Anda di halaman 1dari 17

NASKAH DRAMA ; JAKA NGIYUB

PIMPINAN PRODUKSI
Heru Subrata, Drs., M.Si.

SUTRADARA

Lisa Yulia Rohmah

ASISTEN SUTRADARA

Dewi Mayasari

PENULIS SKENARIO

Nurul Afifah

PENATA MUSIK

Liana Sari

Co. PENATA MUSIK

Suhartatik

Nina Ariani

Dewi Mayasari

Nurul Afifah

Ciptya Hardi M.

PENATA TARI

Fitri Handayani

Dan para pemain

PENATA PANGGUNG
Ferdihans Abda R.

Siswo Setiawan

Nita Nurmaya

Nita Numala

PENATA BUSANA

Indra Saputri

Novi Puspita Sari

MAKE UP

Nazla Nur Dina

Rosita Dwi Sulistyorini

PENATA LAMPU

Miftakhol Arifin

PEMAIN

Ferdihans Abda R. sebagai Jaka Ngiyub

Ribka Kristianti sebagai Nawang Tahun

Yustin Noviawati sebagai Nawang Wulan

Fitri Handayani sebagai Nawang Minggu

Putri Kurniawati U. sebagai Nawang Dina

Erita Indah C. sebagai Nawang Jam

Purwati sebagai Nawang Menit

Siti Jamilatus Z. sebagai Nawang Detik

Ary Ray Sang R. sebagai Genter


Penokohan

a. Tokoh Antagonis

1) Nawang Menit yang diperankan oleh Purwati

Dia adalah salah satu bidadari yang tidak mempedulikan penderitaan saudaranya,
karena itu dia dianggap tokoh yang jahat.

Ø Ciri fisik :

Nawang Menit berumur 20 tahun, kurus dan tingginya kurang lebih 155 cm, berat
42 kg, rambut hitam lurus, dan cantik.

Ø Karakter :

Nawang Menit bersifat judes, egois, jahat, centil, ddan cerewet. Logat bahasanya
Indonesia gaul.

2) Nawang Minggu yang diperankan oleh Fitri Handayani

Dia adalah salah satu bidadari yang cuek dan tidak peduli akan masalah yang
dihadapi saudaranya. Karena itu dia dianggap tokoh yang jahat.

Ø Ciri fisik :

Nawang Minggu berumur 23 tahun, tingginya kurang lebih 155 cm, berat 46 kg,
rambut hitam ikal, dan cantik.

Ø Karakter :

Nawang Minggu bersifat egois, sering berkata ketus, tega. Berlogat Jawa,
Surabaya.

b. Tokoh Protagonis

1) Jaka Ngiyub, diperankan oleh Ferdihans Abda R.

Dia adalah tokoh utama yang menyebabkan masalah, yaitu dengan mencuri
selendang bidadari.

Ø Ciri fisik :
Jaka Ngiyub berumur 30 tahun, tingginya kurang lebih 168 cm, berat 63 kg, bentuk
tubuh ideal, rambut hitam lurus, dan tampan.

Ø Karakter :

Jaka Ngiyub merupakan bujang lapuk di desanya. Bersifat agresif, pemberani dan
nekat, serakah. Gaya bahasanya logat Jawa.

Ø Sosial :

Jaka Ngiyub memiliki status sosial tingkat menengah ke atas. Merupakan petani
yang memiliki banyak sawah

2) Nawang Tahun, diperankan oleh Ribka Kristianti

Dia adalah tokoh utama yang kehilangan selendang dan akhirnya menderita karena
ditinggalkan saudara-saudaranya kembali ke khayangan.

Ø Ciri fisik :

Nawang Tahun berumur 25 tahun, tinggi kurang lebih 160 cm, berat 48 kg, bentuk
tubuh ideal, rambut hitam lurus, kulit sawo matang, wajah penuh jerawat,
bertompel dan jelek.

Ø Karakter :

Nawang Tahun merupakan bidadari yang centil, cerewet, agresif, genit dan gaya
bahasanya logat Bahasa Indonesia gaul.

c. Peran Pembantu

1) Nawang Wulan, diperankan oleh Yustin Noviawati

Dia adalah bidadari yang selendangnya dicuri oleh Jaka Ngiyub, tetapi pada
akhirnya selendangnya ditemukan kembali oleh Nawang Jam.

