Anda di halaman 1dari 33

BUKU MATERI

PRAMUKA PENEGAK MENJADI PEMIMPIN SATUAN

Dibuat oleh :

ARMANSYAH, S.Pd.SD

1
KATA PENGANTAR

Pertama – tama selalu tak lupa saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T. karena
atas ijinNya sajalah saya bisa menyelesaikan buku ini sesuai dengan yang diharapkan.
Buku ini saya susun sebagai bahan penunjang untuk para pramuka Penegak yang sedang
dalam proses belajar untuk menjadi seorang pemimpin satuan yang baik, cakap dan bijaksana.
Sehingga buku ini dapat dijadikan tambahan pengetahuan yang baik.
Saya menyadari tentu tidak ada sesuatupun yang sempurna, karena kesempurnaan itu
hanyalah miliki Allah S.W.T. semata, tetapi dengan adanya buku ini walau masih banyak
kekurangan, saya berharap akan dapat memberikan sumbangsih yang besar bagi para pramuka
penegak dalam mencari bacaan dan referensi tambahan pengetahuan.
Materi dalam buku ini selain dari berbagai catatan yang saya miliki juga dari pengalaman
saya secara pribadi saat menjadi seorang calon penegak, penegak bantara hingga mencapai penegak
laksana.
Semoga buku ini bisa memberikan manfaat yang sebesar – besarnya bagi para Pramuka.

Subah, 14 Oktober 2014


Penyusun

ARMANSYAH, S.Pd.SD

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Upacara Satuan Penegak
Bab II Struktur Organisasi Ambalan Penegak
Bab III Sandi Dan Adat Ambalan
Bab IV Perjalanan Seorang Penegak
Bab V Musyawarah Ambalan
Bab VI Administrasi Ambalan
Bab VII Pengembangan Program Latihan Penegak
Kata Penutup

3
BAB I
UPACARA SATUAN PENEGAK

1.1. Pengertian Upacara Dalam Kepramukaan


Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang
wajib dilaksanakan dengan khidmat, sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk
membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik. Oleh sebab itu kegiatan Upacara adalah bagian
yang selalu tidak terpisahkan dalam setiap Pendidikan Kepramukaan. Pengertian dari jenis – jenis
upacara adalah sebagai berikut :
1. Upacara Umum yaitu upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu dengan
menggunakan peraturan yang berlaku secara umum.
2. Upacara Pembukaan Latihan dan Upacara Penutupan Latihan yaitu upacara yang dilakukan
dalam rangka melaksanakan usaha memulai dan mengakhiri suatu pertemuan di lingkungan
GerakanPramuka.
3. Upacara Pelantikan yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian seorang calon
menjadi anggota Gerakan Pramuka, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, atau upacara
yang dilakukan dalam rangka pengangkatan pemegang jabatan tertentu dalam satuan
4. Upacara Kenaikan Tingkat, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka pengesahan
kenaikan tingkat kecakapan umum yang dicapai oleh seorang anggota Gerakan Pramuka
sesuai dengan syarat kecakapan umum yang berlaku.
5. Upacara Pindah Golongan, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka pemindahan
anggota dari satu golongan ke golongan lain yang lebih tinggi dalam usia sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
6. Upacara Meninggalkan Ambalan/Racana, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka
mengantar Pramuka Penegak dan/atau Pramuka Pandega untuk terjun ke masyarakat dan
berbakti secara langsung sesuai dengan bidangnya.
7. Pembina Upacara adalah Pembina dalam upacara yang menerima penghormatan,
mengesahkan pelaksanaan upacara dan merupakan pimpinan tertinggi dalam upacara itu.
8. Pengatur Upacara (Protokol) adalah petugas yang menyusun dan mengatur pelaksanaan
tertib acara dalam upacara, yang berkewajiban mengendalikan jalannya upacara.
9. Pemimpin Upacara adalah petugas yang memimpin barisan peserta upacara.
10. Pembawa Acara adalah petugas yang membaca tertib acara dalam suatu upacara.
11. Peserta Upacara adalah satuan-satuan yang berada di bawah pimpinan Pemimpin Upacara.

4
12. Petugas Upacara adalah orang-orang yang menunaikan tugas tertentu dalam suatu upacara
misalnya : pengibar bendera, pembaca Dasadarma, pemimpin lagu, dan lain-lain.

1.2. TUJUAN DAN SASARAN UPACARA


Tujuan upacara dalam Gerakan Pramuka adalah membentuk manusia yang berbudi pekerti
luhur sehingga menjadi warga negara Indonesia yang berpancasila seperti tercantum dalam
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
Sasaran upacara dalam Gerakan Parmuka, adalah agar setiap Pramuka :
1. memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan agama.
2. memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin pribadi
3. selalu tertib di dalam hidup sehari-hari
4. memiliki jiwa gotong royong dan percaya kepada orang lain
5. dapat memimpin dan dipimpin
6. dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib
7. meningkatkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Mahaesa

1.3. POKOK-POKOK UPACARA


Semua upacara dalam Gerakan Pramuka mengandung unsur - unsur pokok yang utama
sebagai berikut :
1. Bentuk barisan
Bentuk Barisan yang digunakan oleh peserta upacara selalu disesuaikan dengan
perkembangan jiwa peserta didik.
a. Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Siaga adalah lingkaran, karena perhatian dan
perkembangan jiwanya masih terpusat pada orang tua/Pembina.
b. Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Penggalang adalah bentuk angkare, karena
perhatian dan perkembangan jiwanya telah mulai terbuka.
c. Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega adalah
bersaf, karena perhatian dan perkembangan jiwanya sudah terbuka luas.
d. Jika peserta upacara itu terdiri dari dua golongan atau lebih, maka bentuk barisan yang
digunakan ditentukan oleh pimpinan upacara atau pengatur upacara sesuai dengan
keadaan setempat.

5
2. Penghormatan
Penghormatan adalah bagian penting dalam Upacara, terutama Penghormatan kepada
Bendera Sang Merah Putih yang dilakukan :
a. pada waktu pengibaran dan penurunan (penyimpanan) Sang Merah Putih.
b. pada waktu Sang Merah Putih dibawa masuk atau keluar ruang upacara.

3. Kode Kehormatan
Kode kehormatan adalah ketentuan moral dan budi pekerti yang ada disetiap golongan
peserta didik. Pembacaan kode kehormatan dalam bentuk ketentuan moral budi pekerti :
a. untuk Pramuka Siaga, Dwidarma.
b. untuk Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, Dasadarma.
c. Pada waktu pembacaan Dwidarma dan Dasadarma, para Pramuka tidak melakukan
penghormatan, tetapi penghormatan dilakukan pada saat pengucapan Dwisatya atau
Trisatya.

4. Berdoa
Kewajiban berdoa kepada Tuhan Yang Mahaesa (dengan menundukkan kepala) agar selalu
mendapat rakhmat dan hidayah dalam segala kegiatan. Seluruh rangkaian upacara dilakukan
dalam suasana khidmat dan bersungguh-sungguh.

1.4. UPACARA PELANTIKAN CALON PENEGAK

1. Pradana mengumpulkan warga ambalannya dalam bentuk barisan bersaf.


2. Pradana menjemput pembina setelah mengecek kelengkapan serta petugas upacara.
3. Pembina mengambil tempat dihadapan Ambalan dan Pradana kembali keujung kanan
dari barisan.
4. Tamu ambalan yang akan dilantik menjadi calon penegak mengambil tempat dihadapan
pembina dengan diantar oleh perantaranya, kemudian perantaranya kembali ke barisan
ambalan.
5. Bendera merah putih dibawa oleh petugas kesebelah kanan depan dari pembina. Pradana
memimpin penghormatan sewaktu bendera dibawa masuk kesebalah kanan pembina.
6. Pembina menanyakan lagi kepada tamu tersebut tentang pernyataannya untuk terus ikut
bergabung didalam persaudaraan kepenegakan diambalan tersebut.
7. Pembina sebelum melantik tamu tersebut, mempersilahkan tamu tersebut untuk berdoa.

