Anda di halaman 1dari 8

UPACARA PEMBUKAAN

 Kerapihan Setiap Anggota Ambalan


 Sangga Kerja menyiapakan persiapan Upacara
 Pradana memanggil peserta Upacara
 Pradana menyiapkan barisan
 Pradana memeriksa barisan dan petugas
 Laporan Pimpinan Sangga kepada Pradana
 Pradana menjemput Pembina dan Pembina Mengambil posisi di sebelah kanan para
pimpinan Sangga (Pradana mengambil alih)
 Penaikan Bendera Cikal
 Pengucapan pancasila oleh Pradana
 Pengucapan Dasa Darma Pramuka oleh petugas
 Amanat dan Do'a
 Upacara selesai masing - masing Pimpinan Sangga membubarkan barisan

UPACARA PENUTUPAN

 Kerapihan setiap Anggota Ambalan


 Pradana memanggil peserta upacara
 Pimpinan Sangga mengambil tempat di barisan sebelah kanan
 Pradana menjemput pembina upacara
 Petugas menurunkan Bendera Cikal
 Pembacaan Sandi Ambalan
 Pengumuman
 Pradana memimpin do'a
 Laporan Pradana kepada Pembina Penegak
 Pradana membubarkan barisan
JENIS-JENIS  UPACARA PADA AMBALAN 

PRAMUKA PENEGAK

I.     PENDAHULUAN

Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib
dilaksanakan dengan khidmat sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk
membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.

Prinsip upacara yang penting adalah khidmat, tertib, dan hening, sehingga menimbulkan rasa
bangga, kadangkala dapat menimbulkan rasa haru, dan rasa menghargai terhadap sesuatu yang
memiliki nilai, dan terkadang dapat menimbulkan semangat yang menyala.

II.   MATERI POKOK

1.   Tujuan upacara dalam Gerakan Pramuka adalah membentuk manusia yang berbudi pekerti
luhur sehingga menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila seperti tercantum pada
Tujuan Gerakan Pramuka (lihat AD Gerakan Pramuka Ps. 4).

2.  Sasaran upacara dalam Gerakan Pramuka, ialah agar peserta upacara (peserta didik) mampu :

1. memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan negara.


2. memiliki rasa tanggungjawab dan disiplin pribadi.
3. selalu tertib dalam kehidupan sehari-hari.
4. memiliki jiwa gotong royong dan percaya pada orang lain.
5. dapat memimpin dan dipimpin.
6. dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib.
7. meningkatkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
8. Meningkatkan rasa kesetiakawanan sosial.
9. Meningkatkan rasa loyalitas terhadap satuan, gudep, Gerakan Pramuka, dan Pramuka
dunia.

 
3.   Sasaran upacara tersebut akan dapat dicapai bilamana para peserta upacara (peserta didik)
melaksanakannya dengan tertib dan khidmat.

Ketika kondisi upacara berjalan dengan tertib dan khidmat, Pembina Upacara berusaha membuka
hati peserta didik dan memberikan pendidikan watak; di sinilah letak upacara sebagai alat
pendidikan.

4.   Unsur-Unsur pokok dalam upacara Gerakan Pramuka, ialah:

a.   Bentuk barisan yang digunakan oleh para peserta selalu disesuaikan dengan perkembangan
jiwa peserta didik.

b.   Pengibaran Bendera Merah Putih.

c.   Pembacaan Pancasila.

d.   Pembacaan Kode Kehormatan.

e.   Adanya doa.

f.    Upacara dilakukan dalam suasana khidmat dan bersungguh-sungguh.

5.   Macam Upacara pada Ambalan Pramuka Penegak

a.   Upacara Pembukaan Latihan, yang tata urutnya sebagai berikut:

1)   Kerapihan  pembukaan latihan.

2)   Sangga kerja menyiapkan perlengkapan upacara.

3)   Pradana mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan bersaf.

4)   Laporan Pemimpin sangga kepada Pradana.

5)   Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat  wakil Pemimpin sangga pindah ke
tempat Pemimpin Sangga.

6)   Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat di sebelah kanan barisan.

7)   Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para Pemimpin Sangga.

8)   Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan Adat Ambalan yang berlaku.
9)   Petugas Bendera mengibarkan Sang Merah Putih Pradana memimpin penghormatannya.

10) Pembacaan Dasadarma atau Sandi Ambalan oleh Petugas.

11) Pembina Penegak membaca teks Pancasila diikuti oleh anggota Ambalan.

12) Pengumuman dari Pradana/Pembina.

13) Pradana memimpin doa sesuai dengan agama masing-masing.

14) Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan.

b.   Upacara  Penutupan Latihan.

1)   Kerapihan setiap anggota Ambalan.

2)   Pradana mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan bersaf.

3)   Pemimpin sangga menempati tempat di sebelah kanan berisan dan wakil Pemimpin Sangga
pindah ke tempat Pemimpin Sangga.

4)   Pradana menyemput Pembina Penegak dan mengantarkannya ke sebelah kanan barisan.

5)   Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan Adat Ambalan yang berlaku.

6)   Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan, dengan penghormatan yang
dipimpin oleh Pradana.

7)   Pembacaan Renungan atau Sandi Ambalan oleh Petugas.

8)   Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dll.

9)   Pradana memimpin doa sesuai dengan agama masing-masing.