Ø Ciri fisik :

Nawang Wulan berumur 24 tahun, tingginya kurang lebih 155 cm, berat 46 kg,
bentuk tubuh ideal, rambut hitam ikal, kulit sawo matang dan cantik.

Ø Karakter :
Nawang Wulan bidadari yang lemah lembut, tutur katanya sopan, bijaksana, baik
hati, sabar. Gaya bahasanya logat Bahasa Indonesia.

2) Nawang Jam, diperankan oleh Erita Indah C.

Dia adalah bidadari yang menemukan selendang Nawang Wulan.

Ø Ciri fisik :

Nawang Jam berumur 21 tahun, tingginya kurang lebih 160 cm, berat48 kg, bentuk
tubuh ideal, rambut hitam, ikal, pendek, kulit sawo matang. Cantik.

Ø Karakter :

Nawang Jam merupakan bidadari yang bersifat lemot dan gagap.

3) Nawang Dina, diperankan oleh Putri Kurniawati U.

Dia adalah bidadari yang bersifat baik hati dan tidak tega.

Ø Ciri fisik :

Nawang Dina berumur 22 tahun, tingginya kurang lebih 155 cm, berat 40 kg,
bentuk tubuh kurus, rambut hitam, lurus, dan panjang. Cantik.

Ø Karakter :

Nawang Dina merupakan bidadari yang bersifat lemah lembut dan pendiam.
Bahasanya logat Bahasa Indonesia.

4) Nawang Detik, diperankan oleh Siti Jamilatus Z.

Dia adalah bidadari yang mencairkan suasana dengan logat Madura.

Ø Ciri fisik :

Nawang Detik berumur 19 tahun, tingginya kurang lebih 155 cm, berat 38 kg,
bentuk tubuh kurus, rambut hitam, lurus, dan pendek. Cantik.

Ø Karakter :

Nawang Detik merupakan bidadari yang centil dan berlogat bahasa Madura.
5) Genter, diperankan oleh Ari Ray Sang Rizaldi

Genter adalah teman Jaka Ngiyub yang membuang selendang jelek yang diberikan
oleh Jaka Ngiyub.

Ø Ciri fisik :

Genter berumur 28 tahun, tingginya kurang lebih 180 cm, berat 60 kg, bentuk
tubuh kurus, rambut hitam, ikal dan pendek. Kulit sawo matang. Gagah.

Ø Karakter :

Teman Jaka Ngiyub yang baik hati dan berbahasa gaul.

Ø Sosial :

Genter memiliki status sosial tingkat menengah ke bawah. Dia bekerja sebagai
petani yang mengerjakan sawah orang lain, kedua orang tuanya sudah meninggal.

3. LOGAT BAHASA

Dalam drama “Jaka Ngiyub” logat bahasa yang digunakan adalah logat bahasa
sehari-hari. Disini ada beberapa logat bahasa yang digunakan antara lain:

1. Nawang Tahun : logat yang digunakan dalam dialognya adalah bahasa gaul dan
centil.

2. Jaka Ngiyub : logat yang digunakan dalam dialognya adalah bahasa Jawa.

3. Nawang Wulan : logat yang digunakan dalam dialognya adalah bahasa


Indonesia, bahasa yang digunakan lemah lembut dan bijaksana.

4. Nawang Minggu : logat yang digunakan dalam dialognya adalah logaat


Surabaya.

5. Nawang Dina : logat yang digunakan dalam dialognya adalah logat bahasa
Indonesia.

6. Nawang Jam : logat yang digunakan dalam dialognya adalah logat orang yang
gagap dan lemot.
7. Nawang Menit : logat yang yang digunakan dalam dialognya adalah logat
Bahasa Indonesia, logat orang judes.