6
8. Setelah itu dengan dituntun oleh pembina, tamu tersebut mengucapkan Try Satya ( Try
satya Penggalang ).
9. Penyematan tanda pelantikan dan kacu oleh pembina
10. Tamu yang sudah dilantik kembali keujung kiri barisan ambalan dengan dijemput oleh
perantaranya. Setelah bendera merah putih meninggalkan lapangan Upacara.
11. Pradana melapor kepada pembina bahwa Upacara selesai.
12. Pembina meninggalkan lapangan upacara, lalu pradana membubarkan barisan.

1.5. UPACARA PELANTIKAN CALON PENEGAK MENJADI PENEGAK


BANTARA

( Upacara ini tidak boleh dihadiri oleh calon penegak )


1. Pradana mempersiapkan upacara
2. Laporan Pradana pada Pembina Penegak diluar lapangan upacara.
3. Pembina mengambil tempat didepan barisan.
4. Perantara menjemput calon penegak yang akan dilantik , kehadapan pembina.
5. Pembina meminta penjelasan kepada perantara mengenai watak dan kecakapan calon.
6. Setelah pembina meminta penjelasan dari perantara, lalu perantara mundur satu langkah.
7. Sang merah putih memasuki lapangan upacara, pradana memimpin penghormatan.
8. Tanya jawab antara pembina dan calon
9. Sewaktu atau sesudah tanya jawab ini, kebiasaan adat yang berlaku diambalan tersebut
dapat dilaksanakan, misalnya membasuh muka dengan air kembang dan dilap dengan
kain putih yang bersih dan baru, dan lain – lain.
10. Calon yang akan dilantik berdoa diikuti oleh warga ambalan yang dipimpin oleh pembina.
11. Pengucapan tri satya yang dituntun oleh pembina penegak dengan memegang ujung sang
merah putih dengan tangan kanan yang ditempelkan didada kiri tepat dengan jantungnya.
12. Setelah itu calon yang baru dilantik menjadi penegak mengenakan tanda penegak bantara
yang dilakukan sendiri olehnya.
13. Setelah itu bendera merah putih meninggalkan tempat upacara, pradana memimpin
penghormatan kepada Bendera.
14. Perantara mengantar penegak yang baru dilantik kesangganya lalu perantaranya kembali
kesangga masing – masing.
15. Pembina balik kanan, lalu pradana melapor bahwa upacara telah selesai.
16. Pembina meninggalkan lapangan upacara, barisan dibubarkan.

7
1.6. UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN
1. Kerapihan setiap anggota ambalan.
2. Sangga yang bertugas menyiapkan kelengkapan upacara.
3. Pradana mengumpulkan warga ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
4. Setelah barisan rapi pemimpin sangga yang paling ujung kanan memimpin
penghormatan kepada Pradana.
5. Laporan pemimpin sangga kepada Pradana.
6. Sewaktu pemimpin sangga meninggalkan tempat, wakil pemimpin sangga menggantikan
posisi pemimpin sangga.
7. Para pemimpin sangga setelah melapor mengambil tempat di sebelah ujung kanan
barisan.
8. Pradana menjemput pembina dan mengantarkannya disebelah kanan para pemimpin
sangga.
9. Pradana mengambil tempat diantara pemimpin sangga dan pembina.
10. Petugas mengibarkan bendera merah putih, pradana memimpin penghormatan.
11. Pembina maju satu langkah lalu membaca pancasila diikuti warga ambalan.
12. Seorang petugas maju satu langkah lalu membaca dasa darma dan sandi ambalan.
13. Pengumuman dari Pradana / Pembina ( maju kedepan barisan ) sebelum pradana maju
satu langkah dan hadap kiri, lalu memberi aba – aba istirahat ditempat.
14. Selesai pengumuman pradana maju satu langkah dan menghadap ke kiri lalu memberi
aba – aba siap yang dilanjutkan dengan doa sesuai dengan agama masing – masing.
15. Barisan dibubarkan oleh Pradana, dilanjutkan dengan kegiatan latihan.

1.7. UPACARA PENUTUPAN LATIHAN

1. Kerapihan setiap anggota ambalan.


2. Pradana mengumpulkan warga ambalan dalam bentuk bersaf.
3. Pemimpin sangga mengambil tempat disebelah kanan barisan, wakil pemimpin sangga
pindah ketempat pemimpin sangga.
4. Pradana menjemput pembina penegak dan mengantarkannya kesebelah kanan barisan.
5. Pradana mengambil tempat diantara para pemimpin sangga dan pembina.
6. Bendera merah putih diturunkan untuk disimpan.
7. Pradana maju satu langkah dan menghadap kekiri lalu memberi aba – aba istirahat
ditempat.

8
8. Pengumuman dari Pradana / Pembina.
9. Pradana maju satu langkah dan menghadap kekiri lalu memberi aba – aba siap.
10. Seorang petugas maju satu langkah lalu membaca renungan atau sandi ambalan. ( jika
didalam upacara pembukaan sudah dibacakan sandi ambalan, maka didalam upacara
penutupan tidak dibaca lagi tetapi diganti dengan renungan yang intinya berisi nilai –
nilai mental. Moral dan spiritual. Renungan ini disetiap upacara penutupan latihan
dapat diganti – ganti. Dan dibuat oleh sangga yang bertugas hari itu.
11. Pradana maju satu langkah dan menghadap kekiri lalu memimpin doa sesuai dengan
agama masing – masing.
12. Pradana membubarkan barisan.

9
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI AMBALAN PENEGAK

2.1. AMBALAN PENEGAK


Ambalan Penegak adalah satuan terbesar dari Golongan Penegak. Ambalan Penegak
idealnya terdiri atas 12-32 Pramuka Penegak yang dibagi menjadi 3-4 kelompok yang disebut
Sangga. Ambalan Penegak menggunakan nama dan lambang yang dipilih mereka sesuai aspirasinya
dan mengandung kiasan dasar yang menjadi motivasi kehidupan ambalan.
Ambalan Penegak dipimpin oleh Dewan yang bernama Dewan Ambalan Penegak, dewan
ini memiliki struktur utama yang terdiri dari :

1. Seorang Ketua Dewan Ambalan.


2. Seorang Wakil Ketua Dewan Ambalan.
3. Seorang Sekretaris Dewan Ambalan.
4. Seorang Bendahara Dewan Ambalan.
5. Seorang Pemangku Adat Dewan Ambalan.

Satuan terkecil dari Golongan penegak adalah Sangga. Sangga adalah kelompok belajar
interaktif teman sebaya usia antara 16-20 tahun yang disebut Pramuka Penegak. Satu sangga jumlah
anggotanya yang terbaik adalah 4-8 Pramuka Penegak. Pembentukan sangga dilakukan oleh para
Pramuka Penegak sendiri.
Nama sangga dipilih diantara nama-nama Perintis, Pencoba, Pendobrak, Penegas dan
Pelaksana atau dipilih nama lain sesuai aspirasi mereka. Nama tersebut merupakan identitas sangga
dan mengandung kiasan dasar yang dapat memberikan motivasi kehidupan sangga. Nama – nama
sangga diambil dari perjalanan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaannya, sehingga
diharapkan para pramuka penegak dapat menjadikan kiasan dasar ini sebagai motivasi akan
kemamuan untuk belajar dan berlatih demi meningkatkan diri dalam mengisi kemerdekaan bangsa
Indonesia.
Untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan, Ambalan Penegak dapat membentuk
Sangga Kerja yang anggotanya terdiri atas anggota-anggota sangga yang ada, jumlah anggota
disesuaikan dengan beban kerja atau tugas yang diemban. Sangga Kerja bersifat sementara sampai
tugas atau pekerjaan selesai dilaksanakan. Dan sangga kerja yang dibentuk ini wajib untuk
melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Ambalan penegak.

