Anda di halaman 1dari 31

FILSAFAT BAHASA

MATERI PENDIDIKAN (QS. LUKMAN AYAT 12-19)

Oleh:

GUNTUR BRATAMA
NIM:2120203879102007

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Study Al-Quran And
Hadist Tarbawi

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS


PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah dengan judul Materi Pendidikan (qs. Lukman Ayat 12-19).

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu

dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar

kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang filsafat dan bahasa dalam

pragmatisme ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Soppeng, 04 Februari 2022

Penyusun

Guntur Bratama

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………….. ii

Daftar Isi…………………………………………………………………… iii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang………………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 5

BAB II Kajian Teori

A. Pengertian Materi Pendidikan……………………………………… 6

B. Jenis Materi Pendidikan………… ………………………………… 7

BAB III Pembahasan

A. Sekilas Tentang Surah Lukman……………………………………… 9

B. Teks dan Terjemahan Surah Lukman………………………………… 11

C. Tafsir Surah Lukman Ayat 12-19……………………………………. 13

D. Kaitan Surah Lukman dengan Pendidikan…………………………… 21

BAB III Penutup

A. Kesimpulan……………………………………………………………… 24

B. Implikasi………………………………………………………………… 25

Daftar Pustaka……………………………………………………………….. 28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan agama merupakan salah satu pelajaran dalam kurikulum setiap

lembaga pendidikan resmi di Indonesia. Pendidikan diselenggarakan dalam

rangka mewujudkan semua potensi yang ada pada diri siswa, termasuk yang

berkaitan dengan bidang emosional, kognitif dan psikologis. Pendidikan adalah

upaya sadar untuk mengembangkan individu sepenuhnya dengan seperangkat

norma dan nilai. Bahkan apabila dikaji secara teliti, Islam merupakan agama ilmu

(akal) dan agama (amal). Karena itu Islam selalu mendorong umatnya untuk

mempergunakan akalnya untuk menuntut ilmu pengetahuan agar mereka dapat

mengetahui mana yang benar dan mana yang salah1. Perintah untuk menuntut

ilmu tertuang dalam al-Qur‘an surat al-Alaq ayat 1-5 sebagai berikut:

zΟ¯=tæ “Ï%©!$# ∩⊂∪ ãΠtø.F{$# y7š/u‘uρ ù&tø%$# ∩⊄∪ @,n=tã ôÏΒ z≈|¡ΣM}$# t,n=y{ ∩⊇∪ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉΟó™$$Î/ ù&tø%$#

∩∈∪ ÷Λs>÷ètƒ óΟs9 $tΒ z≈|¡ΣM}$# zΟ¯=tæ ∩⊆∪ ÉΟn=s)ø9$$Î/


Artinya:

1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,


2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589]2,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

1
Iryani, E. (2017). al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi, 17(3), 66-83.
2
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Di dalam Al-Qur‘an manusia diperintahkan untuk membaca dan menganalisa yang

merupakan perwujudan dari proses pendidikan dan menuntut ilmu. Dimana al-Qur‘an merupakan

kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Yang mengandung petunjuk-petunjuk

bagi manusia yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.3 Al-Qur‘an merupakan salah

satu yang utama dalam sumber pokok ajaran Islam, yang berisi tentang petunjuk bagaimana

manusia menjalankan kehidupannya dalam sehari-hari. Jika dikaitkan dengan penyelenggaraan

pendidikan maka Al-Qur’an bersikan materi pendidikan agama Islam yang bisa dipedomani bagi

seluruh ummat manusia. Materi merupakan salah satu unsur dalam mencapai tujuan pendidikan.

Ada empat unsur yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya yang tidak boleh

diabaikan dalam penyelenggaraan pembelajaran, yaitu adalah materi, metode, alat atau media, dan

evaluasi. Materi itulah yang harus diolah bersama elemen lainnya agar tujuan pembelajaran dapat

diraih. Materi tersebut adalah meliputi bidang-bidang ilmu yang diajarkan kepada siswa.

Berbicara mengenai al-Qur‘an, ada salah satu surat dalam al-Qur‘an jika kita mampu

berfikir ada pesan tersirat didalamnya yaitu terkait materi pendidikan dalam surat Luqman yang

lebih dispesifikkan pada ayat 12-19. Materi pendidikan dalam Surat Luqman ayat 12-19 ini

meliputi tiga materi pokok yaitu Aqidah, Syariah dan Akhlak yang nantinya akan dijabarkan satu

persatu. Pertama materi pendidikan Akhlak. Berperilaku mulia dalam bergaul dengan manusia dan

alam sekitar merupakan salah satu materi kajian keislaman yang harus diajarkan di Lembaga

pendidikan. Kedua materi pendidikan aqidah atau tauhid dimana bidang studi aqidah haruslah

menjadi bahan ajar yang terpenting diberikan kepada siswa. Sebab, semua kebaikan yang

berwujud ketaatan beribadah, kepatuhan, kejujuran dan akhlak mulia lainnya dapat terbangun dan

berkembang hanya melalui penanaman aqidah tauhid ini. Maka aqidah tauhid merupakan mata

pelajaran diberikan kepada semua siswa pada setiap peringkat atau program pendidikan. Ketiga

materi pendidikan syari‘ah merupakan aturan-aturan Allah Swt yang dijadikan referensi oleh

manusia dalam menata dan mengatur kehidupannya baik kaitannya hubungan antara manusia

3
Hamim, K. (2016). Kebahagiaan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Filsafat. Tasâmuh, 13(2), 127-
150.
dengan Allah Swt, hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan

alam sekitarnya4.