8. Nawang Detik : logat yang digunakan dalam dialognya adalah logat Madura

9. Genter : logat yang digunakan dalam dialognya adalah logat bahasa Indonesia,
bahasa gaul.

4. SUASANA

Dalam drama “Jaka Ngiyub” suasana yang tercipta yaitu:

Adegan 1 : suasana pagi hari yang tenang

Adegan 2 : suasana mengejutkan dan menyenangkan

Adegan 3 : suasana menyenangkan ( Tujuh BIdadari) dan menegangkan (Jaka


Ngiyub)

Adegan 4 : suasana menegangkan dan penuh emosi

Adegan 5 : suasana menyenangkan

Adegan 6 : suasana menyenangkan

Adegan 7 : suasana akrab

Adegan 8 : suasana menegangkan

Adegan 9 : suasana gaduh dan penuh emosi

Adegan 10 : suasana menegangkan

Adegan 11 : suasana emosi dan sedih

Adegan 12 : suasana dan terharu

Adegan 13 : suasana yang mengejutkan

5. SETTING

Dalam drama “Jaka Ngiyub” ini setting yang digunakan adalah:

Setting tempat : Di sebuah hutan, ada air terjun, bebatuan, dan pepohonan
Setting waktu : Pagi hari dan sore hari

6. TATA BUSANA

1. Jaka Ngiyub dan Genter

Busana yang digunakan adalah :

Ø Celana panjang memakai jarit diluarnya

Ø Rompi hitam

Ø Memakai ikat kepala

2. Tujuh bidadari

Busana yang digunakan adalah :

Ø Kemben

Ø Dalaman memakai deker warna kulit

Ø Memakai jarit

Ø Memakai selendang

Ø Memakai aksesoris rambut, mahkota dan hiasana bunga

7. TATA RIAS

Tata rias yang digunakan sesuai dengan karakter masing-masing,

Ø Make up : menggunakan make up tebal disesuaikan dengan busana

Ø Tatanan rambut : diikat ke samping diberi hiasan bunga dan mahkota

8. TATA TARI

1. Tari diawal (pada saat bidadari masuk) berisis tentang bidadari turun dari
khayangan, menikmati keindahan bumi.

2. Tari pada saat bidadari mandi, berisi tentang tujuh bidadari yang sedang mandi
3. Tari pada saat Jaka Ngiyub senang, berisi tentang kesenangan Jaka Ngiyub
mendapatkan selendang.

9. TATA MUSIK

Musik yang digunakan dalam drama “ Jaka Ngiyub” yaitu musik karawitan (live)

1. Musik Pembuka : musik karawitan

2. Jaka Ngiyub masuk panggung : musik masuk

3. Bidadari turun : musik karawitan

4. Bidadari mandi digambarkan dengan tarian : musik karawitan

5. Bidadari kehilangan selendang : musik karawitan kaget

6. Bidadari keluar panggung : musik keluar

7. Jaka Ngiyub masuk panggung : musik masuk

8. Jaka Ngiyub senang mendapatkan selendang : digambarkan dengan tarian musik


karawitan, senang / gembira

9. Genter datang : musik masuk

10. Genter membuang selendang : musik karawitan kaget

11. Bidadari kembali : musik masuk

12. Bidadari menemukan satu selendang : musik karawitan kaget

13. Bidadari meninggalkan Nawang Tahun sendirian : musik keluar dan suasana
sedih

14. Nawang Tahun menangis : musik sedih, menggunakan seruling

15. Jaka Ngiyub pingsan : musik karawitan kaget

16. Musik penutup : musik karawitan

17. Musik pengenalan pemain : lagu Mulan Jameela “Makhluk Tuhan Paling
Sexy”
10. PENATA LAMPU / LIGHTING

Dalam drama “Jaka Ngiyub” kami menggunakan tata cahaya (gelap dan terang)

Ø Ketika pemain meninggalkan panggung lampu dimatikan sebentar

Ø Ketika narator berbicara lampu menyala

SKENARIO

JAKA NGIYUB

ADEGAN 1

SFX : Musik masuk panggung (karawitan)

1. Jaka Ngiyub : (Jaka Ngiyub memikul kayu dan meletakkannya. Kemudian


membasuh mukanya di bawah air terjun dan beristirahat sambil duduk-
duduk).“Weleh – weleh !! Hidup di jaman sekarang kok susah banget. Udah semua
mahal, BBM naik, malah sekarang disuruh cari kayu bakar. Mana hutannya gundul
lagi. Woalah gusti-gusti.”