10
2.2. DEWAN KEHORMATAN PENEGAK

Dewan Kehormatan Penegak adalah Dewan yang bersifat insidentil saja, dewan
kehormatan akan ada jika memang diperlukan. Kalau terjadi suatu hal yang menyangkut
kehormatan ambalan misalnya terjadi seseorang anggota mencemarkan nama baik ambalan atau
yang menaikkan taraf kehormatan dan nama baik ambalan, pembina atau pradana dapat
mengundang seluruh warga yang sudah penegak untuk dapat mengadakan sidang dewan
kehormatan ambalan. Dewan ini juga diadakan untuk mengahadapi upacara penerimaan calon,
pelantikan penegak bantara, pelantikan penegak laksana, pemberian bintang tahunan, serta
pelepasan anggota.
Dewan kehormatan ambalan dipimpin oleh pradana ( bukan oleh pembina ). Pradana
adalah dipilih dari salah satu pemimpin Sangga yang utama, yang secara otomatis juga menjabat
sebagai ketua Dewan Ambalan Penegak. Dalam hal ini pembina hanya sebagai penasehat dan
pembina mempunyai hak veto.
Hak veto yang dimaksud adalah seorang pembina pramuka penegak mempunyai hak untuk
membatalkan suatu keputusan dewan ambalan penegak, misalnya Dewan ambalan penegak telah
merancang sebuah kegiatan perkemahan, tetapi kegiatan itu dirasakan kurang membawa manfaat
dan mengandung resiko yang tinggi, maka Pembina Penegak dengan menggunakan hak vetonya
bisa membatalkan kegiatan tersebut.

11
BAB III
SANDI DAN ADAT AMBALAN

3.1. SANDI AMBALAN


Sandi Ambalan adalah karangan atau ungkapan bebas berisi Kode Kehormatan dan
gambaran pernyataan kata hati para pramuka penegak disuatu ambalan. Sandi ambalan diciptakan
oleh pramuka penegak dan diterima oleh semua anggota ambalan yang bersangkutan. Setiap
anggota ambalan berhak membuat sandi ambalan untuk diusulkan pada musyawarah ambalan.
Sandi ambalan yang terpilih ditetapkan menjadi milik ambalan dan ditentukan masa berlakunya.
Sandi Ambalan dibaca didepan anggota pada saat diperlukan antara lain dalam rangkaian acara
upacara pembukaan atau penutupan latihan. Contoh sandi ambalan dibuat tersendiri.
CONTOH SANDI AMBALAN :

HAI PARA PENEGAK – PANDEGA..................................................


SAHABAT YANG MENJADI SAHABAT DALAM KESUKARAN
SAUDARA YANG MENJADI SAUDARA DALAM KESULITAN
KECINTAAN KITA TERHADAP TUHAN, TIDAK BERARTI KETAKUTAN KITA TERHADAP AJAL
BUKANKAH SEMUA ORANG AKAN DIPANGGIL MENGHADAPNYA
BANYAK ORANG YANG MATI TERLAMBAT, DAN TIDAK SEDIKIT YANG MATI TERLALU PAGI
MATILAH KITA PADA WAKTU YANG TELAH DITENTUKANNYA...................
JALANILAH HIDUP DENGAN SEGALA CINTA DAN BAKTI...........................

DAN DALAM HIDUP


CINTAILAH MEREKA YANG JIWANYA DALAM, MESKIPUN SEDANG DISAKITI
CINTAILAH MEREKA YANG BERJIWA MERDEKA, DAN HATINYA BEBAS
CINTAILAH MEREKA YANG BAGAIKAN TETESAN EMBUN BERAT, YANG SELALU JATUH SATU
DEMI SATU
MEGA MENDUNG YANG SELALU MEMAYUNGI MANUSIA, KARENA MEREKA ITU MEMAKLUMKAN
MANUSIA AKAN TIBANYA HALILINTAR DAN SEBAGAI
PEMBAWA........................................MAKLUMAT MEREKAPUN SIRNA

BEGITULAH MEREKA DIMANAPUN MEREKA HIDUP.........................BAGAI TUNAS KELAPA TANPA


BERUBAH MAKNA DAN MANFAAT

DAN DALAM HIDUP...................................


KARENA BERANI ADALAH BAIK, MAKA BERANILAH DALAM JALAN YANG BAIK
DENGAN PUSAKA KUJANG, LAMBANG KESATRIA, JADILAH KITA KESATRIA
YANG BERANI DAN BENAR. CINTA AKAN SESAMA DAN CINTA AKAN ALAM YANG
DICIPTAKANNYA

ITULAH KATA HATI................................

12
3.2. ADAT AMBALAN
Adat ambalan yaitu adat kebiasaan yang ditentukan dan ditaati oleh para pramuka Penegak
disuatu ambalan. Proses pembuatan adat ambalan dapat dilakukan seperti pembuatan sandi
ambalan atau langsung melalui musyawarah ambalan. adat ambalan benar – benar dihayati dan
dipatuhi oleh setiap warga ambalan. Jika seseorang telah melanggar adat yang berlaku
diambalannya, bersedia menerima sanksi secara adat yang berlaku diambalan tersebut.
Didalam Adat Ambalan harus terdapat ketentuan :
1. Wajib mengikuti renungan jiwa penegak sebelum dilantik sebagai Penegak Bantara.
2. Variasi dalam melaksanakan pelantikan penegak Bantara, sehingga dapat menimbulkan
kesan manis yang sukar dilupakan bagi yang dilantik, misalnya harus mencuci wajah dan
alat pancainderanya dengan air bersih lalu membersihkannya dengan handuk putih yang
masih baru. Sesudah dilantik sujud kepada orang tuanya didepan ambalan dan sebagainya.
3. Pedoman Tradisi yang unik dan positif, misalnya :
a. Mempunyai sikap menjadi ciri khas Ambalan Tersebut pada saat pembacaan Sandi
Ambalan misalnya dengan melipat kedua tangan dan diletakkan didada dan sebagainya.
b. siapa datang terlambat ketempat latihan dari 5 menit harus menirukan suara burung
hantu misalnya dan sebagainya.
Seyogyanya setiap Ambalan mempunyai suatu lambang supremasi yang menjadi simbol
pemersatu dari warga Ambalan. Hal ini lazim disebut benda adat. Benda adat ini tidak didewakan
melainkan sebagai alat pemersatu yang mempunyai nilai tersendiri bagi warga ambalan tersebut.
Sebagai layaknya sebuah benda adat, didalam hal memperlakukan benda tersebut secara adat pula
yang menjadi suatu tradisi yang dapat menimbulkan rasa persatuan dan patriotisme. Perlu
diperhatikan dalam menentukan wujud, bentuk dan macam benda adat perlu diperhatikan benar –
benar keadaan dan opini masyarakat dilingkungan itu. Sebab ada lingkungan Ambalan yang kadang
kala tidak dapat menerima bentuk maupun keadaan benda adat didalam ambalannya.
Pada hakekatnya sandi dan adat ambalan merupakan gambaran watak dan pedoman
tingkah laku yang harus dibuat dan digunakan pada setiap ambalan penegak, sehingga tampak ciri
khas kehidupan para pramuka penegak.

13
Contoh Adat Ambalan :
Menurut perjanjian yang disepakati oleh segenap anggota Ambalan dalam musyawarah tanggal
................., berlaku adat ambalan sebagai berikut :
1. SKU selesai renungan Jiwa telah diikuti, namum untuk dapat dilantik harus mendapatkan
persetujuan dari semua penegak bantara dan penegak laksana yang dibenarkan oleh Dewan
Kehormatan Ambalan.
2. Barang siapa melanggar adat unik di ambalan dikenakan sanksi yang ditentukan oleh
Dewan Kehormatan. Adat unik tersebut :
a. ....................................................
b. ....................................................
c. ....................................................