Materi Pendidikan yang tercatum dalam Al-Qur’an merupakan hal yang penting sebagai

sebagai stimulus terhadap perkembangan siswa. Pengetahuan tentang ajaran tersebut, secara

sistematis telah diajarkan oleh Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ kepada sahabat, yang masing-masing

menekankan pada aspek ajaran tertentu dan dikembangkan oleh para ulama sampai ke pakar

pendidikan jaman sekarang. Karena memiliki karakteristik yang berbeda, maka perkembangan

masing-masing dimensi keberagamaan tersebut juga memerlukan materi yang berbeda. Kita

belajar dari sejarah, dengan petunjuk Allah ‫ ﷻ‬melalui Al’quran, Nabi Muhammad mencetak

generasi – generasi emas. Masih usia muda sudah yang mejadi panglima perang, gubernur, juru

bicara dan lain sebagainya.

Akan tetapi, faktanya sistem pendidikan nasional belum mampu mencetak out put generasi

sebagaimana yang diharapkan. Dunia pendidikan telah melahirkan manusia (out put pendidikan)

yang cerdas otaknya, akan tetapi kosong jiwanya, menguasai iptek akan tetapi lupa kepada Allah ‫ﷻ‬

yang telah memberikan karunia itu, otak atau pemikiran menjadi penentu hukum selain Allah ‫ﷻ‬

dan saat bersamaan membuang ke belakang terhadap syariat Islam, al-Qur‘an dan as-Sunnah

diletakkan dibelakang, hawa nafsu (syahwat dan syubhat) menjadi sesuatu yang diberi angin segar

dan berkembang pesat serta akhlak yang buruk telah menjadi pemandangan umum sehari-hari.

Masalah utama yang dialami manusia sekarang ini ialah moralitas siswa dan remaja dewasa

ini sudah menjadi problem umum dan merupakan pertanyaan yang belum ada jawabannya. Banyak

orang yang mengkonsumsi narkoba dan obat-obat berbahaya, orang tampak mudah marah dan

sangat agresif sehingga mudah tersinggung dan dengan mudahnya terjadi tawuran, mereka begitu

bebas bergaul dengan lawan jenis tanpa risih dan malu, dan banyak orang yang kurang hormat

pada orang dewasa bahkan orang tuanya sendiri. Ada kasus anak melaporkan ke polisi hanya gara

4
Daulay, D. (2019). Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan di Sekolah Menengah Atas Al-azhar Medan. ANSIRU PAI: Pengembangan Profesi Guru
Pendidikan Agama Islam, 3(2), 1-19.
–gara warisan. Berdasarkan data BPS5 menunjukkan jumlah kejadian kejahatan (crime total) pada

2018 sebanyak 294.281 kejadian. Angka ini menurun menjadi sebanyak 269.324 kejadian pada

tahun 2019 dan pada tahun 2020 menjadi 247.218 kejadian. Indikator tingkat kejahatan (crime

rate) selama periode tahun 2018–2020 juga mengalami penurunan, pada tahun 2018 adalah sebesar

113, menjadi 103 pada tahun 2019, dan menurun menjadi 94 pada tahun 2020. Selang waktu

terjadinya suatu tindak kejahatan (crime clock) adalah sebesar 00.01’47’’ (1 menit 47 detik) pada

tahun 2018 dan menjadi sebesar 00.01’57’’ (1 menit 57 detik) pada tahun 2019 dan 00.02’07’’ (2

menit 07 detik) pada tahun 2020. Interval crime clock yang semakin panjang menunjukkan

intensitas kejadian tindak kejahatan yang semakin menurun.Data survei menggambarkan

persentase penduduk yang menjadi korban kejahatan selama periode tahun 2019–2020 juga

memperlihatkan pola yang sama dengan data registrasi, yaitu cenderung menurun. Persentase

penduduk korban kejahatan mengalami penurunan dari 1,01 persen pada tahun 2019 menjadi 0,78

persen pada tahun 2020. Sementara itu, tingkat pelaporan ke polisi (police report rate) setiap tahun

masih relatif rendah. Pada periode 2019-2020, persentase penduduk Indonesia yang mengalami

kejadian kejahatan kemudian melaporkannya ke polisi tidak lebih dari 25 persen. Pada tahun 2020

persentasenya sebesar 23,46 persen, sedikit mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan

tahun 2019 (22,19 persen). Selain data kejadian kejahatan yang bersumber data dengan pendekatan

individu, kejadian kejahatan dapat dilihat berdasarkan ruang lingkup kewilayahan dengan berbasis

desa. Berdasarkan pendataan Potensi Desa, selama periode 2011–2018, jenis kejadian pencurian

merupakan kejahatan yang paling banyak terjadi pada desa/kelurahan di Indonesia, jumlahnya

mencapai lebih dari 36-45 persen dari seluruh desa/kelurahan.

Hal ini mendorong bagi para orang tua, guru dan pemerhati pendidikan untuk memperkaya

khazanah materi pendidikan sebagaimana materi pendidikan yang dipaparkan dalam Surat

Luqman ayat 12-19 merupakan materi-materi pendidikan agama yang sangat pokok dan penting

5
ttps://www.bps.go.id/publication/2021/12/15/8d1bc84d2055e99feed39986/statist
ik-kriminal-2021.html
bagi perkembangan manusia karena hakikat pendidikan tidak hanya transfer pengetahuan saja

tetapi juga pewarisan budaya dan nilai sehingga menjadikan manusia yang berkarakter sesuai

dengan al-Qur‘an dan as-Sunnah.

Hal tersebut yang melatar belakangi mengapa penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam

terkait pembahasan Materi Pendidikan yang terdapat dalam surat Luqman atyat 12-19. Oleh karena

itu, penulis mengambil judul ―MATERI PENDIDIKAN DALAM SURAT LUQMAN AYAT

12-19)`

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas penulis merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana materi Aqidah yang terkandung pada surat Luqman ayat 12-19?

