pendidik adalah sebagai pengajar, pendidik, dan pemimpin,

pendidikan akan lebih berkembang jika dilakukan dalam instansi atau lembaga

pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi.

3.2 Saran

Pendidikan sangatlah penting bagi setiap orang, dengan adanya pendidikan

orang akan memenuhi kebutuhan SD yang baik. Namun untuk mencapai itu, perlunya

seorang pendidik. Pendidik tersebut diharapkan untuk dapat mengajarkan dan

memberi contoh yang baik dalam segala hal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Salim, Moh. Haitami, Studi Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2012)

Sama'un Bakry, Menggagas Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005),

h.55

Arif Rohman, Memahami Pendidjkan Dan Ilmu Pendidikan(Yogyakarta: laksbang

Mediatama,2009),h. 154

Sardiman A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar( Jakarta: PT. Raja Grafindo

persada,2008), h. 125 .

Arifuddin Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam(Jakarta: kultura,2008)h. 61 Akhyaka,

Profil Pendidik Sukses, Sebuah Formulasi Dalam implementasi kurikulum berbasis

kompetensi( Surabaya: Elkaf, 2005, h.10) .

Nur Ukhbiyati, Ilmu Pendidikan..., Ibid. H.91

Muhammad athiyah al abrasyi, Dasar-dasar pokok...ibid., h. 1

Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta,2009))hlm.51

Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Op.cit., Jilid 2, Juz 4, h. 113

Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam Perspektif Hadis, Op.cit., h. 195

https://humamsyaharuddin.blogspot.com/2012/03/tugas-dan-tanggung-jawab-pendidik-

dalam.html (di akses pada 19 februari 2020 pukul 19:58)

17

Anda mungkin juga menyukai