Anda di halaman 1dari 5

27/2/2018 TATA CARA MENULIS DIALOG PADA CERPEN DAN NOVEL – NACI Writers Indonesia

MENU

NACI Writers Indonesia

JUNE 18, 2017JUNE 18, 2017 ARTIKEL 1 COMMENT

TATA CARA MENULIS DIALOG PADA CERPEN


DAN NOVEL

Hai guys …

Di sini aku pengen bagi-bagi ilmu seputar tata cara menulis dialog dalam sebuah cerpen atau novel.
Lho? Apa kalau nulis dialog dalam cerpen atau novel ada tata caranya? Emangnya penting?

Dan jawabannya pasti


Tentu saja ada. Tentu aja penting. Selain tulisanmu enak di baca, menulis dialog yang benar juga
dapat membuat pembaca lebih memahami makna dari kalimat yang kamu tulis.

Selain itu, kalau tulisanmu rapi, setidaknya itu bisa menjadi nilai plus kamu ketika mengikuti lomba-
lomba seputar dunia kepenulisan. Salah satunya seperti event yang di adakan oleh sebuah penerbit.
Baik indi ataupun major, biasanya salah satu yang di nilai dari naskah tersebut selain isinya yang
menarik adalah kesesuaian tanda baca.

Lho? Terus gunanya editor apa? Benar. Gunanya editor memang untuk memperbaiki tulisan kita
bahkan membuatnya menjadi lebih hidup. Tapi, memangnya kita mau mengandalkan editor terus?
Kalau bisa sendiri, kenapa enggak? Enggak ada salahnya belajar tanda baca dan membuat dialog
yang benar. Beneran deh gak ada ruginya. Malah berguna banget!!!

Oke, langsung aja, ya. Simak baik-baik guys …

Tata Cara Menulis Dialog yang Benar

1. Penggunaan tanda titik di akhir dialog


Contoh salah : “Aku yakin dia pemenangnya”.
Contoh benar : “Aku yakin dia pemenangnya.”
Tanda baca ditempatkan sebelum tanda kutip di akhir dialog.

Apabila di iringi narasi, maka ketentuannya seperti ini :


Contoh salah : “Dia memang sangat berbakat.” menatap Bayu kagum.
Contoh benar : “Dia memang sangat berbakat.” Menatap Bayu kagum.

Apa yang membedakannya? Huruf awal narasi. Yap. Huruf awal narasi harus di dahului oleh
kapital.

Jika narasinya berada di awal, maka ketentuannya seperti ini :


Contoh salah : Andi tersenyum, “Kamu adalah sahabat terbaik.”
Contoh benar : Andi tersenyum. “Kamu adalah sahabat terbaik.”
https://naciwritersindonesia.wordpress.com/2017/06/18/tata-cara-menulis-dialog-pada-cerpen-dan-novel/ 1/5
27/2/2018 TATA CARA MENULIS DIALOG PADA CERPEN DAN NOVEL – NACI Writers Indonesia

Perbedaannya apa? Penggunaan tanda baca. Yup! Yang pertama kenapa salah? Kan, huruf awal
dalam dialognya udah bener … pake kapital? Emang, sih. Tapi, penulis menggunakan tanda baca (,)
yang seharisnya (.)

2. Penggunaan tanda koma di akhir dialog


Biasanya, di gunakan bersamaan dengan dialog tag. Apa itu dialog tag? Dialog tag adalah frase
yang mengikuti dialog. Fungsinya menginformasikan si pengucap kepada pembaca. Selain itu,
dialog tag di gunakan apabila dialog tersebut isinya tentang pengungkapan sesuatu. Di awali
dengan huruf kecil setelah tanda petik. Dan di tandai dengan : “ujar, kata, pekik, sambung, tukas,
ungkap, dan lain sebagainya.”

Contoh salah : “Aku yang membuang kucing itu.” Ungkap Daniel.


Contoh benar : “Aku yang membuang kucing itu,” ungkap Daniel.

Dimana perbedaannya? Coba perhatikan. Contoh awal, tanda bacanya adalah (.) yang seharusnya (,).
Kemudian, huruf awal setelah dialog adalah besar. Padahal, seharusnya huruf awalnya adalah kecil.

Perhatikan contoh berikut ini.


Contoh salah : Salsa berkata. “Sepeda barumu kupinjam.”
Contoh benar : Salsa berkata, “Sepeda barumu kupinjam.”

Nah, frase sejenis “Ungkap Daniel” dan “Salsa berkata” itulah yang disebut sebagai Dialog Tag.
Apabila dialog tagnya berada di awal seperti contoh Salsa, maka setelah kata “Salsa berkata” diberi
tanda baca (,) baru kemudian memulai dialog dan di akhiri dengan tanda baca (.) sebelum tanda
kutip penutup sebagai tanda baca.
Apabila dialog tag berada di akhir seperti contoh Daniel, maka gunakan tanda baca (,) sebelum tanda
kutip penutup dalam dialog.
Catatan : Ingat. Huruf awal setelah dialog adalah huruf kecil.

