Dibuat oleh :
ARMANSYAH, S.Pd.SD
1
KATA PENGANTAR
Pertama – tama selalu tak lupa saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T. karena
atas ijinNya sajalah saya bisa menyelesaikan buku ini sesuai dengan yang diharapkan.
Buku ini saya susun sebagai bahan penunjang untuk para pramuka Penegak yang sedang
dalam proses belajar untuk menjadi seorang pemimpin satuan yang baik, cakap dan bijaksana.
Sehingga buku ini dapat dijadikan tambahan pengetahuan yang baik.
Saya menyadari tentu tidak ada sesuatupun yang sempurna, karena kesempurnaan itu
hanyalah miliki Allah S.W.T. semata, tetapi dengan adanya buku ini walau masih banyak
kekurangan, saya berharap akan dapat memberikan sumbangsih yang besar bagi para pramuka
penegak dalam mencari bacaan dan referensi tambahan pengetahuan.
Materi dalam buku ini selain dari berbagai catatan yang saya miliki juga dari pengalaman
saya secara pribadi saat menjadi seorang calon penegak, penegak bantara hingga mencapai penegak
laksana.
Semoga buku ini bisa memberikan manfaat yang sebesar – besarnya bagi para Pramuka.
ARMANSYAH, S.Pd.SD
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Upacara Satuan Penegak
Bab II Struktur Organisasi Ambalan Penegak
Bab III Sandi Dan Adat Ambalan
Bab IV Perjalanan Seorang Penegak
Bab V Musyawarah Ambalan
Bab VI Administrasi Ambalan
Bab VII Pengembangan Program Latihan Penegak
Kata Penutup
3
BAB I
UPACARA SATUAN PENEGAK
4
12. Petugas Upacara adalah orang-orang yang menunaikan tugas tertentu dalam suatu upacara
misalnya : pengibar bendera, pembaca Dasadarma, pemimpin lagu, dan lain-lain.
5
2. Penghormatan
Penghormatan adalah bagian penting dalam Upacara, terutama Penghormatan kepada
Bendera Sang Merah Putih yang dilakukan :
a. pada waktu pengibaran dan penurunan (penyimpanan) Sang Merah Putih.
b. pada waktu Sang Merah Putih dibawa masuk atau keluar ruang upacara.
3. Kode Kehormatan
Kode kehormatan adalah ketentuan moral dan budi pekerti yang ada disetiap golongan
peserta didik. Pembacaan kode kehormatan dalam bentuk ketentuan moral budi pekerti :
a. untuk Pramuka Siaga, Dwidarma.
b. untuk Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, Dasadarma.
c. Pada waktu pembacaan Dwidarma dan Dasadarma, para Pramuka tidak melakukan
penghormatan, tetapi penghormatan dilakukan pada saat pengucapan Dwisatya atau
Trisatya.
4. Berdoa
Kewajiban berdoa kepada Tuhan Yang Mahaesa (dengan menundukkan kepala) agar selalu
mendapat rakhmat dan hidayah dalam segala kegiatan. Seluruh rangkaian upacara dilakukan
dalam suasana khidmat dan bersungguh-sungguh.
6
8. Setelah itu dengan dituntun oleh pembina, tamu tersebut mengucapkan Try Satya ( Try
satya Penggalang ).
9. Penyematan tanda pelantikan dan kacu oleh pembina
10. Tamu yang sudah dilantik kembali keujung kiri barisan ambalan dengan dijemput oleh
perantaranya. Setelah bendera merah putih meninggalkan lapangan Upacara.
11. Pradana melapor kepada pembina bahwa Upacara selesai.
12. Pembina meninggalkan lapangan upacara, lalu pradana membubarkan barisan.
7
1.6. UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN
1. Kerapihan setiap anggota ambalan.
2. Sangga yang bertugas menyiapkan kelengkapan upacara.
3. Pradana mengumpulkan warga ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
4. Setelah barisan rapi pemimpin sangga yang paling ujung kanan memimpin
penghormatan kepada Pradana.
5. Laporan pemimpin sangga kepada Pradana.
6. Sewaktu pemimpin sangga meninggalkan tempat, wakil pemimpin sangga menggantikan
posisi pemimpin sangga.
7. Para pemimpin sangga setelah melapor mengambil tempat di sebelah ujung kanan
barisan.
8. Pradana menjemput pembina dan mengantarkannya disebelah kanan para pemimpin
sangga.
