Anda di halaman 1dari 8

RESUME

TATA UPACARA PENEGAK

GS404A GUNTUR BRATAMA


Tata Upacara Pramuka Penegak

A. Pengertian

Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu


ketentuan, peraturan yang wajib dilaksanakan dengann khidmat, sehingga
merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk membentuk suatu tradisi
dan budipekerti yang baik.
Maka untuk itu Kwartir Nasional Gerakan Pramuka telah
mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 178 tahun 1979 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Upacara didalam Gerakan
Pramuka.
Jenis-jenis upacara yang ada dalam Gerakan Pramuka adalah sebagai
berikut:
1. Upacara umum, yaitu upacara yang dilakukan untuk kegiatan
tertentu dengan menggunakan peraturan yang berlaku secara umum.

2. Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan, yaitu upacara yang


dilaksanakan dalam rangka usaha memulai dan mengakhiri suatu
pertemuan dilingkungan Gerakan Pramuka.
3. Upacara Pelantikan, yaitu:
o Upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian seorang calon
anggota Gerakan Pramuka, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
o Upacara yang dilakukan dalam rangka pengangkatan pemegang
jabatan tertentu dalam saatuan.
4. Upacara Kenaikan Tingkat, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka
kenaikan tingkat kecakapan umum yang dicapai oleh seorang anggota
Gerakan Pramuka sesuai dengan Syarat Kecakapan umum yang berlaku.
5. Upacara Pindah Golongan, yaitu upacara yang dilakukan dalam
rangka pemindahan anggota dari suatu golongan ke golongan lain yang
lebih tinggi dalam usia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Upacara Meninggalkan Ambalan/Racana, yaitu upacara yang dilakukan
dalam rangka mengantar Pramuka Penegak /Pandega untuk terjun ke
masyarakat dan berbakti secara langsung sesuai dengan bidangnya.

B. Petugas-petugas Upacara
1. Pembina Upacara ia lah Pembina dalam upacara yang menerima
penghormatan, mengesahkan pelaksanaan upacara dan merupakan
pimpinan tertinggi dalam upacara itu. Pembina upacara berhak;
o Menerima penghormatan dari peserta upacara yang dipimpin oleh
pemimpin upacara.
o Mengubah dan mengesahkan Rencana Acara Upacara yang diserasikan
dengan situasi dan kondisi.
o Melaksanakan acara yang ditentukan.
o Melimpahkan wewenang kepada pemimpin upacara.
2. Pengatur Upacara (Protokol) ialah petugas yang menyusun dan
mengatur pelaksanaan tertib acara dalam upacara, yang berkewajuban
mengendalikan jalannya upacara. Pengatur Upacara berkewajiban:
o Menyususn rencana pelaksanaan upacara serta mengendalikan
jalannya upacara.
o Mengajukan rencana pelaksanaan upacara untuk mendapatkan
pengesahan dari Pembina upacara dan memberikan penjelasan
seperlunya.
o Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Pembina upacara.
3. Pembawa Acara ialah petugas yang bertugas membaca tertib acara
dalam suatu uapacara.
Pembawaa acara berkewajiban;
o Membacakan acara upacara
o Dalam keadaan terpaksa dapat mengambil kebijaksanaan dengan
persetujuan dari pengatur upacara.
o Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada pengatur upacara.
4. Pemimpin Upacara ialah petugas yang memimpin barisan peserta
upacara.
5. Sebagai pemimpin upacara ia mempunyai kewajiban:
o Memimpin peserta upacara untuk memberi penghormatan kepada
Pembina upacara.
o Mengatur ketertiban peserta upacara.
o Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Pembina upacara.
6. Petugas Upacara lainnya berkewajiban melaksanakan tugas-tugas
nya dalam suatu upacara, misalnya Pengibar Bendera, Pembaca Dasa
Darma, Pembaca Do’a, Pemimpin lagu dan yang lain-lainnya
7. Peserta Upacara ialah satuan-satuan yang berada dibawah pimpinan
upacara