14
BAB IV
PERJALANAN SEORANG PENEGAK

Untuk diterima dalam persaudaraan kepenegakan, seseorang harus mengalami beberapa


upacara yang menjadi tradisi ambalan. Dimana seseorang pemuda yang ingin menggabungkan diri
pada suatu sistem ambalan tersebut ( sebagai tamu ambalan ). Sewaktu pemuda tersebut mau
diterima sebagai tamu dari ambalan, hendaknya dewan ambalan mengetahui apakah pemuda itu
pernah menjadi Pramuka, baik sebagai penggalang maupun penegak, jika pemuda itu berasal dari
pasukan penggalang segugus depan dengan ambalan penegak, maka ia tidak menjalani masa sebagai
tamu ambalan. Hal ini dapat terjadi karena pemuda itu merupakan adik didalam gugus depan
sendiri dimana telah diketahui kepribadiannya.
Lain halnya dengan pemuda yang pernah atau belum sama sekali menjadi pramuka, ia harus
menjalani masa sebagai tamu ambalan. Sesudah masa percobaan sebagai tamu ambalan itu
dianggap cukup, maka atas permintaannya oleh dewan kehormatan ambalan ia dapat diterima
menjadi calon penegak, lalu ia mulai mempersiapkan dirinya untuk memenuhi syarat – syarat
menjadi penegak.
Sesudah ia memenuhi syarat – syarat untuk menjadi penegak, yakni sesudah masa
persiapannya selesai, maka ia dilantik menjadi penegak Bantara. Sekarang ia menjadi anggota penuh
dari ambalan yang kemudian ia melanjutkan usahanya menjadi penegak laksana. Sebelum mencapai
penegak laksana, maka seorang pramuka penegak dapat meningkatkan ketrampilannya dengan
mempelajari dan menempuh syarat berbagai kecakapan khusus, seperti berenang, bersepeda, gerak
jalan, penjelajah dan sebagainya. Sehingga setiap ketrampilan yang didapatnya akan ditandai dengan
sebuah tanda kecakapan khusus. Setelah ia memenuhi syarat – syarat, yakni masa latihannya cukup
maka ia dinaikkan tingkat kecakapannya menjadi Penegak Laksana.
Kalau usia penegak laksana telah mencapai 20 tahun 9 bulan, maka kepadanya ditugaskan
untuk menyelaraskan dirinya dengan masyarakat yang akan dimasukinya. Sehingga dengan
demikian mental dan pengetahuannya sudah siap untuk melaksanakan dan MEMANDEGANI (
mengelola – memanege ) pembangunan bangsa dan negara. Dan sewaktu usia penegak laksana
memasuki umur 21 tahun kurang 1 ( satu minggu ) , ia harus meninggalkan ambalannya untuk
memasuki satuan Pandega.
Demikian gambaran perjalanan seorang remaja / pemuda mulai dari memasuki ambalan
sampai dilepas dari ambalan. Setelah melalui beberapa tahap didalam satuan penegak. Tahapan
tersebut bisa diurutkan.

15
Tahapan perjalanan itu ialah :
1. Penerimaan tamu ambalan.
2. Penerimaan calon penegak
3. Pantangan / Tabu dan kewajiban calon
4. Perjalanan Spiritual
5. Malam Renungan Jiwa
6. Pelepasan

4.1. PENERIMAAN TAMU AMBALAN


Upacara penerimaan tamu ambalan hanya dilakukan bagi remaja yang
pernah maupun yang belum pernah menjadi Pramuka, yang berasal dari luar suatu
Gugus Depan suatu ambalan.
Upacara penerimaan ini cukup sederhana, yakni dengan membawa remaja
/ pemuda itu kehadapan ambalan setelah upacara Pembukaan Latihan. Yang
membawanya kehadapan ambalan sebaiknya oleh anggota ambalannya yang telah
menyebabkan ia tertarik oleh persaudaraan kepenegakan. Pembina penegak menerima
dan menyerahkan kepada Pradana untuk diperkenalkan keseluruh anggota dan
menempatkannya diujung kiri saf ambalan.
Demikianlah upacara penerimaan tamu ambalan sangat sederhana, tetapi
harus berkesan bagi remaja yang baru memasuki persaudaraan kepenegakan. Masa
tamu ini dibatasi sampai tamu mengikuti terus menerus 3 – 7 kali pertemuan latihan
penegak. Suatu masa yang dianggap cukup untuk berkenalan dan menyelami suasana
kehidupan ambalan.
Setelah masa itu berakhir tamu berkewajiban untuk menyatakan diri
kerasan atau tidak dan mengemukakan keinginan atau menolak ( mengundurkan diri )
untuk bergerak dipersaudaraan kepenegakan.

4.2. PENERIMAAN CALON PENEGAK


Kalau sipemuda datangnya dari Pasukan Penggalang, perpindahan ini
lazim disebut “ Upacara kenaikan dari Pasukan Penggalang ke ambalan Penegak “.
Jalannya upacara kenaikan tersebut sebagai berikut : Pasukan penggalang dalam bentuk
barisan Angkare siap melaksanakan upacara pembukaan latihan. Sementara ambalan
dalam bentuk upacara ( saf ) menanti diseberang batas wilayah yang ditentukan. Setelah

16
upacara pembukaan latihan selesai sang merah putih yang dibawa petugas memasuki
tempat upacara.
Pembina Penggalang memanggil Penggalang yang akan dinaikkan ke
ambalan maju kedepan pembina. Setelah diadakan tanya jawab yang menekankan
usianya telah cukup untuk naik keambalan dan tidak dibenarkan untuk tinggal
dipasukan , lalu diteruskan dengan doa.
Penggalang yang akan meninggalkan pasukan diminta kesediannya sekali
lagi untuk mengucapkan Try Satya penggalang. Sambil memegang sang merah putih
yang disaksikan oleh seluruh penggalang.
Setelah itu ia diberi kesempatan untuk meminta diri dari kawan –
kawannya dengan berjabat tangan akhirnya dengan diantar ( diapit ) oleh para pembina
penggalang dan pembantunya ia berjalan menuju ambalan dan berhenti dibatas
wilayah ambalan.
Pembina penegak dan pradana telah menunggu telah menunggu untuk
menjemput penggalang tersebut. Setelah pembina penggalang mengantar kata kata
penyerahan dan pembina penegak menjawab dengan kata – kata penerimaan.
Penggalang tersebut dipegang tangannya oleh pembina penggalang, pembantu
pembina penggalang, pembina penegak dan pradana saat melangkah batas wilayah.
Kepada penggalang yang baru melangkah itu, pembina penegak
menyuruh balik kanan dan memberi hormat kepada bekas yang menggalangnya dan
melambaikan tangannya kepada teman – temannya dipasukan penggalang. Para
pembina kembali ketempat pasukan untuk upacara mengembalikan sang merah putih
dan diteruskan dengan latihan. Penggalang yang naik keambalan dibawa oleh pembina
penegak dan pradana kemuka ambalan dibawa oleh penegak dan pradana kemuka
ambalan.
Pradana memeperkenalkan penggalang tadi keseluruh anggota ambalan
dan secara adat ditetapkan menjadi calon penegak, serta ditempatkan diujung kiri
barisan saf ambalan.setelah penggalang tadi diterima sebagai calon penegak, maka
pradana dengan memperhatikan saran dan petunjuk dari pembina serta persetujuan
dari seluruh warga ambalan menunjuk dua orang perantara yang bertanggung jawab
secara moral dan ketrampilan kepramukaannya selama penggalang tadi menjadi calon
penegak.
keadaan ini dapat terus berkembang sampai yang bersangkutan selesai
dengan SKU Laksana. Sedangkan untuk tamu ambalan yang bersedia untuk terus