9. Pradana mengambil tempat diantara pemimpin sangga dan pembina.
10. Petugas mengibarkan bendera merah putih, pradana memimpin penghormatan.
11. Pembina maju satu langkah lalu membaca pancasila diikuti warga ambalan.
12. Seorang petugas maju satu langkah lalu membaca dasa darma dan sandi ambalan.
13. Pengumuman dari Pradana / Pembina ( maju kedepan barisan ) sebelum pradana maju
satu langkah dan hadap kiri, lalu memberi aba – aba istirahat ditempat.
14. Selesai pengumuman pradana maju satu langkah dan menghadap ke kiri lalu memberi
aba – aba siap yang dilanjutkan dengan doa sesuai dengan agama masing – masing.
15. Barisan dibubarkan oleh Pradana, dilanjutkan dengan kegiatan latihan.
8
8. Pengumuman dari Pradana / Pembina.
9. Pradana maju satu langkah dan menghadap kekiri lalu memberi aba – aba siap.
10. Seorang petugas maju satu langkah lalu membaca renungan atau sandi ambalan. ( jika
didalam upacara pembukaan sudah dibacakan sandi ambalan, maka didalam upacara
penutupan tidak dibaca lagi tetapi diganti dengan renungan yang intinya berisi nilai –
nilai mental. Moral dan spiritual. Renungan ini disetiap upacara penutupan latihan
dapat diganti – ganti. Dan dibuat oleh sangga yang bertugas hari itu.
11. Pradana maju satu langkah dan menghadap kekiri lalu memimpin doa sesuai dengan
agama masing – masing.
12. Pradana membubarkan barisan.
9
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI AMBALAN PENEGAK
Satuan terkecil dari Golongan penegak adalah Sangga. Sangga adalah kelompok belajar
interaktif teman sebaya usia antara 16-20 tahun yang disebut Pramuka Penegak. Satu sangga jumlah
anggotanya yang terbaik adalah 4-8 Pramuka Penegak. Pembentukan sangga dilakukan oleh para
Pramuka Penegak sendiri.
Nama sangga dipilih diantara nama-nama Perintis, Pencoba, Pendobrak, Penegas dan
Pelaksana atau dipilih nama lain sesuai aspirasi mereka. Nama tersebut merupakan identitas sangga
dan mengandung kiasan dasar yang dapat memberikan motivasi kehidupan sangga. Nama – nama
sangga diambil dari perjalanan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaannya, sehingga
diharapkan para pramuka penegak dapat menjadikan kiasan dasar ini sebagai motivasi akan
kemamuan untuk belajar dan berlatih demi meningkatkan diri dalam mengisi kemerdekaan bangsa
Indonesia.
Untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan, Ambalan Penegak dapat membentuk
Sangga Kerja yang anggotanya terdiri atas anggota-anggota sangga yang ada, jumlah anggota
disesuaikan dengan beban kerja atau tugas yang diemban. Sangga Kerja bersifat sementara sampai
tugas atau pekerjaan selesai dilaksanakan. Dan sangga kerja yang dibentuk ini wajib untuk
melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Ambalan penegak.
10
2.2. DEWAN KEHORMATAN PENEGAK
Dewan Kehormatan Penegak adalah Dewan yang bersifat insidentil saja, dewan
kehormatan akan ada jika memang diperlukan. Kalau terjadi suatu hal yang menyangkut
kehormatan ambalan misalnya terjadi seseorang anggota mencemarkan nama baik ambalan atau
yang menaikkan taraf kehormatan dan nama baik ambalan, pembina atau pradana dapat
mengundang seluruh warga yang sudah penegak untuk dapat mengadakan sidang dewan
kehormatan ambalan. Dewan ini juga diadakan untuk mengahadapi upacara penerimaan calon,
pelantikan penegak bantara, pelantikan penegak laksana, pemberian bintang tahunan, serta
pelepasan anggota.
Dewan kehormatan ambalan dipimpin oleh pradana ( bukan oleh pembina ). Pradana
adalah dipilih dari salah satu pemimpin Sangga yang utama, yang secara otomatis juga menjabat
sebagai ketua Dewan Ambalan Penegak. Dalam hal ini pembina hanya sebagai penasehat dan
pembina mempunyai hak veto.
Hak veto yang dimaksud adalah seorang pembina pramuka penegak mempunyai hak untuk
membatalkan suatu keputusan dewan ambalan penegak, misalnya Dewan ambalan penegak telah
merancang sebuah kegiatan perkemahan, tetapi kegiatan itu dirasakan kurang membawa manfaat
dan mengandung resiko yang tinggi, maka Pembina Penegak dengan menggunakan hak vetonya
bisa membatalkan kegiatan tersebut.