2. Bagaimana materi Syariah yang terkandung pada surat Luqman ayat 12-19?

3. Bagaimana materi Akhlak yang terkandung pada surat Luqman ayat 12-19?
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Materi Pendidikan

Materi merupakan progam dalam kurikulum yang berisi tema-tema

pembelajaran yang telah ditentukan, yang mengandung berbagai keterampilan,

baik yang bersifat aqliyah, jasadiyah, dan berbagai cara mengkajinya atau

mempelajarinya. 6

Dalam suatu pembelajaran, materi bukanlah merupakan tujuan tetapi

sebagai alat untuk mencapai tujuan. Karena itu, penentuan materi pembelajaran

harus didasarkan pada tujuan, baik dari segi cakupan, tingkat kesulitan, maupun

organisasinya. Hal ini karena materi tersebut harus mampu menghantarkan peserta

didik untuk bisa mewujudkan sosok individu sebagaimana digambarkan dalam

tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, salah satu hal yang

memiliki pengaruh signifikan adalah materi. Materi merupakan representasi dan

terjemahan tujuan yang telah dirumuskan. Melalui materi yang disampaikan, akan

terlihat apakah tujuan yang telah dirumuskan akan dapat tercapai.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia materi adalah benda, bahan, segala

sesuatu yang tampak atau sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan,

dibicarakan, dikarang dan lain sebagainya.7 Jadi dalam mengajarkan materi

pembelajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan yang diharapkan, tidak hanya

6
Wardana, W. (2018). Pendidikan Islam dan Lingkungan Hidup, Kajian Materi Pelajaran PAI pada
Kurikulum di Madrasah Ibtidaiyah.
7
Jannah, M. (2017). Analisis Materi Buku Teks Ta’li< Mal-Lughoh Al-’Arabiyyah Lil Madrasah Al-
Di< Niyyah Al-Awwaliyyahkarya Ahmad Ayyub (Doctoral dissertation, IAIN).
mengajarkan saja atau transfer ilmu pengetahuan agama tetapi lebih pada

pembinaan mental spiritual sesuai dengan ajaran Islam.

B. Jenis Materi Pendidikan

Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut:

1. Fakta; adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi

nama nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang,

nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh: dalam

Al-Qur’an: Kisah tentang penciptaan nabi adam dan kehidupanya ketika

di surga sebagaimana terdapat dalam (QS. Al-a’raf: 11-25).

2. Konsep; adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang

bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri

khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya. Contoh: penyimpangan sosial

adalah suatu pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau

masyarakat.8

3. Prinsip; adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi

terpenting,meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema,

serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.

Contoh: Perilaku menyimpang timbul karena tidak adanya nilai atau

norma yang dapat ditaati secara teguh, diterima secara luas, dan mampu

mengikat serta mengendalikan masyarakat.

8
Nuri, M. Z. (2021). Penyimpangan Sosial Dalam Surat Al-Humazah (Doctoral
dissertation, IAIN KUDUS).
4. Prosedur; merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam

mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh: praktik

penelitian sosial, dsb.

5. Sikap atau Nilai; merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai

kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar,

dan bekerja, dsb. Contoh: aplikasi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari

dalam bentuk sikap toleransi dalam menghadapi fenomena sosial yang

bervariasi.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Sekilas Tentang Surah Luqman

Luqman adalah surat ke-31, yang diturunkan di Makkah pada urutan ke-57,

sesudah surat ash-Shaffat dan sebelum surat Saba‘. 80 Surat ini terdiri dari 34

ayat. Surat Luqman adalah surat yang turun sebelum Nabi Muhammad Saw,

berhijrah ke Madinah. Semua ayat-ayatnya Makiyyah. Demikian pendapat

mayoritas ulama. Ada sementara ulama yang mengecualaikan tiga ayat yaitu ayat

27-29, atau dua ayat yakni ayat 27-28, dengan alasan bahwa ayat-ayat ini turun

berdasar diskusi dengan orang-orang Yahudi, yang ketika itu banyak bermukim di

Madinah. Pendapat ini, disamping jalur sanadnya lemah, juka kalaupun itu

dipahami sebagai diskusi dengan orang Yahudi, maka tidak tertutup kemungkinan

untuk dipahaminya terjadi di Makkah, antara kaum Muslimin dengan masyarakat

Makkah yang memperoleh ―pertanyaan dan contoh keberatan‖ yang dapat

diajukan kepada Nabi Saw, seperti kasus pertanyaan mereka tentang Ruh di surat

al-Isra‘: 85.Luqman adalah surat ke-31, yang diturunkan di Makkah pada urutan

ke-57, sesudah surat ash-Shaffat dan sebelum surat Saba‘.9 Surat ini terdiri dari 34

ayat. Surat Luqman adalah surat yang turun sebelum Nabi Muhammad Saw,

berhijrah ke Madinah. Semua ayat-ayatnya Makiyyah. Demikian pendapat

mayoritas ulama. Ada sementara ulama yang mengecualaikan tiga ayat yaitu ayat

27-29, atau dua ayat yakni ayat 27-28, dengan alasan bahwa ayat-ayat ini turun

berdasar diskusi dengan orang-orang Yahudi, yang ketika itu banyak bermukim di

9
Nurjanah, S. (2016). Materi pendidikan agama islam dalam Tafsir al-Misbah (Surat
Luqman ayat 12-19) (Doctoral dissertation, STAIN Ponorogo).
Madinah. Pendapat ini, disamping jalur sanadnya lemah, juka kalaupun itu

dipahami sebagai diskusi dengan orang Yahudi, maka tidak tertutup kemungkinan

untuk dipahaminya terjadi di Makkah, antara kaum Muslimin dengan masyarakat

Makkah yang memperoleh ―pertanyaan dan contoh keberatan‖ yang dapat

diajukan kepada Nabi Saw, seperti kasus pertanyaan mereka tentang Ruh di surat

al-Isra‘: 85.

