Anda di halaman 1dari 4

20 Penyakit dan Gangguan Sistem Gerak Pada Manusia

Pengertian Sistem Gerak


Sistem gerak manusia adalah kerja sama antara organ-organ gerak sehingga mampu
menghasilkan gerakan yang mampu membantu aktivitas manusia. Gerak yang dilakukan oleh
manusia terjadi karena adanya sistem gerak yang saling berkoordinasi membentuk gerakan
yang diinginkan manusia. Salah satu anggota gerka manusia adalah tulang. Tulang
merupakan anggota gerak pasif karena tidak dapat bergerak sendiri, melainkan melibatkan
peran otot dan persendian.

1. Rakhitis
Rakhitis adalah penyakit tulang Rakhitis ialah penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.
Vitamin D berfungsi membantu proses penimbunan zat kapur pada waktu pembentukan
tulang. Jadi, jika kekurangan vitamin D menyebabkan tulang anggota gerak berbentuk X atau
O.

2. Mikrosefalus
Mikrosefalus ialah pertumbuhan tulang tengkorak yang terhambat karena abnormalitas tirosin
sehingga ukuran kepala menjadi kecil. Mikrosefalus merupakan salah satu kelainan tulang
tengkorak yang cukup langka. Ukran tulang tengkorak akan berhenti berkembang pada usia
tertentu. Untuk penyebabnya belum sepenuhnya diketahui. Namun para ahli dari kalangan
dokter dan spesialis tulang, kemungkinan besar kelainan ini disebabkan oleh faktor
keturunan.

3. Hidrosefalus
Hidrosefalus ialah suatu kelainan yang ditandai dengan pengumpulan abnormal cairan spinal
dan terjadi pelebaran rongga otak sehingga kepala membesar. Beberapa pemicu
terjadinya hidrosefalus di antaranya adalah buruknya mekanisme penyerapan cairan akibat
radang atau cedera pada otak. Terhambatnya aliran cairan serebrospinal akibat kelainan pada
sistem saraf tersebut. Infeksi janin saat masih di dalam kandungan yang menyebabkan radang
pada jaringan otak janin.

4. Akromegali
ialah penyakit pada tulang pipa yang menebal karena kelebihan somatotropin yang bersifat
lokal. Penyebab paling sering dari penyakit akromegali ini adalah tumor jinak di kelenjar
hipofisis, yang terletak di bawah otak. Jika tidak segera di tangani dengan serius, penyakit ini
akan menjadi lebih parah dan berpengaruh pada organ-organ lainnya seperti tulang tengkorak
yang melindungi otak.

5. Osteoporosis
Osteoporosis ialah penurunan berat tulang karena osifikasi dan terjadi penghambatan
reabsorpsi bahan tulang. Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormon parahormon.
Secara umum penyakit osteoporosis diakibatkan oleh kekurangan kalsium yang berhubungan
dengan usia dan ketidakseimbangan antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan
tulang yang baru. Osteoporosis ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan dua kali
lebih sering menyerang wanita.
6. fraktura
Fraktura adalah apabila tulang yang retak tidak sampai menyebabkan organ lain terluka atau
dapat pula menyebabkan otot dan kulit terluka. Fraktura merupakan suatu kondisi terputusnya
tulang yang utuh beserta jaringan yang berada disekitarnya akibat tekanan yang teralu
berlebihan pada tulang. Sehingga struktur tulang mengalami perubahan dan krusakan yang
dapat menimbulkan rasa sakit. Hal ini dapat menimbulkan tulang kehilangan fungsinya.

7. Greenstick
Grenstick adalah apabila tulang mengalami retak sebagian dan tidak sampai memisah. Hal ini
dapat terjadi karena faktor penyakit, seperti penyakit diabetes. Pada umumnya bagian tulang
yang terkena penyakit ini akan mengalami pembengkokan.

8. Komminudet
Komminudet apabila tulang mengalami retak menjadi beberapa bagian tetapi tidak sampai
keluar dari otot.

9. Lordosis
Lordosis adalah kelainan jika tulang pinggang melengkung ke depan sehingga kepala tertarik
ke belakang. Berikut ini adalah gambar dari tulang yang mengalami gangguan lordosis.

10. Kifosis
Kifosis adalah kelainan tulang belakang jika tulang punggung melengkung ke belakang
sehingga orang menjadi bungkuk. Berikut ini adalah gambar tulang yang mengalami
gangguan kifosis.
11. Skoliosis

Skoliosis adalah kelainan tulang belakang jika tulang belakang melengkung ke kiri atau ke
kanan. Berikut ini adalah gambar tulang yang mengalami kelainan skoliosis.