11
BAB III
SANDI DAN ADAT AMBALAN
12
3.2. ADAT AMBALAN
Adat ambalan yaitu adat kebiasaan yang ditentukan dan ditaati oleh para pramuka Penegak
disuatu ambalan. Proses pembuatan adat ambalan dapat dilakukan seperti pembuatan sandi
ambalan atau langsung melalui musyawarah ambalan. adat ambalan benar – benar dihayati dan
dipatuhi oleh setiap warga ambalan. Jika seseorang telah melanggar adat yang berlaku
diambalannya, bersedia menerima sanksi secara adat yang berlaku diambalan tersebut.
Didalam Adat Ambalan harus terdapat ketentuan :
1. Wajib mengikuti renungan jiwa penegak sebelum dilantik sebagai Penegak Bantara.
2. Variasi dalam melaksanakan pelantikan penegak Bantara, sehingga dapat menimbulkan
kesan manis yang sukar dilupakan bagi yang dilantik, misalnya harus mencuci wajah dan
alat pancainderanya dengan air bersih lalu membersihkannya dengan handuk putih yang
masih baru. Sesudah dilantik sujud kepada orang tuanya didepan ambalan dan sebagainya.
3. Pedoman Tradisi yang unik dan positif, misalnya :
a. Mempunyai sikap menjadi ciri khas Ambalan Tersebut pada saat pembacaan Sandi
Ambalan misalnya dengan melipat kedua tangan dan diletakkan didada dan sebagainya.
b. siapa datang terlambat ketempat latihan dari 5 menit harus menirukan suara burung
hantu misalnya dan sebagainya.
Seyogyanya setiap Ambalan mempunyai suatu lambang supremasi yang menjadi simbol
pemersatu dari warga Ambalan. Hal ini lazim disebut benda adat. Benda adat ini tidak didewakan
melainkan sebagai alat pemersatu yang mempunyai nilai tersendiri bagi warga ambalan tersebut.
Sebagai layaknya sebuah benda adat, didalam hal memperlakukan benda tersebut secara adat pula
yang menjadi suatu tradisi yang dapat menimbulkan rasa persatuan dan patriotisme. Perlu
diperhatikan dalam menentukan wujud, bentuk dan macam benda adat perlu diperhatikan benar –
benar keadaan dan opini masyarakat dilingkungan itu. Sebab ada lingkungan Ambalan yang kadang
kala tidak dapat menerima bentuk maupun keadaan benda adat didalam ambalannya.
Pada hakekatnya sandi dan adat ambalan merupakan gambaran watak dan pedoman
tingkah laku yang harus dibuat dan digunakan pada setiap ambalan penegak, sehingga tampak ciri
khas kehidupan para pramuka penegak.
13
Contoh Adat Ambalan :
Menurut perjanjian yang disepakati oleh segenap anggota Ambalan dalam musyawarah tanggal
................., berlaku adat ambalan sebagai berikut :
1. SKU selesai renungan Jiwa telah diikuti, namum untuk dapat dilantik harus mendapatkan
persetujuan dari semua penegak bantara dan penegak laksana yang dibenarkan oleh Dewan
Kehormatan Ambalan.
2. Barang siapa melanggar adat unik di ambalan dikenakan sanksi yang ditentukan oleh
Dewan Kehormatan. Adat unik tersebut :
a. ....................................................
b. ....................................................
c. ....................................................
14
BAB IV
PERJALANAN SEORANG PENEGAK
15
Tahapan perjalanan itu ialah :
1. Penerimaan tamu ambalan.
2. Penerimaan calon penegak
3. Pantangan / Tabu dan kewajiban calon
4. Perjalanan Spiritual
5. Malam Renungan Jiwa
6. Pelepasan
16
upacara pembukaan latihan selesai sang merah putih yang dibawa petugas memasuki
tempat upacara.
Pembina Penggalang memanggil Penggalang yang akan dinaikkan ke
ambalan maju kedepan pembina. Setelah diadakan tanya jawab yang menekankan
usianya telah cukup untuk naik keambalan dan tidak dibenarkan untuk tinggal
dipasukan , lalu diteruskan dengan doa.
Penggalang yang akan meninggalkan pasukan diminta kesediannya sekali
lagi untuk mengucapkan Try Satya penggalang. Sambil memegang sang merah putih
yang disaksikan oleh seluruh penggalang.
Setelah itu ia diberi kesempatan untuk meminta diri dari kawan –
kawannya dengan berjabat tangan akhirnya dengan diantar ( diapit ) oleh para pembina
penggalang dan pembantunya ia berjalan menuju ambalan dan berhenti dibatas
wilayah ambalan.
Pembina penegak dan pradana telah menunggu telah menunggu untuk
menjemput penggalang tersebut. Setelah pembina penggalang mengantar kata kata
penyerahan dan pembina penegak menjawab dengan kata – kata penerimaan.