17
melanjutkan dipersaudaraan penegak, dewan ambalan berkumpul untuk
membicarakan permohonan tamu tersebut. Lalu dewan ambalan menentukan kapan
akan dilaksanakannya sidang dewan kehormatan, khusus untuk menerima tamu
menjadi penegak.
Pada tanggal yang telah ditentukan, Dewan Kehormatan ambalan
bersidang dalam ruangan, bentuknya setengah lingkaran dihadapan sidang disediakan
kursi / bangku kosong tempat duduk tamu yang bersangkutan. Dewan kehormatan
selain dihadiri oleh dewan ambalan dan pembina, juga dihadiri oleh seluruh warga
ambalan yang telah menyandang bantara dan laksana.
Sidang ini dipimpin oleh Pradana, bukan pembina penegak. Jalannya
persidangan adalah sebagai berikut : Kerani membagikan lima belas pertanyaan yang
ditujukan kepada tamu, tamu yang bersangkutan menunggu diluar tempat
persidangan. Sidang dibuka oleh pradana dan kerani membacakan laporan keputusan
rapat dewan ambalan yang telah diadakan sehubungan dengan permohonan tamu
kalau masih dianggap perlu, pembina penegak memberikan penjelasan dan
pandangannya selaku penasehat.
Setelah persidangan selesai, petugas menjemput tamu dan
menghadapkannya kedepan sidang, tamu dipersilahkan untuk duduk pada tempat yang
telah disediakan. Setelah kata – kata pengantar dari pradana yang ditujukan kepada
tamu, terutama sekali permohonan yang telah diajukan kepada dewan ambalan.
Kemudian dimulailah tanya jawab antara anggota sidang dan tamu. Pertanyaan –
pertanyaan berkisar pada soal alasan apa yang menyebabkan ia memutuskan untuk
menggabungkan dirinya didalam persaudaraan kepenegakan.
Tanya jawab ini hendaknya memberikan kesan kepada si tamu tidak
dipersiapkan sebelumnya melainkan spontan keluar dari anggota dewan waktu itu juga.
Tanya jawab ini dapat dijadikan cara/ metode dalam mengobservasi tamu, oleh karena
itu hendaknya :
1. Setiap pertanyaan harus dibuat seolah – olah tidak bertanya, berdasarkan kalimat –
kalimat yang telah diterima dari kerani.
2. Urutan pertanyaan tidak disusun seperti urutan tempat duduk para penanya.
3. Sewaktu pertanyaan hampir selesai dijawab oleh tamu, segera penanya berikutnya
memanggil nama si tamu dan setelah itu si tamu memusatkan diri kepada penanya yang
baru, mulailah bertanya lagi dan seterusnya.

18
4. Perhatikan tentang sikap tamu pada saat memasuki ruangan, pada waktu duduk dan
mendengarkan, serta pada waktu menjawab pertanyaan :
- adalah pertanyaan yang logis, kena pada sasaran, berbelit – belit, tidak tegas atau
seenaknya.
- Bagaimana kemampuan intelegensinya, reaksi dan tanggapannya serta pemecahan
persoalan yang dikerjakan.
- Bagaimana suara, susunan kata dan cara berbicara.
5. Dari faktor diatas, harus segera disimpulkan pribadi si tamu, termasuk type mana.

Setelah acara tanya jawab ini selesai, tamu dipersilahkan meninggalkan ruangan
diantar oleh petugas yang telah ditentukan dan dewan kehormatan mulai
membicarakan serta mendengarkan pandangan dari anggota dan nasehat pembina.
Kesimpulan dari tanya jawab tadi yang menjadi bahan pertimbangan untuk keputusan
dewan ambalan, dapat diterima atau tidaknya permohonan tamu tersebut.
Jika ternyata tamu tersebut diterima, maka dewan kehormatan menunjuk dua
orang perantara yang bertanggung jawab terhadap moral dan ketrampilan
kepramukaan si tamu selama ia menjadi calon penegak sampai menjadi penegak
bantara.
Bila keputusan sudah diambil, tamu kembali kedepan dewan untuk
mendengarkan keputusan dewan kehormatan, tentang diterima atau tidaknya tamu
tersebut dan diberitahu kepada tamu tersebut pantangan atau tabu yang harus
dilaksanakan si tamu selama menjadi calon penegak serta dewan kehormatan
memberitahu si tamu kapan ia akan dilantik menjadi calon penegak ( tidak lebih dari 2
minggu ), dan setelah itu sidangpun selesai.
Sebaiknya sebelum diadakan sidang dewan kehormatan, ambalan yang khusus
untuk menerima tamu menjadi calon penegak ( kira – kira 2 minggu sebelumnya )
dewan ambalan menugaskan beberapa orang untuk mengamati perangai dan kebiasaan
– kebiasaan tamu tersebut, baik yang buruk maupun yang baik. Hal ini akan menjadi
bahan untuk membuat pertanyaan – pertanyaan yang akan diberikan oleh kerani
didalam sidang dewan kehormatan.
Perlu diperhatikan bahwa pada masa persiapan calon ini dibatasi paling lambat
antara 10 - 12 bulan sebab mereka harus mempersiapkan mental spiritual dirinya dan
ketrampilan kepramukaannya. Waktu tersebut tidak dapat ditentukan mungkin ada
kenyataan calon telah dapat menyelesaikan SKU pada bulan keempat, tapi mungkin

19
juga sampai 18 bulan. ( bentuk tata persidangan dewan kehormatan ambalan yang
khusus diadakan untuk menerima tamu menjadi calon penegak ).
Tamu penegak yang disetujuai oleh dewan kehormatan menjadi calon
penegak, dilantik dengan menggunakan Try Satya Penggalang.

4.3. PANTANGAN ATAU TABU DAN KEWAJIBAN CALON


Dalam menjalani masa persiapan ini, sambil calon memulai menempuh
syarat – syarat kecakapan umum tingkat penegak bantara, ia bersama calon lainnya
diwajibkan menghindari larangan dan pantangan yang menjadi tabu ambalan dan
melaksanakan tugas dan kewajiban yang diperintahkan ambalan.
Semua ini merupakan romantikanya ambalan yang memberikan gambaran
jelas tentang suasana kehidupan masyarakat / keluarga ambalan. Dimana para anggota
wajib mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku turun temurun yang menjauhi
pantangan-pantangan yang menjadi tabu untuk warga ambalan tersebut.
Dengan adanya pantangan dan kewajiban yang berlaku hanya bagi
ambalan tersebut, menyebabkan para warga ambalan merasa adanya ciri khas tersendiri
yang membedakan ambalannya dan ambalan lainnya.
Dengan demikian maka setiap ambalan akan mempunyai adat tersendiri
yang diciptakan oleh anggotanya masing – masing dan disenangi, terutama dikenakan
kepada calon warganya.
Pantangan – pantangan ini hendaknya jangan memberatkan bagi yang
menjalani baik dari segi fisik dan rohani. Pantangan dan kewajiban tersebut hanya
untuk mencoba ketaatan serta kesungguhan usaha dari calon penegak itu. Contoh
beberapa pantangan dan kewajiban calon :
1. Tidak dibenaran calon anggota pergi ketempat latihan dengan naik kendaraan
2. bermotor ( bukan kendaraan umum ).
3. Tidak boleh merokok dan minum teh/kopi selama masih menjadi calon.
4. Tidak boleh berdansa ala barat.
5. Untuk masa tiga minggu tertentu tidak boleh keluyuran malam, kecuali ada hal-
6. hal yang tidak dapat dihindarkan.
7. Selama satu minggu melaksanakan kunjungan kepada warga yang miskin,
8. jompo, dan yatim piatu yang perlu dibantu, yang tinggal dilingkungan
9. kelurahanya
10. dan lainnya.