12. Dislokasi
Dislokasi adalah pergeseran kedudukan sendi karena perubahan ligamen. Dislokasi
merupakan cedera pada kaki. Cedera dislokasi ini terjadi ketika tulang bergeser dan keluar
dari posisi normalnya pada sendi. Sebagian besar kasus dislokasi terjadi akibat benturan yang
dialami oleh sendi. Contohnya saat bermain basket atau jatuh dari sepeda. Diskolasi pada
umumnya terjadi pada jari dan bahu. Meskipun demikian, persendian lain seperti lutut,
pinggul, siku tangan, maupun pergelangan kaki juga bisa mengalami cedera dislokasi ini.

13. Ankilosis
Ankilosis persendian yang tidak dapat digerakkan. Ankilosis merupakan gangguan/penyakit
pada sendi yang menyebabkan sendi menjadi kaku atau bahkan tulang-tulang saling melekat
satu dengan yang lainnya. Ankilosis merupakan penyakit kronis yang cukup sulit untuk
disembuhkan. Jika terserang penyakit ankilosis, maka pada bagian tungkai dan lengan akan
sulit digerakkan pada mulanya dan kemudian tidak dapat digerakkan sama sekali saat
ankilosis bertambah parah. Ankilosis disebabkan oleh radang pada jaringan ikat di sekitar
sendi atau penumpukan asam urat. Ankilosis paling sering menyerang lutut, namun juga
dapat menyerang pergelangan tangan, pergelangan kaki dan leher.

14. Artritis
Artritis adalah peradangan pada persendian yang disertai dengan rasa sakit untuk digerakkan.
Arthritis dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
(a) Reumatoid, yang merupakan penyakit kronis pada jaringan penghubung sendi.
(b) Gout arthritis, yaitu gangguan persendian karena metabolisme asam urat yang gagal.
(c) Osteoartritis, ialah penyakit sendi karena menipisnya tulang rawan.

15. Kejang Otot


Kejang otot atau lebih sering disebut keram dapat terjadi apabila otot terus-menerus
melakukan
aktivitas sampai akhirnya tidak mampu lagi berkontraksi karena kehabisan energi. Kram
otot/kejang otot, baik yang terjadi pada bagian kaki atau bagian lainnya, merupakan
menegangnya atau kontraksi otot dengan kuat dan secara tiba-tiba. Kram bisa berlangsung
selama beberapa detik hingga beberapa menit dan sering kali terjadi pada kaki.
16. Tetanus
Tetanus yaitu otot terus menerus mengalami ketegangan karena infeksi bakteri Clostridium
tetani yang menghasilkan toksin. Kaku otot yang dialami ketika mengalami titanus berawal
dari rahang dan leher. Clostridium tetani juga dapat menyerang saraf pda manusia melalui
luka kotor yang di bawanya. Clostridium tetani merupakan bakteri yang dapat bertahan hidup
di luar tubuh dalam bentuk spora untuk waktu yang relatif sangat lama. Mislanya, dalam
debu, tanah, serta kotoran hewan maupun kotoranmanusia. Spora Clostridium
tetani umumnya masuk ke tubuh melalui luka yang kotor, contohnya luka akibat cedera,
digigit hewan, paku berkarat, dan luka bakar

17. Atrofi (Otot Mengecil)


Atrofi yaitu keadaan otot mengecil sehingga menghilangkan kemampuan otot untuk
berkontraksi. Hal ini menyebabkan otot mengalami kelumpuhan. Atrofi dapat terjadi karena
disebabkan oleh mutasi gen (yang dapat merusak gen untuk membangun organ), selain itu
penyakit ini dapat terjadi karena nutrisi yang buruk, sirkulasi yang buruk, hilangnya
dukungan hormon, hilangnya pasokan saraf ke organ target, jumlah apoptosis sel yang
berlebihan, dan kurangnya gerakan atau penyakit intrinsik pada jaringan itu sendiri.

18. Supertrofi (Otot Membesar)


Supertrofi adalah volume otot membesar karena otot setiap hari dilatih secara berlebihan. Hal
ini dapat trjadi akibat dari peningkatnya jumlah filamen-filamen aktin dan miosin dalam
setiap serat otot, jadi menyebabkan pembesaran pada otot yang melebihi batas rata-rata.

19. Hernia abdominalis


Hernia abdominalis yaitu otot dinding perut yang lemah tersobek sehingga letak usus
menurun.

Penyebab penyakit hernia adalah karena adanya titik lemah yang terjadi di dalam dinding
perut. Adanya suatu kombinasi dari kedua gejala hernia yang terjadi tadi. Penyebab
hernia akibat mengejan dengan berlebihan seperti menekan saat buang air besar dan
melahirkan. Selain itu penyakit hernia dapat terjadi akibat selalu mengangkat beban yang
berat.

20. Stiff atau kaku leher


Stif atau kaku leher yaitu otot leher yang mengalami peradangan akibat gerakan atau
hentakan yang salah sehingga leher terasa kaku. Sakit leher atau kaku leher dapat terjadi
karena banyak hal. Seperti salah posisi saat tidur, memikul beban yang terlalu berat, dan
pengaruh tulang cedera sehingga dapat menyebabkan leher terrasa sangat kaku dan terasa
sakit.

Anda mungkin juga menyukai