Penggalang tersebut dipegang tangannya oleh pembina penggalang, pembantu
pembina penggalang, pembina penegak dan pradana saat melangkah batas wilayah.
Kepada penggalang yang baru melangkah itu, pembina penegak
menyuruh balik kanan dan memberi hormat kepada bekas yang menggalangnya dan
melambaikan tangannya kepada teman – temannya dipasukan penggalang. Para
pembina kembali ketempat pasukan untuk upacara mengembalikan sang merah putih
dan diteruskan dengan latihan. Penggalang yang naik keambalan dibawa oleh pembina
penegak dan pradana kemuka ambalan dibawa oleh penegak dan pradana kemuka
ambalan.
Pradana memeperkenalkan penggalang tadi keseluruh anggota ambalan
dan secara adat ditetapkan menjadi calon penegak, serta ditempatkan diujung kiri
barisan saf ambalan.setelah penggalang tadi diterima sebagai calon penegak, maka
pradana dengan memperhatikan saran dan petunjuk dari pembina serta persetujuan
dari seluruh warga ambalan menunjuk dua orang perantara yang bertanggung jawab
secara moral dan ketrampilan kepramukaannya selama penggalang tadi menjadi calon
penegak.
keadaan ini dapat terus berkembang sampai yang bersangkutan selesai
dengan SKU Laksana. Sedangkan untuk tamu ambalan yang bersedia untuk terus
17
melanjutkan dipersaudaraan penegak, dewan ambalan berkumpul untuk
membicarakan permohonan tamu tersebut. Lalu dewan ambalan menentukan kapan
akan dilaksanakannya sidang dewan kehormatan, khusus untuk menerima tamu
menjadi penegak.
Pada tanggal yang telah ditentukan, Dewan Kehormatan ambalan
bersidang dalam ruangan, bentuknya setengah lingkaran dihadapan sidang disediakan
kursi / bangku kosong tempat duduk tamu yang bersangkutan. Dewan kehormatan
selain dihadiri oleh dewan ambalan dan pembina, juga dihadiri oleh seluruh warga
ambalan yang telah menyandang bantara dan laksana.
Sidang ini dipimpin oleh Pradana, bukan pembina penegak. Jalannya
persidangan adalah sebagai berikut : Kerani membagikan lima belas pertanyaan yang
ditujukan kepada tamu, tamu yang bersangkutan menunggu diluar tempat
persidangan. Sidang dibuka oleh pradana dan kerani membacakan laporan keputusan
rapat dewan ambalan yang telah diadakan sehubungan dengan permohonan tamu
kalau masih dianggap perlu, pembina penegak memberikan penjelasan dan
pandangannya selaku penasehat.
Setelah persidangan selesai, petugas menjemput tamu dan
menghadapkannya kedepan sidang, tamu dipersilahkan untuk duduk pada tempat yang
telah disediakan. Setelah kata – kata pengantar dari pradana yang ditujukan kepada
tamu, terutama sekali permohonan yang telah diajukan kepada dewan ambalan.
Kemudian dimulailah tanya jawab antara anggota sidang dan tamu. Pertanyaan –
pertanyaan berkisar pada soal alasan apa yang menyebabkan ia memutuskan untuk
menggabungkan dirinya didalam persaudaraan kepenegakan.
Tanya jawab ini hendaknya memberikan kesan kepada si tamu tidak
dipersiapkan sebelumnya melainkan spontan keluar dari anggota dewan waktu itu juga.
Tanya jawab ini dapat dijadikan cara/ metode dalam mengobservasi tamu, oleh karena
itu hendaknya :
1. Setiap pertanyaan harus dibuat seolah – olah tidak bertanya, berdasarkan kalimat –
kalimat yang telah diterima dari kerani.
2. Urutan pertanyaan tidak disusun seperti urutan tempat duduk para penanya.
3. Sewaktu pertanyaan hampir selesai dijawab oleh tamu, segera penanya berikutnya
memanggil nama si tamu dan setelah itu si tamu memusatkan diri kepada penanya yang
baru, mulailah bertanya lagi dan seterusnya.
18
4. Perhatikan tentang sikap tamu pada saat memasuki ruangan, pada waktu duduk dan
mendengarkan, serta pada waktu menjawab pertanyaan :
- adalah pertanyaan yang logis, kena pada sasaran, berbelit – belit, tidak tegas atau
seenaknya.
- Bagaimana kemampuan intelegensinya, reaksi dan tanggapannya serta pemecahan
persoalan yang dikerjakan.