20
Demikianlah contoh adat ambalan yang menjadi pantangan dan tabu bagi
calon penegak yang menjadi perantaranya.

4.4. PERJALANAN SPIRITUAL


Perjalanan ini bersifat spiritual, bukan suatu pengembaraan yang bersifat
teknis. Calon tamu diberi kabar sebelumnya dibawa kesatu tempat ( oleh anggota
ambalan ) yang menjadi titik permulaan perjalanan ( start ). Kepada calon dijelaskan
oleh pembina arti dan maksud perjalanannya yang harus dilaksanakannya yang
pokok – pokoknya kira – kira sebagai berikut :
1. dari sini adik menuju tempat yang bernama “ ANU “ dan disana telah
menunggu saudara – saudaramu dari ambalan kita yang akan menerima adik
dengan peristiwa yang lain.
2. Umpamakanlah perjalanan adik ini adalah sebuah bahtera yang akan menuju
suatu daratan tertentu dengan adik sendiri sebagai kapten kapalnya.
3. Kakak adalah penumpang biasa yang mempercayakan keselamatan
perjalanan ini sepenuhnya kepada kapten kapal. Pada satu saat adik akan ragu
– ragu kemana bahtera yang adik pimpin harus berjalan. Belok kekanan atau
belok kiri. Yakinkah adik bahwa bahtera adik tidak salah jalan untuk
mencapai tempat yang namanya “ ANU “ itu ? nah adik harus memecahkan
masalah itu sendiri. Dan yang terpenting adik harus percaya pada diri sendiri.
4. Dan yang terakhir kakak berpesan hendaknya adik jangan banyak berbicara
didalam perjalanan bahteramu ini, terkecuali menjawab salam agama atau
salam pramuka dari orang lain itupun hanya menjawab salamnya saja. Dan
ketika adik naik kendaraan umum sewaktu ingin turun cukup dengan
mengetuk – ketuk saja tanpa berbicara.nah sekarang mulailah perjalanan
bahteramu dengan bersangukan “ SUCI DALAM PIKIRAN,
PERKATAAN DAN PERBUATAN “. Hendaknya dalam perjalanan,
sicalon jangan dibebani dengan ransel yang berat atau sebagainya, tetapi
biarlah ia hanya membawa kesungguh – sungguhan, kepercayaan pada
dirinya, ketentraman hati dan sebuah darma ( SUCI DALAM PIKIRAN,
PERKATAAN DAN PERBUATAN ). Diakhir perjalanan calon disambut
oleh pembina dan warga ambalan, lalu diadakan malam renungan jiwa.

21
4.5. MALAM RENUNGAN JIWA
Perjalanan spiritual hendaknya dilanjutkan dengan upacara renungan jiwa. Oleh
karena upacara renungan jiwa ini lebih tepat diadakan malam hari, agar supaya
calon yang akan melaksanakannya menjalaninya dengan tenang dan sunyi dapat
memusatkan pikirannya dan mengheningkan cipta, mereka diri. Sebaiknya
perjalanan spiritual dimulai pada jam 18.20. calon yang baru saja menjalani
perjalanan dibawa menghadap pembina penegak, pembina menyambutnya
dengan penekanan kembali tentang makna dan tujuan serta inti kegunaan
perjalanan itu bagi sicalon yang menjalaninya dinilai dari segi kejiwaan dan
perkembangan pribadi seorang pemuda. Calon kemudian mendengarkan kata
– kata pengantar pembina memulai renungan jiwa, yang pokok – pokoknya dan
urutannya sebagai berikut :
1. Penjelasan Pembina
Pembina menjelaskan sifat kelakuan dan perbuatan seorang kesatria.
Calon penegak adalah calon kesatria, yang pengangkatan dan
penetapannya hampir tiba ia pun harus dipersiapkan dengan jalan dan
cara agar dapat membersihkan dan menyucikan diri, menggerakkan jiwa
kearah jurusan luhur, suci dan murni serta akan diakhiri dengan suatu
putusan, suatu niat apa yang akan dia ambil selanjutnya, ini merupakan
tindakan kehormatan yang tidak mungkin salah karena kecerobohan.
Putusannya nanti itu, hanya salah satu dari tiga putusan :
a. mengundurkan diri
b. penundaan sementara
c. bersedia diangkat dan dilantik sebagai penegak.
2. Calon Diminta Membersihkan Diri :muka, kedua tangan dan kaki
dengan air sebagai lambang membersihkan yang kotor yang pernah
dilakukannya.
3. Calon diminta memberi derma atau sedekah. Suatu kewajiban setiap
penegak untuk menolong orang yang miskin dan lemah dengan
demikian ia dapat berbakti kepada sesama manusia, meskipun sedikit
tetapi rela, perantara mengajukan tempat ( kantong ) yang dengan
berlutut calon memasukkan tangan yang dikepalkan kedalam kantong
dan melepaskan uang dari genggamannya.

22
4. Akan lebih berkesan jika kemudian calon mengenakan kain putih yang
berarti memakai lambang kesederhanaan, menjauhi perasaan angkuh,
tinggi dan congkak kepada orang lain.
5. Pembina berjabatan tangan dengan calon, memberikan buku renungan
jiwa, sebuah lilin menyala yang akan memberikan sebuah penerangan
hari dikala membaca, sebuah tongkat untuk penenang hati dan pelawan
godaan dan segelas air putih yang boleh diminum. Setelah selesai
membaca buku itu ( kedua benda dibawakan oleh perantara ).kemudian
dengan diantar oleh kedua perantara, calon menuju tempat yang telah
dipilih sesuai untuk menjalani pembacaan itu, waktu yang akan
dipergunakan biasanya ( 1 jam ) untuk pembacaan yang normal, tak usah
heran kalau pembacaan tadi berlangsung sampai 2 jam.
6. Sambut dan terima calon tersebut bila ia kembali menghadap
pendampingnya dan para pemimpin ambalan. Ucapkan selamat
kepadanya bila ia telah memutuskan untuk bersedia diangkat untuk
menjadi penegak, maka selesailah upacara renungan jiwa.
7. Dewan kehormatan harus segera menentukan hari pelantikannya ( tidak
lebih dari 2 minggu ).

4.6. PELEPASAN
Akhirnya setelah calon itu menjadi penegak bantara dan penegak laksana usianya telah
mencapai 20 tahun 9 bulan maka ia harus meninggalkan satuan persaudaraan kepenegakan
ketingkat satuan pandega.

23
BAB V
MUSYAWARAH AMBALAN

Musyawarah ini merupakan forum ambalan yang tepat sekali digunakan untuk tempat para
anggota ambalan memikirkan geraknya ambalan. Pada musyawarah ini pula setiap anggota ambalan
memberikan sumbangan pikiran berupa rencana – rencana kerja dan kegiatan.
Hasil dari musyawarah ini oleh dewan ambalan ditampung, diolah dan dipertimbangkan
kemungkinan pelaksanaannya, yang harus disesuaikan dengan kemampuan ( terutama biaya ),
waktu dan keadaan yang tepat.
Dalam musyawarah ini dibicarakan seribu satu soal yang menyangkut geraknya ambalan,
musyawarah ambalan dapat dilakukan sewaktu bila diperlukan dipimpin oleh dewan ambalan dan
jabatan ketua musyawarah dapat digilir diantara pengurus dewan ambalan.
Jalannya musyawarah hendaknya dicatat oleh notulis, sehingga setiap musyawarah selalu
ada notulennya. Dengan demikian apabila pembina penegak merasa perlu untuk mengetahui,
dapatlah ia melihat hasil serta putusan yang telah disepakati didalam musyawarah.
Lagipula keputusan terakhir tetap ada dipembina penegak. Musyawarah ambalan
dilaksanakan sedikitnya 1 ( satu ) kali dalam setahun yang dihadiri oleh seluruh warga ambalan
dengan acara antara lain :
a. Memilih pengurus Dewan Ambalan berikutnya.
b. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
c. Merencanakan kegiatan ambalan yang akan datang.
d. Membicarakan adat istiadat ambalan.
Jika dianggap perlu para calon penegak diperkenankan hadir didalam musyawarah ini,
mereka dapat dan boleh mengikuti jalannya musyawarah, meskipun demikian mereka tidak
mempunyai hak suara dan hak bicara.
Musyawarah penegak dalam pergantian pengurus dewan ambalan dipimpin oleh
presedium, yang dipilih berdasarkan hasil musyawarah. Didalam musyawarah ini yang menjadi
calon pradana ( kandidat ) adalah para pemimpin sangga yang lalu dipilih secara demokrasi oleh
warga ambalan, terkecuali tamu dan calon penegak tidak mempunyai hak suara ( hak memilih )