ADEGAN 2

(Suara angin bergemuruh seiring turunnya ketujuh bidadari dari khayangan dan
digambarkan dengan tarian. Seketika itu Jaka Ngiyub bersembunyi di balik pohon)

SFX : suara angin (live) dan selanjutnya musik karawitan yang mengiringi tari
bidadari yang turun ke bumi

2. Bidadari : (Bidadari kagum akan keindahan dunia dan menikmati pemandangan


yang ada di sekitar air terjun).“Wah……….!!!”

3. Jaka Ngiyub : (Jaka Ngiyub mengintip dibalik pohon dan mengagumi


kecantikan ketujuh bidadari tersebut).“Weleh-weleh…………!!! Cantik-cantik
bener gadis itu!”

4. Nawang Dina : (sambil menikmati pemandangan di sekitar air


terjun).“Wah…………!!! Ternyata bumi ini sangat indah ya!”

5. Nawang Menit : (judes dan meremehkan).”Perasaan biasa aja deh.”


6. Nawang Tahun : (tidak nyaman dan risih dengan keadaan sekitar).“Eh…, tapi
disini becek banget ! udah ujan, becek, gak da ojek. Cape deh…!”

7. Nawang Detik : (sambil menunjuk ke air terjun).“Dek remah……, itu bukan


hujan tapi air jatuh.”

8. Nawang Minggu : “Piye, piye……, itu namanya air terjun nduk……”

9. Nawang Jam : “a….a…….a. a…air terjun……”

10. Nawang Menit : “Udah, udah rebut aja. Mau air terjun kek, mau air jatuh kek
mendingan kita sekarang mandi aja!”

11. Keenam bidadari : “Iya…ya..Ayuk…..!”

ADEGAN 3

(Ketujuh bidadari itu pun mandi yang diibaratkan dengan gerakan tari, sementara
itu Jaka Ngiyub mengintip dibalik pohon dan mencuri selendang bidadari tersebut.)

SFX : Musik (karawitan) yang mengiringi tarian bidadari yang menggambarkan


bidadari sedang mandi.

ADEGAN 4

(Jaka Ngiyub masih berada di balik pohon sambil menyembunyikan selendang


bidadari. Setelah selesai mandi para bidadari mengambil selendangnya masing-
masing)

12. Para Bidadari : ( sambil mencari selendangnya masing-masing) “ Wah seger


ya….!”

13. Nawang Wulan : (bingung mencari selendangnya)“Mana………..


selendangku………?????”

14. Nawang Tahun : (bingung mencari selendangnya yang juga hilang)“ Hah…..
selendangku juga hilang. Dimana.………. dimana……… dimana…….
Dimana…….”

SFX : Musik karawitan kaget


15. Nawang Jam : (sambil mendekati Nawang Tahun dan berbicara dengan logat
gagap).”Me… me…me…memangnya ka…ka…kamu taruh dimana?”

16. Nawang Tahun : “Tadi tak taruh disini, masak tak taruh di rumah”

17. Nawang Dina : “ya sudah, kita cari saja “

(Ketujuh bidadari mencari selendang Nawang Wulan dan Nawang Tahun yang
hilang)

18. Nawang Menit : “Ngapin kita ikut nyari, lha wong bukan selendang kita yang
hilang .

19. Nawang Minggu : “Disini lho gak ada, barang kali hanyut di sungai. Kita
telusuri sungai aja barangkali ketemu”

20. keenam bidadari : “Iya… ya…ayuk………..!!!”

(tujuh bidadari keluar panggung)

SFX : Musik keluar panggung (karawitan)

ADEGAN 5

KETUJUH BIDADARI ITUPUN TERUS MENCARI SELENDANGNYA YANG


HILANG, SEMENTARA ITU JAKA NGIYUB KELUAR DARI
PERSEMBUNYIANNYA.

( Joko Ngiyub menari karena senang mendapatkan selendang bidadari)

SFX : Musik (karawitan) yang mengiringi tarian Jaka Ngiyub karena senang
mendaspatkan selendang bidadari)

20. Joko Ngiyub : (Jaka Ngiyub memegang selendang dan heran ternyata
selendang yang dicurinya ada dua).“Lho kok ada dua?? Perasaan tadi satu.”