- Bagaimana suara, susunan kata dan cara berbicara.
5. Dari faktor diatas, harus segera disimpulkan pribadi si tamu, termasuk type mana.
Setelah acara tanya jawab ini selesai, tamu dipersilahkan meninggalkan ruangan
diantar oleh petugas yang telah ditentukan dan dewan kehormatan mulai
membicarakan serta mendengarkan pandangan dari anggota dan nasehat pembina.
Kesimpulan dari tanya jawab tadi yang menjadi bahan pertimbangan untuk keputusan
dewan ambalan, dapat diterima atau tidaknya permohonan tamu tersebut.
Jika ternyata tamu tersebut diterima, maka dewan kehormatan menunjuk dua
orang perantara yang bertanggung jawab terhadap moral dan ketrampilan
kepramukaan si tamu selama ia menjadi calon penegak sampai menjadi penegak
bantara.
Bila keputusan sudah diambil, tamu kembali kedepan dewan untuk
mendengarkan keputusan dewan kehormatan, tentang diterima atau tidaknya tamu
tersebut dan diberitahu kepada tamu tersebut pantangan atau tabu yang harus
dilaksanakan si tamu selama menjadi calon penegak serta dewan kehormatan
memberitahu si tamu kapan ia akan dilantik menjadi calon penegak ( tidak lebih dari 2
minggu ), dan setelah itu sidangpun selesai.
Sebaiknya sebelum diadakan sidang dewan kehormatan, ambalan yang khusus
untuk menerima tamu menjadi calon penegak ( kira – kira 2 minggu sebelumnya )
dewan ambalan menugaskan beberapa orang untuk mengamati perangai dan kebiasaan
– kebiasaan tamu tersebut, baik yang buruk maupun yang baik. Hal ini akan menjadi
bahan untuk membuat pertanyaan – pertanyaan yang akan diberikan oleh kerani
didalam sidang dewan kehormatan.
Perlu diperhatikan bahwa pada masa persiapan calon ini dibatasi paling lambat
antara 10 - 12 bulan sebab mereka harus mempersiapkan mental spiritual dirinya dan
ketrampilan kepramukaannya. Waktu tersebut tidak dapat ditentukan mungkin ada
kenyataan calon telah dapat menyelesaikan SKU pada bulan keempat, tapi mungkin
19
juga sampai 18 bulan. ( bentuk tata persidangan dewan kehormatan ambalan yang
khusus diadakan untuk menerima tamu menjadi calon penegak ).
Tamu penegak yang disetujuai oleh dewan kehormatan menjadi calon
penegak, dilantik dengan menggunakan Try Satya Penggalang.
20
Demikianlah contoh adat ambalan yang menjadi pantangan dan tabu bagi
calon penegak yang menjadi perantaranya.
21
4.5. MALAM RENUNGAN JIWA
Perjalanan spiritual hendaknya dilanjutkan dengan upacara renungan jiwa. Oleh
karena upacara renungan jiwa ini lebih tepat diadakan malam hari, agar supaya
calon yang akan melaksanakannya menjalaninya dengan tenang dan sunyi dapat
memusatkan pikirannya dan mengheningkan cipta, mereka diri. Sebaiknya
perjalanan spiritual dimulai pada jam 18.20. calon yang baru saja menjalani
perjalanan dibawa menghadap pembina penegak, pembina menyambutnya
dengan penekanan kembali tentang makna dan tujuan serta inti kegunaan
perjalanan itu bagi sicalon yang menjalaninya dinilai dari segi kejiwaan dan
perkembangan pribadi seorang pemuda. Calon kemudian mendengarkan kata
– kata pengantar pembina memulai renungan jiwa, yang pokok – pokoknya dan
urutannya sebagai berikut :
1. Penjelasan Pembina
Pembina menjelaskan sifat kelakuan dan perbuatan seorang kesatria.
Calon penegak adalah calon kesatria, yang pengangkatan dan
penetapannya hampir tiba ia pun harus dipersiapkan dengan jalan dan
cara agar dapat membersihkan dan menyucikan diri, menggerakkan jiwa
kearah jurusan luhur, suci dan murni serta akan diakhiri dengan suatu
putusan, suatu niat apa yang akan dia ambil selanjutnya, ini merupakan
tindakan kehormatan yang tidak mungkin salah karena kecerobohan.
Putusannya nanti itu, hanya salah satu dari tiga putusan :
a. mengundurkan diri
b. penundaan sementara
c. bersedia diangkat dan dilantik sebagai penegak.
2. Calon Diminta Membersihkan Diri :muka, kedua tangan dan kaki
dengan air sebagai lambang membersihkan yang kotor yang pernah
dilakukannya.