C. Pokok-Pokok Upacara Gerakan Pramuka


Semua upacara dalam Gerakan Pramuka mengandung unsur-unsur
pokok sebagai berikut:
1. Bentuk barisan upacara yang digunakan oleh peserta upacara selalu
disesuaikan dengan perkembangan usia peserta didik.
Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Siaga adalah lingkaran,
karena perhatian dan perkembangan jiwanya masih terpusat pada orang
tua/Pembina.
Bentuk barisan disatuan Pramuka Penggalang adalah bentuk Angkare,
karena perhatian dan perkembangan jiwanya sudah mulai terbuka.
Bentuk barisan disatuan Pramuka Penegak dan Pandega adalah bersaf,
karena perhatian dan perkembangan jiwanya sudah terbuka luas.
jika peserta upacara itu terdiri dari dua golongan atau lebih, maka
bentuk barisan yang digunakan ditentukan oleh pemimpin upacara atau
pengatur upacara disesuaikan dengan kondisi setemmpat.
2. Penghormatan kepada Bendera Merah Putih dilakukan:
- Pada waktu pengibaran dan penurunan (penyimpanan) Sang Merah Putih.
- Pada waktu Sang Merah Putih dibawa masuk atau keluar ruangan upacara.
3. Pembacaan Kode Kehormatan dalam bentuk ketentuan moral budi pekerti:
- Untuk Pramuka Siaga adalah Dwi Darma
- Untuk Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega adalah Dasa Darma.
4. Pada waktu pembacaan Dwi Darma atau Dasa Darma, para Pramuka
tidak melakukan penghormatan, tetapi penghormatan dillakukan saat
pembacaan Dwi Satya atau Tri Satya.
5.
Kewajiban berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (dengan
menundukan kepala), agar senantiasa mendapat rahmat dan hidayat
dalam segala kegiatan.
6. rangkaian seluruh upacara dilakukan dalam suasana khidmat dan
bersungguh-sungguh.
Pokok-pokok upacara yaitu;
1. Pada upacara diluar Gerakan Pramuka pelaksanaannya disesuaikan
dengan keadaan dan peraturan ysng disusun oleh penyelenggaranya.
2. Pelaksanaan upacara dalam Gerakan Pramuka harus ada:
- Pengibaran Sang Merah Putih
- Pembacaan Pancasila
- Pembacaan Kode Kehormatan
- Do’a
D. Upacara di Satuan Pramuka Penegak
Macam-macam upacara
didalam Ambalan ;
1. Upacara pembukaan latihan
2. Upacara penutupan latihan
3. Upacara Penerimaan Tamu
4. Upacara Penerimaan Calon
5. Upacara Pelantikan
6. Upacara Kenaikan Tingkat
7. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
8. Upacara Pindah Golongan ke Racana Pandega
9. Upacara Pelepasan

Susunan Acara Upacara Pembukaan Latihan di Ambalan:


1. Kerapihan setiap anggota Ambalan
2. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
3. Pradana mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk bersaf
4. pada waktu pemimpin Sangga meningglkan tempat, wakil pemimpin
sangga pindah ketempat pimpinan sangga.
5. para pemimpin sangga setelah melakukan laporan mengambil tempat
disebelah kanan barisan
6. Pradana menjemput Pembina dan menempatkannya disebelah kanan barisan
7. Pradana mengambil tempat didepan barisan sesuai adat yang berlakau di
Ambalan
8. Pembacaan Dasa Darma dan Sandi Ambalan oleh petugas
9. Pengucapan Pancasila oleh Pembina Penegak dengan diucap ulang oleh
anggota Ambalan
10. Pengumuman dari Pradana/Pembina
11. Pradana memimpin do’a sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing
12. barisan dibubarkan oleh Pradana dan dilanjutkan dengan acara latihan
Susunan acara Upacara Penutupan Latihan di Ambalan;
1. Kerapihan setiap anggota Ambalan
2. Pradana mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan bersaf
3. Pemimpin sangga mengambil tempat disebelah kanan barisan, dan wakil
pemimpin sangga berada ditempat pemimpin Sangga.
4. Pradana menjemput Pembina Penegak dan mengantarkannya kesebelah
kanan barisan
5. Pradana mengambil tempat didepan barisan sesuai dengan Adat Ambalan
yang berlaku.
6. Petugas Bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan
7. Pembacaan Sandi Ambalan oleh petugas
8. Pengumuman tentang Sangga kerja untuk latihan yang akan datang dan lain-
lain
9. Pradana memimpinn do’a menurut agama dan kepercayaannya masing-
masing.
10. Laporan Pradana kepada Pembina Penegak
11. Pradana membubarkan barisan
Upacara Penerimaan Tamu Ambalan Penegak dilaksanakan dalam
rangkaian Upacara
Pembukaan Latihan dengan jalan sebagai berikut;

1.
Tamu Ambalan mengambil tempat dikiri Pradana atau Pembina
2.
Pradanan atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk
mengikuti kegiatan Ambalan
3. Barisan dibubarkan dilanjutkan dengan acara latihan
Upacara Penerimaan Calon Penegak di Ambalan dilaksanakan
setelah Upacara
Pembukaan Latihan dengan jalan sebagai berikut;

1. Pradana mengumpulkan anggota Ambalan


2. Tamu Ambalan berada ditempat yang telah ditentukan
3. Penegak Bantara/Laksanan yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan
4. Tamu Ambalan dijemput oleh petugas untuk dihadapkan kepada Ambalan
5. Kata Pengantar dari Pradana /Pembina
6. Tanya jawab tentang keadaan diri tamu yang akan diterima sebagai calon
Penegak
7. Petugas mengajak Tamu meninggalkan tempat
8. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon
9. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di Ambalan
10. Ucapan selamat dari anggota Ambalan dilanjutkan dengan acara latihan.

Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara, tidak


boleh dihadiri oleh Calon Penegak lainnya pelaksanaannya diatur
sebagai berikut;

1. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara


2. Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan
dan kiri kehadapan Pembina.
3. Pembina meminta penjelasan kepada pendamping kanan dan kiri
mengenai watak dan kecapan calon.
4. Pendamping kanan dan kiri kembali ke sangganya
5. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas kedepan Pembina, anggota
AMbalan menghormat dipimpin oleh Pradan atau petugas
6. Tanya jawab tentang Sayarat Kecakapan Umum anatar Pembina dan
Calon
7. Pembina memimpin do’a sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
8. Penyematan Tanda Bantara disertai pesan seperlunya

9. Pengucapan/ulang janji Tri Satya yang dituntun oleh Pembina


dengan jalan sambil memegang Bendera Merah Putih dipegang
dengan tangan kanan dan disimpan didada sebelah kiri tepat pada
jantung. Kemudian disusul dengan penyematan tanda Penegak
Bantara
10. Penghormatan Ambalan kepada Penegak Bantara yang baru dilantik.
11. Ucapan selamat dari anggota Ambalan
12. Pendamping kanan dan kiri menjemput Penegak Bantara yang selesai
dilantik untuk kembali ke sangganya.

Upacara Kenaikan Tingkat Penegak Bantara Menjadi Penegak


Laksana dilakukan sebagai berikut;

1. Pradana mengumpulkan anggota Ambalan


2. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantarcoleh pendampingnya
ke hadapan Pembina
3. Pembina meminta pernyataan pendamping mengenai perkembangan
watak dan kecakapan yang bersangkutan
4. Para pendamping kembali ketempat
5. Tanya jawab SKU antara Pembina dan Penegak Bantara yang akan naik
tingkat
6. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas kesebelah kanan Pembina
7. Pembina memberikan Sang Merah Putih kepada Penegak yang
bersangkutan
8. Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya
9. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang
bersangkutan
10. Penegak Bantara yang akan anik tingkat mengulang janji Tri Satya,
dituntun oleh Pembina dengan memegang ujung Sang Merah Putih
dengan tangan kanan dan disimpan didada sebelah kiri tepat pada
jantung.
11. Pembina memimpin do’a sesuai dengan agama dan kepercayannya
masing-masing.
12. Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradana untuk meneruskan
acara

Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada dalam


rangkaian Upacara
Pembukaan/Penutupan Latihan, dengan jalan sebagai berikut;

1. Penegak yang akan menerima TKK dipanggil kedepan Pembina


2. Tanya jawab tentang SKK yang telah dipenuhi
3. Penyematan TKK dan penyerahan Surat Keterangan oleh Pembina
4. Ucapan selamat dari anggota Ambalan kepada Pradana untuk meneruskan
acara

Upacara Pindah Golongan dari Ambalan ke Racana Pandega dilakukan


dengan cara:

1. Pradana/Pembina mengumpulkan anggota Ambalan dam bentuk barisan


bersaf
2. Penegak yang akan pindah golongan dipanggil kehadapn Pembina
3. Penjelasan Pembina bahwa kepindahannya bukan karena kecakapan
melainkan karena usianya.
4. Penegak yang akan pindah minta diri kepada anggota Ambalan
5. Pembina Penegak menyerahkan Penegak yang bersangkutan kepada
Pembina Racana
6. Pembina Racana menerimanya sesuai dengan Adat Racana yang berlaku

Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat


dilakukan sebagai berikut;

1. Dilaksanakan oleh Sangga Kerja


2. Acara tersebut meliputi:
- Penjelasan Pembina
- Penegak yang bersangkutan minta diri
- Sambutan wakil anggota Ambalan
- Kata Pelepasan Pembina dan penyerahan Surat Keterangan
- Pemberian kenangan kepada yang akan meninggalkan Ambalan
- Berdo’a dipimpin oleh Pembina
- Ramah tamah diakhiri dengan membentuk rantai persaudaraan.
3. Tempat dan
waktu tidak
terikat

E. Upacara di Satuan Pramuka Pandega


Upacara disatuan Pramuka Pandega dilaksanakan sesuai dengan
aspirasi Pandega atas dasar ketentuan upacara yang berlaku untuk
Ambalan Penegak

F. Penutup
Mengingat bahwa upacara di satuan Pramuka itu bersifat dan bertujuan
pendidikan dan agar tidak membosankan anggota, para Pembina
hendaknya dapat membuat keaneka ragaman dan pengembangan tata
upacara menurut keadaan setempat. Keanekaragaman tersebut tidak
dibenarkan mengurangi isi prinsip-prinsip yang tercantum dalam Petunjuk
Penyelenggaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka yaitu Keputusan
Kwartir Nasional Nomor 178 tahun 1979 serta terjamin kekhidmatannya.
Upacara lain yang tidak diatur dalm Petunjuk Penyelenggaraan upacara
diserahkan kepada kebijakan para Pembina.

Anda mungkin juga menyukai