10) Laporan Pradana kepada Pembina Penegak.

11) Pradana membubarkan barisan.

c.   Upacara Penerimaan Tamu Ambalan.

1)     Tamu ambalan mengambil tempat di sebelah kiri Pradana atau Pembina.
2)     Pradana atau Pembina memperkenalkan tamu kepada anggota Ambalan.

3)     Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk mengikuti kegiatan
Ambalan.

4)     Barisan dibubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan.

d.   Upacara Penerimaan Calon Penegak kepada Ambalan.

Dilaksanakan sesudah upacara latihan dengan susunan acara sebagai berikut:

1)     Pradana mengumpulkan anggota Ambalan.

2)     Tamu Ambalan berada di tempat yang disediakan.

3)     Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan.

4)     Tamu Ambalan dijemput oleh Petugas untuk dihadapkan kepada Ambalan.

5)     Pengantar kata dari Pradana/Pembina Penegak.

6)     Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon Penegak.

7)     Petugas mengajak tamu untuk meninggalkan tempat.

8)     Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon.

9)     Tamu di panggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di Ambalan.

10)  Ucapan selamat dari anggota Ambalan dilanjutkan dengan acara latihan.

e.   Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara.

Upacara ini tidak boleh dihadiri oleh calon Penegak yang lain, upacara hanya diikuti oleh para
Pramuka Penegak Bantara dan Laksana dengan susunan acara sebagai berikut:

1)     Sangga  Kerja menyiapkan perlengkapan upacara.

2)     Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh Pendamping kanan dan pendamping kiri ke
hadapan Pembina. [1]
3)     Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan  dan pendamping kiri, mengenai
watak dan kecakapan calon.

4)     Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke Sangganya.

5)     Sang Mereah Putih di bawa oleh Petugas ke sebelah kanan depan Pembina, anggota
Ambalan menghormat dipimpin oleh Pradana.

6)     Tanya jawab tentang SKU antara pembina dengan calon.

7)     Pembina memimpin doa sesuai dengan agama masing-masing.

8)     Ucapan/ulang janji Trisatya yang diucapkan sendiri oleh Penegak, sambil memegang ujung
Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan pada dada kiri, tepat pada jantungnya;
peserta upacara memberikan penghormatan.  Kemudian disusul oleh penyematan tanda Penegak
Bantara oleh calon Penegak sendiri.

9)     Ucapan selamat dari anggota Ambalan.

10)  Pendamping Kanan dan Pendamping kiri menjemput Penegak Bantara yang selesai dilantik
kembali ke Sangganya.

f.    Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara ke Penegak Laksana, dilakukan sbb:

1)     Pradana/Pembina Penegak mengumpulkan anggota Ambalan (Bantara dan Laksana).

2)     Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh Pendampingnya ke hadapan Pembina.

3)     Pembina minta penjelasan pendamping mengenai perkembangan watak dan kecakapan
yang bersangkutan.

4)     Para Pendamping kembali ketempat.

5)     Tanya jawab tentang SKU antara Pembina dengan Penegak Bantara yang akan naik tingkat.

6)     Sang Merah Putih dibawa petugas kesebelah kanan Pembina.

7)     Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang bersangkutan.

8)     Pembina melepas tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya.

9)     Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan.
10)  Penegak yang bersangkutan mengulang janji Trisatya seraya memegang ujung bendera
Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan pada dada kiri tepat pada jantungnya. 
Peserta upacara memberikan penghormatan.

11)  Pembina memimpin doa sesuai dengan agama masing-masing.

12)  Ucapan selamat dari anggota Ambalan.

13)  Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradana untuk meneruskan acara.

g.   Upacara Pemberian TKK.

Dilakukan sesuai dengan adat ambalan.

h.   Upacara Pindah golongan dari Penegak ke Pandega.

1)     Pradana/Pembina Penegak  mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan bersaf.

2)     Penegak yang akan pindah golongan dipanggil kehadapan Pembina Penegak.

3)     Penjelasan Pembina atas kepindahan golongan.

4)     Penegak yang akan pindah minta diri kepada Anggota Ambalan.

5)     Pembina menyerahkan Penegak yang bersangkutan kepada Pembina Racana Pandega.

6)     Pembina Racana Pandega menerimanya sesuai dengan adat Racana yang berlaku.

i.    Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat.

Upacara ini dilakukan dalam bentuk informal, di luar pertemuan rutin, dilaksanakan oleh Sangga
Kerja/Panitia, dengan susunan acara sebagai berikut:

1)     Penjelasan Pembina.

2)     Penegak yang bersangkutan minta diri.

3)     Sambutan wakil anggota Ambalan.

4)     Kata Pelepasan dari Pembina Penegak dan penyerahan surat keterangan.
5)     Pemberian kenangan kepada Penegak yang akan meninggalkan Ambalan.

6)     Berdoa dipimpin oleh Pembina Penegak.

7)     Ramah tamah diakhiri dengan membuat rangkaian persaudaraan.

III.  PENUTUP

Upacara-upacara merupakan alat pendidikan, oleh karena itu seyogyanya dilaksanakan dengan
tertib dan khidmat.

KEPUSTAKAAN

1.     Petunjuk Penyelenggaraan Upacara di dalam Gerakan Pramuka, Kep. Kwarnas No.178
tahun 1979.

Anda mungkin juga menyukai