3. Calon diminta memberi derma atau sedekah. Suatu kewajiban setiap
penegak untuk menolong orang yang miskin dan lemah dengan
demikian ia dapat berbakti kepada sesama manusia, meskipun sedikit
tetapi rela, perantara mengajukan tempat ( kantong ) yang dengan
berlutut calon memasukkan tangan yang dikepalkan kedalam kantong
dan melepaskan uang dari genggamannya.
22
4. Akan lebih berkesan jika kemudian calon mengenakan kain putih yang
berarti memakai lambang kesederhanaan, menjauhi perasaan angkuh,
tinggi dan congkak kepada orang lain.
5. Pembina berjabatan tangan dengan calon, memberikan buku renungan
jiwa, sebuah lilin menyala yang akan memberikan sebuah penerangan
hari dikala membaca, sebuah tongkat untuk penenang hati dan pelawan
godaan dan segelas air putih yang boleh diminum. Setelah selesai
membaca buku itu ( kedua benda dibawakan oleh perantara ).kemudian
dengan diantar oleh kedua perantara, calon menuju tempat yang telah
dipilih sesuai untuk menjalani pembacaan itu, waktu yang akan
dipergunakan biasanya ( 1 jam ) untuk pembacaan yang normal, tak usah
heran kalau pembacaan tadi berlangsung sampai 2 jam.
6. Sambut dan terima calon tersebut bila ia kembali menghadap
pendampingnya dan para pemimpin ambalan. Ucapkan selamat
kepadanya bila ia telah memutuskan untuk bersedia diangkat untuk
menjadi penegak, maka selesailah upacara renungan jiwa.
7. Dewan kehormatan harus segera menentukan hari pelantikannya ( tidak
lebih dari 2 minggu ).
4.6. PELEPASAN
Akhirnya setelah calon itu menjadi penegak bantara dan penegak laksana usianya telah
mencapai 20 tahun 9 bulan maka ia harus meninggalkan satuan persaudaraan kepenegakan
ketingkat satuan pandega.
23
BAB V
MUSYAWARAH AMBALAN
Musyawarah ini merupakan forum ambalan yang tepat sekali digunakan untuk tempat para
anggota ambalan memikirkan geraknya ambalan. Pada musyawarah ini pula setiap anggota ambalan
memberikan sumbangan pikiran berupa rencana – rencana kerja dan kegiatan.
Hasil dari musyawarah ini oleh dewan ambalan ditampung, diolah dan dipertimbangkan
kemungkinan pelaksanaannya, yang harus disesuaikan dengan kemampuan ( terutama biaya ),
waktu dan keadaan yang tepat.
Dalam musyawarah ini dibicarakan seribu satu soal yang menyangkut geraknya ambalan,
musyawarah ambalan dapat dilakukan sewaktu bila diperlukan dipimpin oleh dewan ambalan dan
jabatan ketua musyawarah dapat digilir diantara pengurus dewan ambalan.
Jalannya musyawarah hendaknya dicatat oleh notulis, sehingga setiap musyawarah selalu
ada notulennya. Dengan demikian apabila pembina penegak merasa perlu untuk mengetahui,
dapatlah ia melihat hasil serta putusan yang telah disepakati didalam musyawarah.
Lagipula keputusan terakhir tetap ada dipembina penegak. Musyawarah ambalan
dilaksanakan sedikitnya 1 ( satu ) kali dalam setahun yang dihadiri oleh seluruh warga ambalan
dengan acara antara lain :
a. Memilih pengurus Dewan Ambalan berikutnya.
b. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
c. Merencanakan kegiatan ambalan yang akan datang.
d. Membicarakan adat istiadat ambalan.
Jika dianggap perlu para calon penegak diperkenankan hadir didalam musyawarah ini,
mereka dapat dan boleh mengikuti jalannya musyawarah, meskipun demikian mereka tidak
mempunyai hak suara dan hak bicara.
Musyawarah penegak dalam pergantian pengurus dewan ambalan dipimpin oleh
presedium, yang dipilih berdasarkan hasil musyawarah. Didalam musyawarah ini yang menjadi
calon pradana ( kandidat ) adalah para pemimpin sangga yang lalu dipilih secara demokrasi oleh
warga ambalan, terkecuali tamu dan calon penegak tidak mempunyai hak suara ( hak memilih )
24
BAB VI
ADMINISTRASI AMBALAN
3. Buku Keuangan
Buku keuangan atau buku kas ini mencatat segala penerimaan keuangan dan
pengeluaran keuangan dari Ambalan Penegak, juga pencatatan pembayaran iuran
anggota.