3. Penggunaan tanda seru di akhir dialog


Tanda seru biasanya di gunakan untuk menegaskan, memberi peringatan, ungkapan marah dan
berteriak.

Perhatikan contoh A
Contoh salah : “Pergi dari rumahku sekarang.” bentak Rafli.
Contoh benar : “Pergi dari rumahku sekarang!” bentak Rafli.

Kenapa contoh awal salah dan contoh kedua benar?


Lihatlah narasi setelah dialog. Di situ, narasinya adalah “Bentak” yang mana sudah pasti intonasinya
tinggi, bukan? Untuk itulah, tanda bacanya menggunakan (!).

Perhatikan contoh B
Contoh salah : “Aku tidak sejahat itu!” ucapnya lirih.
Contoh benar : “Aku tidak sejahat itu …” ucapnya lirih.

Kenapa contoh awal salah? Padahal, itu sebuah bentuk penegasan. Dia menegaskan bahwa dia tidak
sejahat yang orang kira. Yup! Kalau dilihat dari segi ungkapan memang benar. Lalu apa yang salah?
Narasinya. Coba perhatikan lebih detail. Penulis memberi narasi “ucapnya lirih.” yang mana kata
lirih intonasinya rendah. Tidak sesuai dengan pengertian tanda seru itu sendiri, bukan? Jadi, harus di
perhatikan baik-baik ya, guys.
Catatan : Apabila ingin menggunakan contoh B (contoh salah), maka setelah dialog tidak usah
menggunakan narasi lagi.
“Aku tidak sejahat itu!”

https://naciwritersindonesia.wordpress.com/2017/06/18/tata-cara-menulis-dialog-pada-cerpen-dan-novel/ 2/5
27/2/2018 TATA CARA MENULIS DIALOG PADA CERPEN DAN NOVEL – NACI Writers Indonesia

4. Penggunaan tanda tanya di akhir dialog


Tanda tanya digunakan untuk melenggapi kalimat tanya.

Contoh salah : “Sedang apa kamu di sini?”, Tanya Kanza.


Contoh benar : “Sedang apa kamu di sini?” tanya Kanza.

Contoh awal salah karena setelah tanda kutip di akhir dialog, penulis kembali menggunakan tanda
baca. Itu jelas salah karena menggunakan dua tanda baca. Selain itu, posisinya pun tidak sesuai
aturan. Jadi, buanglah tanda koma pada tempatnya :v
Dan lagi, huruf awal dalam narasi menggunakan huruf kapital, yang mana seharusnya
menggunakan huruf kecil.

Catatan : Setiap dialog yang menggunakan tanda tanya atau tanda seru, narasinya di awali dengan
huruf kecil. (teriaknya; tanyanya.)

Perhatikan contoh :
“Apa kau yang melukainya?” Melirik ke arah wanita di sampingnya.
Kenapa huruf awal dalam narasinya kapital? Yup! Karena sudah beda kalimat. “Melirik wanita di
sampingnya” di katakan sebagai kalimat baru.

Berbeda apabila kalimatnya seperti ini :


“Apa kau yang melukainya?” tanya Arsyil melirik wanita di sampingnya. Betul! Karena diawali
dengan kata seperti (tanya, selidik, dll). Dan itu dikatakan masih dalam satu kalimat.

5. Tanda Elipsis/Titik tiga (…)


Tanda ini biasanga digunakan untuk memberikan jeda pada dialog.

Contohnya : “Jadi … kau benar-benar menolakku?”


Perhatikan teknik penggunaannya. Cara menggunakan elipsis dalam dialog adalah ketika ada jeda
dalam dialog tersebut. Sebelum menggunakan elipsis, beri spasi terlebih dahulu. Setelah
menggunakannya pun beri spasi lagi. Kemudian silahkan mulai kata selanjutnya. Ingat, kata baru
setelah elipsis huruf awalnya harus kecil. Lihat contoh untuk pehamaman lebih detail.
Nah, bagaimana bila elipsisnya berada di akhir?
Perhatikan contoh di bawah ini.
Contoh 1
“Jangan menangis lagi. Kumohon ….”

Contoh 2
“Jangan menangis lagi. Kumohon …” ucap Billy pelan.
Apabila elipsisnya berada di belakang dan tidak ada narasi lagi setelahnya, maka gunakan contoh 1.
Kok titiknya empat bukan tiga? Yap! Tiga titik pertama adalah elipsis, dan satu titiknya lagi adalah
tanda baca.
Nah, apabila elipsisnya berada di belakang dan ada narasi lagi setelahnya, maka gunakan contoh
nomor 2. Yang mana hanya terdalat tanda elipsis di sana.

6. Penggunaan en dash (—) dalam dialog


Biasanya digunakan untuk dialog yang terputus-putus atau terpotong.

Contoh 1 :
“Ti— tidak. Bukan itu maksudku.” (terputus-putus).

