A. Pengertian
B. Petugas-petugas Upacara
1. Pembina Upacara ia lah Pembina dalam upacara yang menerima
penghormatan, mengesahkan pelaksanaan upacara dan merupakan
pimpinan tertinggi dalam upacara itu. Pembina upacara berhak;
o Menerima penghormatan dari peserta upacara yang dipimpin oleh
pemimpin upacara.
o Mengubah dan mengesahkan Rencana Acara Upacara yang diserasikan
dengan situasi dan kondisi.
o Melaksanakan acara yang ditentukan.
o Melimpahkan wewenang kepada pemimpin upacara.
2. Pengatur Upacara (Protokol) ialah petugas yang menyusun dan
mengatur pelaksanaan tertib acara dalam upacara, yang berkewajuban
mengendalikan jalannya upacara. Pengatur Upacara berkewajiban:
o Menyususn rencana pelaksanaan upacara serta mengendalikan
jalannya upacara.
o Mengajukan rencana pelaksanaan upacara untuk mendapatkan
pengesahan dari Pembina upacara dan memberikan penjelasan
seperlunya.
o Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Pembina upacara.
3. Pembawa Acara ialah petugas yang bertugas membaca tertib acara
dalam suatu uapacara.
Pembawaa acara berkewajiban;
o Membacakan acara upacara
o Dalam keadaan terpaksa dapat mengambil kebijaksanaan dengan
persetujuan dari pengatur upacara.
o Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada pengatur upacara.
4. Pemimpin Upacara ialah petugas yang memimpin barisan peserta
upacara.
5. Sebagai pemimpin upacara ia mempunyai kewajiban:
o Memimpin peserta upacara untuk memberi penghormatan kepada
Pembina upacara.
o Mengatur ketertiban peserta upacara.
o Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Pembina upacara.
6. Petugas Upacara lainnya berkewajiban melaksanakan tugas-tugas
nya dalam suatu upacara, misalnya Pengibar Bendera, Pembaca Dasa
Darma, Pembaca Do’a, Pemimpin lagu dan yang lain-lainnya
7. Peserta Upacara ialah satuan-satuan yang berada dibawah pimpinan
upacara
1.
Tamu Ambalan mengambil tempat dikiri Pradana atau Pembina
2.
Pradanan atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk
mengikuti kegiatan Ambalan
3. Barisan dibubarkan dilanjutkan dengan acara latihan
Upacara Penerimaan Calon Penegak di Ambalan dilaksanakan
setelah Upacara
Pembukaan Latihan dengan jalan sebagai berikut;
F. Penutup
Mengingat bahwa upacara di satuan Pramuka itu bersifat dan bertujuan
pendidikan dan agar tidak membosankan anggota, para Pembina
hendaknya dapat membuat keaneka ragaman dan pengembangan tata
upacara menurut keadaan setempat. Keanekaragaman tersebut tidak
dibenarkan mengurangi isi prinsip-prinsip yang tercantum dalam Petunjuk
Penyelenggaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka yaitu Keputusan
Kwartir Nasional Nomor 178 tahun 1979 serta terjamin kekhidmatannya.
Upacara lain yang tidak diatur dalm Petunjuk Penyelenggaraan upacara
diserahkan kepada kebijakan para Pembina.