25
4. Buku Surat Menyurat
Buku surat ini atau biasa disebut buku agenda surat ini terdiri dari 2 bagian, yaitu untuk
pencatatan surat masuk dan pencatatan surat keluar.
26
BAB VII
PENGEMBANGAN PROGRAM LATIHAN PENEGAK
Sebagian orang menilai bahwa pramuka penegak latihannya hanya PBB atau menyanyi saja.
Hal ini dapat dimengerti karena memang kenyataan demikian, dimana banyak ambalan bahkan
pembina yang tidak mengerti apasih bentuk latihan penegak itu. Apakah hanya menyanyi, tepuk
pramuka dan PBB saja.
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika Dewan ambalan dan pembina dalam membuat
program latihan. Materi latihan perlu disesuaikan agar tidak melebihi 2 jam kalau materi itu
seyogyanya tidak dapat diselesaikan dalam waktu 2 jam maka materi ini akan dilanjutkan pada
latihan berikutnya.
Dan sebaiknya latihan pramuka penegak jangan kebanyakan didalam ruangan akan lebih
baik jika latihan itu lebih banyak dilakukan diluar ruangan ( tentu saja disesuaikan dengan situasi
dan keadaan ).
27
l. Kegiatan mentransport manusia dan lalu lintas.
m. Mengkomunikasikan buah pikiran dan perasaan.
Fungsi pengembangan adalah meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap penegak sehingga perkembangan pribadi dan sosialitasnya yang positif. Bahan
pengembangan tidak diberikan sendiri, tetapi dijalinkan didalam SKU, sebagai upaya
memperluas wawasan latihan yang harus dijaga adalah penyajiannya tetap dalam
cakupan Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan. Sebagai pegangan pengembangan
harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
a. kemamfaatan
b. kesesuaian
c. ketetapan
d. situasi dan kondisi lingkungan masyarakat
e. kemampuan sendiri
28
4. Menentukan bahan rujukan
5. Membuat model pengembangan materi latihan penegak dengan menggunakan matrik
sebagai berikut :
6. menyebarkan program tersebut dalam acara latihan mingguan / bulanan.
1. Perpustakaan sederhana
2. pemberantasan buta huruf
3. apotik hidup
4. pembinaan administrasi desa
5. MCK sehat
6. gizi keluarga
7. membuka koleksi segala macam tumbuhan yang berguna bagi obat-obatan
8. mengamati yingkah laku binatang
9. menebak nama pohon dari jauh dengan hanya melihat bentuknya
10. penyuluhan hukum
11. ternak ikan
12. menebak kota kecil,dalam peta
13. memberi kabar lawat morse
14. ternak kelinci,kambing,ayam,burung puyuh
15. meberi kabar lewat semaphore
16. meneliti suatu masalah yang timbul dimasyarakat,lalu di buat laporannya termasuk saran
dan memecahkan masalahnya
17. berkebun
18. menyusun suatu naskah sandiwara
19. industri rumah/wiraswasta
20. mengumpulkan tempat-tempat penting yang sering dibutuhkan masyarakat dalam cacatan
atau ingatannya
21. membuat taman
22. P.K.K
23. latihan menulis cerita pendek,prosa dan puisi
24. bina lingkungan hidup
29
25. menbuat spanduk dan poster yang baik dan menarik
26. membuat jembatan dengan kontruksi bambu didaerah yang membutuhkan
27. menentukan nama suatu barang dengan hanya berdasarkan menciumnya,bentuk
profilnya,meraba permukaannya,meneliti reaksi kimia
28. pengadaan air bersih
29. meneliti hama-hama yang timbul dan menyerang tanaman,dilihat kemungkinan
mengatasinya
30. warung hidup
31. mempelajari sabab akibat dari kerusakan sebuah radio,sepada motor,mesin tik,mesin jahit
dan jam
32. peyuluhan dan penbuatan sarana olah raga
33. mempelajari sebab akibat dari ilmu bumi binatang dan tata surya
34. sanitari lingkungan
35. korespondensi
36. penghijauan
37. menghadiri sidang-sidang dipengadilan atau DPRD
38. mengadakan pertemuan-pertemuan dengan pemuda diluar pramuka
39. hiking
40. masalah kependudukan
41. melihat tata cara kerja sebuah pabrik,bengkel,konveksi dan pembatikan
42. membuat jamur
43. mengadakan pertemuan dengan organisasi lain
44. membentuk club bahasa asing
45. berlatih cara - cara memberikan pertolongan pada kebakaran, kecelakaan, tenggelam,
kecelakaan lalu lintas
46. mengadakan bursa buku
47. ibadah bersama