Ada lagi yang mengecualikan satu ayat saja yaitu ayat 4, atas dasar bahwa

ayat itu berbincang tentang shalat dan zakat. Tetapi semua pendapat ini apalagi

yang terakhir sangat lemah. Pakar Tafsir Abu Hayyan mengemukakan bahwa

ayat-ayat surat ini turun menyangkut pertanyaan kaum musyrikin Makkah tentang

tokoh Luqman yang memang sangat populer di kalangan masyarakat Jahiliyah

ketika itu. Penamaan surat ini dengan surat Luqman sangat wajar, karena nama

dan nasihat beliau yang sangat menyentuh diuraikan disini, dan hanya disebut

dalam surat ini.10 Al-Qur‘an tampak hendak berkisah mengenai bagaimana

kekuatan sebuah nasihat. Berbeda dengan utusan Tuhan yang lainnya yang resah,

bergolak dan punya musuh bebuyutan. Luqman bukan sosok yang berduel dengan

musuh Tuhan. Al- Qur‘an mengisahkan tentang Luqman yang memberi petuah.

Di antara sekian banyak kisah dalam al-Qur‘an adalah kisah seorang tokoh

bijak yang sedang memberikan nasihat kepada anaknya. Dialah 83 Luqman, yang

namanya dipakai untuk nama surat dalam al-Qur‘an yang cukup populer dalam

tradisi Arab sebagai orang yang melambangkan kearifan, sebagai pola

kebijaksanaan atau hikmah dan kematangan rohani. Ada yang mengatakan ia

10
Nilai, P. I., & Luqman, S. (2018). Jurnal Nilai Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an Surah Luqman 1-
19. Istiqra: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam, 5(2).
seorang Nabi atau wali atau orang yang shaleh, seperti Khidir. Tetapi lebih

banyak yang mengatakan dia orang yang shaleh. Di belakang namanya biasa

ditambah dengan gelar al-Hakim, ―yang bijak dalam beberapa referensi.

Dalam tafsir-tafsir al-Qur‘an berbahasa Arab ada yang mengatakan ia anak

Ba‘ura‘ dari keturunan anak-anak Azar, anak saudara perempuan Ayub atau anak

bibinya. Ia hidup selama seribu tahun dan mengalami masa Nabi Daud dan belajar

kepadanya sebelum kenabiannya, atau pada masanya ia sebagai orang hakim dari

Bani Israil. Yang lebih populer dia adalah orang yang arif bijaksana, bukan

seorang nabi, dan namanya An‘am atau Misykam. Yang jelas, Luqman

merupakan tokoh legendaris yang kuat sekali dalam taradisi Arab dahulu kala dan

menjadi prototip orang bijaksana. Ia menganggap hidup lahir duniawi tidak

penting. Ia berusaha mengangkat kehidupan rohani yang lebih luhur dan sempurna

ke tingkat yang lebih tinggi dalam hidup manusia.11

B. Teks dan Tarjamahan Surat Luqman ayat 12-19

©!$# ¨βÎ*sù tx x. tΒuρ ( ϵšø uΖÏ9 ãä3ô±o„ $yϑ¯ΡÎ*sù öà6ô±tƒ tΒuρ 4 ¬! öä3ô©$# Èβr& sπyϑõ3Ïtø:$# z≈yϑø)ä9 $oΨ÷s?#u ô‰s)s9uρ

íΟù=Ýàs9 x8÷ŽÅe³9$# āχÎ) ( «!$$Î/ õ8Ύô³è@ Ÿω ¢o_ç6≈tƒ …çµÝàÏètƒ uθèδuρ ϵÏΖö/eω ß≈yϑø)ä9 tΑ$s% øŒÎ)uρ ∩⊇⊄∪ Ó‰‹Ïϑym ;Í_xî

öà6ô©$# Èβr& È÷tΒ%tæ ’Îû …çµè=≈|ÁÏùuρ 9÷δuρ 4’n?tã $·Ζ÷δuρ …絕Βé& çµ÷Fn=uΗxq ϵ÷ƒy‰Ï9≡uθÎ/ z≈|¡ΣM}$# $uΖøŠ¢¹uρuρ ∩⊇⊂∪ ÒΟŠÏàtã

Ÿξsù ÖΝù=Ïæ ϵÎ/ y7s9 }§øŠs9 $tΒ ’Î1 š‚͍ô±è@ βr& #’n?tã š‚#y‰yγ≈y_ βÎ)uρ ∩⊇⊆∪ 玍ÅÁyϑø9$# ¥’n<Î) y7÷ƒy‰Ï9≡uθÎ9uρ ’Í<

Νà6ã∞Îm;tΡé'sù öΝä3ãèÅ_ötΒ ¥’n<Î) ¢ΟèO 4 ¥’n<Î) z>$tΡr& ôtΒ Ÿ≅‹Î6y™ ôìÎ7¨?$#uρ ( $]ùρã÷ètΒ $u‹÷Ρ‘‰9$# ’Îû $yϑßγö6Ïm$|¹uρ ( $yϑßγ÷èÏÜè?

11
Asyari, H. (2020). Pembentukan Spiritualistas dan Karakter Anak dalam Perspektif Lukman al-
Hakim. At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam, 3(2), 159-171.
’Îû ÷ρr& >οt÷‚|¹ ’Îû ä3tFsù 5ΑyŠöyz ôÏiΒ 7π¬6ym tΑ$s)÷WÏΒ à7s? βÎ) !$pκ¨ΞÎ) ¢o_ç6≈tƒ ∩⊇∈∪ tβθè=yϑ÷ès? óΟçFΖä. $yϑÎ/

öãΒù&uρ nο4θn=¢Á9$# ÉΟÏ%r& ¢o_ç6≈tƒ ∩⊇∉∪ ׎Î7yz ì#‹ÏÜs9 ©!$# ¨βÎ) 4 ª!$# $pκÍ5 ÏNù'tƒ ÇÚö‘F{$# ’Îû ÷ρr& ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$#