ADEGAN 6

SFX : Musik masuk panggung (karawitan)

21. Genter : (Genter bertemu Jaka Ngiyub sambil membawa cangkul dan menjabat
tangan Jaka Ngiyub).“Hallo prend …………!
22. Jaka Ngiyub : (dengan eksprei senyum-senyum)“Hallo ………ter!!

23. Genter : “Ngapain kamu disini??”

24. Jaka Ngiyub : “Aku habis cari kayu bakar ini”

25. Genter : “Hari gini cari kayu bakar?”

26. Jaka Ngiyub : “Habisnya aku nggak dapat pembagian konfersi gas dari
pemerintah. Pemerintah itu nggak adil sama aku. La kamu sendiri dari mana?”

27. Genter : “ Aku habis nyangkul dari sawah.”

28. Jaka Ngiyub : (Jaka Ngiyub senyum-senyum dan memegangi kedua selendang
yang dicurinya) .”O…….. “

ADEGAN 7

29. Genter : “Ngapain kamu pegang-pegang selendang itu?”

30. Jaka Ngiyub : (sambil memegangi kedua selendangnya) “ waktu aku istirahat
tadi aku mengintip gadis-gadis cantik lagi mandi, aku ambil aja selendangnya. Eh..
ternyata ada dua. Ini tak kasih satu, kamu mau nggak??’

31. Genter : (sambil menunjuk selendang yang bagus) “ Gimana kalau yang itu ?
yang itu lebih bagus deh.”

32. Jaka Ngiyub : “ Nggak pokoknya yang ini!! (kemudian berbisik-bisik) Ini milik
bidadari lho!”

33. Genter : “Nggak mbujuk ta??”

34. Jaka Ngiyub : “ Ya nggak lah, masak ya nggak dong!”

35. Genter : (sambil berpikir lama). “Gimana ya? ”

36. Jaka Ngiyub : “Sudah lah, nggak usah mikir lama-lama.”

37. Genter : “ Ya dah, aku mau”

38. Jaka Ngiyub : “ Yo wis ter.. rawat baik-baik selendangnya! Aku pulang dulu
ya!”
39. Genter : (sambil berjabat tangan)“ Ok friend, ati-ati ya!”

(Jaka Ngiyub keluar panggung)

SFX : Musik keluar panggung (karawitan)

ADEGAN 8

40. Genter : (sambil menimbang-nimbang selendang, mengamati dan mencium


baunya. Dan akhirnya dia membuang selendang tersebut). “Ngapain aku mau
dikasih selendang kaya gini? Sudah jelek, bau lagi. Nggak penting deh.”

SFX : Musik kaget (karawitan)

(Genter meninggalkan panggung, kemudian kembali lagi karena cangkulnya


ketinggalan)

41. Genter : (Genter mengambil cangkulnya) “Aku lupa . Cangkulku ketinggalan”

ADEGAN 9

KETUJUH BIDADARI PUN KEMBALI KARENA MEREKA TIDAK


MENEMUKAN SELENDANG NAWANG WULAN DAN NAWANG TAHUN
DI TEMPAT LAIN.

SFX : Musik masuk panggung (karawitan)

42. Nawang Menit : “Kalian itu ceroboh banget sih !!”

43. Nawang Minggu : “ Makanya kalau naruh selendang tu yang bener dong!”

44. Nawang Menit : “Kalian tu merugikan kita semua.”

(Bidadari yang lain mencari selendang, Nawang Tahun menangis dan sedih)

ADEGAN 10

45. Nawang Jam : (sambil menunjuk selendang yang ada di balik bebatuan dan
menepuk pundak Nawang Tahun) ” i …… i ……. i……. i …….tu…….”

46. Nawang Tahun : (mencueki Nawang Jam)“ apa sih …??”


47. Nawang Jam : (tangan menunjuk ke selendang) “i…… i …… i …… tu se…..
se….. lendangnya.”

48. Nawang Tahun : (sambil berjalan mengambil selendang yang ditunjukkan oleh
Nawang Jam)“ Ha….!!! Akhirnya ketemu juga, itu selendangku.”