48. mengadakan peringatan – peringatan hari – hari yang disucikan oleh agama yang
dipeluknya oleh sangga – sangga
49. membuat permainan bagi siaga dan penggalang
50. membahas sila – sila pancasila
51. teknologi perdesaan
52. mendaki gunung
53. cara merawat muka dan ber- make up
30
54. teknologi tepat guna
55. mengikuti penataran p4
56. kunjungan kerumah – rumah jombo, panti asuhan, bayi sehat dan rumah sakit
57. etika dan protokoler
58. pameran hasil kerajinan tangan, masak, merangkai bunga, menata buah, menghidangkan
makanan
59. memberikan bantuan kepada keluarga penegak yang meninggal dan kenduri
60. bersepeda, mendayung, naik kuda, berenang, mengadakan perkemahan
61. belajar memotong pakaian, memotong rambut, menata rambut
62. menghayati dan mengamalkan tri satya dan dasa darma
63. membaca koran dan mendiskusikan salah satu topik dari koran tersebut
64. nonton bersama
65. memberikan bantuan pada kegiatan palang merah, DKK, penimbangan balita
66. lomba kebersihan rumah dan sanggar bakti
67. ikut aktif dalam peringatan – peringatan hari nasional
68. mengunjungi musium , tempat – tempat bersejarah, candi – candi
69. melaksanakan renungan – renungan pada waktu latihan
70. mempelajari latihan – latihan nasional
71. membuat pola bentuk sepatu, rumah lalu diadakan perlombaan
72. belajar berkoperasi dan melaksanakannya
73. diskusi mengenai hari depan dan memilih pekerjaan apa
74. diskusi mengenai politik dan keamanan dunia
75. membuat permainan anak – anak, merenda meraju, membordir
76. belajar memotret, melukis
77. membaca buku – buku kewanitaan dan diadakan pengupasan
78. pengembaraan
79. nonton film bersama
80. mengenal upacara – upacara adat cara perkawinan, mengurus orang yang meninggal sampai
menguburkannya, ngaben
81. berperan dalam sandiwara
82. menyusun dan mengumpulkan segala sesuatu mengenai adat istiadat daerah diseluruh
indonesia
83. mempelajari bersama dan menelaah isi, bunyi dan maksud pancasila dan UUD 1945
31
84. memanfaatkan barang – barang yang sudah dibuang untuk diubah menjadi benda – benda
hiasan yang bermanfaat
85. mengumpulkan perangko – perangko seluh dunia
86. membuat radio amatir
87. menolong adik – adik dibawahnya membuat pekerjaan rumah
88. memasak dirumah dalam rangka membantu ibu
89. membuat sendiri barang – barang kebutuhan sendiri ( memotong pakaian, memotong
rambut, membuat bunga )mengetik menstensil, cetak mencetak
90. mendengarkan siaran – siaran radio luar negeri
91. mengenal, fungsi, amsal simbol dan sistem kepangkatan ABRI
92. membawa peta, mendaki gunung, menyeberangi sungai
93. pergi ketaman makam pahlawan
94. mempelajari isi peraturan – peraturan tentang menyanyikan lagu kebangsaan indonesia
raya, mengibarkan bendera merah putih
95. mempelajari peta indonesia untuk menperoleh gambaran betapa luasnya serta strateginya
letak posisi indonesia ini
96. diskusi tentang masalah sosial, masalah ekonomi, masalah waktu terluang, mutu pelajaran,
hukum, tertib lalu lintas, tentukan dahulu tema dari diskusi tersebut
97. melaksanakan penjelajahan masyarakat
98. ceramah tentang kesehatan, gizi, kependudukan, air bersih, hukum, PMR, lingkungan
hidup
99. mengadakan penelitian dalam rangka latihan, masalah gelandangan, anak nakal, tuna susila,
transmigrasi, keluarga berencana
100. diberikan kesempatan untuk menjadi juru tilpon, juru steno, penghubung, juru
kamera
101. kerja bakti didaerahnya secara bersama - sama
32
KATA PENUTUP
Demikianlah Buku materi Pramuka Penegak menjadi Pemimpin satuan ini telah berhasil
dibuat, saya selaku penulis berharap buku ini akan membawa manfaat yang besar bagi para
pembacanya khususnya para pramuka Penegak yang saat ini sering kali saya temui mempunyai
keluhan yang sama, yaitu minimnya sumber pengetahuan tentang kepenegakan.
Untuk itu diharapkan para pramuka penegak bisa tetap terus berlatih dan meningkatkan
dirinya hingga bisa menjadi seorang pemimpin satuan yang baik. Wassalam
ARMANSYAH, S.Pd.SD
33