öÏiè|Áè? Ÿωuρ ∩⊇∠∪ Í‘θãΒW{$# ÇΠ÷“tã ôÏΒ y7Ï9≡sŒ ¨βÎ) ( y7t/$|¹r& !$tΒ 4’n?tã ÷ŽÉ9ô¹$#uρ ̍s3Ζßϑø9$# Çtã tµ÷Ρ$#uρ Å∃ρã÷èyϑø9$$Î/

’Îû ô‰ÅÁø%$#uρ ∩⊇∇∪ 9‘θã‚sù 5Α$tFøƒèΧ ¨≅ä. =Ïtä† Ÿω ©!$# ¨βÎ) ( $·mttΒ ÇÚö‘F{$# ’Îû Ä·ôϑs? Ÿωuρ Ĩ$¨Ζ=Ï9 š‚£‰s{

∩⊇∪ ΎÏϑptø:$# ßNöθ|Ás9 ÏN≡uθô¹F{$# ts3Ρr& ¨βÎ) 4 y7Ï?öθ|¹ ÏΒ ôÙàÒøî$#uρ šÍ‹ô±tΒ

12. dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada

Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk

dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi

Maha Terpuji".

13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran

kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya

mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya

telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam

dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah

kembalimu.

15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada

pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya

di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-

Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi,

dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya

(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus[1181] lagi Maha mengetahui.

17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah

(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.

Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah

kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

yang sombong lagi membanggakan diri.

19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan[1182] dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya

seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

[1180] Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun.

[1181] Yang dimaksud dengan Allah Maha Halus ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu

bagaimana kecilnya.

[1182] Maksudnya: ketika kamu berjalan, janganlah terlampau cepat dan jangan pula terlalu

lambat.12

C. Tafsir Surah Luqman Ayat 12 – 19

Berdasarkan tafsir Al-Misbah yang dikarang oleh M. Quraish Shihab penulis

mencoba memaparkan penjelasan ayat 12 -19

12
Diambil dari Aplikasi Qur’an dan terjemahan versi Qur’an in Word versi 1.3
1. Ayat 12

Pada ayat 12 surat Luqman ini menjelaskan terkait hikmah.

Kelompok ayat-ayat ini menguraikan tentang salah seorang yang bernama

Luqman yang dianugerahi oleh Allah hikmah. Yaitu berupa rasa syukur

untuk kemaslahatan dirinya sendiri, dan barang siapa yang tidak

bersyukur maka yang merugi ialah dirinya sendiri, dan tidak sedikitpun

merugikan Allah.

Kata hikmah telah disinggung makna dasarnya ketika menafsirkan

ayat diatas. Di sini, penulis tambahkan bahwa para ulama mengajukan

aneka keterangan tentang makna hikmah. Antara lain bahwa hikmah

berarti mengetahui yang paling utama dari segala sesuatu, baik

pengetahuan, maupun perbuatan. Ia adalah ilmu amaliyah dan amal

ilmiah. Ia adalah ilmu yang didukung oleh amal, dan amal yang tepat dan

didukung oleh ilmu. Begitu tulis al-Biqa‘i. Hikmah juga diartikan sebagai

sesuatu yang bila digunakan atau diperhatikan akan menghalangi

terjadinya mudarat atau kesulitan yang lebih besar dan atau mendatangkan

kemaslahatan dan kemudahan yang lebih besar.

Imam al-Ghazali memahami kata hikmah dalam arti pengetahuan

tentang sesuatu yang paling utama, ilmu yang paling utama dan wujud

yang paling agung yakni Allah Swt.

Kata syukur terambil dari kata syukur yang maknanya berkisar

antara lain pujian atas kebaikan, serta penuhnya sesuatu. Syukur


didefinisikan oleh sementara ulama dengan memfungsikan anugerah yang

diterima sesuai dengan tujuan penganugerahannya.

Kesimpulanya bahwa hikmah adalah syukur, karena dengan

bersyukur kita dapat mengenal Allah Swt dan anugerah-Nya. Dengan

mengenal Allah Swt seseorang akan kagum dan patuh kepada-Nya, dan

dengan mengenal dan mengetahui fungsi anugerah-Nya. Dan ditambah

lagi jika ia bersifat kufur maka Allah akan berpaling dan tidak akan

menghiraukannya.13

2. Ayat 13

Ayat 13 Surat Luqman menjelaskan terkait larangan mempersekutukan

Allah. Yang diambil dari nasihat Luqman terhadap anaknya. Kata

ya’izbuhu terambil dari kata wa’zb yaitu nasihat menyangkut berbagai

kebijakan dengan cara yang menyentuh hati. Ada yang mengartikan

sebagai ucapan yang mengandung peringatan dan ancaman. Sementara

ulama memahami kata wa’zb dalam arti ucapan yang mengandung

peringatan dan ancaman. Kata tersebut mengisyaratkan bahwasannya

anak Luqman ialah seorang musyrik. Sehingga ayahnya menasihatinya

sampai akhirnya sang anak mengakui Tauhid. Menurut M. Quraish

Shihab dugaan tersebut tidaklah memiliki dasar yang kuat. Nasihat dan

ancaman tidak harus dikaitkan dengan kemusyrikan.

Luqman memulai nasihatnya dengan menekankan perlunya menghindari

syirik atau mempersekutukan Allah Swt. Larangan ini sekaligus

13
M. Quraish shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, 120-123
mengandung pengajaran tentang wujud dan keesaan Tuhan. Bahwa

redaksi pesanannya berbentuk larangan, jangan mempersekutukan Allah

untuk menekan perlunya meninggalkan sesuatu yang buruk sebelum

melaksanakan yang baik. Intinya pada ayat ini menekankan untuk

menjauhi kemusyrikan. Larangan ini sekaligus mengandung pengajaran

tentang wujud dan keesaan Tuhan14.