Contoh 2:
“Jadi kau pe—” (terpotong karena seseorang langsung menyergah ucapannya).
“Iya. Aku pelakunya,” ucap Andra cepat.
https://naciwritersindonesia.wordpress.com/2017/06/18/tata-cara-menulis-dialog-pada-cerpen-dan-novel/ 3/5
27/2/2018 TATA CARA MENULIS DIALOG PADA CERPEN DAN NOVEL – NACI Writers Indonesia

7. Penggunaan kata “kan” dalam dialog


Perhatikan contoh di bawah ini.

Contoh :
“Dia itu kekasihmu, kan?”
Perhatikan cara meletakannya. Tak jarang kita menemukan kalimat seperti ini dalam beberapa cerita.
Letakkan tanda (,) sebelum menulis kata “kan” dalam dialog.

Contoh serupa :
“Belajar yang rajin ya, Nak.”
Kalimat seperti itupun berlalu penggunaan tanda (,) sebelum kata “Nak.”
Catatan : kata “Nak” dalam dialog huruf awalnya besar, karena itu merupakan panggilan pengganti
untuk seorang anak. (Nak, Nduk, Non, dll).

Kenapa harus begitu? Ya memang ketentuannya sudah seperti itu. Dan tulisanmu pun akan semakin
enak di baca serta para pembaca tidak salah dalam menafsi an makna.

Berlaku juga untuk kata panggilan seperti :


“Warna senja itu indah. Iya kan, Kak?”
“Aku tidak bohong kok, Bun.”

8. Penggunaan nama dan panggilan dalam dialog


Contoh 1 :
“Aku harap Ayah merestui pernikahan kami,” ucap David penuh harap.
Contoh 2 :
“Aku berharap ayahmu merestui pernikahan kita,” kata Nia lirih.

Perhatikan antara contoh satu dan dua. Di contoh pertama, kata “Ayah” diawali dengan huruf
kapital. Kenapa? Karena orang yang di maksud ada di sana. Atau terlibat dalam percakapan tersebut.
Sedangkan di contoh kedua, kata “ayah” di awali dengan huruf kecil yang mana menandakan sang
ayah tidak ada di sana. Atau tidak terlibat dalam percakapan tersebut.

Contoh 3 :
“Menurut pak Aldi, tidak seharusnya kita melewati jalan ini.”

Contoh 4 :
“Terimakasih Pak Aldi atas kerjasamanya.”

Nah, apabila menemukan kalimat seperti pada contoh nomor tiga dan empat, perhatikan baik-baik.

Di contoh nomor 3, kata “pak Aldi” huruf awalnya ditulis kecil dan huruf keduanya ditulis besar
karena merupakan nama orang. Ini sama seperti contoh nomor 1, yang mana pak Aldi tidak terlibat
dalam percakapan tersebut.

Di contoh nomor 4, kata “Pak Aldi” huruf awalnya ditulis besar dan huruf keduanya ditulis besar
karena merupakan nama orang. Ini sama seperti contoh nomor 2, yang mana pak Aldi terlibat dalam
percakapan tersebut.

Tambahan :
-Huruf awal dalam dialog harus kapital.
-Nama orang atau panggilan pun harus menggunakan huruf kapital. (Kimel, Mel, dll).

Oke guys … itulah sedikit informasi yang dapat aku bagi pada kalian. Semoga bermanfaat, ya.
Ingat! Tanda baca itu penting dan enggak ada salahnya belajar menggunakan tanda baca yang baik
dan benar.
https://naciwritersindonesia.wordpress.com/2017/06/18/tata-cara-menulis-dialog-pada-cerpen-dan-novel/ 4/5
27/2/2018 TATA CARA MENULIS DIALOG PADA CERPEN DAN NOVEL – NACI Writers Indonesia

“Selagi mampu, lakukanlah!


Selagi bermanfaat, pelajarilah!
Dan selagi bisa, perbaikilah!”
Jangan jadi kayak Nobita yang selalu mengandalkan doraemon. Tapi, jadilah seperti Thomas Alfa
Edison yang sudah gagal 99 kali, namun ia tetap tidak menyerah. Hingga akhirnya, penemuannya
berhasil di percobaannya yang ke 100.
Naruto aja pengen punya jurus seribu bayangan belajar dulu, kan? Yup! Intinya, enggak ada yang
instan di dunia ini, Percayalah, selagi kita mau berusaha, mau belajar, dan mau memperbaiki, pasti
akan selalu ada jalan. Dan hasil yang di dapat juga memuaskan. Tidak ada hasil yang mengkhianati
usaha. Masa kamu kalah sama Naruto? :p

So, sampai jumpa di artikelku yang lainnya, ya.


Salam Dandelion ….

Advertisements

One thought on “TATA CARA MENULIS DIALOG PADA


CERPEN DAN NOVEL”

mantap!

dhymaudy , June 19, 2017 at 6:22 am


REPLY

Blog at WordPress.com.

https://naciwritersindonesia.wordpress.com/2017/06/18/tata-cara-menulis-dialog-pada-cerpen-dan-novel/ 5/5

Anda mungkin juga menyukai