24
BAB VI
ADMINISTRASI AMBALAN

Sebagai Gerakan pendidikan Gerakan Pramuka memerlukan dukungan administrasi / tata


usaha. Dalam tata usaha ini terdapat segala macam catatan yang berkaitan dengan keadaan dan
perkembangan ambalan itu. Misalnya mengenai keanggotaan, kegiatan perlengkapan, kecakapan
dan lain – lain. Sementara ada beberapa orang yang berpendapat, tanpa ketatausahaanpun ambalan
dapat berjalan. Sebenarnya alasan mereka yang berpendapat demikian hanya satu yaitu malas.
Padahal dengan adanya ketatausahaan, maka seluruh aktifitas ambalan penegak akan
semakin baik dan memmpunyai rekam jejak yang bisa dipelajari dari waktu kewaktu oleh para
anggota baru diambalan penegak tersebut.
Ketertiban dan lengkapnya catatan pada administrasi ini akan berguna untuk :
1. Penyusunan program kerja tahunan dan rencana kegiatan.
2. Sebagai bahan penyusunan laporan
3. Melihat perkembangan ambalan
4. Melihat perkembangan dari warga ambalan.
5. Data sejarah gugus depan / ambalan

Buku dan daftar – daftar administrasi yang terdapat didalam ambalan :


1. Buku Induk Anggota
Buku induk yang berisi data – data mengenai nama lengkap, agama, alamat, sekolah,
tempat lahir, tanggal lahir, tanggal mulai terdaftar dan sebagainya. Buku induk ini
terpisah antara satuan putra dan satuan putri.

2. Buku Presensi atau daftar hadir latihan


Buku ini berisi catatan kehadiran latihan setiap minggu yang dapat direkap jumlah
ketidakhadiran tanpa keterangan, jumlah ijin maupun jumlah ketidakhadiran karena
sakit.

3. Buku Keuangan
Buku keuangan atau buku kas ini mencatat segala penerimaan keuangan dan
pengeluaran keuangan dari Ambalan Penegak, juga pencatatan pembayaran iuran
anggota.

25
4. Buku Surat Menyurat
Buku surat ini atau biasa disebut buku agenda surat ini terdiri dari 2 bagian, yaitu untuk
pencatatan surat masuk dan pencatatan surat keluar.

5. Buku Harta Benda ( inventaris )


Berisi pencatatan seluruh barang yang menjadi inventaris ambalan penegak, misalnya
tenda, tongkat, semaphore dan sebagainya.

6. Buku Notulen Rapat


Buku pencatatan tentang seluruh hasil keputusan rapat dan daftar hadir penegak yang
mengikuti rapat, setiap dilaksanakan kegiatan rapat dewan ambalan penegak.

7. Buku sejarah / Logbook


Adalah sebuah buku untuk pencatatan berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh
ambalan penegak itu dari masa ke masa selama ambalan penegak itu dari berdirinya.

8. Buku Program Kerja


Buku program kerja ini adalah buku yang berisi berbagai program kerja ambalan
penegak selama periode tertentu, misalnya program kerja selama 1 tahun.

9. Buku Acara Latihan


Buku ini berisi pencatatan tentang agenda kegiatan latihan pada pelaksanaan acara
latihan reguler diambalan penegak

10. Buku Pencatatan SKK.


Buku yang berisi pencatatan pencapaian SKK oleh setiap anggota ambalan penegak.

26
BAB VII
PENGEMBANGAN PROGRAM LATIHAN PENEGAK

Sebagian orang menilai bahwa pramuka penegak latihannya hanya PBB atau menyanyi saja.
Hal ini dapat dimengerti karena memang kenyataan demikian, dimana banyak ambalan bahkan
pembina yang tidak mengerti apasih bentuk latihan penegak itu. Apakah hanya menyanyi, tepuk
pramuka dan PBB saja.
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika Dewan ambalan dan pembina dalam membuat
program latihan. Materi latihan perlu disesuaikan agar tidak melebihi 2 jam kalau materi itu
seyogyanya tidak dapat diselesaikan dalam waktu 2 jam maka materi ini akan dilanjutkan pada
latihan berikutnya.
Dan sebaiknya latihan pramuka penegak jangan kebanyakan didalam ruangan akan lebih
baik jika latihan itu lebih banyak dilakukan diluar ruangan ( tentu saja disesuaikan dengan situasi
dan keadaan ).

7.1. FUNGSI DAN TUJUAN PENGEMBANGAN PROGRAM LATIHAN


PENEGAK
Materi untuk latihan penegak tidak terbatas diambil dari SKU dan SKK saja, tetapi bila
SKU dan SKK sudah tercapai, maka bahan berikutnya adalah mencakup hubungan manusia
dengan lingkungan sosial dan fisiknya termasuk pribadi penegak itu sendiri. Bidang kegiatan
manusia yang dapat dijalankan dengan SKU dan SKK sehingga latihan penegak tetap aktual antara
lain :
a. Memelihara dan melindungi hidup, kesehatan dan sumber kehidupan.
b. Mendirikan dan membina rumah tangga.
c. Memelihara dan memperbaiki kondisi material dengan mempergunakan hasil – hasil
teknologi.
d. Kerjasama dalam kegiatan sosial.
e. Turut serta dalam kegiatan pemerintah.
f. Berusaha mendapatkan mata pencaharian dan nafkah.
g. Berusaha memberi dan memperoleh pendidikan ketrampilan wiraswasta.
h. Menyatakan impuls dan rasa keagamaan.
i. Menyatakan impulas dan rasa estetis
j. Turut serta dalam rekreasi.
k. Menjalankan distribusi, produksi dan komunikasi, konsumsi.

27
l. Kegiatan mentransport manusia dan lalu lintas.
m. Mengkomunikasikan buah pikiran dan perasaan.
Fungsi pengembangan adalah meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap penegak sehingga perkembangan pribadi dan sosialitasnya yang positif. Bahan
pengembangan tidak diberikan sendiri, tetapi dijalinkan didalam SKU, sebagai upaya
memperluas wawasan latihan yang harus dijaga adalah penyajiannya tetap dalam
cakupan Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan. Sebagai pegangan pengembangan
harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
a. kemamfaatan
b. kesesuaian
c. ketetapan
d. situasi dan kondisi lingkungan masyarakat
e. kemampuan sendiri

7.2. PENGEMBANGAN MATERI LATIHAN PENEGAK.


Setelah berhasil memilih materi pengembangan SKU dan SKK, mana yang dapat dijalinkan
dengannya, mana langkah selanjutnya yang harus dilakukan pembina adalah menyusun dan
mengorganisasikannya. Pola pengorganisasian yang baik adalah dengan memperluas materi SKU
dan SKK ( broadfield). Agar penegak dapat secara maksimal menarik manfaat dari pengembangan
materi latihan tersebut hendaknya diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1. keseimbangan
2. keterpaduan
3. fleksibilitas
4. kemudahan

7.3. TEKNIK – TEKNIK PENGEMBANGAN LATIHAN PENEGAK


Memahami berbagai sumber materi untuk pengembangan latihan penegak yang aktual.
Untuk itu dituntut ketrampilan pembina agar pengembangan materi dengan pemilihan metode /
games yang tepat dapat memenuhi tuntutan kebutuhan pendidikan penegak dan tetap menarik.
Langkah –langkah persiapan pengembangan program materi latihan penegak adalah sebagai
berikut :
1. mengkaji kembali tujuan organisasi dan tujuan latihan ambalan.
2. Meneliti SKU dan SKK yang sudah ditentukan.
3. Meneliti bidang kegiatan manusia yang relevan

28
4. Menentukan bahan rujukan
5. Membuat model pengembangan materi latihan penegak dengan menggunakan matrik
sebagai berikut :
6. menyebarkan program tersebut dalam acara latihan mingguan / bulanan.