3. Ayat 14

Ayat 14 terkait tentang sebuah wasiat yaitu tentang berbakti kepada kedua

orang tua (ibu dan bapak). Kata Wahnan berarti kelemahan atau

kerapuhan. Yang dimaksud disini kurangnya kemampuan memikul beban

kehamilan, penyusuan dan pemeliharaan anak. Patron kata yang

digunakan ayat inilah mengisyaratkan betapa lemahnya sang ibu sampai

ia dilukiskan bagai kelemahan itu sendiri, yaitu segala sesuatu yang

berkaitan dengan kelemahan telah menyatu pada dirinya yang dipikulnya.

Ayat ini menekankan kepada jasa seorang ibu, memang ayah pun

bertanggung jawab menyiapkan dan membantu ibu agar beban yang

dipikulnya tidak terlalu berat, tetapi ia tidak langsung menyentuh anak,

berbeda dengan peranan ibu. Betapapun peranan tidak sebesar peranan

ibu dalam proses kelahiran anak, namun jasanya tidak diabaikan karena

itu anak berkewajiban berdoa untuk ayahnya, sebagaimana berdoa untuk

ibunya. Karena kedua orangtua bersedia mengorbankan apa saja demi

14
M. Quraish shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, 124-127.
anaknya tanpa keluhan. Sehingga ayat ini menekankan pentingnya

berbakti kepada ibu dan bapak.

4. Ayat 15

Ayat 15 terkait tentang pengecualian menaati perintah kedua orang tua,

serta menggaris bawahi wasiat Luqman kepada anaknya tentang

keharusan meninggalkan kemusyrikan dalam bentuk serta kapan dan di

mana pun. Dan jika keduanya apalagi kalau salah satunya, lebih-lebih

kalau orang lain bersungguh- sungguh memaksamau untuk

mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuannya

tentang itu, maka janganlah engkau mematuhi keduanya. Namun

demikian jangan memutuskan hubungan dengannya atau tidak

menghormatinya. Tetapi tetaplah berbakti kepada keduanya selama tidak

bertentangan dengan ajaran agamamu, dan pergaulilah keduanya di dunia

yakni selama mereka hidup dan dalam urusan keduniaan bukan aqidah

dengan cara pengetahuan yang baik, tetapi jangan sampai hal ini

mengorbankan prinsip agamamu.

Kata jahadaka terambil dari kata juhd yakni kemampuan patron kata yang

digunakan ayat ini menggambarkan adanya upaya sungguh- sungguh.

Kalau upaya sungguh-sungguh pun dilarang, yang dalam hal ini bisa

dalam bentuk ancaman, maka tentu lebih-lebih lagi bila sekedar himbauan

atau peringatan.

Kata ma’rufan mencakup segala hal yang dinilai oleh masyarakat baik,

selama tidak bertentangan dengan aqidah Islamiyah. Dengan demikian


tulis Thabathaba‘i kata ad-Dunya mengandung pesan, yang pertama

bahwa mempergauli dengan baik itu, hanya dalam urusan keduniaan,

bukan keagamaan. Kedua bertujuan meringankan beban tugas itu, karena

ia hanya untuk sementara yakni selama hidup di dunia yang sehari-

harinya terbatas, sehingga tidak apalah memikul beban kebaktian kepada-

Nya. Dan yang ketiga bertujuan memperhadapkan kata dunia dengan hari

kembali kepada Allah yang dinyatakan di atas dengan kalimat hanya

kepada-Ku kembali kamu.

5. Ayat 16

Ayat 16 menguraikan tentang kedalaman ilmu Allah Swt, Luqman

berkata : ―Wahai anakku, sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan baik

atau buruk walau seberat biji sawi, dan berada pada tempat yang paling

tersembunyi, misalnya dalam batu karang sekecil, sesempit dan sekokoh

apapun batu itu, atau di langit yang sedemikian luas dan tinggi, atau di

dalam perut bumi yang sedemikian dalam di mana pun keberadaannya,

niscaya Allah akan mendatangkan lalu memperhitungkan dan

memberinya balasan. Sesungguhnya Allah Maha Halus menjangkau

segala sesuatu lagi Maha Mengetahui segala sesuatu, sehingga tidak ada

satu pun yang luput dari-Nya.

Kata lathif terambil dari kata lathafa. Kata ini mengandung makna

lembut, halus atau kecil. Dari makna ini kemudian lahir makna

ketersembunyian dan ketelitian. Dikatakan Allah Lathif, karena Dia selalu

menghendaki untuk makhluk-Nya, kemaslahatan dan kemudahan. Jadi


kesimpulannya ayat 16 ini menggambarkan Kuasa Allah Swt melalukan

perhitungan-perhitungan atas amal-amal perbuatan manusia di Akhirat

nanti.

6. Ayat 17

Ayat 17 berbicara untuk melaksanakan amal saleh yang puncaknya adalah

shalat, serta amal-amal kebajikan yang tercermin dalam amar ma‟ruf dan

nahi munkar, juga nasihat berupa perisai yang membentengi seseorang

dari kegagalan yaitu sabar dan tabah. Ma‟ruf adalah yang baik menurut

pandangan umum suatu masyarakat dan telah mereka kenal luas, selama

sejalan dengan al-khair (kebaikan) yaitu nilai-nilai Ilahi. Sedangkan

munkar adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh mereka serta bertentangan

dengan nilai-nilai Ilahi.

Sedang kata Shabr maknanya berkisar pada tiga hal yang pertama berarti

menahan, kedua ketinggian sesuatu dan ketiga sejenis batu. Dari makna

menahan, lahir makna konsisten atau bertahan, karena yang bersabar

bertahan menahan diri pada satu sikap. Jadi sabar ialah menahan gejolak

nafsu demi mencapai yang baik atau yang terbaik.