SFX : Musik kaget (karawitan)

49. Nawang Wulan : (Nawang Wulan melihat dan mengamati selendasng yang
diambil Nawang Tahun ) “ ini bukan selendangmu, ini selendangku ndek .”

50. Nawang Tahun : (sedih dan kecewa)“Trus mana punyaku……??

51. Nawang Wulan : “Ya dah, kita cari aja dulu”

52. Nawang Menit : (cuek)“ Meneketehek, itu urusanmu.”

53. Nawang Detik : “ Ini kan dah sore, sebentar lagi gelap, kita kan gak bisa
terbang kalau malam.”

54. Nawang Dina : “ Iya… ya, ntar nabrak-nabrak lagi.

55. Nawang Tahun : (Nawang Tahun sambil menangis)“Trus aku gimana dong??”

56. enam bidadari : “ Meneketehek.”

57. Nawang Menit : “itu urusanmu .”

58. Nawang Minggu : “ Lagian, salah sendiri naruh selendang sembarangan.


Sekarang rasain !!”(Dengan ekspresi marah, mendengar hal itu Nawang Tahun
menangis histeris)

ADEGAN 11

59. Nawang Menit : “ Ya udah sebaiknya kita pulang aja yuk !”

( Enam bidadari terbang meninggalkan Nawang Tahun sendirian)

SFX : Musik keluar panggung (karawitan)

ADEGAN 12
KEESOKAN HARINYA NAWANG TAHUN SAMBIL MENANGIS
TERSEDU-SEDU MASIH MENCARI SELENDANGNYA YANG HILANG.

SFX : Musik sedih (seruling) dan suara kicauan burung (siulan)

60. Nawang Tahun : (sambil menangis dan mencari selendangnya) “ Dimana sich
selendangku?”

(Tiba-tiba ada seorang pemuda tampan yang menghampiri Nawang Tahun dari
belakang)

61. Jaka Ngiyub : (dengan heran dan penasaran Joko Ngiyub mendekati Nawang
Tahun)“ hah ini pasti wanita cantik. ”

62. Jaka Ngiyub : “ Wahai gadis cantik jelita! Mengapa engkau menangis sendirian
di hutan? Ada apa gerangan? Apakah aku bias membantumu?”

63. Nawang Tahun : (sambil terisak-isak yang masih membelakangi Jaka


Ngiyub) “a….. aku tidak bisa pulang karena selendangku hilang.”

64. Jaka Ngiyub : “Memangnya rumahmu dimana?”

65. Nawang Tahun : “Rumahku jauh”

66. Jaka Ngiyub : “Berarti kamu bukan penduduk sini?”

67. Nawang Tahun : “sambil menangis”

68. Jaka Ngiyub : (sambil menerka-nerka Joko Ngiyub menerka-nerka bahwa gadis
yang ditemui merupakan pemilik selendang yang diambilnya) “Aku tahu siapa
kamu…….. , kalau aku dapat menemukan selendangmu…… ”

69. Nawang Tahun : “Berarti kamu yang mengambil selendangku?”

ADEGAN 13

70. Jaka Ngiyub : “ Bukan… bukan aku yang mengambilnya. Tapi kalau aku dapat
menemukan selendangmu, sudikah kiranya dirimu menjadi istriku?”

71. Nawang Tahun : “ Apa kamu nggak bakalan menyesal?”


72. Jaka Ngiyub : “Tidak…. Aku tidak akan menyesal. Aku akan menerimamu apa
adanya. Apakah kamu bersedia menikah denganku? ”

73. Nawang Tahun : (sambil menoleh kearah Jaka Ngiyub) “ Hah !!! menikah??
Ya iyalah,”

(seketika Jaka Ngiyub pingsan karena melihat wajah Nawang Tahun yang jelek)

SFX : Musik kaget (karawitan)

PERBUATAN YANG TIDAK BAIK PASTI AKAN MENDAPATKAN


BALASANNYA. ENTAH SEKARANG ATAU PUN NANTI. SIAPA YANG
MENANAM PASTI AKAN MENUAI.

Anda mungkin juga menyukai