7.4. BEBERAPA CONTOH GAGASAN LATIHAN PENEGAK

1. Perpustakaan sederhana
2. pemberantasan buta huruf
3. apotik hidup
4. pembinaan administrasi desa
5. MCK sehat
6. gizi keluarga
7. membuka koleksi segala macam tumbuhan yang berguna bagi obat-obatan
8. mengamati yingkah laku binatang
9. menebak nama pohon dari jauh dengan hanya melihat bentuknya
10. penyuluhan hukum
11. ternak ikan
12. menebak kota kecil,dalam peta
13. memberi kabar lawat morse
14. ternak kelinci,kambing,ayam,burung puyuh
15. meberi kabar lewat semaphore
16. meneliti suatu masalah yang timbul dimasyarakat,lalu di buat laporannya termasuk saran
dan memecahkan masalahnya
17. berkebun
18. menyusun suatu naskah sandiwara
19. industri rumah/wiraswasta
20. mengumpulkan tempat-tempat penting yang sering dibutuhkan masyarakat dalam cacatan
atau ingatannya
21. membuat taman
22. P.K.K
23. latihan menulis cerita pendek,prosa dan puisi
24. bina lingkungan hidup

29
25. menbuat spanduk dan poster yang baik dan menarik
26. membuat jembatan dengan kontruksi bambu didaerah yang membutuhkan
27. menentukan nama suatu barang dengan hanya berdasarkan menciumnya,bentuk
profilnya,meraba permukaannya,meneliti reaksi kimia
28. pengadaan air bersih
29. meneliti hama-hama yang timbul dan menyerang tanaman,dilihat kemungkinan
mengatasinya
30. warung hidup
31. mempelajari sabab akibat dari kerusakan sebuah radio,sepada motor,mesin tik,mesin jahit
dan jam
32. peyuluhan dan penbuatan sarana olah raga
33. mempelajari sebab akibat dari ilmu bumi binatang dan tata surya
34. sanitari lingkungan
35. korespondensi
36. penghijauan
37. menghadiri sidang-sidang dipengadilan atau DPRD
38. mengadakan pertemuan-pertemuan dengan pemuda diluar pramuka
39. hiking
40. masalah kependudukan
41. melihat tata cara kerja sebuah pabrik,bengkel,konveksi dan pembatikan
42. membuat jamur
43. mengadakan pertemuan dengan organisasi lain
44. membentuk club bahasa asing
45. berlatih cara - cara memberikan pertolongan pada kebakaran, kecelakaan, tenggelam,
kecelakaan lalu lintas
46. mengadakan bursa buku
47. ibadah bersama
48. mengadakan peringatan – peringatan hari – hari yang disucikan oleh agama yang
dipeluknya oleh sangga – sangga
49. membuat permainan bagi siaga dan penggalang
50. membahas sila – sila pancasila
51. teknologi perdesaan
52. mendaki gunung
53. cara merawat muka dan ber- make up

30
54. teknologi tepat guna
55. mengikuti penataran p4
56. kunjungan kerumah – rumah jombo, panti asuhan, bayi sehat dan rumah sakit
57. etika dan protokoler
58. pameran hasil kerajinan tangan, masak, merangkai bunga, menata buah, menghidangkan
makanan
59. memberikan bantuan kepada keluarga penegak yang meninggal dan kenduri
60. bersepeda, mendayung, naik kuda, berenang, mengadakan perkemahan
61. belajar memotong pakaian, memotong rambut, menata rambut
62. menghayati dan mengamalkan tri satya dan dasa darma
63. membaca koran dan mendiskusikan salah satu topik dari koran tersebut
64. nonton bersama
65. memberikan bantuan pada kegiatan palang merah, DKK, penimbangan balita
66. lomba kebersihan rumah dan sanggar bakti
67. ikut aktif dalam peringatan – peringatan hari nasional
68. mengunjungi musium , tempat – tempat bersejarah, candi – candi
69. melaksanakan renungan – renungan pada waktu latihan
70. mempelajari latihan – latihan nasional
71. membuat pola bentuk sepatu, rumah lalu diadakan perlombaan
72. belajar berkoperasi dan melaksanakannya
73. diskusi mengenai hari depan dan memilih pekerjaan apa
74. diskusi mengenai politik dan keamanan dunia
75. membuat permainan anak – anak, merenda meraju, membordir
76. belajar memotret, melukis
77. membaca buku – buku kewanitaan dan diadakan pengupasan
78. pengembaraan
79. nonton film bersama
80. mengenal upacara – upacara adat cara perkawinan, mengurus orang yang meninggal sampai
menguburkannya, ngaben
81. berperan dalam sandiwara
82. menyusun dan mengumpulkan segala sesuatu mengenai adat istiadat daerah diseluruh
indonesia
83. mempelajari bersama dan menelaah isi, bunyi dan maksud pancasila dan UUD 1945

31
84. memanfaatkan barang – barang yang sudah dibuang untuk diubah menjadi benda – benda
hiasan yang bermanfaat
85. mengumpulkan perangko – perangko seluh dunia
86. membuat radio amatir
87. menolong adik – adik dibawahnya membuat pekerjaan rumah
88. memasak dirumah dalam rangka membantu ibu
89. membuat sendiri barang – barang kebutuhan sendiri ( memotong pakaian, memotong
rambut, membuat bunga )mengetik menstensil, cetak mencetak
90. mendengarkan siaran – siaran radio luar negeri
91. mengenal, fungsi, amsal simbol dan sistem kepangkatan ABRI
92. membawa peta, mendaki gunung, menyeberangi sungai
93. pergi ketaman makam pahlawan
94. mempelajari isi peraturan – peraturan tentang menyanyikan lagu kebangsaan indonesia
raya, mengibarkan bendera merah putih
95. mempelajari peta indonesia untuk menperoleh gambaran betapa luasnya serta strateginya
letak posisi indonesia ini
96. diskusi tentang masalah sosial, masalah ekonomi, masalah waktu terluang, mutu pelajaran,
hukum, tertib lalu lintas, tentukan dahulu tema dari diskusi tersebut
97. melaksanakan penjelajahan masyarakat
98. ceramah tentang kesehatan, gizi, kependudukan, air bersih, hukum, PMR, lingkungan
hidup
99. mengadakan penelitian dalam rangka latihan, masalah gelandangan, anak nakal, tuna susila,
transmigrasi, keluarga berencana
100. diberikan kesempatan untuk menjadi juru tilpon, juru steno, penghubung, juru
kamera
101. kerja bakti didaerahnya secara bersama - sama

32
KATA PENUTUP

Demikianlah Buku materi Pramuka Penegak menjadi Pemimpin satuan ini telah berhasil
dibuat, saya selaku penulis berharap buku ini akan membawa manfaat yang besar bagi para
pembacanya khususnya para pramuka Penegak yang saat ini sering kali saya temui mempunyai
keluhan yang sama, yaitu minimnya sumber pengetahuan tentang kepenegakan.
Untuk itu diharapkan para pramuka penegak bisa tetap terus berlatih dan meningkatkan
dirinya hingga bisa menjadi seorang pemimpin satuan yang baik. Wassalam

Subah, 14 Oktober 2014


Penyusun

ARMANSYAH, S.Pd.SD

33

Anda mungkin juga menyukai