7. Ayat 18

Janganlah kamu memalingkan mukamu terhadap orang-orang yang kamu

berbicara dengannya, karena sombong dan meremehkannya. Akan tetapi

hadapilah dia deengan muka yang berseri-seri dan gembira, tanpa rasa

sombong dan tinggi hati. Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi

dengan angkuh dan menyombongkan diri, karena sesungguhnya hal


ituadalah cara jalan orang-orang yang angkara murka dan sombong, yaitu

mereka yang gemar melakukan kekejaman di muka bumi dan suka

berbuat zalim terhadap orang lain. Akan tetapi berjalanlah dengan sikap

sederhana, karena sesungguhnya cara jalan yang demikian mencerminkan

rasa rendah hati.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang angkuh,

yang merasa kagum terhadap dirinya sendiri, yang bersikap sombong

terhadap orang lain.

8. Ayat 19

Dan berjalanlah dengan langkah yang sederhana, yakni tidak terlalu

lambat dan tidak terlalu cepat, akan tetapi akan tetapi berjalanlah dengan

wajar tanpa dibuat-buat dan juga tanpa pamer menonjolkan sikap

tawadu’. Kurangilah tingkat kekerasan suaramu, dan perpendeklah cara

bicaramu, janganlah kamu mengangkat suaramu bilamana tidak

diperlukan sekali. Karena sesungguhnya sikap yang demkian itu, lebihh

berwibawa bagi yang melakukannya, dan lebih mudah diterima oleh jiwa

pendengarnya serta lebih gampang untuk dimengerti. Sesungguhnya suara

yang paling buruk dan paling jelek karena dikeraskan lebih dari apa yang

diperlukan tanpa penyebab adalah suara keledai. Dengan kata lain, bahwa

orang yang meninggikan suaranya itu berarti sama dengan suara keledai.

Didalam ungkapan ini, yaitu menjadikan orang yang mengersakan

suaranya diserupakan dengan suara keledai. Dalam hal ini nada dan

kerasnya suara. Dan suara yang sepertti itu sangat tidak disukai_Nya.
D. Kaitan Surah Lukman dengan Pendidikan

Pada ayat 12 Allah menjelaskan profil Lukman sebagai hamba Allah yang

diberi anugerah Al-Hikmah dari-Nya. Dengan Al-Hikmah itu ia mendidik

anaknya menjadi hamba Allah yang senantiasa bersyukur. Langkah-langkah

Lukman mendidik anaknya dalam upaya mencapai ‘abdan syakura dijelaskan

dalam ayat 13 sampai ayat 19 dengan rincian sebagai berikut:

1. Larangan berbuat syirik, yaitu menyekutukan Allah dengan segala sesuatu

2. Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua/ keharusan berbuat baik kepada

orang tua yang juga dibatasi oleh aturan-aturan Allah

3. Keimanan.

4. Shalat dan amar ma’ruf nahi munkar

5. Etika

Dari sisi redaksi, secara keseluruhan nasihat Lukman berisi sembilan perintah,

tiga larangan dan tujuh argumentasi. Sembilan perintan tersebut adalah:

1. Berbuat baik kepada orang tua

2. Syukur kepada Allah dan orang tua

3. Berkomunikasi dengan baik kepada orang tua

4. Mengikuti pola hidup anbiya’ dan shalihin

5. Menegakkan shalat

6. Amar ma’ruf Nahi munkar

7. Sederhana dalam kehidupan

8. Bersikap sopan dalam berkomunikasi


Adapun yang berbentuk larangan adalah:

1. Larangan syirik

2. Larangan bersikap sombong

3. Larangan berlebihan dalam kehidupan

Sedangkan ketujuh argumen tersebut adalah:

1. Barang siapa bersyukur, sungguh syukurnya itu untuk dirinya sendiri, dan

barang siapa kufur, sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha terpuji

2. Sesungguhnya syirik itu ialah kezaliman yang besar

3. Kepada_Nya manusia dikembalikan, untuk mempertanggung jawabkan apa

yang telah diperbuatnya selama hidup di dunia

4. Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu

5. Sesungguhnya semua itu merupakan ‘azmil umuur/ merupakan sesuatu yang

telah diwajibkan

6. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong

7. Sesungguhnya sejelek-jelenya suara adalah suara keledai.

Berangkat dari beberapa rincian diatas, materi pendidikan yang terdapat

dalam Al-Qur’an Surat Lukman yang telah dissampaikan oleh Lukman al-Hakim

kepada anaknya, dapat dikategorisasikan sebagai berikut:

Pertama, ‘aqaaid (Akidah), yang menyangkut masalah keimanan kepada

Allah, hal ini sudah tercakup iman kepada malaikat, kitab-kitab_Nya, para nabi,

hari kiamat, dan qadha dan qadar. Materi ini terdapat pada ayat 12,13, dan 16.
Kedua, syari’at, yakni satu sistem norma Ilahi yang mengatur hubungan

manusia denagn tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan

manusia dengan alam. Kaidah syari’ah ini terbagi menjadi dua: pertama, ibadah,

seperti shalat, thaharah, zakat, puasa dan haji. Kedua, mu’amalah yakni tata

aturan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan

manusia dengan harta benda. Aspek syari’ah ini termaktub pada ayat 14,15, dan

17

Ketiga, Akhlaq. Secara etimologis, akhlaq adalah perbuatan yang mempunyai

sangkut paut dengan khaliq (pencipta). Akhlaq ini mencakup akhlaq manusia

terhadap khaliqnya, dan akhlaq manusia terhadap makhluk. Aspek ini terdapat

pada ayat 14,15, 18, dan 19. Baik ibadah, muamalah, dan akhlak pada hakikatnya

bertitik tolak dari akidah.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berangkat dari beberapa rincian diatas, materi pendidikan yang terdapat

dalam Al-Qur’an Surat Lukman yang telah dissampaikan oleh Lukman al-Hakim

kepada anaknya, dapat dikategorisasikan sebagai berikut:

Pertama, ‘aqaaid (Akidah), yang menyangkut masalah keimanan kepada

Allah, hal ini sudah tercakup iman kepada malaikat, kitab-kitab_Nya, para nabi,

hari kiamat, dan qadha dan qadar. Materi ini terdapat pada ayat 12,13, dan 16.

Kedua, syari’at, yakni satu sistem norma Ilahi yang mengatur hubungan

manusia denagn tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan

manusia dengan alam. Kaidah syari’ah ini terbagi menjadi dua: pertama, ibadah,

seperti shalat, thaharah, zakat, puasa dan haji. Kedua, mu’amalah yakni tata aturan

Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia

dengan harta benda. Aspek syari’ah ini termaktub pada ayat 14,15, dan 17.

Ketiga, Akhlaq. Secara etimologis, akhlaq adalah perbuatan yang

mempunyai sangkut paut dengan khaliq (pencipta). Akhlaq ini mencakup akhlaq

manusia terhadap khaliqnya, dan akhlaq manusia terhadap makhluk. Aspek ini

terdapat pada ayat 14,15, 18, dan 19. Baik ibadah, muamalah, dan akhlak pada

hakikatnya bertitik tolak dari akidah.


B. Implikasi

Implikasi dari surah lukman ayat 12 – 19 antara lain sebagai berikut:

1. Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban yang mulia Bukti

cinta terbaik dalam Islam setelah menghormati Allah SWT adalah

berbakti kepada orang tua. Pengabdian kepada kedua orang tua tersebut

merupakan pendidikan Islam yang tinggi dan terhormat. Pengabdian

kepada orang tua adalah penetapan dan aturan seorang pekerja untuk

memperoleh keridhaan Allah SWT. Komitmen kepada orang tua juga

merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada Allah SWT.

2. Bentuk nyata menurut penghargaan Islam atas mulia dan tingginya

kedudukan orang tua dihadapan Allah merupakan penetapan Islam atas

kewajiban anak berbakti kepada orang tua Bentuk dari perbuatan

berbakti kepada orang tua adalah melaksanakan hak dan

keewajibannya, mentradisikan perilaku ketaatan dan kepatuhan,

menjauhi segala tindakan yang menyebabkan kekecewaan, dan

mewajahkan rasa hormat, patuh dan memberikan perilaku kebaikan

pada orang tua pada jalan kebenaran.

3. Karakter syukur merupakan akhlak yang mulia, hal itu harus dimulai

dengan keteguhan hati dan keteguhan iman Keteguhan hati sebagai

cermin kepribadian seseorang, karenan memperlihatkan keyakinan

kebenaran yang ditempuhnya. Keteguhan hati adalah pendorong

motivasi, sebagai akibatnya memudahkan untuk mencapai tujuannya.

Keteguhan hati bisa melahirkan keteguhan iman dan ketakwaan.


Mampu mendengarkan intuisi pada kebenaran dan kebaikan, tidak

mudah terpesona menggunakan tawaran dan jebakan hawa nafsu serta

ego pribadi. Ketika terlanjur melakukan kesalahan, akan segera kembali

dalam kebenaran. Inilah pentingnya mempertahankan keteguhan hati.

4. Allah tidak akan mengampuni perbuatan syirik, dalam arti tidak

mengampuni seorang hamba yang menjumpai-Nya (mati) dalam

keadaan musyrik. Dan Allah mengampuni dosa selain itu, yaitu bagi

yang dikehendaki-Nya. Banyak hadis-hadis yang berkaitan dengan

ayat-ayat yang mulia ini. Kita akan menyebutkan yang mudah saja.

5. Orang tua perlu menjadi teladan supaya anak pandai bersyukur

Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode paling persuasif dan

paling meyakinkan keberhasilannya dalam membina dan mengasuh

anak dalam aspek moral, sosial dan spiritual. Hal ini dikarenakan

pendidik merupakan suri tauladan terbaik di mata peserta didik

khususnya orang tua, mereka akan meniru perilakunya terutama

akhlaknya.

6. Orang tua perlu melakukan kebiasaan yang baik supaya anak pandai

bersyukur Anak pada dasarnya memiliki kebiasaan sebagaimana

kebiasaan dari apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Sebagai

seorang anak tentunya dia akan selalu mengikuti perilaku induknya

yaitu kebiasaan orang tua. Kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan

kedua orang tua sejak kecil itulah yang akan mempengaruhinya.


7. Orang tua perlu menerapkan disiplin kepada anak supaya anak pandai

bersyukur Anak yang patuh bukanlah dibentuk dengan cara kekerasan.

Kepatuhan pada anak justru bisa dimunculkan dari kesadaran dalam diri

anak tersebut. Orang tua sebaiknya mendidik kepatuhan anak dengan

cara yang membuatnya menyadari bahwa kepatuhan merupakan nilai

positif. Cara mendidik anak dengan menerapkan disiplin juga akan

membentuk karakter anak. Kedisiplinan dapat membangun kebiasaan

baik seseorang, dan kedisiplinan juga membangun kebiasaan hubungan

antar pribadi.
Daftar Pustaka

Abdurahman, Dudung, Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Kurnia Kalam


Semesta, 2003.

Abdussalam, Suroso, Arah dan Asas Pendidikan Islam. Bekasi :Sukses


Publishing, 2011.

Ahmad, Muhammad, Tauhid Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia, 1998.

Ahmad, Nurwadjah, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan: Hati yang Selamat Hingga


Kisah Luqman. Bandung: Marja, 2010.

Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2000.

Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2000.

Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya,


2006.

Aminah, Nina, Studi Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya: 2014.

Aminuddin, et al., Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan


Agama Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta, 1996.

Audah, Ali, Nama dan Kata dalam Qur‟an. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa,
2011.

Azmi, Muhammad, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah: Upaya

Mengefektifkan Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Keluarga. Yogyakarta:


Belukar, 2006.

Anda mungkin juga menyukai